28
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel terikat dependen yaitu pengetahuan tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Sedangakan variabel bebas independen adalah lamanya pasien menderita diabetes dalam hitungan tahun. Maka kerangka konsep penelitian terlihat
pada bagan :
Variabel independen Variabel dependen
Skema 2. kerangka konsep hubungan lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan pencegahan luka kaki diabetes.
Pengetahuan tentang pencegahan luka kaki
diabetes 1.
Baik 2.
Cukup 3.
Kurang Lama menderita
diabetes melitus
Universitas Sumatera Utara
2. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi
Operasional Alat Ukur
Hasil Ukur Skala Ukur
Lama menderita
DM sejak awal
pertama kali didiagnosis
terkena DM oleh dokter
spesialis diabetes sampai
saat dilakukan penelitian dan
pasien masih mengkonsumsi
obat diabetes, dihitung dalam
satuan tahun
Kuesioner Dalam satuan tahun
rasio
Pengetahuan tentang
pencegahan luka kaki
diabetes Kemampuan
pasien untuk memahami
informasi yang diperoleh
tentang pencegahan
luka kaki diabetes yang
benar. Kuesioner
1.Baik = skor 11-16
2.Cukup =skor 6-10
3.Kurang = skor 1-5
interval
Universitas Sumatera Utara
3. Hipotesis Penelitian
Hipotesa dalam penelitian ini adalah, ada hubungan lama menderita diabetes
dengan pengetahuan tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan menggunakan desain cross-sectional untuk mengidentiikasi hubungan lama
menderita diabetes melitus dengan penegtahuan pencegahan terjadinya luka kaki diabetes di RSUP Haji Adam Malik.
2. Populasi, sampel dan teknik sampling
2.1 Populasi Menurut Notoatmodjo 2012 populasi ialah sekelompok subjek yang
menjadi objek atau sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien diabetes yang dirawat di
RSUP Haji Adam Malik. 2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi Notoatmodjo 2012.
Adapun besar sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus perkiraan sampel untuk populasi kecil atau apabila diketahui ukuran populasinya
menurut rumus Slovin dalam Notoatmodjo 2005 sebagai berikut: n =
keterangan: N= besar populasi
N= besar sampel
Universitas Sumatera Utara
d = tingkat kepercayaan ang diinginkan maka didapat besar sampel penelitian ini adalah :
n =
n =
,
n = 70,38 dibulatkan menjadi 70 orang sampel
2.3 Teknik sampling. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini ialah dengan teknik non
probability sampling dengan accidental sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai
dengan konteks penelitian. Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena ada keterbatasan dalam hal waktu pengumpulan data.
1. Pengambilan sampel dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a Peneliti datang ke rumah sakit dan mencari pasien DM yang
berobatdirawat di rumah sakit. b
Pasien yang sesuai dengan kriteria sampel akan dipilih menjadi responden.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik -
Medan tahun 2015-2016. Adapun alasan pemilihan tempat ini yaitu lokasi mudah untuk dijangkau oleh peneliti serta responden, dan belum pernah dilakukanya
penelitian tentang hubungan lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan mulai september 2015 sampai dengan Agustus 2016.
4. Pertimbangan etik Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian mengingat peneliti keperawatan akan berubungan langsung dengan manusia, maka segi etika peneliti harus diperhatikan karena
manusia memiliki hak asasi dalam penelitian Hidayat, 2008. Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Salah satu adalah ethical clerence yakni surat persetujuan pelaksanaan penelitian dari komisi etik bidang kesehatan Fakultas Keperawatan
USU, bawa penelitian tersebut tidak bertentangan dengan nilai kemanusiaaan dan kode etik penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan memerikan
lembar informed consent. Dalam melakukan penelitian menekankan masalah etika penelitian yang meliputi:
1. Lembar persetujuan informed consent
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta
manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksuddan tujuan penelitian .
2. Tanpa nama anonimity
Untuk menaga
kerahasiaan identitas
responden, peneliti
tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi
oleh responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kodetertentu.
Universitas Sumatera Utara
3. Kerahasiaan confidentally
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka dan kerangka konsep. Instrumen
penelitian berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian berisi: Kuesioner Data Demografi KDD dan Kuesioner Pegetahuan Luka Kaki Diabetes.
Untuk kuesioner data demografi terdapat inisial, jenis kelamin, usia pasien serta lama pasien menderita luka kaki diabetes. Untuk memperoleh informasi
tentang pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes peneliti menggunakan lembar kuesioner yang berisi 16 pernyataan tentang luka kaki
diabetes. Pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan skala gutman dan skoring. Pernyataan terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Responden
menjawab dengan jawaban benar atau salah Hidayat, 2007. Pernyataan positif pada kuesioner adalah nomor 1,2,3,4,7,8,9,10,12,13,14,15,16.
Sedangakan pernyataan negatif ada pada nomor 5,6 dan 11. Pernyataan positif yang dijawab “benar” diberi nilai 1, jika dijawab “salah” diberi nilai 0.
Pernyataan negatif yang dijawab “salah” diberi nilai 1, jika dijawab “benar” diberi nilai 0.
Perhitungan data hasil pengukuran berdasarkan rumus statistika Hidayat, 2007 adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
P = Pengetahuan baik, apabila nilai responden mencapai skor 11-16
Pengetahuan cukup, apabila nilai responden mencapai skor 6-10 Pengetahuan kurang, apabila nilai responden mencapai skor 1-5
6. Validitas dan Reliabilitas
6.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat-tingkat
kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang di teliti secara tepat. Penelitian ini
menggunakan uji validitas dengan memenuhi unsur penting dengan menentukan validitas pengukuran instrumen yaitu: relevan isi, instrumen disesuaikan dengan
tujuan penelitian agar dapat mengukur objek dengan jelas. Pada penelitian ini akan dilakukan penyesuaian instrumen penelitian sesuai dengan tujuan
penelitian,yaitu relevan pada sasaran subjek dan cara pengukuran melalui instrumen yang disusun sesuai dengan tinjauan pustaka.
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan uji validasi oleh Dosen Fakultas Keperawatan yaitu Ismayadi, S.Kep,
Ns, M.Kes, CWCCA, CHt.N dan Rosina Tarigan, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB yang memiliki kesesuaian bidang dengan judul penelitian dari Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara. 6.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
Universitas Sumatera Utara
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama. Uji reliabilitas akan dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi medan, dengan jumlah responden sebanyak 30 responden. Uji reliabilitas kuesioner tingkat
pengetahuan dihitung menggunakan rumus Kr21 dalam progran komputerisasi. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila kofisiennya 0,70 atau lebih Polit
Hunger, 1999. Setelah dilakukan uji reliabilitas maka didapatkan nilai koefisien
untuk pengetahuan 0,803, sehingga kuesioner yang di gunakan reliabel. 7. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan
USU kemudian menyampaikan permohonan izin penelitian kepada pihak RSUP Haji Adam Malik untuk kemudian mendapat izin dari pihak rumah sakit untuk
melakukan penelitian. Peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti
menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian
kuesioner. Kemudian responden diminta untuk menandatangani inform consent.
Kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk dan sesuai dengan keadaan yang dialami pasien saat itu. Setelah itu peneliti
memeriksa kelengkapan data. Jika ada data yang kurang lengkap, dapat langsung
dilengkapi, selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.
Universitas Sumatera Utara
8. Analisa Data Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan langkah-langkah
pengolahan data menurut Hidayat 2007 diantaranya: 1
Editing Editing adalah upaya memeriksa kembali kebenaran data atau formulir
kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2 Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik angka terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam
satu buku code book untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
3 Entry data
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau data base komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.
4 Cleaning data
Merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau tidak sehingga data siap dianalisa.
Universitas Sumatera Utara
Setelah semua tahap diselesaikan, dilanjutkan dengan analisa univariat dan bivariat.
Universitas Sumatera Utara
39
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan mengenai karakteristik
responden dan variabel lama menderita diabetes melitus dan pengetahuan pencegahan luka kaki diabetes serta bagaimana hubungan lama menderita diabetes
melitus terhadap pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 70
pasien diabetes yang berobat ke RSUP Haji Adam Malik Medan. Data hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase.
5.1.1. Karakteristik responden
Deskripsi karakteristik responden yaitu bahwa mayoritas responden berada pada rentang usia 46-55 lansia awal yaitu sebanyak 40 responden 57,1.
Sedangkan untuk karakteristik jenis kelamin jumlah responden seimbang yaitu 35 orang 50 berjenis kelamin laki-laki dan 35 orang berjenis kelamin perempuan
50. Berdasarkan pendidikan terakhir, responden terbanyak adalah dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 30 orang 42,9. Untuk lama menderita
diabetes melitus jumlah responden masing-masing adalah, untuk yang ≤ 10 tahun ada 34 responden 48,6 dan untuk yang 10 tahun ada 36 responden 51,4.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden di RSUP Haji Adam Malik Medan n=70
Karakteristik Frekuensi n
Persentase Usia
36-45tahundewasa akhir 11
15,7 46-55tahunlansia awal
40 57,1
56-65tahunlansia akhir 18
25,7 65tahunmasa manula
1 1,4
Jenis kelamin
Laki-laki 35
50 Perempuan
35 50
Pendidikan terakhir
SD 1
1,4 SMP
8 11,4
SMA 33
47,1 D3
2 2,9
S1 23
32,9 S2
3 4,3
5.1.2. Distribusi Frekunsi Lama Menderita Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Distribusi frekuensi lama menderita diabetes melitus di RSUP Haji Adam
Malik Medan didapat yaitu bahwa lama menderita paling lama adalah 23 tahun yaitu ada 1 orang responden 1,4. Frekuensi responden yang menderita DM
selama 10 tahun adalah jumlah yang terbanyak yaitu 10 orang responden 14,3. Sedangkan untuk frekuensi terkecil adalah lama menderita DM selama 4, 17,
19,20, 22 serta 23 yang masing-masing hanya ada 1 orang responden 1,4.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Tabel distribusi frekuensi dan persentase lama menderita diabetes melitus di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Variabel lama menderita diabetes
melitus Frekuensi
Persentase
2 7
10 3
4 5,7
4 1
1,4 5
2 2,9
6 5
7,1 8
3 4,3
9 2
2,9 10
10 14,3
11 5
7,1 12
7 10
13 5
7,1 14
3 4,3
15 5
7,1 16
6 8,6
17 1
1,4 19
1 1,4
20 1
1,4 22
1 1,4
23 1
1,4 Total
70 100
5.1.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pasien Tentang Pencegahan Luka Kaki Diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Distribusi frekuensi pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki
diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan ditemukan yaitu bahwa pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 63 orang 90, kategori cukup sebanyak 7 orang
10. Dan tidak ada responden pada kategori pengetahuan buruk.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Tabel Frekuensi dan persentase Pengetahuan Pasien Tentang Pencegahan Luka Kaki Diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Variabel Pengetahuan
Pasien Tentang Pencegahan Luka Kaki
Diabetes
Jumlah Persentase
Baik 63
90 Cukup
7 10
Kurang
Dari 16 pernyataan tentang pencegahan luka kaki diabetes dapat dilihat
bahwa mayoritas responden menjawab benar pernyataan nomor 1 dengan persentase sebesar 98. Untuk pernyataan nomor 2 sebanyak 63 responden 90
menjawab dengan benar. Dan untuk pernyataan nomor 3 sebanyak 8 reponden 12 menjawab salah dan sebanyak 62 88 responden menjawab benar. Dapat
dilihat juga untuk pernyataan nomor 4 ,5,6 dan 7 masing-masing persentase responden yang menjawab dengan benar adalah 88, 85, 72, dan 82.
Selanjutnya untuk pernyataan 8,9,10,11,12 dan 13 responden yang menjawab pernyataan dengan benar adalah dengan persentase berikut, 91, 97, 94, 97,
87 dan 87. Dan pada pernyataan nomor 14 sebanyak 62 responden 88 menjawab dengan benar dan pada pernyataan nomor 15 dan 16 masing masing
ada 54 responden 77 dan 62 88 responden menjawab pernyataan dengan benar. Dari seluruh hasil diatas dapat dilihat bahwa 63 orang responden 90
berpengetahuan baik, 7 orang resonden 10 berpengetahuan cukup dan tidak ada responden yg berpengetahuan buruk.
Universitas Sumatera Utara
5.1.4 Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Dengan Pengetahuan Pasien Tentang Pencegahan Luka Kaki Diabetes di RSUP Haji Adam Malik
Medan.
Berdasarkan hasil uji statistik, data dinyatakan terdistribusi normal melalui uji normalitas kolmogorov smirnov, dengan nilai signifikansi sebesar 0,953.
Berdasarkan hasil uji statistic hubungan lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes diperoleh nilai
koefisien korelasi r=0,439 artinya terdapat hubungan yang positif dengan kekuatan sedang antara lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan
pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes. Kemudian diperoleh tingkat signifikan p=0,000 artinya terdapat hubungan yang signifikan bermakna antara
lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Berdasarkan hasil ini dapat diinterpretasikan bahwa hipotesa diterima ada korelasi yang sedang dan positif antara lama menderita diabetes melitus dengan
pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Tabel 5.4 Hasil Analisa Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Dengan Pengetahuan Tentang Pencegahan Luka Kaki Diabetes Melitus di
RSUP Haji Adam Malik Medan n=70 Variabel
Lama menderita diabetes melitus
Pengetahuan pencegahan luka kaki
diabetes
Lama menderita
diabetes melitus
- r = 0,439, p=0,000
Pengetahuan pencegahan
luka kaki diabetes r=0,439, p= 0,000
- Sumber: data primer
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan 5.2.1. Lama Menderita Diabetes Melitus
Dari hasil analisa data lama menderita diabetes melitus pada pasien diabetes di RSUP Haji Adam Malik Medan terhadap 70 responden terdapat bahwa
pasien yang menderita diabetes melitus selama 10 tahun memiliki persentase lebih besar yaitu mencapai 10 orang dari jumlah responden dan semuanya belum
mengalami luka kaki diabetes hal ini tidak sejalan dengan
penelitian di USA oleh Boyko 2002 menunjukkan bahwa lama DM ≥ 10 tahun merupakan faktor risiko
terjadi ulkus diabetika. Menurut teori, pada penderita diabetes melitus yang telah menderita 10 tahun atau lebih, apabila kadar glukosa darah tidak terkendali, akan
muncul komplikasi yang berhubungan dengan vaskuler sehingga mengakibatkan menurunnya sirkulasi darah dan adanya robekan atau luka pada kaki Boyko, 2002.
Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lama menderita DM dengan kejadian luka kaki diabetes p=0,000 dan lama DM 10
tahun merupakan faktor resiko untuk terjadinya luka kaki diabetes OR=6,0; 95 CI=2,2-16,7,
Penelitian di USA oleh Boyko pada 749 penderita Diabetes mellitus dengan hasil bahwa lama menderita DM ≥ 10 tahun merupakan faktor risiko
terjadinya luka kaki diabetes dengan RR-nya sebesar 3 95 CI :1,2 – 6,9
. Dari hasil analisa lama menderita diabetes dapat dilihat bahwa pasien yang menderita
diabetes 10 tahun sebanyak 36 responden tidak mengalami luka kaki diabetes ini menunjukkan bahwa lama menderita diabetes tidak menjadi faktor resiko terjadinya
luka karena pasien memahami cara untuk mencegah terjadinya luka kaki diabetes.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Pengetahuan Tentang Pencegahan Luka Kaki Diabetes
Menurut Bloom dan Skinner 2003, pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapakan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk
bukti jawaban baik lisan ataupun tulisan. Jawaban tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan.
Pengetahuan dalam penelitian ini adalah hal-hal yang diketahui oleh pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes. Dalam hal ini peneliti memperoleh
informasi tentang pengetahuan responden dengan kuesioner pengetahuan pencegahan luka kaki diabetes yang diisi sendiri oleh responden. Dari hasil
pengisian kuesioner akan dihitung jumlah jawaban yang benar dari responden lalu diskoring. Semakin banyak jawaban yang benar maka akan semakin tinggi skor,
ini menunjukkan semakin baik pengetahuan pasien DM tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa pengetahuan pasien DM responden baik. Hal ini ditunjukkan oleh hasil analisis data bahwa sebanyak 63 responden
90 memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan luka kaki diabetes, dan 7 responden 10 memiliki pengetahuan cukup tentang pencegahan luka
kaki diabetes. Dan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang.
Peningkatan pengetahuan penderita diabetes melitus tentang penyakit dan pengelolaannya mempunyai tujuan penderita diabetes melitus dapat merawat sendiri
sehingga mampu mempertahankan hidup dan mencegah komplikasi lebih lanjut Mansjoer, 2001.
Pasien yang beresiko tinggi harus diajarkan mengenai faktor resiko dan manajemen yang tepat. Pasien yang beresiko harus memahami pentingnya
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan kaki setiap hari, perawatan yang tepat pada kaki, termasuk kuku, perawatan kulit dan pemilihan alas kaki yang sesuai. Untuk mengontrol komlikasi
luka kaki diabetes, pengetahuan pasien dan praktek dapat berkontribusi untuk mencegah luka kaki diabetes Pollock, Unwin, Connolly, 2003. Menurut
penelitian sayeed 2005, perawatan kaki dapat menurunkan masalah kaki sebesar 40 pada pasien diabetes melitus. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan bahwa pengetahuan yang baik mengurangi resiko terjadinya luka kaki diabetes.
5.2.3. Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Dengan Pengetahuan Tentang Pencegahan Luka Kaki Diabetes Melitus di RSUP Haji Adam Malik
Medan Analisis hubungan lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan
pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes menunjukkan bahwa semakin lama menderita diabetes maka semakin baik pengetahuan pasien tentang pencegahan
luka kaki diabetes. Untuk menginterpretasikan hasil koefisien korelasi dengan memberikan beberapa kriteria sebagai berikut :
1. 0-0,199
: sangat lemah 2.
0,20-0,399 : lemah
3. 0,40-0.599
: sedang 4.
0,60-0,799 : kuat
5. 0,80-1
: sangat kuat
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kriteria diatas maka hubungan kedua variabel dalah korelasi sedang r=0,439. Dan untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut
1. Jika angka signifikansi hasil riset 0,05, maka hubungan kdua
variabel signifikan. 2.
Jika angka signifikansi hasil riset 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Maka hasil uji statistik lebih lanjut disimpulkan, adanya hubungan yang bermakna antara lama menderita diabetes dengan pengetahuan pencegahan luka
kaki diabetes p=0,000. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo 2003 yang
mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
Sehingga semakin banyak pengalaman seseorang, maka akan semakin tinggi juga pengetahuanya Notoatmodjo, 2003. Pengalaman dalam penelitian ini adalah
pengalaman lamanya pasien menderita diabetes melitus. Selain itu ada beberapa faktor yang juga mempengaruhi pengetahuan
seseorang seperti pendidikan dan juga usia. Berdasarkan data demografi pada penelitian ini pendidikan responden didominasi oleh pendidikan SMA, selain itu
ada juga beberapa responden yang bahkan berpendidikan sarjana hal ini ikut serta mempengaruhi pengetahuan responden tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Begitu juga usia, responden yang kebanyakan berada pada usia 45-56 tahun yang merupakan usia yang baik untuk mencerana informasi yang di dapat mendukung
diterimanya informasi tentang pencegahan luka kaki diabetes dengan baik oleh
Universitas Sumatera Utara
responden dengan demikian selain lama menderita diabetes usia dan pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes.
Akan tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian washilah 2013 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara lamanya menderita
diabetes melitus dengan pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes dengan nilai p=0,061. Hal ini terjadi dikarenakan pada penelitian
washilah 2013 tidak meneliti variabel confounding seperti usia, jenis kelamin dan juga tingkat pendidikan responden. Instrumen yang digunakan hanya
menggunakan kuesioner tentang pengetahuan pencegahan luka kaki diabetes dan juga jumlah dan karakteristik sampel yang belum terlalu homogen.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan lama menderita diabetes melitus dengan pengetahuan
pencegahan luka kaki diabetes, semakin lama menderita diabetes melitus maka pengetahuan pasien tentang pencegahan luka kaki diabetes akan semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
49
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN