PENDAHULUAN DASAR TEORI PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI. ANALISA KINERJA SISTEM HASIL SIMULASI KESIMPULAN SARAN DASAR TEORI

Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. 6. Menggunakan skema FDMATDMA pada DOCSIS 2.0. dengan single user. 7. Parameter penilaian adalah bit error rate BER terhadap SNR dan throuhput. 8. Kemungkinan menggunakan asumsi-asumsi yang diperlukan dalam analisis perhitungan dan simulasi.

I. 5. Metodologi Penelitian

Urutan langkah dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah: 1. Studi Literatur. Studi literatur ini menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan pokok pembahasan sebagai referensi baik dari buku-buku, internet dan dan Tugas Akhir Mahasiswa STTTelkom yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini. 2. Analisa dan Simulasi. Simulasi Jaringan HFC menggunakan Mathlab 6.5 dengan adanya thermal noise, ingress noise, impuls noise dan microreflections. Menguji dengan menganalisa perbandingan sebelum dan sesudah penambahan sistem OFDM dengan teori-teori yang sudah ada.

I. 6. Sistimatika Penulisan

Secara keseluruhan penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 Lima bab yang menguraikan permasalahan secara berurutan. Secara garis besar, penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.

BAB II : DASAR TEORI

Berisikan tentang penjelasan teori-teori secara singkat dan konsep dasar tentang teknik Orthogonal Frekuensi Division Multiplexing OFDM. Standar yang dipakai dalam jaringan HFC, yaitu standar DOCSIS 2.0 dan Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. konsep singkat tentang jaringan Hybrid Fiber Coax dan jenis-jenis noise yang mungkin timbul.

BAB III : PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI.

Dalam bab ini akan membahas tentang desain layer fisik transmisi upstream, serta perancangan simulasi jaringan HFC dengan stuktur-struktur penyusunnya yang meliputi transmitter dan receiver dari masing-masing blok. Perancangan model kanal yang dapat mempengaruhi data yang akan di terima pada Headend dengan mengacu pada spesifikasi DOCSIS 2.0 dan desain sistem OFDM dalam jaringan HFC.

BAB IV : ANALISA KINERJA SISTEM HASIL SIMULASI

Dalam bab ini akan membahas mengenai analisa terhadap data yang diperoleh dari hasil simulasi. Kinerja yang ditampilkan dapat dilihat dari parameter Bit Error Rate BER dan throuhput.

BAB V : KESIMPULAN SARAN

Dalam bab ini akan berisi kesimpulan dari Tugas Akhir secara keseluruhan dan saran untuk perbaikan dan pengembangan pada penelitian berikutnya. Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010.

BAB II DASAR TEORI

Fenomena ingress noise pada jaringan transportasi coaxial, baik yang timbul secara ketidak sengajaan atau sengaja merupakan salah satu masalah besar yang harus diperhatikan pada sistem layanan Hybrid fiber Coax HFC. Titik paling rentan terhadap masalah tersebut terlatak dari arah customers ke headers, atau disebut arah upstream. Meskipun telah ada pemeliharaan jaringan coaxial yang dilakukan secara rutin dan terus menerus dengan menggunakan FCC standar yang tercantum dalam sistem DOCSIS, fenomena tersebut masih juga sering terjadi dan sangat mengganggu. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan adanya penambahan sistem OFDM yang diharapkan mampu meningkatan performasi dan proteksi jaringan terhadap ingress noise.

2.1. Orthogonal Frekuensi Division Multiplexing OFDM.

Prinsip dari OFDM adalah membagi bandwidth yang tersedia menjadi beberapa sub-band yang sempit dan saling orthogonal saling tegak lurus, dimana kanal fading dapat dianggap non-dispersive tidak tersebar. Jadi OFDM merupakan salah satu teknik transmisi multicarrier. Pengimplementasian modulator dan demodulator modem sub-channel yang kompleks dapat digantikan dengan Fast Fourier Transformer FFT, sehingga akan membuat implementasi teknologi ini akan lebih mudah dan murah karena hanya akan menggunakan dua carier untuk menggeser dari frekuensi baseband ke frekuensi passband. Konsep utama dari sistem OFDM adalah membagi atau memecah data serial kecepatan tinggi yang menjadi N data paralel berkecepatan rendah dan mentransmisikan data paralel tersebut dengan beberapa subcarrier. Carrier- carrier ini dibuat saling orthogonal dengan memilih spasi frekuensi yang sesuai antar carrier. Maka, spectral overlapping spektrum sinyal yang saling tumpang tindih dapat dilakukan dengan tetap menjaga ke-orthogonal-an antar subcarrier. Sehingga di penerima sinyal tersebut dapat dipisah kembali antar subcarrier.Jika dibandingkan dengan menggunakan frequency division multiplex sederhana maka Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. efisiensi spektral dapat ditingkatkan. Pembagian data menjadi subcarrier mengakibatkan durasi simbol OFDM bertambah panjang sehingga dapat mereduksi efek akibat kanal multipath. Tetapi untuk kondisi kanal yang ekstrim AWGN dan terdistribusi Rayleigh dimana masih mungkin terjadi Inter Symbol Interference ISI dan Inter Carrier Interference ICI pada sistem OFDM, maka masalah tersebut dapat diatasi dengan penambahan guard time atau cyclix prefic CP pada proses akhir setelah modulasi.

2.1.1. Prinsip Orthogonalitas

Konsep Orthogonal pada OFDM menunjukkan adanya hubungan matematis antara frekuensi carrier pada sistem. Pada sistem ini, digunakan guard band antara carrier yang berbeda, sehingga akan mengurangi efisiensi spektrum. Dengan mengatur carrier OFDM, sehingga side band masing-masing carier saling overlap, dan sinyal masih dapat diterima tanpa interferensi carrier yang berdekatan. Secara matematis, suatu kumpulan sinyal i ,i = ± 0, ± 1, ±2, .... akan orthogonal pada interval [a b],jika : k l jika k l jika E dt t t k b a k l ≠ = = ∫ , , ϕ ϕ = k l E k − δ dimana t k ϕ merupakan komplek konjugate dari sinyal k l − δ yang merupakan kunci delta kronecker, yang didefinisikan sebagai : k l jika k l jika k l ≠ = = − , , 1 δ Fungsi basis Discrete Fourier Transform DFT atau Fast Fourier Transform adalah : [ ] T kt j k e t 2 π ϕ = , dimana k = 0, ±1, ±2, ±3,....membentuk kumpulan sinyal orthogonal pada interval 0,T karena :

2.1.2. Prinsip Dasar OFDM

Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. Proses pembangkitan sinyal OFDM dapat dilakukan pada tingkat baseband dengan menggunakan Discrite Fourier Transform untuk menghindari banyaknya oscilator dan modulator pada pemancar, dan demulator dan filter pada penerima. Misalkan keluaran dari signal mapping dinyatakan oleh persamaan berikut : S n t = A n te S n t dapat berupa data yang termodulasi secara BPSK, QPSK maupun QAM.

2.1.3. DFT sebagai Demodulator OFDM

Penghematan bandwidth frekuensi frekuensi c d t Gambar sinyal OFDM dalam domain waktu dengan 4 subcarier

2.1.4. Guard Interval Cyclic Prefix

Untuk mengurangi adanya pengaruh intersymbol interefrence ISI, yang disebabkan oleh pengaruh kanal multipath, maka dalam satu symbol OFDM Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. ditambahkan guard interval yang memisahkan simbol satu dengan simbol lain yang saling berdekatan. ISI disebabkan adanya respons impuls kanal, sehingga pada perancangan guard interval, panjang guard interval harus lebih panjang dari respon impuls kanal. Sehingga jika ada dua atau lebih sinyal yang melewati lintasan yang berbeda, maka enegi ISI akan terdegradasi pada guard interval dan simbol data sebenarnya tidak terkena ISI, tetapi terkena interferensi yang berasal dari simbol yang sama, hal itu bukan merupakan ISI, tetapi merupakan bentuk distorsi linier. Proses ini dijelaskan pada gambar berikut. Sinyal yang terdelay Sinyal langsung Gambar Pengaruh guard interval dalam mengatasi ISI Cyclic prefix Gambar guard interval dengan cyclic prefix Penambahan guard interval akan memperkecil durasi simbol data, sehingga akan memperlebar jarak antar subcarrier. Hal ini akan mengakibatkan bandwidth keseluruhan sinyal OFDM menjadi lebih lebar

2.2. Jaringan Hybrid Fiber Coax HFC

2.1. Infrastruktur Jaringan HFC

Secara umum infrastuktur jaringan HFC terdiri dari empat bagian, yaitu Trunk Feeder Center TFC, Distribution Center DC, Fiber Node FN, dan perangkat dirumah pelanggan atau biasa disebut dengan Customer Premises Equipment CPE. Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. Gambar Infrastruktur Jaringan HFC [1] Pada Trunk Feeder Center ini terdapat berbagai perangkat yang berfungsi untuk memberikan layanan TV broadcast. Perangkat tersebut terdiri dari antena penerima Satelit, Microwave Teresterial, dan lokal Off-air dan TV Broadcast Headend terdiri dari demodulator, modulator dan sinyal prosesor. Fungsi dari TV Broadcast Headend ini adalah untuk menempatkan sinyal TV yang berasal dari berbagai sumber yang berbeda kedalam frekuensi yang sesuai didalam jaringan Hybrid Fiber Coax. Pada Distribution Center ini layanan TV Broadcast akan digabungkan dengan layanan lainnya yaitu Video on Demand, data dan telepon. Agar dapat digabungkan maka terlebih dahulu terjadi perubahan sinyal dari bentuk sinyal optik menjadi elektrik. Sinyal dari arah Distribution center ini akan di gabungkan menggunakan combiner untuk kemudian diteruskan ke Fiber Node, sedangkan sinyal dari Fiber Node yang menuju ke Distribution Centre akan di pecah menggunakan splitter untuk kemudian diteruskan ke terminal Cable ModemTermination System, Video Interactive Headend ataupun Cable Telephony Headend. Customer Premises Equipment CPE adalah perangkat yang terdapat di rumah pelanggan yang berguna memberikan antarmuka sehingga pelanggan dapat menikmati layanan yang diinginkan. CPE untuk layanan TV broadcast maupun Video interaktif adalah satu set televisi dan set top box. Agar dapat menggunakan layanan telepon maka pelanggan memerlukan Cable Telephony Modem yang berfungsi memberikan interface antara jaringan koaksial dengan pesawat telepon Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. pelanggan. Sedangkan untuk menggunakan layanan data khususnya internet maka pelanggan memerlukan modem kabel yang dihubungkan ke PC pelanggan. Dengan demikian maka pelanggan dapat menonton TV, browsing di Internet maupun menerima telepon pada saat yang bersamaan.

2.2. Alokasi Bandwidth HFC

Jenis Layanan yang dapat ditangani oleh jaringan HFC dibagi menjadi dua kategori, yaitu layanan yang bersifat distributif dan layanan yang bersifat interaktif. Layanan distributif yang digunakan meliputi TV analog broadcast dan TV digital broadcast, sedangkan layanan interaktif meliputi telepon, data dan Video On Demand VOD. Layanan-layanan yang diberikan ini erat kaitannya dengan spektrum frekuensi. Alokasi spektrum sistem transmisi pada jaringan HFC adalah sebagai berikut: upstream downstream 5-65 MHz 85-870 MHz Untuk lebih tepatnya alokasi dari lebar pita yang tersedia untuk spektrum TV Kabel dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Reverse 5-65 MHz Telephony dan Data FM Radio 85-108 MHz FAA Restricted Some DataDigital Music Forward Telephony 108-120 MHz Analog Video Mid Band 120-174 MHz Analog Video High Band 174-230 MHz Analog Video Super Band 230-470 MHz Analog Video Hyper Band 470-550 MHz Forward Telephony andor Digital Music Interactive ServicesDigital Video 550-870 MHz Berikut penjelasan dari masing masing Spektrum : • Spektrum 5-65 MHz dialokasikan untuk transmisi kembali dari layanan data atau telepon. • Spektrum 65-85 MHz digunakan untuk filter crossover yang memisahkan transmisi forward dan reverse dan tidak dapat digunakan untuk transmisi radio. Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. • Spektrum 85-108 MHz dialokasikan oleh FCC untuk transmisi penyiaran FM. Transmisi televisi menggunakn frekuensi pita ini akan diinterferens oleh sinyal penyiaran FM yang kuat dan berdekatan. • Spektrum 108-120 MHz Sesuai dengan penggunaan FAA dari frekuensi ini, FCC merekomendasikan bahwa pita ini membutuhkan limitasi khusus atau lebih baik tidak digunakan sama sekali. • Spektrum 120-550 MHz terdiri atas 56 kanal yang dialokasikan untuk transmisi video forward. • Spektrum 550-870 Mhz dialokasikan untuk transport digital yang terdiri dari transmisi data forward dan layanan interaktif lainnya.

2.3. Spesifikasi DOCSIS 2.0

2.3.1. Pengertian DOCSIS 2.0

Data Over Cable System Interface Specifications 2.0 atau DOSIS 2.0 adalah spesifikasi yang dikeluarkan oleh CableLabs yang dijadikan standar dalam perencanaan jaringan coax yang bertujan untuk meningkatkan kapasitas dan robustness ke berbagai macam pengrusakanpelemahan dalam perencanaan channel upstream pada jaringan coax. Spesifikasi ini tidak berpengaruh pada channel downstream maupun fungsi MAC, kecuali jika diperlukan adanya perubahan untuk mengakomodasi physical layer yang baru. Ciri-ciri dasar dari spesifikasi baru ini adalah meningkatkan channel bandwidth sampai 6,4 MHz. Dengan beberapa tambahan berupa skema modulasi, termasuk 64QAM, yang akan memberikan peningkatan throuhput sebesar 50 dibandingkan dengan 16QAM yang telah diterapkan pada spesifikasi DOCSIS 1.0 dan DOCSIS 1.1. DOCSIS 2.0 juga mampu memberikan peningkatan dalam skema Forward Error Correction FEC. Spesifikasi DOCSIS sebelumnya DOCSIS 1.0 dan 1.1 berbasis TDMA. Lebih tepatnya lagi, TDM digunakan untuk channel downstream dari CMTS sampai Cable Modem dan TDMA digunakan untuk channel upstream. Pada spesifikasi DOCSIS 2.0 ada dua buah tipe proposal tentang multiple-access yang telah ditetapakan. Salah satunya masih menggunakan TDMA seperti spesifikasi DOCSIS sebelumnya dan yang satunya lagi menggunakan S-CDMA Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010.

2.3.2. Parameter DOCSIS

Data Over Cable System Interface Specifications DOCSIS memiliki besaran parameter system pada suatu jaringan CATV. Parameter tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No Parameter DOCSIS 1 Negara pembuat Amerika Serikat 2 Lebar Bandwidth 6 MHz 3 System TV NTSC 4 Frekuensi downstream 50 - 860 MHz 5 Frekuensi Upstream 5-42 MHz Tabel parameter DOCSIS

2.3.2.1. Level Transmisi

Level daya dari CMTS pada arah downstream dengan lebar kanal 6 MHz direkomendasikan pada batasan nilai -10 dBc sampai -6 dBc realtif terhadap level carier video analog. Nilai level daya keluaran CMTS tidak boleh melebihi dari level carrier video analog. Level daya dari Cable Modem CM pada arah upstream harus dibuat rendah agar dapat mencapai agar dapat mencapai di atas batas margin noise dan distorsi.

2.3.2.2. Performansi layanan data end to end

Performansi layanan data end-to-end ditunjukkan oleh besaran Quality of Service QoS. QoS digunakan sebagai standar kualitas layanan sehingga akan memberikan layanan yang memuaskan. QoS pada jaringan HFC tergantung pada alokasi bandwidth untuk masing-masing pelanggan. Alokasi bandwidth downstream tidak begitu mendesak dikarenakan alokasi yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan upstream. Sehingga QoS pada HFC tergantung pada alokasi bandwidth upstream untuk masing-masing pelanggan. Parameter yang mempengaruhi QoS pada jaringan HFC adalah Troughput, Delay dan BER Bit Error Rate.

2.3.3. Blok-blok yang terdapat dalam media fisik upstream

2.3.3.1. Kode Reed-Solomon

Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. Kode Reed-Solomon adalah block code, yang berarti pesan yang akan ditransmisikan dibagi menjadi blok-blok data yang terpisah. Kode ini disebut juga kode sistematik, yang berarti proses encoding tidak merubah simbol-simbol pesan dan simbol proteksi ditambahkan pada tempat yang terpisah pada blok data tersebut. Reed-Solomon disebut juga linear code dengan menjumlahkan dua codeword akan menghasilkan codeword yang lain dan juga cyclic dengan menggeser secara cyclic suatu codeword akan menghasilkan codeword yang lain. Reed-Solomon termasuk dalam keluarga pengkodean Bose-Chaundhuri- Hocquenghem BCH, tapi berbeda dalam hal simbol yang dimiliki mempunyai bit yang banyak. Hal ini membuat kode cocok digunakan pada error yang terjadi secara burst karena walaupun simbol terkena error pada seluruh bitnya, maka dihitung sebagai satu simbol error dalam hal kapasitas koreksi error dari kode. Dengan memilih parameter yang berbeda dari suatu kode akan memberikan level proteksi yang berbeda dan mempengaruhi kompleksitas implementasi. Reed-Solomon dapat dideskripsikan sebagai kode n,k, dimana n adalah panjang blok dalam simbol dan k adalah jumlah simbol informasi pada pesan. Dan juga 2 1 m n ≤ − 0.1 dimana m adalah jumlah bit dalam satu simbol. Terdapa n-k simbol parity dan t simbol error yang dapat dikoreksi pada blok, dimana 2 n k t − = untuk n-k genap dan 1 2 n k t − − = untuk n-k ganjil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawh ini : Simbol Proses encoding Reed-Solomon dapat digambarkan dalam diagram blok berikut ini. Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. Data Input Data Output Gambar Proses encoding Reed Solomon Sedangkan pada proses decoding Reed-Solomon dapat digambarkan dalam diagram blok berikut ini. Data Delay Perhitungan Syndrom Pembentukan Polinomial Error Location Perhitungan nilai error Metode Forney Pencarian Chien Posisi Error + Input R S X Y Output Gambar Proses decoding Reed Solomon Blok diagram decoder Reed-Solomon berisikan fungsi yang dibutuhkan jika menerima sinyal yang sudah dikodekan dengan reed-Solomon yang telah dirusakdikacaukan oleh noise. Fungsi yang terdapat pada decoder Reed-Solomon adalah : a. Menghitung syndrom b. Mencari error locator polynomial c. Mencari error evaluator polynomial d. Menghitung lokasi kesalahan

2.3.3.2. Interleaver

Interleaver merupakan salah satu teknik pengkodean yang juga berfungsi sebagai proteksi terhadap error. Error yang dimaksud dan biasa terjadi dalam pengirima informasi data bit adalah burst error. Burst error adalah pengrusakan atau penghilangan data secara besar yang melibatkan satu deret bit sekaligus. Dengan teknik interleaver data inputan berupa bit-bit akan diacak dengan cara Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. dimaksukkandituliskan ke dalam suatu blok-blok secara horisontal, kemudian di kirimkan kembali dengan cara pembacaan secara vertikal. Sehingga diharapkan akan ada kenaikan kemampuan dalam perbaikan kesalahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : C Gambar teknik interleaver Data masukan dan yang akan ditulis pada blok interleaver adalalah C11,C12..C1N,C21,C22..C2N...CPN, sedangkan data yang akan di baca dan dikirim adalah C11, C21..CP1,C12,C22..CP2...CPN.

2.3.3.3. Scrambler

Scrambler atau biasa disebut dengan randomizer adalah teknik pengacakan data yang bertujuan untuk pengamanan data, menjamin jumlah bit yang cukup dari transmisi dan membantu clock recovery. Burst akan diacak untuk mengacak urutan data yang dikirimkan, sehingga menghasilkan gelombangsinyal termodulasi akan mempunyai karakteristik yang sama dengan white noise.

2.3.3.4. Modulasi Digital

Modulasi merupakan proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal carier. Sedangkan yang dimaksud dengan modulasi digital adalah sinyal informasi yang ditumpangkan masih berupa data digiral. Pada tugas akhir ini modulasi digital digunakan sebagai pemetaan atau symbol mapper. Proses pemetaan berguna untuk pengelompokan bit yang kemudian data dapat langsung ditransmisikan untuk sistem DOCSIS atau data tersebut berguna sebagai inputan blok serial to paralel pada sistem DOCSIS dengan penambahan teknik OFDM . 1 . Modulasi QPSK Modulasi QPSK merupakan modulasi yang menggunakan awalan fasa sinyal sebagai acuannya. Modulasi QPSK dapat menampilkan empat kombinasi Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. kode binary, kode tersebut yaitu “00,01,11,10”. Masing-masing sinyal tersebut memiliki perbedaan fasa sebesar 90 dengan sinyal yang berdekatan. Sinyal QPSK dalam sebuah persamaan dapat ditulis sebagai berikut :     − + = 2 1 2 cos 2 π π i t f T E t S c s s QPSK dimana 4 , 3 , 2 , 1 , = ≤ ≤ i T t s Dikarenakan satu simbol sinyal QPSK terdiri dari dua buah bit, maka nilai perioda simbol T s sama dengan dua kali perioda bit. T s = 2 T b Sedangkan probabilitas kesalahan bit BER yang dimiliki QPSK pada kanal AWGN dapat dirumuskan dalam persamaan : γ Q N E Q P b BERQPSK =     = 2 Nilai γ merupakan perbandingan antara sinyal dengan daya noise SNR. 2 . Modulasi M-QAM Pada modulasi yang mengunakan PSK, antara sinyal satu dengan sinyal yang lain memiliki amplituda yang konstan, jika digambarkan pada diagram konstelasi akan didapat konstelasi berbentuk lingkaran. Sedangkan pada modulasi yang berdasarkan Quadratude Amplitude Modulation QAM, sinyal memiliki amplituda dan fasa yang berbeda. Modulasi yang berdasarkan QAM yang digunakan pada standar DOCSIS arah upstream adalah 16QAM, dengan tiap simbol mewakili emapt bit. Bentuk dari sinyal 16QAM dapat ditulis sebagai berikut : T t t f b T E t f a T E t S c i s c i s i ≤ ≤ + = , 2 cos 2 2 cos 2 min min π π i = 1,2,3,4 Dimana E min merupakan energi sinyal dengan nilai amplituda terkecil, a t dan b t merupakan pasangan nilai integer yang ditentukan menurut lokasi masing-masing titik sinyal. Modulasi 16QAM tidak memiliki energi simbol yang konstan atau tidak memiliki jarak yang konstan antar simbol. a t dan b t merupakan elemen matrik LxL yang diberikan, Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. -L+1, L-1 -L+3, L-1 ... L+1, L-1 { a t ,b t }= -L+1, L-3 -L+3, L-1 ... -L-1, L-1 : : : -L+1,-L+1 -L+3,L+1 ... L-1,-L+1 Dimana L= M Probalilitas kesalahan bit BER untuk modulasi 16QAM dapat dirumuskan:     +               +     = 5 2 1 5 . 3 5 4 1 16 γ γ γ γ Q Q Q P QAM Efisiensi bandwidth yang dimiliki modulasi QAM sama dengan modulasi PSK.Dalam hal efisiensi daya, QAM memiliki efisiensi yang lebih baik dibandingkan PSK.

2.3.4. Karakteristik Transmisi RF berdasarkan spesifikasi DOCSIS 2.0

2.3.4.1. Karakteristik transmisi RF upstream

Tabel Karakteristik arah upstream No Parameter Nilai 1 Frekuensi kerja yang digunakan 5 sampai 42 MHz 2 Delay pengiriman dari pelanggan terjauh sampai ke 0,800 ms CMTS terdekat 3 Carier to Interference plus ingress penjumlahan dari 25 dB noise, distortion,common-path distortion, XMOD dan penjumlahan diskrit dari sinyal ingress broadband, kecuali noise impuls ratio. 4 Hum Modulation 23 dBc 7 5 Burst Noise 10 s µ untuk 1 Khz pada rata-rata semua kasus 6 Amplitudo ripple 0,5 dBMHz 7 Group delay ripple 200 nsMHz 8 Micro-reflection untuk single echo -10 dBc 0,5 s µ -20 dBc 1,0 s µ -30 dBc 1,0 s µ 9 Variasi loss 14 dB min to max Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010.

2.3.4.2. Modulasi downstream dan upstream

Kanal Modulasi Bandwidth Kanal Kecepatan Data Maksimum Downstream 64 QAM 6 MHz 27 Mbps 256 QAM 38 Mbps Upstream QPSK 16 QAM kbps 64 QAM kbps 200 KHz 320 640 400 KHz 640 1280 16-QAM 800 KHz 1280 2560 1600 KHz 2560 5120 3200 KHz 5120 10240 6400 Khz 10240 20480 Tabel BW kanal dan kecepatan data arah downstream dan upstream 2.4. Kanal Jaringan HFC Kanal yang teradapat pada media transmisi HFC pada umumnya dan coaxial pada khususnya adalah respon kanal wired yang terdiri dari kanal thermal noise AWGN, microreflections dan noise berupa narrowband ingress dan impuls noise. Meskipun respon kanal wired tidak sebesar kanal wireless tetapi kedua kanal tersebut memiliki kemiripan,yaitu memiliki karakterisktik berubah terhadap waktu time variant.

2.4. 1. Thermal Noise.

Thermal noise atau juga disebut dengan white noise adalah noise yang dihasilkan dari pergerakan electron-elektron dalam medium transmisi. Rapat spektral daya dari thermal noise dapat dinyatakan sebagai: kT e hf f N kT hf ≈ − = 1 f 10 12 Hz Nilai k = 1,38 x 10 -23 JK, konstanta planck h = 6,63x10 -34 Watts 2 , dan T adalah temperatur absolut dalam Kelvin. Rapat spektral dayanya sekitar -174 dBmHz diukur pada temperatur kamar dengan satuan K. Thermal noise ini merupakan jenis noise yang bersifat Additive White Gaussian Noise yaitu noise dengan rapat spektral daya yang rata flat pada semua frekuensi. Adapun rapat spektral daya dari AWGN adalah: 2 n jw n e S σ =

2.4. 2. Narrowband Ingress noise.

Ingress noise yaitu komponen gangguan pada sinyal narrowband radio frequency RF yang berasal dari luar sistem. Sinyal gangguan pada RF ini dapat Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. memasuki ke dalam cable network dikarenakan oleh adanya kerusakan pada jaringan kabel. Titik kerusakan ini paling sering terjadi pada cable drop dan kesalahan pemasangan konektor. Penyebab ingress noise umumnya berasal dari adanya transmisi RF di udara bebas, seperti, radio CB, radio amatir, pesawat terbang,, pemancar internasional short wave SW, dan juga motormesin, peralatan rumah tangga dan mainan elektronik yang memancarkan frekuensi. Gambar Beberapa sumber Ingress noise Rapat spektral daya dari ingress noise dapat didekati oleh dengan persamaan sebagai berikut : jw n e S 2 1 2 . σ σ N n + untuk N N l w N N l π π π π + − 2 2 2 n σ untuk lainnya

2.4. 3. Impulse Noise.

Impulse noise merupakan noise yang tidak tetap non stasioner dari peristiwa-peristiwa elektromagnetik yang sifatnya sementara. Impulsive noise ini akan mengakibatkan munculnya interupsi sinyal transmisi secara acak. Ada dua macam impulsive noise, yaitu corona noise yang ditimbulkan karena ionisasi dari udara di sekitar kawat yang bertegangan tinggi dan gap noise yang ditimbulkan karena adanya kerusakan insulator, sehingga tegangan tinggi yang ada di sekitar insulator yang rusak tersebut dapat menimbulkan gangguan.

2.4. 4. Microreflections.

Microreflection terjadi akibat adanya perubahan media transmisi yang yang dapat menyebabkan nilai impedansi sumber tidak sama dengan nilai impedansi saluran dan nilai impedansi beban atau dan ditulis L T S Z Z Z ≠ ≠ Dan Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010. akhirnya akan mengakibatkan adanya energi yang mengalami refleksi atau pemantulan sinyal kembali yang disebut echo. Microreflection ini menyebabkan adanya fenomena multipath-fading pada saluran transmisi coaxial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar microreflections dengan single echo Samuel Firmantua Panggabean : Analisis Kinerja Sistem OFDM Pada Jaringan Hfc Dengan Menggunakan Spesifikasi Docsis, 2010.

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM