Isolasi Fungi Patogen Dari Markisa Uji Antagonis Bakteri Kitinolitik Dengan Fungi Hasil Isolasi Pengamatan Struktur Hifa Jamur Setelah Uji Antagonis Isolasi Fungi Patogen dari Markisa Ungu

BAB 2 BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada Bulan April hingga November 2010, pengambilan sampel fungi dilakukan pada tanaman markisa ungu di Brastagi sedangkan isolasi dan uji antagonis dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

2.2 Isolat Bakteri dan Fungi

Isolat bakteri yang digunakan adalah bakteri kitinolitik koleksi Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara dengan kode KR05, LK08, BK07, BK08, BK09, BK13, BK14, BK15, BK16 dan BK17 yang diremajakan pada media koloidal kitin pada pH 6,8 Komposisi pada lampiran 1 halaman 26 dan diinkubasi pada suhu 30 o C Kultur bakteri dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 28. Sedangkan isolat fungi diperoleh dari isolasi langsung dari bagian-bagian tanaman markisa yang diambil dari daerah Brastagi.

2.3 Isolasi Fungi Patogen Dari Markisa

Fungi patogen diisolasi dari daun, batang dan pangkal batang tanaman markisa yang menunjukkan gejala terinfeksi penyakit seperti tanaman layu, bagian pucuk tanaman menguning dan pangkal batang mengalami pembusukan. Batang, pangkal batang dan daun tersebut dipotong sepanjang 3 cm dan disimpan di dalam kantong plastik yang Universitas Sumatera Utara telah disemprot alkohol 70 pada suhu ruang. Menurut Hutagalung 2000 kemudian potongan batang, pangkal batang dan daun tersebut ditumbuhkan pada media potato dextrose agar PDA selama 72 jam pada suhu ruang dan selanjutnya diidentifikasi dengan panduan buku identifikasi jamur Gandjar et al., 1999.

2.4 Uji Antagonis Bakteri Kitinolitik Dengan Fungi Hasil Isolasi

Bakteri kitinolitik diremajakan di media koloidal kitin selama 24 jam pada suhu 32 o C. Kemampuan bakteri kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan fungi patogen diuji dengan asai antagonisme in vitro dalam cawan petri. Biakan fungi ditumbuhkan pada bagian tengah media koloidal kitin. Selanjutnya kertas cakram yang telah ditetesi suspensi bakteri kitinolitik yang telah dibuat dengan konsentrasi standart Mc. Farland ≈ 10 8 selml diletakkan sekitar 3,5 cm dari biakan fungi dan dibuat 2 ulangan cakram. Biakan diinkubasi pada suhu 30 o C. Aktivitas kitinolitik ditentukan berdasarkan zona hambat yang terbentuk di sekitar koloni pada medium kitin agar. Pengamatan dilakukan setiap hari dan pengukuran zona hambat dimulai hari ke-2 sampai hari ke-10 Irawati, 2008.

2.5 Pengamatan Struktur Hifa Jamur Setelah Uji Antagonis

Biakan fungi yang telah dibuat perlakuan uji antagonis kemudian dipotong 1 cm di bagian koloni fungi yang mengalami penghambatan dan diamati di bawah mikoskop. Universitas Sumatera Utara BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Isolasi Fungi Patogen dari Markisa Ungu

Tanaman markisa ungu Passiflora edulis var edulis yang diisolasi menunjukkan gejala penyakit yaitu daun dan tangkai daun menguning, bagian pangkal batang seperti terkikis dan ada benang-benang putih menyerupai miselium fungi. Pada tanaman yang sudah terinfeksi berat, seluruh bagian tanaman layu dan beberapa waktu kemudian mengalami kematian Gambar 3.1. Tanaman yang terinfeksi penyakit merupakan kendala produksi markisa diseluruh dunia, terutama penyakit yang disebabkan Alternaria passiflorae yang menyebabkan bercak coklat dan Fusarium oxysporum var passiflorae yang menyebabkan layu Fusarium Hutagalung, 2000. F. oxysporum var. passiflora merupakan patogen tular tanah sehingga semua jenis markisa rentan terhadap Fusarium. Gejala serangan dapat diamati secara visual yaitu daun-daun tanaman memucat, pembuluh batang berwarna coklat, kemudian tanaman layu dan mati Rukmana, 2003; Iskandar Wilesawati, 2005. Fusarium memiliki miselium berwarna merah muda, merah atau ungu Semangun, 2000. Menurut Semangun 1996, Fusarium memiliki beberapa jenis konidia. Konidium yang besar disebut makrokonidium, berbentuk sabit, bersekat dengan ujung runcing. Konidium yang lebih kecil disebut mikrokonidium yang berbentuk bulat, bulat telur, berbentuk ginjal, lanset dan sebagainya. Mikrokonidium kadang-kadang membentuk rantai. Klamidospora yang berdinding tebal dibentuk oleh hifa secara terminal maupun interkalar, ataupun oleh makrokonidium. Fusarium yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan layu pembuluh dikelompokkan dalam jenis F. oxysporum dan dibagi menjadi forma-forma spesialis f.sp yang menyesuaikan diri pada tumbuhan inang yang diinfeksi. A B C D A B C Gambar 3.1 Tanaman markisa ungu yang terserang penyakit. A. Daun kuning dan nekrosis; B. Pangkal batang terkikis dan terdapat benang-benang putih seperti miselium fungi; C. Tangkai daun menguning; D. Tanaman layu secara keseluruhan. Dari hasil isolasi dan identifikasi fungi diperoleh Aspergillus sp., Alternaria sp., Penicillium sp., Fusarium sp., Mucor sp. dan ada 3 spesies yang diduga menyebabkan penyakit pada tanaman markisa ungu yaitu Fusarium sp.1, Fusarium sp.2 dan Alternaria sp. Hutagalung, 2000. Fusarium sp.1 jika ditumbuhkan di media PDA+yeast extrak memiliki hifa putih, konidia ungu muda, koloni atas warna ungu, koloni bawah putih, permukaan miselium tipis. Pada pengamatan mikroskopik, hifa bersekat dan konidia berbentuk bulan sabit. Sedangkan Fusarium sp.2 memiliki hifa Universitas Sumatera Utara putih, konidia ungu, koloni atas warna ungu, koloni bawah putih, permukaan miselium tebal. Pada pengamatan mikroskopik, hifa bersekat dan spora berbentuk bulan sabit tetapi lebih kecil dari Fusarium sp.1. Alternaria sp. memiliki hifa putih, spora kuning, koloni atas warna kuning, koloni bawah kuning, permukaan miselium tebal. Pada pengamatan mikroskopik, hifa tidak bersekat dan konidia berbentuk elips Gambar 3.2. Fusarium sp.1 Fusarium sp.2 Alternaria sp. B C A D E F Gambar 3.2 Biakan murni fungi patogen yang diperoleh dan mikroskopis fungi patogen. A. Makrokonidia Fusarium sp.1; B. Konidia Alternaria sp.; C. Mikrokonidia Fusarium sp.2 Perbesaran 10x40. Salah satu patogen yang ditemukan dapat menginfeksi tanaman markisa yaitu A. passiflorae yang menyebabkan bercak coklat Hutagalung, 2000. Tanaman yang terinfeksi fungi ini ditandai dengan munculnya bercak kecil pada daun. Bercak tersebut mula-mula berwarna coklat tua, yang kelak membesar dan tengahnya berwarna coklat muda Semangun, 2000. Serangan pada batang menyebabkan timbulnya bercak berwarna coklat tua, memanjang seperti menggelang dan bagian ujung batang mati. Serangan yang berat menyebabkan tanaman tidak berdaun Universitas Sumatera Utara gundul dan jika tidak segera ditanggulangi akan menyebabkan tanaman mati Rukmana, 2003. Konidia A. passiflorae berwarna coklat, konidia disebarkan oleh angin atau hujan. Gandjar et al., 1995 menjelaskan pada medium MEA, konidia berwarna kecoklatan, berbentuk elips dengan sel yang paling ujung menyerupai paruh bebek. Menurut Semangun 1996, genus Alternaria memiliki konidiofor tegak dan pendek. Konidium seperti labu, ataupun seperti buah murbei. Spesies A. passiflorae diketahui menginfeksi tanaman markisa dan menyebabkan bercak pada daun dengan diameter bercak sekitar 5-10 mm disertai lingkaran kuning pucat disekitar jaringan. Daun yang terinfeksi akan gugur dan pada infeksi yang parah, tanaman menjadi layu secara keseluruhan kemudian mati.

3.2 Uji Antagonis Bakteri Kitinolitik