Analisis Sikap Konsumen Dalam Membeli Daging Sapi Di Pasar Modern Di Kota Medan
Lampiran 1. Karakteristik Responden Daging Sapi di Pasar Modern
Nomor
Sampel Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan
Jumlah Anggota Keluarga 1 R. Sihombing 57 SMA Pensiunan Rp. 2.500.001 -
Rp. 5.000.000 4 2 Yeni 52 Diploma Ibu Rumah Tangga > Rp. 7.500.00 3 3 R. Rajagukguk 53 Sarjana BUMN / Pegawai Negeri
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 4 4 Rahimah 46 Sarjana BUMN / Pegawai Negeri
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 6 5 Nurmaida Sitorus 58 Diploma Pensiunan
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 6 6 Nelfita 20 SMA Pelajar / Mahasiswa > Rp. 7.500.000 5 7 Silvana L. Napitupulu 34 Sarjana Wiraswasta
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 2 8 Media Gusti 50 Sarjana Ibu Rumah Tangga
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 6 9 Hj. Ellya Hanum Parida, SE 47 Sarjana Pegawai Swasta > Rp. 7.500.000 6 10 Cut Aisyah 56 Diploma BUMN / Pegawai Negeri
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 4 11 Hj. Fadhillah Adam 51 Diploma Ibu Rumah Tangga
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 5 12 Dewi 48 Diploma BUMN / Pegawai Negeri > Rp. 7.500.000 5 13 Magdalena Manurung, S.E 51 Sarjana Wiraswasta > Rp. 7.500.000 4 14 Vience T. 45 Diploma Ibu Rumah Tangga
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 4 15 Sucahyo Hidayat 53 Diploma BUMN / Pegawai Negeri
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 4 16 Lenny Limbong 41 Diploma BUMN / Pegawai Negeri > Rp. 7.500.000 5 17 Darmawati 53 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 4 18
Hotma Hry Simanjuntak,
S.E 51 Sarjana Ibu Rumah Tangga
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 3 19 Osmawid Simatupang 49 Diploma Ibu Rumah Tangga
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 5 20 Michael 22 Sarjana Wiraswasta > Rp. 7.500.000 3 21 Elisabet 53 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 3 22 Ny. Tobing Br. Hutapea 60 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 2 23 Betty Marpaung 56 Sarjana Ibu Rumah Tangga > Rp. 7.500.000 4 24 Sri Haryati 48 Sarjana Ibu Rumah Tangga
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 4 25 Sri Hariyani Hrp 47 Diploma BUMN / Pegawai Negeri
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 6 26 Jean Sitompul 48 Sarjana Wiraswasta
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 3 27 Jusni Susanna 48 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 3 28 R. Lumbangaol 42 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 5 29 Siti Nurkhaliza 54 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 3 30 Azizah Lubis 52 Pascasarjana BUMN / Pegawai Negeri
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 6 31 Anna Haurissa 60 Sarjana Pensiunan
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 4
(2)
33 Ernida 54 Sarjana Ibu Rumah Tangga
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 8 34 Drs. Ali Amran, M.Hum 47 Pascasarjana Pegawai Swasta
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 5 35 Siti Rosmiana Girsang 49 SMA Pegawai Swasta
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 4 36 Ny. S. Saragih 62 SMA Wiraswasta
Rp. 1.000.000 - Rp. 2.500.000 3 37 Ari Puspita Sari 23 SMA Wiraswasta
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 4 38 Siti Fatimah 53 SMA Wiraswasta
Rp. 2.500.001 - Rp. 5.000.000 4 39 Sri Wahyuni 46 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 4 40 Sri Sumiartaty 46 SMA Ibu Rumah Tangga
Rp. 5.000.001 - Rp. 7.500.000 5
(3)
Lampiran 2. Tingkat Kepercayaan (bi)
No.Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
1 -2 -1 2 -2 -1 -2 0
2 -2 -1 2 -2 -1 -2 -1
3 -2 -1 2 0 0 -2 -1
4 -2 -2 0 -2 -2 -1 -1
5 -2 -2 2 -2 2 -1 -1
6 -2 0 2 0 0 -1 0
7 -2 -2 -2 -2 2 -2 1
8 -2 0 2 -2 1 -2 -1
9 -2 0 0 -2 2 -2 -1
10 -2 0 -2 -1 -1 -1 1
11 -2 0 2 -2 1 -2 -1
12 -2 -1 2 -2 -2 -2 -1
13 -2 0 2 -2 1 -2 1
14 -2 -2 2 -2 -2 -2 0
15 -2 -2 0 -2 0 -2 -1
16 -2 -1 -2 -2 -1 -2 -2
17 -2 -1 2 -1 -1 -2 0
18 -2 -1 2 -2 -2 -2 0
19 -2 -1 2 -2 -1 -2 -1
20 -2 -1 2 0 -1 -2 0
21 -2 -1 2 -1 -1 -2 0
22 -2 0 2 -1 0 -2 0
23 -2 -2 2 0 1 -1 0
24 -2 -2 2 -2 -1 -1 -1
25 -2 -2 -2 0 0 -1 -1
26 -2 -1 2 -2 -1 -1 0
27 -2 -1 2 -2 -1 -1 0
28 -2 -2 2 -2 -1 -1 0
29 -2 -2 2 0 -2 -2 0
30 -2 -1 2 0 -1 -2 1
31 -2 -1 2 -2 -1 -2 1
32 -2 -1 2 -2 -1 -2 -2
33 -2 -1 -2 -1 0 -1 0
34 -2 -1 2 -2 2 -2 -1
35 -2 -1 -2 -2 0 -1 -1
36 -2 -1 2 -2 -1 -1 0
(4)
39 -2 -2 2 0 -1 2 0
(5)
Lampiran 3. Tingkat Kepentingan (ei)
No.Responden X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
1 -1 -1 -1 0 1 -1 -1
2 -2 -2 -2 -2 1 -2 -2
3 -1 -1 0 -2 -1 -2 -2
4 -1 -2 -2 -1 0 -2 -1
5 -1 -2 1 -1 0 -2 -2
6 -2 -2 -1 -2 2 -2 0
7 0 -1 0 -1 -2 -1 -1
8 -2 -2 -1 -1 1 -1 -1
9 -2 -2 -2 -1 1 -2 -1
10 -1 -2 -1 -2 0 -1 -1
11 0 -2 -1 -1 1 -2 -1
12 -2 -2 -2 -2 1 -2 -2
13 -1 -2 -1 -1 -1 -2 -2
14 -1 -1 0 -1 0 -2 -2
15 -2 -2 -1 -2 -1 -2 -2
16 0 -2 -1 -2 -1 -2 -2
17 -2 -2 0 -2 -1 -2 -1
18 -2 -2 0 -2 -1 -2 -2
19 -1 -2 0 -2 -1 -2 -1
20 2 -2 0 -1 -2 -1 -2
21 -1 -1 0 -2 0 -2 -1
22 -1 -1 0 -2 0 -2 -1
23 -1 -2 -1 -1 1 -2 -2
24 0 -1 -1 -2 -2 -2 -1
25 -1 -2 -2 -2 0 -1 -1
26 -2 -1 -1 -1 1 -1 -1
27 -1 -1 -1 -1 1 -1 -1
28 -2 -2 -1 -1 1 -2 -1
29 -2 -2 -2 -2 -1 -2 -1
30 -1 -2 -2 -1 0 -2 -1
31 -1 -1 0 -1 -1 -2 -1
32 -2 -2 0 -2 1 -2 -2
33 -1 -2 -2 -1 0 -1 -2
34 -2 -2 1 -2 0 -1 -1
35 -1 -2 -2 -2 0 -2 -2
36 -2 -2 0 -1 0 -1 -1
37 -2 -2 -1 -1 2 -2 -2
38 0 0 -1 -1 0 -1 -1
(6)
(7)
DAFTAR PUSTAKA
Anonimousa
tanggal 13 Agustus 2014
Anonimousb.2014.Daging Sapi
13 Agustus 2014
Anonimousc.2014.Teori Preferensi Konsumen
pada tanggal 13 Agustus 2014
Gunawan, Lia.2012.Analisa Perbandingan Kualitas Fisik Daging Sapi Impor dan Daging Sapi Lokal.Skripsi.Universitas Kristen Petra
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2009.Manajemen Pemasaran.Penerbit Erlangga.Jakarta
Mandiri, Tim Karya Tani.2010.Pedoman Budidaya Beternak Sapi Potong.Nuansa Aulia.Bandung
Nitisusastro, Mulyadi.2012.Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan.Alfabeta.Bandung
Soeparno.2011. Ilmu Nutrisi & Daging Sapi.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
Sudrajat, M.1985.Statistik Non Parametrik.Armico.Bandung.
Sugiono.2002.Metode Penelitian Pendidikan.Penerbit Alfabeta.Bandung Suhardjo.2008.Perencanaan Pangan dan Gizi.Bumi Aksara.Bogor Suhardjo.1986.Pangan, Gizi, dan Pertanian.Penerbit Universitas Indonesia.Jakarta
Supriana, Tavi.2013.Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian.Diktat.Medan Suyanto, Bagong dan Sutinah.2011.Metode Penelitian Sosial.Kencana Prenada Media Group.Jakarta
Winarno.1993.Pangan Gizi, Teknologi, dan Konsumen.PT. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta
Wijaya, Marissa Arum.2008.Analisis Preferensi Konsumen Dalam Membeli Daging Sapi di Pasar Tradisional Kabupaten Purworejo.Skripsi.Surakarta
(8)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive dilakukan di Kota Medan, yaitu di Hypermart Sun Plaza dan Brastagi Supermarket. Berdasarkan pertimbangan
bahwa di kedua pasar modern tersebut tersedia daging sapi lokal dan daging sapi
impor (Hasil Survey, 2014).
3.2 Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
yaitu konsumen yang membeli daging sapi di lokasi penelitian. Jumlah sampel
yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah 40 responden.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang
sudah dipersiapkan. Dari data primer yang dilakukan dengan wawancara ini maka
diperoleh data karakteristik responden dan penilaian konsumen terhadap atribut
daging sapi. Data sekunder adalah data yang dicatat secara sistematis dan dikutip
secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait
degan penelitian ini. Data diambil dari Badan Pusat Statistik, situs internet dan
(9)
penelitian ini adalah data mengenai deskripsi wilayah, keadaan penduduk, dan
beberapa referensi yang berkaitan.
3.4 Metode Analisis Data Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dengan menganalisis variable nama, umur, pendidikan
terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan, jumlah anggota keluarga,
frekuensi pembelian daging sapi, jenis daging sapi yang dibeli dan jumlah
pembelian daging sapi. Analisis ini digunakan untuk menkaji bagaimana
karakteristik konsumen terhadap pembelian daging sapi di pasar modern.
Model sikap Multiatribut Fishbein
Model sikap Multiatribut Fishbein digunakan untuk memperoleh sikap konsumen
terhadap atribut daging sapi. Berdasarkan model ini, sikap terhadap objek tertentu
didasarkan pada peringkat kepercayaan yang diringkas mengenai atribut objek
yang bersangkutan yang diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut produk.
Secara simbolis, formulasi model Fishbein dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Ao : Sikap terhadap objek
bi : Tingkat percayaterhadap atribut I
ei : Nilai penting terhadap atribut i
(10)
Langkah pertama yang dilakukan dalam menghitung sikap adalah menentukan
atribut objek. Atribut yang digunakan dalam analisis ini berjumlah tujuh atribut
yang terdiri dari harga, kesegaran, sertifikasi, rasa, lemak, warna, dan tekstur
daging. Penentuan ketujuh atribut ini didasarkan pada hasil pengamatan yang
dilakukan di wilayah penelitian serta berdasarkan artikel-artikel dan buku-buku
yang terkait dengan penelitian.
Langkah kedua adalah menentukan pengukuran terhadap komponen kepercayaan
(bi) dan komponen evaluasi (ei). Komponen bi menggambarkan seberapa kuat
konsumen percaya bahwa objek memiliki atribut yang diberikan. Kekuatan
kepercayaan biasanya diukur pada skala dengan 5 (lima) angka dari kemungkinan
yang disadari yang berjajar dari sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak
setuju (2), sampai sangat tidak setuju (1).
Kemudian untuk mencari nilai kepercayaan terhadap daging sapi(bi) dan nilai
penting (ei) dilakukan dengan membagi banyaknya jawaban responden dengan
jumlah responden, yaitu:
bidan ei = 5�+4�+3�+2�+�
�+�+�+�+�
bi : nilai percaya terhadap atribut daging sapi
ei : nilai penting terhadap atribut daging sapi
a : jumlah responden yang memilih sangat setuju
b : jumlah responden yang memilih setuju
c : jumlah responden yang memilih netral
d : jumlah responden yang memilih tidak setuju
(11)
Konsumen akan menganggap atribut produk memiliki tingkat kepentingan yang
berbeda.Adapun komponen ei yaitu menggambarkan evaluasi(nilai penting)
konsumen terhadap atribut daging sapi secara menyeluruh.Evaluasi (nilai penting)
ini dilakukan pada skala evaluasi 5 (lima)angka, dimana hal tersebut
menunjukkan nilai sangat penting (5), penting (4),netral (3), tidak penting (2) dan
sangat tidak penting (1).
Sementara komponen bi menggambarkan kepercayaan (tingkat pelaksanaan)
konsumen terhadap atribut daging sapi secara menyeluruh. Nilai kepercayaan
(tingkat pelaksanaan) ini dilakukan pada skala 5 (lima) angka yaitu menunjukkan
nilai sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak
setuju (1).
Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan keseluruhan respon untuk bidang ei.
Setiap skor kepercayaan (bi) harus terlebih dahulu dikalikan dengan skorevaluasi
(ei) yang sesuai. Kemudian seluruh hasil perkalian harus dijumlahkansehingga
dari hasil tabulasi dapat diketahui sikap konsumen (Ao) terhadap produkdengan
membandingkannya dengan skala interval dengan rumus sebagai berikut
Skala Interval = �+�
�
Keterangan :
m : Skor tertinggi
n : Skor terendah
(12)
Maka besarnya range untuk tingkat kepercayaan dan tingkat evaluasi (kepentingan) adalah :
5+1 5
=
0,8Sehingga pembagian kelas berdasarkan tingkat kepercayaan dan tingkat
kepentingan adalah :
Skor Interpretasi tingkat
kepercayaan
Interpretasi tingkat kepentingan
1 – 1,8 Sangat tidak baik Sangat tidak penting
1,8 – 2,6 Tidak baik Tidak penting
2,6 – 3,4 Netral Netral
3,4 – 4,2 Baik Penting
4,2 – 5 Sangat baik Sangat penting
Sementara besarnya range untuk kategori sikap adalah:
[(5�5)−(1�1)]
5 = 4,8
Sehingga pembagian kelas berdasarkan sikap (Ao) adalah :
Skor Interpretasi Sikap
1 – 5,8 Sangat buruk
5,8 – 10,6 Buruk
10,6 – 15,4 Netral
15,4 – 20,2 Baik
(13)
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi Operasional
1. Daging Sapi adalah
digunakan untuk keperluan konsumsi makanan.
2. Preferensi Konsumen adalah selera subjektif (individu), yang diukur
dengan utilitas, dari bundel berbagai barang.
3. Perilaku Konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi
produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya
4. Atribut Produk adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen
dalam mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun
kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari
produk itu sendiri
5. Pasar Modern adalah salah satu jenis pasar yang dimana penjual dan
pembeli tidak bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat
label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga.
6. Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan nilai guna suatu barang atau
(14)
3.5.2 Batasan Operasional
1. Penelitian dilaksanakan di kota Medan
2. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli daging sapi
di pasar modern.
(15)
BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Geografis
Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak antara 3º.27 - 3º.47 LU dan 98º.35 - 98º.44 BT, dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 22,49º C – 23,97º C dan suhu maksimum berkisar antara 32,15º C – 34,21º C. Kelembaban udara di wilayah Medan rata-rata 76 – 81 %. Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang pada sebelah utara, selatan, barat dan timur. Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat I di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km². Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.
4.1.2 Medan Petisah
Kecamatan Medan Petisah merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 4.93 km². Kecamatan Medan Petisah berbatasan dengan:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal - Sebelah Timur berbatsan dengan Kecamatan Medan Barat
Dari tujuh kelurahan di Kecamatan Medan Petisah, kelurahan Petisah Tengah memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 1.27 km² sedangkan kelurahan Sei Putih Timur I mempunyai luas terkecil yakni 0.32 km².
(16)
4.1.3 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Medan Tahun 2012 berjumlah 2.122.804 jiwa yang tersebar
disetiap kecamatan di Kota Medan. Jika dibandingkan dengan lahan seluas 265,1 Km2
dapat digambarkan kepadatan penduduk Kota Medan adalah sebanyak 7.987 jiwa/Km2.
a. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Penduduk Kota Medan berjumlah 2.122.804 jiwa dengan 460.084 rumah tangga (RT) yang tersebar disetiap kecamatan di Kota Medan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah dan presentase penduduk adalah pada tabel berikut.
Tabel 2. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan, Tahun 2012
Golongan Laki-Laki Perempuan
Jumlah Umur (Tahun) Jiwa Jiwa
0 – 4 5 – 9 10 – 14
99,365 99,389 96,369 94,516 89,238 90,745 193,885 193,227 187,114 15 – 19
20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54
107,151 114,263 95,927 86,896 78,118 70,535 59,847 49,928 111,075 123,788 99,767 89,404 81,688 73,299 62,115 51,970 218,226 238,551 195,694 176,300 159,806 143,834 121,962 101,898 55 – 59
60 – 64 65 – 69 70 – 74 75+ 38,483 24,422 14,792 9,978 7,312 39,156 22,508 17,588 12,746 12,326 77,639 49,930 32,380 22,724 19,638
Total 1,047,875 1,074,929 2,122,804
Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2012
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa penduduk Kota Medan pada tahun 2012 yang berjumlah 2.122.804 jiwa yang terdiri dari 1.047.875 jiwa laki-laki dan 1.074.929 jiwa perempuan. Dari data tersebut bisa dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki. Tabel 2 juga menunjukkan jumlah usia non
(17)
produktif (0 - 14 tahun) yang terdiri dari bayi, balita, anak-anak, dan remaja tahun adalah sebanyak 569.622 jiwa (26,90%). Jumlah usia produktif yaitu 15 – 54 tahun adalah sebanyak 1.355.771 orang (63,84%). Sedangkan usia manula > 55 adalah 199.311 orang (9,26%). Usia produktif adalah usia dimana orang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif. Dari data dalam tabel 2 menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kota Medan cukup besar.
b. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk melihat lebih jelas mengenai tingkat pendidikan Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)
SD 266.756 31,7
SLTP 116.076 13,8
SLTA 125.639 15,0
Perguruan Tinggi 331.567 39,5
Jumlah 840.038 100
Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2011
Tabel 3 menunjukkan tingkat pendidikan paling besar jumlahnya adalah pada Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 331.567 orang (39,5%). Kemudian diikuti oleh SD sebanyak 266.756 orang (31,7%), SLTA sebanyak 125.639 orang (15,0%). Sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit jumlahnya adalah SLTP yaitu sebanyak 116.076 orang (13,8%).
(18)
Sarana dan prasarana di Kota Medan terdiri dari sekolah, kesehatan, tempat peribadatan, transportasi, dan pasar. Kelima jenis sarana dan prasarana ini tersedia sangat baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana Jumlah
(Unit) 1. Sekolah
a. SD 816
b. SMP 348
c. SMA 200
d. SMK 144
e. Perguruan Tinggi 33
2. Kesehatan
a. Puskesmas 39
b. Pustu 41
c. BPU 357
d. Rumah Bersalin 175
e. Rumah Sakit 75
d. Posyandu 1.406
3. Tempat Peribadatan
a. Mesjid/Musholla 1.740
b. Gereja 751
c. Kuil 34
d. Wihara 22
e. Klenteng 23
4. Panti Asuhan 33
5. Pasar
a. Pasar Tradisional 56
b. Pasar Modern 239
Sumber: BPS, Medan Dalam Angka 2011
Tabel 4 menunjukkan sarana dan prasarana di Kota Medan, dimana untuk sarana dan prasarana untuk sekolah terdiri dari SD sebanyak 816 unit, SMP sebanyak 348 unit, SMA 200 unit, SMK 144 unit, dan Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta, maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kualitas yang beragam.
Sarana kesehatan sangat diperlukan oleh penduduk terutama Kota Medan. Sarana kesehatan yang ada yaitu Puskesmas sebanyak 39 unit, Pustu 41 unit, BPU sebanyak 357
(19)
unit, Rumah Bersalin 175 unit, Rumah Sakit sebanyak 75 unit dan Posyandu sebanyak 1.406 unit yang tersebar di seluruh Kecamatan. Selain itu, sarana peribadatan sangat diperlukan oleh penduduk kota besar seperti Kota Medan. Sarana peribadatan yang ada adalah mesjid/musholla berjumlah 1.740 unit, gereja sebanyak 751 unit, kuil 34 unit, wihara 22 unit dan klenteng 33 unit.
(20)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Responden Daging SapiKarakteristik responden yang diamati meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, dan jumlah anggota keluarga.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang yang berbelanja daging
sapi di pasar modern Hypermart Sun Plaza dan Brastagi Supermarket di kota
Medan. Responden yang dipilih adalah mereka yang membeli dan
mengonsumsi daging sapi dengan harapan responden dapat memberikan
pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman mereka mengenai kedua
daging sapi tersebut.
6.1.1 Jenis Kelamin
Responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
laki-laki dan pereempuan. Dengan jumlah responden berturut turut adalah
perempuan 38 orang (95 persen) dan laki-laki 2 orang (5 persen). Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen terbanyak adalah perempuan yang umumnya
pihak yang mengolah pangan untuk keluarga.
Gambar 4. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
95 % 5 %
Laki-Laki Perempuan
(21)
6.1.2 Usia
Responden berdasarkan kelompok usia dibagi menjadi lima kelompok, yaitu
kelompok usia 17-26 tahun, 27-46 tahun, 37-46 tahun, 47-56 tahun dan
kelompok usia 57 tahun ke atas. Dengan jumlah responden berturut adalah 25
responden (62,5 persen), 6 responden (15 persen), 5 responden (12,5 persen),
3 responden (7,5 persen), dan 1 responden (2,5 persen).
Mayoritas responden yang pernah membeli dan mengonsumsi daging sapi
berada pada kelompok usia 47-56 tahun. Pada kelompok usia ini terdapat
sebanyak 62,5 responden. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen yang
membeli daging sapi baik lokal maupun impor termasuk dalam kelompok
orangtua yang umumnya merupakan pihak yang mengolah pangan keluarga.
Gambar 5. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia
7.5 % 2.5 %
15 %
62.5 % 12.5 %
17 - 26 tahun 27 - 36 tahun 37 - 46 tahun 47 -56 tahun > 56 tahun
(22)
6.1.3 Pendidikan Terakhir
Responden daging sapi lokal dan impor di pasar modern di kota Medan
berdasarkan pendidikan terakhir mereka beragam. Mulai dari SD sampai
dengan pascasarjana. Namun mayoritas responden merupakan lulusan SMA /
sederajat yaitu sebanyak 15 orang (37,5 persen), diikuti oleh kelompok
pendidikan sarjana sebanyak 13 orang (32,5 persen), kelompok pendidikan
diploma sebanyak 10 orang (25 persen), dan kelompok pendidikan
pascasarjana sebanyak 2 orang (5 persen).
Mayoritas responden yang telah membeli dan mengonsumsi daging sapi
adalah mereka yang memiliki pendidikan terakhir SMA / sederajat diikuti
dengan kelompok pendidikan sarjana.
Gambar 6. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Akhir.
37.5 %
25 % 32.5 %
5 %
SMA Sarjana Diploma Pascasarjana
(23)
6.1.4. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaannya didominasi oleh ibu
rumah tangga sebanyak 18 responden (45 persen) diikuti oleh pegawai negeri
sebanyak 8 orang (20 persen), wiraswasta sebanyak 6 orang (15 persen), pegawai
swasta dan pensiunan masing-masing sebanyak 3 orang (3 orang) dan pelajar /
mahasiswa sebanyak 2 orang (5 persen).Responden yang sering mengonsumsi
daging sapi mayoritas adalah kelompok ibu rumah tangga, yaitu sebesar 18 orang
(45 persen). Hal ini dikarenakan kelompok ibu rumah tangga biasanya membeli
dan mengonsumsi daging sapi untuk kebutuhan pangan rumah tangga.
Mayoritas responden yang telah membeli dan mengonsumsi daging sapi di pasar
modern adalah kelompok Ibu rumah tangga.
Gambar 7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
5 %
20 %
7.5 %
15 % 45 %
7.5 %
Pelajar / Mahasiswa Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pensiunan
(24)
6.1.5 Pendapatan Keluarga per Bulan
Berdasarkan tingkat pendapatan per bulan, responden dengan tingkat pendapatan
antara antara Rp 2.500.001 – Rp 5.000.000 per bulan merupakan kelompok
mayoritas, yaitu sebanyak 18 orang (45 persen), diikuti oleh kelompok
berpendapatan Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 sebanyak 9 orang (22,5 persen),
kelompok berpendapatan Rp 5.000.001 – > Rp 7.500.000 masing – masing
sebanyak 8 orang (20 persen) dan kelompok berpendapatan < Rp 1.000.000
sebanyak 1 orang (2,5 persen).
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang
membeli daging sapi di pasar modern adalah kelompok dengan penghasilan Rp
2.500.001 – Rp 5.000.000.
Gambar 8. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga Per Bulan
2.5 %
22.5 %
35 % 20 %
1.2 %
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 - Rp 2.500.000 Rp 2.500.001 - Rp 5.000.000 Rp 5.000.001 - Rp 7.500.000 > Rp 7.500.000
(25)
6.1.6. Jumlah Anggota Keluarga
Responden daging sapi di pasar modern di Kota Medan mayoritas merupakan
kelompok yang memiliki anggota keluarga berjumlah 3-4 orang, yaitu sebanyak
23 orang (57,5 persen), diikuti oleh kelompok dengan jumlah anggota keluarga
5-6 orang sebanyak 14 responden (35 persen), kelompok dengan jumlah anggota 1-2
orang sebanyak 2 orang (5 persen) dan kelompok dengan anggota keluarga 7-8
orang sebanyak 1 orang (2,5 persen).
Berdasarkan data tersebut, konsumen yang menngonsumsi daging sapi baik lokal
maupun impor kebanyakan memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 orang.
Gambar 9. Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
5 %
57.5 % 35 %
2.5 %
1-2 orang 3-4 orang 5-6 orang 7-8 orang
(26)
6.1.7 Frekuensi Membeli Daging Sapi
Responden daging sapi di pasar modern lebih sering membeli daging sapi 2
minggu sekali dengan jumlah 17 responden (42,5 persen) diikuti dengan frekuensi
tidak tentu yaitu sebanyak 16 responden (40 persen) dan seminggu sekali sebanya
7 responden (17,5 persen). Responden yang membeli daging sapi dengan
frekuensi tidak tentu kebanyakan adalah mereka yang membeli daging sapi sesuai
dengan keinginan mereka mengonsumsi daging sapi.
Gambar 10. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Daging sapi
6.1.8 Jenis Daging Sapi
Jenis daging sapi yang lebih banyak disukai responden adalah jenis daging sapi
lokal yaitu 34 responden (85 persen). Sementara responden yang menyukai
daging sapi impor sebanyak 6 responden (15 persen). Responden beranggapan
daging sapi jenis lokal lebih sesuai dengan selera mereka dibandingkan dengan
daging sapi impor.
0
17.5 %
42.5 % 40 %
Setiap hari Seminggu sekali 2 minggu sekali Tidak tentu
(27)
Gambar 11. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Daging Sapi
6.2 Sikap Konsumen Terhadap Daging Sapi
Sikap konsumen terhadap atribut produk daging sapi lokal dan daging sapi impor
dianalisis dengan menggunakan model multiatribut Fishbein. Dalam model ini
penilaian sikap dilakukan dengan menganalisis masing-masing komponen
kepercayaan konsumen terhadap atribut produk (bi) dan komponen evaluasi yang
berhubungan dengan setiap atribut tersebut (ei).
Sikap konsumen terhadap jenis daging sapi (daging sapi lokal atau impor) yang
dipilih oleh responden diperoleh dari nilai rata-rata tingkat kepercayaan (bi) dan
evaluasi atribut produk (ei) yang diberikan responden berdasarkan prioritas.
Kemudian untuk total nilai sikap keseluruhan responden terhadap atribut produk
pada kedua jenis daging diperoleh dengan menjumlahkan nilai sikap
masingmasing responden terhadap atribut produk pada tiap-tiap jenis daging sapi.
Analisis total nilai sikap konsumen terhadap atribut produk secara keseluruhan
pada kedua jenis daging sapi bertujuan untuk mengetahui penilaian masingmasing
konsumen terhadap jenis daging sapi yang mereka pilih.
15 %
85 %
Daging Sapi Impor Daging Sapi Lokal
(28)
Penentuan sikap dilakukan dengan mengurutkan hasil skala interval dari yang
dianggap sangat baik hingga sangat buruk berdasarkan jenis atributnya. Atribut
daging sapi yang diuji sendiri terdiri dari tujuh atribut, yaitu atribut harga,
kesegaran, sertifikasi, rasa, lemak, warna, dan tekstur daging sapi.
6.2.1 Komponen Evaluasi (Nilai Penting)
Komponen evaluasi menunjukkan bobot kepentingan suatu atribut di mata
konsumen. Kategori kepentingan diperoleh dari rentang skala interval mulai dari
1-1,8 = sangat tidak penting, 1,9-2,6 = tidak penting, 2,6-3,4 = biasa, 3,5-4,2 =
penting, 4,3-5 = sangat penting. Dari hasil analisis Multiatribut Fishbein diperoleh
nilai kepentingan (nilai evaluasi) atribut daging sapi yang disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 5. Nilai penting atribut daging sapi.
Atribut Nilai Penting Kategori Nilai Penting Urutan ei
Harga 4,1 Penting 5
Kesegaran 4,6 Sangat Penting 1
Sertifikasi 3,8 Penting 6
Rasa 4,4 Sangat Penting 3
Lemak 2,9 Biasa 7
Warna 4,6 Sangat Penting 2
Tekstur 4,3 Sangat Penting 4
Berdasarkan hasil; evaluasi (ei) responden dapat dilihat bahwa responden menilai
ketujuh atribut daging tersebut penting karena semuanya bernilai positif. Namun
diantara ketujuh atribut tersebut diperoleh 4 atribut yang dinilai sangat penting
(29)
tersebut adalah kesegaran daging sapi, warna, rasa daging sapi, dan tekstur
daging.
Atribut rasa daging sapi merupakan atribut yang dapat ditingkatkan kualisnya
melalui perbaikan pakan atau nutrisi untuk sapi potong serta perbaikan
manajemen pemotongan, seperti pemilihan sapi yang akan dipotong serta
penanganan sebelum dan sesudah pemotongan yang baik.
Dua atribut yang dinilai penting untuk ada dalam sebuah daging sapi, baik lokal
maupun impor karena memiliki nilai antara 3,5-4,2. Kedua atribut tersebut adalah
harga dan sertifikasi. Atribut – atribut tersebut dinilai penting oleh responden
karena mereka menggunakan atribut ini sebagai indikator dalam memilih daging
sapi yang baik. Misalnya atribut harga, adanya perbedaan harga yang mencolok
dapat menjadi faktor pembanding yang digunakan responden sebelum membeli
daging. Hal ini dikarenakan daging sapi ilegal ataupun daging sapi yang tidak
layak jual umumnya memiliki harga yang relatif murah dibandingkan daging sapi
yang berkualitas.
6.2.2 Nilai Percaya (Tingkat Pelaksanaan)
Nilai percaya menunjukkan penilaian konsumen terhadap pelaksanaan atribut
produk daging sapi lokal dan daging sapi impor. Nilai percaya terbagi dalam lima
kelas mulai dari 1-1,8 = sangat tidak baik, 1,9-2,6 = tidak baik, 2,7-3,4 = biasa,
3,5-4,2 = baik, 4,3-5 = sangat baik. Hasil nilai kepercayaan atribut daging sapi
(30)
Tabel 6. Nilai Kepercayaan Atribut (bi) dan Tingkat Pelaksanaan Atribut Daging Sapi.
Atribut Belief Kategori Pelaksanaan
Harga 5 Sangat Baik
Kesegaran 4,1 Baik
Sertifikasi 1,8 Sangat Tidak Baik
Rasa 4,4 Sangat Baik
Lemak 3,4 Biasa
Warna 4,4 Sangat Baik
Tekstur 3,3 Biasa
Dilihat dari hasil penilaian responden terhadap tingkat pelaksanaan atribut (belief)
daging sapi, responden memiliki keyakinan bahwa atibut harga, rasa dan warna
merupakan atribut yang sangat baik diantara atribut – atribut lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai kepercayaan berada di 4,3-5.
Sedangkan untuk atribut yang mendapat nilai kinerja terendah untuk daging sapi
adalah sertifikasi. Hal ini mungkin dikarenakan belum banyak pedagang atau
penjual daging sapi yang memasang sertifikat halal untuk daging sapi yang
mereka jual di pasar modern sehingga masih ada konsumen yang ragu dengan
keamanan daging sapi impor tersebut. Ini dapat diantisipasi penjual daging
dengan memasang sertifikat halal untuk daging sapi yang mereka jual di tempat
yang strategis sehingga konsumen yakin dengan keamanan daging sapi tersebut.
6.2.3 Sikap Responden terhadap Daging Sapi
Nilai sikap konsumen untuk daging sapi lokal dan impor didapatkan setelah
mengalikan skor evaluasi kepentingan (ei) masing-masing atribut dengan skor
(31)
maka akan didapat nilai sikap secara keseluruhan untuk atribut daging sapi. Untuk
lebih jelasnya hasil analisis sikap ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Hasil Analisis Sikap Terhadap Atribut Daging Sapi
Atribut Belief (bi) Evaluation (ei) Sikap (Ao) Kategori
Harga 5 4,1 20,50 Sangat Baik
Kesegaran 4,1 4,6 18,86 Baik
Sertifikasi 1,8 3,8 6,84 Buruk
Rasa 4,4 4,4 19,36 Baik
Lemak 3,4 2,9 9,86 Buruk
Warna 4,4 4,6 20,24 Baik
Tekstur 3,3 4,3 14,19 Biasa
∑ (ei.bi) 109,85
Penentuan interpretasi sikap terhadap daging sapi dibagi menjadi lima kategori,
mulai dari 1-5,8 = sangat buruk, 5,9-10,6 = buruk, 10,7-15,4 = biasa, 15,5-20,2 =
baik, 20,3-25 = sangat baik.
Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa untuk daging sapi yang memiliki
sikap sangat baik adalah harga (20,5). Kemudian atribut yang memiliki nilai baik
adalah warna, rasa, dan kesegaran. Hal ini menunjukkan bahwa atibut – atribut
tersebut merupakan atribut yang disukai oleh responden untuk daging sapi.
Atribut atribut ini juga dapat digunakan oleh pelaku usaha untuk dapat menarik
lebih banyak orang mengkonsumsi daging sapi. Selain itu sikap yang paling
rendah adalah atribut sertifikasi. Ini dikarenakan responden menganggap penting
untuk melihat tingkat keamanan tetapi berbeda hal nya pada tingkat pelaksanaan
yang rendah.
Atribut harga memiliki nilai sikap sebesar 20,5, artinya responden beranggapan
(32)
Sementara pada atribut kesegaran memiliki nilai sikap sebesar 18,86. Tingkat
kesegaran daging sapi yang dijual di pasar modern dinilai baik oleh responden.
Atribut sertifikasi dan lemak memiliki nilai sikap secara berurutan adalah 6,84
dan 9,86. Itu artinya bahwa kedua atribut ini dinilai buruk oleh responden. Mereka
beranggapan tingkat keamanan daging sapi yang dijual di pasar modern sudah
baik meskipun tidak ada sertifikat daging dipajangkan. Demikian juga halnya
dengan kandungan lemak yang melekat pada daging sapi. Responden
beranggapan bahwa mereka memilih daging sapi sesuai dengan bagaimana
mereka ingin mengolah daging tersebut.
Atribut rasa dan warna memiliki nilai sikap yang baik. Secara berurutan nilai
sikap kedua atribut tersebut adalah 19,36 dan 20,24. Pengetahuan atau wawasan
responden tentang atribut daging sapi berpengaruh terhadap bagaimana mereka
melihat produk daging sapi yang sesuai dengan selera mereka. Pada atribut warna,
responden dapat melihat secara langsung bagaimana warna daging yang sesuai
dengan selera mereka.
Demikian halnya dengan tekstur daging sapi yang memiliki nilai sikap sebesar
14,19 yang berarti hal ini dinilai biasa oleh responden. Tekstur daging sapi yang
dijual di pasar modern merupakan hal yang tidak terlalu dipertimbangkan
konsumen. Hal ini bisa kita lihat dari bagaimana nilai sikap konsumen terhadap
(33)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KesimpulanBerdasarkan hasil analisis pada penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara umum karakteristik responden daging sapi di pasar modern adalah
wanita dengan usia 47 – 56 tahun yang bekerja sebagai ibu rumah tangga
dengan pendidikan terakhir adalah SMA, pendapatan keluarga per bulan berada
pada Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000 dengan jumlah anggota keluarga 3-4 orang .
2. Secara keseluruhan sikap konsumen terhadap atribut daging sapi adalah baik.
Atribut yang disikapi sangat baik oleh responden adalah atribut harga. Hal ini
karena responden beranggapan bahwa harga yang ditawarkan sesuai dengan
produk daging sapi yang mereka dapatkan di pasar modern. Sementara atribut
sertifikasi disikapi dengan buruk oleh responden. Hal ini disebabkan responden
beranggapan bahwa produk daging sapi yang dijual di pasar modern adalah
produk daging sapi yang aman tanpa harus menampilkan sertifikat di tempat
jualan daging sapi.
3. Atribut lain yang memiliki sikap baik oleh responden adalah atribut kesegaran,
(34)
6.2 Saran
Kepada pelaku usaha daging sapi:
1. Dengan kualitas yang ditawarkan untuk masing – masing daging,
konsumen menilai bahwa harga daging sapi lokal masih relatif lebih mahal
dibandingkan daging sapi impor. Oleh sebab itu, diperlukan adanya
perbaikan kualitas daging sapi lokal, salah satunya melalui perbaikan
manajemen ternak sehingga didapatkan kualitas daging sapi lokal yang
tidak kalah dengan daging sapi impor.
2. Secara keseluruhan, para pedagang daging sapi disarankan untuk
memasang sertifikat halal daging sapi yang mereka jual di tempat yang
strategis (yang mudah dilihat oleh para pembeli). Hal ini dimaksudkan
untuk meyakinkan para pembeli daging sapi bahwa daging yang dijual di
tempat tersebut adalah daging sapi yang aman untuk dikonsumsi.
Kepada pemerintah:
1. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan pasokan daging sapi impor
untuk menghindari daging sapi yang tidak layak konsumsi oleh
(35)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Daging Sapi
Daging adalah bagian badan ternak yang dimanfaatkan untuk konsumsi manusia.
Daging merupakan otot ternak yang telah disembelih untuk tujuan konsumsi dan
dapat berasal dari berbagai jenis ternak potong, baik ternak besar (sapi, kerbau)
maupun ternak kecil (domba, kambing, dan babi). Di samping jenis-jenis ternak
tersebut, berdasarkan lokasi dan tradisi beberapa ternak lain juga digunakan
sebagai sumber daging untuk konsumsi manusia (Winarno, 1993).
Daging sapi beef) adal
biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah,
penggunaan
cont
banyak diperdagangkan. Akan tetapi seperti di
bersantan seperti
sapi lain seper
berbagai negara tertentu sebagai bahan dasar makanan. Bagian daging sapi yang
kebanyakan dijual adalah cingur, daging iga (sapi), ekor sapi, gandik, glondongan
(daging), has dalam, has luar, hati sapi, jeroan sapi, kaki sapi, kepala sapi, kikil,
(36)
sancan, sanding jamur, sengkel, tanjung, tetelan, dan tulang T (Anonimousb
,
2014).
Daging sapi impor merupakan daging sapi yang didatangkan dari luar negeri
untuk diperdagangkan di dalam negeri. Untuk dapat disebut daging sapi impor,
sapi tersebut dikembangbiakkan dan dipotong bukan di negara pengimpornya.
Daging sapi impor yang selama ini diimpor, sebagian besar merupakan daging
sapi dari negara Australia, Amerika Serikat, dan Jepang. Dari tiga negara tersebut,
setiap daging sapi yang diimpor mempunyai ciri khas tersendiri dan telah
dipotong berdasarkan fungsinya saat dimasak.
Daging sapi lokal merupakan spesies asli Indonesia dan bukan merupakan sapi
impor. Sapi lokal ini termasuk ke dalam rumpun bangsa Zebu dengan ciri-ciri
punuk di atas pangkal leher, telinga lebar, kulit kendur, dan berembun pada
moncongnya. Sapi yang berasal dan tersebar merata di Benua Asia memiliki daya
tahan yang sangat baik dalam melawan panas dan iklim tropis. Sebaliknya, sapi
bangsa Zebu agak peka terhadap hawa dingin. Ada tiga jenis sapi potong local,
yaitu Sapi Jawa, sapi Bali, dan sapi Madura.
Menurut Winarno (1993) jenis sapi lokal Indonesia pada umumnya bukan
merupakan jenis sapi pedaging. Apalagi bila kita amati bahwa hanya sapi-sapi
jantan tua yang dipotong di rumah potong hewan, sapi muda yang masih sehat
biasanya dimanfaatkan untuk tenaga kerja, sehingga otot-ototnya menjadi
semakin liat ketika mencapai umur tua. Di luar negeri, khususnya Amerika
Serikat, mutu daging ditentukan oleh standar yang jelas. Standar tersebut pada
(37)
meliputi warna, tekstur, dan kekenyalannya, serta derajat marbling.Marbling
adalah jumlah dan distribusi lemak yang nampak sebagai noda-noda putih pada
permukaan irisan daging.
Daging sapi mempunyai gizi tinggi, rasa enak dan bermanfaat bagi tubuh manusia
apabila dagingnya baik dan sehat. Daging sapi sangat disukai karena mempunyai
gizi tinggi dan rasanya enak serta gurih. Masyarakat Indonesia biasa memasak
daging sapi dengan berbagai ragam masakan yang dapat merangsang selera
makan. Daging sapi bergizi tinggi, bermanfaat bagi tubuh manusia dan
mempunyai rasa enak hanya diperoleh dari daging yang baik dan sehat. Memilih
daging sapi yang baik adalah hal yang penting dilakukan meskipun bukan
pekerjaan yang mudah.
Menurut Trantono (2011), kualitas daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
pada waktu hewan sebelum dan sesudah dipotong. Kualitas fisik daging sapi
adalah warna daging, rasa dan aroma, perlemakan, dan tektur daging. Pada waktu
sebelum dipotong, faktor penentu kualitas dagingnya adalah tipe ternak, jenis
kelamin, umur, dan cara pemeliharaanyang meliputi pemberian pakan dan
perawatan kesehatan. Sedangkan kualitas daging sesudah dipotong dipengaruhi
oleh metode pemasakan, pH daging, hormon, dan metodepenyimpanan.
Kualitas Fisik Daging Sapi
1) Warna Daging
Warna daging yang baik untuk daging sapi adalah jika daging tersebut berasal dari
sapi dewasa, warna daging yang baik adalah merah terang. Sedangkan untuk
(38)
mempengaruhi warna daging mentah.Beberapa faktor tersebut adalah spesies,
usia, jenis kelamin hewan, cara memotong daging,waterholding (air yang
dikandung) kapasitas daging, pengeringan pada permukaan daging,pembusukan
pada permukaan daging, dan cahaya yang mengenai permukaan daging
2) Tekstur
Kesan keempukan daging secara keseluruhan meliputi tekstur dan melibatkan
tigaaspek yaitu pertama, kemudahan awal penetrasi gigi ke dalam daging; kedua,
mudahnya daging dikunyah menjadi fragmen/potongan- potongan yang lebih
kecil, dan ketiga jumlah sisa fragmen/potongan yang tertinggal setelah
pengunyahan. Menurut Soeparno (2005),keempukan dan tekstur daging
kemungkinan besar merupakan penentu yang paling pentingpada kualitas daging.
Faktor yang mempengaruhi keempukan daging digolongkan menjadi faktor
antemortem seperti genetik dan termasuk bangsa, spesies dan fisiologi, faktor
umur, managemen, jenis kelamin dan stress. Faktor postmortem antara lain
meliputi metodepelayuan (chilling), refrigerasi dan pembekuan termasuk faktor
lama dan temperature penyimpanan serta metode pengolahan termasuk metode
pemasakan dan penambahan bahan pengempuk. Jadi keempukan bisa bisa
bervariasi diantaranya spesies, bangsa, ternak dalam spesies yang sama, potongan
karkas dan diantara otot serta otot yang sama.
3) Perlemakan (marbling)
Marbling adalah garis-garis tipis dan bintik-bintik lemak putih pada potongan
daging. Marbling dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pola makan,
genetika, kondisi, danlokasi tempat ternak tersebut berada. Pakan ternak yang
(39)
kondisi ideal sejak lahir cenderungmemiliki marbling yang unggul. Lemak daging
yang berasal dari sapi muda akan berwarna putih kekuningan, sedangkan lemak
yang berasal dari sapi tua akan berwarna kekuningan.Jumlah marbling yang
dihasilkan menentukan kelembutan, intensitas rasa, dan juiciness saatdimasak
(Pollan, 2006). Alasannya adalah marbling membuat asam lemak dalam daging
sapi mengalami perubahan kimia yang kompleks bila terkena panas. Perubahan
kimia tersebutberinteraksi dengan asam lemak, berkembang di daging, dan
menimbulkan cita rasa yangenak. Lemak tersebut juga memberikan aroma khas
daging sapi ketika dimasak dan juicinessyang disebabkan oleh lemak yang
meleleh di daging.
4) Rasa
Menurut Chandrashekar, Hoon, Ryba, & Zuker (2006), pengertian dari rasa atau
taste adalah penerjemahan otak atas sensasi yang diterima oleh indera pengecap
yang ditimbulkanoleh senyawa yang larut dan berinteraksi dengan reseptor pada
lidah. Hingga saat ini terdapat 5 rasa yang dianggap rasa dasar yang dapat dikenali
oleh lidah manusia yaitu manis, pahit, asam, asin dan umami (rasa gurih). Bahan
pangan yang memiliki rasa gurih memiliki komponen utama berupa nukleotida
dan asam amino seperti glutamat dan aspartat. Senyawa glutamat merupakan
salah satu asam amino yang banyak ditemukan pada tomat, keju, susu, terasi, dan
lainnya. Dalam dunia kuliner Indonesia, rasa gurih sangat kuat terasa pada gulai,
sup, kaldu, soto, dan masakan tradisional lainnya. Untuk merasakan gurih,
diyakini diperlukan beberapa reseptor yang berbeda. Sebuah riset fisiologis saraf
juga membuktikan bahwa rasa gurih yang sempurna dapat tercipta apabila
(40)
mempunyai rasa yang relatif gurih,enak dan aromayang sedap yang dapat pula
dijabarkan sebagai tasty. Rasa daging juga dapat berasal dari juiceness yaitu
kandungan air di dalam daging dan lemak daging ataupun bumbu-bumbu yang
ditambahkan. Sehingga semakin banyak kandungan air di dalam daging maka rasa
daging akan semakin juicy.
5) Aroma
Faktor yang mempengaruhi rasa adalah aroma yang terdeteksi oleh hidung.
Menurut Trantono (2011), aroma pada daging sapi dipengaruhi oleh jenis pakan
yang diberikan pada saat sapi hidup. Aroma yang tidak normal biasanya akan
segera tercium sesudah hewan dipotong. Hal itu dapat disebabkan oleh adanya
kelainan antara lain hewan sakit dan hewan dalam pengobatan. Hewan yang
sakit, terutama yang menderita radang bersifat akut pada organ dalam, akan
menghasilkan daging yang berbau seperti mentega tengik. Sedangkan hewan
dalam masa pengobatan terutama dengan pemberian antibiotika, akan
menghasilkan daging yang berbau obat-obatan.
2.1.2 Atribut Produk
Atribut didefinisikan sebagai karakteristik yang membedakan merek atau produk
dari yang lain. Definisi yang lain menyebutkan bahwa atribut adalah faktor-faktor
yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan tentang pembelian
suatu merek ataupun kategori produk, yang melekat pada produk atau menjadi
bagian dari produk itu sendiri. Atribut menggambarkan karakteristik spesifik dari
produk yang menimbulkan manfaat. Artinya, pembeli biasanya dapat menyimpan
manfaat yang akan mereka terima dari produk dengan meneliti atribut produk
(41)
Atribut yang digunakan dalam analisis ini berjumlah tujuh atribut yang terdiri dari
harga, kesegaran, sertifikasi, rasa, lemak, warna, dan tekstur daging.Dalam hal
seperti ini, adalah penting untuk membedakan satu atau lebih atribut penentu,
yaitu atribut yang paling menentukan pilihan pembeli. Suatu atribut akan
dianggap penting jika memberikan manfaat yang sangat diinginkan, tetapi jika
semua alternatif yang bersaing mempunyai karakteristik yang sama, maka atribut
yang lain akan menentukan pilihan merek (Wijaya, 2008).
2.1.3 Pasar dan Pasar Modern
Pasar dapat diartikan sebagai tempat terjadinya penawaran dan permintaan,
transaksi, tawar-menawar nilai (harga), dan atau terjadinya pemindahan
kepemilikan melalui suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual. Kesepakatan
tersebut dapat berupa kesepakatan harga, cara pembayaran, cara pengiriman,
tempat pengambilan atau penerimaan produk, jenis dan jumlah produk, spesifikasi
serta mutu produk, dan lain-lain termasuk kesepakatan yang berhubungan dengan
pemindahan kepemilikan produk. Istilah-istilah seperti supermarket, pasar saham,
pasar tradisional, pasar tenaga kerja, pasar ikan, pasar loak bukanlah hal yang
asing lagi. Semua jenis pasar memiliki karakteristik. Pertama, pasar tersebut
terdiri dari orang (pasar konsumen) atau organisasi (pasar bisnis). Kedua,
orang-orang atau organisasi-organisasi tersebut memiliki keinginan dan kebutuhan yang
dapat dipuaskan oleh kategori produk tertentu. Ketiga, mereka memiliki
kemampuan untuk membeli produk yang mereka cari. Keempat, mereka bersedia
untuk menukar sumberdaya yang mereka miliki, umumnya berupa uang atau
(42)
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini
penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani
oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan
seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah
barang yang dapat bertahan lama (Anonimousc, 2014).
Kehadiran pasar modern ini sebenarnya dapat mengancam kelangsungan pasar
tradisional yang semakin kalah. Pasar modern mempunyai kelebihan yang
beranekaragam yaitu:
1. Tempatnya yang bersih.
2. Barangnya lengkap dan terbaru.
3. Pelayanannya ramah dan nyaman.
4. Kebebasan pembeli untuk memilih sendiri produk yang diinginkan.
5. Ada tingkat kepuasan sendiri.
(Anonimousc, 2014)
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Sikap Konsumen
Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari, ini berarti bahwa sikap yang
berkaitan dengan perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari pengalaman
langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain
atau terpapar oleh iklan di media masa, internet dan berbagai bentuk pemasaran
(43)
Sikap dapat mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik
konsumen dari perilaku tertentu.
Pengukuran sikap konsumen bagi pemasaran merupakan hal yang sangat penting.
Dengan mengetahui sikap, pemasar dapat mengidentifikasi segmen manfaat,
mengembangkan produk baru dan memformulasikan serta evaluasi strategi
promosional. Sikap konsumen terhadap suatu produk dapat bervariasi bergantung
pada apa yang menjadi orientasi. Berkenaan dengan sikap, pemasar diharapkan
mengidentifikasi segmen konsumen berdasarkan manfaat produk yang diinginkan
oleh konsumen. Pengembangan produk dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
mengetahui sikap konsumen. Sikap konsumen merupakan hal yang sangat
penting dalam pengembangan strategi promosi. Dengan mengikuti apa yang
diinginkan konsumen akan memudahkan bagi pihak promosi untuk membuat
iklan yang menarik perhatian.
2.2.2 Pemasaran
Menurut Kotler (2008) Pemasaran (Marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu defenisi yang baik dan
singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang
menguntungkan”. Pemasaran harus bisa memastikan bahwa keuntungan itu tidak
hanya berasal dari volume penjualan tapi dari kepuasan konsumen.
Tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
sasaran. Keinginan dan kebutuhan konsumen sangatlah beragam dan
(44)
tentang perilaku konsumen dan pembeliannya untuk dapat memenangkan
persaingan.
Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an. Alih-alih memegang
filosofi “membuat dan menjual” yang berpusat pada produk, bisnis beralih ke
filosofi “merasakan dan merespon” yang berpusat pada pelanggan. Tugas
pemasaran bukanlah mencari pelanggan yang tepat untuk produk, melainkan
menemukan produk yang tepat untuk pelanggan. Konsep pemasaran beranggapan
bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif
daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan
nilai pelanggan yang lebih baik kepada pasar sasaran yang dipilih.
Dalam mendesain konsep pemasaran, peranan konsumen, masyarakat, dan
lingkungan perlu mendapatkan perhatian khusus. Terdapat tiga hal yang perlu
diperhatikan dalam mendesain konsep pemasaran yaitu :
a. Identifikasi keinginan konsumen.
b. Identifikasi terhadap produk yang dipasarkan.Hal ini mengandung pengertian
bahwa buat apa produk itudipasarkan dan bukan sebaliknya, yaitu membuat
produk untuk dijual.
c. Identifikasi konsumen dan sekaligus menciptakan serta membina konsumen
(Wijaya, 2008).
2.3 Penelitian Terdahulu
Menurut Bernadien (2012) dengan metode multiatribut Fishbein secara keseluruhan konsumen di Kecamatan Setiabudi Kotamadya Jakarta Selatan, DKI
Jakarta memiliki sikap yang positif terhadap atribut daging sapi lokal maupun
(45)
tersebut adalah kesegaran, rasa, kandungan lemak dan tekstur. Meskipun begitu
beberapa atribut daging sapi seperti harga, sertifikasi dan warna perlu
ditingkatkan kualitasnya agar semakin banyak orang yang mengkonsumsinya.
Hasil analisis Wijaya (2008) dengan analisis Multiatribut Fishbein, secara keseluruhan atribut yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan
membeli daging sapi di pasar tradisional Kabupaten Purworejo Kota Surakarta
berturut-turut dari yang paling dipertimbangkan sampai dengan yang kurang
dipertimbangkan adalah warna daging, bagian daging, dan kandungan lemak.
2.4 Kerangka Pemikiran
Sejalan dengan peningkatan pendapatan dan adanya kesadaran masyarakat akan
pentingnya nilai gizi dari pangan, maka pola konsumsi masyarakat secara
bertahap akan berubah kearah peningkatan konsumsi protein hewani seperti
produk peternakan. Daging sapi adalah semua jaringan dari ternak sapi dan semua
produk hasil pengolahan jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Selain
penganekaragaman sumber pangan, daging dapat menimbulkan kepuasan atau
kenikmatan bagi yang memakannya karena kandungan gizinya yang lengkap
sehingga keseimbangan gizi untuk hidup dapat terpenuhi. (Anonimousa, 2014) Preferensi merupakan tahap dimana konsumen memilih suatu produk sebagai
pilihan pertama, setelah itu konsumen akan memberikan keyakinan terhadap
pilihan tersebut, dan tahap terakhir memutuskan untuk membeli. Produsen atau
(46)
preferensi konsumennya karena dengan mengetahui preferensinya diharapkan
dapat memuaskan konsumen terutama dalam pembelian daging sapi.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Keterangan :
: Menyatakan Hubungan
2.4 Hipotesis
1. Diduga adanya sikap positif konsumen terhadap atribut daging sapi lokal dan
daging sapi impor dalam pembelian di pasar modern.
Konsumsi Daging Sapi
Keputusan Konsumen Dalam Membeli Daging Sapi
Pendidikan / pengetahuan konsumen tentang atribut
daging sapi
Tempat Produk Harga Promosi
Atribut daging sapi lokal dan impor.
Sikap konsumen terhadap daging sapi
(47)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk kelangsungan hidupnya, manusia memerlukan kebutuhan yang asasi, yang
sering disebut kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia dapat berbeda
satu dengan yang lainnya bergantung pada tingkat peradaban manusia atau
masyarakat. Pada tingkat awal peradaban manusia, kebutuhan manusia itu cukup
bila hanya dipenuhi hanya dengan sandang, pangan, serta perumahan dan
permukiman. Dalam masyarakat yang semakin maju, tiga jenis kebutuhan dasar
tersebut belum cukup dan masih perlu ditambah dengan kebutuhan dasar yang
lain yaitu pendidikan, kesehatan, dan perlunya lingkungan yang baik.
Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan akan pangan tidak hanya dalam
hal kebutuhan pangan pokok saja seperti beras, jagung, dan umbi-umbian, tetapi
juga memerlukan pemenuhan akan gizi khususnya yang mengandung protein
tinggi baik dari nabati maupun hewani, yang salah satunya berasal dari daging
sapi. Pola konsumsi yang berubah dan cenderung mengalami peningkatan ke arah
konsumsi protein hewani tak lepas dari adanya peningkatan pendapatan dan
pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan nilai gizi dari pangan.
Daging sapi adalah daging yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum untuk
keperluan konsumsi makanan. Daging sapi merupakan bahan pangan hewani yang
digemari oleh seluruh lapisan masyarakat karena rasanya yang lezat dan bergizi.
Oleh karena itu, berbagai macam cara harus dilakukan agar produsen memperoleh
(48)
sendiri. Tingkat konsumsi daging sapi di Kota Medan cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi daging sapi ini juga seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk dan permintaan daging sapi.
Tabel 1. Jumlah Permintaan Daging Sapi Diperoleh Dari Konsumsi Dengan Jumlah Penduduk Di Kota Medan
Tahun Konsumsi Daging Sapi (Kg/Kpt/Thn)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Permintaan Daging Sapi (Kg/Tahun)
2001 0,59 1.926.520 1.136.646,80
2002 0,58 1.963.882 1.139.051,56
2003 0,58 1.993.602 1.156.289,16
2004 0,58 2.006.142 1.163.562,36
2005 0,81 2.036.185 1.649.309,85
2006 0,82 2.067.288 1.695.176,16
2007 0,75 2.083.156 1.562.367,00
2008 0,99 2.102.105 2.081.083,95
2009 1,03 2.121.053 2.184.684,59
2010 1,21 2.097.610 2.538.108,10
2011 1,39 2.117.224 2.942.941,36
Konsumen biasanya membeli daging sapi di pasar tradisional atau pasar modern.
Di kota Medan, beberapa pasar modern memiliki peran penting dalam
menyediakan daging sapi lokal dan daging sapi impor. Daging sapi impor
biasanya dikemas dalam keadaan beku untuk menjaga kualitas daging. Keadaan
pasar modern saat ini sudah menjadi pilihan masyarakat dalam membeli daging
sapi yang berkualitas.
Konsumen memperhatikan berbagai macam atribut yang melekat pada daging
sapi yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
membeli. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk yang menjadi
(49)
Penyediaan daging sapi di pasar modern di kota Medan dengan berbagai macam
atribut akan mempengaruhi konsumen dalam membeli daging sapi impor maupun
lokal. Dari sisi harga, daging sapi impor lebih murah dibandingkan dengan produk
daging sapi lokal. Hal ini disebabkan oleh daging sapi impor memiliki rantai
pasok yang lebih pendek dibandingkan dengan alur distribusi daging sapi lokal.
Rantai pasok daging sapi dapat dibedakan antara daging sapi asal ternak sapi
lokal, daging sapi asal ternak sapi impor (dari Australia) dan daging sapi asal
daging beku impor (dari Australia, New Zealand, dll). Daging sapi lokal berasal
dari berbagai bangsa ternak sapi yang dikembang-biakkan di daerah-daerah
perdesaan di Indonesia, antara lain sapi bali, sapi peranakan ongole/PO, sapi
sumba ongole/SO, sapi madura, dan hasil persilangan bangsa sapi lokal dengan
bangsa sapi unggul dari luar negeri (utamanya Limousin, Simmental, Carolais,
dan Brahman). Rantai pasok daging sapi lokal ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1. Rantai Pasok Daging Sapi Lokal
Konsumen Akhir
Pengecer Daging Pasar Tradisional
Pedagang Besar Ternak Warung Makan,
Tukang Bakso
Jagal Sapi
Pasar Hewan
Blantik
(50)
Sementara rantai pasok daging sapi asal ternak sapi impor diperlihatkan pada
Gambar 1 berikut:
Gambar 2. Rantai Pasok Daging Sapi Impor (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2013).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik responden pembeli daging sapi di daerah penelitian ?
2. Bagaimana sikap konsumen terhadap daging sapi di daerah penelitian ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian dirumuskan
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis karakteristik responden pembeli daging sapi di daerah
penelitian.
2. Untuk menganalisis sikap konsumen terhadap daging sapi di daerah penelitian.
Konsumen
Pasar Modern
Restoran / Catering Industri Pengolahan
Daging (NAMPA) Importir Daging
Sapi
Eksportir Daging Luar Negeri
Hotel Berbintang Agen
(51)
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan yang
berkaitan dengan sikap konsumen dalam membeli daging sapi.
2. Bagi akademisi dan peminat masalah pemasaran, penelitian ini berguna untuk
(52)
ABSTRAK
RICHARD FRANSISKUS SARAGIH (100304143)dengan judul skripsi
“ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI DAGING SAPI DI
PASAR MODERN DI KOTA MEDAN” yang dilakukan pada Bulan September
s.d. November 2014 dan dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc dan Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si, P.hD.
Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan akan pangan tidak hanya dalam hal kebutuhan pangan pokok saja seperti beras, jagung, dan umbi-umbian, tetapi juga memerlukan pemenuhan akan gizi khususnya yang mengandung protein tinggi baik dari nabati maupun hewani, yang salah satunya berasal dari daging sapi. Oleh karena itu perlunya mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap atribut daging sapi. Daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Pasar Modern Hypermart Sun Plaza dan Brastagi Supermarket di Kota Medan. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling,yaitu sampel diambil sebanyak 40 sampel yang membeli daging sapi di pasar modern. Metode analisis yag digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis sikap multiatribut Fishbein.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dengan kualitas yang ditawarkan untuk masing – masing daging, konsumen menilai bahwa harga daging sapi lokal masih relatif lebih mahal dibandingkan daging sapi impor. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perbaikan kualitas daging sapi lokal, salah satunya melalui perbaikan manajemen ternak sehingga didapatkan kualitas daging sapi lokal yang tidak kalah dengan daging sapi impor.
Secara keseluruhan, para pedagang daging sapi disarankan untuk memasang sertifikat halal daging sapi yang mereka jual di tempat yang strategis (yang mudah dilihat oleh para pembeli). Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan para pembeli daging sapi bahwa daging yang dijual di tempat tersebut adalah daging sapi yang aman untuk dikonsumsi.
(53)
ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI DAGING
SAPI DI PASAR MODERN DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH:
RICHARD FRANSISKUS SARAGIH
100304143
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(54)
ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI DAGING SAPI DI PASAR MODERN DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH:
RICHARD FRANSISKUS SARAGIH 100304143
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing,
Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing
HM. Mozart B. Darus, M.Sc
NIP: 196210951987031005 NIP: 196703031998022001
Ir. Diana Chalil, M.Si, P.hD
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2014
(55)
ABSTRAK
RICHARD FRANSISKUS SARAGIH (100304143)dengan judul skripsi
“ANALISIS SIKAP KONSUMEN DALAM MEMBELI DAGING SAPI DI
PASAR MODERN DI KOTA MEDAN” yang dilakukan pada Bulan September
s.d. November 2014 dan dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, M.Sc dan Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si, P.hD.
Manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan akan pangan tidak hanya dalam hal kebutuhan pangan pokok saja seperti beras, jagung, dan umbi-umbian, tetapi juga memerlukan pemenuhan akan gizi khususnya yang mengandung protein tinggi baik dari nabati maupun hewani, yang salah satunya berasal dari daging sapi. Oleh karena itu perlunya mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap atribut daging sapi. Daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Pasar Modern Hypermart Sun Plaza dan Brastagi Supermarket di Kota Medan. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling,yaitu sampel diambil sebanyak 40 sampel yang membeli daging sapi di pasar modern. Metode analisis yag digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis sikap multiatribut Fishbein.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dengan kualitas yang ditawarkan untuk masing – masing daging, konsumen menilai bahwa harga daging sapi lokal masih relatif lebih mahal dibandingkan daging sapi impor. Oleh sebab itu, diperlukan adanya perbaikan kualitas daging sapi lokal, salah satunya melalui perbaikan manajemen ternak sehingga didapatkan kualitas daging sapi lokal yang tidak kalah dengan daging sapi impor.
Secara keseluruhan, para pedagang daging sapi disarankan untuk memasang sertifikat halal daging sapi yang mereka jual di tempat yang strategis (yang mudah dilihat oleh para pembeli). Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan para pembeli daging sapi bahwa daging yang dijual di tempat tersebut adalah daging sapi yang aman untuk dikonsumsi.
(56)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Meliau Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat
pada 22 Oktober 1992 dari Ayahanda Sahat Saragih dan Lesmiaty Tarigan.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut.
1. Tahun 1998 masuk Sekolah Dasar di SD RK Budi Mulia 3Pematangsiantar
dan tamat tahun 2004
2. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Swasta ASSISI
Pematangsiantar dan tamat tahun 2007
3. Tahun 2007 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3
Pematangsiantar dan tamat tahun 2010
4. Tahun 2010 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Sumatera Utara, melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB)
5. Bulan Agustus 2013 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa
Sibulan, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai.
(57)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr.Tavi Supriana,MS sebagai ketua komisi pembimbing.
2. Ibu Ir.AT Hutajulu,MS sebagai anggota komisi pembimbing.
3. Ibu Dr.Ir. Salmiah,MS selaku ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan
Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis,M.Ec selaku sekretaris Program studi
Agribisnis FP USU
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis Khususnya
dan di Fakultas Pertanian USU secara umumnya
5. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi agribisnis atas bantuan dan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
6. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan
dukungan moril, materi dan doa kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap Skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
(58)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...i
DAFTAR TABEL ...iii
DAFTAR GAMBAR ...iv
DAFTAR LAMPIRAN ...v
BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang ...1
Identifikasi Masalah ...4
Tujuan Penelitian ...4
Kegunaan Penelitian ...5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ...6
Daging Sapi ...6
Atribut Produk ...11
Pasar dan Pasar Modern ...12
Landasan Teori ...13
Sikap Konsumen ...13
Pemasaran ...14
Penelitian Terdahulu ...15
Kerangka Pemikiran ...16
Hipotesis Penelitian ...17
BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ...18
Metode Penentuan Sampel ...18
Metode Pengumpulan Data ...18
Metode Analisis Data ...19
Defenisi dan Batasan Operasional ...23
Defenisi ...23
Batasan Operasional ...24
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ...25
Geografis ...25
Medan Petisah ...25
Keadaan Penduduk ...26
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...30
Karakteristik Responden Daging Sapi ...30
Jenis Kelamin ...30
(59)
Pendidikan Terakhir ...32
Pekerjaan ...33
Pendapatan Keluarga per Bulan ...34
Jumlah Anggota Keluarga ...35
Frekuensi Membeli Daging Sapi ...36
Jenis Daging Sapi ...36
Sikap Konsumen Terhadap Daging Sapi ...37
Komponen Evaluasi (Nilai Penting) ...38
Nilai Percaya (Tingkat Pelaksanaan) ...39
Sikap Responden Terhadap Daging Sapi ...40
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...40
Saran ...41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(60)
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1 Jumlah Permintaan Daging Sapi diperoleh dari Konsumsi dengan jumlah
penduduk di Kota Medan
2
2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamisn di Kota Medan
Tahun 2012
26
3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 27
4 Sarana dan Prasarana 28
5 Nilai Kepentingan Atribut (ei) Daging Sapi 38
6 Nilai Kepercayaan Atribut (bi) dan Tingkat Pelakasanaan Atribut Daging
Sapi
40
(61)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1 Rantai Pasok Daging Sapi Lokal 3
2 Rantai Pasok Daging Sapi Impor 4
3 Kerangka Pemikiran 17
4 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 30
5 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia 31
6 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir 32
7 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan 33
8 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga
Per Bulan 34
9 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 35 10 Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Daging Sapi 36
(62)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1 Karakteristik Responden Daging Sapi di Pasar Modern 2 Tingkat Kepercayaan (bi)
3 Tingkat Kepentingan (ei) 4 Kuesioner
(1)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr.Tavi Supriana,MS sebagai ketua komisi pembimbing. 2. Ibu Ir.AT Hutajulu,MS sebagai anggota komisi pembimbing.
3. Ibu Dr.Ir. Salmiah,MS selaku ketua Program Studi Agribisnis FP USU dan Bapak Dr.Ir.Satia Negara Lubis,M.Ec selaku sekretaris Program studi Agribisnis FP USU
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis Khususnya dan di Fakultas Pertanian USU secara umumnya
5. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi agribisnis atas bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini
6. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril, materi dan doa kepada penulis
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Desember 2014
(2)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...i
DAFTAR TABEL ...iii
DAFTAR GAMBAR ...iv
DAFTAR LAMPIRAN ...v
BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang ...1
Identifikasi Masalah ...4
Tujuan Penelitian ...4
Kegunaan Penelitian ...5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ...6
Daging Sapi ...6
Atribut Produk ...11
Pasar dan Pasar Modern ...12
Landasan Teori ...13
Sikap Konsumen ...13
Pemasaran ...14
Penelitian Terdahulu ...15
Kerangka Pemikiran ...16
Hipotesis Penelitian ...17
BAB III. METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ...18
Metode Penentuan Sampel ...18
Metode Pengumpulan Data ...18
Metode Analisis Data ...19
Defenisi dan Batasan Operasional ...23
Defenisi ...23
Batasan Operasional ...24
BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Deskripsi Daerah Penelitian ...25
Geografis ...25
Medan Petisah ...25
Keadaan Penduduk ...26
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...30
Karakteristik Responden Daging Sapi ...30
Jenis Kelamin ...30
Usia ...31
(3)
Pendidikan Terakhir ...32
Pekerjaan ...33
Pendapatan Keluarga per Bulan ...34
Jumlah Anggota Keluarga ...35
Frekuensi Membeli Daging Sapi ...36
Jenis Daging Sapi ...36
Sikap Konsumen Terhadap Daging Sapi ...37
Komponen Evaluasi (Nilai Penting) ...38
Nilai Percaya (Tingkat Pelaksanaan) ...39
Sikap Responden Terhadap Daging Sapi ...40
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...40
Saran ...41 DAFTAR PUSTAKA
(4)
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1 Jumlah Permintaan Daging Sapi diperoleh dari Konsumsi dengan jumlah penduduk di Kota Medan
2
2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamisn di Kota Medan Tahun 2012
26
3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan 27
4 Sarana dan Prasarana 28
5 Nilai Kepentingan Atribut (ei) Daging Sapi 38
6 Nilai Kepercayaan Atribut (bi) dan Tingkat Pelakasanaan Atribut Daging Sapi
40
7 Hasil Analisis Sikap Terhadap Daging Sapi 41
(5)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1 Rantai Pasok Daging Sapi Lokal 3
2 Rantai Pasok Daging Sapi Impor 4
3 Kerangka Pemikiran 17
4 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 30
5 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Usia 31
6 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir 32 7 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan 33 8 Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Keluarga
Per Bulan 34
9 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 35 10 Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Membeli Daging Sapi 36 11 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Daging Sapi 37
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1 Karakteristik Responden Daging Sapi di Pasar Modern 2 Tingkat Kepercayaan (bi)
3 Tingkat Kepentingan (ei) 4 Kuesioner