Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes di Klinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan

(1)

DAFTAR RIWAYAT

Nama : Parveen Nair Kunhikanan

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Perak, Malaysia / 25 Februari 1989

Agama : Hindu

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Jalan Jamin Ginting, No 46,

Pandang Bulan, Medan

No Telefon : +6285922442730 / +601131157544

Pendidikan Terakhir : Diploma in Pharmacy,

Masterskill University of Health and Science (MUCH)

Riwayat Pendidikan :

SD : Tadika Kika

Tamat : 1994

SMP : Sekolah Kebangsaan Sungai Wangi

Tamat : 2001

SMA : Sekolah Convent Sitiawan


(2)

LEMBAR PENJELASAN KUESIONER

HUBUNGAN LAMA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI DIABETES DI KLINIK

ENDOKRIN RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

Assalamualaikum Wr Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama saya Parveen Nair Kunhikanan sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU.Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes Pada Pasien Diabetes Tipe 2 Di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik”

Kerusakan pada neuropati sering mengakibatkan kejadian kaki diabetes.Pada pasien DM risiko diamputasi adalah sebanyak 10-30 kali lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum. Hubungan pengetahuan dalam penanganan kaki DM sangat penting dikembangkan untuk mengatasi masalah kaki DM. Pada konsep ini ditekankan komitmen yang tinggi antara dokter dan pasien dalam mencapai tujuan mengatasi kaki DM.

Perilaku dalam perawatan kaki DM secara terus menerus diharuskan malah edukasi dan peningkatan motivasi pada penderita DM dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan dalam pencegahan amputasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model hubungan lama menderita DM tipe 2 dengan pengetahuan dalam perawatan kaki DM. Adapun manfaat dari penilitian ini adalah masyarakat mengerti bahwa perawatan kaki DM tipe 2 dapat menyebabkan komplikasi yang lebih buruk jika tidak ditangani segera.


(3)

Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada bapak/ibu/sdra/sdri mengenai :

a. Data demografi seperti usia, jenis kelamin, suku, pendidikan,

pekerjaan penghasilan, faktor kepercayaan , faktor kemampuan membayar pengobatan.

b. Perilaku perawatan kaki dengan komponennya yaitu pengetahuan, sikap, tindakan dan perilaku dokter yang merawatnya.

c. Kuaitas hidup dengan komponennya yaitu kesehatan,emosi,lingkungan dan aktivitas.

Wawancara akan kami lakukan sekitar 10menit. Petugas pewawancara adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU bersama peneliti.

Partipasi Bapak /Ibu/Sdra/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan dan dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahsiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian.Untuk penelitian ini Bapak/Ibu/Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi saya: Nama : Parveen Nair

Alamat : Jln Jamin Ginting , No.46 No. Hp.: : 085922442730


(4)

SURAT PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Dengan ini menyatakan telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “ Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes di Klinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan”. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya

Medan , …….. ,2015 Yang menyatakan ,


(5)

KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN PRAKTEK PERWATAN KAKI PADA KLIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Petunjuk pengisian : Istilah pertanyaan berikut dan berikan tanda check list ( √ ) pada jawapan yang sesuai

A. Karakteristik responden

1. Inisial :

___________________________________

2. Umur : _____________ tahun

3. Jenis kelamin : L/P

4. Lama menderita Diabetes : _________ tahun Melitus Tipe 2

5. Jenis terapi DM yang digunakan : ( ) Oral Anti Diabetik (OAD) ( ) Insulin

( ) Gabungan OAD dan insulin

6. Pendidikan :

( ) Tidak Sekolah ( ) SMA /MA

( ) SD/MI ( ) Akademi/PT

( ) SMP/MTs

7. Pekerjaan :

( ) Tidak bekerja ( ) Swata, sebutkan ____________

( ) Buruh ( ) PNS/TNI/POLRI

( ) Petani ( ) Lain-lain

( ) Pedagang

8. Berapa rata-rata pendapatan berbulan ( ) ≤ Rp. 1. 800.000

( ) ≥ Rp. 1. 800.000

9. Pernah mendapat penyuluhan tentang perawatan kaki ( ) Ya , Sebutkan oleh


(6)

B. Kuesioner pengetahuan responden tentang perawatan kaki

Petunjuk : Berilah tanda check list ( √ ) pada kolom Benar atau Salah sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu/Saudara (i) ketahui berkaitan dengan perawatan kaki .

No Pertanyaan Benar Salah Tidak tahu 1 Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara (i) harus

memeriksa kaki?  Setiap hari

 Dua kali seminggu

 Lebih sering jika ketidaknyamanan atau rasa sakit dirasakan diseluruh kaki.

 Setelah memakai sepatu baru

 Permintaan dari dokter untuk melakukan hal tersebut di setiap konsultasi.

2 Apa yang harus Bapak/Ibu/Saudara (i) perhatian ketika Bapak/Ibu/Saudara (i) memeriksakan kakinya ?

 Memeriksa area kaki termasuk telapak kaki,sela-sela jari kaki,bagian depan kaki,dan tumit

 Memeriksa setiap retakan kaki,lecet,kutil

 Setiap adanya luka

 Setiap adanya perubahan warna, misalnya memar,kebiruan

 Setiap adanya bengkak

 Setiap adanya perubahan suhu 3 Tentang cara pemotongan kaki

Memotong tiap sudut kaki

Tidak memotong kuku kaki untuk menghindari luka


(7)

4 Pada bagian mana dari kaki yang tidak tepat atau tidak boleh diberikan pelembap ?

 Telapak kaki

 Tumit

 Sela-sela jari kaki

 Permukaan / Punggung kaki

5 Apa yang harus dilakukan jika Bapak/Ibu /Saudara (i) memiliki kutil pada kaki?

 Menggunakan plester kutil

 Rendam kaki di air dan potong kutil dengan gunting

 Pergi ke ahli kecantikan

 Menggunakan batu apung

 Mengganti sepatu yang lebih baik

6 Apabila terjadi luka ringan pada kaki, apa yang harus Bapak/ Ibu/ Saudara (i) gunakan untuk mengobati luka tersebut ?

 Menggunakan Merkurokrom/ obat merah

 Menggunakan obat ramuan tradisional

 Memakai alcohol khusus bedah

 Menggunakan cairan antiseptic seperti sabun

 Menggunakan cairan NaCl atau cairan infus 7. Apa yang harus digunakan Bapak / Ibu/ Saudara (i)

untuk menjaga kaki tetap hangat di musim dingin ?  Selimut Listrik

 Botol air panas

 Baskom berisi air panas

 Kaos kaki berbahan katun atau wol

8. Apa yang harus digunakan Bapak /Ibu / Saudara (i) jika merasa sakit pada kaki?

 Menggunakan plester herbal

 Menggunakan air panas atau mencuci kaki dengan air jahe

 Menggunakan obat tradisional

 Berkonsultasi ke ahli perawatan kaki,perawat diabetes atau dokter.


(8)

9 Jenis kaos kaki seperti apa yang sesuai untuk Bapak /Ibu/ Saudara (i)

 Katun

 Sintetis

 Wol

 Nylon

10 Jenis sepatu yang tepat untuk digunakan Bapak/ Ibu/

Saudara (i)

 Sepatu yang terbuka bagian atas dan depannya

 Sepatu olahraga

 Sepatu dengan tumit tinggi

 Sepatu sendal

11 Bagaimana Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih sepatu

agar sesuai dengan kaki ?

 Membeli sepatu di pagi hari

 Meminta teman atauanak untuk membelikan sepatu

 Bentuk ujung sepatu yang datar dan sempit

 Panjang sepatu setidaknya harus 1.5cm lebih panjang dari kaki.

12 Apa faktor risiko untuk ulkus kaki ?

 Kulit yang pecah –pecah

 Kapalan/ kallus yang tebal

 Luka bakar

 Sepatu yang tidak pas

 Teknik pemotong kuku yang salah atau sembarangan

 Menggunakan benda tajam untuk memotong kutil

 Memakai alkohol bedah diantara jari-jari kaki 13 Pada kondisi seperti apa bapak /Ibu/Saudara (i)

harus membuat janji dengan ahli perawatan kaki / podiatris ?

 Pada pertumbuhan kuku kaki


(9)

 Masalah dalam perawatn kaki

 Adanya luka ulkus pada kaki baru-baru ini,muncul dan harus disembuh saat ini

14 Pada kondisi seperti apa Bapak/Ibu/Saudara (i) harus

berkonsultasi dengan dokter atau ahli perawatan kaki /podiastrist

 Luka yang membengkak atau bernanah

 Tidak ada perbaikan setelah merawat sendiri luka selama 3 hari

 Perubahan warna kaki, misalnya berubah menjadi hitam

 Setelah membeli sepasang sepatu baru Sumber : Modifikasi Shiu&Wong (2011)

Penilaian : 0-14 : buruk : 15-28 : baik


(10)

C. Kuesioner praktik perawatan kaki

Petunjuk : Berilah tanda check list (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan pilihan Bapak/Ibu/Saudara (i) dilakukan berkaitan dengan praktik perawatan kaki.

No Aktivitas Dilakukan

Ya Tidak 1 Apakah Bapak/Ibu/ Saudara (i) setiap hari minum obat

antidiabetik untuk mencegah komplikasi

2 Apakah Bapak/ Ibu/Saudara (i) setiap hari mencuci kaki.

3 Apakah Bapak/Ibu/ Saudara (i) menggunakan air hangat untuk mencuci kaki/ saat mandi

4 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) sebelum

menggunakan air hangat terlebih dahulu mencek suhu air

5 Apakah kaki yang telah dicuci dikeringkan dengan lembut khususnya diantara jari kaki.

6 Apakahpada sela jari Bapak / Ibu /Saudara (i) diberi bedak agar tetap kering

7 Apakah bahagian atas dan bawah kaki Bapak / Ibu /Saudara (i) selalu diberi pelembap

8 Apakah pada sela jari kaki Bapak / Ibu /Saudara (i) diberi pelembap

9 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) jika menggunakan kaos kaki sering mengganti kaos.

10 Apakah kuku kaki yang panjang dipotong mengikuti bentuk kuku sampai kesudut kaki (tidak lurus) 11 Apakah setiap hari Bapak / Ibu /Saudara (i)

melakukan pemeriksaaan kaki

12 Apakah alas kaki yang digunakan nyaman dan tidak sempit.


(11)

terhadap benda –benda asing seperti kerikil atau benda-benda kecil lainnya.

14 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) selalu menggunakan alas kaki ketika berjalan.

15 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) segera berkonsultasi ke dokter / petugas/ ahli yang menangani diabetes jika ada perubahan pada kaki dengan tanda-tanda :

kemerahan nyeri, atau adanya luka baik kecilmaupun besar

Sumber : Modifikasi Hasnain & Sheikh (2009)

Penilaian : 0 -7 : buruk 8-15 : baik


(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

1.Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Perawatan Kaki Diabetes

Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap ke-14 item pertanyaan tentang pengetahuan perawatan kaki diabetes dapat dilihat pada tabel

No Pertanyaan Jawaban

Benar Salah Tidak tahu

1 Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara (i) harus memeriksa kaki? 56 (60.2%) 35 (37.6%) 2 (2.2%) 2 Apa yang harus Bapak/Ibu/Saudara (i)

perhatian ketika Bapak/Ibu/Saudara (i) memeriksakan kakinya ?

37 (39.8%) 41 (44.1%) 15 (16.1%) 3 Tentang cara pemotongan kuku kaki 37

(39.8%)

43 (46.2%)

13 (14.0%) 4 Pada bagian mana dari kaki yang tidak tepat

atau tidak boleh diberikan pelembap ?

35 (37.6%) 47 (50.5%) 11 (11.8%) 5 Apa yang harus dilakukan jika Bapak/Ibu

/Saudara (i) memiliki kutil pada kaki?

32 (34.4%) 45 (48.4%) 16 (17.2%) 6 Apabila terjadi luka ringan pada kaki, apa

yang harus Bapak/ Ibu/ Saudara (i) gunakan untuk mengobati luka tersebut ?

34 (50.0%) 22 (32.4%) 12 (17.6%) 7 Apa yang harus digunakan Bapak / Ibu/

Saudara (i) untuk menjaga kaki tetap hangat di musim dingin

46 (49.5%) 37 (39.8%) 10 (10.8%) 8 Apa yang harus digunakan Bapak /Ibu /

Saudara (i) jika merasa sakit pada kaki?

31 (33.3%) 54 (58.1%) 8 (8.6%) 9 Jenis kaos kaki seperti apa yang sesuai untuk

Bapak /Ibu/ Saudara (i)

39 (41.9%) 47 (50.5%) 7 (7.5%) 10 Jenis sepatu yang tepat untuk digunakan

Bapak/ Ibu/ Saudara (i)

44 (47.3%) 36 (38.7%) 13 (14.0%) 11 Bagaimana Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih

sepatu agar sesuai dengan kaki ?

45 (48.4%) 38 (30.9%) 10 (10.8%) 12 Apa faktor risiko untuk ulkus kaki ? 31

(33.3%)

46 (49.5%)

16 (17.0%) 13 Pada kondisi seperti apa bapak /Ibu/Saudara

(i) harus membuat janji dengan ahli perawatan kaki / podiatris ?

42 (45.2%) 36 (38.7%) 15 (16.1%)

14 Pada kondisi seperti apa Bapak/Ibu/Saudara (i) harus berkonsultasi dengan dokter atau

40 (43.0%) 38 (40.9%) 15 (16.1%)


(18)

2.Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Tentang Praktek Perawatan

Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap ke-15 item pertanyaan tentang pengetahuan perawatan kaki diabetes dapat dilihat pada tabel 5.11

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah Bapak/Ibu/ Saudara (i) setiap hari minum obat antidiabetik untuk mencegah komplikasi

69 (74.2%)

24 (25.8%) 2 Apakah Bapak/ Ibu/Saudara (i) setiap hari mencuci

kaki.

63 (67.7%)

30 (32.3%) 3 Apakah Bapak/Ibu/ Saudara (i) menggunakan air

hangat untuk mencuci kaki/ saat mandi

72 (77.4%)

21 (22.6%) 4 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) sebelum

menggunakan air hangat terlebih dahulu mencek suhu air

54 (58.1%)

39 (41.9%) 5 Apakah kaki yang telah dicuci dikeringkan dengan

lembut khususnya diantara jari kaki.

73 (78.5%)

20 (21.5%) 6 Apakahpada sela jari Bapak / Ibu /Saudara (i) diberi

bedak agar tetap kering

64 (68.8%)

29 (31.2%) 7 Apakah bahagian atas dan bawah kaki Bapak / Ibu

/Saudara (i) selalu diberi pelembap

37 (39.8%)

56 (60.2%) 8 Apakah pada sela jari kaki Bapak / Ibu /Saudara (i)

diberi pelembap

56 (60.2%)

37 (39.8%) 9 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) jika menggunakan

kaos kaki sering mengganti kaos.

46 (49.5%)

47 (50.5%) 10 Apakah kuku kaki yang panjang dipotong mengikuti

bentuk kuku sampai kesudut kaki (tidak lurus)

70 (75.3%)

23 (24.7%) 11 Apakah setiap hari Bapak / Ibu /Saudara (i)

melakukan pemeriksaaan kaki

59 (63.4%)

34 (36.6%) 12 Apakah alas kaki yang digunakan nyaman dan tidak

sempit.

64 (68.8%)

29 (31.2%) 13 Apakah sebelum memakai sepatu Bapak / Ibu

/Saudara (i)selalu membersihkan bahagian dalamnya terhadap benda –benda asing seperti kerikil atau benda-benda kecil lainnya.

63 (67.7%)

30 (32.3%)

14 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) selalu menggunakan alas kaki ketika berjalan.

68 (73.1%)

25 (26.9%) 15 Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) segera

berkonsultasi ke dokter / petugas/ ahli yang menangani diabetes jika ada perubahan pada kaki dengan tanda-tanda : kemerahan nyeri, atau adanya luka baik kecilmaupun besar

68 (73.1%)

25 (26.9%)


(19)

HASIL PENGOLAHAN DATA

Frequency Table KARAKTERISTIK RESPONDEN

Umur

4 4.3 4.3 4.3

15 16.1 16.1 20.4

48 51.6 51.6 72.0

24 25.8 25.8 97.8

2 2.2 2.2 100.0

93 100.0 100.0

<30 tahun 30-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun >60 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kelamin

38 40.9 40.9 40.9

55 59.1 59.1 100.0

93 100.0 100.0

Perempuan Laki-laki Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Lama_Menderita

37 39.8 39.8 39.8

56 60.2 60.2 100.0

93 100.0 100.0

<5 tahun >5 tahun Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Terapi

10 10.8 10.8 10.8

40 43.0 43.0 53.8

43 46.2 46.2 100.0

93 100.0 100.0

Kombinasi Insulin OAD Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pendidikan

3 3.2 3.2 3.2

9 9.7 9.7 12.9

53 57.0 57.0 69.9

11 11.8 11.8 81.7

17 18.3 18.3 100.0

SD SMP SMA D3 S1 Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(20)

Frequency Table PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN

KAKI DM

Penghasilan

20 21.5 21.5 21.5

73 78.5 78.5 100.0

93 100.0 100.0

< Rp 2 juta > Rp 2 juta Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pekerjaan

4 4.3 4.3 4.3

9 9.7 9.7 14.0

7 7.5 7.5 21.5

17 18.3 18.3 39.8

29 31.2 31.2 71.0

27 29.0 29.0 100.0

93 100.0 100.0

PNS Buruh IRT Peg.swasta W iraswasta Pedagang Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Penghasilan

20 21.5 21.5 21.5

73 78.5 78.5 100.0

93 100.0 100.0

< Rp 2 juta > Rp 2 juta Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Penyuluhan

27 29.0 29.0 29.0

66 71.0 71.0 100.0

93 100.0 100.0

Pernah Tidak pernah Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara (i) harus memeriksa kaki?

56 60.2 60.2 60.2

35 37.6 37.6 97.8

2 2.2 2.2 100.0

Benar Salah Tidak tahu Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(21)

Apa yang harus Bapak/Ibu/Saudara (i) perhatian ketika Bapak/Ibu/Saudara (i) memeriksakan kakinya ?

37 39.8 39.8 39.8

41 44.1 44.1 83.9

15 16.1 16.1 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Tentang cara pemotongan kuku kaki

37 39.8 39.8 39.8

43 46.2 46.2 86.0

13 14.0 14.0 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pada bagian mana dari kaki yang tidak tepat atau tidak boleh diberikan pelembap ?

35 37.6 37.6 37.6

47 50.5 50.5 88.2

11 11.8 11.8 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apa yang harus dilakukan jika Bapak/Ibu /Saudara (i) memiliki kutil pada kaki?

47 50.5 50.5 50.5

37 39.8 39.8 90.3

9 9.7 9.7 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apabila terjadi luka ringan pada kaki, apa yang harus Bapak/ Ibu/ Saudara (i) gunakan untuk mengobati luka tersebut ?

32 34.4 34.4 34.4

45 48.4 48.4 82.8

16 17.2 17.2 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(22)

Apa yang harus digunakan Bapak / Ibu/ Saudara (i) untuk menjaga kaki tetap hangat di musim dingin

46 49.5 49.5 49.5

37 39.8 39.8 89.2

10 10.8 10.8 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apa yang harus digunakan Bapak /Ibu / Saudara (i) jika merasa sakit pada kaki?

31 33.3 33.3 33.3

54 58.1 58.1 91.4

8 8.6 8.6 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jenis kaos kaki seperti apa yang sesuai untuk Bapak /Ibu/ Saudara (i)

39 41.9 41.9 41.9

47 50.5 50.5 92.5

7 7.5 7.5 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Jenis sepatu yang tepat untuk digunakan Bapak/ Ibu/ Saudara (i)

44 47.3 47.3 47.3

36 38.7 38.7 86.0

13 14.0 14.0 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Bagaimana Bapak/Ibu/Saudara (i) memilih sepatu agar sesuai dengan kaki ?

45 48.4 48.4 48.4

38 40.9 40.9 89.2

10 10.8 10.8 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(23)

Frequency Table PRAKTEK PERAWATAN KAKI DM

Apa faktor risiko untuk ulkus kaki ?

31 33.3 33.3 33.3

46 49.5 49.5 82.8

16 17.2 17.2 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pada kondisi seperti apa bapak /Ibu/Saudara (i) harus membuat janji dengan ahli perawatan kaki / podiatris ?

42 45.2 45.2 45.2

36 38.7 38.7 83.9

15 16.1 16.1 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Pada kondisi seperti apa Bapak/Ibu/Saudara (i) harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli perawatan kaki /podiastrist

40 43.0 43.0 43.0

38 40.9 40.9 83.9

15 16.1 16.1 100.0

93 100.0 100.0

Benar Salah Tidak tahu Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Kategori Pengetahuan

65 69.9 69.9 69.9

28 30.1 30.1 100.0

93 100.0 100.0

Baik Buruk Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah Bapak/Ibu/ Saudara (i) setiap hari minum obat antidiabetik untuk mencegah komplikasi

69 74.2 74.2 74.2

24 25.8 25.8 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(24)

Apakah Bapak/ Ibu/Saudara (i) setiap hari mencuci kaki.

63 67.7 67.7 67.7

30 32.3 32.3 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah Bapak/Ibu/ Saudara (i) menggunakan air hangat untuk mencuci kaki/ saat mandi

72 77.4 77.4 77.4

21 22.6 22.6 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) sebelum menggunakan air hangat terlebih dahulu mencek suhu air

54 58.1 58.1 58.1

39 41.9 41.9 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah kaki yang telah dicuci dikeringkan dengan lembut khususnya diantara jari kaki.

73 78.5 78.5 78.5

20 21.5 21.5 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakahpada sela jari Bapak / Ibu /Saudara (i) diberi bedak agar tetap kering

64 68.8 68.8 68.8

29 31.2 31.2 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(25)

Apakah bahagian atas dan bawah kaki Bapak / Ibu /Saudara (i) selalu diberi pelembap

37 39.8 39.8 39.8

56 60.2 60.2 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah pada sela jari kaki Bapak / Ibu /Saudara (i) diberi pelembap

56 60.2 60.2 60.2

37 39.8 39.8 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) jika menggunakan kaos kaki sering mengganti kaos.

46 49.5 49.5 49.5

47 50.5 50.5 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah kuku kaki yang panjang dipotong mengikuti bentuk kuku sampai kesudut kaki (tidak lurus)

70 75.3 75.3 75.3

23 24.7 24.7 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah setiap hari Bapak / Ibu /Saudara (i) melakukan pemeriksaaan kaki

59 63.4 63.4 63.4

34 36.6 36.6 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(26)

Apakah alas kaki yang digunakan nyaman dan tidak sempit.

64 68.8 68.8 68.8

29 31.2 31.2 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah sebelum memakai sepatu Bapak / Ibu /Saudara (i)selalu membersihkan bahagian dalamnya terhadap benda –benda asing

seperti kerikil atau benda-benda kecil lainnya.

63 67.7 67.7 67.7

30 32.3 32.3 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) selalu menggunakan alas kaki ketika berjalan.

68 73.1 73.1 73.1

25 26.9 26.9 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Apakah Bapak / Ibu /Saudara (i) segera berkonsultasi ke dokter / petugas/ ahli yang menangani diabetes jika ada perubahan pada kaki

dengan tanda-tanda : kemerahan nyeri, atau adanya luka baik kecilmaupun besar

68 73.1 73.1 73.1

25 26.9 26.9 100.0

93 100.0 100.0

Ya Tidak Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Praktek Perawatan Kaki DM

67 72.0 72.0 72.0

26 28.0 28.0 100.0

93 100.0 100.0

Baik Buruk Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(27)

Reliability PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN KAKI

DM

Scale: ALL VARIABLES

Reliability PRAKTEK PERAWATAN KAKI DM

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

.903 14

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

14.6333 44.654 .504 .901

14.5333 45.844 .520 .900

14.5667 45.013 .582 .897

14.6333 44.102 .627 .895

14.6000 42.800 .743 .891

14.5667 44.461 .643 .895

14.6000 42.386 .786 .889

14.6333 45.275 .475 .902

14.5333 45.154 .552 .898

14.4333 47.220 .374 .905

14.5667 45.013 .582 .897

14.6333 44.102 .627 .895

14.6000 42.800 .743 .891

14.5667 44.461 .643 .895

Peng1 Peng2 Peng3 Peng4 Peng5 Peng6 Peng7 Peng8 Peng9 Peng10 Peng11 Peng12 Peng13 Peng14

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Reliability Statistics

.912 15

Cronbach's


(28)

Crosstabs Lama_Menderita * Pengetahuan Tentang

Perawatan Kaki DM

Item-Total Statistics

15.7000 52.700 .490 .911

15.6000 53.766 .525 .909

15.6333 52.999 .574 .907

15.7000 51.252 .691 .903

15.6667 50.782 .717 .902

15.6333 52.378 .636 .905

15.6667 50.092 .783 .900

15.7000 53.321 .466 .911

15.6000 52.800 .578 .907

15.5000 55.362 .369 .914

15.6333 52.999 .574 .907

15.7000 51.252 .691 .903

15.6667 50.782 .717 .902

15.6333 52.378 .636 .905

15.7000 51.252 .691 .903

Praktek1 Praktek2 Praktek3 Praktek4 Praktek5 Praktek6 Praktek7 Praktek8 Praktek9 Praktek10 Praktek11 Praktek12 Praktek13 Praktek14 Praktek15

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Crosstab

25 12 37

67.6% 32.4% 100.0%

3 53 56

5.4% 94.6% 100.0%

28 65 93

30.1% 69.9% 100.0%

Count

% within Lama_Menderita Count

% within Lama_Menderita Count

% within Lama_Menderita <5 tahun >5 tahun Lama_ Menderita Total Buruk Baik Pengetahuan Tentang Perawatan Kaki DM

Total

Chi-Square Tests

40.976b 1 .000

38.073 1 .000

43.767 1 .000

.000 .000

40.535 1 .000

93 Pearson Chi-Square

Continuity Correction a Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)


(29)

Lama_Menderita * Praktek Perawatan Kaki DM

Symmetric Measures

.664 .077 8.466 .000c

.664 .077 8.466 .000c

93 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Based on normal approximation. c.

Risk Estimate

36.806 9.526 142.198

12.613 4.102 38.782

.343 .214 .548

93 Odds Ratio for Lama_

Menderita (<5 tahun / >5 tahun)

For cohort Pengetahuan Tentang Perawatan Kaki DM = Buruk

For cohort Pengetahuan Tentang Perawatan Kaki DM = Baik

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence Interval

Crosstab

23 14 37

62.2% 37.8% 100.0%

3 53 56

5.4% 94.6% 100.0%

26 67 93

28.0% 72.0% 100.0%

Count

% within Lama_Menderita Count

% within Lama_Menderita Count

% within Lama_Menderita <5 tahun >5 tahun Lama_ Menderita Total Buruk Baik Praktek Perawatan Kaki DM Total


(30)

Chi-Square Tests

35.694b 1 .000

32.930 1 .000

37.735 1 .000

.000 .000

35.310 1 .000

93 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10. 34.

b.

Symmetric Measures

.620 .080 7.529 .000c

.620 .080 7.529 .000c

93 Pearson's R

Interval by Interval

Spearman Correlation Ordinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis. a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. b.

Based on normal approximation. c.

Risk Estimate

29.024 7.603 110.793

11.604 3.751 35.892

.400 .263 .607

93 Odds Ratio for

Lama_Menderita (<5 tahun / >5 tahun) For cohort Praktek Perawatan Kaki DM = Buruk

For cohort Praktek Perawatan Kaki DM = Baik

N of Valid Cases

Value Lower Upper

95% Confidence Interval


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, J., 2005. Komplikasi Kronik Diabetik Masalah, Utama Penderita Diabetes

dan Upaya Pencegahan Diabetes.Available from

ht tp:/ / ww w .akadem ik.unsri.ac.id/ on 25 July 2013

American Diabetes Association. Available from

ht tp:/ / em edicine.m edscape.com / art icle/ 117853-workup

Ann T-Y Shiu dan Rebecca Y-M Wong.,Jornal of clinical Nursing.,2011.

Diabetes foot care knowledge: a survey of registered nurses.

Artikel Diabetes dan Pola makan,.2012. Available from

ht t p:/ / w ww.diet rendahkalori.com/ diabet dan-pola-m akan/ diabet

es-klasifikasi-gejala-kliniskom pilasi-fakt or-penyebab-dan-pengobat an/ Artikel kedokteran. Available from :

ht tp:/ / w w w .jevuska.com/ 2014/ 03/ 07/ insulin/

Bhargava A., 2002 .Problem,Pathophysiology and Examinationof A Diabetic

Foot. In:Office Managementof Diabetic Foot.AAPM & Annual Assembly

Orlando,

David G.Gardner, and Dolores Showback., 2007. Greenspan’s Basic and clinical

Endocrinology: 8th ed.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009.Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Mellitus Di Indonesia Mencapai 21.3 Juta Orang. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat , Direktorat Pusat Komunikasi Kesehatan dr. Andre Yuindartanto., Kaki Diabetik . Available from

ht tps:/ / yum izone.wordpress.com / 2008/ 12/ 01/ kaki-diabetik/ Indian Health Diabetes Best Practise., 2011. Foot care. Indian Health Service

Division Of Diabetes Treatment and Prevention ,pp.7-30

Indonesia : WHO statical profile (2012). Available from : ht tp:/ / w w w .who.int / gho/ count ries/ idn.pdf

Indra Kurniawan., 2010. Diabetes Melittus Tipe 2 pada Usia Lanjut


(32)

Lindarto,D.,2013.Penderita Diabetes di Sumut Terus Meningkat. Available from: http://www.harianorbit.com/penderita-diabetes-di-sumut-terus-meningkat-2/ [Accessed : 21 Juni 2015]

National Diabetes Education Program (NDEP) ., 2014 Take Care of Your Feet for a Lifetime. A Booklet For People With Diabetes, pp. 1-12.

Notoatmojo S. 2002. Metologi Penelitian Kesehatan II. PT Rineka Cipta. Jakarta. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).,2011.Konsensus Pengelolaan

dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia .Jakarta

Piliang S.,1999. Simposium Kaki Diabetes,. Kaki Diabetes, Klasifikasi , Patogenesis dan Diagnosis. pp: 1-10

Prof.H.M.Hembing Wijayasukuma.,2008. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Available from:

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=onIVKw-chXYC&oi=fnd&pg=PR3&dq=pengetahuan+pasien+diabetes+melitus+tip e+2+dalam+perawatan+kaki+diabetes&ots=IJs4rbbTXp&sig=VGozOIkn CZToKViDbKtIk8Prh3I&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Seema Hasnain, Naheed Humayun Sheikh.,2009. Knowledge and practices

regarding foot care in diabetic patients visiting diabetic clinic in Jinnah Hospital, Lahore

Smeltzer,S.C.,Bare,B.G., Hinkle,J.L., and Cheever ,K.H.,2010.Brunner and

Suddarth’s Textbook of Medical –Surgical Nursing. 12th ed. Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins.

Wardatul.W,2013., Hubungan Lama Menderita Diabetes dengan Pengetahuan

Pencegahan Ulkus Diabetik di Puskesmas Ciputat tahun 2013.

World health Organization(WHO).,2015.What is Diabetes. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/


(33)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti akan menilai hubungan lama penderita DM tipe 2 dengan pengetahuan perawatan kaki diabetik yang datang berobat di klinik endokrin RSUP H. Adam Malik.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Skema 3.1: Kerangka Konsep Karakteristik Penderita DM Tipe 2 dalam

pengetahuan tentang perawatan kaki diabetik di klinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik.

3.2 Variabel Penelitian

Ada dua variabel penelitian yaitu : 1. Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 2. Karakteristik penderita Kaki Diabetik Lama Menderita Diabetes

Melitus Tipe 2

Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetik


(34)

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur/

Alat Ukur. Hasil Ukur

Skala Ukur

Lama Menderita DM Tipe 2

Rentang waktu responden menderita DM, dihitung semenjak pertama kali didiagnosa DM Wawancara Kuesioner lama menderita DM Dinyatakan Dengan : 1: ≥ 5 tahun 2: ≤ 5 tahun

Nomina l Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetik Pengetahuan dalam perawatan kaki pasien Wawancara Kuesioner tindakan perawatan kaki yang terdiri dari 1-14.

1.Buruk jika skor total 0-14

2.Baik jika skor total 15-28 Ordinal Praktik Perawatan Kaki Tindakan perawatan kaki pasien adalah reaksi atau respon yang secara langsung terwujud dalam suatu tindakan melakukan perawatan kaki oleh pasien DM tipe 2. Wawancara Kuesioner tindakan perawatan kaki yang terdiri dari 1-15 1. Buruk, jika skor total 0-7 2. Baik jika

skor total 8-15 Ordinal Karakteristik Responden: 1. Umur Umur responden berdasarkan tanggal lahir, dihitung sampai ulang tahun terakhir. Wawancara Kuesioner umur dalam tahun Dinyatakan dengan tahun Interval 2. Jenis kelamin

Jenis kelamin Wawancara Kuesioner responden

berupalaki-Jenis kelamin 1.

Laki-laki 2. Perempu

Nomina l


(35)

3. Status sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi pasien berdasarkan jumlah penghasilan keluarga/ bulan Wawancara Kuesioner jumlah penghasilan keluarga responden perbulan Dinyatakan ≤Rp. 1.800.000

≥Rp. 1.800.000 Nomina l

4 Pekerjaan Pekerjaan responden saat dilakukan penelitian Wawancara Kuesioner tentang pekerjaan responden Dinyatakan dengan : 1. Tidak bekerja 2. Petani 3. Pedagang 4. Buruh 5. Swasta 6. PNS/TNS/ POLRI 7. Lain-lain Nomina l 5 Tingkat Pendidikan Pendidikan formal terakhir yang ditamatkan responden Wawancara Kuesioner tentang pendidikan responden Dinyatakan 1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT/Akademi k Ordinal

6 Jenis terapi DM yang digunakan

Jenis obat yang digunakan Wawancara Kuesioner / Rekam medis Dinyatakan : 1. OAD 2. Insulin 3. Gabungan OAD dan insulin Ordinal

3.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hubungan antara lama menderita DM tipe 2 dengan pengetahuan perawatan kaki diabetik pada pasien diabetes tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik.


(36)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik deskriptif dengan menggunakan desain penelitian potong lintang (cross sectional ) dimana data diambil hanya sekali bagi tiap subjek dengan menggunakan angket pertanyaan

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

4.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik dimana merupakan salah satu rumah sakit pendidikan yang mendukung pengembangan dalam bidang penelitian dan terdapat banyak kasus DM setiap tahun sehingga sangat mungkin untuk melakukan penelitian di ruman sakit ini. 4.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan dari Oktober hingga November 2015.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik , Medan.

Populasi dalam penelitian ini dipilih menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi seperti yang berikut :

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah : a) Bersedia menjadi responden penelitian

b)Pasien telah menghidap DM Tipe 2 kurang dan lebih dari 5 tahun 2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a) Rekam medis yang tidak lengkap


(37)

4.3.2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode

nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan

sampel yang didasarkan atas pertimbangan dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah dditetapkan.

Besar sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini di hitung berdasarkan estimasi proporsi dengan rumus sebagai berikut :

n = N. Z2 1-α/2.p.(1-p) (N-1)d2+Z2 1-α/2.p.(1-p) Keterangan :

n : Besar sampel

Z2 1-α/2 : Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (tingkat kepercayaan )

p : Estimator proporsi

d : Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N : Besar populasi

Pada penelitian ini tingkat kepercayaan yang dikehendaki adalah sebesar 95% sehingga Z2 1-α/2 = 1,96. Nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 kerna peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya. Ketepatan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10%. Besar populasi adalah 2565..

n = (2565).(1,96)2 .(0,5). (1-0,5)

(2565 -1) .( 0,1)2 + (1,96)2. (0,5). (1-0.5) = 92,61

Sampel yang diambil sebanyak 92.61 orang. Untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 93 orang.


(38)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpul dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari responden dan data sekunder yaitu dari rekam medis yang datang berobat di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan dari Okt hingga Nov 2015. Wawancara adalah suatu teknik dimana peneliti mendapat keterangan dari responden dan pada umumnya dibantu dengan alat bantu berupa kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh peneliti kepada responden.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

4.5.1 Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul sebelum dianalisa terlebih dahulu dilakukan hal-hal berikut:

1. Editing

Dilakukan untuk memeriksa data, memeriksa jawaban, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan serta memeriksa kelengkapan, ketepatan dan kesalahan data.

2. Coding

Memberikan kode atau symbol tertentu untuk setiap jawaban responden sesuai dengan indicator pada kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penulis dalam melakukan tabulasi dan analisa data. 3. Entry data

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan program komputer.

4. Tabulating

Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun,dan didata untuk disajikan dan dianalisis.


(39)

4.5.2. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bentuk komputer dengan menggunakan program SPSS for

windows. Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data univariat dan analisis data bivariat. 1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik responden dan karakteristik masing-masing variable dalam penelitian. 2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara varibel bebas (independent variable) dengan variable terikat (dependent variable). Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi chi-square karena data penelitian adalah ordinal bukan numerik dengan menggunakan program SPSS for windows. Hasil disajikan dalam bentuk tabel dan diinterpretasikan berdasarkan hasil yang diperoleh.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap pasien penderita penyakit DM tipe 2 di poliklinik endokrin RSUP H. Adam Malik Medan untuk mengetahui hubungan lama menderita DM tipe 2 dengan pengetahuan dan praktek perawatan kaki diabetes tahun 2015 yang meliputi 93 sampel penelitian.

5.1.2. Karakteristik Responden

Karaktristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan

5.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur dalam penelitian ini diklasifikasikan ke dalam 5 kelompok yakni dibawah 30 tahun, 30-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun dan lebih dari 60 tahun dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi (n) Persentase (%)

1 <30 tahun 4 4.3

2 30-40 tahun 15 16.1

3 41-50 tahun 48 51.6

4 51-60 tahun 24 25.8

5 >60 tahun 2 2.2

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 4 orang

(4.3%) berumur dibawah 30 tahun, 15 orang (16.1%) berumur antara 30-40 tahun, 48 orang (51.6%) berumur antara 41-50 tahun, 24 orang (25.8%) berumur antara 51-60 tahun dan 2 orang (2.2%) berumur lebih dari 60 tahun. Dengan


(41)

5.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi jenis kelamin sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Perempuan 38 40.9

2 Laki-laki 55 59.1

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.2 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 38 orang (40.9%) adalah perempuan dan 55 orang (59.1%) adalah laki-laki. Dengan demikian, mayoritas responden adalah laki-laki yakni sebanyak 55 orang (59.1%).

5.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita

Lama menderita dalam penelitian ini dibagi kedalam 2 (dua) kategori yakni < 5 tahun dan >5 tahun dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita No Lama menderita Frekuensi (n) Persentase (%)

1 <5 tahun 37 39.8

2 ≥5 tahun 56 60.2

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 37 orang (39.8%) dengan lama menderita dibawah 5 tahun dan 56 orang (60.2%) dengan lama menderita ≥ 5 tahun. Dengan demikian, mayoritas responden adalah dengan lama menderita ≥ 5 tahun yakni sebanyak 56 orang (60.2%).


(42)

5.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Terapi

Jenis terapi dalam penelitian ini dibagi kedalam 3 (tiga) kategori yakni OAD, Insulin dan kombinasi keduanya dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Terapi No Jenis Terapi Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Kombinasi 10 10.8

2 Insulin 40 43.0

3 OAD 43 46.2

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 10 orang (10.8%) dengan Jenis Terapi kombinasi OAD dan insulin, 40 orang (43.0%) dengan jenis terapi insulin dan 43 orang (46.2%) dengan jenis terapi OAD. Dengan demikian, mayoritas responden adalah dengan Jenis Terapi OAD yakni sebanyak 43 orang (46.2%).

5.1.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam 5 kelas yakni SD, SMP, SMA,D3 dan S1 dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 SD 3 3.2

2 SMP 9 9.7

3 SMA 53 57.0

4 D3 11 11.8

5 S1 17 18.3

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 3 orang (3.2%) berpendidikan Sekolah Dasar (SD), 9 orang (9.7%) berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), 53 orang (57.0%) berpendidikan SMA, 11 orang


(43)

5.1.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam 6 jenis yakni PNS, buruh,IRT, pegawai swasta, wiraswasta dan pedagang dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 PNS 4 4.3

2 Buruh 9 9.7

3 IRT 7 7.5

4 Peg.swasta 17 18.3

5 Wiraswasta 29 31.2

6 Pedagang 27 29.0

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.6 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 4 orang (4.3%) bekerja sebagai PNS, 9 orang (9.7%) bekerja sebagai buruh, 7 orang (7.5%) bekerja sebagai IRT (ibu rumah tangga), 17 orang (18.3) bekerja pegawai swasta, 29 orang (31.2%) bekerja sebagai wiraswasta dan 27 orang (29.0%) bekerja sebagai pedagang. Dengan demikian, mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta yakni sebanyak 29 orang (31.2%).

5.1.2.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan

Penghasilan dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam 2 tingkatan yakni <Rp 2.000.000 dan di atas Rp 2 juta dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan No Penghasilan Frekuensi (n) Persentase (%)

1 < Rp 2 juta 20 21.5

2 > Rp 2 juta 73 78.5

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 20 orang (21.5%) dengan penghasilan kurang dari Rp 2.000.000 dan 73 orang (78.5%) dengan penghasilan lebih dari Rp.2.000.000. Dengan demikian, mayoritas


(44)

5.1.2.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Penyuluhan

Aktifitas penyuluhan dalam penelitian ini diklasifikasikan kedalam 2 kelompok yakni pernah dan tidak pernah dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Penyuluhan No Jumlah anak Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Pernah 27 29.0

2 Tidak pernah 66 71.0

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.8 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 27 orang (29.0%) pernah mengikuti kegiatan penyuluhan dan 66 orang (71.0%) tidak pernah. Dengan demikian, mayoritas responden tidak pernah mengikuti penyuluhan yakni sebanyak 66 orang (71.0%).

5.2. Variabel Penelitian

5.2.1. Pengetahuan Tentang perawatan kaki diabetes

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban terhadap ke-14 pertanyaan, selanjutnya pengetahuan dapat dikategorikan kedalam 2 kategori yakni baik dan buruk dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.9 Kategori Pengetahuan Responden Tentang perawatan kaki diabetes

No Kategori

Pengetahuan Tentang Perawatan kaki diabetes

Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Baik 65 69.9

2 Buruk 28 30.1

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.10 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 65 orang (69.9%) memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki diabetes dan 28 orang (30.1%) memiliki pengetahuan buruk. Dengan demikian, mayoritas


(45)

5.2.2 Pengetahuan Tentang Praktek Perawatan Kaki Diabetes

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban terhadap ke-15 pertanyaan, selanjutnya pengetahuan dapat dikategorikan kedalam 2 kategori yakni baik dan buruk dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :

Tabel 5.10 Kategori Praktek Perawatan kaki diabetes

No Kategori

Praktek Perawatan kaki diabetes

Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Baik 67 72.0

2 Buruk 26 28.0

Total 93 100.0

Sumber : Hasil penelitian 2015 (data diolah)

Tabel 5.12 memperlihatkan bahwa dari 93 responden penelitian, 67 orang (72.0%) melakukan praktek perawatan kaki yang baik dan 26 orang (28.0%) melakukan praktek perawatan kaki diabetes yang tidak baik. Dengan demikian, mayoritas responden melakukan praktek perawatan kaki diabetes yang baik yakni sebanyak 67 orang (72.0%). Berikut ini adalah gambar histogram pengetahuan responden tentang praktek perawatan kaki diabetes

5.3 Uji Hipotesis

5.3.1 Hubungan Lama Menderita Dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes

Hubungan lama menderita dengan pengetahuan perawatan kaki diabetes dapat dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi chi-square dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.11. Hasil Uji Korelasi Chi Square Antara Lama Menderita dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes

Lama Menderita

Pengetahuan tentang Perawatan

Kaki diabetes Total

p-value

Buruk Baik

n % N % n

<5 tahun 25 57.6 12 32.4% 37 0.001


(46)

Hasil uji tabulasi silang antara lama menderita dengan pengetahuan tentang perawatan kaki diabetes pada tabel 5.13 memperlihatkan bahwa dari 37 pasien dengan lama menderita < 5 tahun, ada 25 orang (57.6%) yang memiliki pengetahuan buruk tentang perawatan kaki diabetes dan ada 12 orang (32.5%) yang memiliki pengetahuan baik. Selanjutnya, dari 56 responden dengan lama menderita lebih dari 5 tahun, hanya 3 orang(5.4%) yang memiliki pengetahuan buruk dan 53 orang(94.6%) memiliki pengetahuan baik tentang perawatan kaki diabetes.

Hasil uji chi square memperlihatkan bahwa nilai signifikansi (p-value) = 0.001, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama menderita memiliki hubungan signifikan dengan pengetahuan tentang perawatan kaki diabetes.

5.3.2. Hubungan Lama Menderita Dengan Praktek Perawatan Kaki Diabetes

Hubungan lama menderita dengan praktek perawatan kaki diabetes dapat dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi chi-square dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.12. Hasil Uji Korelasi Chi Square Antara Lama Menderita dengan Praktek Perawatan Kaki Diabetes

Lama Menderita

Praktek Perawatan Kaki diabetes

Total

p-value

Buruk Baik

n % n % n

<5 tahun 23 62.2 14 37.8 37 0.001

≥ 5 tahun 3 5.4 53 94.6 56

Total 26 28.0 67 72.0 93

Hasil uji tabulasi silang antara lama menderita dengan praktek tentang perawatan kaki diabetes pada tabel 5.14 memperlihatkan bahwa dari 37 pasien dengan lama menderita < 5 tahun, ada 23 orang (62.2%) yang memiliki praktek


(47)

tahun, hanya 3 orang (5.4%) yang memiliki praktek buruk dan 53 orang (94.6%) memiliki praktek perawatan kaki diabetes yang baik.

Hasil uji chi square memperlihatkan bahwa nilai signifikansi (p-value) = 0.001, lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa lama menderita memiliki hubungan signifikan dengan praktek tentang perawatan kaki diabetes.

5.4. Pembahasan

5.4.1. Hubungan Lama Menderita Dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki diabetes yakni sebanyak 65 orang (69.9%) dan mayoritas responden adalah dengan lama menderita ≥ 5 tahun yakni sebanyak 56 orang (60.2%). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara lama menderita dengan pengetahuan tentang perawatan kaki diabetes. Dengan kata lain, semakin lama pengalaman menderita, semakin tinggi pengetahuannya tentang praktek perawatan kaki. Hal ini juga dikonfirmasikan oleh hasil uji tabulasi silang dimana dari 37 pasien dengan lama menderita < 5 tahun, ada 25 orang(57.6%) yang memiliki pengetahuan buruk tentang perawatan kaki diabetes dan ada 12 orang(32.5%) yang memiliki pengetahuan baik. Selanjutnya, dari 56 responden dengan lama menderita lebih dari 5 tahun, hanya 3 orang(5.4%) yang memiliki pengetahuan buruk dan 53 orang(94.6%) memiliki pengetahuan baik tentang perawatan kaki diabetes.

5.4.2. Hubungan Lama Menderita Dengan Praktek Perawatan Kaki Diabetes

Hasil analisis deskriptif memperlihatkan bahwa mayoritas responden melakukan praktek perawatan kaki diabetes yang baik yakni sebanyak 67 orang (72.0%). dan mayoritas responden adalah dengan lama menderita ≥ 5 tahun yakni sebanyak 56 orang (60.2%). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan linier antara lama menderita dengan praktek perawatan kaki diabetes. Dengan


(48)

praktek perawatan kaki. Hal ini juga dikonfirmasikan oleh hasil uji tabulasi silang dimana dari 37 pasien dengan lama menderita < 5 tahun, ada 23 orang (62.2%) yang memiliki praktek perawatan kaki diabetes yang buruk dan ada 14 orang (37.8%) yang memiliki praktek baik. Selanjutnya, dari 56 responden dengan lama menderita lebih dari 5 tahun, hanya 3 orang (5.4%) yang memiliki praktek buruk dan 53 orang (94.6%) memiliki praktek perawatan kaki diabetes yang baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Middle Brook, 1974) yang dikutip oleh Azwar (2009), mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, dan pengalaman, sehingga akan lebih mendalam dan lama membekas.

Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).

Menurut Notoatmojo (1993) bahwa pengaruh pengetahuan perhadap praktik dapat bersifat langsung maupun melalui perantara sikap. Suatu sikap belum terwujud dalam bentuk praktik (overt behavior). Agar terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata (praktik) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Sedangkan antara teori Fishbein-ajzen (1975) dalam Ancok (1989), menyatakan bahwa keikutsertaan seseorang di dalam suatu


(49)

Hal yang sama juga dikemukakan Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan merupakan dominan yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) dan pengetahuan dapat diukur dengan wawancara, perilaku yang didasari dengan pengetahuan dan kesadaran akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Pada umumnya penderita kaki diabetes sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki diabetes. Hal ini terbukti dari mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki diabetes yakni sebanyak 65 orang (69.9%)

2. Pada umumnya penderita kaki diabetes sudah memiliki praktek perawatan kaki diabetes yang baik. Hal ini terbukti dari mayoritas responden melakukan praktek perawatan kaki diabetes yang baik yakni sebanyak 67 orang (72.0%)

3. Lama menderita memiliki hubungan signifikan dengan pengetahuan tentang perawatan kaki diabetes (p<0.05)

4. Lama menderita memiliki hubungan signifikan dengan praktek perawatan kaki diabetes (p<0.05)

5. Karakteristik responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.merupakan karakteristik univariat.

6.2 S a r a n

Mengingat pentingnya masalah perawatan kaki diabetes maka dengan ini disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada Tim kesehatan di Poliklinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan disarankan untuk terus meningkatkan penyuluhan tentang pengetahuan pasien khususnya tentang perawatan kaki diabetes

2. Kepada pasien penderita kaki diabetes disarankan untuk mempelajari praktek perawatan kaki yang lebih baik sehingga memberikan hasil perawatan kaki yang lebih baik.


(51)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah ilmu yang dimiliki seseorang untuk menciptakan suatu metode atau ideologi menjadi pengetahuan baru yang dapat berkembang menjadi berbagai ilmu seperti : musik, hukum, sastra dan falsafah (Hidayat, 2007).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya yang berbeda seperti kepercayaan (believes), takhyul (superstition) dan penerangan yang keliru (misinformations). Manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sadar.Kesadaran manusia dapat disimpulkan oleh kemampuannya untuk berpikir, berkehendak dan merasa (Siregar, 2010).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan : a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.


(52)

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai salah satu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi-materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real) dari kasus yang diberikan.

d. Analisis

Analisis adalah kemampuan untuk dapat menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah


(53)

2.1.3. Kriteria Pengetahuan

Penilaian - penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

Menurut Notoatmodjo (2012), kriteria untuk menilai tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori:

a. Tingkat pengetahuan baik apabila skor atau nilai : (76-100%) b. Tingkat pengetahuan cukup apabila skor atau nilai : (56-75%) c. Tingkat pengetahuan kurang apabila skor atau nilai : (< 56%)

2.1.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2012) :

1. Faktor Internal a. Pendidikan

Tokoh pendidikan abad 20 M. J. Largevelt yang dikutip oleh Notoatmojo (2003) mendefinisikan bahwa pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan. Sedangkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Indonesia mendefinisikan lain, bahwa pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan didalam serta diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

b. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu dengan adanya pengetahuan yang tinggi didukung minat yang cukup dari seseorang, sangatlah mungkin seseorang tersebut akan berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan.

c. Pengalaman


(54)

mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, dan pengalaman, sehingga akan lebih mendalam dan lama membekas.

d. Usia

Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap masalah yang dihadapi (Azwar, 2009).

2. Faktor Eksternal a. Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan sekunder. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

b. Informasi


(55)

sikap terhadap hal tersebut. Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media masa.

c. Kebudayaan/Lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

2.2. Diabetes Melitus

2.2.1 Definisi Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisma yang mempunyai karekteristik kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia). Ini disebabkan oleh kerna terdapat gangguan fungsi pankreas dalam mensekresi jumlah insulin atau efektivitas insulin atau kedua-duanya.(G.Gardner & Shoback , 2007 dan PERKENI,2011).

Menurut World Health Organization(WHO) 2015, Diabetes Melitus adalah satu penyakit kronis yang terjadi pada saat pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif.

2.2.2. Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes Melitus Tipe 2 atau lebih dikenali sebagai Non Insulin Dependent

Diabetes Melitus (NIDDM) terjadi kerna kerusakan progresif sekretorik insulin

akibat resistensi insulin. Pada DM Tipe 2, tubuh mampu memproduksi insulin tapi insulin yang diproduksi tidak cukup atau tubuh tidak mampu untuk merespon pada insulin itu maka terjadinya resistensi insulin. DM tipe 2 terjadi sebanyak


(56)

90-2.2.3 Faktor Resiko Diabetes Melitus tipe 2

Faktor resiko DM tipe 2 terdiri dari faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi , yang bisa dimodifikasi dan faktor lain yang terkait dengan risiko DM Tipe 2.

a. Faktor resiko yang tidak bisa dimodifikasi yaitu : 1. Ras dan etnik

2. Riwayat keluarga dengan DM

3. Umur (risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring dengan meningkatnya umur yaitu dari umur lebih dari 45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM).

4. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi > 4000gram atau riwayat pernah menderita diabetes gestational. 5. Riwayat lahir dengan berat badan kurang dari 2,5kg (bayi yang

lahir dengan berat badan rendah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan berat badan normal). b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi yaitu :

1. Berat badan lebih (IMT > 23kg/m2 ) 2. Kurangnya aktivitas fisik

3. Hipertensi (> 140/90mmHg)

4. Dislipidemia (HDL<35mg/dL dan atau trigliserida >250mg/dL) 5. Diet yang tidak sehat (unhealthy diet), diat dengan tinggi gula dan

rendah serat akan meningkatkan risiko menderita prediabetes atau intoleransi glukosa dan DM Tipe 2.

c. Faktor lain yang terkait dengan risiko DM tipe 2 yaitu :

1. Penderita Policystic Ovary Syndrome (PCOS) atau keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi insulin.

2. Penderita sindrom metabolik memiliki riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) sebelumnya.

3. Penderita yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, seperti stroke, penyakit jantung koroner (PJK) atau Peripheral Arterial


(57)

2.2.4. Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah terjadinya hiperglikemia kronik. Meskipun pola pewarisannya belum jelas, faktor genetik dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam munculnya DM tipe 2. Faktor genetik ini akan berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, diet dan tingginya kadar asam lemak bebas.(ADA,2014)

Mekanisme terjadinya DM tipe 2 umumnya disebabkan kerna resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut maka terbentuk satu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa di dalam sel. Apabila terjadi penurunan reaksi intrasel ini maka berlakulah resistensi insulin pada Diabetes Melitus tipe 2. Justeru insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang disekresikan (ADA,2014).

Pada penderita Toleransi Glukosa Terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel β tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi DM tipe 2. Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe 2, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi bahan keton yang menyertainya. Kerna itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada DM tipe 2. Meskipun demikian, DM tipe 2 yang tidak terkontrol akan menimbulkan masalah akut lainnya seperti sindron Hiperglikemik Hiperosmolar Non-Ketotik (NHNK). (Smeltzerdan Bare,2010).

Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika


(58)

vagina atau pandangan kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi). Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit DM selama bertahun-tahun adalah terjadinya komplikasi DM jangka panjang misalnya kelainan mata neuropati perifer, kelainan vaskuler perifer mungkin sudah terjadi sebelum diagnosis ditegakkan (Smeltzer dan Bare,2010).

Bagi kebanyakan orang faktor resiko yang paling lazim untuk menghidap DM tipe 2 adalah obesitas. Selain itu, kecenderungan genetik untuk mengembangkan penyakit ini lumayan. Terdapat kemungkinan bahwa kelainan pada trait genetik menyebabkan reseptor insulin atau second messenger gagal merespon pada insulin secara adekuat. Terdapat juga kemungkinan bahwa genetik

link ini berkait dengan obesitas dan menstimulasi secara berpanjangan pada

reseptor insulin. Stimulasi berpanjangan pada reseptor dapat menyebabkan penurunan jumlah reseptor insulin untuk hadir pada sel-sel tubuh. Penurunan ini disebut down regulation. (Corwin,Elizabeth J., 2008)

Penderita DM tipe 2 mampu menghasilkan insulin antibodi yang berikatan dengan insulin dimana ia memblokir akses insulin terhadap reseptor tetapi tidak menstimulasi aktivitas pembawa (carrier activity ). Terdapat penelitian lain yang menunjukan defisit hormon leptin yang disebabkan oleh kekurangan produksi leptin atau terdapat disfungsi padanya merupakan penyebab DM tipe 2 pada beberapa individu.Tanpa gen leptin kadang–kadang disebut gen obesitas, hewan malah manusia gagal menanggapi isyarat kenyang dan dengan demikian lebih cenderung menjadi gemuk dan mengembangkan ketidakpekaan terhadap insulin. (Corwin,Elizabeth J., 2008)

Meskipun obesitas merupakan faktor risiko utama untuk diabetes melitus tipe 2, terdapat segelintir penderita DM tipe 2 yang menderita pada usia muda walaupun mempunyai keadaan tubuh yang kurus atau berat badan normal. Salah satu contoh dari jenis penyakit diabetes kedewasaan-onset muda (Mody), sebuah kondisi yang berhubungan dengan efek genetik dalam sel beta pankreas sedemikian rupa sehingga tidak dapat memproduksi insulin. Dalam keadaan ini


(59)

2.2.5. Gejala Klinis Diabetes Melitus Tipe 2

Penderita DM tipe 2 sering kali tidak menyadari bahwa dirinya menghidap DM tipe 2 sehingga dicurigai mengalami gejala dan tanda–tanda DM tipe 2. Gejala dan tanda-tanda DM tipe 2 dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu gejala akut dan gejala kronik (PERKENI,2011) :

1. Gejala Akut

Gejala penyakit DM tipe 2 bervariasi pada setiap penderita, bahkan mungkin tidak menunjukkan gejala apapun sampai saat tertentu. Gejala yang ditunjukkan merupakan serba banyak (poli) yaitu banyak makan (poliphagi), banyak minum (polidipsi) dan banyak kencing(poliuri). Keadaan tersebut jika tidak segera diobati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10kg dalam waktu 2-4 minggu ), mudah lelah dan bila tidak jelas diobati akan timbul rasa mual. (PERKENI,2011).

2. Gejala kronik

Penderita DM melitus tipe sering mengalami kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram, mudah mengantuk, mata kabur, biasanya sering mengganti kaca mata, pada wanita sering gatal di sekitar kemaluan, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi berat badan lahir lebih dari 4 kg. (PERKENI, 2011)


(60)

2.2.6 Diagnosis Diabetes Melitus tipe 2

Pada diagnosis DM tipe 2, dianjurkan pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan glukosa darah plasma vena. Diagnosis DM tipe 2 dapat ditegakkan melalui :

1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dL (11.1mmol/L) sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM tipe 2.

2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126mg/dL (7,0mmol/L) dengan adanya keluhan klasik. Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan selama 8jam.

3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Kadar gula plasma 2 jam pada TTGO ≥200mg/dL(11.1mmol/L). Meskipun TTGO dengan beban 75g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.

4. Tes hemoglobin–glikosilat/HbA1C. DM tipe 2 terdiagnosis jika nilai HbA1C ≥ 6,5%. Tes ini dilakukan di laboratorium yang menggunakan metoda yang bersertifikat National Glycohemoglobin Standardization

Program (NGSP) dan standard untuk diuji Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) (ADA,2014 dan PERKENI, 2011) .

2.3 Kaki Diabetik dari komplikasi Diabetes Melitus Tipe2

2.3.1. Kaki Diabetes

Diabetes Melitus (DM) adalah sekumpulan penyakit metabolisma yang ditandai dengan peningkatan dalam kadar gula darah. Hiperglikemia yang berterusan dan tidak terkontrol akan menimbulkan kerusakan dan disfungsi berbagai organ dimana akhirnya meningkatkan angka morbiditas, mortalitas dan


(1)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan petunjuk dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes di Klinik Endokrin RSUP Haji Adam Malik Medan.”

Di dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini ternyata penulis mendapatbanyak bantuan baik dari segi moral, materil dan spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih setinggi–tingginya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof.dr. Gontar

A.Siregar atas izin penelitian yang diberikan.

2. Dr. Melati Silvanni Nasution,Sp.PD selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bantuan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama dalam penyusunan laporan hasil penelitian.

3. Tenaga kerja di bagian Poliklinik Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik

Medan atas izin dan segala bantuan yang telah diberikan semasa menjalankan penelitian

4. Keluarga tercinta yang sentiasa memberikan motivasi kepada penulis baik

bersifat materi maupun non materi.

5. Teman-teman Penulis yang ikut memberi ide dan saling bermotivasi

sehingga dapat menyelesaikan tepat pada waktunya

Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mangharapkan sarana dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ini. Terima Kasih.

Medan, 4 Desember 2015 Penulis,

Parveen Nair Kunhikan 120100510


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1Pengetahuan ... 5

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 5

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.3 Kriteria Pengetahuan ... 7

2.1.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

2.2 Diabetes Melitus ... 9

2.2.1 Defenisi ... 9

2.2.2 Diabetes Melitus tipe 2 ... 9

2.2.3 Faktor Resiko Diabetes Melitus tipe 2 ... 9

2.2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2 ... 11

2.2.5 Gejala Klinis Diabetes Melitus tipe 2 ... 13

2.2.6 Diagnosis Diabetes Melitus tipe 2 ... 14

2.3 Kaki Diabetes dari komplikasi Diabetes Melitus tipe 2 ... 14

2.3.1 Kaki Diabetes... 14

2.3.2Faktor Resiko Kaki Diabetes ... 15

2.3.3 Tanda dan Gejala Kaki Diabetes ... 15

2.3.4 Patofisiologi Kaki Diabetes ... 16

2.3.5 Klasifikasi Kaki Diabetes ... 20

2.3.6 Diagnosa Kaki Diabetes ... 21

2.3.7 Perawatan kaki Diabetes ... 22

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 28

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 28

3.2 Variabel dan Definisi Operasional ... 28

3.3 Alat Ukur ... 28


(3)

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 31

4.1 Desain Penelitian ... 31

4.2 Tempat dan waktu Penelitian ... 31

4.2.1 Tempat Penelitian ... 31

4.2.2 Waktu Penelitian ... 31

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

4.3.1 Populasi ... 31

4.3.2 Sampel ... 32

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 32

4.5 Pengolahan dan Analisa Data... 33

4.5.1 Pengolahan Data ... 33

4.5.2 Analisa Data ... 33

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

5.1 Hasil Penelitian ... 35

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

5.1.2 Karakteristik Responden ... 35

5.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 35

5.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .... 36

5.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita 36 5.1.2.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Terapi ... 37

5.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 37

5.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 38

5.1.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 39

5.1.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktifitas Penyuluhan ... 39

5.2 Variabel Penelitian ... 40

5.2.1 Pengetahuan Tentang perawatan kaki diabetes ... 40

5.2.2 Pengetahuan Tentang Praktek Perawatan kaki diabetes .... 40

5.3 Uji Hipotesis... 41

5.3.1 Hubungan Lama Menderita Dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes ... 41

5.3.2 Hubungan Lama Menderita Dengan Praktek Perawatan Kaki Diabetes ... 42

5.4 Pembahasan ... 43

5.4.1 Hubungan Lama Menderita Dengan Pengetahuan Perawatan Kaki Diabetes ... 43

5.4.2 Hubungan Lama Menderita Dengan Praktek Perawatan Kaki Diabetes ... 44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1 Kesimpulan ... 46

6.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 34 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Diabetes Melitus 5

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur 35

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin 36

Tabel 5.3 Karakterristik Responden Berdasarkan

Lama Menderita 36

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Terapi 37

Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan 37

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan 38

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan

Penhasilan 39

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan

Aktivitas Penyuluhan 39

Tabel 5.9 Kategori Pengetahuan Responden

Tentang Perawatan Kaki Diabetes 40

Tabel 5.10 Kategori Praktek Perawatan Kaki DM 41

Tabel 5.11

Hasil uji Korelasi Chi – Square Antara Lama Menderita DM dengan

Pengetahuan Perawatan Kaki DM

42

Tabel 5.12

Hasil uji Korelasi Chi- Square Antara Lama Menderita DM dengan Praktek Perawatan Kaki DM


(5)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Patogenesis Diabetes Tipe 2 10

Gambar 2.2 Patofisiologi Diabetes Tipe 2 12

Gambar 2.3 Klasifikasi PEDIS 19


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat

Lampiran 2 : Surat Ijin Ethical Clearance

Lampiran 3 : Surat Ijin Poli Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik

Lampiran 4 : Surat Kepala Instalasi Litbang RSUP Haji Adam Malik

Lampiran 5 : Master Data Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Pengolahan Data Lampiran 7 :Lembar Penjelasan Kuesioner

Lampiran 8 :Surat Persetujuan Mengikuti Penelitian

Lampiran 9 :KusionerPenelitian

Lampiran10 :Distribusi FrekuemsiJawaban Responden Tentang Perawatan Kaki Diabetes