Pemanfaatan koleksi fiksi di perpustakaan umum daerah kota tangerang selatan

(1)

PEMANFAATAN KOLEKSI FIKSI DI

PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH KOTA

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Intan Mayasari

Nim: 1110025000094

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014/1435 H


(2)

(3)

(4)

(5)

i Intan Mayasari

Pemanfaatan Koleksi Fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemetaan pemanfaatan terhadap koleksi fiksi, tujuan pemanfaatan koleksi fiksi, dan cara pemanfaatan koleksi fiksi. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner (angket). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 1.008 orang. Sampel yang diambil 10% dari jumlah populasinya, yaitu 1.008 x 10% = 100,8 di bulatkan menjadi 101 orang/responden. Berkaitan dengan pemetaan pemanfaatan terhadap koleksi fiksi, bahwa koleksi fiksi yang dibaca di perpustakaan dalam sehari adalah satu buah buku, koleksi fiksi yang sering dibaca dan di pinjam di perpustakaan adalah novel, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca satu cerita fiksi adalah satu hari. Kemudian mengenai tujuan utama pemanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Kota Tangerang Selatan, sebagian besar yaitu mengisi waktu. Alasan responden memilih untuk mengisi waktu adalah karena responden hampir setengahnya menyukai cerita fiksi. Adapun cara pemanfaatan koleksi fiksi di perpustakaan yaitu sebagian besar dengan cara meminjam. Alasan responden memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara meminjam dipilih adalah karena lebih nyaman membaca di rumah daripada di perpustakaan.


(6)

ii

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta bimbinganNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Kuliah (Skripsi) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya dengan judul “Pemanfaatan

Koleksi Fiksi dI Perpustakaan Umum Derah Kota Tangerang Selatan”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan Nabi besar Muhammad SAW.

Pada proses penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi penulis namun itu semua merupakan proses pembelajaran. Tersusunnya penulisan skripsi tidak terlepas dari bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS dan selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan juga sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan pengarahan serta bersedia meluangkan waktunya hingga penulisan skripsi ini selesai.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai dosn pembimbing akademik.


(7)

iii

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Bapak Iip, Bapak Syahril dan Ibu Atik selaku staff perpustakaan yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan.

6. Kedua orangtuaku Amir Mahmud dan Mamah tercinta Nurhayati, adikku Ahmad Zia Al-Haq terimakasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian, dukungan, semangat, dan motivasi yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa dorongan semangat dari kalian skripsi ini tidak akan pernah ada.

7. Saudara-saudaraku yang tersayang Faisal Azhari, Khairul Insani, Intan Camelia Desie, Naufa Dea Imawati, dan Helmanita Kibtia, terimakasih untuk semua dukungan dan doanya yang tak pernah henti.

8. Untuk Lutfan Zulwaqar, Intan Eka Saputri, Deuis Nur Afrianti, Maulidia Putri, Annisa Haismaida dan Fatmala Dewi yang telah memberikan semangat dan dukungannya terhadap penulis hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan 2010, khususnya untuk sahabat-sahabatku Irmawati Azis, Nur Afidah, Gema Pertiwy Syafrianti Putri, Dian Afrianti dan juga teman-teman sekelas Aufah, Riko, Agista, Rohmah, Vidi, Winda, Rinda, Ludfia, Nurun dan Syifa, terima kasih atas segala kebersamaan, kekompakkan dan kenangan yang telah menjadi


(8)

iv membantu menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berusaha semampu dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk menyusun penulisan skripsi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan partisipasi semua pihak untuk memberikan kontribusi baik kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya penulisan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 22 Oktober 2014


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ……….. x

DAFTAR TABEL ………. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Metode Penelitian ... 5

1. Pendekatan Penelitian ... 5

2. Sumber Data ... 6

3. Populasi dan Sampel ... 6

4. Teknik Pengumpulan Data ... 7


(10)

vi

d. Wawancara………... 7

e. Kuesioner (Angket) ………. 8

5. Teknik Analisis Data ... 8

a. Editing………... 8

b. Tabulating………. 8

c. Perhitungan Data ……….. 9

E. Definisi Istilah ……….10

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Definisi Perpustakaan Umum………. 12

B. Definisi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota ... 13

C. Peran Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota ... 14

D. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota... 16

E. Definisi Koleksi Fiksi dan Berbagai Jenis Koleksi Fiksi ... 22

F. Pemanfaatan Koleksi Fiksi ... 27


(11)

vii

KOTA TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Singkat ... 31

B. Visi dan Misi ... 31

C. Struktur Organisasi ... 33

D. Sumber Daya Manusia ... 33

E. Koleksi Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan ... 33

F. Jam Layanan Perpustakaan ... 34

G. Fasilitas Layanan Perpustakaan ... 35

H. Tata Tertib Perpustakaan ... 35

I. Data Pengunjung Perpustakaan………... 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 39

C. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61


(12)

viii LAMPIRAN


(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengajuan Proposal Skripsi

Lampiran 2 Surat Pengajuan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 3 Surat Izin Penelitian

Lampiran 4 Surat Balasan Melakukan Penelitian Lampiran 5 Rincian Kuesioner


(14)

x

Gambar 1 Struktur Organisasi 33

Gambar 2 Koleksi Fiksi yang di Baca di Perpustakaan Dalam Sehari 40 Gambar 3 Koleksi Fiksi yang Sering di Baca di Perpustakaan

Dalam Sehari 41

Gambar 4 Waktu yang di Butuhkan untuk Membaca Satu Cerita Fiksi 43 Gambar 5 Koleksi Fiksi yang Sering di Pinjam di Perpustakaan 44 Gambar 6 Alasan Utama Memanfaatkan Koleksi Fiksi 45 Gambar 7 Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk

Tujuan Mengisi Waktu 46

Gambar 8 Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk Tujuan Hiburan 48 Gambar 9 Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk Tujuan Hobi 49 Gambar 10 Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk

Tujuan Menambah Ilmu Pengetahuan 50 Gambar 11 Cara Utama Memanfaatkan Koleksi Fiksi 52 Gambar 12 Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara Meminjam 53 Gambar 13 Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara Membaca

di Tempat 54

Gambar 14 Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara

Mencatat Informasi dari Buku 55 Gambar 15 Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara Menfotokopi 56


(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Koleksi 34

Tabel 2 Data Pengunjung 37

Tabel 3 Data Responden 39


(16)

1

A. Latar Belakang

Perpustakaan umum merupakan sumber belajar yang nyata bagi masyarakat. Tujuan dari perpustakaan umum adalah membina dan mendidik masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan memanfaatkan bahan pustaka dengan baik agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.

Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota menyelenggarakan perpustakaan umum daerah yang koleksinya mendukung pelestarian hasil budaya daerah masing-masing dan memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan umum yang diselanggarakan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan mengembangkan sistem layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.( UU No. 43 tahun 2007 pasal 22 ayat 2 dan 3)

Perpustakaan umum menyediakan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah pengetahuan. Koleksi yang tersedia tidak hanya terbatas pada yang tercetak tetapi juga mencakup yang elektronik. Dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan


(17)

Umum, dinyatakan bahwa ”Koleksi perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak serta buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain”.

Menurut Ibrahim Bafadal (2006, h.27) bahan pustaka ditinjau dari isinya dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu, (a) bahan-bahan pustaka yang isinya fiksi, atau buku-buku fiksi seperti, buku cerita anak-anak, cerpen, novel (b) bahan-bahan pustaka yang isinya disebut nonfiksi atau buku-buku nonfiksi, seperti buku-buku rereferensi, biografi, ensiklopedi, majalah, dan surat kabar.

Koleksi fiksi adalah salah satu koleksi yang banyak diminati oleh para pemustaka. Fiksi menceritakan kisah yang imajinatif yang biasanya menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia yang berinteraksi dengan diri sendiri, lingkungan disekitarnya, dan Tuhan. Fiksi menurut Aiten Bernd dan Lewis dalam Burhan (2002, h.2) dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif namun biasanya masuk akal dan mengandung dramatisasi hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan namun hal itu dilakukan sacara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hubungan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia.

Fiksi biasanya dapat menggugah perasaan orang yang membacanya.Membaca fiksi dapat membuat seseorang merasa terharu, sedih,


(18)

menangis, bahagia, atau merasa bersemangat seolah-olah baru saja mendapatkan pencerahan. Pengaruh koleksi fiksi di perpustakaan umum sangat menarik minta para pemustakanya. Karena banyak orang yang lebih senang membaca koleksi fiksi daripada koleksi non fiksi.

Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan memiliki koleksi berjumlah sekitar 20.000 eksemplar dengan berbagai macam jenis seperti ada koleksi fiksi, referensi, dan elektronik. Selama ini, perpustakaan di anggap sebagai tempat yang sepi, gelap, tidak menyenangkan, dan tempat pemyimpanan buku atau sebagai gudang penyimpanan buku.

Sebagian besar koleksi yang banyak di pinjam di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan adalah koleksi fiksi, tetapi belum diketahui seberapa jauh koleksi-koleksi fiksi tersebut di manfaatkan oleh pemustakanya. Maka penulisan skripsi ini berusaha untuk meneliti, apakah koleksi fiksi yang ada di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan sudah dimanfaatkan dengan baik.

Oleh karena itu, dalam hal ini penulis ingin membahas tentang

“Pemanfaatan Koleksi Fiksi di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang


(19)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan sesuai dengan masalah di atas, maka penulis memberikan batasan masalah yang sesuai dengan topik yang akan diteliti. Pembahasan hanya dibatasi pada tentang pemanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan.

Untuk memperjelas sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian dan sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka perlu membuat rumusan suatu masalah. Perumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pemetaan pemanfaatan terhadap koleksi fiksi apa yang sering dibaca oleh pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan? b. Mengapa pemustaka memanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan

Daerah Kota Tangerang Selatan?

c. Bagaimana cara pemanfaatan koleksi fiksi oleh pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai pemanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pemetaan pemanfaatan terhadap koleksi fiksi apa yang banyak dibaca oleh pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan.

2. Untuk mengetahui mengapa pemustaka memanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan.


(20)

3. Untuk mengetahui cara pemanfaatan koleksi fiksi oleh pemustaka di Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan.

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Memberikan masukan yang berguna bagi Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan dalam mendorong siswa memanfaatkan koleksi fiksi, dan sebagai masukan dalam hal pengembangan koleksi fiksi. b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang

pemanfaatan koleksi fiksi.

c. Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan baru bagi pembaca.

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Kuantitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap angka, baik angka yang merupakan representasi dari suatu kuantias (kuantitas murni) maupun angka yang merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan). (Prasetya, 1992, h.92)


(21)

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan sebagai berikut: a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari responden yang ditemui langsung di lokasi penelitian yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner kepada para pemustaka yang datang ke Perpustakan Umum Daerah Tangerang Selatan

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku atau literatur-literatur, dokumen, dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. (Koenjtraningrat, 1991, h.25)

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi seperti disebut Daergibson Siagan dan Sugiarto adalah himpunan semua elemen yang menjadi pusat perhatian penelitian.(Ipah, 2006, h.45)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 1.008 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari hasil populasi. Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto, yang menyatakan “jika populasi melebihi dari 100 orang, maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau sesuai dengan kemampuan peneliti. (1992,h.107)


(22)

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasinya, yaitu 1.008 x 10% = 100,8 dibulatkan menjadi 101 orang.

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Penelitian Pustaka (Library Research)

Dalam riset perpustakaan peneliti melakukannya dengan mempelajari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah yang akan dibahas dalam skripsi

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian ini ada beberapa cara yang penulis tempuh, antara lain:

c. Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangankan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut ( jadi penulis terjun langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan secara langsung.

d. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang


(23)

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2001, h.135)

e. Kuesioner (angket), yaitu dengan cara pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah disipakan sebelumnya. (Anas, 1999, h.77)

5. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah menganalisi data melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai menghimpun data di lapangan.Editing data mengacu pada kegiatan persiapan data sebelum dianalis. Dalam proses editing ini, peneliti melakukan pemeriksaan awal terhadap data, untuk meyakinkan agar data tersebut tidak mengandung kesalahan atau cacat. Peneliti melihat dengan cermat apakah ada data kuisioner yang secara salah diisi oleh responden, ada halaman yang hilang dan poin-poin yang terlewatkan. (Prasetya, 1999,h.217)

b. Tabulating

Yaitu mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya.


(24)

c. Perhitungan Data

Perhiutngan data merupakan suatu ptoses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengolahan data. Data-data yang diterima melalui kuesioner ini kemudian diolah dengan menggunakan teknik presentase dengan menggunakan rumus:

X 100 %

Ket:

P : Angka persentase untuk setiap kategori F : Frekuensi jawaban responden

N : jumlah responden . (Anas, 2005, h.43)

Adapun parameter untuk penafsiran nilai persentase adalah: 0 % = Tidak Satupun

1 – 25% = Sebagian Kecil 25 – 49% = Hampir Setengahnya 50% = Setengahnya

51 – 75% = Sebagian Besar 76 – 99% = Hampir Seluruhnya


(25)

E. Definisi Istilah

Pemanfaatan koleksi adalah suatu proses dari penggunaan koleksi yang ada. Fiksi adalah karya tulis berupa karya rekaan atau imajinatif yang berdasarkan khayalan belaka.

Perpustakaan Umum adalah pusat informasi yang menyediakan

pengetahuan dan informasi siap akses bagi pemakainya.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini berisi latar belakang, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjuan Literatur

Pada bab ini berisikan landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti, yaitu tentang perpustakaan umum dan lebih fokus pada pembahasan mengenai pemanfaatan koleksi fiksi.

BAB III Tinjauan Umum Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan

Untuk bab ini akan menggambarkan kondisi umum Perpustakaan Daerah Kota Tangerang Selatan mulai dari sejarah, dasar hukum, visi misi, tujuan, struktur organisasi,


(26)

sumber daya manusia, program-program dan data pengunjung.

BAB IV Hasil Penelitian

Bab ini berisi tentang pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan analisa data

BAB V Penutup

Untuk bab terakhir ini berisikan kesimpulan dari permasalahan yang telah diteliti, serta saran untuk permasalahan tersebut.


(27)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Definisi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan pengetahuan dan informasi siap akses bagi pemakainya. Di dalam buku Etika Kepustakawanan (2006, h.30) Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya.

Definisi lain dari perpustakaan umum adalah pusat informasi yang menyediakan pengetahuan dan informasi siap akses bagi para pemakainya. Layanan perpustakaan umum disediakan dengan dasar kesamaan umur, ras, gender, agama, kebangsaan, bahasa, dan status sosial. Layanan dan materi khusus harus disediakan bagi pihak yang karena alasan tertentu tidak dapat menggunakan layanan dan materi biasa. Sebagai contoh pihak dengan bahasa minoritas, para penyandang cacat, orang sakit maupun narapidana. (Blasius, 2006, h. 159)

Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai Universitas Rakyat atau Universitas Masyarakat. Makasudnya adalah bahwa perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber


(28)

belajar untuk memperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat. (Sutarno NS, 2006, h.32)

Perpustakaan-perpustakaan yang termasuk didalam kategori perpustakaan umum adalah:

1. Perpustakaan umum kabupaten/kota

2. Perpustakaan umum tingkat kecamatan

3. Perpustakaan desa/kelurahan

4. Perpustakaan cabang

5. Taman bacaan rakyat/taman bacaan masyarakat

6. Perpustakaan keliling merupakan peluasan layanan (ekstensi) dari perpustakaan umum kabupaten/kota.

B. Definisi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota adalah perpustakaan yang lazimnya didirikan oleh pemerintah daerah (ada juga yang mula-mula dididrikan oleh pihak swasta, kemudian diserahan kepada pihak pemerintah) serta dikelola oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini adalah pemerintah Kabupaten/Kota. Karena dikelola oleh pemerintah daerah, maka perangkat personalia, gedung, koleksi serta anggaran lainnya dimasukkan ke dalam


(29)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). (Sulistyo-Basuki, 1993, h.9)

Untuk kebanyakan perpustakaan umum tingkat kabupaten/kota pada saat ini telah dipegang penuh kendalinya oleh pemerintah kabupaten/kota yang berwenang di wilayahnya.

C. Peran Perpustakaan Umum kabupaten Kota

Setiap perpustakaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan perannya dengan sebaik-baiknya. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan. Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain:

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah, dan bermanfaat.

2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya. 3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan

mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai


(30)

dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu apabila tidak ada perpustakaan, atau perpustakaan ada yang kurang berperan dengan baik, mungkin anggota masyarakat yang baru belajar membaca, atau sedang membiasakan diri membaca, dan membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan-lahan dan hilang semangatnya. 5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan

motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan. Koleksi tersebut dapat dipelajari, diteliti, dikaji, dan dikembangkan oleh generasi sekarang, dan kemudian dipergunakan sebagai landasan penuntun untuk merencanakan masa depan yang lebih baik.

7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan.

8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan


(31)

pemakai (users education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak.

9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasi karya umat manusia yang tak ternilai harganya.

10.Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan masyarakat dilihat dari intensitas kunjungan dan pemakai perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang sudah maju pula, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai dan representatif.

11.Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalah gunaan obat-obatan terlarang, dan tindak indisipliner.

D. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

1. Tugas Pokok Perpustakaan Umum

Tugas adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan atau dikerjakan. Tugas perpustakaan artinya suatu kewajiban yang telah ditetapkan untuk dilakukan di dalam perpustakaan. Setiap perpustakaan mempunyai tugas sebagaimana yang dibebankan oleh lembaga induk yang menaunginya. Perpustakaan umum yang berada pada tingkat kabupaten/kota mempunyai


(32)

tugas di bidang layanan informasi, pendidikan, rekreasi, preservasi dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan masyarakat secara luas. (Sutarno NS, 2006, h.72)

2. Fungsi-fungsi Perpustakaan Umum

Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai tiga kegiatan utama yaitu menghimpun, memelihara, dan memberdayakan semua koleksi bahan pustaka. Fungsi-fungsi sebuah perpustakaan menurut Pedoman Penyelengaraan Perpustakaan Umum sebagai berikut:

a. Pengadaan bahan pustaka, meliputi kegiatan: 1) Menghimpun/mengumpulkan

2) Membeli

3) Menerima sumbangan/bantuan 4) Tukar-menukar

5) Menggandakan 6) Menerbitkan 7) Kerjasama koleksi b. Pengolahan

1) Registrasi 2) Pengecapan 3) Katalogisasi 4) Klasifikasi

5) Pengetikan kartu buku 6) Pengetikan kartu katalog


(33)

7) Pembuatan nomor barcode (sistem komputer)

8) Pembuatan perlengkapan buku (label, slip buku, slip tanggal, sampul, dan lain-lain)

9) Pembuatan lembar kerja 10)Penjajaran kartu (file)

11) Penyusunan koleksi pada tempat tertentu (rak buku, majalah, koran, lemari/laci, dan lain-lain)

12)Pemasukan data (data entry) c. Layanan

1) Sirkulasi (peminjaman/pengembalian) 2) Keanggotaan

3) Referensi

4) Bimbingan dan penyuluhan pada pemakai 5) Layanan pembaca

6) Layanan unit perpustakaan keliling (perpustakaan umum)/layanan ekstensi

7) Penelitian

8) Layanan lain yang mungkin dilakukan 9) Pendidikan pemakai

d. Pemasyarakatan/sosialisasi meliputi: 1) Publikasi

2) Promosi


(34)

e. Kerjasama layanan antar perpustakaan mencakup kegiatan: 1) Pengolahan

2) Katalog induk

3) Pembinaan dan pengembangan profesi 4) Sistem jejaring/jaringan

f. Untuk perpustakaan tertentu dikembangkan fungsi: 1) Penyusunan dan penerbitan bibliograsi

2) Abstrak 3) Indeks

4) Kumpulan karangan ilmiah (makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain)

5) Artikel, kliping, dan lain-lain.

g. Pengembangan sumber daya manusia, mencakup: 1) Seminar, loka karya, pendidikan dan pelatihan 2) Program pendidikan formal

3) Keanggotaan organisasi profesi, dan lain-lain. h. Pembinaan dan pengembangan organisasi

1) Penelitian dan pengembangan

2) Pengelolaan/manajemen perpustakaan 3) Studi banding

4) Menjalin mitra kerja, dan lain-lain.

i. Melakukan upaya preservasi koleksi antara lain: 1) Memelihara bahan pustaka


(35)

2) Merawat bahan pustaka 3) Melakukan penyiangan 4) Melakukan fumigasi

5) Menjaga temperatur/suhu agar stabil 6) Mengatur ventilasi udara

7) Menjaga koleksi supaya tetap baik

8) Menjaga kebersihan perpustakaan, dan lain-lain. j. Membuat peraturan tata tertib meliputi:

1) Jadwal layanan 2) Persyaratan anggota 3) Peminjaman/pengembalian 4) Penghargaan dan sanksi

5) Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pengunjung dalam perpustakaan

6) Suasana tertib di perpustakaan

k. Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk: 1) Seleksi dan pengolahan koleksi

2) Pengolahan 3) Layanan 4) Penelusuran 5) Akses informasi 6) Jaringan


(36)

8) Promosi dan publikasi

9) Sosialisasi, promosi dan publikasi.

l. Menciptakan dan mengembangkan iklim di perpustakaan agar: 1) Masyarakat tahu tentang arti kegunaan, kegiatan perpustakaan 2) Masyarakat tertarik, berminat, tergugah untuk ke perpustakaan 3) Meningkatkan jumlah pengunjung dan anggota perpustakaan 4) Pengunjung merasakan dilayani dengan baik dan memuaskan 5) Merasa nyaman (betah/tahan) di perpustakaan

6) Ingin sering kembali ke perpustakaan

7) Merasa mendapat perhatian, bimbingan atau bantuan oleh petugas perpustakaan

8) Merasa mendapat sesuatu yang menyenangkan 9) Memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya.

Keberadaan, peran, tugas dan fungsi perpustakaan yang telah dilaksanakan tersebut dimaksudkan dan diarahkan untuk melayani masyarakat pemakai. Kegiatan layanan perpustakaan umumnya berbentuk jasa dan bukan berupa barang. Berbagai jenis layanan yang diberikan perpustakaan umum antara lain layanan pendidikan, layanan informasi, dan layanan rekreatif.


(37)

E. Definisi Koleksi Fiksi dan Berbagai Jenis Koleksi Fiksi

Kata fiksi berasal dari kata fictio (bahasa Latin) berarti bentukan atau rekaan.Yakni karya tulis berupa karya rekaan atau imajinatif yang berdasarkan khayalan belaka. Oleh karena itu karya itu mampu menggugah perasaan dan daya khayal untuk merasakan kegembiraan atau kesusahan. Cerita fiksi bebas menciptakan peristiwa khayalan untuk maksud tertentu misalnya untuk menyampaikan makna. (Lasa HS, 2009, h.82)

Menurut Efendi dalam Tresia dan Marlini (2013, h.494) ciri-ciri koleksi fiksi adalah:

1) Memiliki gagasan berupa ide yang akan diuraikan dalam cerita

2) Memiliki alur atau plot yakni peristiwa sehingga bergambar urutan kejadian

3) Penokohan yang merupakan pencitraan dari tokoh yang diceritakan

4) Latar (setting) yang menjelaskan mengenai dimensi ruang dan waktu serta suasana dalam sebuah cerita

5) Sudut pandang kepenulisan, berupa posisi penulis dalam cerita, penulis bisa menjadi tokoh maupun yang menjelaskan cerita.

Berbagai jenis koleksi fiksi dalam buku Mendongeng dan Minat Baca (2008, h. 29) adalah:

a. Buku bacaan bergambar: untuk jenis bacaan ini, dalam bahasa inggris dipakai istilah picture book. Ada dua golongan besar buku jenis ini, yaitu yang menyuguhkan informasi disebut buku bacaan bergambar, dan yang lebih berupa cerita disebut buku cerita bergambar. Pada buku cerita


(38)

bergambar, jalan ceritanya berkesinambungan, sehingga gambar dan teks di seluruh buku selalu ada hubungannya. Sedangkan ada buku bacaan bergambar karena lebih bersifat informasi dan tidak membentuk cerita, setiap halaman buku bisa berdiri sendiri. Maksudnya, tokoh atau informasi bisa berlainan asal gambar dan teks pada halaman tersebut sesuai.

b. Komik: komik dan buku cerita bergambar sering dikacaukan. Meskipun sama-sama bergambar, dari segi penyajiannya jelas sekali bedanya. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pada setiap halaman buku komik, terdapat banyak gambar yang disusun vertikal dan horisontal, dengan balon-balon teks di dalamnya yang bisa terdiri dari berbagai bentuk untuk menunjukkan berbagai maksud. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Dalam Jaringan/Online) definisi komik adalah cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komik adalah cerita bergambar yang mempunyai ciri khas dalam percakapannya. Percakapannya menggunakan balon-balon teks berbagai bentuk untuk menjelaskan cerita dari gambar tersebut.

c. Sastra tradisional: cerita-cerita yang termasuk dalam jenis sastra tradisional adalah cerita rakyat yang meliputi legenda, mite dan dongeng. 1) Legenda: bersifat sekuler (keduniawiaan) dan peristiwanya terjadi pada

masa yang belum begitu lampau dan bertempat di dunia yang kita kenal sekarang. Ada 4 penggolongan legenda yaitu legenda


(39)

keagamaan, misalnya cerita tentang orang saleh seperti Wali Sanga, Syech Siti Jenar, Ki Pandang Arang, dan lain-lain. Legenda setempat, yaitu cerita yang berrhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, bentuk permukaan suatu tempat dan sebagainya. Misalnya cerita tentang Gunung Tangkuban Perahu, Telaga Rawa Pening, kota kecil Kuningan, dan lain-lain. Legenda alam gaib, misalnya cerita tentang makhluk gaib, hantu, siluman, gejala-gejala alam yang gaib dan sebagainya. Legenda perseorangan, misalnya mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar ada, seperti cerita Panji, Jayaparna (tokoh yang populer di Bali), si Pitung dari Betawi, dan sebagainya. 2) Mite: bercerita tentang dewa-dewi, asal usul dunia, asal usul manusia

dan sebagainya. Misalnya cerita tentang Dewi Sri, yang menurut cerita mite jenazahnya mentis menjadi padi, sehingga Dewi Sri dipercaya sebagai dewi Padi dan kesuburan. Contoh lainnya adalah Ramayana, Mahabarata, Perang Troya, cerita tentang Dewa Zeus, Dewi Venus, dan lain-lain

3) Dongeng: adalah cerita yamg khusus yaitu mengenai manusia atau binatang. Ceritanya tidak dianggap benar-benar terjadi, walaupun ada banyak yang melukiskan kebenaran atau berisikan moral. Contohnya adalah cerita Ande-Ande Lumut, Puteri Salju, Suwidak Loro dan sebagainya, sedangkan dongeng binatang yang paling terkenal adalah dongeng Sang Kancil. Suatu bentuk khusus dari dongeng binatang adalah apa yang disebut dengan fabel yaitu cerita yang mengandung


(40)

moral, yakni ajaran tentang baik-buruk perbuatan dan kelakuan, misalnya cerita “Seorang Brahmana dan Anjing Hutan yang Tak Tahu Membalas Budi”.

d. Fantasi modern: cerita yang termmasuk fantasi modern adalah cerita yang ditulis oleh seorang pengarang. Cerita ini bisa berupa dongeng-dongeng modern yang banyak mengambil elemen-elemen cerita rakyat, misalnya karangan Hans Cristian Andersen, Sri Rejeki karangan Dwianto Setyawan. Menurut Riris K. Toha-Sarumpet (2010, h.27) terminologi ini merujuk pada sifatnya yang khayali dan bersumber dari imajinasi. Apa yang terjadi itu adalah hadirnya peri, dewa, naga, atau objek yang mempunyai kekuatan supranatural seperti keris, panci, cermin, sapu, cincin dan lain-lain dalam sebuah cerita.contohnya adalah segala yang ditulis oleh dua bersaudara Grimm, H. C. Andersen, Lewis Carrol, J.K Rowling serta para penulis lain. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fantasi modern adalah sebuah cerita yang tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata, yang sesungguhnya tidak ada dan hanya sebuah cerita imajinasi dari pengarangnya

e. Fiksi realitas: semua hal dalam cerita semacam ini dapat dibayangkan terjadi pada kehidupan manusia yang nyata di dalam dunia fiksi kita, jadi ceritanya terjadi di dalam dunia yang mungkin, sebab pengarang menulis cerita yang realistis. Sedangkan menurut Riris K. Toha – Sarumpet (2010 h. 28) fiksi realistik atau cerita realistik penggambaran di dalamnya dapat mendekatkan mereka pada kehidupan yang nyata. Segala sesuatu yang


(41)

terjadi di dalam cerita realistik mungkin saja terjadi dalam kehidupan. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fiksi realitas adalah sebuah cerita fiksi yang kejadian atau jalan ceritanya dapat terjadi di dalam kehidupan nyata. Contohnya adalah cerita Lima Sekawan di Pulau Harta (1998) karya Enid Blyton.

f. Fiksi sejarah: bercerita tentang rakyat biasa, di mana peristiwa sejarah menjadi latar belakang dan sumber inspirasi ceritanya. Contohnya adalah: “Rumah Kecil di Padang rumput” (Little House on the Praire).

g. Puisi: dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Dalam Jaringan/Online) puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi irama, dan makna khusus.

h. Novel: berasal dari bahasa italia novella. Secara harfiah berarti sebuah barang baru yang kecil. Istilah novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet (Inggris: novelette) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. (Burhan, 2002, h.10)

i. Fiksi gotik: fiksi ini lebih sering disebut “cerita horror”. Cerita ini banyak mengeksplorasi kematian, kebusukan (dalam artinya yang paling harfiah), benda atau keadaan menjijikkan, dan segala yang supranatural. Contohnya adalah cerita Frankenstein karya Mary Shelley. (Robert, 2007, h.122)


(42)

j. Fiksi romantis: menggambarkan hidup sebagai pergulatan antara emosi individu dengan kekuatan alam, termasuk juga emosi orang lain. Dari sudut pandang filsafat, romantis berarti menolak yang monoton, bodoh, mapan, dan segala produk artifisial dunia modern. Eskapisme romantis memiliki tujuan akhir yaitu mencari dan menciptakan jenis dunia baru yang mengagungkan alam, emosi, dan individualisme. Oleh karena itulah fiksi romantis kerap mengambil latar masa yang sudah lewat, tempat yang tidak biasa atau di luar jangkauan, atau wilayah rekaan yang lokasi sebenarnya tidak jelas. Contohnya adalah On The Road karya Kerourac, Wuthering Heights karya Emily Bronte.

Berbagai definisi jenis koleksi fiksi diatas digunakan sebagai acuan dalam menentukan jenis-jenis koleksi fiksi yang menjadi koleksi di perpustakaan yang akan diteliti dalam pemanfaatannya pada Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan.

F. Pemanfaatan Koleksi Fiksi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1998) pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Adapaun memanfaatkan berarti membuat sesuatu menjadi berguna. Jadi, pemanfaatan adalah hal, cara, hasil kerja memanfaatkan.

Pemanfaatan koleksi adalah suatu proses dari penggunaan koleksi yang ada. Bagi perpustakaan, daftar pemanfaatan koleksi berpengaruh bagi rencana pengadaan bahan pustaka periode berikutnya. Pemanfaatan koleksi yang


(43)

bersumber dari pengguna akan kembali lagi kepada pengguna karena perpustakaan akan berupaya meningkatkan pelayanan terbaik bagi penggunanya.

Pada dasarnya pemanfaatan koleksi perpustakaan mencakup dua hal yaitu menggunakan koleksi dalam ruangan perpustakaan (in library use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi untuk digunakan di luar perpustakaan (out library use).

Cara memanfaatkan koleksi fiksi pada perpustakaan pada umumnya yaitu seperti berikut:

1. Meminjam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Dalam Jaringan/Online) definisi meminjam adalah memakai barang (uang, dan sebagainya) orang lain untuk waktu tertentu (kalau sudah sampai waktunya harus dikembalikan). Biasanya pengguna melakukan peminjaman melalui meja sirkulasi perpustakaan setelah mendapatkan fiksi yang ia inginkan. Peminjaman buku fiksi memiliki batasan waktu yang ditentukan oleh masing-masing perpupstakaan. Dengan melakukan peminjaman, pengguna memiliki waktu lebih banyak untuk membaca fiksi yang ia pinjam. Fiksi tersebut dapat diperpanjang masa peminjamannya dan kemudian dikembalikan lagi ke meja sirkulasi.


(44)

2. Membaca di tempat

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Dalam Jaringan/Online) membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis(dengan melisankan atau hanya dihati). Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah ilu pengetahuan.Bagi pengguna yang memiliki waktu luang cenderung membaca di ruang baca perpustakaan.Pengguna dapat memilih beberapa buku untuk dibaca dan menghabiskan waktunya di perpustakaan. Pada perpustakaan yang memiliki ruang baca yang nyaman, akanmenambah pengguna yang akan membaca fiksi di perpustakaan tanpa harus meminjam. Cara seperti ini dibatasi oleh jam layanan perpustakaan.

3. Mencatat informasi dari buku

Terkadang pengguna hanya melakukan pencatatan informasi yang ia dapat dari koleksi. Dengan cara seperti ini, pengguna mendapatkan informasi ringkas tentang berbagai masalah dari beberapa fiksi berbeda.

4. Memfotocopy

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Dalam Jaringan/Online) memfotocopy adalah membuat reproduksi dengan mesin fotokopi.Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer (2002, h. 425) makna dari memfotocopy adalah membuat salinan barang cetakan, atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotocopy.


(45)

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa memfotocopy koleksi perpustakaan adalah membuat salinan dari suatu koleksi perpustakaan dengan menggunakan mesin fotocopy.

Dengan memfotocopy pengguna dapat memiliki sendiri informasi-informasi yang ia inginkan. Cara seperti ini biasanya dilakukan oleh pengguna yang memiliki waktu terbatas untuk ke perpustakaan.

G. Tujuan Memanfaatan Koleksi Fiksi

Koleksi fiksi dapat memenuhi kebutuhan pemustaka dalam bidang pendidikan dan hiburan. Keberhasilan perpustakaan dalam memberikan hiburan dan pendidikan tidak terlepas dari pemanfaatan koleksi fiksi yang baik dan benar. Dengan demikian, dalam menghimpun dan mengelola koleksi fiksi perlu penanganan yang serius dan pengetahuan teknis yang baik agar koleksi fiksi tersebut nantinya dapat dimannfaatkan untuk meningkatkan minat baca para pemustakanya karena di dalamnya terdapat unsur hiburan dan pendidikan.


(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Singkat

Seiring diberlakukannya undang-undang tentang otonomi daerah, pemerintah kota Tangerang Selatan membentuk Perpustakaan umum daerah Kota Tangerang Selatan berdasarkan peraturan daerah Nomor 6 tahun 1999 dan surat keputusan walikota Tangerang Nomor 20 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perpustakaan umum daerah kota Tangerang. Berdasarkan hal tersebut, Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan resmi berdiri pada tanggal 17 Januari 2011.Perpustakaan ini terletak di Graha Mitra, Jl. Raya Siliwangi No.3 RT 01/RW 04 Pondok Benda Pamulang 15416.

B. Visi dan Misi

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan menetapkan visi dan misi Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang.


(47)

Visi

Terwujudnya kantor perpustakaan daerah sebagai pusat layanan informasi menuju peningkatan mutu pendidikan masyarakat kota Tangerang Selatan yang cerdas, modern, dan religius.

Misi

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan perpustakaan 2. Meningkatkan kualitas sumber daya pengelolaan perpustakaan 3. Meningkatkan kualitas layanan serta pemasyarakatan perpustakaan 4. Meningkatkan pengembangan, pembinaan perpustakaan

5. Meningkatkan jaringan informasi dan kerjasama perpustakaan 6. Meningkatkan budaya baca masyarakat


(48)

C. Struktur Organisasi

Gambar 1

Struktur Organisasi Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan

D. Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai yang ada di bagian Layanan Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang berjumlah 32 orang.Pengemudi berjumlah 8 orang untuk Perpustakaan Keliling.Karyawan dengan latar belakang pendidikan S1 berjumlah 23 orang dan Pramubakti berjumlah 1 orang.

E. Koleksi Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan

Koleksi yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan sangat beragam. Semua koleksi diurutkan berdasarkan kelasnya masing-masing dengan berpedoman kepada DDC 21. Berikut adalah koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan:


(49)

Tabel 1 Data Koleksi

Kelas Eksemplar Kelas Eksemplar

000 1510 700 1314

100 1540 800 511

200 358 900 908

300 3202 Koleksi Referensi 136

400 441 Koleksi Fiksi 3220

500 1748 Total Koleksi 20.180

600 5292

Koleksi fiksi yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan berada di lantai 2. Koleksi ini berada dalam rak kelas 600 (Teknologi). Di dalam rak ini berisi khusus koleksi fiksi. Baik cerita fiksi yang berasal dari Indonesia maupun terjemahan. Pemberian nomor kelas klasifikasi hanya terdapat pada beberapa buku saja, kebanyakan memakai kode F untuk menandakan bahwa buku tersabut adalah koleksi fiksi. Beberapa contoh koleksi fiksi yang ada di Perpustakaan Umum Kota Tangerang Selatan adalah sastra tradisional yang berjudul Mahabarata karya Nyoman S. Pandit, Roro Mendut karya Ajip Rosidi, sastra tradisional asal Jepang Totto Chan karya Tetsuko Kuroyanagi, fiksi realitas Mockingjay karya Suzanne Collins, dan komik yang berjudul Ngampus!!! karya Faza Meonk

F. Jam Layanan Perpustakaan


(50)

Senin – Kamis : 07.30 - 16.00 WIB Jumat : 07.30 - 16.30 WIB

Sedangkan untuk pelayanan peminjaman dan pengembalian buku adalah: Senin – Kamis : 08.00 - 15.30 WIB

Jumat : 08.00 - 16.00 WIB ( Ruang Baca dan Referensi )

Senin – Kamis : 08.00 – 15.30 WIB Jumat : 08.00 - 16.00 WIB

G. Fasilitas dan Layanan Perpustakaan

Fasilitas yang tersedia di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

 Fasilitas Ruang baca dan ruang koleksi  Fasilitas Ruang Referensi

 Fasilitas Ruang Internet, dengan aturan secara terpisah dari perpustakaan

H. Tata Tertib Perpustakaan

Aturan dan Ketentuan Pemakai Perpustakaan

A. Kewajiban Pengunjung

1. Memasuki perpustakaan dengan tertib melalui pintu yang telah ditentukan.

2. Wajib mengisi daftar hadir melalui buku pengunjung, saat hadir di perpustakaan.


(51)

3. Wajib menjaga sendiri barang bawaan dengan baik, segala kehilangan di dalam ruangan perpustakaan bukan menjadi tanggung jawab petugas perpustakaan.

4. Pengunjung wajib bersepatu dan berpakaian rapi.

5. Turut menjaga kebersihan dan keberadaan fasilitas serta semua koleksi perpustakaan.

6. Turut menjaga ketenangan suasana perpustakaan (bagi yang membawa HP harap suaranya dimatikan).

7. Bersikap sopan dan saling menghargai kepada petugas dan sesama pengunjung perpustakaan.

B. Peraturan Peminjaman

1. Peminjam harus mempunyai Kartu Anggota Perpustakaan yang masih berlaku.

2. Untuk kepentingan Peminjaman Pustaka, Kartu Anggota tidak boleh dipinjamkan/ dipergunakan orang lain/ diwakilkan.

3. Anggota Perpustakaan berhak meminjam maksimal sebanyak 2(dua) eksemplar Pustaka Cetak dalam bentuk buku selama 1 (satu) minggu, Majalah 1 (satu) eksemplar selama 1 (satu) minggu dan cd/dvd selama 2 (dua) hari.

4. Perpanjangan waktu peminjaman dapat dilakukan sebanyak 1 (satu) kali, dengan mengingat situasi dan kondisi.

5. Peminjam wajib mengembalikan Pustaka yang dipinjam tepat pada waktunya atau sebelum batas waktu habis.


(52)

6. Peminjam wajib menjaga agar Pustaka yang dipinjam tetap bersih dan utuh, tidak membuat coretan-coretan

7. Pustaka yang hilang atau rusak karena kelalaian peminjam, peminjam wajib mengganti dengan pustaka yang sama atau dengan uang seharga pustaka yang berlaku terakhir.

8. Proses Peminjaman dan Pengembalian Pustaka dilakukan dengan Komputer, maka data yang diberlakukan/diakui adalah data dari komputer.

I. Data Pengunjung Perpustakaan

Setiap orang, tua-muda, kaya-miskin, besar-kecil atau bagaimanapun perbedaannya bisa datang untuk memanfaatkan informasi yang dikelola oleh Perpustakaan Umum Kota Tangerang Selatan. Adapun jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2014 dari bulan Januari sampai bulan Mei adalah:

Tabel 2 Data Pengunjung Jenis

Anggota

Jan Feb Mar Apr Mei

Jml

L P L P L P L P L P

Kar 124 79 227 129 100 51 139 126 90 78 1143

SKPD 7 10 7 5 3 7 4 1 1 1 46

Umum 43 105 145 504 169 562 117 396 59 203 2303

Tamu - - 2 1 2 2 - - - - 7


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan yang bertempat di Graha Mitra, Jl. Raya Siliwangi No.3 RT 01 RW 04 Pondok Benda Pamulang 15416. Penyebaran kuesioner dilakukan tanggal 1 Agustus sampai 26 September 2014. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner (angket).

Dalam penelitian ini populasi di ambil dari anggota perpustakaan yang berjumlah 1.008 orang. Adapun jumlah sampel adalah 1.008 x 10% = 100,8 dibulatkan menjadi 101 orang, maka sampelnya menjadi 101 responden. Kuesioner yang telah disebarkan kepada 101 orang di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan kemudian dikembalikan kepada penulis dengan jumlah yang sama yaitu 101 kuesioner (100%).

Berikut ini adalah tabel yang menerangkan tentang data responden yang telah mengisi kuesioner penelitian tentang pemanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan.


(54)

Tabel 3 Data Responden No Jenis Kelamin Jumlah 1. Perempuan 65 orang 2. Laki-Laki 36 orang

Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner selanjutnya diolah secara manual dan dituangkan kedalam bentuk tabel. Dari jumlah kuesioner yang disebar dapat dilihat data yang akan diloah pada tabel berikut:

Tabel 4 Kuesioner Penelitian Kuesioner yang disebar Kuesioner yang kembali

Kuesioner yang tidak sah

Kuesioner yang di olah

Jumlah Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

101 101 100% 0 0 101 100%

Dari tabel di atas, terlihat bahwa kuesioner yang disebar di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan sebanyak 101 kuesioner, dan kuesioner yang dikembalikan (100%)

B. Hasil Penelitian

Setelah kuesioner disebarkan kepada responden, penulis dapat mengetahui hasil dari penelitian yang dilakukan. Pertanyaan yang terdapat didalam kuesioner sudah sesuai dengan tujuan dari penelitian yang penulis buat. Tujuan penelitian terdiri dari 3 tujuan, yakni untuk mengetahui pemetaan pemanfaatan terhadap koleksi fiksi yang banyak dibaca oleh


(55)

pemustaka, untuk mengetahui alasan pemustaka memanfaatkan koleksi fiksi, untuk mengetahui cara pemanfaatan koleksi fiksi oleh para pemustaka.

1. Pemetaan Pemanfaatan Terhadap Koleksi Fiksi

Sesuai dengan tujuan pertama, yaitu pemetaan terhadap koleksi fiksi, penulis ingin mengetahui beberapa hal, diantaranya: jumlah koleksi fiksi yang dibaca dalam sehari di perpustakaan, jenis koleksi fiksi yang sering dibaca, waktu yang dibutuhkan membaca cerita fiksi, dan koleksi fiksi yang sering dipinjam.

Berikut ini hasil penelitian tentang jumlah koleksi fiksi yang dibaca dalam sehari pada gambar di bawah ini.

Gambar 2

Koleksi Fiksi yang di Baca di Perpustakaan Dalam Sehari

Berdasarkan gambar di atas jumlah koleksi fiksi yang dibaca di perpustakaan dalam sehari sebagian besar adalah satu buku dengan

Satu buku 64.36% Dua buku

24.75% Tiga buku

4.95% Empat buku

3.96%

Lainnya: Tidak ada 1.98%


(56)

persentase 64.36%. Kemudian hampir setengahnya dua buku dengan persentase 24.75%, sebagian kecil tiga dan empat buku dengan persentase 4.95% dan 3.96%, ada juga sebagian kecil yang tidak membaca buku dalam sehari di perpustakaan dengan persentase 1.98%.

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah koleksi fiksi yang paling banyak dibaca dalam sehari di perpustakaan sebagian besar adalah satu buku.

Gambar berikutnya akan dijelaskan jenis koleksi fiksi apa yang sering dibaca oleh responden di perpustakaan.

Gambar 3

Koleksi Fiksi yang Sering di Baca di Perpustakaan Dalam Sehari

Berdasarkan gambar di atas sebagian besar siswa dengan persentase 58.42% menyatakan bahwa koleksi yang sering mereka baca di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan adalah novel.

Komik 11.88% Novel 58.42% Cerita Rakyat 18.81% Cerita fantasi 5.94% Fabel 1.98% Buku pengetahuan 1.98% Puisi 0.99%


(57)

Selanjutnya sebagian kecil dengan persentase 18.81% menyatakan bahwa koleksi yang sering mereka baca adalah cerita rakyat, dengan persentase 11.88% menyatakan bahwa koleksi yang sering mereka baca adalah komik. Dengan persentase 5.94% menyatakan yang sering mereka baca adalah cerita fantasi, kemudian yang menyatakan fabel dan buku pengetahuan dengan persentase 1.98% dan yang menyatakan puisi dengan persentase 0.99%.

Dengan demikian hasil dari gambar di atas dapat dikatakan, bahwa sebagian besar koleksi fiksi yang sering dibaca oleh responden ketika berkunjung ke perpustakaan adalah novel dengan persentase 58.42%.

Gambar berikutnya akan menjelaskan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam menyelesaikan membaca satu cerita fiksi


(58)

Gambar 4

Waktu yang di Butuhkan untuk Membaca Satu Cerita Fiksi

Melalui gambar di atas kita dapat melihat bahwa hampir setengahnya responden membutuhkan waktu satu hari untuk dapat membaca satu koleksi fiksi dengan persentase 49.50%. Kemudian waktu 1 minggu dengan persentase 31.68%. sebagian kecil responden membutuhkan waktu selama 1 jam dengan persentase 12.87% dan 1 bulan dengan persentase 5.94%.

Dari data di atas memperlihatkan bahwa hampir setengahnya responden membutuhkan waktu untuk membaca satu koleksi fiksi selama satu hari dengan persentase 49.50%.

Gambar berikutnya akan dijelaskan jenis koleksi fiksi apa yang sering dipinjam responden

Satu jam 12.87%

Satu hari 49.50%

Satu minggu 31.68% Satu bulan,


(59)

Gambar 5

Koleksi Fiksi yang Sering di Pinjam di Perpustakaan

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar jenis koleksi fiksi yang sering di pinjam adalah novel dengan persentase 57.43%. Sebagian kecil untuk jenis koleksi fiksi komik dengan persentase 21.78%. Kemudian jenis koleksi fiksi cerita rakyat dengan persentase 11.88%, jenis koleksi fiksi cerita fantasi dengan persentase 5.94%. Lalu jenis koleksi fiksi buku pengetahuan dengan persentase 1.98% dan jenis koleksi fiksi puisi dengan persentase 0.99%.

Maka dari data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar koleksi fiksi yang paling banyak di pinjam oleh responden adalah koleksi fiksi novel dengan persentase 57.43%.

Komik 21.78%

Novel 57.43% Cerita rakyat

18.81%

Cerita fantasi 5.94% Buku

pengetahuan 1.98%

Puisi 0.99%


(60)

2. Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi

Kemudian sesuai dengan tujuan kedua yaitu tujuan pemustaka memanfaatkan koleksi fiksi, penulis ingin mengetahui hal-hal berikut ini: tujuan utama memanfaatkan koleksi fiksi, alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan mengisi waktu, alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan hiburan, alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan hobi, alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan menambah ilmu pengetahuan.

Gambar selanjutnya mengenai mengapa responden memanfaatkan koleksi fiksi

Gambar 6

Alasan Utama Memanfaatkan Koleksi Fiksi

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa alasan utama responden memanfaatkan koleksi fiksi, hampir setengahnya dari responden

Mengisi waktu 39.60%

Hiburan 19.80% Hobi

14.86%

Menambah ilmu pengetahuan


(61)

mengatakan alasan utamanya memanfaatkan koleksi fiksi adalah mengisi waktu dengan persentase 39,60%. Kemudian menambah ilmu pengetahuan dengan persentase 25,74%. Sebagian kecil memilih hiburan dengan persentase 19.80% dan sebagai hobi dengan persentase 14,86%.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan dari jumlah 101 responden bahwa alasan utama memanfaatkan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan hampir setengahnya adalah mengisi waktu dengan persentase 39.60%.

Selanjutnya untuk mengetahui alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan mengisi waktu, maka disajikan gambar berikut

Gambar 7

Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk Tujuan Mengisi Waktu

Bosan

20.79% Lebih baik

membaca daripada menonton tv

24.76% Menyukai cerita

fiksi 30.69% Tidak ada

kegiatan 23.76%


(62)

Dari gambar di atas yang membahas mengenai alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk mengisi waktu, hampir setengahnya dari responden mengatakan alasan menyukai ceritai fiksi dengan hasil persentase 30.69%. Sebagian kecil lebih responden memilih alasan lebih baik membaca daripada menonton tv dengan hasil persentase 24.76%. Untuk alasan tidak ada kegiatan lain dengan hasil persentase 23.76%. Lalu alasan bosan dengan hasil persentase 20.79%.

Dari data di atas dapat disimpulkan dari jumlah 101 responden bahwa hampir setengahnya dari responden memilih alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk mengisi waktu adalah menyukai cerita fiksi dengan persentase 30.69%.

Selanjutnya untuk mengetahui alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan hiburan, maka disajikan gambar berikut


(63)

Gambar 8

Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk Tujuan Hiburan

Dari gambar di atas yang membahas mengenai alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk hiburan, hampir setengahnya dari responden mengatakan alasan menyukai cerita fiksi dengan hasil persentase 34.66%. Alasan kedua adalah iseng-iseng ingin membaca koleksi fiksi dengah hasil persentase 31.68%. Untuk alasan ketiga adalah bosan dengan hiburan yang ada dengan hasil persentase 27.72% dan alasan keempat sebagian kecil responden kurang menyukai buku yang bersifat ilmiah atau pelajaran dengan hasil persentase 5.94%.

Dari data di atas dapat disimpulkan dari jumlah 101 responden bahwa alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan hiburan hampir setengahnya adalah menyukai cerita fiksi dengan persentase 34.66%.

Bosan dg hiburan yg ada 27.72%

Menyukai cerita fiksi 34.66% Kurang suka buku

ilmiah/pelajaran 5.94%

Iseng ingin membaca koleksi

fiksi 31.68%


(64)

Selanjutnya untuk mengetahui alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan hobi, maka disajikan gambar berikut

Gambar 9

Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk Tujuan Hobi

Dari gambar di atas yang membahas mengenai alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk hobi, sebagian besar responden mengatakan alasan sekedar mengisi waktu luang dengan hasil persentase 51.49%. Hampir setengahnya menyukai cerita fiksi dengah hasil persentase 29.70%. Sebagian kecil responden memanfaatkan koleksi karena bosan menonton tv dengan hasil persentase 14.85%. Lalu ikut komunitas tertentu dengan hasil persentase 3.96%.

Dari data di atas dapat disimpulkan dari jumlah 101 responden bahwa sebagian besar responden memilih alasan memanfaatkan koleksi

Menyukai cerita fiksi 29.70%

Bosan menonton tv 14.85%

Ikut komunitas tertentu

3.96% Sekedar mengisi

waktu luang 51.49%


(65)

fiksi untuk tujuan hobi adalah sekedar mengisi waktu luang dengan persentase 51.49%.

Selanjutnya untuk mengetahui alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan menambah ilmu pengetahuan, maka disajikan gambar berikut

Gambar 10

Alasan Memanfaatkan Koleksi Fiksi untuk Tujuan Menambah Ilmu Pengetahuan

Dari gambar di atas yang membahas mengenai alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan menambah ilmu pengetahuan, hampir setengahnya dari responden mengatakan alasan menyukai cerita fiksi dengan hasil persentase 48.52%. Kemudian sebagian kecil responden memilih tugas sekolah yang mengaruskan membaca cerita fiksi dan kurang menyukai buku yang bersifat ilmiah atau pelajaran

Tugas sekolah 48.52%

Ikut komunitas tertentu 11.88% Kurang menyukai

buku ilmiah/pelajaran

19.80%

Menyukai cerita fiksi 19.80%


(66)

masing-masing dengan hasil persentase 19.80%. Lalu ikut komunitas tertentu dengan hasil persentase 3.96%.

Dari data di atas dapat disimpulkan dari jumlah 101 responden bahwa alasan memanfaatkan koleksi fiksi untuk tujuan menambah ilmu pengetahuan hampir setengahnya adalah menyukai cerita fiksi dengan persentase 48.52%.

Tabel berikutnya akan dijelaskan cara memanfaatkan koleksi fiksi di perpustakaan dapat dilihat gmbar selanjutnya.

3. Cara Memanfaatkan Koleksi Fiksi

Selanjutnya pada tujuan ketiga yaitu cara pemanfaatan koleksi, penulis ingin mengetahui beberapa hal terkait tujuan ketiga, diantaranya: cara utama memanfaatkan koleksi fiksi, kenapa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara memninjam, kenapa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara membaca ditempat, kenapa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara mencatat informasi dari buku, kenapa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara memfotokopi, dan perkembangan koleksi di perpustakan apakah sudah up to date atau masih kuno.

Gambar berikutnya akan dijelaskan cara memanfaatkan koleksi fiksi di perpustakaan


(67)

Gambar 11

Cara Utama Memanfaatkan Koleksi Fiksi

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan persentase 63.37% yang memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara utama meminjam. Kemudian sebagian kecil responden dengan persentase 21.78% yang memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara utama membaca ditempat. Lalu dengan persentase 8.91% yang memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara utama mencatat informasi dari buku dan dengan persentase 5.94% yang memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara utama memfotokopi.

Dapat disimpulkan dari data tersebut, bahwa sebagian besar cara utama memanfaatkan koleksi fiksi yang paling banyak digunakan oleh responden yaitu meminjam dengan persentase 63.37%.

Meminjam 63.37% Membaca di

tempat 21.78% Mencatat

informasi dari buku 8.91%

Memfotokopi 5.94%


(68)

Selanjutnya untuk mengetahui memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara meminjam, maka disajikan gambar berikut

Gambar 12

Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara Meminjam

Dari gambar di atas yang membahas mengenai memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara meminjam, sebagian besar dari responden mengatakan lebih nyaman membaca dirumah dengan hasil persentase 51.49%. Kemudian sebaian kecil memilih tidak ada waktu membaca di perpustakaan dan tidak ada koleksi fiksi di rumah masing-masing dengan hasil persentase 17.82%. Lalu agar bisa dibaca dimana saja dengan hasil persentase 12.87%.

Dapat disimpulkan dari data tersebut, bahwa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara meminjam sebagian besar dipilih oleh responden yaitu lebih nyaman membaca di rumah dengan persentase 51.49%.

Tidak ada waktu membaca di perpustakaan

17.82%

Tidak ada koleksi fiksi di rumah

17.82% Lebih nyaman

membaca di rumah 51.49% Agar bisa dibaca

dimana saja 12.87%


(69)

Selanjutnya untuk mengetahui memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara membaca di tempat, maka disajikan gambar berikut

Gambar 13

Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara Membaca di Tempat

Dari gambar di atas yang membahas mengenai memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara membaca di tempat, sebagian besar dari responden mengatakan mengindari kerusakan koleksi fiksi dengan hasil persentase 55.45%. Kemudian sebagian kecil membaca di perpustakaan terasa nyaman dengan hasil persentase 22.77%. Lalu tidak ada koleksi fiksi di rumah dengan hasil persentase 11.88% dan malas untuk membaca di tempat lain selain di perpustakaan dengan hasil persentase 9.90%.

Dapat disimpulkan dari data tersebut, bahwa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara membaca di tempat sebagian besar dipilih oleh

Membaca di perpustakaan terasa nyaman 22.77% Menghindari kerusakan koleksi fiksi 55.45% Tidak ada koleksi

fiksi di rumah 11.88% Malas untuk membaca di tempat lain selain

perpustakaan 9.90%


(70)

responden yaitu menghindari kerusakan koleksi fiksi dengan persentase 55.45%.

Selanjutnya untuk mengetahui memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara mencatat informasi dari buku, maka disajikan gambar berikut

Gambar 14

Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara Mencatat Informasi dari Buku

Dari gambar di atas yang membahas mengenai memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara mencatat informasi dari buku, hampir setengahnya dari responden mengatakan agar selalu mengingat apa saja yang penting dari buku tersebut dengan hasil persentase 49.51%. Kemudian untuk tugas sekolah atau kuliah dengan hasil persentase 28.71%. Lalu sebagian kecil memilih koleksi fiksi tersebut tidak bisa di pinjam dengan hasil persentase 12.87% dan tidak bisa meminjam buku di perpustakaan dengan hasil persentase 8.91%.

Tidak bisa meminjam buku di perpustakaan 8.91% Untuk tugas sekolah/kuliah 28.71% Koleksi fiksi tersebut tidak bisa dipinjam 12.87% Agar selalu ingat

yg penting dari buku tsb


(71)

Dapat disimpulkan dari data tersebut, bahwa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara mencatat informasi dari buku hampir setengahnya dipilih oleh responden adalah agar selalu mengingat apa saja yang penting dari buku tersebut dengan persentase 49.51%.

Selanjutnya untuk mengetahui memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara memfotokopi, maka disajikan gambar berikut

Gambar 15

Memanfaatkan Koleksi Fiksi dengan Cara Menfotokopi

Dari gambar di atas yang membahas mengenai memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara memfotokopi, hampir setengahnya dari responden mengatakan untuk kebutuhan tugas karena pada halaman tertentu terdapat apa yang dicari dengan hasil persentase 49.51%. Kemudian sebagian kecil responden memilih koleksi fiksi tersebut tidak dapat dipinjam dengan hasil persentase 18.81%. Lalu agar bisa dibaca

Koleksi fiksi tdk bisa di pinjam

18.81%

Tdk ada waktu membaca di perpustakaan

13.86%

Untuk kebutuhan tugas 49.51% Agar bisa dibaca

dimana saja 16.83%


(72)

dimana saja dan kapan saja dengan hasil persentase 16.83% dan tidak ada waktu untuk membaca di perpustakaan dengan hasil persentase 13.86%.

Dapat disimpulkan dari data tersebut, bahwa memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara memfotokpi sebagian besar dipilih oleh responden yaitu untuk kebutuhan tugas karena pada halaman tertentu terdapat apa yang dicari dengan persentase 49.51%.

Gambar berikutnya akan memperlihatkan bagaimana perkembangan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan

Gambar 16

Perkembangan Koleksi Fiksi di Perpustakaan

Berdasarkan pada pendapat responden mengenai perkembangan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan,

Sangat up to date 11.88%

Up to date 52.48% Kurang up to date

34.65% Sangat tidak up to

date 0.99%


(73)

maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden dengan hasil persentase 52.48% menyatakan perkembangan koleksi fiksi d perpustakaan sudah up to date. Kemudian hampir setengahnya dari responden dengan hasil persentase 34,65% menyatakan perkembangan koleksi fiksi kurang up to date. Lalu sebagian kecil responden dengan hasil persentase 11.88% menyatakan perkembangan koleksi fiksi sangat up to date dan dengan hasil persentase 0.99% menyatakan perkembangan fiksi di perpustakaan sangat tidak up to date.

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan sebagian besar respondennya menyatakan perkembangan koleksi fiksi up to date sebanyak 52.48%. Hampir setengah responden menyatakan perkembangan koleksi fiksi kurang up to date 34,65%. Sebagian kecil responden menyatakan perkembangan koleksi fiksi sangat up date 11.88% dan hanya 0.99% yang menyatakan koleksi fiksi di perpustakaan sangat tidak up to date.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemetaan pemanfaatan terhadap koleksi fiksi yang banyak di baca oleh responden, dapat diketahui bahwa koleksi fiksi yang dibaca dalam dalam satu hari di perpustakaan adalah satu buah buku. Waktu yang dibutuhkan untuk membaca satu cerita fiksi adalah satu hari. Lalu koleksi fiksi yang sering dipinjam di perpustakaan adalah koleksi fiksi novel. Kemudian koleksi fiksi yang sering dibaca di


(74)

perpustakaan dalam sehari adalah novel. Koleksi fiksi lain yang dibaca juga oleh para responden adalah cerita rakyat, komik, dan cerita fantasi. Kemudian ada sebanyak dua orang responden yang membaca diluar dari jenis-jenis koleksi fiksi yaitu buku pengetahuan. Jenis-jenis koleksi fiksi adalah sebagai berikut:

a. Buku bacaan bergambar b. Komik

c. Sastra tradisional. Meliputi legenda, mite, dan dongeng d. Fantasi modern

e. Fiksi realitas f. Fiksi sejarah g. Puisi

h. Novel i. Fiksi gotik j. Fiksi romantis

Tujuan responden memanfaatkan koleksi fiksi adalah untuk mengisi waktu, menambah ilmu pengetahuan, hiburan, dan sebagai hobi. Alasan responden memilih tujuan mengisi waktu adalah karena menyukai cerita fiksi. Kemudian tujuan menambah ilmu pengetahuan para responden memilih alasan karena tugas sekolah yang mengharuskan membaca cerita fiksi. Sehingga mereka menjadi tahu informasi apa saja yang terdapat didalam koleksi fiksi tersebut yang dapat membantu responden dalam menyelesaikan


(75)

tugas sekoleh mereka. Untuk tujuan hiburan responden memilih alasan menyukai cerita fiksi. Lalu tujuan hobi responden memilih alasan sekedar mengisi waktu luang mereka.

Cara memanfaatkan koleksi fiksi di perpustakaan adalah dengan cara meminjam, membaca di tempat, mencatat informasi dari buku dan memfotokopi. Tujuan responden memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara meminjam adalah karena lebih nyaman membaca koleksi fiksi di rumah daripada di perpustakaan. Kemudian tujuan membaca koleksi fiksi di tempat (di perpustakaan) di pilih responden untuk menghindari kerusakan koleksi fiksi. Lalu tujuan responden memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara mencatat informasi dari buku untuk tugas sekolah atau kuliah. Dan tujuan memanfaatkan dengan cara memfotokopi dipilih oleh responden untuk kebutuhan tugas karena pada halaman tertentu terdapat apa yang dicari.


(76)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Koleksi fiksi yang sering dibaca dan dipinjam sebagian besar oleh responden adalah novel, koleksi fiksi yang dibaca di perpustakaan dalam sehari oleh sebagian besar responden adalah satu buah buku, sedangkan frekuensi waktu yang dibutuhkan untuk membaca satu buku fiksi oleh responden hampir setengahnya memilih satu hari. Koleksi fiksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan sangat beragam, akan tetapi banyak koleksi fiksi yang tidak ditata kedalam rak koleksi tetapi disimpan didalam kardus. Sehingga koleksi tersebut tidak terakses oleh pemustaka.

2. Alasan atau tujuan responden memanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan sebagian besar memilih untuk mengisi waktu. Alasan responden memilih untuk mengisi waktu adalah karena responden hampir setengahnya menyukai cerita fiksi.

3. Cara responden memanfaatan koleksi fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan adalah sebagian besar dengan cara meminjam. Alasan responden memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara meminjam dipilih adalah karena lebih nyaman membaca di rumah.


(77)

B. Saran

Dari penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisa data, antara lain sebagai berikut:

1. Banyak dari para responden yang mengeluhkan tentang sedikitnya koleksi fiksi yang tersedia di perpustakaan. Padahal koleksi fiksi di perpustakaan sangat diminati. Responden paling banyak memanfaatkan koleksi fiksi jenis novel. Maka perpustakaan perlu menambahkan koleksi fiksi jenis novel.

2. Di ruangan sekitar perpustakaan banyak sekali kardus-kardus yang berisi buku-buku dari bagian pengolahan. Didalam kardus terdapat sebagian koleksi fiksi. Perpustakaan bisa menambahkan rak koleksi, agar koleksi yang masih didalam kardus dapat di letakan di rak.

3. Perpustakaan perlu memperbaiki ruangan membaca di lantai 2. Para responden mengharapkan adanya ruang membaca lesehan dan perbaikan AC agar dapat membaca dengan nyaman disana. Perpustakaan bisa menambahkan karpet dan bantal agar responden bisa merasa nyaman jika memanfaatkan koleksi fiksi di perpustakaan.


(78)

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Blasius Sudarsono. 2006. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia bekerjasama dengan Sagung Seto.

Burhan Nurgiyantoro. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hermawan Wasito. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Pedoman Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ibrahim Bafadal. 2006. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Ipah Farihah. 2006. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat: UIN Jakarta Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Dalam Jaringan/Online). Definisi Puisi, Membaca, Meminjam. http://badanbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php . Diakses pada tanggal 25 Mei 2014 pada pukul 06.45 WIB

Koentjaningrat. 1991. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Lasa HS. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Lexy J. Moeleong. 1991. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Murti Bunanta. 2008. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta: Kelompok Pecinta Bacaan Anak.

Prasetya Irawan. 1999. Logikan dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Paduan Praktis Penelitian Sosial Bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta: STIA-LAN.

Riris K. Toha-Sarumpet. 2010. Pedoman Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.


(79)

Rachman Hermawan S, Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Profesi dan kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Robert Stanton. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka

Cipta

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Tresia Mestika, Marlini. 2013. “Pengaruh Pemanfaatan Koleksi Fiksi di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Padang Pariaman”. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan. No. 1, Vol. 2, Seri G, h.494.


(1)

KUISIONER PENELITIAN

Assalamualaikum Wr.Wb

Bersama ini saya Intan Mayasari, Mahasiswi Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Koleksi Fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan”. Oleh karena itu, saya meminta bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I untuk membantu mengisi kuisioner ini untuk keperluan penelitian skripsi saya.

Semua jawaban yang Anda berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk penelitian ini. Kerjasama Bapak/Ibu/Saudara/I merupakan bantuan yang sangat berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas bantuannya, penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Petunjuk pengisian:

 Berilah tanda silang (X) pada setiap jawaban yang Anda pilih.

 Isilah titik-titik yang kosong dengan jawaban Anda yang sebenarnya.

I. Identitas Responden

Nama : ………...(boleh tidak diisi) Jenis Kelamin : Laki-Laki Perempuan

Usia : ………. Tahun


(2)

II. Pertanyaan

A. Pemetaan Pemanfaatan Terhadap Koleksi Fiksi

1. Berapa banyak koleksi fiksi yang anda baca di Perpustakaan dalam sehari?

a. Satu buku c. Tiga buku

b. Dua buku d. Empat buku atau lebih

e. Lainnya (mohon disebutkan) ……… 2. Jenis koleksi fiksi apa yang sering anda baca di Perpustakaan?

a. Komik c. Cerita rakyat

b. Novel d. Cerita fantasi

e. Lainnya (mohon disebutkan) ………. 3. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk menyelesaikan

membaca satu cerita fiksi?

a. Satu jam c. 1 minggu

b. 1 hari d. 1 bulan

4. Jenis koleksi fiksi apa yang sering anda pinjam untuk di baca dirumah?

a. Komik c. Cerita rakyat

b. Novel d. Cerita fantasi


(3)

B. Tujuan Pemanfaataan Koleksi Fiksi

5. Apa tujuan utama memanfaatkan koleksi fiksi?

a. Mengisi waktu c. Hobi

b. Hiburan d. Menambah ilmu pengatahuan

e. Lainnya (mohon disebutkan)……….

6. Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi karena tujuan untuk mengisi waktu?

a. Bosan c. Menyukai cerita fiksi b. Lebih baik membaca daripada d. Tidak ada kegiatan lain

menonton tv

7. Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi karena tujuan untuk hiburan? a. Karena bosan dengan hiburan yang ada

b. Menyukai cerita fiksi

c. Kurang menyukai buku yang bersifat ilmiah atau pelajaran d. Karena iseng-iseng ingin membaca koleksi fiksi

8. Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi karena tujuan untuk hobi? a. Menyukai cerita fiksi c. Ikut komunitas tertentu

b. Bosan menonton tv d. Sekedar mengisi waktu luang 9. Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi karena tujuan untuk

menambah ilmu pengetahuan?

a. Tugas sekolah yang mengharuskan membaca cerita fiksi

b. Ikut komunitas tertentu yang mengharuskan untuk tahu cerita fiksi tertentu, seperti contohnya komunitas pecinta Harry Potter

c. Kurang menyukai buku yang bersifat ilmiah atau pelajaran d. Menyukai cerita fiksi


(4)

C. Cara Pemanfaatan Koleksi Fiksi

10.Bagaimana cara utama anda memanfaatkan koleksi fiksi tersebut?

a. Meminjam c. Mencatat informasi dari buku

b. Membaca di tempat d. Memfotokopi

11.Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara meminjam? a. Tidak ada waktu membaca di perpustakaan

b. Tidak ada koleksi fiksi dirumah c. Lebih nyaman membaca dirumah

d. Agar bisa di baca dimana saja dan kapan saja

12.Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara membaca ditempat?

a. Membaca di perpustakaan terasa nyaman b. Menghindari kerusakan koleksi fiksi c. Tidak ada koleksi fiksi dirumah

d. Malas untuk membaca di tempat lain selain di perpustakaan

13.Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara mencatat informasi dari buku?

a. Tidak bisa meminjam buku di perpustakaan b. Untuk tugas sekolah atau kuliah

c. Koleksi fiksi tersebut tidak bisa di pinjam

d. Agar selalu mengingat apa saja yang penting dari buku tersebut 14. Kenapa anda memanfaatkan koleksi fiksi dengan cara memfotokopi?

a. Koleksi fiksi tersebut tidak dapat di pinjam b. Tidak ada waktu untuk membaca di perpustakaan

c. Untuk kebutuhan tugas karena pada halaman tertentu terdapat apa yang dicari


(5)

15.Menurut anda, apakah koleksi fiksi yang tersedia di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan trend perkembangan yang ada atau sudah up to date (terbaru)?

a. Sangat up to date c. Kurang up to date

b. Up to date d. Sangat tidak up to date

B. Saran

16.Menurut Anda apa yang harus dilakukan oleh Perpustakaan Umum Kota Tangerang Selatan untuk meningkatkan layanan yang lebih baik lagi terutama dalam layanan koleksi fiksi mereka?

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti lahir di Bogor 4 Mei 1992, anak kedua dan

satu-satunya putri dari Bapak Amir Mahmud dengan Ibu

Nurhayati. Peneliti bertempat tinggal di Jl. SLTP

Muhammadiyah 29 No.27 RT.02 RW.08 Kelurahan

Cinangka Kecamatan Sawangan Kota Depok 16516.

Menyelesaikan pendidikannya di: pendidikan dasarnya di MI Miftahul Huda

Cinangka. Melanjutkan sekolah menengah pertamanya di SMP Negeri 10 Depok.

Lalu melanjutkan sekolah menengah umumnya di SMA Negeri 8 Tangerang

Selatan selama kelas 1, kemudian menamatkannya di MA Islamiyah Yayasan

Darul Irfan Sawangan, Depok. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan S1 pada

program studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Pemanfaatan Koleksi Fiksi di Perpustakaan Umum Daerah Kota Tangerang Selatan”. Peneliti pernah menjalankan praktek kerja lapang di Perpustakaan “Rimba Baca”, Fatmawati, Jakarta Selatan.