53
Andhika Baruri, 2014 Kontribusi Konsep Dasar Kimia, Keterampilan Proses Sains Dan Penalaran Terhadap
Capaian Siswa SMP Dalam Timss-Kimia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
d. Uji Signifikansi
Untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda dicari terlebih dahulu F
hitung
kemudian dibandingkan dengan F
tabel.
Adapun rumus F
hitung
adalah:
F
hitung
= Dimana:
R = Nilai koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel bebas
n = Jumlah sampel kaidah pengujian signifikansi:
Jika F
hitung
≥ F
tabel
maka tolak Ho artinya signifikan F
hitung
≤ F
tabel
terima Ho artinya tidak signifikan. Riduwan, 2011: 86
b Analisis Regresi Ganda
Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi
dirubah-rubah. Menurut Riduwan 2011: 108 Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap
variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih X
1
, X
2
, X
3
,…, X
n
dengan satu variabel terikat.
54
Andhika Baruri, 2014 Kontribusi Konsep Dasar Kimia, Keterampilan Proses Sains Dan Penalaran Terhadap
Capaian Siswa SMP Dalam Timss-Kimia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Persamaan regresi ganda untuk tiga variabel bebas dirumuskan:
Dimana; Ŷ = Nilai yang diprediksikan
a = Konstanta
b
1
,b
2
,b
3
= Koefisien regresi X
1
= Konsep Dasar Kimia X
2
= Keterampilan proses sains X
3
= Penalaran Analisis data dalam penelitian ini dibantu dengan program IBM-SPSS 20
for windows.
Ŷ = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
82
Andhika Baruri, 2014 Kontribusi Konsep Dasar Kimia, Keterampilan Proses Sains Dan Penalaran Terhadap
Capaian Siswa SMP Dalam Timss-Kimia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan untuk siswa kelas VIII kota Bandung sebagai berikut:
1. Capaian TIMSS-Kimia siswa SMP kelas VIII masih tergolong dalam kategori
rendah. 2.
Capaian konsep dasar kimia siswa SMP kelas VIII masih tergolong dalam kategori rendah.
3. Keterampilan proses sains siswa SMP kelas VIII tergolong pada kategori
sedang. 4.
Kemampuan penalaran siswa SMP kelas VIII masih berada pada tahap operasi kongkret, hal ini tidak sesuai dengan tingkatan usia siswa yang
seharusnya sudah memasuki tahap awal formal. 5.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara konsep dasar kimia dengan capaian TIMSS-Kimia siswa SMP.
6. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara
keterampilan proses sains dengan capaian TIMSS-Kimia siswa SMP. 7.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara penalaran dengan capaian TIMSS-Kimia siswa SMP.
8. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan Positif dan signifikan antara
konsep dasar kimia, keterampilan proses sains dan penalaran secara bersama- sama simultan terhadap capaian TIMSS-Kimia siswa SMP, dengan
kontribusi variabel bebas konsep dasar kimia, keterampilan proses sains, dan penalaran sebesar 57,1. Kontribusi terbesar diberikan oleh variabel
penalaran, kemudian yang kedua variabel konsep dasar kimia, dan yang terkecil disumbang oleh variabel keterampilan proses sains.
83
Andhika Baruri, 2014 Kontribusi Konsep Dasar Kimia, Keterampilan Proses Sains Dan Penalaran Terhadap
Capaian Siswa SMP Dalam Timss-Kimia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan:
1. Bagi pembuat kebijakan, pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan
konsep prasyarat siswa, pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains dan pembelajaaran yang dapat mengembangkan serta
meningkatkan daya nalar siswa sebaiknya diimplementasikan dalam kurikulum 2013, karena terbukti memiliki hubungan yang signifikan terhadap
capaian siswa dalam studi TIMSS-Kimia. 2.
Guru-guru bidang studi IPA hendaknya dalam proses pembelajaran agar menggunakan keterampilan proses sains sebagai salah satu pendekatan dalam
pembelajaran dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. 3.
Guru-guru bidang studi IPA di dalam mengelola proses belajar mengajar hendaknya dapat memberikan pengalaman belajar dan latihan-latihan soal
IPA-Kimia yang dapat melatih, mengembangkan serta meningkatkan daya nalar siswa.
4. Kepada guru-guru bidang studi IPA agar memberikan pemantapan terhadap
penguasaan konsep dasar kimia, agar para siswa mudah memahami konsep- konsep selanjutnya.
5. Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut,
dapat menganalisis faktor-faktor lain yang dapat memberikan kontribusi terhadap capaian siswa dalam studi TIMSS.