Asep Eri Ridwan, 2014 KONTRIBUSI LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Untuk mengambil keputusan perlu memperhatikan kaidah yang telah ditetapkan, yakni apabila nilai signifikansi 0.05 maka Ho diterima dan Ha
ditolak, atau dengan kata lain bahwa variabel independent tidak memberikan kontribusi berarti pada variabel dependent. Sedangkan apabila nilai signifikansi
0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau dengan kata lain variabel independen memberikan kontribusi terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antar variabel penelitian, maka digunakan pedoman interpretasi angka korelasi. Merujuk pada Sugiyono
2012:242, pedoman interprestasi angka korelasi tersebut dapat dilihat dari tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Nilai Korelasi
0 - 0,199 Sangat lemah
0,20 - 0,399 Lemah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,0 Sangat kuat
b. Analisis Regresi
Peneliti menggunakan analisis regresi ganda untuk mengetahui bagaimana keadaan variabel dependen jika tiga variabel independen lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat dijadikan sebagai prediktor. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
rumus berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
Uji-F
Uji-F digunakan untuk mengetahui pengaruh atau kontribusi variabel independent secara serentak atau bersama-sama terhadap variabel dependent,
Asep Eri Ridwan, 2014 KONTRIBUSI LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Jika nilai F
hitung
≤ F
tabel
maka Ho diterima, sedangkan jika nilai F
hitung
F
tabel
maka Ho ditolak. Adapun rumus yang digunakan merujuk pada Sugiyono 2010: 286, yaitu:
F
reg
= R
2
N – m – 1
m 1-R
2
Keterangan: N = banyak sampel
m = banyak prediktor R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor.
Koefisien korelasi ganda dikatakan signifikan apabila F
tabel
F
hitung
dengan derajat signifikasi 5.
Koefisien determinasi R²
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien
determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain
SantosaAshari, 2005:125. Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Uji-t
Uji-t dilakukan untuk menguji signifikansi antara variabel independen dengan variabel dependen dengan cara membandingkan nilai t
tabel
dan t
hitung
. Jika nilai t
hitung
≤ t
tabel
maka Ho diterima. Namun apabila nilai t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak, atau dapat dikatakan bahwa variabel independent memberikan kontribusi
Asep Eri Ridwan, 2014 KONTRIBUSI LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
yang berarti terhadap variabel dependent. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari t
hitung
secara manual adalah sebagai berikut:
t
hitung
= r
parsial
n-3
1
– r
2 parsial
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan
bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
Asep Eri Ridwan, 2014 KONTRIBUSI LINGKUNGAN TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia |
\.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB IV, dapat ditarik kesimpulan secara umum, yakni lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat, sama-sama memiliki peran yang penting dalam proses pembentukan karakter siswa. Lingkungan yang positif
akan memberikan kontribusi yang positif pula terhadap karakter siswa. Adapun kesimpulan khusus yang berkaitan dengan rumusan masalah dan hipotesis dapat
dijelaskan sebagai berikut: Pertama, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat, secara bersama-sama dapat memberikan kontribusi yang positif dan signifikan bagi pembentukan karakter siswa. Ini berarti bahwa diperlukan kerja
sama yang baik dan saling mendukung diantara ketiga lingkungan tersebut agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik pula dalam hal membentuk karakter
siswa yang positif, yakni religius, jujur, toleransi, disiplin, cinta tanah air, cinta damai, dan peduli sosial.
Kedua, lingkungan keluarga dapat memberikan kontribusi yang positif dan signifikan bagi pembentukan karakter siswa. Hubungan-hubungan sosial antara
siswa sebagai anak dengan orang tua, dan antara anak dengan anak sesama anggota keluarga, berperan penting dalam pembentukan karakter siswa.
Lingkungan keluarga yang menerapkan nilai-nilai kebaikan, akan mendukung bagi pembentukan karakter siswa yang positif, yakni religius, jujur, toleransi,
disiplin, cinta tanah air, cinta damai, dan peduli sosial. Ketiga, lingkungan sekolah dapat memberikan kontribusi yang positif dan
signifikan bagi pembentukan karakter siswa. Hubungan-hubungan sosial antara siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa lainnya, berperan penting bagi
pembentukan karakter siswa. Walaupun secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah memberikan kontribusi yang lebih kecil