BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Berawal dari kesuksesanlah suatu bangsa menjadi maju. Melalui
pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa. Proses pendidikan terarah pada
peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta
didik Nana, 2003 : 4. Oleh karena itu tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek
sosial emosional di samping ketrampilan-ketrampilan lain. Proses
pendidikan khususnya
di Indonesia
selalu mengalami
penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola
pendidikan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas pendidikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan prestasi dicapai
secara maksimal karena banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar itu sendiri. Perbaikan dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan pada
sistem pendidikan ataupun hal yang langsung dikaitkan dengan praktek
pembelajaran, misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran. Kebanyakan orang mengakui bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit karena harus
menguasai konsep dari dasar sesuai dengan aplikasinya, sehingga diperlukan metode pembelajaran yang tepat dan mengaktifkan siswa.
Pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua manusia adalah membaca, menulis dan berhitung. Oleh karena itu, matematika diajarkan di semua negara.
Ini dapat diartikan bahwa semua pengetahuan memerlukan matematika. Belajar matematika berarti belajar konsep, struktur suatu topic dan mencari hubungan
konsep dan struktur tersebut. Satu hal keuntungan terpenting dari belajar matematika adalah kemampuan berfikir analisis dan struktur. Kemampuan ini
direfleksikan pada sikap yang hati-hati dan teliti. Refleksi keseluruhan dari pembelajaran ditunjukkan oleh hasil belajar
yang dicapai oleh siswa. Namun kenyataan dalam belajar mengajar sesuai dengan tujuan tidaklah mudah. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering
dijumpai beberapa masalah. Banyak dijumpai siswa yang mempuyai nilai rendah dan sejumlah mata pelajaran, khususnya pelajaran matematika. Prestasi belajar
yang dicapai belum memuaskan , masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah standar yang ditetapkan.
Upaya peningkatan kualitas pengetahuan matematika idealnya dimulai dari pembenahan proses pengajaran yang dilakukan oleh guru yaitu dengan
menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa. Suatu model pembelajaran yang mampu mengubah pandangan negatif siswa terhadap matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan,
pelajaran yang memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk memfungsikan unsur-unsur fisik, melatih tanggung jawab dan kerjasama. Model pembelajaran
seperti ini tidak saja memunculkan keasikan belajar, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi perkembangan aspek kognitif dan sosial.
Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar, dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan proses belajar tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu faktor dari dalam diri siswa faktor internal dan faktor dari luar faktor eksternal. Yang termasuk faktor internal
antara lain inteligensia, minat, bakat, motivasi, aktivitas belajar,dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal antara lain guru, metode mengajar dan
sebagainya. Faktor eksternal yang perlu mendapatkan perhatian dalam proses belajar
mengajar adalah metode mengajar yang digunakan. Pembelajaran aktif active learning merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran, baik interaksi antar siswa maupun dengan pengajar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran aktif terdiri dari
beberapa metode. Diantaranya adalah metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran
yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Dalam strategi
ini, guru hanya sebagai fasilitator, artinya guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Siswa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan
prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuan dan materi yang dipelajari.
Salah satu faktor internal dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan awal pada siswa merupakan salah satu
prasyarat yang dimiliki oleh siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Hal ini disebabkan karena materi yang ada disusun secara terstruktur artinya
materi pelajaran disusun untuk kelas yang berada diatasnya. Dari uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian tentang
Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa.
B. Identifikasi Masalah