27
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Kerangka
konseptual dalam
penelitian ini
bertujuan untuk
mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus, dimana kepatuhan perawat mencerminkan ketaatan dalam
melaksanakan tindakan pelayanan kesehatan sesuai standart operasional prosedur menurut Kozier 2010.
Tinjauan teoritis secara singkat skema konsep Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Pemasangan Keteter UrineDan Pemasangan Infus Di Rumah Sakit
Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane, sebagai berikut:
Skema 3.1 Kerangka konsep dalam penelitian ini menunjukan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan kualitas pemasangan kateter urine dan infus di
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane
.
Tindakan pemasangan kateter urine
- Menyiapkan alat dan bahan
- Menyiapkan pasien
- Melakukan pemasangan
kateter urine -
Mengevaluasi -
Mendokumentasi Tindakan pemasangan infuse
- Menyiapkan alat dan bahan
- Menyiapkan pasien
- Melakukan pemasangan
infus -
Mengevaluasi -
Mendokumentasi -
Patuh -
Patuh sebagian -
Tidak patuh -
Patuh -
Patuh sebagian -
Tidak patuh
Universitas Sumatera Utara
3
.2 Definisi Operasional
No Variabel
Definisi Operasional
Cara Ukur Hasil Ukur
Skala Ukur
1 Kepatuhan
perawat dalam
operasional pemasanga
n kateter urine
Ketaatan perawat dalam
pemasangan tindakan
invasif dengan
cara memasukkan
selang kateter
urine ke orifisium uretra
pasien sesuai prosedur di
Rumah Sakit
Umum Daerah
Haji Sahudin
Kutacane Mengisi lembar
observasi yang
berisi tentang
tindakan pemasangan
kateter urine
dengan jawaban: + ya = 1
− tidak = 0 - Patuh =
10-14 tindakan
dilakukan - patuh
sebagian = 5-9
tindakan dilakukan
- Tidak patuh = 0-
4 tindakan tidak
dilakukan Ordinal
2 Kepatuhan
perawat dalam
operasional pemasanga
n infus Ketaatan perawat
dalam pemasangan
tindakan
invasif yaitu penambahan
cairan melalui
intravena pasien yang
sesuai dengan prosedur
di Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Kutacane.
Mengisi lembar observasi
yang berisi
tentang tindakan
pemasangan infus
dengan jawaban:
+ ya = 1 − tidak = 0
- Patuh = 20-28
tindakan dilakukan
- patuh sebagian =
10-19 tindakan
dilakukan - Tidak
patuh = 0-9 tindakan
tidak dilakukan
Ordinal
Universitas Sumatera Utara
29
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Penelitian ini memiliki jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian
ini akan menjelaskan tentang kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin
Kutacane. 4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah peneliti meneliti setiap
perawat yang melakukan pemasangan kateter urine danatau pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane yang berjumlah
288 orang perawat ruangan rawat inap yang terdiri dari 9 ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.
4.2.2. Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang melakukan
pemasangan kateterurine danatau pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan
menggunakan teknik pengambilan
accidental sampling
ialah cara menentukan sampel berdasarkan spontanitas dan tanpa direncanakan, yaitu
siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik, maka perawat tersebut dapat digunakan sebagai
Universitas Sumatera Utara
sampel Sugiono, 2003. Proses pengambilan
accidental sampling
pada penelitian ini dengan mengobservasi tindakan perawat yang melakukan
pemasangan kateter danatau pemasangan infus di ruang rawat inap, jadi siapa saja yang melakukan tindakan pemasangan kateter dan pemasangan
infus maka tindakan yang dilakukan menjadi sampel dalam penelitian ini. Penentuan besarnya sampel dalam pengambilan data secara
observasi yang melihat tindakan dapat ditentukan dengan batasan waktu Polit Hungler.Penelitian ini batasan waktu yang digunakan peneliti
adalah mengobservasi perawat yang melakukan pemasangan kateter dan pemasangan infus hanya satu kali sesi.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Sahudin Kutacane. Lokasi ini dipilih menjadi tempat penelitian karena pertimbangan sampel yang cukup, pertimbangan bahwa Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Sahudin merupakan rumah sakit pendidik, selain itu lokasinya strategis, mudah terjangkau, memiliki jumlah perawat yang memadai untuk
dijadikan sebagai responden penelitian. Pengumpulan data akan dilakukan mulai dari April-Juni 2015
4.4 Pertimbangan Etik Dalam penelitian ini mendapatkan Rekomendasi dari institusi
pendidikan Fakultas Keperawata Universitas Sumatera Utara, setelah disetujui oleh pembimbing, kemudian permintaan secara tertulis ke Rumah
Universitas Sumatera Utara
Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane, kemudian penelitian akan dilakukan dengan memperhatikan masalah kepatuhan perawat dalam
pemasangan keteter urine dan pemasangan infus. Menurut Hidayat 2009, ada beberapa pertimbangan etik yang
harus diperhatikan pada penelitian ini yaitu:
1. Informed consent
Peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden setelah peneliti memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian.Jika
responden bersedia menjadi peserta penelitian maka responden di minta menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonymity
Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kodeinisial pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan, tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan tersebut.
3. Confidentiality
Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi responden maupun
masalah-masalah lainya.Semua
informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
yang tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian. 4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disusun dengan mengobservasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan
Universitas Sumatera Utara
keteter urine dan pemasangan infus dan lembar observasi pemasangan kateter dan pemasangan infus sesuai protap yang telah di konfirmasi oleh kepala
ruangan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin kutacane. 4.5.1 Kuisioner Data Demografi
Kuisioner data demografi responden yang meliputi usia, jenis kelamin, jabatan, pendidikan terakhir, lama bekerja sebagai perawat
pelaksana ruangan inap di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane. Data demografi responden tidak dihubungkan dengan salah satu
variabel tidak dianalisis, tetapi hanya untuk menggambarkan karakteristik responden.
4.5.1 Lembar Observasi Pemasangan Kateter Urine Dan Pemasangan Infus Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
diambil dari buku Fundamental Keperawatan konsep, proses dan praktik dibukukan oleh Kozier, Erb, Berman dan Synder 2010
Lembar observasi yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pemasangan kateter urine dan
pemasangan infus. Lembar observasi ini berisi tentang prosedur pemasangan kateter urine dan pemasangan infus yang meliputi persiapan
alat, persiapan pasien, fase kerja, evaluasi dan dokumentasi, jika dilaksanakan beri tanda checklistcontreng √ pada kolom + yang
bernilai 1, dan apabila tidak dilaksanakan diberi tanda checklistcontreng √ pada kolom − yang bernilai 0. Kuisioner ini membahas tentang
Universitas Sumatera Utara
kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini tidak dilakukan
karena menurut Setiadi 2007 alat pengumpul data berupa pedoman wawancara terbuka, pedoman observasi, format penjaringan data dan
seterusnya tidak perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini akan menggunakan pedoman observasi dari buku Kozier at all 2010, sehingga uji
validitas dan reliabilitasnya tidak perlu dilakukan. 4.7 Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan setelah peneliti mengajukan permohonan izin kepada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Kemudian mengajukan permohonan izin kepada direktur Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane. Setelah mendapatkan surat izin tersebut, maka
peneliti melapor ke kepala ruangan rawat inap sebagai persetujuan melakukan penelitian di Rumah Sakit dan berkoordinasi dengan kepala ruangan untuk
melakukan penelitian. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian terlebih dahulu.Penelitian ini menggunakan metode observasi, untuk itu perawat
pelaksana tidak boleh mengetahui tujuan penelitian di ruangan tersebut.Pada saat peneliti berada di ruangan rawat inap yang telah ditentukan, maka peneliti
mengobservasi setiap tindakan pemasangan kateter urine danatau infus yang dilakukan oleh perawat. Observasi dapat dilakukan berkali-kali oleh peneliti
dengan perawat yang sama. Setelah perawat melakukan pemasangan
Universitas Sumatera Utara
kateterurine danatau pemasangan infus, peneliti menjelaskan tujuan penelitian berdasarkan etika penelitian, dan meminta kesediaan perawat sebagai
responden, apabila setuju, maka peneliti langsung memberikan data demografi untuk diisi oleh responden.
4.8 Analisis Data Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data, yang secara garis
besar meliputi tiga langkah yaitu: 1
editing
, yaitu mengecek kelengkapan identitas, kelengkapan data seperti isian data, 2
coding
yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada lembar observasi untuk memudahkan peneliti
dalam tabulasi dan analisa data. 3
processing
dari lembar observasi kedalam program computer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan
teknik komputerisasi. Selanjutnya hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan presentase untuk mendeskripsikan data kapatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter dan pemasangan infus di Rumah Sakit
Umum Daerah Haji Sahudin.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan
mengenai kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan keteter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahuddin Kutacane
berdasarkan observasi tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa melihat siapa yang melakukan, karena yang dilihat hanya tindakan perawat yang melakukan
pemasangan kateter urine dan pemasangan infus. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April-Juni 2015. Penelitian ini
melibatkan perawat yang melakukan tindakan pemasangn kateter urine dan pemasangan infus di ruangan terhadap 21perawat pemasangan keteter urine, 21
perawat pemasangan infus dan 8 perawat pemasangan kateter dan memasang infus.
Hasil penelitian ini memaparkan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah
Haji Sahudin Kutacane. 5.1.1 Karakteristik Demografi
Data demografi responden terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan, pendidikan dan masa kerja. Hasil penelitian ini berdasarkan jenis kelamin
menunjukan mayoritas perawat berjenis kelamin perempuan sebesar 72, sedangkan usia mayoritas perawat rata-rata berusia 20-34 tahun sebesar
Universitas Sumatera Utara
94, berdasarkan tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa mayoritas perawat berpendidikan D3 keperawatan sebesar 80 dan
berdasarkan lama kerja mayoritas perawat adalah 5 tahun sebesar 78. Komposisi perawat berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan
lama kerja dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1Distribusi Frekuensi dan Presentase data Demografi Perawat yang
Melakukan Pemasangan Kateter dan Pemasangan Infus di Rumah
Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane Karakteristik Perawat
Frekuensi Persentase
Umur 20-30
35-60
Total Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Total Pendidikan terakhir
S1 D3
Total Lama kerja
5 tahun 5-10 tahun
Total 47
3 50
14 36
50
10 40
50
39 11
50 94.0
6.0 100.0
28.0 72.0
100.0 20.0
80.0 100.0
78.0 22.0
100.0
Universitas Sumatera Utara
5.2 Hasil Penelitian 5.2.1 Kepatuhan Perawat dalam Pemasangan Kateter Urine di Rumah Sakit
UmumDaerah Haji Sahudin Kutacane. Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi tingkat kepatuha perawat dalam pelaksanaan
pemasangan kateter urine di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane
Variabel Patuh
Tidak patuh f
f Pemasangan kateter urine
21 72.4
8 27.6
Pada tabel 5.2.1 di dapatkan bahwa mayoritas 72.4 perawat patuh pada pelaksanaan pemasangan kateter urine sedangkan perawat yang tidak
patuh sebesar 27.6. Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pemasangan Kateter Urine di
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane Tindakan pemasangan kateter urine
Patuh Tidak patuh
f f
1. Mencuci tangan
2. Memberikan privasi pada klien
3. Menempatkan posisi klien supinasi pada
klien wanita dengan lutut ditekukan dan rotasi eksternal, pada klien laki-laki supinasi
tungkai sedikit dibuka
4. Memberikan pencahayaan yang adekuat
5. Memasang sarung tangan steril
6. Merendam kapas pembersih dengan larutan
antiseptic. 7.
Menyiapkan pelumas. 8.
Melumasi kateter: 1.
Pada klien laki-laki lumasi kateter sekitar 6 sampai 7 inci menggunakan
jelly 2.
Pada klien wanita lumasi kateter 1 samapi 2 inci menggunakan
jelly
9. Membersihkan meatus:
1. Pada klien laki-laki tangan nondominan
memegang penis ke arah atas dan 18
29 18
29 29
16 29
29 16
62.1 100
62.1 100
100 55.2
100 100
55.2 11
- 11
- -
13 -
- 13
37.9 -
37.9 -
- 44.8
- -
44.8
Universitas Sumatera Utara
mengambil pengelap dari pusat dan mengambil forceps di tangan dominan
dan mengelap dari pusat meatus dengan gerakan melingkar ke sekeliling glans
dengan
hati-hati dan
melakukan pembersihan ini hingga sampai tiga kali.
2. Pada klien wanita mulai dari salahsatu
sisi labia
mayora dangan
arah anteroposterior dan ulangi membersihkan
labia minora kemudia gunakan kapas terakhir untuk membersihkan secara
langsung ke atas meatus
10. Menganjurkan klien menarik napas dalam
dan masukkan kateter 2 sampai 3 inci ketika klien menghembuskan napas
11. Memasukkan kateter 2 inci labih jauh setelah
urine mulai mengalir ke kateter. 12.
Menggelembungkan balon retensi dengan
aquadest steril
sesuai ketentuan volume 13.
Menempatkan
urobag
di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
14. Membereskan alat dan bahan setelah
melakukan tindakan 16
29 29
29 29
55.4 100
100 100
100 13
- -
- -
44.8 -
- -
-
Pada tabel 5.3 didapatkan bahwa 100 perawat patuh pada tindakan pemasangan kateter urine yang meliputi memberikan privasi pada
klien,memberikan pencahayaan yang adekuat, mamakai sarung tangan yang steril, menyiapkan pelumas, melumasi kateter, mamasukkan kateter 2 inci
lebuh jauh setelah urine mulai mengalir ke kateter, menggelembungkan balon rentensi dengan aquadest steril, menempat urobag di tempat tidur pada
posisi yang lebih rendah dari kandung kemih dan membereskan alat serta bahan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane
Tabel 5.2.3 Distribusi frekuensi tingkat kepatuha perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin
Kutacane Variabel
Patuh Tidak patuh
f f
Pemasangan infus 24
82.8 5
17.2 Pada tabel 5.2.3 didapatkan bahwa mayoritas 82.8 perawat patuh pada
pelaksanaan pemasangan infus sedangkan perawat yang tidak patuh sebasar 17.2.
Tabel 5.2.4 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan pemasangan infus di rumah sakit umum daerah haji sahudin
Tindakan pemasangan infus Patuh
Tidak patuh f
f
1.
Mencuci tangan
2.
Menyiapkan set infus
3.
Menutup klem
4.
Membiarkan ujung
slang tertutup
dengan plastik sampai infus dipasang
5.
Melepaskan tutup pelindung dari lubang kantong atau botol cairan infus
6.
Masukkan penusuk ke lubang kantong atau botol cairan infus
7.
Menggantungkan botol cairan infus pada tiang infus dengan jarak 1 m di atas
kepala klien
8.
Mengisi sebagian bilik tetes dengan cairan infus
9.
Membuka tutup pelindung
10.
Melepaskan klem
11.
Biarkan cairan
mengalir sampai
belembung sikeluarkan
12.
Mengklem kembali slang
13.
Pasang kembali tutup slang
14.
Mencuci tangan kembali
15.
Memilih tempat punksi vena: vena yang 16
29 29
12 29
29 29
29 29
29 29
29 7
- 29
55.2 100
100 41.4
100 100
100 100
100 100
100 100
24.1 -
100 13
- -
17 -
- -
- -
- -
- 22
29 -
45.8 -
- 58.6
- -
- -
- -
- -
75.9 100
-
Universitas Sumatera Utara
tampak lurus tidak berkelok-kelok dan tidak pada persendian
16.
Memasang
tourniquet
15 samapai 20 cm di atas tempat punksi
17.
Memakai sarung tangan bersih
18.
Membersihkan area punksi dengan kapas alcohol dengan gerakan melingkar
dari tengah ke luar
19.
Memasukkan kateter dengan tangan nondominan meregangkan kulit di area
penusukan jarum
20.
Memasukkan kateter jarum dengan kemiringan pada sudut 15 sampai 30
derajat
21.
Melepaskan tourniquet
22.
Melepaskan tutup pelindung ujung distal slang
23.
Hubungkan selang infus ke kateter
24.
Menfiksasi kateter dengan metode U
25.
Memastikan ketepatan aliran infus sesuai dengan dosis yang di berikan
26.
Berikan label pada slang meliputi tanggal
27.
Menuliskan waktu pemasangan infus
28.
Menuliskan inisial
perawat yang
memasang infus 29
12 26
29 29
29 8
29 29
29 14
14 12
100 41.4
89.7 100
100 100
27.6 100
100 100
48.3 48.3
41.4 -
17 3
- -
- 21
- -
- 15
15 17
- 58.6
10.3 -
- -
72.4 -
- -
51.7 51.7
58.6
Pada tabel 5.3 didapatkan bahwa 100 perawat patuh pada tindakan pemasangan infus yang meliputi menyiapkan set infus, menutup
klem, melepaskan tutup pelindung dari botol cairan infus, memasukkan penusuk ke botol cairan infus, menggantungkan botol cairan infus dengan
jarak 1 meter diatas kepala klien, mengisi bilik tetes dengan cairan infus, membuka tutup pelindung, melepaskan klem, membiarkan cairan mengalir
sampai gelembung dikeluarkan, mengklem selang, memlih tempat punksi vena, memasang tourniquet 15 sampai 20 cm di atas tempat
punksi,memasukkan kateter dengan tangan nondominan meregangkan kulit di area penusukan jarum, memasukkan kateter jarum dengan kemiringan pada
Universitas Sumatera Utara
sudut 15 sampai 30 derajat, menghubungkan selang infuse ke kateter, menfiksasi dengan metode U dan memastikan ketepatan aliran infus sesuai
dengan dosis yang diberikan. 5.3 Pembahasan
Penelitian ini merupakan deskriptif observasional yang bertujuan untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan
kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.
5.3.1 Karakteristik Demografi Perawat Hasil penelitian mengenai Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan
pemasangan kateter urine dan pemasangan infus yaitu sebanyak 58 kali tindakan.Berdasarkan data yang didapatkan bahwa sebagian besar yaitu 21
kali tindakan pemasangan kateter urine dilakukan oleh perawat dengan patuh72.4, dan 24 kali tindakan pemasangan infus dilakukan perawat
dengan kategori patuh pada Standar Prosedur Operasional Pemasangan infus 82,8. Karakteristik perawat yang patuh adalah lebih dari 50
berusia 25 –34 tahun yaitu 45 kali 73.9, sebagian besar pendidikan
diploma III keperawatan yaitu 35 kali 68.1, paling banyak memiliki masa kerja 5 tahun yaitu 29 kali 62.3.
Perawat yang tidak patuh pada Standar Prosedur Operasional pelaksanaan pemasangan kateter urine yaitu 8 kali tindakan pemasangan
kateter27.6 dan 5 kali tindakan pemasangan infus 17.2. Ketidakpatuhan ini dilakukan oleh sebagian besar perawat yang berusia
Universitas Sumatera Utara
sebagian besar 20 –30 tahun yaitu sebanyak 13 kali 26.1, dengan masa
kerja selama 0 –5 tahun, lebih dari 50 pendidikan diploma III keperawatan.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar tindakan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus dilakukan dengan patuh
pada Standar Operasional Proseduryang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane .
5.3.2Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Pemasangan Kateter Urine Berdasarkan hasil observasi kepatuhan perawat dalam pemasangan
kateter urine di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane didapatkan hasil mayoritas perawat patuh 72.4.Perawat pelaksana dalam
Pelaksanaan pemasangan kateter urine telah mematuhi Standar Operasional Prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin
Kutacane.Perawat bertindak sesuai dengan langkah-langkah atau standar prosedur operasional pemasangan kateter urine yang berlaku di Rumah Sakit
Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane dalam melaksanakan pemasangan kateter urine seperti memakai handscone steril, memberikan pencahayaan
yang adekuat, menjaga privasi klien dan melakukan pemasangan kateter urine sesuai teknik
.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nopia, Mahyudin, dan Yasir dengan judul faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat
dalam menjalankan Standar Operasional Prosedur pemasangan kateter uretra di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar menyatakan tidak
Universitas Sumatera Utara
patuh sebanyak 29 responden 67,4 dan perawat melakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur sebanyak 14 responden 32,6.
Hasil observasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine ada yang tidak patuh yaitu mencuci tangan, menempatkan
posisi klien wanita dengan lutut ditekukan dan rotasi eksternal, merendam kapas sublimat dengan larutan antiseptik, membersihkan meatus, serta
menganjurkan klien tarik nafas dalam dan memasukkan kateter ketika klien menghembuskan napas.
Berdasarkan obserasi yang didapat tidak sejalan dengan penelitian Ratih, Elsye dan Maria 2014 Pengaruh Kepatuhan Perawat Terhadap
Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Kateter Di RS PKU
Muhammadiyah Gombong, berdasarkan hasil observasi pemasangan kateter,
diperoleh bahwa sebesar 100 perawat tidak melaksanakan pemasangan kateter dengan baik, hal tersebut dikarenakan perawat tidak melakukan
beberapa fase perisap alat dan fase kerja diantaranya tidak meletakkan underpad, tidak melakukan desinfektan serta meletakkan duk steril.
Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi sesuatu.Kepatuhan adalah sifat
patuh, suka menurut, taat pada perintah, aturan, berdisiplin Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat perilaku kepatuhan diantaranya yakni pemahaman tentang instruksi, tingkat pendidikan,
keyakinan, sikap dan kepribadian, serta dukungan sosial. Dalam hal
Universitas Sumatera Utara
pemahaman tentang instruksi, tentunya tidak seorang pun mematuhi instruksi jika ia salah paham tentang instruksi yang diberikan padanya. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi tentang instruksi tersebut, penggunaan istilah-istilah yang tidak umum dalam instruksi dan
memberikan banyak instruksi yang harus di ingat oleh penerima instruksi Carpenito, L.J. 2000.
Standar Operasional Prosedur pemasangan kateter urine di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane sudah cukup baik, tetapi ada
beberapa point yang berbeda dengan prosedur menurut Kozier, et al 2010 seperti: persiapan alat perlak, tempat specimen urin, memasang duk di
bawah bokong klien, meletakkan wadah specimen dekan klien dan menfiksasi slang kateter. Standar Operasional Prosedur yang kurang
memperbaharui pengatahuan dapat menyebabkan mutu pelayanan kurang maksimal khususnya dalam pasien safety yang juga dapat berdampak pada
insidensi ISK pada klien. Penelitian ini menunjukkan perawat patuh dalam pelaksanaan
pemasangan kateter urine dan sesuai dengan langkah prosedur yang telah ditetapkan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.Hal ini
harus dipertahankan upaya dalam pencegahan terjadinya infeksi saluran kemih pada klien.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Kepatuhan Perawat dalam Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Sahudin Kutacane Berdasarkan hasil observasi kepatuhan perawat dalam pemasangan
infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane yaitu sebesar 82.8 tindakan pemasangan infus dilakukan oleh perawat dengan patuh
pada Standar Operasional Prosedur yang berlaku di rumah sakit tersebut. Perawat yang tidak patuh pada Standar Operasional Prosedur pemasangan
infus yaitu sebesar 17.2. Pelayanan keperawatan dalam hal ini yaitu pemasangan infus yang merupakan tindakan yang paling sering dilakukan di
Rrumah Sakit, tindakan pemasangan infus akan berkualitas dalam pelaksanaanya apabila adanya kepatuhan perawat dan mengacu pada
prosedur tetap pemasangan infus Cantika, Setyoadi, dkk, 2010. Hasil penelitian didapatkan perawat patuh dalam prosedur
pemasangan infus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane meliputi perawat melakukan
menyiapkan set infus dengan baik, mengatur tetesan infus dengan benar sesuai kebutuhan pasien, memasang
tourniquet
dengan baik serta melakukan pemasangan dengan teknik pemasangan infus yang baik.
Hasil observasi tindakan pemasangan infus yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane ada yang tidak patuh
dalam melaksanakan
Standar Operasional
Prosedur pemasangan
infus.Ketidakpatuhan pemasangan infus pada bagian mencuci tangan, membiarkan ujung selang tertutup dengan plastik sampai infus dipasang,
Universitas Sumatera Utara
memasang kembali tutup selang, mencuci tangan kembali, memakai sarung tangan steril, melepaskan tutup pelindung ujung distal tidak dilakukan
karena pada menutup kembali selang tidak dilakukan, memberikan label pada selang yaitu tanggal, menuliskan waktu pemasangan infus dan
menuliskan inisial perawat yang memsang infus. Berdasarkan hasil penelitian perawat yang tidak patuh dalam melaksanakan Standar
Operasional Prosedur pemasangan infus dikarenakan perawat beranggapan jika sesuai Standar Operasional Prosedur membutuhkan waktu yang lama,
perawat tergesa-gesa saat pemasangan infus serta banyaknya pasien yang membuat perawat tidak patuh.
Hasil observasi dari pemasangan infus yang didapatkan peneliti tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andares 2009,
menunjukkan bahwa perawat kurang memperhatikan kesterilan luka pada pemasangan infus.Perawat biasanya langsung memasang infus tanpa
memperhatikan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan dalam prosedur tindakan tersebut, tidak tersedia
handscone
, kain kasa steril, alkohol, pemakaian berulang pada selang infus yang tidak steril.
Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi sesuatu.Kepatuhan adalah sifat
patuh, suka menurut, taat pada perintah, aturan, dan berdisiplin Departemen Pendidikan Nasional, 2003.Kepatuhan perawat dapat dipengaruhi oleh
faktor internal meliputi kemampuan, keterampilan, lama kerja, umur, jenis
Universitas Sumatera Utara
kelamin, sikap dan motivasi serta faktor eksternal yang meliputi sarana dan prasarana, kepemimpinan dan imbalan Yohana, 2012.
Berdasarkan observasi kepatuahn perawat dalam pelaksanaan pemasangan infus sejalan dengan penelitian Maria dan Erlin 2012
Penyebab kepatuhan yang lain dapat menjelaskan mengapa sebagian besar tindakan dilakukan perawat dengan patuh dalam melaksanakan Standar
Prosedur Operasional pemasangan infus adalah usia, pendidikan dan masa kerja mereka, dari segi usia mereka sudah mempunyai tingkat kemampuan,
kematangan dan kekuatan sehingga perawat akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi pendidikan sebagian besar perawat yang
patuh terhadap Standar Operasional Prosedur pemasangan infus memiliki pendidikan Diploma III Keperawatan dan Sarjana Keperawatan sehingga
kemungkinan makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah baginya untuk menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan
yang dimiliki. Masa kerja bahwa makin lama masa kerja perawat makin terampil dan makin berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sehingga
hasil kinerja yang dilakukan lebih positif dan produktif. Berdasarkan data didapatkan bahwa sebagian besar perawat patuh
dalam melaksanakan pemasangan infus. Hal ini karena perawat melakukan tindakan sesuai dengan langkah-langkah atau standar prosedur operasional
pemasangan infus yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudi Kutacane dalam pelaksanaan pemasangan infus pada pasien dengan benar
seperti membersihkan area punksi dengan kapas alkohol dengan gerakan
Universitas Sumatera Utara
melingkar dari tengah ke luar 100 tindakan dilakukan perawat seauai Standar Operasional Prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah
Haji Sahudin Kutacane. Hasil observasi pelaksanaan pemasangan infusyang didapat tidak
sejalan dengan penelitian mulyani 2011, yang melakukan penelitian Di Instalasi Gawat Darurat IGD RS PKU Muhammadiyah Gombong
menunjukan perawat cenderung tidak patuh pada persiapan alat dan prosedur pemasangan infus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur,
berdasarkan pengamatan terhadap 12 perawat di ruangan, didapatkan 12 orang perawat 100 yang tidak melakukan Standar Operasional Prosedur
dalam pemasangan infus. Hal ini ditunjukkan dengan perawat yang tidak mencuci tangan dahulu, tidak menggunakan bengkok dan kapas alkohol
serta jarum infus yang sudah dipakai diletakkan di tempat yang sama dengan alat-alat yang masih bersih. Pasaribu 2008 melakukan analisa pelaksanaan
pemasangan infus di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan menunjukan bahwa pelaksanaan pemasangan infus yang sesuai Standar Operasional
Prosedur katagori baik 27 , sedang 40 dan buruk 33 . Kepatuhan
dalam pelaksanaan
pemasangan infus
harus dipertahankan sesuai Standar Operasional Prosedur yang berlaku di Rumah
Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.Arikunto 2006Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan prosedur tetap pemasangan infus diartikan
sebagai ketaatan untuk melaksanakan pemasangan infus sesuai prosedur tetap yang telah ditetapkan sehingga berkurangnya insiden atau infeksi
Universitas Sumatera Utara
akibat pemasangan infus. Pemasangan infus akan berdampak apabila dalam pelaksanaannya tidak sesuia dengan Standar Operasional Prosedur.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN