BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Kendala-Kendala Yang Terjadi Dalam Proses Penyitaan
Dalam peroses penyitaan ada kendala-kendala yang dapat terjadi. Adapun kendala-kendala yang dapat terjadi yaitu sebagai berikut :
1. Wajib pajak tidak kooperatif
Kendala ini dapat dijumpai hamper disetiap level atau tahapan penyitaan pajak. Wajib pajak yang tidak kooperatif umumnya
dijumpai dalam berbagai bentuk, diantaranya adalah: 1.1
Alamat wajib pajak yang tidak jelas, sehingga pada saat akan disampaikan surat teguran, surat paksa, dan tindakan lainnya,
tidak ditemukan dimana alamat wajib pajak yang jelas
1.2 Wajib pajak melarang juru sita untuk memasuki tempat wajib,
sehingga perlu meminta bantuan kepolisian. Hal ini tentu menghambat tindakan penyitaan yang akan dilakukan.
1.3 Wajib pajak tidak jujur dalam menunjukkan harta kekayaan
yang dapat dijadikan asset
2. Terbatasnya jumlah tenaga
Direktorat Jendral PajakDJP dibandingkan dgan kasus penyitaan yang harus dilakukan.
Sebagaimana diatur bahwa petugas pajak yang dapat melaksanakan penyitaan adala Juru Sita. Juru Sita pajak dalam ketentuan perpajakan
adalah pelaksana tindakan penagihan pajak, pemberitahuan surat paksa, penyitaan, serta penyanderaan. Untuk menjadi Juru Sita
diperlukan pelatihan dan pendidikan khusus, sehingga jumlah Juru Sita tidak sebanding dengan kasus yang memerlukan tindakan
penyitaan. 3.
Rumitnya masalah perpajakan, wajib pajak dapat saja melakukan tindakan antisipasi dan berusaha untuk menghindar. Tampaknya
kejelian, ketelitian, dan kehati-hatian harus dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam proses penyitaan.
4. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman petugas pajak. Sebagai pihak
yang harus menjadi pengawas, maka petugas pajak dituntut lebih mahir dibandingkan pihak yang diawasi, yaitu wajib pajak. Namun
56
kegiatan bisnis dapat berkembang dengan sangat cepat dengan beranekan ragam bentuk dan karakter transaksi. Jika petugas pajak
tidak mengikuti perkembangan yang ada sering kali tidak memahami kejadian substansinya sehingga dapat dikelabui oleh wajib pajak yang
berniat kurang baik.
Untuk mengatasi masalah yang timbul telah dilakukan upaya antisipasi yaitu : 1.
Melakukan pendidikan dan pelatihan kepada petugas pajak agar mampu mengalami permasalahan dan dapat terus mengikuti
perkembangan dunia bisnis. Selain itu pelatihan khusu untuk Juru Sita dilakukan secara terus menerus agara jumlah juru sita memenuhi
kebutuhan organisasi. 2.
System pelatihan secara langsung, misalnya mengikutkan petugas yang junior dalam tim petugas yang lebih pengalaman. Hal ini berguna
dalam mengantisipasi kurangnya pengetahuan dan pengalaman apalagi selalu dijumpai usaha wajib pajak nakal.
3. Kerja sama yang baik juga dijalin dengan instansi terkait, misalnya
Kepolisian, Kejaksaan, Departemen yang membidangi Hukum dan Undang-Undang, Pemerintah daerah setempat, Badan Pertanahan
Nasional, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Pengadilan Negeri, Bank atau pihak lain. Kerja sama ini diperlukan untuk memenuhi data
yang diperlukan, pencekalan, ataupun data-data lain yang mendukung untuk kepentingan pajak.
• Untuk lebih jelasnya bagaimana tingkat kepatuhan WP, pada KPP Medan
Timur tentang laporan kegiatan penagihan yang menunjukkan perkembangan penunggakkan pajak tahun 2012 dan 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel
Tindakan Penagihan Aktif yang dilaksanakan di KPP Medan Timur : No.
Keterangan 2012
2013
1. STPSKP yang terbit
829 1.053
2. Teguran yang terbit
829 1.053
3. STPSKP yang dibayar setelah surat
teguran terbit. 542
599
4. Surat Paksa
287 454
5. STPSKP yang dibayar setelah surat
paksa 150
385
6. Surat Perintah Melakukan Penyitaan
7 2
7. Pengumuman lelang
- -
8. Lelang
- -
Sumber Kantor Pelayanan PajakMedan Timur, 2014
B. Penyitaan Atas Barang-Barang Sitaan