pemeriksaan yang terakhir untuk masing-masing jenis pajak yang terutang paling banyak 5.
5. Wajib pajak yang laporan keuangannya untuk dua tahun terakhir diaudit oleh akuntan publik dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, atau
pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi laba rugi fiskal.
2. Sikap Wajib Pajak
Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak tentang objek, orang atau peristiwa Robbinson, 2001:11. Perspektif individu
sikap dapat menjadi dasar bagi interaksi seseorang dengan orang lain dan dengan dunia di sekelilingnya Nimran, 1999:11. Berdasarkan dari pengertian
sikap tersebut Sikap Wajib Pajak dapat diartikan sebagai pernyataan atau pertimbangan evaluatif dari wajib pajak, baik yang menguntungkan atau tak
menguntungkan mengenai objek, orang atau peristiwa Hardika, 2006:77. Apabila wajib pajak merasa bahwa keadilan pajak telah diterapkan
kepada semua wajib pajak dengan tidak membedakan perlakuan antara wajib pajak badan dengan perorangan, wajib pajak besar dengan wajib pajak kecil
dalam artian bahwa semua wajib pajak diperlakukan secara adil maka setiap wajib pajak cenderung untuk menjalankan kewajiban pajaknya dengan baik atau
dengan kata lain menimbulkan kepatuhan dalam diri wajib pajak. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sikap wajib pajak adalah pernyataan,
pertimbangan atau perspektif individu dari wajib pajak yang menjadi dasar
interaksi dengan orang lain atau peristiwa, baik itu menguntungkan atau tidak menguntungkan mengenai suatu objek.
3. Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan perpajakan adalah perihal pajak. Sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan
mengetahui atau mengerti perihal pajak. Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhhi kewajibannya, termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk
pelaksanaan fungsi pemerintah dengan cara membayar kewajiban pajaknya. Kesadaran perpajakan adalah suatu sikap sadar terhadap fungsi pajak,
berupa konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif, yang berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap makna dan fungsi pajak.
Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan,
dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah Tarjo dan Sawarjuwono, 2005:126.
4. Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang dapat berwujud
barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan
masalah kejiwaan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal
yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum Mardiasmo, 2009:1. Jadi kesimpulannya pengetahuan
perpajakan adalah kemampuan atau seorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak berdasarkan undang – undang
yang akan mereka bayar maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka.
Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan
akan meningkat. Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan, akan sadar dan patuh terhadap hak dan kewajibannya, tanpa harus dipaksakan dan
diancam oleh beberapa sanksi dan hukuman. Wajib pajak yang berpengetahuan tentang pajak, secara sadar diri akan patuh membayar pajak. Mereka telah
mengetahui bagaimana alur penerimaan pajak tersebut akan berjalan, hingga akhirnya manfaat membayar pajak tersebut dapat dirasakannya.
E. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Indrawijaya mendefinisikan sikap attitude dapat didefinisikan sebagai suatu cara bereaksi terhadap suatu ransangan yang tinggi dari seseorang atau
dari suatu situasi Indrawijaya 2000:40. Sikap wajib pajak merupakan pernyataan atau pertimbangan evaluatif dari wajib pajak, baik yang
menguntungkan atau tak menguntungkan mengenai obyek, orang atau peristiwa Hardika, 2006:77.
Selanjutnya Allport menjelaskan pengertian sikap adalah “sebagai semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara
tertentu. Agaknya tidak begitu bisa menafsirkan kesiapan dalam defnisi ini sebagai suatu kecenderungan potensi untuk bereaksi apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon” Azwar, 1998:3. Apabila wajib pajak merasa bahwa keadilan pajak telah diterapkan
kepada semua wajib pajak dengan tidak membedakan perlakuan antara wajib pajak badan dengan perorangan, wajib pajak besar dengan wajib pajak kecil
dalam artian bahwa semua wajib pajak diperlakukan secara adil maka setiap wajib pajak cenderung untuk menjalankan kewajiban pajaknya dengan baik atau
dengan kata lain menimbulkan kepatuhan dalam diri wajib pajak. Adanya pengaruh yang signifikan dari sikap wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak. Sikap wajib pajak terhadap peraturan pajak, kebijakan pajak, dan administrasi pajak dapat mempengaruhi bagaimana kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Mengacu kepada pengertian yang dijlaskan menurut Robbin, sikap
adalah “Pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak mengenai objek, orang atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang
merasakan mengenai sesuatu” Robbins 1999:169, penelitian Frengki C H Siahaan menyatakan bahwa sikap wajib pajak kurang mendukung untuk
membayar pajak bumi dan bangunan secara disiplin dikarenakan kebanyakan wajib pajak masih belum mengetahui dan memahami informasi tentang
prosedur PBB dan proses perhitungan PBB.
Berdasarkan penelitian Kautzar Riza Salman dan Mochammad Farid sikap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak. Hanya indikator sikap wajib pajak terhadap kebijakan pajak yang tidak mampu membentuk konstruk dengan baik, sedangkan ketiga indikator lainnya
yaitu sikap wajib pajak terhadap peraturan pajak, sikap wajib pajak terhadap administrasi pajak, dan sikap wajib pajak terhadap pelayanan pajak mampu
membentuk konstruk sikap wajib pajak dengan baik Ha
1
: Sikap wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.
2. Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhhi kewajibannya, termasuk rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi pemerintah
dengan cara membayar kewajiban pajaknya. Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan wajib pajak memberikan
kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah Tarjo dan
Sawarjuwono, 2005:126. Berdasarkan penelitian Arief Rachman dkk., kesadaran wajib pajak
merupakan konstelasi komponen kognitif, affektif, konatif, yang berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap makna dan fungsi
pajak. Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan,
dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan tepat jumlah. Kesadaran perpajakan wajib pajak berpengaruh terhadap keberhasilan
penerimaan PBB. Ha
2
: Kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.
3. Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak yang akan mereka
bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. Semua wajib pajak tanpa tergantung dengan latar belakang pendidikan,
mereka setuju bahwa pendidikan pajak membantu meningkatkan kepatuhan pajak Noormala, 2008:6. Seseorang yang berpendidikan pajak akan
mempunyai pengetahuan tentang perpajakan, baik itu soal tarif pajak yang akan mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan
mereka. Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan akan
meningkat. Berdasarkan penelitian Nur Imaniyah dan Bestari Dwi Handayani
pengetahuan perpajakan wajib pajak dapat diukur dengan pendidikan terakhir wajib pajak, pendidikan pajak formal, pengetahuan tentang PBB, pengetahuan
tentang aturan PBB, pengetahuan tentang manfaat pajak, pengetahuan tentang dan sanksi perpajakan.
Ha
3
: Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.
4. Sikap, Kesadaran Wajib Pajak, dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Apabila wajib pajak merasa bahwa keadilan pajak telah diterapkan kepada semua wajib pajak dengan tidak membedakan perlakuan antara wajib
pajak badan dengan perorangan, wajib pajak besar dengan wajib pajak kecil dalam artian bahwa semua wajib pajak diperlakukan secara adil maka setiap
wajib pajak cenderung untuk menjalankan kewajiban pajaknya dengan baik atau dengan kata lain menimbulkan kepatuhan dalam diri wajib pajak. Wajib pajak
yang mempunyai kesadaran moral yang baik sebagai warga negara dalam melaksanakan kewajiban pajaknya berbeda dengan warga negara yang tidak
mempunyai kesadaran moral. Seseorang yang berpendidikan pajak akan mempunyai pengetahuan tentang perpajakan, baik itu soal tarif pajak yang akan
mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan akan meningkat.
Ha
4
: Sikap, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi
dan bangunan.
F. Penelitian Terdahulu
Sebagai tolak ukur dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian
terdahulu mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan perpajakannya.
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel yang
diteliti Alat
analisis Hasil Penelitian
Kesimpulan
1 Nur
Imaniyah dan Bestari
Dwi handayani
2008 Pengaruh
Penghasilan dan
Pengetahuan Perpajakan
Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam
Membayar PBB di
Kelurahan Tegalrejo
Kota Pekalongan
1. Penghasilan Wajib Pajak
2. Pengetahuan Perpajakan
3. Kepatuhan Membayar
PBB
Regresi Berganda
1. Penghasilan Wajib Pajak
berpengaruh terhadap
kepatuhan membayar
PBB
2. Pengetahuan perpajakan
berpengaruh terhadap
kepatuhan membayar
PBB
2 Arief
Rachman, Rindah
Febriana Suryawati,
dan Gita Arasy
Harwida 2008
Pengaruh Pemahaman,
Kesadaran, Serta
Kepatuhan Wajib Pajak
PBB Terhadap
Keberhasilan Penerimaan
PBB di Kecamatan
Kota Sumenep
Kabupaten Sumenep
1. Pemahaman Wajib Pajak
2. Kesadaran Wajib Pajak
3. Kepatuhan Wajib Pajak
4.Keberhasilan Penerimaan
PBB
Regresi Berganda
1. Pemahaman Wajib Pajak
tidak berpengaruh
terhadap keberhasilan
penerimaan PBB
2. Kesadaran Perpajakan
berpengaruh terhadap
keberhasilan penerimaan
PBB
3. Kepatuhan Wajib Pajak
tidak berpengaruh
terhadap keberhasilan
penerimaan PBB
3 Kautsar Riza
Salman dan Mochammad
Farid 2007 Pengaruh
Sikap dan Moral Wajib
Pajak Terhadap
Kepatuhan 1. Sikap Wajib
Pajak 2. Moral Wajib
Pajak 3. Kepatuhan
pada Analisis
Faktor 1. Sikap Wajib
Pajak berpengaruh
terhadap kepatuhan
WP pada
Wajib Pajak Pada
Industri Perbankan di
Surabaya Industri
Perbankan Industri
Perbankan
2. Moral Wajib Pajak tidak
berpengaruh terhadap
kepatuhan WP pada
Industri Perbankan
4 Dhani
Kurniawan 2006
Pengaruh sosialisasi
Pajak Bumi dan
Bangunan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
di Kabupaten
Kudus 1. Sosialisasi
Pajak Bumi dan
Bangunan
2. Kepatuhan Wajib Pajak
Analisis Deskriptif
Prosentase dan
Analisis Regresi
1. Sosialisasi pajak bumi
dan bangunan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepatuhan
wajib pajak
5 Frengki C H
Siahaan 2008
Pengaruh Sikap dan
Motivasi Masyarakat
Terhadap Partisipasi
Pembayaran Pajak Bumi
dan Bangunan
PBB di Kecamatan
Candisari Kora
Semarang 1. Sikap
Masyarakat 2. Motivasi
Masyarakat 3. Partisipasi
Masyarakat Analisis
Kuantitatif dan
Analisis Tabel
Epsilon 1. Variabel sikap
dan variabel motivasi
dengan partisipasi ada
korelasi positif dan sangat
signifikan
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh sikap, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan yang merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel Independen Variabel Dependen
Sikap Wajib Pajak X
1
Kesadaran Wajib Pajak X
2
Pengetahuan Perpajakan X
3
Keterangan :
Parsial
Simultan Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Y