D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1.
Diduga  bahwa  keterlibatan  konsumen  dalam  proses  pengambilan keputusan  pembelian  produk  susu  instan  di  pasar  modern  kota  Surakarta
memiliki keterlibatan yang tinggi
high involvement
. 2.
Diduga bahwa perbedaan antar merek produk susu nstan di pasar modern kota  Surakarta  adalah  masih  terdapat  perbedaan  merek  yang  jelas
significant
. 3.
Diduga tipe perilaku konsumen susu instan di pasar modern kota Surakarta adalah perilaku pembelian yang komplek
complex buying behavior
. E.
Asumsi
1. Responden merupakan pengambil keputusan dalam pembelian susu instan
yang mewakili rumah tangga. 2.
Keputusan  diambil  secara  rasional  dengan  mengevaluasi  atribut-atribut
produk susu instan yang dipertimbangkan. F.
Pembatasan Masalah
1. Pada  penelitian  ini  diteliti  dua  masalah  yaitu  keterlibatan  dan  beda  antar
merek susu instan sehingga perilaku konsumen susu instan bisa diketahui. 2.
Atribut  produk  yang  dipertimbangkan  konsumen  dalam  membeli  susu instan,  yaitu    cita  rasa,  pilihan  rasa,  kemasan,  desain  kemasan,  distribusi,
kapasitas isi, hadiah dan produsen. 3.
Merek  susu  instan  yang  diteliti  adalah  merek  susu  bubuk  instan pertumbuhan  anak-anak  untuk  merek  susu  SGM,  Dancow,  Frisianflag,
Bebelac, Sustagen, dan Vitalac. 4.
Konsumen yang diteliti adalah konsumen akhir, yaitu  yang tidak bertujuan untuk menjual kembali.
5. Konsumen  pasar  modern  adalah  orang  yang  melakukan  pembelian  di
swalayan saat penelitian dilakukan.
G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Perilaku  konsumen  susu  instan  adalah  kegiatan  individu  yang  secara
langsung  terlibat  dalam  mendapatkan  dan  menggunakan  susu  instan,
termasuk  didalamnya  proses  pengambilan  keputusan  pada  persiapan  dan penentuan  kegiatan-kegiatan  tersebut.  Perilaku  konsumen  diukur  dari
tingkat  keterlibatan  konsumen  dan  perbedaan  antar  merek  susu  instan melalui pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang ada di dalam kuisioner.
2. Keterlibatan  konsumen  susu  instan  adalah  tingkat  kepedulian  atau  minat
terhadap  proses  pembelian susu instan  yang  dibangkitkan oleh  arti  penting pembelian  tersebut.  Keterlibatan  konsumen  diukur  dengan  pemberian  skor
dari  1  untuk  yang  paling  rendah  dan  7  untuk  yang  paling  tinggi  sesuai dengan  persepsi  konsumen  menilai  susu  instan  mengenai  dimensi  yang
diteliti  sesuai  dengan  desain  keterlibatan  yang  dikembangkan  oleh Zaickhowsky
dalam
Engel,
et al
1994. 3.
Merek  susu  instan  adalah  suatu  nama,  istilah,  simbol,  desain  atau kombinasinya  yang  dimaksudkan  untuk  memberi  tanda  pengenal  susu
instan  dari  penjual  dan  untuk  membedakannya  dari  susu  instan  yang dihasilkan  oleh  pesaing.  Merek  susu  instan  diukur  dengan  menanyakan
merek  apa  yang dibeli, kemudian penilaian atribut susu instan berdasarkan persepsi  konsumen  mengenai  kualitas  dari  merek  tersebut  dengan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuisioner. Pengukuran perbedaan merek dilakukan  dengan  uji  Anova  satu  arah  sehingga  didapatkan  beda  antar
merek tersebut signifikan atau tidak. 4.
Kemasan  susu  instan adalah pengemasan  yang  membuat suatu merek  susu instan  kelihatan  lebih  menarik  sehingga  dapat  menciptakan  suatu  kesan
dalam benak konsumen yang dapat mendorong mereka untuk membeli atau tidak membeli suatu merek susu instan tersebut. Diukur dengan pemberian
skor  sesuai  penilaian  konsumen  yaitu  1  sangat  kurang,  2  kurang,  3 cukup, 4 baik, 5 sangat baik dalam menilai kemasan susu instan.
5. Desain  kemasan  susu  instan  adalah  rancangan  kemasan  suatu  merek  susu
instan.  Pembuatan  desain  kemasan  susu  instan  ini  bertujuan  untuk memberikan  identitas  bagi  suatu  merek  susu  instan,  sebagai  daya  tarik,
informasi dan cermin inovasi produk susu instan. Diukur dengan pemberian skor  sesuai  penilaian  konsumen  yaitu  1  sangat  kurang,  2  kurang,  3
cukup,  4  baik,  5  sangat  baik  dalam  menilai  desain  kemasan  susu instan.
6. Kapasitas  isi  susu  instan  adalah  ukuran  berat  suatu  merek  susu  instan  per
bungkus,  yang  dinyatakan  dalam  satuan  Gram.  Diukur  dengan  pemberian skor  sesuai  penilaian  konsumen  yaitu  1  sangat  kurang,  2  kurang,  3
cukup, 4 baik, 5 sangat baik dalam menilai kapasitas isi susu instan. 7.
Cita  rasa  susu  instan  adalah  sensasi  susu  instan  yang  menggugah  seorang konsumen  untuk  bertindak  dengan  cara  yang  tepat.  Diukur  dari  penilaian
konsumen terhadap cita rasa tersebut dengan pemberian skor yaitu 1 sangat tidak  enak,  2  tidak  enak,  3  cukup,  4  enak,  5  sangat  enak  dalam
menilai cita rasa susu instan. 8.
Pilihan  rasa  susu  instan  adalah  perpaduan  dan  jumlah  varian  rasa  yang berbeda-beda dari suatu merek susu instan, misalnya vanila, coklat dan lain-
lain.  Diukur  dengan  pemberian  skor  sesuai  penilaian  konsumen  yaitu  1 sangat kurang, 2 kurang, 3 cukup, 4 banyak, 5 sangat banyak dalam
menilai pilihan rasa susu instan. 9.
Distribusi  susu  instan  adalah  kemudahan  konsumen  dalam  memperoleh suatu  merek  susu  instan,  apakah  suatu  merek  susu  instan  tersebut  sudah
tersebar  ke  berbagai  tempat  baik  supermarket,  pasar  tradisional  maupun warung-warung  rumah  tangga.  Diukur  dengan  pemberian  skor  sesuai
penilaian  konsumen  yaitu  1  sangat  sulit,  2  sedikit  sulit,  3  sedang,  4 mudah, 5 sangat mudah dalam menilai distribusi susu instan.
10. Produsen  susu  instan  adalah  perusahaan-perusahaan  yang  menghasilkan
susu instan dan terdaftar resmi dalam daftar produsen susu instan, misalnya PT  Nestle  Indonesia    dan  PT  Frisianflag  Indonesia.  Diukur  dengan
pemberian  skor  sesuai  penilaian  konsumen  yaitu  1  sangat  buruk,  2 buruk,  3  cukup,  4  baik,  5  sangat  baik  dalam  menilai  produsen  susu
instan. 11.
Hadiah  susu  instan  adalah  tambahan  khusus  yang  diberikan  oleh  suatu produsen  susu  instan  untuk  menarik  minat  konsumen  agar  bersedia  untuk
membeli  susu  instan  yang  diproduksinya.  Diukur  dengan  pemberian  skor
sesuai penilaian konsumen yaitu 1 sangat kurang, 2 kurang, 3 cukup, 4 banyak, 5 sangat banyak dalam menilai hadiah susu instan.
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian
Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang memusatkan diri pada masa sekarang,
pada masalah-masalah aktual. Data yang telah dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis Surakhmad, 1998.
Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok Singarimbun dan Effendi, 1995.
B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Susu bubuk dipilih untuk dijadikan bahan penelitian karena pengeluran rumah  tangga  di  Kota  Surakarta  yang  merupakan  Kota  terpadat  di  Jawa
Tengah Jawa Tengah Dalam Angka, 2008, rata-rata pengeluaran untuk susu bubuk  lebih  tinggi bila  dibandingkan dengan  susu  kental manis  ataupun  susu
cair yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata Pengeluaran Rumah Tangga per Minggu Untuk Susu di
Kota Surakarta Tahun 2008 No.
Makanan Jadi Nilai Konsumsi Rp
1 Susu Murni
15 2
Susu Cair Pabrik 49
3 Susu Bubuk
742
4 Susu Kental Manis
367 Sumber : Badan Pusat Statistik 2008
Lokasi penelitian ditentukan dengan metode
purposive sampling
, yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian Singarimbun dan Effendi, 1995. Pertimbangan yang digunakan adalah memilih satu swalayan pada tiap wilayah agar sampel yang diambil
dapat mewakili konsumen yang ada di Surakarta dan tempat tersebut boleh dilakukan penelitian. Pasar swalayan tersebut merupakan swalayan yang