Sistem Monitoring Penerimaan, Penimbunan, Dan Distribusi Minyak BBM Pada Proyek PT. Cinovasi Rekaprima Di PT. Pertamina (Depot Cikampek)

(1)

SISTEM MONITORING PENERIMAAN, PENIMBUNAN DAN

DISTRIBUSI MINYAK BBM PADA PROYEK PT.CINOVASI

REKAPRIMA DI PT.PERTAMINA

(DEPOT CIKAMPEK)

KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek

Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia

YAYAN SOPIAN

10106472

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan puji syukur ke khadirat Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek lapangan yang berjudul“Sistem Monitoring Penerimaan, Penimbunan Dan Distribusi Minyak BBM Pada Proyek PT.Cinovasi Rekaprima Di PT.Pertamina (Depot Cikampek)”.

Laporan Kerja Praktek ini di susun guna memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan akhir program S1 di Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Jurusan Teknik Informatika.

Kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan segalanya doa maupun meteri kepada kami, juga tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses kerja kami dilapangan diantaranya :

1. Bapak Ir. Ronaldi Junarto, selaku Direktur Utama PT.Cinovasi Rekaprima. 2. Bapak Ir. Jusan Qithri, Msc , selaku Direktur Operasional PT.Cinovasi

Rekaprima.

3. Bapak Ir. Donny Azhar, selaku Hardware Engineering Manager

PT.Cinovasi Rekaprima sekaligus pembimbing penulis selama

mengerjakan Kerja Praktek di PT.Cinovasi Rekaprima.

4. Bapak Andri Heryandi, S.T, M.T. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.


(4)

ii

membantu memberi dukungan dan masukan sehingga Laporan Kerja Praktek ini terselesaikan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan semua pihak yang mendukung kami, Amin.

Bandung, Januari 2010


(5)

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan... 2

1.3 Sistem Pelaksanaan Kerja Praktek ... 3

1.4 Sistematika Pelaporan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profile Kerja Praktek... 5

2.1.1 Sejarah Perusahaan ... 5

2.1.2 Logo Perusahaaan ... 6

2.1.3 Tempat dan Kedudukan Perusahaan ... 6

2.1.4 Bentuk dan Badan Hukum Perusahaan ... 7

2.1.5 Bidang Pekerjaan Perusahaan ... 7

2.1.6 Bidang Pekerjaan Divisi/Departemen Tempat Kerja Praktek... 7


(6)

iv

2.2.3 OPC (Ole for Process Control) ... 12

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jadwal Kerja Praktek... 15

3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek... 15

3.3 Membangun Aplikasi Sistem Monitoring BBM ... 16

3.3.1 Analisis Sistem... 16

3.3.2 Perancangan Sistem ... 20

3.3.3 Sistem Arsitektur Monitoring BBM ... 36

3.3.4 Perancangan Struktur Menu ... 36

3.3.5 Implementasi Sistem ... 40

3.3.6 Pengujian Sistem... 54

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 61

4.2 Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan informasi semakin mendesak sejalan dengan arus globalisasi yang terjadi. Keberhasilan informasi sangat tergantung pada sarana dan prasarana yang digunakan pada suatu sistem tertentu, komputer merupakan salah satu sarana penting dalam sistem informasi. Pemakaian komputer dalam kehidupan telah sangat meluas dan memasyarakat, tidak terbatas dilingkungan kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia industri , komputer mempunyai peranan sangat penting dalam proses pengontrolan peralatan untuk mempermudah kerja dalam menunjang operasional perusahaan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Dalam bidang industri penggunaan mesin dan sistem komputerisasi dalam pemrosesan secara otomatis merupakan hal yang umum. Sistem monitoring terhadap proses-proses yang terjadi harus dilakukan supaya kualitas dari produk yang akan dihasilkan terjaga, serta meminimalisir hal-hal yang tidak dinginkan selama proses terjadi. Dengan berkembang pesatnya teknologi komputer sistem monitoring yang biasanya hanya mengandalkan teknologi lampu indicator ataupun sistem analog menggunakan jarum penunjuk, sekarang telah beralih menggunakan sistem computer yang menjadikan sistem monitoring menjadi lebih praktis dan efisien.


(8)

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas diperlukan satu aplikasi yang dapat memonitoring proses-proses yang terjadi di lapangan, maka penulis diberi tugas untuk melaksanakan kerja praktek yang berhubungan dengan hal tersebut

dengan judul : “ SISTEM MONITORING PENERIMAAN, PENIMBUNAN

DAN DISTRIBUSI MINYAK BBM PADA PROYEK PT.CINOVASI REKAPRIMA DI PT.PERTAMINA (DEPOT CIKAMPEK) ”.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud penulis melakukan kerja praktek dalam proyek PT.Cinovasi Rekaprima adalah :

1. Membantu perancangan sistem monitoring minyak BBM pada proyek PT.Cinovasi Rekaprima.

2. Membangun suatu program aplikasi untuk melakukan monitoring proses penerimaan, penimbunan, dan distribusi minyak BBM.

Sedangkan tujuan penulis melaksanakan kerja praktek ini adalah :

1. Untuk membantu memudahkan operator dalam melakukan pekerjaan monitoring kondisi depot terutama yang berkaitan dengan bisnis proses Depot Cikampek.

2. Mempermudah kerja operator dalam mengambil tindakan jika ada kondisi proses yang tidak diharapkan terjadi di lapangan.

3. Menampilkan data-data lapangan yang berguna dalam pembuatan laporan yang berhubungan dengan bisnis proses perusahaan.


(9)

3

1.3 Sistem Pelaksanaan Kerja Praktek

Metodelogi penelitian yang diterapkan pada penelitian laporan kerja praktek ini adalah :

1. Observasi

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung ke lapangan untuk mengetahui proses yang terjadi dilapangan secara langsung.

2. Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang mengetahui terhadap hal-hal yang berkaitan dengan program aplikasi yang akan dibangun. 3. Literatur

Merupakan metode pembelajaran yaitu mempelajari pemikiran dari bahan, buku-buku maupun sumber literatur lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dihadapi.

1.4 Sistematika Pelaporan

Penulisan laporan kerja praktek ini disusun secara sistematis guna memudahkan pemahaman isi yang terkandung didalamnya. Sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sistem pelaksanaan dan sistematika Pelaporan Kerja Praktek


(10)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini meliputi sejarah, tempat dan Kedudukan, bentuk dan badan hukum, Bidang Pekerjaan, Bidang Pekerjaan divisi/departemen tempat Kerja Praktek dan Struktur Organisasi Perusahaan

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini meliputi jadwal, cara/teknik dan data kerja praktek

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan serta saran tentang kerja praktek yang dilakukan.


(11)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profile Tempat Kerja Praktek 2.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah perusahaan PT.Cinovasi Rekaprima berawal dari sebuah

laboratorium yang bergerak dalam bidang instrumentasi dan control dibawah Departemen Teknik Fisika – Institut Teknologi Bandung, dengan diberi nama Laboratorium Control atau disingkat LABKON.

Kegiatan utama laboratorium ini sebenarnya adalah tempat mahasiswa melakukan penelitian dalam bidang instrumentasi serta otomasi, seiring dengan perkembangan waktu karena banyak bidang yang berhubungan dengan dunia industri maka kegiatan penelitian lebih banyak terlibat langsung dalam dunia industri. Karena permasalahan di dunia industri sangat kompleks yang memerlukan solusi yang tepat, tidak jarang dari pihak industri membawa permasalahan tersebut ke dalam dunia pendidikan untuk dijadikan contoh kasus. Atas dasar itulah karena melihat kepentingan bisnis yang baik maka dibuat kerjasama antara pihak industri dengan lembaga pendidikan yang dalam hal ini di wakili oleh laboratorium kontrol.

Perkembangan laboratorium kontrol sendiri mengalami perubahan lembaga yang asalnya hanya cakupannya satu departemen teknik fisika berkembang menjadi Pusat Instrumentasi Dan Otomasi dengan nama CITA (Center for Instrumentation Technology and Automation) yang langsung dibawah lembaga


(12)

Institut Teknologi Bandung, yang mempunyai kegiatan mengadakan pelatihan dan kerjasama bisnis dengan pihak industri.

Pada tahun 2006 dikarenakan ada kebijakan ITB mengenai kerjasama bisnis industri dengan dunia pendidikan harus diluar area kampus, maka kemudian lembaga CITA membentuk perusahaan dengan nama PT.Cinovasi Rekaprima dengan tujuan untuk mengakomodir kerjasama bisnis dengan pihak industri, sedangkan lembaga CITA sendiri kegiatannya terfokus kepada kegiatan pelatihan serta pendidikan magang kepada mahasiswa.

2.1.2 Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT.Cinovasi Rekaprima

2.1.3 Tempat dan Kedudukan Perusahaan

PT. Cinovasi Rekaprima merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

engineering instrumentasi serta otomasi. Lokasi perusahaan PT.Cinovasi


(13)

7

2.1.4 Bentuk dan Badan Hukum Perusahaan

Bentuk permodalan Cinovasi Rekaprima adalah permodalan dalam negeri berbadan hukum perseroan terbatas (PT) sebagai perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang engineeering minyak dan gas, serta dalam bidang pengukuran, PLC, dan otomatisasi.

2.1.5 Bidang Pekerjaan Perusahaan

Bidang pekerjaan yang ditangani oleh PT. Cinovasi Rekaprima antara lain:

1. Automation Software Development 2. Automation Software Customization 3. PLC System

4. Measurement and Control System Integration 5. Instrumented Safety Shut down System

6. Equipment/Instrumentation Reverse Engineering 7. Production Equipment/Instrumentation Reconditioning

2.1.6 Bidang Pekerjaan Divisi / Departemen Tempat Kerja Praktek

Penulis ditempatkan di divisi Hardware Engineering, dimana divisi ini mengerjakan sistem yang berhubungan dengan hardware. Dikarenakan sistem pekerjaan di PT. Cinovasi Rekaprima berbasis proyek, maka pada saat penulis melakukan kerja praktek, penulis ditempatkan pada proyek Sistem Monitoring BBM di Depot Cikampek (PT.Pertamina).


(14)

2.1.7 Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut ini adalah gambar struktur diagram PT.Cinovasi Rekaprima :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.Cinovasi Rekaprima 2.2 Landasan Teori

2.2.1 HMI (Human Machine Interface)

Human Machine Interface (HMI) atau sering juga disebut dengan Man Machine Interface (MMI) adalah software yang digunakan untuk memonitor dan mengontrol mesin atau proses di suatu pabrik.

Dalam dunia otomasi industri, HMI diinstall pada komputer desktop, sebelum menggunakannya harus membuat aplikasi (project) terlebih dahulu sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Aplikasi/project tersebut dapat berisi gambar-gambar yang akan ditampilkan, data-data yang akan dimonitor/dikontrol/di-log, alarm-alarm, trending, report dan sebagainya. Project ini dibuat dengan software


(15)

9

HMI versi ‘development’, dan setelah selesai dapat dijalankan dengan software HMI versi ‘run time’untuk pemakaian sehari-hari oleh operator.

Software HMI umumnya memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Menampilkan gambaran suatu mesin atau proses yang sedang berlangsung 2. Memonitor dan mengontrol data-data secara real time.

3. Fungsi-fungsi Alarm, Trending, Logging Data. 4. Dapat menerapkan sistem kode akses/password user.

Aplikasi HMI pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan peralatan yang dikontrol tetapi melalui perantara data server. Data server dapat berupa program OPC (OLE for Process Control) atau program Direct Driver khusus yang dibuat khusus untuk satu controller/PLC tertentu. Pada gambar bawah dijelaskan bagaimana sistem HMI memonitoring proses sebuah equipment.


(16)

Hampir sebagian besar HMI mengakses data peralatan melalui program controller yang dikenal dengan nama PLC (Programmable Logic Controller). HMI hanya mengakses data untuk monitoring serta mengontrol, sedangkan alur program proses nya sendiri sudah terprogram dalam PLC.

2.2.2 PLC (Programmable Logic Controller)

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik

yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk

berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam. Definisi

Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah : sistem

elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang

mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan,

perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk

menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik

dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.


(17)

11

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur

proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

Gambar 2.4 Sistem PLC

PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan

meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan


(18)

tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan

(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses

sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu

sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil

tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol

(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

2.2.3

OPC (Ole for Process Control)

OPC adalah sebuah standar industri untuk antarkonektivitas sistem. Yayasan OPC (OPC Foundation) mengatur semua spesifikasi OPC. OPC


(19)

13

merupakan kependekan dari OLE for Process Control. OPC menggunakan teknologi COM dan DCOM-nya Microsoft untuk membolehkan suatu aplikasi menukar-nukar data dengan satu atau lebih komputer melalui arsitektur TCP/IP. OPC mendefinisikan sekumpulan antarmuka umum. Dengan demikian, aplikasi akan mengambil data dengan format yang sama, tidak peduli asal datanya, apakah dari PLC, DCS, penganalisa, perangkat lunak aplikasi, meteran, atau lainnya. Jadi, OPC adalah solusi komunikasi yang tinggal diambil, dipasang dan dijalankan. Keuntungan dengan adanya OPC antara lain :

1. OPC menstandarisasi komunikasi data kontrol proses 2. OPC menstandarisasi teknologi, bukan sebuah produk

3. OPC menyediakan interoperabilitas dan skalabilitas sesungguhnya 4. OPC bisa mengurangi waktu dan ongkos implementasi

Tujuan dari OPC adalah menyediakan sebuah infrastruktur standar untuk pertukaran data kontrol proses. Misalnya, pabrik biasanya memiliki berbagai macam sumber data seperti PLC, DCS, basisdata, meteran, RTU dan lain sebagainya. Data-data ini tersedia melalui berbagai macam koneksi yang berbeda-beda, misalnya, serial, ethernet, atau bahkan melalui pemancar radio. Sedangkan aplikasi kontrol prosesnya bisa menggunakan berbagai macam sistem operasi yang berbeda, seperti windows, UNIX, DOS, atau VMS.

Dulu, penjual (vendor) akan mengambil data-data ini untuk aplikasi mereka menggunakan antarmuka peralatan mereka sendiri. Data akan tersimpan dalam format kepemilikan (proprietary), artinya Anda hanya bisa mengakses data-data menggunakan perangkat lunak atau alat dari penjual yang sama yang telah


(20)

disedikan. Setiap kali terjadi perubahan atau pengembangan, anda perlu (dipaksa) mendatangi penjualnya (lagi).

Yang jelas, OPC menstandarisasi suatu teknologi, bukan suatu produk. Dengan menggunakan standar OPC, data dapat dikirimkan dari berbagai macam sumber data ke aplikasi apapun yang memenuhi standar OPC. Aplikasi-aplikasi ini termasuk HMI atau Human Machine Interface, trender, spreadsheet, pengarsip data, aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) dan lain sebagainya.

OPC merupakan sebuah standar komunikasi yang menyediakan

interoperabilitas dan skalabilitas sesungguhnya. Hal ini membolehkan Anda memvisualisasikan, menganalisis, melaporkan, atau melakukan apa saja yang Anda inginkan, melalui aplikasi dari pabrik mana saja menggunakan satu atau lebih spesifikasi OPC.

Dengan memilih teknologi standar OPC, Anda mengaktifkan interoperabilitas sesungguhnya, mengurangi ongkos implementasi, dan membuat sistem terskala penuh untuk masa depan.


(21)

15

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Jadwal Kerja Praktek

Jadwal kerja praktek yang dilakukan penulis dilakukan selama 1 bulan, dimulai dari tanggal 12 Oktober 2009 hingga tanggal 31 Desember 2009, dimana penulis melakukan kerja praktek setiap hari, dari pukul 08.30 sampai dengan pukul 17.30.

3.2 Cara/Teknik Kerja Praktek

Kegiatan yang dilakukan penulis selama kerja praktek adalah penelitian dan pengamatan dengan cara melakukan wawancara dengan pembimbing dan karyawan perusahaan, sebagai bahan untuk penulis melakukan perancangan dan pembuatan program sistem monitoring BBM. Adapun kegiatan yang dilakukan penulis, antara lain :

Tabel 3.1. Uraian Kegiatan Kerja Praktek

Kegiatan Uraian

Masuk kerja Praktek Menentukan pembimbing kerja praktek di

instansi dan menentukan metoda kerja praktek.

Profil Perusahaan Membahas kedudukan, tugas pokok,

fungsi, serta susunan organisasi dan tata kerja perusahaan.


(22)

Tabel 3.1. Lanjutan

Mengenal sistem yang ada di perusahaan Mengetahui proses bisnis dan proses

teknis yang dijalankan di perusahaan. Membangun program aplikasi Sistem

Monitoring BBM

Mempelajari sistem arsitektur, sistem proses dari sistem monitoring BBM,

membuat perancangan sistem serta

implementasi sistem monitoring BBM.

3.3 Membangun Aplikasi Sistem Monitoring BBM

Sistem Monitoring BBM adalah program aplikasi yang dibangun untuk membantu kepentingan perusahaan dalam melakukan monitoring proses yang terjadi dilapangan sehingga meminimalkan waktu operasi serta mengurangi error yang dilakukan operator. Progam aplikasi Sistem Monitoring BBM dibangun dengan menggunakantool programmingdengan pendekatan berorientasi objek.

Program aplikasi ini dibangun dengan menggunakan metode Waterfall, dimana proses-proses yang dilakukan meliputi analisis sistem, perancangan sistem, implementasi sistem serta pengujian sistem.

3.3.1. Analisis Sistem

Proses analisis sistem dilakukan dengan cara melakukan observasi dan wawancara yang dilakukan pada jadwal awal kerja praktek, dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui proses yang terjadi dilapangan secara langsung serta mengetahui keinginan dari calon pengguna program aplikasi yang akan dibangun. Data tersebut diatas akan sangat membantu dalam memahami permasalahan yang


(23)

17

ada dan sangat membatu dalam menentukan spesifikasi program aplikasi yang diinginkan oleh calon pengguna.

Proses analisis sistem ini dilakukan dengan pendekatan berorientasi objek dimana model yang dibuat menekankan pada apa yang harus dilakukan bukan pada bagaimana melakukannya, sehingga mendapatkan pemahaman sistem seutuhnya sebagai persiapan menuju ke tahap perancangan. Proses ini juga membantu dalam perancangan program aplikasi yang akan dibuat. Perancangan yang matang sangat dipengaruh oleh hasil analisis dari masalah yang dihadapi. Salah satu cara untuk melakukan perencanaan adalah dengan cara pemodelan, dimana pada proses pemodelan tersebut model program aplikasi dianalogikan

seperti pembuatan blueprint pada pembangunan gedung. Membuat model dari

sebuah sistem yang kompleks sangatlah penting karena kita tidak dapat memahami sistem semacam itu secara menyeluruh. Semakin komplek sebuah sistem, semakin penting pula penggunaan teknik pemodelan yang baik.

Kesuksesan suatu pemodelan piranti lunak ditentukan oleh tiga unsur, yang kemudian terkenal dengan sebuan segitiga sukses (the triangle for success). Ketiga unsur tersebut adalah metode pemodelan (notation), proses (process) dan

toolyang digunakan.

Memahami notasi pemodelan tanpa mengetahui cara pemakaian yang sebenarnya (proses) akan membuat proyek gagal. Dan pemahaman terhadap

metode pemodelan dan proses disempurnakan dengan penggunaan tool yang


(24)

Gambar 3.1Triangle of success

Dalam kegiatan proses perancangan sistem digunakan program Rational Rose yang dapat membantu dalam pemodelan sistem. Berikut ini model analisis pada aplikasi Sistem Monitoring BBM dengan pendekatan program bantu Rational Rose.

a) Proses Bisnis

Dalam suatu organisasi mungkin terdapat banyak proses bisnis. Proses bisnis adalah sekumpulan aktivitas yang dirancang untuk menghasilkan keluaran (output) tertentu bagi customer tertentu. Sebuah proses bisnis menekankan pada bagaimana sebuah organisasi dengan berfokus pada produk yang dihasilkan proses tersebut. Proses disini adalah urutan aktivitas tertentu terhadap waktu dan tempat, dengan sebuah titik awal, sebuah titik akhir dan berbagaiinputdanoutputyang diidentifikasikan dengan baik.

Pemodelan dari sebuah proses bisnis merupakan bagian yang sangat penting dalam rekayasa sofware yang akan diterapkan dalam lingkungan organisasi tertentu. Memodelkan proses bisnis dapat membantu menangkap garis besar skema dan prosedur yang menentukan apa yang dikerjakan suatu proses bisnis. Model bisnis didapatkan dengan cara memodelkan proses


(25)

19

bisnis tersebut memberikan gambaran mengenai dimana sebaiknya sistem software yang akan dibuat dianggap cocok untuk diterapkan dalam struktur

dan pengujian sistem. Dibawah diterangkan Activity Diagram antara

operator dan Mesin PLC.


(26)

Tidak

PLC (Mesin) Operator

Cek Status parameter

Field Scan All Field device

Read status device

Action peralatan Start

End

Ya

Read parameter Device Menerima Status

parameter Field

Status Field

OK

Gambar 3.3Activity DiagramCek Status Lapangan

3.3.2 Perancangan Sistem

Perancangan sistem merupakan langkah selanjutnya jika kita telah menganalisis sistem yang akan di bangun. Perancangan ini mencakuprequirement

dari program aplikasi yang akan dibangun dan mendukung bisnis proses yang

telah dibuat pada analisis sistem. Requirement merupakan kondisi atau

kemampuan yang dipenuhi oleh program aplikasi yang akan dibuat. Requirement

dalam program aplikasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Fungtional requirement

Menentukan tindakan yang harus dapat dimainkan sebuah program aplikasi.

Requirement ini sering dimodelkan dalam bentuk use-case dalam use-case


(27)

21

sebuah program aplikasi. Functional Requirement mencakup fitur

kemampuan (Capabilities), sifat(Properties) use-casetersebut.

a) Actor

Actor menggambarkan pengguna program aplikasi. Actor membantu

suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan program aplikasi. Sebagai contoh, sebuah actordapat memberikan masukan ke dalam dan menerima informasi dari program aplikasi. Berikut ini

actordari Sistem Monitoring BBM.

Gambar 3.4ActorSistem Monitoring BBM

b) Use-Case Model dan Interaksinya dengan Aktor

Use-case Model menggambarkan prilaku program aplikasi, termasuk didalamnya interaksi antara aktor dengan program aplikasi tersebut. Use Case model dibuat untuk mengidentifikasi fungsionalitas yang penting secara arsitektual dari perangkat lunak yang akan dibuat dari lingkungannya.


(28)

Berikut merupakan Use Case Model dan interaksinya dengan aktor: a. Diagram Use Case Proses Penerimaan

Gambar 3.5Use Case DiagramProses Penerimaan Minyak

Diagram Use Case Proses Penerimaan digunakan untuk

menjelaskan Operator dalam melakukan proses penerimaan minyak Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case proses penerimaan dilakukan dengan membuat Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses Penerimaan.


(29)

23

Gambar 3.6Sequence DiagramProses Penerimaan Minyak

Update Status MOV( ) Form Proses

: Operator

PackScan MOV Interf ace Dev ice

(PLC)

Kirim ni lai Preset( )

Kirim Status Penerimaan Selesai( )

Status penerimaan Selesai( )

Masukan Preset( )

Klik Start Receiv ing( )

Close Valv e MOV T-01( )

Close Valv e MOV R-01( )

Close Valv e MOV-047( ) Jalankan M ode Auto( )

Update Status MOV( )

Preset Count OK( )

Open Valv e MOV T-01( )

Open Valv e MOV R-01( )

Open Valv e MOV-047( ) Kirim Command Open Valv e( )

Kirim Command Close Valv e( ) Pilih Produk Miny ak( )


(30)

b. Diagram Use Case Proses Penimbunan

Gambar 3.7Use Case DiagramProses Penimbunan Minyak

Diagram Use Case Proses Penimbunan digunakan untuk

menjelaskan Operator dalam melakukan proses penimbunan (blending tanki) minyak Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case proses penimbunan dilakukan dengan membuat Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses Penimbunan.


(31)

25


(32)

c. Diagram Use Case Proses Distribusi

Gambar 3.9Use Case DiagramProses Distribusi Minyak

Diagram Use Case Proses Distribusi digunakan untuk menjelaskan Operator dalam melakukan proses Distribusi (Penyaluran minyak ke tanki). Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case proses distribusi dilakukan dengan membuat Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses distribusi.


(33)

27


(34)

d. Diagram Use Case Monitoring Penerimaan

Operator

(f rom Actors)

View Penerimaan Login

(f rom Login)

<<include>>

Gambar 3.11Use Case DiagramMonitoring Penerimaan

Diagram Use Case Monitoring Penerimaan digunakan untuk

menjelaskan Operator dalam melakukan proses Monitoring

Penerimaan. Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case

proses monitoring penerimaan dilakukan dengan membuat

Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses Monitoring Penerimaan.


(35)

29


(36)

e. Diagram Use Case Monitoring Penimbunan

Operator

(f rom Actors)

View Penerimaan Login

(f rom Login)

<<include>>

Gambar 3.13Use Case DiagramMonitoring Penimbunan

Diagram Use Case Monitoring Penimbunan digunakan untuk

menjelaskan Operator dalam melakukan proses Monitoring

Penimbunan. Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case

proses monitoring Penimbunan dilakukan dengan membuat

Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses Monitoring Penimbunan.


(37)

31


(38)

f. Diagram Use Case Monitoring Distribusi

Gambar 3.15Use Case DiagramMonitoring Distribusi

Diagram Use Case Monitoring Distribusi digunakan untuk

menjelaskan Operator dalam melakukan proses Monitoring

Penimbunan. Untuk lebih menggambarkan Diagram Use Case

proses monitoring Penimbunan dilakukan dengan membuat

Diagram Sequence dari Use Case Diagram diatas, Berikut ini merupakan Diagram Sequence dari Diagram Use Case Proses Monitoring Penimbunan.


(39)

33


(40)

Berdasarkan Diagram-Diagram Use Case Diatas berikut keseluruhan Diagram Use Case Aplikasi Sistem Monitoring BBM :


(41)

35

Berdasarkan Diagram-diagram Sequence diatas berikut Diagram Class Aplikasi Sistem Monitoring BBM :

Gambar 3.18Class DiagramSistem Monitoring BBM

2. Non functional requirment

Non Functional Requirement menggambarkan atribut dari program aplikasi

dan lingkungannya. Requirement ini biasanya masuk di dalam use-case dan


(42)

3.3.3 Sistem Arsitektur Monitoring BBM AREA PENIMBUNAN AREA PENERIMAAN 4 3 2 1 ATG Pressure Transmitter MOV PLC

HMI Monitoring (RSView SE)

AREA DISTRIBUSI 4 3 2 1 Metering Densito Transmitter MOV 6 Loading Filling-point Batch Controller Mass Meter Ground Monitor i-Button Reader 5 SDV Control Valve Weight Bridge 4 3 2 Batch Controller Mass Meter Ground Monitor Card Reader 1 Control Valve MOV Pressure Level Temperature Flow Level Switch Pump Demand Valve Status Valve Command Pump Status Pump Command Etc

Gambar 3.19 Sistem Arsitektur Monitoring BBM

3.3.4 Perancangan Struktur Menu

Pembuatan aplikasi sistem monitoring BBM menggunakan software HMI RSView SE, berbeda dengan software programming pada umumnya seperti Borland Delphi, C++, Visual Basic dan sebagainya, software HMI RSView SE merupakan sofftware yang dikhususkan untuk aplikasi monitoring proses.


(43)

37

Software ini lebih mudah digunakan karena lebih banyak menggunakan objek yang telah tersedia dalam library yang telah dilengkapi dengan animasi objek serta penggunaan script yang sederhana sehingga listing program hampir tidak ada dikarenakan aplikasi ini tidak berjalan sendiri tetapi harus terpasang dengan software HMI RSView itu sendiri dengan istilah software runtime, berbeda dengan software programming umumnya yang lebih banyak menggunakan listing program fungsi atau procedure dalam membuat aplikasi software sehingga untuk membuat tampilan proses sangat sulit.

Sebelum membuat program aplikasi sistem monitoring BBM rancangan program sebelumnya harus kita buat terlebih dahulu. Dalam software HMI RSView sendiri kita dituntut membuat rancangan struktur menu yaitu halaman apa saja yang akan

ditampilkan dalam program aplikasi dikarenakan license HMI RSView

berdasarkan banyaknya halaman yang akan tampil dalam sebuah program aplikasi. Berikut rancangan struktur menu Sistem Monitoring BBM.


(44)

MAIN DISPLAY MENU FASILITAS PENERIMAAN FASILITAS PENIMBUNAN DISTRIBUSI PREMIUM DISTRIBUSI SOLAR DISTRIBUSI PERTAMAX PROCESS DISPLAY PROCESS DISPLAY PROCESS DISPLAY PROCESS DISPLAY PROCESS DISPLAY ESDV, PCV METERING SKID SUMP TANK

CK-T-01 ~ CK-T-11

CK-P-01 ~ CK-P-12 CK-P-24 ~ CK-P-32 CK-FM-02 ~ CK-FM-07

BC-M0201 ~ BC-M0701

CK-FM-08 ~ CK-FM-11

BC-M0801 ~ BC-M1101

CK-FM-12 ~ CK-FM-18

BC-M1201 ~ BC-M1801

TANK DETAIL

MOV DETAIL MOV-T0101 ~ MOV-T1102

PUMP DETAIL

AREA BOOSTER PROCESSDISPLAY

MOV RECEIVING DENSITO TRANSMITTER BOOSTER MOV DETAIL SOLAR OWN USE PROCESS DISPLAY CK-T-13

CK-P-13 & CK-P-20 PUMP DETAIL

ALARM SUMMARY UTILITIES TRENDING LOGIN PRINT DENSITO TRENDING PROCESS PARAMETER PROCESS PARAMETER PROCESS PARAMETER

Gambar 3.20 Struktur Menu Sistem Monitoring BBM

Perancangan Sistem Monitoring dibagi berdasarkan area lokasi, ada 7 area proses yang akan dimonitoring, yaitu:

1. Area Booster, di area ini merupakan awal dari sisi penerimaan BBM melalui pipa dari kilang Balongan, ada 2 jalur yang akan dikontrol


(45)

39

diarea ini yaitu jalur penerimaan minyak ke Depot Cikampek serta jalur pipeline minyak BBM ke Depot Plumpang (Jakarta). Instrument yang akan dimonitoring serta dikontrol diarea ini adalah nilai besaran Densito transmitter, MOV (Motor Operating Valve), dan status Booster.

2. Fasilitas Penerimaan, di area ini merupakan area pengukuran minyak BBM yang akan diterima oleh Depot Cikampek. Instrument yang akan dimonitoring serta di kontrol adalah MOV (Motor Operating Valve) jalur manifold ke tanki timbun, nilai besaran Densito transmitter dan metering skid.

3. Fasilitas Penimbunan, di area ini merupakan area penimbunan minyak BBM dalam tanki, terdapat 9 tanki timbun BBM serta 2 tanki minyak interface, selain tanki yang dimonitoring juga ada peralatan MOV dan Pompa yang bisa dikontrol lewat aplikasi HMI.

4. Area Distribusi Premium, merupakan area pendistribusian minyak BBM jenis Premium ke mobil tanki. Instrument yang dimonitoring diarea ini adalah MOV (Motor Operating Valve) outlet tank timbun premium, Pressure transmitter, pompa, FCV (Flow Control Valve) serta Batch Controller.

5. Area Distribusi Solar, merupakan area pendistribusian minyak BBM jenis Solar ke mobil tanki. Instrument yang dimonitoring diarea ini adalah MOV (Motor Operating Valve) outlet tank timbun solar, Pressure transmitter, pompa, FCV (Flow Control Valve) serta Batch Controller.


(46)

6. Area Distribusi Pertamax, merupakan area pendistribusian minyak BBM jenis Pertamax ke mobil tanki. Instrument yang dimonitoring diarea ini adalah MOV (Motor Operating Valve) outlet tank timbun pertamax, Pressure transmitter, pompa, FCV (Flow Control Valve) serta Batch Controller.

7. Area Solar Own Use, adalah area pendistribusian Solar yang dipakai untuk kebutuhan Depot seperti untuk penyalaan Genset, instrument yang dimonitoring di area ini antara lain: Pompa, Pressure transmitter.

Selain area tersebut diatas yang dimonitoring, rancangan yang diharapkan di sistem monitoring adalah adanya tampilan trending yang merekam perubahan data terutama data analog (densito trasmitter, level minyak) serta alarm summary yang akan menampilkan alarm – alarm yang terjadi di lapangan. Untuk kepentingan keamanan juga dilakukan proteksi terhadap operator yang akan mengoperasikan aplikasi monitoring ini sehingga tidak sembarang orang yang bisa mengoperasikan aplikasi monitoring.

3.3.5 Implementasi Sistem

A. Membuat Program HMI Dengan Software RSView SE

Seperti yang telah disampaikan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa RSView SE adalah salah satu software HMI diantara sekian banyak software yang sejenis seperti In-Touch, Citect, Nematron dan banyak lainnya.

RSView SE memiliki feature yang cukup lengkap seperti Add-On Architecture, penggunaan COM, ActiveX dan VBA, support OPC & DDE dan


(47)

bemacam-41

macam feature lainnya, akan tetapi hal yang paling menarik bagi penulis dalam penggunaan RSView SE adalah kemudahan dalam pembuatan programnya. Untuk membuat program dengan RSView SE dapat dengan mengikuti langkah-langkah berikut :

1. Membuat project

Seperti halnya pada pembuatan program komputer pada umumnya sebelum kita mulai membuat form/graphic, dll, maka terlebih dahulu kita harus membuat project. Project ini akan membentuk satu folder utama, namanya sesuai dengan nama projectnya. Didalam folder ini akan dibuat pula beberapa sub folder sesuai dengan bagian-bagian project dan sebuah file ber-ekxtensi .rsv sebagai file projectnya.

2. Setup komunikasi

Setup ini dibutuhkan untuk memperkenalkan atau menghubungan perangkat keras/device yang akan dikontrol / dimonitor dengan program RSView SE. Untuk komunikasi dengan device PLC buatan Allen Bradley seperti PLC-5, SLC atau Micrologix dapat menggunakan koneksi direct driver dengan program driver RSLinx. Sedangkan untuk komunikasi dengan device lainnya RSView SE menggunakan OPC atau DDE sebagai penghubungnya. OPC memungkinkan RSView SE bertindak sebagai server maupun sebagai client, atau komunikasi peer to peer dengan program/project RSView SE lain dan atau OPC server lainnya. RSView SE dapat pula di set untuk komunikasi dengan DDE server atau DDE client untuk bertukar data dengan aplikasi lain seperti Microsoft Excel dan sejenisnya yang support DDE.


(48)

3. Membuat graphic display

Graphic display adalah gambaran dari suatu proses, sehingga gambar yang ditampilkan didalam graphic ini harus mencerminkan objek yang sedang dikontrol/dimonitor, misalnya menggambar motor dengan simbol bulatan dan huruf M didalamnya serta simbol-simbol untuk objek lain yang mudah dimengerti oleh operator. Sebaiknya juga menggunakan kombinasi warna untuk membedakan status objek tersebut (misalnya dalam keadaan operasi, stop, alarm, dll) hal ini penting dilakukan agar operator dapat dengan mudah menerjemahkan status peralatan tanpa harus melihat status summary maupun alarm reportnya.

Untuk membuat graphic ada beberapa cara yang dapat digunakan seperti : a) Menggunakan Drawing Tool untuk membuat gambar dan text.

Dengan fasilitas ini kita dapat membuat gambar bulat, segitiga, segiempat dan bentuk gambar lainnya serta membuat gambar yang lebih kompleks seperti trend atau alarm summary atau dapat juga langsung memasukkan objek ActiveX.

b) Graphic juga dapat dibentuk dengan meng-drag and drop library yang disiapkan oleh RSView SE maupun library yang dibuat sendiri. c) RSView SE juga memungkinkan untuk meng-import graphic dari gambar yang telah dibuat terlebih dahulu dengan program lain seperti Corel Draw dan sejenisnya.


(49)

43

4. Setup Tag

Sebelum membuat tag, kita harus memahami terlebih dahulu apa dimaksud dengan tag di RSView SE, jenis dan kegunaannya. Tag dapat diartikan sebagai Nama Variabel, baik untuk variabel device maupun memory (RAM). Tag yang menerima data/nilai dari device controller seperti PLC, DCS dll atau dari server OPC disebut Device Tags sedangkan yang menerima data/nilai dari internal RSView SE disebut sebagai Memory Tags. Berdasarkan tipe data, tag dapat dibedakan menjadi 3 tipe tag, yaitu :

1. Analog tag, menyimpan data numeric dalam range tertentu 2. Digital tag, menyimpan data dengan nilai 0 atau 1

3. String tag, menyimpan data string yang panjangnya maksimal 82 karakter

Untuk membuat tag kita dapat melakukannya dengan beberapa cara, diantaranya:

a) Membuat tag berdasarkan kebutuhan (as needed), pembuatan dengan cara ini biasanya dilakukan pada saat kita akan membuat animasi atau event dari sebuah graphic. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas tag browser.

b) Tag juga dapat dibuat terlebih dahulu / sebelum membuat graphic. Dengan menggunakan fasilitas Tag Database Editor, kita dapat membuat tag langsung dalam jumlah banyak.


(50)

c) Untuk tag device dari controller buatan Allen Bradley, kita bisa langsung mengimport database device tersebut menjadi tag dengan menggunakan fasilitas PLC Database Editor.

d) Import juga dapat digunakan untuk membuat tag yang berasal dari server OPC.

5. Setup logging data

Logging sangat dibutuhkan untuk merekam seluruh aktifitas program, baik yang dilakukan oleh operator, maupun kejadian-kejadian yang ditimbulkan oleh device atau perlatan dilokasi. Logging yang dimaksud disini dapat berupa Alarm Log, Activity Log maupun Data Log, ketiga hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas masing-masing Alarm Log Setup Editor, Activity Log Setup Editor dan Data Log Setup Editor. Semua informasi log akan disimpan dalam format dBASE IV (.DBF) dan dapat ditampilkan dengan program lain seperti Microsoft Excel, Crystal Report, dll. Khusus untuk Data Log, kita dapat menyimpannya dalam media database yang lain dengan menggunakan fasilitas ODBC.

6. Customize dan integrasi project

Salah satu fasilitas yang cukup menarik dari RSView SE adalah tersedianya fasilitas VBA (Visual Basic for Application), dengan fasilitas ini kita dapat meningkatkan kapabilitas program yang dihasilkan oleh RSView SE. Selain itu dengan fasilitas ini kita juga dengan mudah dapat mengintegrasikan program RSView SE dengan program-program lain yang mempunyai fasilitas application interface.


(51)

45

7. Pengamanan project

Pengamanan project dapat dilakukan dengan membuat pembatasan user / operator dengan membuat User Account, dan mengaktifkan/meng-setup security project melalui Security Code Editor. Dengan fasilitas ini kita dapat membatasi aktifitas user untuk menjalankan perintah, menampilan graphic atau pembatasan tag yang dapat diakses. Setelah melakukan step-step diatas maka kita akan memiliki sebuah project yang siap untuk digunakan untuk mengontrol, memonitor dan merekam seluruh aktifitasnya.

B. Instalasi Program Aplikasi

Untuk menjalankan aplikasi yang telah dibuat kita harus menginstall software RSView SE pada komputer yang akan dijadikan monitoring proses , berikut ini proses instalasi RSView SE yang umum digunakan untuk windows 9x hingga windows XP:

1. Tutup semua aplikasi windows yang sedang terbuka

2. Taruh CD Installer RSView SE didalam CD-ROM Drive hingga CD-ROM start secara otomatis. Atau jalankan Setup.exe melalui windows explorer jika CD-ROM tidak dapat jalan secara otomatis. 3. Pilih opsi instalasi RSView SE (Development atau Run Time) 4. Ikuti petunjuk yang ditampilkan dalam proses instalasi.

5. Setelah proses instalasi akan ditampilkan permintaan untuk proses aktivasi.

Aktivasi RSView SE dibedakan berdasarkan jenis instalasi (Development atau Runtime ) serta jumlah tag yang dibeli. Bagaimana dengan RSView SE yang


(52)

tidak di-aktivasi? jawabnya; tetap bisa digunakan, tetapi dengan trial mode tentunya. Dalam mode ini, RSView SE dapat digunakan untuk latihan karena kita tetap dapat membuat project dengan tag memory sebagai sumber nilainya.

C. Penjelasan Aplikasi

Latar belakang warna untuk semua tampilan proses adalah warna hitam, alasan digunakan warna hitam sebagai background tampilan dikarenakan karena sistem monitoring dilakukan terus menerus supaya tidak membuat lelah mata operator yang menjalankan monitoring tersebut sehingga merasa nyaman dalam mengoperasikan aplikasi tersebut.

Hal-hal yang sangat penting dalam pengoperasian aplikasi sistem monitoring BBM , antara lain :

a. Tampilan proses

Kondisi jika terjadi kondisi alarm dilapangan, maka aplikasi akan menunjukkan warna merah yang berkedip. pada objek yang terjadi

alarm. Kondisi abnormal equipment ditunjukkan oleh warna

kuning/merah berkedip pada equipment bersangkutan. Warna pipa tergantung pada jenis fluida yang mengalir, jika tidak ada aliran maka pipa akan berwarna putih.

Setiap tampilan proses dirancang sederhana tapi menampilkan semua informasi yang diperlukan. Warna yang dipilih adalah yang warna-warna yang cerah dan jelas.


(53)

47

b. Tampilan Popup

Tampilan popup memungkinkan operator untuk mengontrol atau melihat kondisi detail equipment tertentu dari HMI.

c. Tag names data

Semua data analog dari lapangan akan ditampilkan pada HMI. Untuk menghindari kesalahan, setiap tampilan data analog di HMI dilengkapi dengan nama tag yang berkaitan.

d. Engineering Unit

Berikut adalah tabel engineering unit pada HMI.

Tabel 3.2 Tabel Engineering

Variable Engineering Units Abbreviations

Level Meter M

Suhu Derajat celcius DEG C

Tekanan Kilogram per centimeter kuadrat Kg/cm2

Aliran Liter per jam L/Hr

Densitas Gram per centimeter kubik Gr/cm3

e. Detail Tampilan

Indikasi alarm berupa teks ditempatkan berdekatan dengan equipment yang berkaitan. Khusus untuk pompa, indikasi alarm untuk kondisi fault ditunjukkan dengan perubahan warna pompa menjadi merah berkedip. Popup window dapat ditampilkan dengan mengklik pada equipment yang menampilkan detail dari equipment yang bersangkutan. Masing-masing popup dijelaskan di bawah ini.


(54)

1) Tank

Popup window untuk tank menampilkan informasi sebagai berikut:

1. Level, alarm status dan level data trending 2. Volume

3. Temperature, alarm status dan temperature data trending 4. Density

5. Product level 6. Ullage 7. Water Level

Gambar 3.20 TampilanPopup Tank 2) Pompa

Popup window untuk pompa menampilkan informasi sebagai berikut:


(55)

49

a) Tekanan b) Alarm status c) Control status d) Operation status e) Running hours

Gambar 3.21 TampilanPopupPompa

3) MOV (Motor Operating Valve)

Window popup MOV menampilkan informasi sebagai berikut::

1. Operation status 2. Control Status

3. Communication Status


(56)

Tampilan popup MOV diatas berfungsi untuk melakukan

pengoperasian MOV secara manual, HMI hanya bisa

memerintahkan MOV untuk melakukan operasi buka (open) dan tutup (close) serta melakukan override supaya MOV membuka atau menutup.

Prosedure pengoperasian untuk tampilan popup MOV:

a) Untuk menampilkan button OPEN dan CLOSE, button MANUAL terlebih dahulu harus ditekan.

b) Jika salah satu button OPEN dan CLOSE ditekan maka button MANUAL akan menghilang.

c) Jika kondisi button CLOSE dan button OPEN dalam kondisi ditekan,kondisi ini tidak diperbolehkan dalam system, maka akan muncul button RESET.

4) PCV (Pressure Control Valve)

Popup window PCV (Pressure Control Valve) berfungsi untuk memonitor dan mengontrol valve menggunakan kontrol PID. PCV controller bisa dioperasikan dalam mode AUTO/MANUAL Untuk melakukan tuning parameter hanya bisa dilakukan oleh pihak yang telah diberi akses.


(57)

51

Gambar 3.23 TampilanPopup Pressure Control Valve

5) Densito trending

Popup Densito trending berfungsi untuk melihat trending dari semua densito transmitter yang terhubung ke PLC, dalam trending tersebut kita bisa melihat record dari nilai trending sebelumnya.


(58)

1. Trending dan alarm summary dapat diakses operator dengan menekan tombol navigasi yang terdapat pada bagian atas tampilan.

2. Alarm summary akan menampilkan semua alarm yang pernah muncul.

3. Trending menampilkan data secara real time dan historical. Untuk data historical disimpan dalam hardisk untuk periode 3 bulan dan setelah melewati batas 3 bulan data akan diupdate secara otomatis.

f. Sekuriti level dan user login

Untuk dapat menggunakan HMI diperlukan Login user. Terdapat 2 tipe login user yaitu engineer level dan operator level. Login HMI akan secara otomatis sama dengan user login dalam windows.

Tabel 3.3 Security Level dan User Login User Operasi yang dapat dilakukan Login

Engineer

- Memonitor proses

- Melakukan kontrol dari HMI - Merubah parameter kontrol

CIKAMPEK-ENG

Operator - Memonitor proses

- Melakukan kontrol dari HMI


(59)

53

g. Layout tampilan

Berikut ini adalah layout untuk setiap tampilan proses: 1. Banner Informasi

Bagian ini muncul pada setiap tampilan. Terdiri dari informasi tanggal dan waktu, Login user aktif, status alarm terakhir dan tombol acknowledge buzzer.

2. Tombol navigasi

Bagian ini muncul pada setiap tampilan. Terdiri atas tombol untuk berpindah ke tampilan proses, alarm summary atau trending sesuai dengan teks yang terdapat pada tombol. Selain itu juga terdapat fasilitas untuk berganti login user dan mencetak tampilan window yang sedang aktif.

3. Tampilan proses

Berbeda pada setiap tampilan. Operator dapat memonitor kondisi plant berdasarkan tombol navigasi yang dipilih.

D. Pelatihan

Proses pengenalan program aplikasi ini juga dilakukan dengan tujuan untuk mengenalkan pengguna pada program aplikasi yang nanti akan digunakan, meliputi mengetahui cara menjalankan, mematikan, pengenalan antar muka, mengenai warna dan objek , serta fungsi-fungsi yang terdapat pada program aplikasi.


(60)

3.3.6 Pengujian Sistem

Proses pengujian dilakukan dengan cara mencoba program aplikasi yang sudah dibuat pada aplikasi Sistem Monitoring BBM yang telah terinstall. Dengan interval waktu yang cukup sehingga pemakai mengetahui fungsi-fungsi dalam program aplikasi yang baru dan dapat memberi tahukan fungsi yang masih kurang atau mungkin dirasa tidak perlu.

Proses pengujian dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu :

1. Functional

Pengujian dilakukan untuk memastikan fungsional setiap menu yang ada pada program aplikasi, data-data dapat ditampilkan dan sesuai dengan keinginan, yakni sesuai dengan filter data yang diinputkan.

2. Performance

Pengujian dilakukan untuk memastikan bahwa sistem dapat memenuhi persyaratan kinerja yang sesuai, meliputi kecepatan dan keakuratan dalam menampilkan data yang diinginkan. Dalam kategori ini, harus dirancang dengan baik sebab sangat berpengaruh pada jalannya sistem.

Myers membedakan jenis program testing menjadi beberapa macam, meliputi :

1. Module test: tes per modul dalam lingkungan yang tertutup.

2. Integration test : verifikasi antar muka antar modul dan bagian


(61)

55

3. External function test: verifikasi fungsi eksternal.

4. System test : verifikasi dan validasi kerja sistem dalam

lingkungan yang dibuat secara khusus.

5. Acceptance test: validasi sistem dan persyaratan pengguna.

6. Installation test : tes untuk menemukan kesalahan pada proses

instalasi.

7. Simulation test : tes yang mencoba untuk meniru keadaan pada

lingkungan pada saat sistem digunakan.

8. Field test: tes yang dilakukan pada lingkungan pemakaian pada

kondisi sebenarnya.

Steve McConnel mengusulkan bahwa sistem/perangkat lunak seharusnya memiliki karakteristik-karakteristik luar dan dalam sebagai berikut :

Karakteristik luar yang meluputi karakteristik-karakteristik yang dapat diamati secara langsung oleh pengguna, seperti :

1. Ketetapan

Tingkat kebebasan sistem dari kesalahan analisis, perancangan, serta implementasi. Ketepatan disini maksudnya adalah sedekat

(atau sejauh) mana sistem/perangkat lunak yang kita

kembangkan memenuhi harapan serta kebutuhan pengguna

2. Daya guna

Tingkat kemudahan untuk belajar serta menggunakan sistem. Sebuah sistem/perangkat lunak seharusnya mencoba memahami karakteristik semua pengguna; baik yang mahir, berkembang


(62)

sedang, maupun yang awam tentang komputer (meskipun seharusnya ia memahami apa yang dapat dilakukan sistem baginya), Karena pengguna bukanlah seseorang yang mau belajar temtang komputer melainkan menggunakannya untuk melakukan

suatu pekerjaan tertentu, maka sistem/perangkat lunak

seharusnya dikembangkan untuk dapat digunakan oleh semua pengguna dengan berbagai tingkat kemahiran.

3. Efisiensi

Pemakai minimal dari sumber daya sistem. Sistem/perangkat lunak seharusnya dapat meminimalisasi penggunaan memori, penggunaan sumber daya CPU, penggunaan ruang penyimpanan (hardisk) dan sebagainya sehingga sistem/perangkat lunak dapat digunakan dalam spesifikasi yang tidak terlalu tinggi yang dapat dipenuhi oleh kebanyakan calon pengguna.

4. Keandalan

Mencakup kemampuan sistem/perangkat lunak untuk

menjalankan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan. 5. Integritas

Tingkat kemampuan sistem/perangkat lunak dalam mencegah akses yang tidak sah atau tidak pada tempatnya ke program atau data didalamnya. Yang termasuk dengan integritas adalah menjaga sistem dari akses yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berhak pada sumberdaya yang penting bagi organisasi,


(63)

57

misalnya basis data serta berkas-berkas ( file-file ) lain yang penting bagi organisasi dimana sistem/perangkat lunak kita gunakan. Selain itu, integritas juga berarti menjaga konsistensi

data saat terjadi manipulasi-manipulasi penambahan,

pembaharuan, serta penghapusan data pada basis data.

6. Kemampuan adaptasi

Bagaimana sistem/perangkat lunak dapat dipakai dalam aplikasi atau lingkungan yang lain dari lingkungan saat sistem/perangkat

lunak itu diciptakan. Salah satu kelemahan umum dari

pengembang yang tidak berpengalaman adakah merasa cukup puas ketika sistem/perangkat lunak berjalan dengan baik di lingkungannya namun saat di instal di lingkungan pengguana, sistem/perangkat lunak itu kemudian bermasalah. Hal ini sesungguhnya tidak boleh terjadi.

7. Keakuratan

Tingkat kebebasan sistem/perangkat lunak dari

kesalahan-kesalahan (bugs), khususnya ditinjau dari keluaran yang

dihasilkan. Keakuratan berbeda dengan ketepatan. Keakuratan menentukan seberapa baik sistem melakukan pekerjaan yang diberikan; tekanannya bukan pada apakah sistem dibuat dengan baik (ketepatan).


(64)

8. Kekuatan

Tingkat kemampuan sistem melanjutkan fungsinya bila terdapat masukan yang tidak sah atau kondisi lingkungan yang menekan. Sebuah sistem yang baik, misal untuk ATM, seharusnya dilengkapi dengan piranti-piranti yang mencegah perlakuan yang tidak wajar dari pengguna, misal dengan menambahkan alarm, pesan-pesan peringatan saat pengguna melakukan hal-hal yang tidak wajar.

Karakteristik Dalam. Karakteristik dalam hal ini mencakup

karekteristik karakteristik yang dipikirkan oleh pengembang; baik itu analisis, perancangan, ataupun pemrograman. Karakteristik dalam hal ini mencakup :

1. Daya tahan

Kemudahan mengubah sistem/perangkat lunak untuk mengubah atau menambah kemampuan , memperbaiki unjuk kerja atau memperbaiki kerusakan. Ini dapat dicapai dengan dokumentasi

yang baik saat perencanaan , analis, perancangan serta

implementasi.

2. Keluwesan

Tingkat seberapa jauh kita dapat menempatkan sistem/perangkaat lunak dalam lingkungan saat sistem/perangkat lunak diciptakan. Dalam hal ini, seorang pengembang yang baik seharusnya


(65)

59

mengadaptasi kemungkinan-kemungkinan jika sistem/perangkat lunak diinstal dilingkungan pengguna.

3. Kemudahan diinstal

Sejauh mana sistem/perangkat lunak yang dikembagkan mudah diterapkan dilingkungan pengguna. Suatu sistem/perangkat lunak betapapun canggihnya, akan ditinggalkan pengguna kalau sukar diterapkan dilingkungan pengguna.

4. Daya guna ulang

Sampai dimana kemudahan kita dapat menggunakan bagian sebuah sistem dalam sistem-sistem yang lain. Bagian ini sangat penting sebab seringkali kita mengembangkan sistem/perangkat lunak dimana bagiannya diperlukan sistem/perangkat lunak lain. Modularisasi serta karakteristik-karakteristik yang dijanjikan bahasa-bahasa pemrograman berorientasi objek memungkinkan penggunaan ulang bagian dari sistem/perangkat lunak yang diciptakan dalam suatu sistem dalam sistem yang lain.

5. Kemudahan dipahami

Jika kemudahan dipahami berbicara tentang hal yang makro sifatnya, maka kemudahan dibaca lebih bersifat mikro, yaitu kemudahan membaca serta mamahami kode sumber sebuah sistem/perangkat lunak, khususnya pada tingkat pernyataan yang rinci.


(66)

6. Daya uji

Tingkat dimana kita sebagai pengembang dapat memeriksa setiap unit dan sistem keseluruhan; tingkat dimana kita dapat

menyatakan bahwa sistem/ perangkat lunak sesuai dengan

spesifikasi yang ditentukan dalam SRS (System/Software

Requirement Spesification).

Metode pengujian yang digunakan adalah White-box Testing. Pengujian

jenis ini mengasumsikan bahwa spesifikasi logika adalah penting dan perlu dilakukan pengujian untuk menjamin apakah sistem/perangkat lunak berfungsi dengan baik. Tujuan utama dari strategi ini adalah pengujian berbasis kesalahan. Dalam hal sistem berbasis objek, kita harus memeriksa semua objek yang terlibat dalam sistem. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan pengujian ini, yaitu :

a. Memeriksa semua fungsi dalam setiap objek dengan cara mengeksekusi satu persatu. Tentu saja tidak realistis untuk memeriksa objek dengan semua masukan yang mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memilih-memilih masukan yang akan diujikan.


(67)

61

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat mengakhiri proses

perkuliahan di bangku universitas yang wajib dilakukan oleh setiap

mahasiwa/mahasiswi, selama satu bulan penulis melakukan praktek kerja lapangan di sebuah perusahan yang bergerak dibidang engineering instrumentasi dan otomasi mengenai sistem monitoring BBM, kesimpulan yang dapat kami ringkas selama Praktek Kerja Lapangan dalam membangun Sistem Monitoring BBM adalah sebagai berikut :

1. Sistem Monitoring BBM sangat berpengaruh terhadap proses bisnis yang terjadi di Depot Cikampek. Dengan adanya sistem monitoring BBM waktu kerja operator menjadi lebih efektip dan efisien karena operator bisa mengawasi proses kerja di seluruh area.

2. Proses pengolahan data yang digunakan dalam bisnis proses menjadi lebih cepat karena operator cukup dengan melihat data-data lapangan dari aplikasi sistem monitoring tidak perlu langsung terjun ke lapangan.

3. Kondisi-kondisi yang mengharuskan operator melakukan action yang cepat terhadap kondisi di lapangan dengan adanya aplikasi sistem monitoring hal tersebut menjadi sangat mudah.


(68)

Selama penulis melakukan Praktek kerja lapangan di PT.Cinovasi Rekaprima, banyak hal yang penulis pelajari disini tidak hanya masalah teknis tapi masalah sosial juga, serta satu hal pelajaran penting lainnya yaitu kita harus siap bekerja walaupun bukan bidang kita dan tidak pernah kita pelajari selama ini, tetapi kita harus bisa beradaptasi dengan pekerjaan yang akan kita geluti.

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa tidak ada suatu aplikasi yang sempurna termasuk aplikasi sistem yang telah penulis kerjakan dalam praktek kerja lapangan. Saran dari penulis mengenai aplikasi yang telah dibangun dan terpasang di Pertamina Depot Cikampek, antara lain:

a. Sistem aplikasi perlu diperluas area monitoring nya tidak hanya terfokus ke dalam proses aliran minyak BBM. Hal – hal yang berkaitan dengan proses itu sendiri misalkan fire safety, security

monitoring dan sebagainya. perlu dimasukan dalam aplikasi sistem

monitoring.

b. Sistem monitoring tidak hanya terfokus dalam satu komputer di area control room, perlu ditingkatkan sistem arsitekturnya menjadi berbasis client-server sehingga tidak hanya operator di control room yang bisa melakukan monitoring proses.

c. Perlu dirancang sistem yang redundant jika komputer utama untuk sistem monitoring terjadi kerusakan sehingga down time perbaikan


(69)

63

kerusakan bisa diminimalisir mengingat sistem monitoring

mempunyai peran sangan penting dalam proses yang terjadi dilapangan.

d. Perlu ditingkatkan pemahaman pengetahuan tehadap proses yang

terjadi dilapangan khususnya yang berkaitan dengan sistem

monitoring karena secanggih apapun aplikasi yang dibangun jika SDM sebagai pemantau sistem tidak memiliki pengetahuan yang cukup maka akan terjadi kondisi yang tidak dinginkan karena aplikasi hanya sebagai alat bantu.


(70)

2. Nugroho, A. (2005), ANALISIS dan PERANCANGAN SISTEM

INFORMASI dengan METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK,

Informatika, Bandung.

3. RSView Supervisory Edition User Manual (VIEWSE-UM003C-EN-E) ,Rockwell Software, USA.


(1)

mengadaptasi kemungkinan-kemungkinan jika sistem/perangkat lunak diinstal dilingkungan pengguna.

3. Kemudahan diinstal

Sejauh mana sistem/perangkat lunak yang dikembagkan mudah diterapkan dilingkungan pengguna. Suatu sistem/perangkat lunak betapapun canggihnya, akan ditinggalkan pengguna kalau sukar diterapkan dilingkungan pengguna.

4. Daya guna ulang

Sampai dimana kemudahan kita dapat menggunakan bagian sebuah sistem dalam sistem-sistem yang lain. Bagian ini sangat penting sebab seringkali kita mengembangkan sistem/perangkat lunak dimana bagiannya diperlukan sistem/perangkat lunak lain. Modularisasi serta karakteristik-karakteristik yang dijanjikan bahasa-bahasa pemrograman berorientasi objek memungkinkan penggunaan ulang bagian dari sistem/perangkat lunak yang diciptakan dalam suatu sistem dalam sistem yang lain.

5. Kemudahan dipahami

Jika kemudahan dipahami berbicara tentang hal yang makro sifatnya, maka kemudahan dibaca lebih bersifat mikro, yaitu kemudahan membaca serta mamahami kode sumber sebuah sistem/perangkat lunak, khususnya pada tingkat pernyataan yang rinci.


(2)

6. Daya uji

Tingkat dimana kita sebagai pengembang dapat memeriksa setiap unit dan sistem keseluruhan; tingkat dimana kita dapat menyatakan bahwa sistem/ perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam SRS (System/Software Requirement Spesification).

Metode pengujian yang digunakan adalah White-box Testing. Pengujian jenis ini mengasumsikan bahwa spesifikasi logika adalah penting dan perlu dilakukan pengujian untuk menjamin apakah sistem/perangkat lunak berfungsi dengan baik. Tujuan utama dari strategi ini adalah pengujian berbasis kesalahan. Dalam hal sistem berbasis objek, kita harus memeriksa semua objek yang terlibat dalam sistem. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan pengujian ini, yaitu :

a. Memeriksa semua fungsi dalam setiap objek dengan cara mengeksekusi satu persatu. Tentu saja tidak realistis untuk memeriksa objek dengan semua masukan yang mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memilih-memilih masukan yang akan diujikan.


(3)

61 4.1 Kesimpulan

Praktek kerja lapangan merupakan salah satu syarat mengakhiri proses perkuliahan di bangku universitas yang wajib dilakukan oleh setiap mahasiwa/mahasiswi, selama satu bulan penulis melakukan praktek kerja lapangan di sebuah perusahan yang bergerak dibidang engineering instrumentasi dan otomasi mengenai sistem monitoring BBM, kesimpulan yang dapat kami ringkas selama Praktek Kerja Lapangan dalam membangun Sistem Monitoring BBM adalah sebagai berikut :

1. Sistem Monitoring BBM sangat berpengaruh terhadap proses bisnis yang terjadi di Depot Cikampek. Dengan adanya sistem monitoring BBM waktu kerja operator menjadi lebih efektip dan efisien karena operator bisa mengawasi proses kerja di seluruh area.

2. Proses pengolahan data yang digunakan dalam bisnis proses menjadi lebih cepat karena operator cukup dengan melihat data-data lapangan dari aplikasi sistem monitoring tidak perlu langsung terjun ke lapangan.

3. Kondisi-kondisi yang mengharuskan operator melakukan action yang cepat terhadap kondisi di lapangan dengan adanya aplikasi sistem monitoring hal tersebut menjadi sangat mudah.


(4)

Selama penulis melakukan Praktek kerja lapangan di PT.Cinovasi Rekaprima, banyak hal yang penulis pelajari disini tidak hanya masalah teknis tapi masalah sosial juga, serta satu hal pelajaran penting lainnya yaitu kita harus siap bekerja walaupun bukan bidang kita dan tidak pernah kita pelajari selama ini, tetapi kita harus bisa beradaptasi dengan pekerjaan yang akan kita geluti.

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa tidak ada suatu aplikasi yang sempurna termasuk aplikasi sistem yang telah penulis kerjakan dalam praktek kerja lapangan. Saran dari penulis mengenai aplikasi yang telah dibangun dan terpasang di Pertamina Depot Cikampek, antara lain:

a. Sistem aplikasi perlu diperluas area monitoring nya tidak hanya terfokus ke dalam proses aliran minyak BBM. Hal – hal yang berkaitan dengan proses itu sendiri misalkan fire safety, security monitoring dan sebagainya. perlu dimasukan dalam aplikasi sistem monitoring.

b. Sistem monitoring tidak hanya terfokus dalam satu komputer di area control room, perlu ditingkatkan sistem arsitekturnya menjadi berbasis client-server sehingga tidak hanya operator di control room yang bisa melakukan monitoring proses.

c. Perlu dirancang sistem yang redundant jika komputer utama untuk sistem monitoring terjadi kerusakan sehingga down time perbaikan


(5)

kerusakan bisa diminimalisir mengingat sistem monitoring mempunyai peran sangan penting dalam proses yang terjadi dilapangan.

d. Perlu ditingkatkan pemahaman pengetahuan tehadap proses yang terjadi dilapangan khususnya yang berkaitan dengan sistem monitoring karena secanggih apapun aplikasi yang dibangun jika SDM sebagai pemantau sistem tidak memiliki pengetahuan yang cukup maka akan terjadi kondisi yang tidak dinginkan karena aplikasi hanya sebagai alat bantu.


(6)

1. Kristanto, A. (2004). REKAYASA PERANGKAT LUNAK (KONSEP DASAR), Gava Media, Yogyakarta.

2. Nugroho, A. (2005), ANALISIS dan PERANCANGAN SISTEM INFORMASI dengan METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK, Informatika, Bandung.

3. RSView Supervisory Edition User Manual (VIEWSE-UM003C-EN-E) ,Rockwell Software, USA.