19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2002:12 menyebutkan bahwa “Laporan keuangan mengambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya”. Dalam laporan keuangan dapat diperoleh gambaran dari suatu
perusahaan pada waktu tertentu yaitu selama satu periode akuntansi, selain itu dapat memberi gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan
dalam periode tersebut. Laporan Keuangan dapat di katakan dokumen-dokumen yang melaporkan
kegiatan bisnis Pribadi atau Organisasi kedalam satuan moneter. Dalam Laporan Keuangan dapat diperoleh gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu
yaitu selama satu periode akuntansi, selain itu dapat memberi gambaran tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam periode tersebut.
2. Jenis Laporan Keuangan
Laporan Keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
A. Neraca Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada
saat tertentu. Laporan ini biasa disusun setiap saat. Neraca menurut Hongren
20 1997 : 22 diartikan sebagai “Sebagai daftar seluruh aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemilik dari suatu entitas pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun”. Skousen 2001 : 41 mengemukan bahwa” Neraca dalah
laporan sumber-sumber dari suatu perusahaan Harta, kewajiban perusahaan Hutang, dan perbedaan yang dimiliki Harta dan apa yang dipinjam Hutang
yang disebut ekuitas” Dalam laporan neraca, mencakup pos-pos sebagai berikut:
1 ASET Aset adalah sumber ekonomi yang dimiliki atau dikendalikan oleh suatu
perusahaan. Aset juga disebut juga sebagai harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam proses operasi perusahaan.
APB statement seperti yang dikutip Harahap 2001 : 107 mendefenisikan aset sebagai “Kekayaan ekonomi, termasuk didalamnya pembebanan yang di
tunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku” Selanjutnya menurut kutipan Harahap 2001 : 132 FASB mendefenisikan aset
sebagai berikut: “Kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai dimasa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi
atau kejadian yang sudah berlalu”. Jenis aset yang terdapat pada suatu perusahaan misalnya: Kas, Piutang, Tanah, Gedung, Peralatan dan benda-benda tidak
berwujud seperti Paten dan Hak Cipta. 2 LIABILITIES
Hutang adalah kewajiban untuk membayar kas, pemindahan aset lain atau memberikan jasa-jasa kepada orang lain. Pengertian Hutang atau kewajiban terus
21 berkembang hingga saat ini. Dikutip dari Harahap 2001 : 109 APB statment
menyatakan bahwa: ”Kewajiban dari suatu perusahaan diakui dan dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi. Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit yang
ditunda yang bukan merupakan hutang atau kewajiban”. Selanjutnya FASB dikutip dari Harahap 2001 : 110 menyatakan:
Kewajiban adalah pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang
untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak lain dimasa akan datang, sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian
yang sudah terjadi.
Pos-pos hutang pada suatu perusahaan termasuk didalamnya adalah hutang dagang, wesel bayar jumlah hutang kepada bank atau yang lain dan
Hipotik jumlah hutang untuk pembelian properti seperti rumah, dan gedung 3.EKUITAS PEMILIK
Menurut Harahap 2001 : 110 menyebutkan bahwa: “Ekuitas adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga entity setelah dikurangi
kewajibannya” Pada perusahaan perseroan modal ini dibagi dalam
A Retained Earning, terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya dan deviden.
B Contributed Capital, terdiri dari agio saham, modal donasi, modal dari pengeluaran kembali treasury stock, stock option, dan sebagainya.
B. Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi menurut Van Horne 1997 : 129 diartikan sebagai
“Ringkasan Pendapatan dan Biaya perusahaan selama periode tertentu, di akhiri
22 dengan laba atau rugi bersih untuk periode tertentu”, sedangkan Kieso dkk 2002 :
153 Bahwa laporan laba rugi adalah “Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu”.
Jika informasi posisi keuangan terutama di sediakan dalam neraca, maka informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan Laba Rugi, sebagai mana di
kemukakan oleh Eric Helfert 1996:19
“Laporan laba rugi mencerminkan pengaruh keputusan operasi manajemen terhadap kinerja perusahaan selama periode waktu
tertentu. Laba atau Rugi yang dihitung dalam laporan itu akan meninggkatkan atau menurunkan ekuitas pemilik pada neraca. Jadi
laporan laba rugi adalah tambahan yang penting bagi neraca dalam menjelaskan komponen utama yang mengubah modal pemilik dan
juga menyediakan informasi penting penilaian kinerja”
Laporan Laba Rugi perusahaan di sajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang di perlukan bagi penyajian
yang wajar. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2002:1.14 disebutkan bahwa laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut:
1.Pendapatan 2.Laba Rugi
3.Biaya Pinjaman 4.Bagian dari laba atau rugi perusahaan aplikasi dan asosiasi yang
diperlakukan mengunakan metode equitas. 5.Beban Pajak
6.Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaam 7.Pos-pos luar biasa
8.Hak minoritas 9.Laba atau Rugi bersih periode berjalan
Ada beberapa format Laba rugi yang kita ketahui. Menurut Kieso, dkk 2002:154 ada dua, yaitu: “Single-Step income statement” dan Multiple-step
income statement”. Dalam Single-step income statement, hanya dua
23 pengelompokan, yaitu Pendapatan dan Beban. Pendapatan di kurangkan dengan
beban untuk menghitung laba atau rugi bersih. Masih menurut Kieso dkk 2002:155 “Keunggulan dari Single-step income statement terletak pada
kesederhanaan penyajiaan dan tidak adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian
format Single-step income statement menghilangkan masalah klasifikasi yang bisa saja muncul”
Didalam format Multiple-step income statement, selain memisahkan transaksi operasi dari transaksi Non-operasi, juga menandingkan biaya dan beban
dengan pendapatan yang berhubungan. Format bertahap menampilkan berbagai komponen laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan di pakai dalam
menilai kinerja perusahaan. Pengungkapan pendapatan penjualan bersih berguna karena pendapatan regular dilaporkan sebagai pos terpisah. Pendapatan tidak biasa
atau Insidentil di ungkapkan dalam bagian laporan laba rugi lainnya. Akibatnya kecendrungan pendapatan dari operasi berlanjut, akan lebih mudah di pakai dan di
analisis. Pelaporan laba rugi juga menyediakan angka–angka yang berguna untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan dan menilai laba masa depan. Suatu studi atas kecendrungan laba kotor juga memperlihatkan seberapa sukses perusahaan
memanfaatkan sumber daya, studi juga bisa menjadi dasar untuk memahami bagaimana margin laba telah berubah, akibat tekanan persaingan.
Terakhir pengungkapan laba operasi akan memperlihatkan perbedaan antara aktifitas biasa dengan aktifitas yang tidak biasa atau insidentil kecil
24 kemungkinannya akan terus berlanjut pada tinggkat yang sama. Selain itu,
pengungkapan laba operasi juga membantu pemakai membandingkan perusahaan yang berbeda dan menilai efesiensi operasi.
Berikut adalah contoh: “Single-step income statement”
Tabel 2.1 Dan Deines Company
Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 december 2005
Pendapatan
Penjualan Bersih xx
Pend. Deviden xx
Pend. Sewa xx
TOTAL PENDAPATAN xxx
Beban
Harga pokok penjualan xx
Beban Penjualan xx
Beban Administrasi xx
Beban Bunga xx
Beban Asuransi xx
TOTAL BEBAN
Sumber: Kieso, Weygandt, Warfield, Akuntansi Intermeadite, Erlangga, Jakarta, Tahun 2002, hal 155
xxx Laba Bersih
xxx
Laba Per saham xxx
25
Berikut adalah contoh: “Multiple-step income statement”
Tabel 2.2 Dan Deines Company
Laporan Laba Rugi Untuk Tahun yang Berakhir 31 december 2005
Pendapatan Penjualan
Penjualan xxx
Dikurangi:Diskon Pembelian xx
Ret. Peng. Harga xx
xxx Pend. Penjualan Bersih
xxx
Harga Pokok Penjualan
Pers. Brg Dagang, 01-01-2005 xx
Pembelian xx
Dikurangi:Diskon Pembelian xx
Pembelian Bersih xx
Beban Angkut Transport xx
xx Total Brg.Tersedia untuk dijual
xx Dikurangi:Pers. Brg Dagang 31-31-2005
xx
HARGA POKOK PENJUALAN
Beban Travel Hiburan xx
xxx LABA KOTOR ATAS PENJUALAN
xxx
Beban Operasi
Beban Penjualan xx
Beban Gaji Komisi Penjualan xx
26 Beban Iklan
xx Prangko Stationer
xx Beban Angkut
xx Beban Telepon Internet
xx xx
Beban Administrasi
Gaji Pejabat xx
Beban Jasa Hukum xx
Beban Utilities xx
Beban Asuransi xx
Penyusutan Bangunan xx
Penyusutan Peralatan xx
Stationeri, Perlengkapan xx
xx xxx
LABA DARI OPERASI xxx
Pendapatan Keuntungan lainnya
Pendapatan Deviden xx
Pendapatan Sewa xx
xxx xxx
Beban Kerugian Lainya
Bunga, Obligasi Wesel xxx
Laba sebelum pajak penghasilan xxx
Pajak Penghasilan xxx
Laba Bersih xxx
Laba Per saham Biasa xxx
Sumber: Kieso, Weygandt, Werfield, Akuntansi intermeadite, Erlangga, Jakarta, Tahun 2002, Halaman 156
27 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 2004 : 1.15 “ Menyatakan
agar perusahaan menyajikan rincian beban di laporan laba rugi atau dicatatan laporan keuangan. Dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat
atau fungsi beban didalam perusahaan “. Pos–pos beban di subklasifikasikan lebih lanjut dalam rangka menunjukan cakupan komponen-komponen kinerja keuangan
yang mungkin berbeda dalam hal stabilitas, potensi menghasilkan laba atau rugi yang diprediksi.
Rincian pertama disajikan dengan metode sifat Beban. Beban di sajikan dalam laporan laba rugi sesuai dengan sifatnya contoh ; Penyusutan, Pembelian,
Bahan Baku, Beban Transportasi, Gaji, Upah dan Beban Iklan dan tidak dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam perusahaan. Berikut ini metode yang
sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan kecil, sebab tidak di perlukan alokasi menurut berbagai fungsi dalam perusahaan.
Pendaptan xxx
Pend. Operasi lain xxx
Perubahan persediaan barang jadi Barang Dalam Proses
xxx Bahan Baku yang di gunakan
xxx Beban Pegawai
xxx Beban Penyusutan dan amortisasi
xxx Beban operasi lain
xxx Jumlah Beban Operasi
xxx Laba Operasi
xxx
Sumber: Standar Akuntansi keuangan, Salemba Empat
,
Jakarta, 2004, Halaman 1.15
28 Perubahaan persediaan Barang jadi dan Barang dalam proses selama suatu
periode mengambarkan penyesuaian terhadap beban produksi yang mencerminkan bahwa produksi meninggkatkan jumlah persediaan barang jadi,
sebab jumlah penjualan melebihi jumlah produksi yang dihasilkan. Rincian yang kedua di sajikan dengan metode Beban Fungsi Awal atau
Beban Pokok Penjualan yang mengklasifikasikan beban sesuai dengan fungsinya sebagai bagian dari harga pokok penjualan, kegiatan distribusi atau administrasi.
Penyajian dengan metode ini, memberikan informasi yang lebih veteran kepada pengguna laporan, namun alokasi biaya ke masing-masing fungsi merupakan
proses abitrase dan membutuhkan banyak pertimbangan.
Contoh:
Pendapatan xxx
Beban Pokok Penjualan xxx
Laba Kotor xxx
Pend. Operasional lainnya xxx
Beban pemasaran xxx
Beban Adm Umum xxx
Beban Operasi lainnya xxx
LABA OPERASI xxx
Sumber: Standar Akuintansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2004, Halaman 1.16
29
C. Laporan Perubahaan Ekuitas