EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA (Untuk Kelas VIII SMP N 1 Tirtomoyo Semester Genap Pokok Bahasan Prisma).

(1)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DITINJAU DARI

KEMAMPUAN AWAL SISWA

(Untuk Kelas VIII SMP N 1 Tirtomoyo Semester Genap Pokok Bahasan Prisma)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh : WAHYU VITA LESTARI

A 410 060 130

Diajukan Oleh :

DYAH PUSPITA WULANDARI A 410 060 150

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Berawal dari kesuksesanlah suatu bangsa menjadi maju. Melalui pendidikan sumber daya manusia yang berkualitas dicetak untuk menjadi motor penggerak kemajuan dan kemakmuran bangsa. Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik (Nana, 2003 : 4). Oleh karena itu tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional di samping ketrampilan-ketrampilan lain.

Proses pendidikan khususnya di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas pendidikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan prestasi dicapai secara maksimal karena banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar itu sendiri. Perbaikan dan penyempurnaan ini meliputi perbaikan pada sistem pendidikan ataupun hal yang langsung dikaitkan dengan praktek


(3)

pembelajaran, misalnya dalam penggunaan metode pembelajaran. Kebanyakan orang mengakui bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit karena harus menguasai konsep dari dasar sesuai dengan aplikasinya, sehingga diperlukan metode pembelajaran yang tepat dan mengaktifkan siswa.

Pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua manusia adalah membaca, menulis dan berhitung. Oleh karena itu, matematika diajarkan di semua negara. Ini dapat diartikan bahwa semua pengetahuan memerlukan matematika. Belajar matematika berarti belajar konsep, struktur suatu topic dan mencari hubungan konsep dan struktur tersebut. Satu hal keuntungan terpenting dari belajar matematika adalah kemampuan berfikir analisis dan struktur. Kemampuan ini direfleksikan pada sikap yang hati-hati dan teliti.

Refleksi keseluruhan dari pembelajaran ditunjukkan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Namun kenyataan dalam belajar mengajar sesuai dengan tujuan tidaklah mudah. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sering dijumpai beberapa masalah. Banyak dijumpai siswa yang mempuyai nilai rendah dan sejumlah mata pelajaran, khususnya pelajaran matematika. Prestasi belajar yang dicapai belum memuaskan , masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah standar yang ditetapkan.

Upaya peningkatan kualitas pengetahuan matematika idealnya dimulai dari pembenahan proses pengajaran yang dilakukan oleh guru yaitu dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar


(4)

matematika siswa. Suatu model pembelajaran yang mampu mengubah pandangan negatif siswa terhadap matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan, pelajaran yang memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk memfungsikan unsur-unsur fisik, melatih tanggung jawab dan kerjasama. Model pembelajaran seperti ini tidak saja memunculkan keasikan belajar, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi perkembangan aspek kognitif dan sosial.

Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar, dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan proses belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). Yang termasuk faktor internal antara lain inteligensia, minat, bakat, motivasi, aktivitas belajar,dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal antara lain guru, metode mengajar dan sebagainya.

Faktor eksternal yang perlu mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar adalah metode mengajar yang digunakan. Pembelajaran aktif (active learning) merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik interaksi antar siswa maupun dengan pengajar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran aktif terdiri dari beberapa metode. Diantaranya adalah metode penemuan terbimbing.

Metode penemuan terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Dalam strategi


(5)

ini, guru hanya sebagai fasilitator, artinya guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Siswa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuan dan materi yang dipelajari.

Salah satu faktor internal dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan awal pada siswa merupakan salah satu prasyarat yang dimiliki oleh siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Hal ini disebabkan karena materi yang ada disusun secara terstruktur artinya materi pelajaran disusun untuk kelas yang berada diatasnya.

Dari uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian tentang Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Kemungkinan metode mengajar yang digunakan oleh guru matematika dalam menyampaikan materi ajar berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Secara umum siswa menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit dan membosankan, sehingga sejak awal siswa tidak ada minat dan motivasi untuk


(6)

belajar matematika dan kurang aktif ketika proses belajar mengajar berlangsung.

3. Masih banyak dijumpai siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dan belum mendapatkan penanganan serius.

4. Rendahnya prestasi belajar terjadi karena dalam pembelajaran cenderung mengajar secara klasikal, sehingga waktu pembelajaran berlangsung hanya melibatkan beberapa siswa saja.

5. Perbedaan kemampuan awal siswa dimungkinkan mempengaruhi prsetasi belajar matematika.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dikaji lebih fokus dan terarah maka penulis membatasi masalah-masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika siswa pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar pada pokok bahasan prisma setelah terjadi proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing.

2. Strategi Pembelajaran

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah srategi pembelajaran aktif dengan metode penemuan terbimbing untuk kelas eksperimen. Metode penemuan terbimbing merupakan metode pembelajaran


(7)

yang mendorong siswa untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, guru hanya membimbing siswa jika diperlukan, jadi pembelajaran ini tidak berpusat pada guru tetapi pada siswa.

3. Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam menguasai suatu pelajaran matematika yang dijadikan tolok ukur untuk mempelajari matematika pelajaran selanjutnya. Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jadi siswa harus memiliki prinsip, konsep, fakta, atau memiliki pengalaman (Martinis, 2007: 245).

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing terhadap prestasi belajar ?

2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika ?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika?


(8)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing

terhadap prestasi belajar matematika.

2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran matematika yang berupa pergeseran dari pembelajaran yang mementingkan prosesnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah dan guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi sekolah maupun guru dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu lebih membuka wawasan


(9)

guru akan keberagaman model pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaaatkan dalam proses pembelajaran.

b. Bagi siswa, dengan penggunaan model pembelajaran melibatkan siswa diharapkan menarik minat belajar, keberanian, dan konsentrasi siswa terhadap matematika. Disisi lain, siswa dapat belajar untuk berfikir sendiri, dan menarik kesimpulan sehingga dapat menemukan prinsip umum.

c. Bagi peneliti, penelitian ini untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing ditinjau dari kemampuan awal siswa, serta sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di bangku kuliah.

d. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan ataupun referensi bagi penelitian yang relevan.


(1)

matematika siswa. Suatu model pembelajaran yang mampu mengubah pandangan negatif siswa terhadap matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan, pelajaran yang memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk memfungsikan unsur-unsur fisik, melatih tanggung jawab dan kerjasama. Model pembelajaran seperti ini tidak saja memunculkan keasikan belajar, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi perkembangan aspek kognitif dan sosial.

Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar, dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan proses belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). Yang termasuk faktor internal antara lain inteligensia, minat, bakat, motivasi, aktivitas belajar,dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal antara lain guru, metode mengajar dan sebagainya.

Faktor eksternal yang perlu mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar adalah metode mengajar yang digunakan. Pembelajaran aktif (active learning) merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, baik interaksi antar siswa maupun dengan pengajar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran aktif terdiri dari beberapa metode. Diantaranya adalah metode penemuan terbimbing.

Metode penemuan terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Dalam strategi


(2)

ini, guru hanya sebagai fasilitator, artinya guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Siswa didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru. Seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuan dan materi yang dipelajari.

Salah satu faktor internal dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan awal siswa. Kemampuan awal pada siswa merupakan salah satu prasyarat yang dimiliki oleh siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Hal ini disebabkan karena materi yang ada disusun secara terstruktur artinya materi pelajaran disusun untuk kelas yang berada diatasnya.

Dari uraian di atas, penulis ingin mengadakan penelitian tentang Eksperimentasi Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Kemungkinan metode mengajar yang digunakan oleh guru matematika dalam menyampaikan materi ajar berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar siswa.

2. Secara umum siswa menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit dan membosankan, sehingga sejak awal siswa tidak ada minat dan motivasi untuk


(3)

belajar matematika dan kurang aktif ketika proses belajar mengajar berlangsung.

3. Masih banyak dijumpai siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dan belum mendapatkan penanganan serius.

4. Rendahnya prestasi belajar terjadi karena dalam pembelajaran cenderung mengajar secara klasikal, sehingga waktu pembelajaran berlangsung hanya melibatkan beberapa siswa saja.

5. Perbedaan kemampuan awal siswa dimungkinkan mempengaruhi prsetasi belajar matematika.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang dikaji lebih fokus dan terarah maka penulis membatasi masalah-masalah pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika siswa pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar pada pokok bahasan prisma setelah terjadi proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing.

2. Strategi Pembelajaran

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah srategi pembelajaran aktif dengan metode penemuan terbimbing untuk kelas eksperimen. Metode penemuan terbimbing merupakan metode pembelajaran


(4)

yang mendorong siswa untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru. Dalam metode pembelajaran ini, guru hanya membimbing siswa jika diperlukan, jadi pembelajaran ini tidak berpusat pada guru tetapi pada siswa.

3. Kemampuan Awal Siswa

Kemampuan awal dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam menguasai suatu pelajaran matematika yang dijadikan tolok ukur untuk mempelajari matematika pelajaran selanjutnya. Pengetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jadi siswa harus memiliki prinsip, konsep, fakta, atau memiliki pengalaman (Martinis, 2007: 245).

D. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing terhadap prestasi belajar ?

2. Apakah terdapat pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika ?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika?


(5)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing

terhadap prestasi belajar matematika.

2. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran aktif penemuan terbimbing dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, utamanya untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran matematika yang berupa pergeseran dari pembelajaran yang mementingkan prosesnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah dan guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi sekolah maupun guru dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu lebih membuka wawasan


(6)

guru akan keberagaman model pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaaatkan dalam proses pembelajaran.

b. Bagi siswa, dengan penggunaan model pembelajaran melibatkan siswa diharapkan menarik minat belajar, keberanian, dan konsentrasi siswa terhadap matematika. Disisi lain, siswa dapat belajar untuk berfikir sendiri, dan menarik kesimpulan sehingga dapat menemukan prinsip umum.

c. Bagi peneliti, penelitian ini untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing ditinjau dari kemampuan awal siswa, serta sebagai wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang diterima di bangku kuliah.

d. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan perbandingan ataupun referensi bagi penelitian yang relevan.


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIKA DITINJAU DARI Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Terhadap Kemampuan Representasi Matematika Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa.

0 2 18

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI TEORI BELAJAR BRUNER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Teori Belajar Bruner Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII Semester Gasal MTsN Ngemplak Kabupate

0 3 20

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI TEORI BELAJAR BRUNER DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Teori Belajar Bruner Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII Semester Gasal MTsN Ngemplak Kabupate

0 1 14

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI (Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP N 1 Cawas Klaten).

0 0 10

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP N 1 WONOSARI KLATEN.

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI THE POWER OF TWO TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA (Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sambong Pada Pokok Bahasan Lingkaran).

0 0 7

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM TEACHING DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA (Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Sidoharjo Sragen).

0 0 9

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA.

0 0 7

PENDAHULUAN Eksperimentasi Pembelajaran matematika Dengan Metode Pembelajaran Learning Activities and Problem Solving (LAPS) Heuristic Pada Pokok Bahasan Aljabar Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas VII SMP.

0 0 6

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Materi Prisma dan Limas untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester II.

0 1 468