Karakteristik Penelitian Penyebaran Skor Kuesioner

Tabel 4.3.2 Score Cronbach’s Alpha Nomor Pertanyaan Cronbach’s Alpha Pertanyaan 15 0.691 Pertanyaan 18 0.632 Pertanyaan 13 0.632 Pertanyaan 21 0.588 Pertanyaan 20 0.571 Pertanyaan 4 0.526 Pertanyaan 16 0.513 Pertanyaan 17 0.462 Pertanyaan 12 0.462 Pertanyaan 10 0.441 Pertanyaan 19 0.395 Pertanyaan 7 0.384 Uji validitas dilakukan untuk mengukur ketelitian fungsi ukur yang didapat dengan menggunakan dua metode antara lain korelasi Pearson atau melihat nilai Corrected Item Total Correlation pada pengujian reliabilitas. Nilai validasi tiap pertanyaan bila r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0.3610 maka pertanyaan tersebut dianggap valid, antara lain pertanyaan nomor 4,7, 10, 12, 13,15,16, 17, 18, 19, 20,21.

4.4 Uji Korelasi dan Regresi

4.4.1 Anova Berdasarkan tabel Anova, nilai Significancy test homogenity of variences sebesar 0.000 p0.05, dapat ditarik kesimpulan terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang dinilai. Tabel 4.4 Anova Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 310.321 1 310.321 16.549 .000 a Residual 525.046 28 18.752 Total 835.367 29 4.4.2 Korelasi Hasil perhitungan korelasi didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.763 yang berarti korelasi bersifat linier. Oleh karena korelasi bersifat linier maka dapat dilanjutkan dengan uji regresi. Tabel 4.5 Model Summary Model R R Square Adjusted R square Std. Error of the estimate 1. 0.763 0.582 0.567 2.43048 Berarti terdapat korelasi positif antara usia dengan total skor. Nilai R square sebesar 0.582 untuk mengukur kontribusi variable independent usia pada variable dependent total skor. Jadi sebesar 58 kontribusi usia dalam menjelaskan total skor. 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 7 Total Skor Usia Grafik Regresi Linear Pada uji regresi karena terdapat dua variabel yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain maka dapat dinyatakan sebagai sebuat fungsi Y=fx dan didapatkan persamaan regresi sebagai berikut dengan y sebagai total skor dan x sebagai usia : Y = 7.342 + 1.914x Grafik 4.4 Kurva Regresi Linear Berdasarkan grafik regresi linier didapatkan kekuatan nilai r moderate 30

BAB V DISKUSI

5.1 Karakteristik Penelitian

Kuesioner Littlears menilai pertumbuhan dan perkembangan pendengaran dari bayi umur 0-6 bulan yang merupakan salah satu dari aspek yang berperan besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan pendengaran bayi dapat dipengaruhi beberapa hal antara lain peran orangtuapengasuh yang mengurus anak sehari hari, lama interaksi orangtua atau pengasuh, tingkat pendidikan orangtua atau pengasuh, dan jenis kelamin anak. 19 Lama orangtua dan pengasuh berinteraksi dengan anak sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran pada anak, selain itu interaksi yang positif yang dibentuk orangtua dengan anak akan mencapai perkembangan yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian responden paling banyak berinteraksi dengan anak selama 24 jam, dengan rentang mulai dari 2 jam sampai dengan 24 jam sehari tabel 4.1 karakteristik responden. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu merupakan ibu rumah tangga yang kesehariannya menemani anak di rumah. Pola interaksi ini membentuk hubungan yang positif antara orangtua dan anak. Perhatian dan kasih sayang yang diberikan orangtua merupakan stimulasi yang sangat bagus untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir, dan interaksi yang dilakukan orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembanga pendengaran anak yang secara langsung mempengaruh emosi anak dan tingkat kapasitas anak dalam mengerti bahasa. 19 Interaksi orangtuapengasuh sangat berpengaruh pada anak dengan variasi suara tinggi rendahnya nada digunakan saat orangtuapengasuh berinteraksi untuk menarik perhatian anak dan mempengaruhi informasi bahasa dan emosi. Sejak masih bayi, anak sudah memiliki kemampuan mengerti ekspresi muka dan intonasi suara walaupun anak belum mengerti bahasa apapun. Terbukti pada saat umur 2 bulan anak mulai sensitif dengan intonasi suara yang dibentuk di sekitarnya dan saat anak beranjak 6 bulan mulai berceloteh dengan keberagaman nada untuk menguraikanya menjadi sebuah klausa. Jadi saat mengajarkan anak berinteraksi pertajam mimik muka dan intonasi suara sehingga anak lebih mudah untuk mengerti. 20 Tingkat pendidikan orangtua dan pengasuh tersebut terdapat responden 47 lulusan SMA dan 33 lulusan S1. Kuesioner LittlEars dapat diterima dan dimengerti di kalangan pendidikan SMA sampai dengan S1. Responden lebih banyak orangtua yang berpendidikan tinggi dibandingkan dengan pendidikan rendah. Berdasarkan data tersebut terlihat orangtua sadar dan peka dalam mengawasi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak, sehingga orangtua bisa dengan segera melakukan skrining apabila terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Jumlah orangtua dan skor dalam kuesioner sampai dengan kriteria yang diharapkan, berarti kesadaran orangtua terhadap deteksi dini pada bayi berhasil dalam program skrining pendengaran. 20 Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan berhubungan perkembangan sistim saraf pusat, kadar testosteron yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya lateralisasi cerebral, dan mengecilnya corpus callosum serta menurunkan hubungan interhemispheric. Kehilangan hormon androgen saat critical period dari perkembangan sistem saraf pusat membuat pembentukan dari sirkuit saraf yang berbeda pada otak perempuan, sehingga pada laki laki kemampuan visuospatial lebih baik daripada perempuan tetapi pada perempuan kemampuan verbal dan lingustik lebih baik. 21,22 Skrining pendengaran menjadi isu yang berkembang secara perlahan di dunia, dengan fakta yang terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia menjadi salah satu penelitian bahwa 2-4 dari 1000 28.000 bayi di negara berkembang kehilangan pendengaran permanen dibandingkan dengan negara maju 6 dari 1000 737.000 kelahiran bayi kehilangan pendengaran permanen, keterlambatan pendengaran dan gangguan pada sensorik sejak dini memerlukan perhatian lebih . 16 Tetapi hampir seluruh negara berkembang pemeriksaan skrining tidak terlaksana secara universal sehingga banyak ditemukan gangguan keterlambatan pendengaran pada anak- anak. 14 Keterlambatan dalam skrining pendengaran pada tahun pertama dapat meningkatkan risiko gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan pendengaran sehingga tidak dapat berkembang optimal. Bayi dapat mengalami keterlambatan bicara, tidak dapat mengusai bahasa yang lebih kompleks dengan baik, dan perkembangan motorik dan kognitif juga dapat terganggu sehingga ketika sudah menjejaki umur anak-anak tidak dapat bergaul dengan baik di lingkungan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang sosial dan mental anak. 21-23