Pesan-Pesan Hukum Pesan Dakwah a. Pesan-Pesan Ibadah

50 Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Allah melarang kita untuk menolong dalam berbuat jahat. Seperti yang telah kita ketahui bangsa Israel selama ini selalu bertindak keji terhadap kaum muslim. Apabila kita bekerja sama dengan mereka yang memiliki tujuan untuk menindas saudara kita sesama muslim, maka hukumnya haram. Namun bagaimana jika ada orang Israel yang tidak memiliki tujuan untuk menindas kaum muslim? Jawabannya adalah sebaiknya kita berhati-hati dalam menjalin kerjasama dengan mereka, karena kita tidak tahu maksud yang ada didalam hati mereka. Untuk lebih baiknya kita mencari rekan lainnya untuk bekerjasama, karena apabila Allah mengizinkan maka rezeki dapat di dapat dari manapun.

b. Pesan-Pesan Hukum

Diantara tonggak-tonggak dasar Islam adalah hukum. Hukum disini adalah segala apek yang mendisiplinkan perjalanan kehidupan Islam dengan sejumlah syariat praktis yang mengatur hubungan manusia satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan dan menjelaskan apa yang dicintai Allah dari mereka dan untuk mereka serta menjelaskan apa yang dibencinya. 59 Ditinjau dari segi syara menurut istilah ulama ushul, hukum adalah doktrin syar’i yang berkaitan dengan perbuatan orang-orang mukallaf secara perintah atau diperintah, memilih atau berupa takrir. 60 Sedangkan berdasarkan teminologi kebahasaan, hukum adalah sekumpulan aturan, baik yang berasal dari aturan formal maupun adat, yang diakui oleh masyarakat dan bangsa tertentu sebagai pengikat dari 59 Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003, h. 135. 60 Abdul Wahab Khalaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996, h. 153. 51 anggotanya. Bila hukum dihubungkan dengan Islam berarti “Seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia dan mukallaf yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua umat yang beragama Islam”. 61 Dari definisi tersebut dapat diahami bahwa hukum Islam mencakup hukum syari’ah dan hukum fiqh, karena arti syari’ah dan fiqih terkandung didalamnya. Dari definisi diatas, maka jenis hukum terbagi menjadi dua, yaitu hukum Taklifi dan hukum Wadh’i hukum positif. 62 Berdasarkan data yang ditemukan terdapat 20pertanyaan yang mengandung tema hukum 63 yang terbagi menjadi enam pertanyaan di bulan Juni, dua pertanyaan di bulan Juli dan dua pertanyaan di bulan Agustus. Ditinjau dari pembagian hukum yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan-pertanyaan dalam Rubrik Ustad Menjawab memiliki muatan yang berkaitan dengan hukum perdata sipil atau akhwal syahsiyyah. • Hukum Perdata Sipil Akhwal Syahsiyyah Hukum perdata sipil akhwal syahsiyyah yaitu hukum yang berkaitan dengan hal ikhwal keluarga dari pernikahan, perceraian, nafkah keluarga, warisan, perwalian dan sebagainya. 64 Pesan dakwah yang mengandung nilai hukum perdata sipil diantaranya terdapat pada jawaban Cara Membagi Warisan Tanah, Hukum Komisi dalam Islam dan Wali Wanita di Luar Nikah. 61 Faturahman Djamil, Filasfat Hukum Islam, jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, h. 12. 62 Faturahman Djamil, Filasfat Hukum Islam, h. 15. 63 Lampiran VII 64 Yusuf Al-Qardhawy, Pengantar Kajian Islam, h. 158. 52 Dalam konteks ini, ustad Hendi menjawab pertanyaan netters dengan menggunakan sumber acuan nash, hasil ijtihad ulama yang penjabarannya disajikan secra logis dan mudah dimengerti. Seperti jawabannya terhadap pertanyaan hukum komisi dalam Islam. “Menerima komisi adalah riba, karena perhitungannya berdasrkan persentase dari modal yang ditanamkan sehingga pemodal akan senantiasa mendapat keuntungan tanpa melihat pada keuntungan atau kerugian usaha yang dijalankan.” Penjelasan dari Ustad Hendi tersebut mempertegas bahwa riba mengandung arti tambahan dari transaksi. Artinya ada salah satu pihak yang dirugikan dalam transaksi tersebut. Padahal dalam hukum jual-beli terdapat prinsip saling menguntungkan. Larangan tentang masalah riba ini dijelaskan secara tegas dalam Al- Qur’an Surat Ali Imrn ayat 130. ﺎ ﺎﻬ أ ﺬ ا اﻮ اء اﻮ آْﺄ ﺎ ﺮ ا ﺎًﺎ ْ أ ًﺔ ﺎ اﻮ او ﷲا ْ ﻜ نﻮ ْ {130} “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda. Takutlah kepada Allah agar kamu menang dunia akhirat”. Ali Imran: 130 Selain mengandung hukum keluarga dan akhwal syahsiyyah, jenis hukum taklifi dalam Rubrik Ustad Menjawab juga mengandung unsur hukum sipil. Maksud dari hukum sipil disini adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan individu yang khusus maupun umum mengenai apa yang dinamakan “halal dan haram” atau pelarangan dan pembolehan. Pesan dakwah yang mengandung nilai hukum sipil diantaranya terdapat pada jawaban Hukum Pejokian, Suap dan Hukum Chatting.. 53 Dalam konteks ini, ustad Hendi menjawab pertanyaan netters dengan menggunakan sumber acuan hasil ijtihad ulama yang penjabarannya disajikan secara logis dan mudah dimengerti. Seperti jawaban terhadap pertanyaan Hukum Chatting. “Chatting adalah suatu sarana informasi, oleh karenanya dapat berdampak positif maupun negatif. Hal ini tergantung pada niat, artinya kalau niat dan tujuannya untuk manfaat, tentunya dilandasi ikhlas karena Allah dan bila sebaliknya maka mudhrtlah yang di dapat”. Merujuk dari jawaban ustad maka dapat dianalisis bahwa masalah chatting, joki maupun melihat makhluk halus yang saat ini sedang ramai dibicarakan adalah isu hukum kontemporer. Memang mengenai hal ini, tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an maupun Hadits, karena saat diturunkannya belum ada kemajuan seperti hal-hal tersebut. Namun seperti yang kita ketahui, Al-Qur’an adalah sumber yang selalu berlaku di setiap zaman. Oleh karena itu dibutuhkan kepintaran ulama untuk menafsirkan nash yang disesuiakan dengan kondisi yang berlangsung saat ini. Seperti hukum chatiing, memang tidak ada sumber yang jelas mengenai haram atau halalnya perbutan tersebut. Namun seperti yang telah dijelaskan oleh ustad Hendi segala sesuatu itu tergantung pada niatnya.

c. Pesan-Pesan Akidah