PNEUMONIA NOSOKOMIAL I. PENDAHULUAN
Pada masa yang lalu pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia tipikal dan atipikal. Namun ternyata manifestasi dari patogen lain memberikan sindrom klinik yang
identik dengan pneumonia, sehingga istilah tersebut tidak lagi dipergunakan. Pada perkembangannya pengelolaan pneumonia dikelompokkan menjadi yang terjadi di rumah
sakit hospital-acquired pneumonia atau HAP dan pneumonia komunitas community- acquired pneumonia
atau CAP. HAP dibagi lagi atas pneumonia nosokomial PN dan pneumonia akibat ventilator ventilator- acquired pneumonia atau VAP.
1 4
Pada tahun 2004 American Thoracic Society ATS dan Infectious Diseases Society of America
IDSA memperluas spektrum PN dengan memasukkan pneumonia pada rumah rawatan healthcare-associated pneumonia atau HCAP.
6
Proses PN tergantung pada jumlah dan virulensi kuman yang mencapai saluran nafas bawah dan kemampuan daya tahan tubuh untuk mengatasinya. Mikroorganisme
penyebab PN berbeda diantara RS sehingga diperlukan pola kuman penyebab dan pola resistensi setempat.
Pengobatan PN dilakukan dengan terapi AB empiris segera sambil menunggu hasil resistensi kuman. Mengingat angka kematian yang cukup tinggi,
perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan.
1,2,8 2
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru, yaitu bagian distal dari bronkhiolus terminalis yang mencakup bronkhiolus respiratorius dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh karena proses infeksi akut sebagai
penyebab tersering, sedangkan istilah pneumonitis biasa dipakai untuk proses non infeksi.
1
Pneumonia nosokomial adalah pneumonia yang didapat selama dirawat di rumah sakit RS, terjadi setelah lebih dari 48 jam masuk RS pada pasien yang masuk bukan
karena pneumonia atau belum mengalami masa inkubasi pneumonia dan tidak sedang memakai ventilator.
1,2,3,4,9,12
2.2. Insiden
Diantara penyebab infeksi nosokomial, PN menempati urutan ke 2 setelah infeksi saluran kemih, yaitu sebanyak 5-50 kasus per 1.000 perawatan di RS setiap tahun.
Insiden ini meningkat 5-10 kali jika pasien dirawat di ICU dan menjadi 6-20 kali jika pasien menggunakan ventilator.
PN lebih sering di ICU daripada di ruangan umum yaitu ± 25 dari semua infeksi di ICU dan 90 terjadi pada pasien yang menggunakan
ventilator mekanik.
5,6,7,9 1,9
Universitas Sumatera Utara
2.3. Patogenesis
Proses terjadinya pneumonia terkait pada salah satu dari 3 faktor, yaitu gangguan imunitas inang, adanya mikroorganisme bervirulensi tinggi dan inokulasi organisme yang
cukup untuk mencapai saluran napas bagian bawah.
1,2,5
Beberapa faktor resiko untuk terjadinya HAP terlihat pada tabel 1. Sumber
terbanyak kuman patogen PN berasal dari:
1,2,3,4,5,6,7,8,9
1 Aspirasi cairan esofagus-gaster atau orofaring yang mengandung koloni kuman patogen.
Merupakan cara yang paling sering menyebabkan PN, terjadi akibat penurunan refleks batuk dan muntah yang berhubungan dengan berbagai keadaan. Kolonisasi bakteri
pada orofaring ditingkatkan oleh faktor eksogen instrumentasi saluran napas atas dengan pipa nasogastrik dan endotrakea, kontaminasi oleh tangan dan peralatan yang kotor dan
pengobatan dengan antibiotik spektrum luas dimana meningkatkan timbulnya organisme yang resisten obat dan faktor pasien malnutrisi, usia lanjut, perubahan kesadaran,
gangguan menelan dan penyakit paru dan sistemik yang mendasari. Pertumbuhan mikroba di saluran makanan diduga terjadi oleh karena peningkatan pH lambung akibat
antasida, antagonis H atau pemberian makanan parenteral. Kolonisasi ini akan menyebabkan pneumonia setelah melewati hambatan mekanisme pertahanan inang
berupa daya tahan mekanik, humoral dan selular.
2
Gambar 1. Patogenesis PN
6
Universitas Sumatera Utara
2 Inokulasi langsung akibat tindakan intubasi Intubasi trakea meningkatkan resiko infeksi pernapasan bawah oleh obstruksi
mekanis pada trakea, gangguan pembersihan mukosilier atau trauma pada sistem pergerakan mukosilier.
3 Inhalasi oleh aerosol atau droplet yang mengandung mikroba 4 Penyebaran secara hematogen
5 Translokasi bakteri pencernaan ke paru 2.4. Etiologi
Bakteri adalah penyebab tersering dari PN
90, sedangkan jamur, protozoa dan virus
merupakan penyebab yang tidak lazim.
Jenis kuman penyebab ditentukan
oleh berbagai faktor antara lain
2,9,12
tingkat berat sakit, adanya resiko untuk jenis
patogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset
pneumonia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.
1,3
PN yang terjadi dalam waktu kurang dari 3-4 hari onset awal atau lebih dikenal dengan pneumonia yang inkubasinya didapat di masyarakat incubating CAP, biasanya
disebabkan oleh patogen didapat dari masyarakat seperti Str. pneumonia , M. catarrhalis dan H. influenza.
3,4,6,8,9,10,12
Oleh karena itu sebaiknya tidak diperlakukan sebagai NP tetapi sebagai CAP. Sedangkan PN onset lanjut lebih dari
8
3 hari, sering disebabkan oleh kuman Gr -, Ps. Aeruginosa atau S. aureus. Kelompok kedua ini biasanya
merupakan kuman yang resisten terhadap antibiotika.
3,4,6,8,9,10,12
Tabel 1. Faktor resiko pathogen MDR sebagai penyebab HAP
9
Tabel 2
. Faktor resiko untuk patogen tertentu pada PN
1,3
Patogen Faktor resiko
S. aureus Methicilin resisten S. aureus
Ps. Aeruginosa Anaerob
Acinobachter spp Koma, cedera kepala, influenza, pemakaian
obat IV, DM, gagal ginjal Pernah dapat AB, ventilator 2 hari
Lama dirawat di ICU, terapi steroidAB Aspirasi, post operasi abdomen
AB sebelum onset pneumonia ventilasi mekanik
Universitas Sumatera Utara
Cara dan tempat terjadinya penularan berkaitan pula dengan dengan jenis kuman, misalnya infeksi melalui doplet sering disebabkan S. pneumoniae, melalui slang infus
oleh S. aureus sedangkan infeksi melalui ventilator oleh Ps. aeruginosa dan Enterobacter.
Kuman penyebab PN sering berbeda jenisnya antara di ruangan biasa dengan ruangan perawatan intensif ICU.
2.5. Diagnosis