ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009).

(1)

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA

SURAT KABAR KOMPAS

(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini

Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober

Sampai Bulan Desember 2009)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

RAHAJENG K 0443010196

YAYASAN KESEJAHTERAAN, PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

SURABAYA 2010


(2)

Judul : ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober Sampai Bulan Desember 2009)

Nama : RAHAJENG K

NPM : 0443010196 Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Telah disetujui

Pembimbing Utama 1. Penguji I

Dra. Dyva Claretta, MSi Ir. H. Didiek Tranggono, MSi NPT. 3 6601 94 00251 NIP. 030 203 679

2. Penguji II

Juwito, S.Sos, MSi NPT. 3 6704 95 00361

3. Penguji III

Dra. Dyva Claretta, MSi NPT. 3 6601 94 00251

Mengetahui

Ketua Jurusan Komunikasi

Juwito, S.Sos, MSi NPT. 956 700 036


(3)

Judul : ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober Sampai Bulan Desember 2009)

Nama : RAHAJENG K

NPM : 0443010196

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing

Dra. Dyva Claretta, MSi NPT. 3 6601 94 00251

Mengetahui Dekan

Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi NIP. 030 175 349


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ANALISIS ISI RUBRIK OPINI SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009)”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini atas bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Indonesia “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito, S. Sos., MSi., Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Dvya Claretta, M.Si., Dosen Pembimbing Utama yang senantiasa memberikan waktu pada penulis dalam penyusunan skripsi penelitian ini. 4. Seluruh staf dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.


(5)

iv

5. Orang tuaku tercinta, yang dengan kasih sayangnya yang besar dan dengan kesabarannya yang begitu besar yang telah memberikan bantuan baik materiil maupun moril dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih.

6. Berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini dengan baik Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta karuniaNya atas jasa-jasanya yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Karena apabila terdapat kekurangan didalam menyusun skripsi ini, peneliti dengan senang hari menerima segala saran dan kritik demi sempurnanya skripsi ini.

Surabaya, April 2010


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 11

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1. Landasan Teori ... 12

2.1.1. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa ... 12

2.1.2. Elemen-Elemen Dalam Jurnalistik ... 15

2.1.3. Tulisan Opini Dalam Surat Kabar ... 20

2.1.4. Kategorisasi ... 23


(7)

2.1.5. Analisis Isi ... 30

2.1.6. Teori Penjaga Gerbang ... 31

2.2. Kerangka Berfikir ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1. Jenis Penelitian ... 36

3.2. Definisi Operasional ... 36

3.2.1. Tulisan Opini ... 36

3.2.2. Rubrik Opini ... 37

3.3. Kategorisasi ... 37

3.4. Arah Opini ... 43

3.5. Jenis Opini ... 43

3.6. Unit Analisis ... 45

3.7. Corpus ... 45

3.8. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 46

3.8.1. Populasi ... 46

3.8.2. Sampel ... 46

3.9. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.10.Metode Analisis Data ... 48

3.11.Uji Keterhandalan ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 50

4.2. Penyajian Dan Analisis Data ... 51


(8)

4.2.1. Analisis Tema dan Sub Tema Rubrik Opini Kompas... 51

4.2.2. Analisis Arah Opini Pada Rubrik Opini ... 91

4.2.3. Analisis Jenis Opini Pada Rubrik Opini ... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

5.1. Kesimpulan ... 97

5.2. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Frekuensi Kategorisasi ... 48 Tabel 4.1. Tema Rubrik Opini Di Kompas Periode Oktober 2009 sampai

dengan Desember 2009 ... 52 Tabel 4.2. Kategori Tema Perang, Pertahanan, Dan Diplomasi Dalam

Tema Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 57 Tabel 4.3. Kategori Tema Poltik dan Pemerintahan Dalam Tema Rubrik

Opini Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 60 Tabel 4.4. Kategori Kegiatan Ekonomi Dalam Tema Rubrik Opini Surat

Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 66 Tabel 4.5. Kategori Kategori Kejahatan/Kriminal Dalam Tema Rubrik

Opini Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 68 Tabel 4.6. Kategori Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Dalam

Tema Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 74 Tabel 4.7. Kategori Human Interest Dalam Tema Rubrik Opini Surat

Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 78 Tabel 4.8. Kategori Bencana Dalam Tema Rubrik Opini Surat Kabar

Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 84


(10)

Tabel 4.9. Kategori Pendidikan Dalam Tema Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 88 Tabel 4.10. Arah Opini Dalam Tema Rubrik Opini Surat Kabar Kompas

Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 91 Tabel 4.11. Jenis Opini Dalam Tema Rubrik Opini Surat Kabar Kompas

Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 ... 94


(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian ... 35


(12)

ABSTRAKSI

RAHAJENG K, ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009)

Rubrik opini merupakan suatu tempat atau wadah yang sengaja disediakan oleh lembaga penerbitan surat kabar, sebagai tempat penampungan aspirasi masyarakat dalam mengeluarkan pendapatnya tentang berbagai hal kepada pihak lain yang dituju. Sesuai dengan penelitian ini, obyek penelitian adalah media cetak yaitu surat kabar Kompas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tema berita apa yang paling sering diangkat dalam rubrik Opini pada surat kabar Kompas bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009 karena bulan tersebut merupakan bulan pelantikan presiden SBY yang kedua dan bertujuan untuk mengetahui arah opini terhadap permasalahan yang sedang diangkat dalam rubrik opini serta untuk mengetahui jenis opini dalam rubrik opini.

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Elemen-Elemen Dalam Jurnalistik, Rubrik, Opini, Tulisan Opini Dalam Surat Kabar, Tajuk Rencana, dan Analisis Isi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berdasarkan tataran analisis tentang tema utama rubrik opini surat kabar Kompas periode Oktober 2009 s/d Desember 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tema utama rubrik opini surat kabar Kompas periode Oktober 2009 s/d Desember 2009. Dengan jumlah sampel penelitian 28 tema utama. Teknik penarikan sampel yang digunakan pengambilan sampel yang mewakili (representative) dari seluruh populasi yang ada. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi.

Hasil penelitian ini menunjukkan secara keseluruhan dari bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009, tema opini yang paling banyak ada pada tema oprini yang merujuk kepada berita atau peristiwa yang aktual yang paling menonjol atau paling banyak frekuensi beritanya yaitu tema tentang politik, dikarenakan dalam tema tersebut memiliki daya tarik dan penting untuk segera diketahui oleh khalayak pembaca terutama orang yang berkepentingan atau memelukan informasi tersebut. Arah opini kemabanyakan berada pada arah negatif yang ditujukkan untuk mengkritik atau menolak suatu kegiatan atau keputusan yang dirasa kurang tepat dilakukan. Sedangkan jenis opini yang paling banyak muncul ada pada jenis opini informatif yang merupakan usaha penulis untuk memberikan keterangan-keterangan latar belakang tentang hal atau masalah tertentu kepada pembaca.

Kata kunci : Analisis Isi, Tema Utama, Surat Kabar Kompas.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Media massa adalah salah satu aspek komunikasi yang penting, terutama pada masa sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan media massa senantiasa dituntut untuk mengikuti gerak dan dinamika individu sebagai kesatuan dalam masyarakat, namun kehadiran media massa akan dinilai berbeda-beda oleh setiap individu. Untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat, media massa (pers) diharapkan mampu mencerdaskan masyarakat melalui muatan informasi yang memiliki kebenaran, kepentingan dan manfaat untuk masyarakat.

Kehadiran media massa tersebut dalam kehidupan masyarakat tidak dapat diabaikan peranannya dalam mengubah budaya yang ada. Bagaimana media massa dapat mengembangkan norma-norma sosial, membentuk interaksi sosial, melakukan kontrol sosial, dan menimbulkan perubahan sosial juga bagaimana tujuan utama media massa yang bersangkutan.

Salah satu media massa yang dapat menyajikan informasi secara aktual adalah surat kabar. Isi surat kabar senantiasa apa yang benar terjadi dalam masyarakat sebagai peristiwa fisik yang menempati ruang dan waktu maupun sebagai kejadian abstrak yang mengambil tempat di dalam otak dan hati masyarakat (Liliweri, 1991:27). Surat kabar sangat berperan penting


(14)

dalam memenuhi kebutuhan akan informasi, dan dianggap dapat menumbuhkan kesadaran pada masyarakat tentang program-program pemerintah dalam pembangunan di segala bidang kehidupan. Kemampuan pers dalam penyebaran informasi memang tidak diragukan lagi, pers yang berfungsi sebagai penyebar informasi dapat menyampaikan berita-berita aktual tentang kondisi pemerintahan dan pembangunan kepada masyarakat secara luas. Media massa cetak seperti surat kabar, pesan-pesannya dapat dibaca kapan dan dimana saja serta dapat diulang-ulang. Dengan demikian media cetak memiliki sifat menguasai waktu, adapun kelemahannya adalah terletak pada sistem distribusinya karena harus melalui transportasi darat, laut dan udara (Panuju, 2002: 52).

Komunikasi adalah dasar dari kehidupan manusia yang dibutuhkan dalam rangka bersosialisasi dengan sesamanya. Sebagai kebutuhan esensial dan seiring dengan berkembangnya pengetahuan manusia, maka proses komunikasi yang dilakukan manusia membutuhkan media komunikasi yang mampu mendukung tercapainya proses tersebut. Media atau saluran komunikasi merupakan sesuatu yang digunakan sebagai alat penyampaian atau pengiriman pesan, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, dan telepon.

Media komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai yang modern, misalnya kentongan, bedug, pagelaran kesenian, surat, papan pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, radio, dan televisi yang pada umumnya dapat


(15)

diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetakan, visual, aural, dan audio-visual. Untuk mencapai sasaran komunikasi dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan. (Effendy, 2003:37)

Pesan melalui media cetak diungkapkan dengan huruf-huruf mati, yang baru menimbulkan makna apabila khalayak berperan secara aktif. Karena itu berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain, pada media cetak harus disusun sedemikian rupa, sehingga mudah dicerna oleh khalayak. Kelebihan media cetak lainnya, ialah bahwa media ini dapat di kaji ulang, didokumentasikan, dan dihimpun untuk kepentingan pengetahuan, serta dapat dijadikan bukti otentik yang bernilai tinggi. (Effendy, 2000: 313-314)

Beberapa kelebihan dari surat kabar diantaranya yaitu bisa disimpan lebih lama atau dapat diulang dan jelas, berbeda dengan media elektronik yang hanya bisa menginformasikan sepintas dan membutuhkan perhatian dari komunikan untuk bisa memahami isi dan pesan. Pada saat ini surat kabar bukan hanya sekedar untuk mengetahui suatu peristiwa, mengetahui kejadian yang sedang terjadi, memberikan informasi yang akurat mengenai perkembangan suatu pengetahuan bahkan bukan hanya penyampai pesan searah, tetapi surat kabar juga menampung aspirasi atau opini balikan dari pembacanya. Artinya bahwa surat kabar merupakan suatu lembaga forum atau tempat dialog antara pihak komunikator yaitu redaksi dengan pihak komunikan yaitu pembacanya. Selain itu, masyarakat luas berharap agar


(16)

surat kabar dapat berfungsi sebagai mediasi yaitu sebagai penengah atau penghubung dalam menyelesaikan atau memecahkan suatu permasalahan.

Perkembangan surat kabar di Indonesia yang cukup pesat dengan banyaknya surat kabar yang muncul dan banyak juga surat kabar atau koran yang tidak dapat bertahan hingga bangkrut membuktikan bahwa persaingan antar media terutama surat kabar sangat ketat sekali. Hal ini berdampak pada isi berita hingga rubrik-rubrik yang dimunculkan oleh redaksi setiap harinya. Dengan memunculkan rubrik-rubrik baru yang dapat menarik perhatian pembaca akan membuat surat kabar tersebut untuk tetap bertahan dalam persaingan yang ketat. Rubrik-rubrik tersebut akan mendorong pembaca untuk membeli atau bahkan meningkatkan pendatan surat kabar melalui iklan karena memiliki jumlah pembaca yang cukup besar.

Surat kabar Kompas yang beridri sejak 28 juni 1965, dalam setiap harinya terbit kurang lebih sebanyak 50 halaman dimana terbagi atas kurang lebih 3 bagian yaitu bagian utama atau berita-berita utama nasional dan internasional, Ekonomi-bisnis dan Olah raga. Dalam berita utama terdapat halam opini yang merupakan tulisan atau artikel yang ditulis baik oleh masyarakat ataupun redaksi yang bersifat subyektif yang sangat berbeda sekali dengan berita yang bersifat obyektif. Rubrik opini sendiri juga dapat digunakan sebagai media untuk menyalurkan opini publik yang dikemas dengan cukup menarik dalam penerbitan pers. Rubrik opini ini pula yang dijadikan sebagai umpan balik (feedback) bagi pengelola penerbitan pers


(17)

untuk mengetahui sejauh mana berita atau informasi yang disajikan itu dibaca atau ditanggapi pembacanya.

Ruangan atau tempat khusus yang berisi opini pembaca bagi masyarakat luas biasa disebut dengan rubrik opini. Rubrik opini merupakan suatu tempat atau wadah yang sengaja disediakan oleh lembaga penerbitan surat kabar, sebagai tempat penampungan aspirasi masyarakat dalam mengeluarkan pendapatnya tentang berbagai hal kepada pihak lain yang dituju. Pada awalnya rubrik opini bertujuan untuk memperoleh saran dari pembaca terhadap berita, artikel dan informasi juga untuk memperoleh kesan dan pesan dari pembaca. Sedangkan dari pihak surat kabar, rubrik opini digunakan sebagai koreksi diri atas apa yang telah mereka sajikan sebagai penyalur berita. Namun pada perkembangan selanjutnya rubrik menjadi sarana untuk menyatakan isi hati, pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah yang dihadapi oleh pembaca, tempat untuk menyatakan pendapat dan kesan pribadi kepada masyarakat luas dan sebagai perantara dengan pihak eksekutif, pemerintah atau dengan masyarakat luas.

Opini sangat diperlukan karena opini merupakan sarana untuk menyampaikan ide, gagasan, kritik dan saran kepada sistem kehidupan bermasyarakat yang merupakan kontrol bagi pelaksanaan pemerintahan. (Djuroto, 2000:45)

Dalam menulis artikel opini atau dapat disebut juga sebagai karya tulis untuk surat kabar maka perlu diperhatikan beberapa unsur salah satunya adalah orisinalitas atau keaslian karya tulis tersebut, bukan hasil


(18)

menjiplak atau membajak karya orang lain. Dalam dunia intelektualisme dan jurnalistik, plagiat merupakan sebuah sebuah dosa besar sehingga harus dihindari dengan menguasai etika penulisan dan pengutipan (Sumandiria, 2004:7).

Begitu banyaknya permasalahan yang bermunculan akhir-akhir ini (pendidikan, agama, ekonomi, politik dan sebagainya) mengakibatkan masyarakat luas berlomba dalam menuangkan aspirasinya. Tampak terlihat peranan surat kabar khususnya rubrik opini mempunyai andil yang besar bagi masyarakat. Hal ini diharapkan, mampu untuk menciptakan iklim atau arus informasi yang dapat mendorong terjadinya interaksi timbal balik secara terbuka dan bertanggung jawab, antar pribadi atau kelompok dengan lembaga atau badan usaha baik milik pemerintah atau swasta.

Analisis isi sering dipakai untuk mengkaji pesan-pesan media. Oleh karena metode ini adalah suatu cara untuk menguji isi secara kualitatif, keyakinan-keyakinan dan kepentingan-kepentingan para editor dan penerbit-penerbit, kecenderungan para pembaca (berdasarkan asumsi bahwa bahan-bahan yang diterbitkan secara berhasil bagi sesuatu golongan tertentu, mencerminkan secara akurat kecenderungan golongan yang bersangkutan). Dalam buku Flournoy (1989: 13) ditulis tentang asumsi teknik analisis isi:

a. Bahwa kesimpulan tentang hubungan antara maksud dan isi serta antara isi dan efek dapat ditarik secara sah dan hubungan sebenarnya ditetapkan.


(19)

b. Bahwa pengakajian isi nyata adalah sangat berarti, kategori-kategori dapat dibuatkan pada isi yang sesuai dengan arti. Yang dimaksud oleh komunikator dan dimengerti oleh para pembaca.

c. Bahwa uraian isi komunikasi secara komunikatif adalah sangat berarti. Asumsinya mengandung arti bahwa frekuensi kejadian dari berbagai sifat isu itu sendiri merupakan faktor penting dalam proses komunikasi dalam keadaan tertentu.

Analisis isi terhadap rubrik Opini dapat memberikan cara yang relatif mudah untuk mendekati pengukuran yang obyektif terhadap kecenderungan-kecenderungan sosial yang terdapat dalam rubrik opini tersebut. Nilai-nilai sosial, tujuan, motivasi dan perasaan maupun fenomena-fenomena yang ada di masyarakat dapat diselidiki dengan baik. Ini dapat dilakukan pada satu waktu tertentu atau dalam serangkaian waktu untuk membuktikan bahwa perubahan-perubahan dan kecenderungan-kecenderungan sedang terjadi di masyarakat (Sudiman, 1991: 51).

Dipilihnya harian Kompas karena surat kabar tersebut termasuk surat kabar nasional yang terbit pagi hari serta merupakan surat kabar yang terbit harian dan beredar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Kompas merupakan salah satu koran yang mengalami perkembangan cukup pesat dan memiliki distribusi terbesar di Indonesia yaitu sekitar 530.000 eksemplar yang menjangkau Jawa Timur, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan sebagian luar pulau jawa. Pembaca koran kompas mencapai 2,25 juta orang di seluruh indonesia.


(20)

Rubrik opini di harian Kompas merupakan halaman khusus yang disediakan untuk pembaca atau masyarakat sehingga dapat mengaspirasikan pendapat, saran, kritik, problem pemerintahan, pelayanan publik atau apa saja yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Disamping itu hal yang mendasari untuk menganalisa rubrik opini pada harian Kompas dengan menggunakan teknik analisis isi kuantitatif sebab menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kualitatif terhadap pesan yang tampak (Kriyantono, 2007:228). Dengan menggunakan teknik analisis isi, peneliti dapat menganalisa isi berita utama surat kabar Kompas. dengan melakukan kategorisasi tema-tema berita. Kategorisasi yang digunakan adalah kategorisasi yang dipilih oleh peneliti. Tema-tema yang terdapat dalam rubrik opini tersebut kemudian dikategorikan menjadi : 1) perang, pertahanan, dan diplomasi 2) politik dan pertahanan 3) kegiatan ekonomi 4) kejahatan 5) kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 6) ilmu dan penemuan 7) human interest.

Surat kabar Kompas sebagai produsen informasi dan berita selalu menerbitkan tajuk rencana yang sarat dengan fakta, serta lugas dalam membuat interpretasi serta memberikan opini, yang dibutuhkan dan bernilai berita bagi pembaca, baik yang bersifat human interest maupun berita umum. Agar mencapai sasaran maka peneliti akan membatasi periode peneliti yakni mulai bulan Oktober 2009 sampai bulan Desember 2009. Rubrik Opini Periode Oktober 2009 sampai bulan Desember 2009 pada


(21)

harian Kompas dipilih dengan alasan bahwa rubrik pada bulan tersebut masih mengangkat peritiwa-peristiwa atau permasalahan-permasalahan yang baru dialami oleh masyarakat, sehingga banyak dimanfaatkan oleh pembaca sebagai sarana berkomunikasi secara terbuka, diantara penyampai kritik dan sebagai tempat penyampai rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu yang menjadi sasaran tujuannya.

Surat kabar Kompas sebagai produsen informasi dan berita selalu menerbitkan tajuk rencana yang sarat dengan fakta, serta lugas dalam membuat interpretasi serta memberikan opini, yang dibutuhkan dan bernilai berita bagi pembaca, baik yang bersifat human interest maupun berita umum. Agar mencapai sasaran maka peneliti akan membatasi periode peneliti yakni mulai bulan Oktober 2009 sampai bulan Desember 2009. Rubrik Opini Periode Oktober 2009 sampai Desember 2009 pada harian Kompas dipilih dengan alasan bahwa rubrik pada bulan tersebut masih mengangkat peritiwa-peristiwa atau permasalahan-permasalahan yang sedang banyak dibicarakan seperti masalah Polri vs KPK, masalah kasus pembunuhan yang melibatkan ketua KPK Antasasi Azhar dan pelantikan presiden RI yang ke tujuh yaitu Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi pemenang dalam pemilihan presiden dan wakil presiden dengan berpasangan dengan Boediono serta yang paling hangat-hangatnya adalah kasus bank Century sehingga banyak dimanfaatkan oleh pembaca sebagai sarana berkomunikasi secara terbuka, diantara penyampai kritik dan sebagai tempat penyampai rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu yang menjadi sasaran tujuannya. Seperti keluhan mengenai pelayanan umum, kebijakan pemerintah sampai keluhan konsumen terhadap suatu produk.


(22)

Ketertarikan peneliti untuk menganalisis rubrik opini pada surat kabar Kompas dengan menggunakan teknik analisis isi kualitatif sebab menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Kriyantono, 2007:228). Dengan menggunakan teknik analisis isi, peneliti dapat menganalisa isi dalam rubrik opini surat kabar Kompas. dengan melakukan kategorisasi tema-tema yang ada. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat beranfaat bagi penelitian selanjutnya untuk menambah jumlah berita yang akan di analisis dan bagi fakultas dapat bermanfaat untuk menambah pembendaharaan perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Tema opini apa yang paling sering diangkat dalam rubrik opini di surat kabar Kompas periode Oktober 2009 sampai bulan Desember 2009 ? 2. Arah opini terhadap permasalahan yang sedang diangkat dalam robrik

opini ?

3. Jenis opini dalam rubrik Opini ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :


(23)

1. Untuk mengetahui tema berita apa yang paling sering diangkat dalam rubrik Opini pada surat kabar Kompas bulan Oktober 2009 sampai bulan Desember 2009

2. Untuk mengetahui arah opini terhadap permasalahn yang sedang diangkat dalam rubrik opini

3. Untuk mengetahui jenis opini dalam rubrik opini.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dapat memberikan masukan bagi pengembangan kajian komunikasi massa pada bidang jurnalistik khususnya pada studi analisis isi mengenai tema berita dalam rubrik Opini pada surat kabar Kompas.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Memberikan landasan pemikiran dan pertimbangan bagi pengelola media massa dalam penerbitannya. Dalam hal ini isi dan tema laporan utama, hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan pemenuhan informasi terhadap semua permasalahan yang terjadi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat (yang sedang hangat dibicarakan).


(24)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Surat Kabar Sebagai Media Komunikasi Massa

Menurut Warner L. Saverin dan James W. Tankard Jr, pengertian dari komunikasi massa adalah : sebagian ketrampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah ketrampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan – tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip – prinsip tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dilakukan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik” (Effendy,1994 : 21)

Dari pengertian diatas, komunikasi massa dapat diartikan sebagai media untuk menetapkan ketrampilan, seni dan ilmu pengetahuan dalam menuangkan gagasan dan ide yang dapat dipergunakan untuk menunjang berhasilnya suatu komunikasi sehingga memiliki daya tarik bagi khalayaknya.


(25)

Media cetak seperti surat kabar memiliki beberapa keunggulan dibanding media massa lain. Keunggulan yang pertama yaitu, informasi yang disampaikan surat kabar merupakan hasil peliputan terbaru. Hal ini dimungkinkan karena surat kabar terbit setiap hari (harian), berbeda dengan majalah dan tabloid setiap minggu atau setiap bulan. Sehingga dengan demikian perkembangan berita dapat segera diamati. Kedua yaitu, berita dapat disampaikan secara mendetail tanpa kehilangan perhatian pembaca. Informasi disajikan dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami sehingga berita atau pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Ketiga yaitu, harga surat kabar relatif lebih murah dibanding media massa lain, sehingga bisa dibaca oleh berbagai lapisan ekonomi masyarakat (Siregar, 2004 : 152).

Untuk dapat menjalankan fungsi – fungsinya surat kabar mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

1. Publicity

Informasi atau berita yang ada pada surat kabar ditujukan untuk umum atau khalayak yang harus sesuai dengan fakta. Isi surat kabar terdiri dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan kepentingan umum. Ditinjau dari segi lembarannya jika surat kabar mempunyai halaman banyak, isinya juga dengan sendirinya pula akan memenuhi kepentingan khalayak yang lebih banyak lagi.


(26)

2. Periodecity

Keteraturan terbitnya surat kabar bisa satu kali sehari atau seminggu sekali. Penerbitan lainnya seperti buku misalnya, tidak disebarkan secara periodik, tidak teratur karena terbitnya hanya satu kali. Surat kabar terbit secara teratur, terus menerus dan terbit untuk jangka waktu tertentu, baik harian dan tengah mingguan.

3. Universality

Surat kabar memberikan informasi atau berita tentang segala aspek kehidupan manusia serta hal – hal yang terjadi di seluruh dunia. 4. Actuality

Informasi atau berita yang disampaikan merupakan peristiwa atau hal – hal yang sedang terjadi, menarik minat serta ramai dibicarakan orang. Tetapi yang dimaksud dengan aktualitas sebagai ciri surat kabar adalah pertama, yaitu kecepatan laporan tanpa mengesampingkan pentingnya kebenaran berita. (Effendy, 2000 : 91-92).

Sebagai lembaga penerbitan, surat kabar dikategorikan sebagai media cetak yang memuat berbagai macam informasi, dan informasi tersebut yang merupakan isi surat kabar, yaitu:

1. Berita

Menurut Erick C. Hepwood berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan menarik perhatian umum.


(27)

2. Opini

Terdiri dari artikel (kolom dan tajuk rencana), karikatur, pojok dan surat pembaca.

3. Feature

Merupakan karangan khas yang tidak tunduk pada teknik penulisan dan penyajian fakta, sifatnya hanya menghibur.

4. Iklan 5. Foto

Subyek yang menjadi penelitian ini adalah surat kabar Kompas yang terbit pagi hari, dimana surat kabar tersebut memuat beragam informasi dan aspirasi pembaca yang disusun dalam Rubrik khusus yaitu surat pembaca, namun pada surat kabar Kompas biasa disebut Metropolis Watch.

2.1.2. Elemen-Elemen Dalam Jurnalistik

Bill Kovach Dan Tom Rosensitel Elements of Journalism: What News People Should Know And The Public Should Expect (Santana K,2005:6) merumuskan sembilan elemen jurnalisme. Berbagai elemen ini merupakan dasar jurnalisme agar bisa dipercaya masyarakat Kovach Dan Rositel, “The purpose of Journalism, is to provide people with the information they need to be free and self-governing”. Kebajikan utama jurnalisme ialah menyampaikan informasi yang dibutuhkan masyarakat


(28)

hingga leluasa dan mampu mengatur dirinya. Beberapa elemen jurnalisme:

a. Menyampaikan kebenaran, kebenaran yang dimaksud adalah kebenaran fungsional, bukan kebenaran yang dicari oleh orang-orang filsafat, bukanlah kebenaran mutlak apalagi kebenaran Tuhan. Kebenaran fungsional berarti kebenaran yang terus menerus dicari. Kebenaran mengenai, misalnya: harga-harga bahan pokok saat ini, nilai kurs mata uang atau hasil pertandingan olah raga. Pada intinya, Kebenaran dalam jurnalisme bukan kebenaran yang bersifat relegius, ideologis, ataupun filsafat. Juga tidak menyangkut kebenaran berdasar pandangan seseorang. Sebab, pemberitaan seorang wartawan bisa memiliki bias. Latar belakang sosial, pendidikan, kewarganegaraan, kelompok etnik atau agama yang dianut wartawan mempengaruhi laporan berita yang dibuatnya. Wartawan berkemungkinan menafsirkan “kebenaran” sebuah fakta secara berbeda-beda satu sama lainnya.

b. Memiliki loyalitas kepada masyarakat, ini memaknakan kemandirian jurnalisme. Ini berarti membuat resensi film yang jujur (bukan pesanan), mengulas liputan tempat rekreasi yang tidak dipengaruhi para pemasang iklan atau membuat liputan yang tidak didasari kepentingan pribadi atau kepentingan relasi tertentu. Selain itu, pemberitaan disampaikan juga tidak dibayang-bayangi


(29)

kepentingan bisnis dari pemilik media. Para jurnalis bekerja atas komitmen, keberanian, nilai yang diyakini, sikap, kewenangan dan profesionalisme yang telah diakui publik.

c. Memiliki disiplin untuk melakukan verifikasi, ini berarti kegiatan menelusuri sekian saksi untuk sebuah peristiwa, mencari sekian banyak narasumber dan mengungkap sekian banyak komentar. Verifikasi juga berarti memilah jurnalisme dari hiburan, propaganda, fiksi dan seni. Hiburan (dan Infotainment) tertuju pada hal-hal yang menyenangkan semata. Propaganda mengkerangka fakta (persuasi dan manipulasi) demi kepentingan tertentu. Fiksi memfokus kesan personalitas pengarang. Jurnalisme ialah melaporkan segala apa yang terjadi setepat mungkin.

d. Memiliki kemandirian terhadap apa yang diliputnya, ini berarti tidak menjadi konsultan diam-diam, penulis pidato atau mendapat uang dari pihak-pihak yang diliput. Arti lainnya lagi, menunjukan kredibilitas kepada berbagai pihak, melalui dedikasi terhadap akurasi, verifikasi dan kepentingan publik. Atau kemandirian melakukan kegiatan jurnalisme dengan ketaatan dan penghormatan yang tinggi pada prinsip kejujuran, kesetian pada rakyat serta kewajiban memberi informasi dan bukan manipulasi. Bekerja atas dasar kesetiaan yang tinggi terhadap jurnalisme.


(30)

e. Memiliki kemandirian untuk memantau kekuasaan, elemen ini bukan berarti pekerjaan wartawan itu mengganggu orang yang tengah berbahagia dengan berita-berita buruk. Bukan menunggangi keburukan masyarakat. Juga, bukan memerankan watchdog dengan tujuan melaporkan sesuatu yang sensasional dari pada melayani masyarakat. Apalagi mengatasnamakan watchdog untuk kepentingan bisnis media.

f. Menjadi jurnalisme sebagai forum sebagai forum bagi kritik dan kesepakatan publik. Elemen ini merupakan upaya media menyediakan ruang kritik dan kompromi kepada publik. Ketika sebuah berita dilaporkan, media berarti mengingatkan masyarakat akan terjadi sesuatu. Selain berita, media juga menyediakan ruang analisis untuk membahas peristiwa tersebut melalui konteks, perbandingan atau perspektif tertentu. Ditambah pula, ruang opini dan editorial untuk mengevaluasi segala hal yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, baik yang disampiakan oleh redaksi media maupun artikel (atau komentar atau surat pembaca) yang berisikan opini pribadi dari masyarakat sendiri.

g. Jurnalisme harus dapat menyampaikan sesuatu secara menarik dan relevan kepada publik. Elemen ini mewajibkan media untuk melaporkan berita dengan cara yang menyenangkan, mengasikkan dan menyentuh sensasi masyarakat. Ditambah pula yang dilaporkan


(31)

itu mesti merupakan sesuatu yang paling penting dan bermanfaat bagi masyarakat, dengan kata lain media harus mampu menggabungkan kemampuan mendonggeng dengan memberi informasi kepada masyarakat, cara mendonggeng dalam jurnalistik mempunyai tujuan. Tujuan utamanya memberi informasi yang dibutuhkan masyarakat tentang lingkungannya. Maka itulah, media menugaskan para awak redaksinya untuk mencari, menemukan, mencatat informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat pada saat itu agar dapat mengembangkan kehidupan bermasyarakat dengan baik. Setelah itu, ialah melaporkan menjadi materi informasi yang bermakna, relevan, dan menarik untuk diikuti.

h. Jurnalisme mempunyai kewajiban membuat berita secara komprehensif dan proporsional. Mutu jurnalisme amat tergantung kepada kelengkapan dan proporsionalitas pemberitaan yang dikerjakan media, dalam elemen ini mengingatkan media agar tidak jor-joran meliputi sensasi acara pengadilan atau skandal selebritis secara jor-joran, berlebihan, hanya untuk tujuan menaikkan rating, oplah atau iklan, apalagi melaporkan dengan tidak melakukan verifikasi, pengecekan silang atau wawancara ke berbagai pihak terkait. Pemberitaan semacam ini akan menyesatkan pembaca. i. Memberikan keleluasan wartawan untuk mengikuti nurani mereka.


(32)

keterbukaan. Keterbukaan ini berguna untuk mengatasi kesulitan dan tekanan wartawan dalam membuat berita secara akurat, adil, imbang, independent, berani dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Media harus memberi ruang bagi wartawan untuk merasa bebas berpikir dan berpendapat.

2.1.3. Tulisan Opini Dalam Surat Kabar

Surat kabar sebagai media cetak memiliki suatu strategi dalam menyuguhkan informasinya melalui strategi rubrikasi sehingga dapat menarik perhatian dan minat dari pembaca. Rubrikasi merupakan pengelompokan pesan-pesan yang disuguhkan berdasarkan bidang seperti berita utama, politik, ekonomi, olehraga dan sebagainya atau berdasarkan lingkup geografis seperti rubrikasi nasional, internasional dan sebagainya dengan tujuan untuk mensistematiskan informasi dan memeprmudah pembca dalam mencari informasi. (Panuju, 2005:95-96)

Sebagaian besar media massa menyediakan rubrik khusus yang ditulis oleh masyarakat luas. Dalam rubrik ini merupakan analisis atau paparan yang mendalam dan kritis serta disertai solusi dan prediksi terhadap suatu bidang atau masalah tertentu. Opini dalam penerbitan pers dapat berasal dari masyarakat luas yang disebut pendapat umum dan yang berasal dari penerbitannya sendiri yang dikenal sebagai pendapat redaksi.


(33)

Pada penerbitan sutau kabar biasanya menyediakan satu halamn penuh yanga khusus memuat pendapat atau opini, baik pendapat umum maupun pendpaat penerbit. Halaman ini disebut sebagai halaman pendapat (opinion page) yang bertujuan untuk memisahkan pemberitaan antara fakta dan opini, tetapi dalam perkembangannya muncul juga pemberitaan yang bernuansakan opini di halaman-halaman utama (Djuroto, 2000:67).

Tulisan opini ini kemudian mengalami perkembnagan yang cukup luas bahkan telah membentuk dan membangun komunitas tersendiri. Halaman opini yang tersedia dalam surat kabar menjadi wahana atau tempat menuangkan gagasan dan pendapat individu. Nama penulis yang dicantumkan dalam tulisan opini, dapat mengangkat kepopuleran penulisnya dan juga mendapatkan honorarium yang lumayan sehingga kegiatan menulis opini dapat dijadikan sebagai pekerjaan sampingan. Bahkan penghasilan dari menulis opini lebih banyak daripada menerbitkan buku, maka para intelektual lebih memilih menulis opini daripada menerbitkan buku.

Dalam menulis buku dituntut untuk membaca banyak buku sebagai referensi yang membutuhkan waktu yang lama. Hal ini belum ditunjang dengan royalti menulis buku yang sangat kecil. Sednagkan dalam menulis opini tidak membutuhkan waktu yang lama, dengan membaca dua atau tiga buku saja sebagai referensi sudah cukup.


(34)

Setelah tulisan opini tersbeut dimuat dalam surat kabar maka honorarium yang diterima lumayan dalam jangka watu pendek.

Dalam rubrik opini ini surat kabar bermaksud menyampaikan informasi tentang suatu analisis yang mempunyai perspektif keilmuan tertentu, tetapi disajikan dengan cara dari subtansi dan relasi logika yang dipergunakan dengan masalah yang disajikan. Hal ini memberikan wawasan yang lebih komprehensif kepada masyarakat tentang suatu masalah atau ide penting yang sedang aktual. Selain itu, dalam rubrik opini tidak menutup kemungkinan terjadinya polemik dari banyak penulis yang mempunyai pendapat atau sudut pandang yang berbeda.

Keadaan semacam itu bisa menimbulkan kebingungan dalam masyarakat, tetapi pada hakekatnya mengandung pembelajaran agar pemaca terbiasa menerima pendpaat atau pikiran yang berbeda dan menghargai pluralisme surat kabar sebagai media massa yang arif pasti memiliki kebijakan untuk membuat polemik tersebut seimbang dan jalan tengah terhadap opini yang dimuat. Oleh karena itu, tidak jarang wartawan media yang bersangkutan juga turut terlibat dalam polemik tersebut (tidak menulis berita tetapi menulis opini) dengan tujuan memberi perspektif lain diluar perspektif idealistis. Wartawan menulis opini tidak terlalu banyak membahas teori karena sistem kerja wartawan sehingga wartawan memiliki pengalaman empirik dilapangan. Dengan demikian opini tidak sekedar analisis yang tidak


(35)

masuk akal, tetapi menjadi realistis dengan kondisi masyarakat. (Panuju, 2005:89)

2.1.4. Kategorisasi

Kategorisasi yang sudah biasa dipakai sebagai pedoman penelitian para penliti, Stempel dalam (Flournoy, 1989:186) mencatat sebagai berikut: sungguh bnayak manfaatnya menggunakan sistem penggolongan yang penah dipakai dalam studi-studi lainnya. Pertama, anda akan tahu bahwa sistem penggolongan demikian sudah terbukti dapat dipakai. Dengan mengamati hasil studi lainnya yang pernah memakai sistem yang bersangkutan, anda akan memperoleh beberapa pengertian tentang berbagai hasil yang mungkin diperoleh.

Namun demikian, beberapa perubahan dalam kategori-kategori yang sudah digunakan oleh peneliti tersebut dianggap perlu untuk mencapai sasran penelitian ini. Menurut Stempel dalam (Flournoy, 1989:26), untuk menciptakan seperangkat kategori-kategori, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

a. kategori-kategori harus relevan dengan tujuan-tujuan studi, b. kategori-kategorinya hendaknya fungsional, dan

c. sistem kategori-kategorinya harus dapat dikendalikan.

Relevan berarti bahwa kategori-kategori itu dapat dipakai dalam menjawab hipotesa. Fungsional berarti bahwa kategori-kategori itu dapat menunjukkan suatu proses dalam media massa, dan dapat


(36)

dikendalikan berarti bahwa orang yang melakukan penelitian ini tidak perlu menghafal banyak kategori.

Sedangkan cendikiawan lain, Ole.R.Holsty (Flournoy,1989:72) memberikan saran tentang pembentukan seperengkat kategori seyogyanya : mencerminkan maksud dan tujuan penelitian, lengkap, terinci, ekslusif secara timbal balik, independent dan diambil dari penggolongan tunggal.

Selain itu, dalam pembentukan kategori ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut : pengukuran dalam analisis isi menggunakan pengamatan terstuktur, sistematik, pengamatan yang seksama berdasarkan aturan tertulis. Dalam aturan tersebut menjelaskan bagaimana membuat kategori dan penggolongan pengamatan. Seperti halnya pengukuran lain, kategori seharusnya mutual eksklusif dan tuntas. Dalam aturan tertulis menunjukkan bahwa kategori dapat diterima dan terbukti reliabilitasnya

Mutual eksklusif berarti bahwa semua kategori jelas pemisahannya antara bagian satu dengan bagian yang lain, dan tidak saling tumpah tindih. Tuntas berarti semua kategori harus tergolong dalam kategori secara keseluruhan, jadi tidak ada kategori yang tidak tergolongkan.

Mengikuti saran Stempel, Holsty dan Neuman, untuk mencapai harapan tentang hubungan kefungsionalan dan keterkendalian seperti


(37)

yang tersebut diatas, maka peniliti menyusun sistem kategori dan pernagkat definisi sendiri. Kategori-kategori yang digunakan dalam penelitian ini telah disesuaikan agar dapat mencapai sasaran penelitian.

Kategori yang digunakan dalam penelitian ini adalah tema-tema menurut Flournoy dalam Kriyantono (2006:237-239):

1.Kategori Perang, Pertahanan, Dan Diplomasi

Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata antara dua negara atau lebih, asalah-masalah dan kegiatan angkatan bersenjata nasional, pertahanan negara. Kegiatan resmidari para duta besar dan pejabat diplomatik, berita mengenai perserikatan bangsa-bangsa dan permasalahannya.

2.Kategori Politik Dan Pertahanan

Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan kegiatan dari berbagai badan-badan pemerintah, apakah pada tingkat daerah atau nasional. Pembahasan perundang-undangan yang disiarkan melalui surat kabar, hal-hal yang menyangkut persoalan-persoalan politik atau pengangkatan seseorang calon atau pejabat untuk suatu kedudukan penting. Pembahasan konsep-konsep pemerintah seperti kebebasan politik atau kebebasan berbicara dimasukkan kategori ini.


(38)

3.Kategori Kegiatan Ekonomi

Dalam kelompok ini termasuk cerita-cerita yang ada dasar ekonominya kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan, keuangan, dan perbankan, soal-soal perpajakan, kegiatan-kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-sarana yang telah ada, masalah-masalah pertanian, perindustrian dan manajemen tenaga kerja. Berita-berita tentang perekonomian dan angkutan nasional sekalipun menyangkut tindakan pemerintah, dimasukan juga dalam kategori ini.

4.Kategori Kejahatan

Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan masalah-masalah pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersagkutan. Hal-hal seperti kenakalan remaja dan peningkatan tindak kejahatan dimasukkan dalam kategori ini.

5.Kategori Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Dalam kelompok ini termasuk masalah-masalah tentnag penyakit-penyakit tertentu yangmempunyai dampak umum, kegiatan-kegiatan badan kesehatan masyarakat seperti palang merah, berita-berita tentnag terobosan-terobosan di bidang ilmu dan kedokteran sewaktu pembahasan tentang kegunaan-kegunaan penemuan tersebut.


(39)

6. Kategori Human Interest

Dalam kelompok ini termasuk berita-berita tentang masalah yang bertalian dengan aspek-aspek emosional dan kehidupan. Setiap berita kecil yan menyenangkan tentang keganjilan perilaku manusia : cerita-cerita dengan percakapan dan tindak laku, tetapi tidak usah memuat berita langsung. Cerita-cerita semacam ini bukanlah merupakan berita langsung atau tajuk rencana karena cerita-cerita ini bersifat cerita rakyat.

7. Kategori Bencana

Kelompok hal ini ihwal ini terdiri dari hal-hal yang menyangkut pemusnahan secara alamiah atau tidak alamiah dari hidup dan atau harta manusia, dalam hal ini mneyangkut banjir yang sudah terjadi. 8. Kategori Pendidikan

Kelompok menyangkut permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan umum. Dalam rubrik opini ini hanya terdapat pendidikan yang menyangkut sistem pendidikan.

Arah opini adalah bentuk opini atau penilaian penulis dalam pembahasannya tehadap tema-tema atau pemrasalahan yang diangkat dalam rubrik Opini. Arah opini juga merupakan penentuan sikap dari penulis terhadap permasalahan yang sedang dibahas. Menurut Harold Lasswell arah opini dalam tulisan opini surat kabar terbagi atas tiga kategori yaitu:


(40)

1. Arah Opini Positif

Jika opini atau komentar penulis dalam rubrik Opini menyatakan kalimat yang mendukung atau menyetujui masalah yang diangkat oleh redaksi Kompas.

2. Arah Opini Negatif

Jika opini atau komentar penulis tersbeut menyatakan kalimat yang menolak, tidak menyetujui dan menyindir atas masalah yang diangkat dalam rubrik Opini.

3. Netral

Jika opini atau komentar penulis menyatakan kalimat yang tidak bersikap mendukung atua menolak. Penulisan dapat berupa saran atau masukan yang ditujukan kepada objek yang ditulis.

Jenis opini dikategorikan menurut kategorisasi Hitlier Krieghbaurn. Untuk melihat apa saja jenis opini yang dimuat dalam rubrik Opini surat kabar harian Kompas maka digunakan kategori-kategori yang meliputi:

1. Argumentasi

Opini yang bersifat argumentatif adalah opini yang berisi tentang pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu. Opini yang bersifat argumentatif disusun untuk mengajak pembaca. Jenis ini dibuat untuk membahas dan menganalisa baik-buruknya suatu dampak


(41)

atau pengalaman suatu kebijakan atau kegiatan. Argumen-argumen yang diajukan berupa himbauan jelas untuk bertindak atau siyarat untuk menggiring pembaca kearah jalan pikiran yang dikehendaki oleh penulis. Opini jenis ini biasanya alasan yang kemudian dikemukakan.

2. Informatif

Jenis opini yang bersifat informatif merupakan usaha penulis untuk memberikan keterangan-keterangan latar belakang tentang hal atau masalah tertentu kepada pembaca. Jenis ini merupakan opini interpretasi untuk melancarkan proses pembentukan pendapat pembaca. Dalam opini jenis informatif hanya sedikit menuntun pembaca kearah suatu pandangan tertentu tetapi secara keseluruhan memberikan cukup bnayak interprestasi. Opini jenis ini sedikit banyak mencerminkan prasangka-prasangka yang dikandung penulis.

3. Aneka Rupa

Opini aneka rupa merupakan opini yang berusaha untuk menghibur atau mengasyikkan pembaca dan bukan memberikan kepada pembaca semacam interprestasi tentang suatu permasalahan atau upaya mempengaruhi. Jenis opini ini merupakan jenis yang bukan termasuk jenis argumentatif dan informatif atau merupakan jenis opini lain-lain.


(42)

2.1.5. Analisis Isi

Menurut Wazer dan Wiener (1978) analisis isi dalam Bulaeng (2004) adalah suatu prosedur sistematika yang disusun untuk menguji isi informasi yang terekam. Sedangkan menurut Altheide (1996) dalam Kriyantono (2007:247) mendefinisikan analisis isi adalah perpaduan analisis isi objektif dengan observasi partisipan.

Dalam definisi Kerlinger ada tiga konsep yang tercakup didalamnya. Pertama, analisis isi bersifat sistematis. Hal ini berarti isi yang akan dianalisa dipilih menurut aturan-aturan yang ditetapkan secara implisit misalnya: cara penentuan sample. kedua, analisis isi bersifat obyektif. Ketiga, analisis isi bersifat kuantitatif (Bulaeng,2004:171)

Ada 10 tahap dalam analisis isi menurut Bulaeng (2004) yaitu : a. merumuskan pertanyaan penelitian atau hipotesis

b. mendefinisikan populasi yang diteliti c. memilih sampel yang sesuai dari populasi d. memilih dan menentukan unit analisis isi e. menyusun kategori-kategori isi yang dianalisis f. membuat sistem hitungan

g. melatih para pengkode dan melakukan studi percobaan h. mengkode isi menurut definisi yang telah ditentukan


(43)

i. menganalisis data yang sudah dikumpulkan

j. menarik kesimpulan-kesimpulan dan mencari indikasi Sedangkan tujuan analisis isi ada lima (5) yaitu :

a. menggambarkan isi komunikasi

b. menguji hipotesis karakteristik-karakteristik suatu pesan c. membandingkan isi media dengan dunia nyata

d. melalui image suatu kelompok tertentu dan masyarakat e. Menciptakan titik awal terhadap studi efek media

2.1.6. Teori Penjagaan Gerbang

Gatekeeper bisa juga menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” (gate) bagi keluarnya informasi yang lain. Gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan baik buruknya dampak pesan yang disebarkannya pun tergantung pada fungsi pentapisan informasi atau pemalang pintu ini (Nurudin, 2003 : 110).

Menurut Fishman, ada kecenderungan studi bagaimana proses produksi berita dilihat, salah satunya adalah pandangan seleksi berita. Pandangan seleksi berita (selectivity of news) seringkali melahirkan teori seperti gatekeeper. Intinya, proses produksi berita adalah proses seleksi. Seleksi ini dari wartawan di lapangan yang akan memilih mana yang penting dan mana yang tidak, mana peristiwa yang diberitakan dan mana yang tidak. Setelah berita itu masuk ke tangan redaktur, akan diseleksi


(44)

lagi dan disunting dengan menekankan bagian mana yang perlu dikurangi dan bagian mana yang perlu ditambah. Pandangan ini mengandaikan seolah-olah ada realitas yang benar-benar riil yang ada di luar diri wartawan. Realitas yang riil itulah yang akan diseleksi oleh wartawan untuk kemudian dibentuk dalam sebuah berita (Eriyanto, 2004 : 100).

Peranan penjaga gawang atau gatekeeper menurut John R Bittner dalam buku Nurudin (2004 : 115) adalah:

(1) Menyiarkan informasi pada kita; (2) Untuk membatasi informasi yang kita terima dengan mengedit informasi ini sebelum disebarkan pada kita; (3) Untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain; dan (4) Untuk menginterpretasikan informasi.

Terlepas dari konsep gatekeeping, isi berita yang ada di media mungkin saja diperoleh dengan cara dicari, dipesan sebelumnya, atau penemuannya direncanakan secara sistematis. Kadang-kadang berita harus diolah atau dibentuk oleh redaksi. Pembentukan berita semacam itu seperti halnya penyeleksian berita, tidak dilakukan secara acak dan bersifat subjektif. Pembuatannya disesuaikan dengan pola interpretasi dan relevansinya dengan berbagai institusi birokratis yang menjadi sumber berita atau yang menangani peristiwa tersebut. Menurut Fishman (1982) dalam McQuail, apa yang diketahui atau dapat diketahui oleh


(45)

media tergantung pada kemampuan mengumpulkan informasi dan sumber-sumber informasi dari agen-agen pencari berita media tersebut (McQuail,1994:163).

Gatekeeper keberadaannya sama pentingnya dengan peralatan mekanisme yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya (Nurudin, 2004 : 30).

2.2 Kerangka Berfikir

Media massa adalah salah satu aspek komunikasi yang penting, terutama pada masa sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan media massa senantiasa dituntut untuk mengikuti gerak dan dinamika individu sebagai kesatuan dalam masyarakat, namun kehadiran media massa akan dinilai berbeda-beda oleh setiap individu. Surat kabar merupakan salah satu jenis media cetak yang dinilai lebih up to date dalam menyajikan berita-berita yang akan disampaikan kepada khalayak.

Pada saat ini surat kabar bukan hanya sekedar untuk mengetahui suatu peristiwa, mengetahui kejadian yang sedang terjadi, memberikan informasi yang akurat mengenai perkembangan suatu pengetahuan bahkan bukan hanya penyampai pesan searah, tetapi surat kabar juga menampung aspirasi atau opini balikan dari pembacanya. Ruangan atau tempat khusus yang berisi opini pembaca bagi masyarakat luas biasa


(46)

disebut dengan rubrik opini. Rubrik opini merupakan suatu tempat atau wadah yang sengaja disediakan oleh lembaga penerbitan surat kabar, sebagai tempat penampungan aspirasi masyarakat dalam mengeluarkan pendapatnya tentang berbagai hal kepada pihak lain yang dituju.

Rubrik Opini Periode Oktober 2009 sampai Desember 2009 pada harian Kompas dipilih dengan alasan bahwa rubrik pada bulan tersebut masih mengangkat peritiwa-peristiwa atau permasalahan-permasalahan yang baru dialami oleh masyarakat, sehingga banyak dimanfaatkan oleh pembaca sebagai sarana berkomunikasi secara terbuka, diantara penyampai kritik dan sebagai tempat penyampai rasa ketidakpuasan terhadap sesuatu yang menjadi sasaran tujuannya. Seperti keluhan mengenai pelayanan umum, kebijakan pemerintah sampai keluhan konsumen terhadap suatu produk. Berikut adalah kerangka berpikirnya:


(47)

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian

Tema :

a. Perang,

Pertahanan, Dan Diplomasi

b. Politik Dan

Pertahanan

c. Kegiatan Ekonomi

d.Kejahatan

e. Kesehatan Dan

Kesejahteraan Masyarakat

f. Human Interest

g. Bencana

h. Pendidikan

Sumber: Stempel, Holsty dan Neuman dalam (Flournoy, 1989)

A

N

A

L

I

S

I

S

I

S

I

Arah Opini: a. Positif b. Negatif c. Netral

K

E

S

I

M

P

U

L

A

N

I

S

I

Jenis Opini: 1. Argumentasi 2. Informatif

3. Aneka Rupa

Rubrik Opini Surat Kabar Harian Kompas


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Metode analisis yang digunakan dalam peneltian ini adalah analisis isi kuantitatif berdasarkan tataran analisis. Analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. peneliti ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yakni bermaksud menjelaskan dan memberikan gambaran tentang bagaimanakah tema-tema yang muncul setiap harinya pada surat kabar Kompas.

3.2. Definisi Operasional 3.2.1.Tulisan Opini

Pada penerbitan surat kabar Harian Kompas biasanya menyediakan satu halaman penuh yang khusus memuat pendapat atau opini, baik pendapat umum maupun pendapat penerbit. Halaman ini disebut sebagai

halaman pendapat (opinion page) yang bertujuan untuk memisahkan

pemberitaan antara fakta dan opini.

Halaman opini yang tersedia dalam surat kabar Kompas menjadi wahana atau tempat menuangkan gagasan dan pendapat individu. Dalam surat kabar Kompas halaman opini ini merupakan bagian dari fungsi


(49)

37

kontrol sosial dengan memuat pendapat dari masyarakat. Tulisan opini mengangkat tentang masalah yang sedang terjadi ditengah masyarakat atau mengikuti masalah yang sednag dimuat dalam media cetak sehingga penulisannya mengikuti teknik penulisan berita yaitu populer, ringan dan mudah dipahami masyarakat.

3.2.2.Rubrik Opini

Rubrik opini pada surat kabar Kompas merupakan suatu tempat atau wadah yang sengaja disediakan oleh lembaga penerbitan surat kabar Kompas, sebagai tempat penampungan aspirasi masyarakat dalam mengeluarkan pendapatnya tentang berbagai hal kepada pihak lain yang dituju.

Rubrik ini dibuat sebagai wahana atau tempat untuk menulis karya tulis yang dapat dibaca oleh masyarakat. Selain itu pendapat atau opini yang dimuat dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memecahkan permasalahan yang ada. Pada perkembangan selanjutnya rubrik menjadi sarana untuk menyatakan isi hati, pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah yang dihadapi oleh pembaca, tempat untuk menyatakan pendapat dan kesan pribadi kepada masyarakat luas dan sebagai perantara dengan pihak eksekutif, pemerintah atau dengan masyarakat luas.

3.3. Kategorisasi

Adapun kategorisasi tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah kategorisasi berita milik Stempel, Holsty dan Neuman (Flournoy, 1989:26-29), yang telah dilakukan modifikasi atau perubahan-perubahan


(50)

38

oleh penulis yang disesuaikan dengan isi opini dan menjadi kategorisasi opini, dan telah dilakukan uji keterhandalan terhadap kategorisai-kategorisasi tersebut.

Adapun kategori-kategori tema yang terdapat dalam rubrik Opini dikategorikan sebagai berikut:

1. Perang, Pertahanan, Dan Diplomasi

Dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata antara dua negara atau lebih. Isi yang berhubungan dengan masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan angkatan pemerintahan, serta pertahanan negara dan kegiatan-kegiatan resmi dari para duta besar dan pejabat diplomatik lainnya dan berita-berita mengenai masalah yang sedang terjadi di luar negeri juga termasuk di dalamnya, meliputi:

a.Pertahanan

Pertahanan yang berhubungan dengan masalah kegiatan negara dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

b.Diplomasi

Diplomasi berkaitan dengan masalah hubungan diplomatik antar negara guna menjalin kerjsasama yang baik.

2. Politik Dan Pertahanan

Setiap persoalan yang berhubungan dengan kegiatan berbagai badan-badan pemerintahan. Pembahasan mengenai perundang-undangan yang disiarkan melalui media, walaupun menyangkut pokok


(51)

39

persoalan lain, dianggap sebagai hal pemerintah, termasuk didalamnya tentang masalah politik, meliputi:

a.Partai

Berkaitan dengan kegiatan elit politik dalam pemerintahan guna mencapai kedudukan yang diinginkan oleh partai politiknya.

b.Politik

Berkaitan dengan kegiatan pemerintah baik pada tingkat nasional dan daerah. Kegiatan yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah maupun penjabatnya.

c.Pemerintah

Menyangkut persoalan politik dan atau pengangkatan calon atau penjabat untuk suatu kedudukan tertentu baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun partai politik.

3. Kegiatan Ekonomi

Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita yang ada dasar ekonominya kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan, keuangan dan perbankan. Pembahasan kegiatan-kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-sarana yang telah ada, masalah pertanian, masalah perindustrian, masalah perpajakan dan masalah manajemen tenaga kerja, berita tentang perekonomian dan angkutan nasional meliputi tindakan pemerintah, yaitu yang berkaitan dengan kebijakan pemerintahan dalam kegiatan perekonomian


(52)

40

4. Kejahatan

Kelompok ini menyangkut masalah-masalah pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersangkutan. Hal-hal ini seperti peningkatan tindak kejahatan, pencurian, perampokan penyiksaan, kenakalan remaja dan lain-lain juga dimasukkan dalam kategori ini, , meliputi: a.Kejahatan Media

Berkaitan dengan masalah pelanggaran hukum yang dilakukan melalui media jejaring sosial.

b.Korupsi

Berkaitan dengan tindakan pelanggaran hukum yang menyalahgunakan dana pemerintah untuk memperkaya diri atau kelompok.

c.Kekerasan

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menyakiti orang lain yang dilakukan secara fisik.

5. Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat

Berita yang menyangkut masalah tentang penyakit-penyakit tertentu yang mempunyai dampak umum, berita yang menyangkut kegiatan badan-badan kesehatan masyarakat dan tindakan-tindakan yang membahayakan kesehatan, berita tentang terobosan-terobosan di bidang kesehatan dan berita tentang kesejahteraan masyarakat seperti berita tentang keluarga berencana yang ditujukan untuk program kesejahteraan masyarakat, meliputi:


(53)

41

a.Kesehatan

Berkaitan dengan penyakit dan pengobatan serta pencegahannya. b.Kesejahteraan Masyarakat

Masalah-masalah penangan social dan usaha untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam bidang tertentu terutama ekonomi.

6. Human Interest

Dalam kategori ini termasuk berita-berita tentang masalah-masalah yang bertalian dengan aspek-aspek emosional dari kehidupan. Setiap berita kecil yang menyenangkan tentang keganjilan perilaku manusia, cerita-cerita dengan percakapan dan tindak laku manusia, meliputi: a. Kelistrikan

Berkaitan dengan masalah listrik yang merupakan aspek penunjang dalam kehidupan.

b. Kontroversi

Merupakan suatu pemahaman yang berbeda dengan orang lain yang dapat menimbulkan konflik.

c. Kerukunan umat beragama

Berkaitan dengan kegiatan umat beragama dalam menjalankan kehidupan secara berdampingan dengan agama lain untuk menciptakan kerukunan umat beragama.

7. Bencana

Kelompok hal ini ihwal ini terdiri dari hal-hal yang menyangkut pemusnahan secara alamiah atau tidak alamiah dari hidup dan atau


(54)

42

harta manusia, dalam hal ini mneyangkut banjir yang sudah terjadi, meliputi:

a.Bencana alam

Merupakan suatu kejadian alam yang diakibatkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.

b.Keadaan alam

Berkaitan dengan keadaan lingkungan alam sekitar yang mempengaruhi kehidupan manusia.

c.Perubahan alam

Berkaitan dengan kejadian alam yang berubah-ubah menurut siklus dan keadaan alam.

8. Pendidikan

Kelompok menyangkut permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan umum. Dalam rubrik opini ini hanya terdapat pendidikan yang menyangkut sistem pendidikan, meliputi:

a.Mutu Pendidikan

Berkaitan dengan masalah kualitas pendidikan yang baik guna menunjang kualitas bangsa sehingga menjadi lebihb baik.

b.Kegiatan Pendidikan

Berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan dalam bidang pendidikan.


(55)

43

3.4. Arah Opini

Arah opini adalah bentuk opini atau penilaian terhadap tema-tema yang diangkat dalam rubrik Opini. Arah opini tersebut menggunakan kategorisasi dari Harold Lasswell, yaitu:

1. Positif

Jika opini atau komentar penulis dalam rubrik Opini menyatakan kalimat yang mendukung atau menyetujui masalah yang diangkat oleh redaksi Kompas.

2. Negatif

Jika opini atau komentar penulis tersbeut menyatakan kalimat yang menolak, tidak menyetujui dan menyindir atas masalah yang diangkat dalam rubrik Opini.

3. Netral

Jika opini atau komentar penulis menyatakan kalimat yang tidak bersikap mendukung atua menolak. Penulisan dapat berupa saran atau masukan yang ditujukan kepada objek yang ditulis.

3.5. Jenis Opini

Jenis opini dikategorikan menurut kategorisasi Hitlier Krieghbaurn. Untuk melihat apa saja jenis opini yang dimuat dalam rubrik Opini surat kabar harian Kompas maka digunakan kategori-kategori yang meliputi:


(56)

44

1. Argumentasi

Opini yang bersifat argumentatif adalah opini yang berisi tentang pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu. Opini yang bersifat argumentatif disusun untuk mengajak pembaca. Jenis ini dibuat untuk membahas dan menganalisa baik-buruknya suatu dampak atau pengalaman suatu kebijakan atau kegiatan. Argumen-argumen yang diajukan berupa himbauan jelas untuk bertindak atau siyarat untuk menggiring pembaca kearah jalan pikiran yang dikehendaki oleh penulis.

2. Informatif

Jenis opini yang bersifat informatif merupakan usaha penulis untuk memberikan keterangan-keterangan latar belakang tentang hal atau masalah tertentu kepada pembaca. Jenis ini merupakan opini interpretasi untuk melancarkan proses pembentukan pendapat pembaca. Dalam opini jenis informatif hanya sedikit menuntun pembaca kearah suatu pandangan tertentu tetapi secara keseluruhan memberikan cukup bnayak interprestasi.

3. Aneka Rupa

Opini aneka rupa merupakan opini yang berusaha untuk menghibur atau mengasyikkan pembaca dan bukan memberikan kepada pembaca semacam interprestasi tentang suatu permasalahan atau upaya mempengaruhi.


(57)

45

3.6. Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tematik dan unit referensi. Tematik adalah tema yang ada dalam penelitian ini, dan unit referensi adalah segala sesuatu yang mendukung penelitian. Cara yang digunakan adalah dengan menghitung atau menganalisis tema dalam rubrik opini yang muncul pada surat kabar Kompas Periode bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009 dengan menggunakan kategori-kategori yang telah ditentukan.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah seluruh isi yang terdapat dalam rubrik opini surat kabar Kompas periode bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009. Selama kurun waktu tersebut, rubrik opini di surat kabar Kompas muncul setiap hari.

3.7. Corpus

Corpus merupakan sekumpulan bahan yang terbatas yang ditentukan pada perkembangannya oleh analisis dengan semacam kesemenaan. Corpus haruslah cukup luas untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya akan memelihara sebuah sistem kemiripan dan perbedaan yang lengkap. Corpus juga bersifat sehomogen mungkin (Kurniawan, 2001:70).

Sifat yang homogen ini diperlukan untuk memberi harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya dapat dianalisis sebagai keseluruhan. Tetapi sebagai analisis, corpus itu bersifat terbuka pada konteks yang


(58)

46

beraneka ragam, sehingga memungkinkan untuk memahami banyak aspek dari sebuah teks yang tidak dapat ditangkap atas dasar suatu analisis yang bertolak dari unsur tertentu yang terpisah dan berdiri sendiri dari teks yang bersangkutan. Kelebihannya adalah bahwa dalam mendekati teks, tidak didahului oleh pra anggapan atau interpretasi tertentu sebelumnya.

Untuk mempermudah penelitian, peneliti dapat mengambil 50% atau 25% minimal 10% dari seluruh unit analisis.

3.8. Populasi, Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel 3.8.1.Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah rubrik opini pada surat kabar Kompas dengan menggunakan kategorisasi. Isi berita dalam rubrik opini akan dianalisis untuk mengetahui tema berita, arah opini, dan jenis opini apa yang paling sering diangkat dalam rubrik opini pada surat kabar Kompas. Populasi dalam penelitian ini adalah tema rubrik opini pada surat kabar Kompas bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009 yang berjumlah 277 tema.

3.8.2.Sampel

Pengambilan sampel dalam suatu peneltian tidak ada ketentuan yang pasti mengenai besar kecilnya sampel, hanya saja yang paling penting adalah dalam pengambilan sampel yang mewakili (representative) dari seluruh populasi yang ada. Namun jika jumlah populasi cukup besar,


(59)

47

maka untuk mempermudah penelitian, peneliti dapat mengambil 50% atau 25% minimal 10% dari seluruh populasi (Subiakto, 1992: 8).

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 277 tema dan untuk memudahkan peneliti, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah 10% dari keseluruhan tema yang ada, dengan perhitungan sebagai berikut:

10% : *277 27,7 28

100 10

 tema

Interval = 10,25 10

28 277

 tema

Berdasarkan hasil perhitungan sampel di atas maka sampel yang akan digunakan berdasarkan interval 10 tema dari bulan Oktober 2009- Desember 2009 dalam penelitian ini adalah berjumlah 10 tema opini dalam surat kabar Kompas.

3.9. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan untuk penelitian data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari tulisan-tulisan dalam kolom berita rubrik opini. Prosedur yang digunakan untuk penelitian ini adalah Pertama, dengan melakukan pencatatan terhadap tema pada rubrik opini pada surat kabar Kompas. Kedua, setiap data dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding berdasarkan kategori-kategori yang telah ditentukan, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian.


(60)

48

3.10. Metode Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi yan telah dibuat berdasarkan kategori seperti pada lembar koding kemudianh dipresentase dengan jumlah keseluruhan data. Hasil presentase ini kemudian diintrepretasikan guna memperoleh jawaban dari permasalahan yang telah ditetapkan agar lebih mendalam dan berbobot.

Tabel frekuensi untuk kategorisasi penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Frekuensi Kategorisasi

No Kategorisasi Frekuensi Prosentase

1. 2. 3. 4 5 6 7

Perang, Pertahanan dan Diplomasi Politik dan Pertahanan

Kegiatan Ekonomi Kejahatan

Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat

Ilmu dan Penemuan Human Interest A B C D E F G

(A/∑U)100%=F

(B/∑U)100%=F

(C/∑U)100%=F

(D/∑U)100%=F

(E/∑U)100%=F

(F/∑U)100%=F

(G/∑U)100%=F

Jumlah ∑U = ∑(A+B+C+D) 100

3.11. Uji Keterhandalan

Sebelum melakukan penelitian, sebelumnya akan dibuat uji reliabilitas untuk kategorisasi yang akan digunakan agar mendapatkan kategorisasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan cara membandingkan penempatan unit-unit penelitian kedalam kategori-kategori yang ditetapkan. Pengukuran tersebut menggunakan rumus R. Holsty yaitu :


(61)

49

2

1

2

.

N

N

M

R

C

Keterangan :

C.R = Coeficient Reliability

M = Jumlah pertanyaan yang disetujui oleh 2 pengkode (Peneliti dan

Hakim)

N1, N2 = Jumlah pertanyaan yang diberi kode oleh pengkode dan peneliti

Dari hasil yang diperoleh akan ditentukan observed agreement

yang diperoleh dari penelitian nantinya. Penyempurnaan untuk memperkuat hasil reliabilitas, digunakan rumus Scott, yaitu :

Pi = % Observed agreement - % Expected agreement

1 - % expected agreement Keterangan :

- Pi : Nilai keterhandalan

- Observed Agreement :Persetujuan yang diperoleh dari peneliti

- Expected agreement :Persetujuan yang diharapkan, didapat dari

pengkuadratan proporsi seluruh point yang dijumlahkan.

Meski belum ada standart realibilitas yang mutlak, namun menurut Wimmer dan Dominick ambang penerimaan yang sering digunakan adalah 0.75 untuk menggunakan Pi. Jika kesesuaian antar penyusun kode tidak mencapai 0.75 maka kategorisasi operasional perlu dibuat lebih spesifik lagi.


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kompas atau Kompas adalah nama surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta. Kompas adalah bagian dari Kelompok Kompas Gramedia. Untuk memudahkan akses bagi pembaca di seluruh dunia, Kompas juga menerbitkan edisi daring bernama Kompas Cyber Media, berisi berita-berita yang diperbarui secara aktual. Kompas adalah satu-satunya koran di Indonesia yang diaudit oleh Audit Bureau of Circulations (ABC).

Ide awal penerbitan harian ini datang dari Jenderal Ahmad Yani, yang mengutarakan keinginannya kepada Frans Seda untuk menerbitkan surat kabar yang berimbang, kredibel, dan independen. Frans kemudian mengemukakan keinginan itu kepada dua teman baiknya, P.K. Ojong (1920-1980) dan Jakob Oetama. Ojong langsung menyetujui ide itu dan menjadikan Jakob Oetama sebagai editor in-chief pertamanya. Awalnya harian ini diterbitkan dengan nama Bentara Rakyat. Atas usul Presiden Sukarno, namanya diubah menjadi Kompas, sebagai media pencari fakta dari segala penjuru.

Kompas mulai terbit pada tanggal 28 Juni 1965 berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras 4.800 eksemplar. Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi Minggunya malah


(63)

51

mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia. Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas dibagi menjadi tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian berita olahraga.

4.2. Penyajian Dan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembang coding form yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Dari tabel frekuensi yang ada maka dapat dilakukan analisis dan menarik kesimpulan dari data yang ada. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada periode Oktober 2009 sampai dengan Desember 2009 didapat 28 tema opini yang diteliti dari 277 total tema opini yang terdapat pada rubrik opini surat kabar Kompas periode Oktober 2009 sampai dengan Desember 2009.

4.2.1. Analisis Tema dan Sub Tema Rubrik Opini Kompas

Setelah melakukan penelitian selama kurun waktu yang telah ditentukan yaitu mulai dari bulan Oktober 2009 sampai dengan Desember 2009 pada tema opini di surat kabar Kompas setelah melalui proses pengkodingan dari 28 sampel tema utama, diperoleh data sebagai berikut :


(64)

52

Tabel 4.1.

Tema Rubrik Opini Di Kompas Periode Oktober 2009 sampai dengan Desember 2009

No Kategorisasi Tema Frekuensi Persentase

1. Perang, Pertahanan, Dan Diplomasi 3 10,71 2. Politik Dan Pemerintahan 6 21,43

3. Kegiatan Ekonomi 1 3,57

4. Kejahatan/Kriminal 5 17,86

5. Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat 3 10,71

6. Human Interest 6 17,86

7 Bencana 3 10,71

8 Pendidikan 2 7,14

Jumlah 28 100

Sumber: Data Primer

Secara keseluruhan dari bulan Oktober 2009 sampai Desember 2009, jenis kategori tema berita utama yang paling banyak frekuensinya adalah kategori politik dan pemerintahan sebanyak 21,43% (6 tema utama), kemudian kategori kejahatan dan human interest sebanyak 17,86% (5 tema utama), dan yang memiliki prosentase sebanyak 10,71% (3 tema utama) diperoleh dari kategori perang, pertahanan dan diplomasi, kategori kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta kategori bencana. Sedangkan yang memiliki prosentase 7,14% (2 tema utama) ada pada kategori pendidikan, dan sisanya dengan prosentase 3,57% (1 tema utama) diperoleh kategori kegiatan ekonomi.

Besarnya tampilan kategori politik dan pemerintahan pada periode bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2009 dikarenakan pada beberapa bulan tersebut merupakan hari menjelang hari pelantikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kedua sebagai presiden Republik Indonesia. SBY mewarisi sebuah Indonesia yang sangat terpuruk dari 4


(65)

53

presiden sebelumnya. Hutang IMF yang banyak karena Suharto dan Habibie dulu berpikir itu hal yang baik untuk diambil. BUMN (indosat) yang terjual ke Singtel di Singapura oleh MS. Citra Indonesia sebagai negara teroris karena MS tidak sigap terhadap terorisme. Anggota DPR yang korup gila-gilaan. Jika kita lihat, hampr semua kasus DPR yag korupsi, melakukan korupsinya di masa GD dan MS. Harga minyak dunia naik teus dalam 6 tahun tapi 4 presiden tidak ada yang berani kurangi subsidi karena akan mematikan popularitas. Di tahun 2002-2003 Pemda DKI membayar gaji pegawai dengan menggunakan hutang luar negeri. Untuk gaji pegawai kita ngutang. Hidup mahal tapi banyak hutang.

Kategori kejahatan pada periode bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2009 juga tergolong banyak dikarenakan beberpa waktu yang lalu terdapat kasus kriminal melalui jejaring sosial. Potensi kejahatan internet makin meningkat dengan makin banyaknya pengakses internet, terutama dengan pemanfaatan telepon cerdas yang kian hari harga dan tarifnya kian terjangkau. Dan basis "cybercrime" ke depan pun akan beralih ke jejaring sosial dengan makin banyaknya pengguna jejaring sosial seperti Facebook, Twitter dan sebagainya. Selain kasus kejahatan melalui jejering sosial juga terdapat kejahatan korupsi yang dilakukan oleh Anggodo yang masih belum selesai.

Kategori human interest pada periode bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2009 terdapat 5 tema yang meliputi masalah kelistrikan, kontroversi dan kerukunan antar umat beragama. Dalam hal


(66)

54

kelistrikan belakangan ini listrik menjadi bagian kebutuhan dasar masyarakat. Saat ini kondisi kelistrikan dalam keadaan siaga dan defisit. Terdapat juga berita mengenai kontroversi talangan bank Century, para politisi ulung tidak luput dari kesesatan logika baik secara paralogis maupun sofistik. Selain itu juga terdapat tema mengenai kerukunan antar umat beragama, pada bulan Desember terdapat perayaan Natal bagi umat kristiani. Sebagai seorang muslim, mengucapkan selamat hari Natal bukan hanya menjadi kesadaran persaudaraan, melainkan tuntutan keimanan yang sangat mendasar.

Kategori perang, pertahanan dan diplomasi pada periode bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2009 terdapat 10,71% dari jumlah tema keseluruhan. Pada bulan Oktober tersebut merupakan waktu pelantikan presiden RI yaitu bapak SBY yang kedua kalinya. Seiring dengan pergantiak pemimpin di Indonesia, raykat Indonesia dan masyarakat internasional sering mengenang peran negara ini dalam forum internasional pada masa lalu. Beberapa waktu yang lalu presiden SBY dalam perjalannya menghadiri KTT, yang dijadwalkan bertemu dengan Presiden komisi Eropa Jose Manuel. Ini merupakan kunjungan pertama presiden RI ke Uni Eropa guna memenuhi undangan presiden Komisi UE sebagai Selain itu terdapat juga berita mengenai penolakan ekstradisi Thaksin di Kamboja, penolakan ini tidak mengejutkan. Sebelumnya pemerintah Kamboja berulang kali menegaskan akan menolak setiap permohonan estradisi Thaksin.

Kategori kesehatan dan kesejahteraan masyarakat pada Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2009 terdapat 10,71%. Dalam hal ini


(67)

55

menyangkut masalah kesetaraan gender. Masalahnya, bukan hanya urusan KTP, tetapi memerlukan koordinasi dan penegakan aturan perundang-undangan yang berefek jera lintas departemen dan kementerian. Selain itu masalah kesehatan menyangkut gizi yang dapat dikendalikan jika angka kemsikinan dikurangi dan keadilan yang kian merata. Angka kemiskinan di Indonesia relatif telah berkurang meski krisis ekonomi satu dekade lalu benar-benar telah merontokkan sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Kategori bencana yang beberapa tahun belakangan ini sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Kejadian bencana yang terjadi tersebut sungguh membuat bangsa Indonesia menjadi terpukul dan sedih mengalirkan air mata untuk para korban bencana. Sumbangan bantuan pun berdatangan baik secara material maupun bahan-bahan baku dari mereka yang peduli terhadap korban bencana. Akan tetapi sungguh ironi sekali di tengah-tengah bencana ini masih ada saja oknum-oknum yang memanfaatkan moment ini dengan cara mengambil hak dari mereka yang seharusnya mendapatkan jatah bantuan. ditambah lagi ditengah-tengah bencana ini ada orang-orang yang menghambur-hamburkan uang demi kepentingan pribadinya seperti pelantikan dewan dan juga MUNAS partai beringin.

Kategori pendidikan pada Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2009 terdapat 7,14%, dalam hal ini mengenai mutu pendidikan yang ada di Indonesia, dimana kinerja tampak meningkat saat mengurus proses sertifikasi. Namun, setelah itu, mereka kembali bertuas seperti semula, tidak ada perbaikan performance, yang terkait kinerja pendidik adalah


(1)

Presiden RI ke Uni Eropa sebagai kunjungan balasan, yang sekaligus menandai dibukanya peta baru hubungan RI-EU, pasca berlakunya Traktat Lisabon, 1 Desember 2009.

Dalam opini tersebut diatas memberikan keterangan-keterangan perjalanan yang dilakukan oleh presiden RI dan para mentrinya adalah untuk menjalin kerjasama dengan UE guna membuka peluang besar sekaligus tantangan berat yang segera untuk diantisipasi ke depan. Karena poltik UE sebagai pemain penting di tataran global ini adalah posisi strategis yang harus didekati dan dimanfaatkan kekuatannya.

Jenis opini yang bersifat argumentative ini dapat dilihat dalam tulisan opini yang dimuat dalam rubrik opini mengenai kejahatan, diplomasi, bencana dan pendidikan, antara lain tema:

Tabel 4.16. Jenis Opini Informatif

Dalam Tema Rubrik Opini Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 s/d Desember 2009

No Tema Kategorisasi Tema

1 Melenggang pulang Bencana

2 Senja kala politik partai Golkar Politik dan Pemerintahan 3 Perubahan iklim dan ketahanan

nasional Bencana

4 Kesetaraan jender bukan hanya urus anak

Kesehatan dan

Kesejahteraan Masyarakat 5 Polemik Menkes, sebuah perspektif Politik dan Pemerintahan 6 Anggodo dan retorika ganyang

mafia hukum Kejahatan

7 Krisis listrik (re) publik Human Interest

8 Penolakan ekstradisi atas Thaksin Perang, Pertahanan dan Diplomasi

9 Kisruh hukum dan fragmentasi

bangsa Perang dan Pertahanan

10 Gejala kekerasan horizontal Kejahatan 11 Indonesia, emiter atau penyerap? Bencana 12 "Slippery Slope" Human Interest 13 Kawasan pinggiran yang kian

terpinggir

Kesehatan dan

Kesejahteraan Masyarakat Sumber: Data Primer


(2)

99

Berikut adalah salah satu contoh jenis opini argumentatif dengan tema “Penolakan Ekstradisi Thaksin”:

PENOLAKAN EKSTRADISI ATAS THAKSIN

Phnom Penh menolak tegas permohonan ekstradisi Thailand atas Thaksin Shinawatra. Penolakan ini tidak mengejutkan. Sebelumnya pemerintah Kamboja berulang kali menegaskan akan menolak setiap permohonan ekstradisi Thaksin. Dimata Thailand, penolakan ekstradisi dipandang sebagai campur tangan urusan dalam negeri. Thaksin dimata Bangkok adalah buron dari proses hukum dan putusan pengadilan.

Dalam opini tersebut diatas memberikan keterangan-keterangan mengenai proses hukum dan peradilan yang dijalani oleh Thaksin. Kedua negara antara Kamboja dan Thailand sejak lama mengalami konflik yang tidak kunjung selesai sejak athun 1960 saat kedua negara tersebut bertikai mengenai batas wilayah darat dan maritim.

Jenis opini yang bersifat argumentatif terdapat pada urutan kedua yang mempunyai frekuensi sebnayak 13 kali dengan persentase 46,43%. Opini yang bersifat argumentatif adalah opini yang berisi tentang pembelaan terhadap suatu pandangan tertentu. Opini yang bersifat argumentatif disusun untuk mengajak pembaca ke arah jalan pikiran yang dikehendaki oleh penulis.


(3)

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti tentang hasil temuan dan analisa data pada bab sebelumnya, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Secara keseluruhan dari bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2009, tema opini yang paling banyak terdapat pada kategorisasi antara lain Politik dan pemerintahan (6 tema), human interest (5 tema), dan kejahatan (5 tema) yang belakangan ini sering terjadi di masyarakat. Dimana tema-tema dalam ketegori tersebut merujuk kepada berita atau peristiwa yang aktual yang paling menonjol atau paling banyak frekuensi beritanya, dikarenakan dalam tema tersebut memiliki daya tarik dan penting untuk segera diketahui oleh khalayak pembaca terutama orang yang berkepentingan atau memelukan informasi tersebut. Tema merujuk kepada berita atau peristiwa yang aktual yang ditulis pada rubrik opini surat kabat Kompas bulan Oktober 2009 sampai bulan Desember 2009.

Arah opini yang terdapat dalam rubrik opini surat kabat Kompas bulan Oktober 2009 sampai bulan Desember 2009 kebanyakan memiliki arah negatif, yang ditujukkan untuk mengkritik atau menolak suatu kegiatan atau keputusan yang dirasa kurang tepat dilakukan oleh pihak yang menjadi obyek yang diopinikan. Tema opini yang mengarah pada arah negatif adalah tema-tema tentang politik dan pemerintahan, tema yang mengarah ke arah netral adalah tema mengenai bencana, sedangkan tema opini yang mengarah positif adalah


(4)

101

tema mengenai diplomasi dan human interest. Untuk jenis opini yang disajikan kebanyakan berjenis informatif, yang merupakan usaha penulis untuk memberikan keterangan-keterangan latar belakang tentang hal atau masalah tertentu kepada pembaca. Jenis opini informatif antara lain tema mengenai politik pemerintahan, kriminal dan human interest, dan jenis opini argumentatif ada pada opini mengenai kejahatan, diplomasi, bencana dan pendidikan.

5.2 Saran

Saran yang dapat peneliti kemukakan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, yaitu :

1. Bagi Pembaca

Bagi para pembaca hendaknya lebih kritis dan lebih menelaah kembali dalam menyikapi informasi-informasi yang masuk sehingga dalam penulisan sebuah opini dapat dipertanggung jawabkan.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi para peneliti lanjutan, hendaknya dapat menambah obyek penelitian, sehingga dapat memuat informasi atau pengetahuan lebih banyak lagi untuk dianalisis.

3. Bagi Media

Diharapkan dalam menerbitkan sebuah opini pihak media untuk lebih menekankan pada isi yang tidak hanya berisi mengenai opini yang negatif saja melainkan juga opini positifnya juga harus disertakan, sehingga dalam satu tema tersebut berisi opini yang seimbang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bulaeng, Andi, 2004, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Andi, Yogyakarta.

Effendy, Onong Uchayana, 1994, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, Remaja Rosdakarya, Bandung.

______________________, 2000, Ilmu Teori Dan Filsafat Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

____________, 2003, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Flournoy, Don Michael, 1989, Analisis Isi Surat Kabar-Surat Kabar Indonesia, Yogyakarta, UGM Press.

Junaedhi, Kurniawan, 1990, Ensiklopedia Pers Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta

Kriyantono, Rachmat, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta. Liliweri, Alo, 1991, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat,

PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

McQuail, Dennis, 1994, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta. Nurudin, 2003, Pers Dalam Lipatan Kekuasaan, UMM, Malang.

Panuju, Redi, 2002, Relasi Kuasa Negara Media Massa dan Publik (Pertarungan Memenangkan Opini Publik Dan Peran Dalam Transformasi Sosial), Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Santana, Septiawan K., 2005, Jurnalisme Kontemporer,Yayasan Obor Indonesia, Jakarta


(6)

Siregar, Ashadi, dkk, 2004, Bagaimana Mengelola Media Korporasi Organisasi, Kanisius, Yogyakarta.

Sudiman, Arief Sukadi, 1991, Metode Dan Analisis Penelitian (Mencari Hubungan), Erlangga, Jakarta.

Sumadiria, Haris, 2005, Jurnalistik Indonesia, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

Winarni,2003, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Universitas Muhammadiyah, Malang.

Non Buku


Dokumen yang terkait

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 3 11

ANALISIS MAKNA REFERENSIAL PADA KARIKATUR DALAM RUBRIK OPINI DI HARIAN SURAT KABAR KOMPAS Analisis Makna Referensial Pada Karikatur Dalam Rubrik Opini Di Harian Surat Kabar Kompas Edisi Agustus-Oktober 2014.

0 5 16

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE BULAN MARET 2013 SAMPAI BULAN MEI 2013 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Maret 2013 Sampai Bulan Mei 2013).

0 1 102

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012).

0 0 116

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR KOMPAS (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas Bulan Oktober 2009 Sampai Bulan Desember 2009)

0 0 23

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012)

0 0 20

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE JANUARI 2012 SAMPAI BULAN APRIL 2012(Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Bulan Januari 2012 Sampai Bulan April 2012)

0 0 20

ANALISIS ISI RUBRIK OPINI PADA SURAT KABAR JAWA POS PERIODE BULAN MARET 2013 SAMPAI BULAN MEI 2013 (Studi Deskriptif Analisis Isi Dalam Rubrik Opini Pada Surat Kabar Jawa Pos Periode Maret 2013 Sampai Bulan Mei 2013)

0 0 20

IDIOM BAHASA INDONESIA PADA RUBRIK “OPINI” DALAM SURAT KABAR KOMPAS

0 1 11