FAKTOR – FAKTORYANG MEMPENGARUHI BULLYING

c Orang tua mengalami masalah psikologis. Jika orang tua mengalami masalah psikologis yang berlarut – larut bisa mempengaruhi pola hunbungan dengan baik. Lama – kelamaan kondisi ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi anak. Anak bisa kehilangan semangat, daya konsentrasi, sensitif, reaktif, cepat marah dan sebagainya. 2 Keluarga disfungsional Keluarga yang mengalami disfungsi punya dampak signifikan terhadap anak. Keluarga yang salah satu anggotanya sering memukul atau menyiksa fisik atau emosi, mengintimidasi anggota keluarga lain atau keluarga yang sering memiliki konflik terbuka tanpa ada resolusi, atau masalah yang berkepanjangan yang dialami oleh keluarga dapat mempengaruhi kondisi emosi anak dan lebih jauh mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

d. Faktor lingkungan

Bullying dapat terjadi karena adanya faktor lingkungan, yaitu: 1. Adanya budaya kekerasan, seseorang melakukan bullying karena dirinya berada dalam suatu kelompok yang sangat toleran terhadap tindakan bullying. Anak yang tumbuh dalam lingkungan tersebut memandang bullying hal yang biasawajar. 2. Mengalami sindrom Stockholm. Sindrom Stockholm merupakan suatu kondisi psikologis dimana antara pihak korban dengan pihak aggressor terbangun hubungan yang positif. Seperti budaya dalam orientasi siswa baru, karena meniru prilaku seniornya.

e. Faktor Teman

Pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar rumah. Pada masanya remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh karena itu salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan. Pencarian identitas diri remaja dapat melalui penggabungan diri dalam kelompok teman sebaya atau kelompok yang diidolakannya. Bagi remaja, penerimaan kelompok penting karena mereka bisa berbagi rasa dan pengalaman dengan teman sebaya dan kelompoknya. Untuk dapat diterima dan merasa aman sepanjang saat-saat menjelang remaja dan sepanjang masa remaja mereka, anak- anak tidak hanya bergabung dengan kelompok-kelompok, mereka juga membentuk kelompok yang disebut klik. Klik memiliki kesamaan minat, nilai, kecakapan, dan selera. Hal ini memang baik namun ada pengecualian budaya sekolah yang menyuburkan dan menaikan sejumlah kelompok diatas kelompok lainnya, hal itu menyuburkan diskriminasi dan penindasan atau perilaku bullying Coloroso, 2007: 65. Prilaku bullying bisa juga terjadi karena tak berdaya dipaksa teman-teman, akhirnya terbiasa melakukan tindakan kekerasan kepada siapa saja Sugijokanto, 2014: 38

f. Faktor Media

Program televisi yang tidak mendidik akan meninggalkan jejak pada benak pemirsanya. Akan lebih berbahaya lagi jika tayangan yang mengandung unsur kekerasan ditonton anak-anak pra sekolah perilaku agresi yang dilakukan anak usia remaja sangat berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan di televisi Khairunnisa, 2008. Hasil penelitian Saripah, 2008 mengatakan bahwa pengaru media dalam perilaku bullying sangat menentukan, survey yang dilakukan kompas memperlihatkan bahwa 56, 9 anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya mereka meniru gerakan 64 dan kata-kata sebanyak43. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa televisi memiliki peranan penting dalam pembentukan cara berfikir dan berperilaku. Hal ini tidak hanya terbatas pada media televisi saja, namun juga dalam semua bentuk media yang lain. Remaja yang terbiasa menonton kekerasan di media cenderung akan berperilaku agresif dan menggunakan agresi untuk menyelesaikan masalah.

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan kuatterhadap topic yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya. Kerangka konsep harus didukung landasan teori yang kuat serta ditunjukkan oleh informasi yang bersumber pada berbagai laporan ilmiah, hasil penelitian, jurnal penelitian, dan lain-lain Hidayat, 2007 Menurut Astuti 2008, faktor yang memperngaruhi bullying adalah faktor keluarga,faktor teman dan faktor media. Berdasarkan teori tersebut maka secara skematis kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada bagian dibawah ini: Gambar3.1Kerangka konseptual Faktor- faktor yang mempengaruhi prilaku Bullying

a. Keluarga

b. Teman

c. Media

Prilaku Bullying

B. Definisi Operasional

Tabel. 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Alternatif jawaban Hasil ukur Skala ukur 1 Prilaku bullying Prilaku bullying adalah tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 2 Blangpidie terhadap orang atau teman sekolahnya seperti memukul, mengejek, memalak, menampar, menendang. Dengan menyebarkan kuesioner Kuesioner dengan 10 pernyataan -Selalu =4 -Sering =3 -Jarang Sekali =2 -Tidak Pernah =1 Baik 26-40 Kurang 10-25 Ordinal 2 Keluarga Keluarga adalahsekelompok orang atau individu yang paling dekat dengan siswa SMP Negeri 2 Blangpidie yang tinggal dalam satu rumah yaitu ayah, ibu, anak. Dengan menyebarkan kuesioner Kuesioner dengan 5 pertanyaan -Selalu =4 -Sering =3 -Jarang Sekali =2 -Tidak Pernah =1 Baik 13-20 Kurang 5-12 Ordinal 3 Teman Teman adalah sekelompok anak- anak yang memiliki tingkat usia dan ciri-ciri yang sama dan memiliki kesenangan dengan siswa SMP Negeri 2 Blangpidie. Dengan menyebarkan kuesioner Kuesioner dengan 5 pertanyaan -Selalu =4 -Sering =3 -Jarang Sekali =2 -Tidak Pernah =1 Baik 13-20 Kurang 5-12 Ordinal

4 Media

Media adalah Dengan Kuesioner -Selalu Baik Ordinal suatu fasilitas yang dimiliki oleh siswa SMP Negeri 2 Blangpidie seperti, TV, radio, Komputer, Handphone. menyebarkan kuesioner dengan 5 pernyataan -Sering -Jarang Sekali -Tidak Pernah 13-20 Kurang 5-12

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat survei dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bullying dengan teman di SMP 2 Blangpidie Kab. Aceh Barat Daya. B. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 dan kelas 2 SMP Negeri 2 Blangpidie yang berjumlah 304 orang b. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 75 siswa kelas 1 SMP 2 Blangpidie. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan random sampling. Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane: � = � 1+ �� 2 Keterangan : N= Besar Populasi n= Besar Sampel d= Ketetapan yang diinginkan � = � 1 + �� 2 = 304 1 + 3040,1 2 = 3,04 = 75, 2 orang Jumlah sampel yang diperoleh dari 304 siswa adalah 75 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut.dilakukan dengan cara membuat undian pada kertas-kertas kecil, yang telah ditulis nama-nama remaja pada satu kertas undian. Kemudian kertas undian diambil secara acak sebanyak 75 buah.