2.5 Sistem pelepasan obat
Pelepasan obat dari suatu sediaan lebih mudah diramalkan dengan mengetahui sistem pelepasan obat. Ada 3 macam sistem pelepasan obat yang
umum yaitu pelepasan orde nol, orde satu dan orde Higuchi. a. Sistem Pelepasan Orde Nol
Pada sistem orde nol terjadi pelepasan obat dengan kecepatan konstan. Kecepatan pelepasan tidak tergantung pada konsentrasi. Sistem pelepasan
ini merupakan sistem pelepasan yang ideal untuk sediaan sustained release.
b. Sistem Pelepasan Orde Satu Kecepatan pelepasan pada sistem ini bergantung pada konsentrasi.
Kecepatan pada waktu tertentu sebanding dengan konsentrasi obat yang tersisa dalam sediaan pada saat itu.
c. Sistem Pelepasan Higuchi Kinetika pelepasan ini diselidiki oleh T. Higuchi sehingga disebut juga
pelepasan Higuchi. Laju pelepasan obat dari matriks yang tidak larut umumnya akan mengikuti sistem pelepasan Higuchi. Higuchi menegaskan
laju pelepasan obat dari matriks yang tidak larut ini terutama dipengaruhi oleh porositas dan kerumitan turtuositas matriks. Porositas
menggambarkan pori-pori atau saluran yang dapat dipenetrasi oleh cairan disekitarnya sedangkan turtuositas memperhitungkan peningkatan jalan
difusi karena berkeloknya pori-pori. Turtuositas cenderung mengurangi jumlah obat yang terlepas pada interval waktu yang diberikan Martin dkk,
1993.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Floating drug delivery system
Floating drug delivery system, pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1968, merupakan sistem dengan densitas yang kecil, yang memiliki
kemampuan mengambang kemudian mengapung dan tinggal dilambung untuk beberapa waktu. Pada saat sediaan mengapung dilambung, obat dilepaskan
perlahan pada kecepatan yang dapat ditentukan, hasil yang diperoleh adalah peningkatan gastric residence time GRT dan pengurangan fluktuasi konsentrasi
obat dalam plasma Chawla et al, 2003. Sistem mengapung pada lambung berisi obat yang pelepasannya perlahan-
lahan dari sediaan yang memiliki densitas yang rendah atau floating drug delivery system FDDS atau biasa disebut hydrodynamically balanced system HBS.
FDDS atau HBS memiliki bulk density yang lebih rendah dari cairan lambung. FDDS tetap mengapung dalam lambung tanpa mempengaruhi kondisi lambung
dan obat dilepaskan perlahan pada kecepatan yang diinginkan dari sistem Anonim, 2003.
2.6.1 Klasifikasi floating drug delivery system
Klasifikasi floating drug delivery system dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Effervescent system Ini adalah tipe sistem dengan menggunakan matriks polimer yang
dapat mengembang seperti metil sellulosa dan kitosan, atau atau berbagai macam senyawa effervescent seperti natrim bikarbonat, asam
tartrat, atau asam sitrat. Ketika matriks ini kontak dengan cairan lambung maka kan membentuk gel, dengan adanya gas yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan dari sistem effervescent, maka gas akan terperangkan dalam gelyfiedhydrocolloid, yang akan mengakibatkan sediaan akan
mengapung, meningkatkan pergerakan sediaan, dan juga mempertahankan daya mengapungnya Arora et al, 2005.
Gambar 2. A = sediaan oral dari FDDS B = prinsip kerja dari
FDDS secara effervescent
2. Non-Effervescent system
Pada non-effervescent system biasanya menggunakan matriks yang memiliki daya pengembangan yang tinggi seperti sellulosa, jenis hidrokoloid,
polisakarida dan polimer seperti polikarbonat, poliakrilat, polimetakarilat dan polistren. Salah satu cara formulasi bentuk sediaan ini yaitu dengan mencampur
zat aktif dengan hidrokoloid gel. Hidrokoloid akan mengembang ketika kontak dengan cairan lambung setelah pemberian oral, tinggal dengan bentuk yang utuh
dan bulk densitynya lebih kecil dari kesatuan lapisan luar gel. Struktur gel bertindak sebagai reservoir untuk obat yang akan dilepaskan perlahan dan
dikontrol oleh difusi melalui lapisan gel Arora et al, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Pelepasan dengan sistem hidrokolid
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN