mahasiswa Universitas Udayana ingin mengembalikan kembali budaya tertib yang mulai tergerus pengaruh globalisasi ini melalui beberapa program kerja. Adapun program kerja ini kami desain
untuk mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya tertib itu sendiri baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Kami harapkan dengan terlaksananya program
sederhana ini masyarakat akan lebih sadar terhadap budaya tertib dalam bermasyarakat. Adapun Program Kerja Indonesia Tertib:
1. Pengenalan Dan Pendidikan Seksualitas Usia Dini
Pengenalan dan pendidikan seksualitas usia dini kepada anak SD, Orangtua masih beranggapan seks adalah hal yang tabu untuk dibicarakan dan lebih baik menghindari
pembicaraan tersebut. Berdasarkan teori, peletakan dasar landasan pendidikan seksual yang efektif dan paling mudah adalah saat prasekolah. Pada usia ini perkembangan otak anak
sangat pesat mencapai 80 sehingga dinamakan “masa emas”. Hasil pendidikan yang ditanamkan selama sesuai dengan perkembangannya akan lebih merasuk pada jiwa dan
terekam kuat pada ingatan anak. Begitu juga dengan pendidikan seks dan kesehatan reproduksi sejak dini.Penyampaian yang wajar, jujur, dan sederhana, serta menggunakan
bahasa yang mereka pahami, akan membentuk konsep diri anak yang positif. Anak juga bisa melindungi kesehatan diri serta menjaga diri dari ancaman kekerasan seksual.
Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI Daerah Bali menyatakan kasus kekerasan seksual dengan pelaku dan korban anak-anak semakin meningkat.Pada bulan
Februari 2010 ada enam kasus perkosaan dan pelecehan seksual yang melibatkan anak-
anak.Sementara pada 2009, KPAI mencatat ada 214 kasus kekerasan terkait anak. Dari 214 kasus itu, sebanyak 25 kasus pemerkosaan anak-anak, dan 58 kasus penganiayaan anak.
Sementara anak sebagai pelaku kekerasan sebanyak 29 orang.Berdasarkan hal tersebut, pentingnya pendidikan seksual sejak dini dapat membantu anak untuk lebih menjaga diri
serta waspada pada lingkungan sekitar.
2. Pembuatan Papan Nama Kelian Banjar, Larangan Berburu, Larangan Memulung,
Dan Papan Nama Banjar
Papan informasi atau papan merupakan suatu kebutuhan dasar dalam masyarakat.Dimana dari papan ini masyarakat mendapat informasi-informasi sederhana namun bermanfaat
ataupun sebagai sebuah identitas yang dipasang ditempat-tempat tertentu.Pengadaan papan
oleh KKN RM-XIII Unud Th. 2016 Desa Carangsari ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Papan informasi dan papan ini berjumlah 10 buah dengan
jenis yang berbeda, antara lain : papan larangan berburu, papan larangan memulung, dan papan nama Banjar. Pengadaan papan informasi dan papan ini diawali dengan observasi ke
masing-masing banjar yang ada di Carangsari sehingga sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing Banjar tersebut. Diharapkan dengan dilakukannya pengadaan papan nama
dan papan ini mampu memberikan bantuan informasi kepada masyarakat di masing-masing banjar yang ada di Desa Carangsari.
3. Pemasangan Stiker Tanda Kawasan Tanpa Rokok KTR
Pentingnya Penerapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya untuk melindungi masyarakat terhadap resiko ancaman gangguan kesehatan yang tidak hanya mengganggu
kesehatan namun juga lingkungan sekitar, selain berdampak pada kesehatan pemasangan tanda Kawasan Tanpa Rokok juga dapat menimbulkan kesan yang tertib dan displin.
Diharapkan pemasangan tanda Kawasan Tanpa Rokok yang akan di pasang di area Kantor Desa, SD dan SMP di Desa Carangsari dapat memberikan efek positif dan memberikan
kesadaran masyarakat mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan akibat rokok.
2.4 Program Pokok Non Tema Program Pokok Non Tema hanya terdapat 1 program yaitu program KK Dampingan.
2.5 Jadwal Pelaksanaan 2.5.1 Jadwal Pelaksanaan Bidang Indonesia Melayani
No Hari dan Tanggal
Waktu Jam
Tempat Kegiatan
1 Senin, 25 Juli 2016
1 jam Kantor
Desa Koordinasi dengan
kepala desa dan Survey keadaan kantor desa
2 Senin, 25 Juli 2016
Rabu, 27 Juli 2016 Jumat, 29 Juli 2016
Senin, 1 Agustus 2016 Rabu, 3 Agustus 2016
6 jam per hari total
72 jam Kantor
Desa Membantu pelayanan
di kantor desa piket