Beton ANALISIS DAN PEMBAHASAN

D. Aksi-aksi Lain.

1. Gesekan pada perletakan Gesekan pada perletakan termasuk pengaruh kekakuan geser dari perletakan elastomer. Gaya akibat gesekan pada perletakan dihitung dengan menggunakan hanya beban tetap, dan harga rata-rata dari koefisien gesekan atau kekakuan geser apabila menggunakan perletakan elastomer. b. Pengaruh getaran Getaran yang diakibatkan oleh adanya kendaraan yang lewat diatas jembatan dan akibat pejalan kaki pada jembatan penyeberangan merupakan keadaan batas daya layan apabila tingkat getaran menimbulkan bahaya dan ketidak nyamanan seperti halnya keamanan bangunan. Getaran pada jembatan harus diselidiki untuk keadaan batas daya layan terhadap getaran. Satu lajur lalu lintas rencana dengan pembebanan beban lajur D, dengan factor beban 1,0 harus ditempatkan sepanjang bentang agar diperoleh lendutan statis maksimum pada trotoar. Lendutan ini jangan melampui apa yang diberikan dalam gambar 17 RSNI T- 02-2005 untuk mendapatkan tingkat kegunaan pada pejalan kaki.

2.5. Beton

a. Klasifikasi Lingkungan Persyaratan untuk struktur dan komponen beton bertulang dengan umur rencana 50 tahun atau lebih, diberlakukan sehubungan dengan kondisi Universitas Sumatera Utara dan klasifikasi lingkungan. Klasifikasi lingkungan yang berpengaruh terhadap struktur beton adalah seperti diberikan pada tabel berikut. Table 2.2. Klasifikasi lingkungan terhadap struktur beton Keadaan permukaan dan lingkungan Klasifikasi lingkungan 1. Komponen struktur yang berhubungan langsung dengan tanah : a Bagian komponen yang dilindungi lapisan tahan lembab atau kedap air. b Bagian komponen lainnya di dalam tanah yang tidak agresif. A A 2. Komponen struktur di dalam ruangan tertutup di dalam bangunan, kecuali untuk keperluan pelaksanaan dalam waktu yang singkat. A 3. Komponen struktur di atas permukaan tanah dalam lingkungan terbuka : a Daerah di pedalaman 50 km dari pantai di mana lingkungan adalah, i bukan daerah industri dan berada dalam iklim yang sejuk. ii bukan daerah industri namun beriklim tropis. iii daerah industri dalam iklim sembarang. b Daerah dekat pantai 1 km sampai 50 km dari garis pantai, iklim A B1 B1 4. Komponen struktur di dalam air : a Air tawar. b Air laut : i terendam secara permanen. B1 5. Komponen struktur di dalam lingkungan lainnya yang tidak terlindung dan tidak termasuk dalam kategori yang disebutkan di atas. U Khusus untuk klasifikasi lingkungan “U”, mutu dan karakteristik beton harus ditentukan secara khusus agar dapat menjamin keawetan jangka panjang komponen struktur dalam lingkungan tidak terlindung yang khusus. b. Selimut beton Tebal selimut beton untuk tulangan harus diambil nilai tebal selimut beton yang terbesar sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan untuk keperluan pengecoran dan untuk perlindungan terhadap karat. Tebal selimut Universitas Sumatera Utara beton untuk keperluan pengecoran tidak boleh kurang dari nilai yang terbesar dari ketentuan berikut : 1. 1,5 kali ukuran agregat terbesar. 2. Setebal diameter tulangan yang dilindungi atau 2 kali diameter tulangan terbesar bila dipakai berkas tulangan. Untuk perlindungan terhadap karat harus diambil tebal selimut beton sebagai berikut : 1. Bila beton dicor di dalam acuan sesuai dengan spesifikasi yang berwenang dan dipadatkan sesuai standar, selimut beton harus diambil tidak kurang dari ketentuan yang diberikan pada Tabel 2.3. untuk klasifikasi tidak terlindung. 2. Bila beton dicor di dalam tanah, tebal selimut ke permukaan yang berhubungan dengan tanah diambil seperti yang disyaratkan dalam Tabel 2.3., namun harganya dinaikkan 30 mm atau 10 mm jika permukaan beton dilindungi lapisan yang kedap terhadap kelembaban. 3. Bila beton dicor di dalam acuan kaku dan pemadatannya intensif, seperti yang dicapai dari hasil meja getar, digunakan selimut beton minimum seperti disyaratkan pada Tabel 2.4. 4. Bila komponen struktur beton dibuat dengan cara diputar, dengan rasio air-semen kurang dari 0,35 dan tidak ada toleransi negatif pada pemasangan tulangannya, selimut ditentukan sesuai Tabel 2.5. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara komponen struktur jembatan yang diperhitungkan terhadap lentur, geser, lentur dan aksial, geser dan puntir, harus didasarkan pada cara Perencanaan berdasarkan Beban dan Kekuatan Terfaktor PBKT atau cara ultimit. Untuk perencanaan komponen struktur jembatan yang mengutamakan suatu pembatasan tegangan kerja, seperti untuk perencanaan terhadap lentur dari komponen struktur sesuai kebutuhan perilaku deformasinya, atau sebagai cara perhitungan alternatif, dapat digunakan cara Perencanaan berdasarkan Batas Layan PBL. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting bagi masyarakat, sebab semakin banyaknya pengguna jalan yang memakai jalan untuk keperluan industri, pengangkutan barang dan jasa , maupun untuk kegiatan sehari – hari . Melihat angka pertumbuhan lalu lintas yang semakin tinggi dari tahun ketahun sehingga pada suatu saat nanti diperkirakan akan timbul permasalahan dimana kapasitas jalan maupun jembatan tidak mampu lagi menerima atau menampung arus lalu lintas yang ada sehingga akan terjadi kemacetan – kemacetan. Jembatan merupakan suatu bagian darijalan raya yang berfungsi untuk menghubungkan jalanyang terputus yang disebabkan adanya rintangan seperti sungai, danau, lembah, jurang dan lain lain. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah konstruksi. Segala sesuatunya harus dipertimbangkan dari segi ekonomis, efisien, dan daya tahan dari suatu material yg digunakan dalam sebuah konstruksi. Perkembangan teknologi di dunia konstruksi membawa dampak positif, seperti misalnya perkembangan dalam pemilihan material dan profil dari suatu gelagar jembatan Universitas Sumatera Utara