Gambaran Umum Statistik Deskriptif .1

42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Kota Medan memiliki persebaran tanah wakaf yang cukup baik. Selain letaknya strategis, tanah wakaf harus sudah memiliki sertifikat. Tanah wakaf tersebut digunakan untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat yaitu meliputi tempat peribadatan, pendidikan, kuburan dan kebuthan social lainnya. Banyak tanah wakaf di Kota Medan belum dikelola secara maksimal sehingga berpotensi untuk ditingkatkan. Potensi ekonomi tanah wakaf akan semakin baik jika peran masyarakat dan cendikiawan Muslim diikutsertakan. Namun, masyarakat dan cendikiawan Muslim di Kota Medan belum maksimal dalam perannya. Hambatan dan kendala dalam peningkatan potensi wakaf di Kota Medan adalah kurang adanya dukungan dari pemerintah meliputi sosialisasi, administrasi dan pengelolaan, sumber daya manusia dan inisiatif nazhir wakaf untuk mengelola dan kerjasama antara wakif dan masyarakat. Peran pemerintah sangat berpengaruh dalam mengatasi hambatan dan kendala tersebut. 4.2 Statistik Deskriptif 4.2.1 Analisis Karakteristik Responden 43 Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitan ini adalah usia, tingkat pendidikan, suku, pekerjaan dan keterlibatan dalam pengelolaan tanah wakaf. Karakteritik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Umur Berdasarkan usia responden terbagi dalam 4 kelompok yaitu umur 30 tahun, 31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun, 51 – 60 tahun dan 60 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Responden Frekuensi Persentasi 30 tahun 7 23, 33 31 – 40 tahun 9 30, 00 41 – 50 tahun 7 23, 33 51 – 60 Tahun 5 16, 67 60 tahun 2 6, 67 Jumlah 30 100 Data diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden terbanyak adalah kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 9 orang 30, 00, responden dengan kelompok umur 30 tahun dan 41-50 tahun memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 7 orang 23, 33, responden dengan kelompok umur 51-60 tahun berjumlah 5 orang 16, 67 dan kelompok umur 60 tahu sebanyak 2 orang 6, 67. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden adalah kelompok umur 31-40 tahun. Responden dengan kelompok umur 31-40 tahun sudah memiliki tingkat kematangan dalam berfikir serta sudah mencapai kesempurnaan kedewasaan dan budi pekerti, serta memiliki kepedulian terhadap 44 tanah wakaf disekitar akan fungsinya. Selain masih memiliki jiwa muda, responden dengan kelompok umur 31-40 tahun sudah bisa menuntun nazhir dan masyarakat lain dalam pengelolaan tanah wakaf. Tabel 4.2 Tabulasi Silang Umur Dengan Tingkat Pendidikan Responden Frekuensi Responden Tingkat Pendidikan Total 1 2 3 4 5 U m u r 30 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pendidikan dari Total 5 2,1 71,4 55,6 16,7 1,4 0,2 2,1 2 1,2 28.6 40 6,7 7 7 100 23,3 23,3 31 – 40 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pendidikan dari Total 2 2,7 22,2 22,2 6,7 3 1,8 33,3 50 10 0,3 3 2,7 33,3 33,3 10 1 1,5 11,1 20 3,3 9 9 100 30 30 41 – 50 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pendidikan dari Total 1 2,1 14,3 11,1 3,3 1 1,4 14,3 16,7 3,3 0,2 4 2,1 57,1 44,4 13,3 1 1,2 14,3 20 3,3 7 7 100 23,3 23,3 51 – 60 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pendidikan dari Total 1 1,5 20 11,1 3,3 2 1 40 33,3 6,7 0,2 2 1,5 40 22,2 6,7 0,8 5 5 100 16,7 16,7 60 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pendidikan dari Total 0,6 0,4 1 0,1 50 100 3,3 0,6 1 0,3 50 20 3,3 2 2 100 6,7 6,7 Total Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pendidikan dari Total 9 9 30 100 30 6 6 20 100 20 1 1 3,3 100 3,3 9 9 30 100 30 5 5 16,7 100 16,7 30 30 100 100 100 Keterangan pada tabel: 1. Pada table diatas, kolom “1” menun jukkan tingkat pendidikan S1 2. Kolom “2” menunjukkan tingkat pendidikan S2 45 3. Kolom “3” menunjukkan tingkat pendidikan D3 4. Kolom “4” menunjukkan tingkat pendidikan S3 5. Kolom “5” menunjukkan tingkat pendidikan SMA dan Sederajat Pada tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan umur 30 tahun terdapat 5 orang dengan tingkat pendidikan S1 dan 2 orang dengan tingkat pendidikan SMA. Selanjutnya responden dengan umur 31 – 40 tahun terdapat 2 orang dengan tingkat pendidikan S1, 3 orang dengan tingkat pendidikan S2, 3 orang dengan tingkat pendidikan S3 dan 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA. Lalu pada umur 41 – 50 tahun, dari responden terdapat 1 orang dengan tingkat pendidikan S1, 1 orang dengan tingkat pendidikan S2, 4 orang dengan tingkat pendidikan S3 dan 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA. Pada umur 51 – 60 tahun menunjukkan ada 1 orang dengan tingkat pendidikan S1, 2 orang dengan tingkat pendidikan S2, dan 2 orang dengan tingkat pendidikan S3. Dan responden dengan umur 60 tahun terdapat 1 orang dengan tingkat pendidikan D3 dan 1 orang dengan pendidikan tingkat SMA. Tabel 4.3 Uji Chi Kuadrat Umur Dengan Tingkat Pendidikan Responden Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. 2-sided Chi Kuadrat 30, 815 a 16 0, 014 Jumlah Valid 30 Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square chi kuadrat hitung sebesar 30, 815. Pembuatan keputusan tentang hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dengan cara sebagai berikut: 46 1. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan umur dengan tingkat pendidikan responden. 2. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan umur dengan tingkat pendidikan responden. Kaidah keputusan: 1. Jika α = 0, 05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig 2-sided atau [α = 0, 05 ≤ Asymp.sig 2-sided], maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Jika α = 0, 05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig 2-sided atau [α = 0, 05 ≥ Asymp.sig 2-sided], maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil diatas α = 0, 05 lebih besar dari nilai Asymp.sig 2-sided atau 0, 05 0, 014, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat pendidikan responden. b. Tingkat Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan responden terbagi dalam 5 kelompok yaitu mulai dari tingkat SMA dan Sederajat, D3, S1, S2 dan S3. Data karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Responden Frekuensi Persentasi D3 1 3, 33 S1 9 30, 00 S2 6 20, 00 S3 9 30, 00 SMA dan Sederajat 5 16, 67 Jumlah 30 100 47 Data diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak adalah S1 dan S3 yaitu sebanyak 9 orang 30, 00, responden dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 6 orang 20, 00, responden dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat sebanyak 5 orang 16, 67, dan responden dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 1 orang 3, 33. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak adalah masyarakat dengan tingkat pendidikan S1 dan S3. Tingkat pendidikan S1 telah banyak dijumpai di masyarakat. Responden dengan tingkat pendidikan S1 sudah cukup mengerti tentang wakaf secara umum, diharapkan dapat dikembangkan sehingga dapat meningkatkan potensi tanah wakaf. Sedangkan tingkat pendidikan S3 banyak dijumpai pada instansi-instansi pendidikan dan kantor urusan agama. Responden dengan tingkat pendidikan S3 sudah cukup mendalami tentang wakaf dan seharusnya menjadi penasehat nazhir sehingga dapat meningkatkan potensi tanah wakaf. 48 Tabel 4.5 Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Responden Frekuensi Responden Pekerjaan Total 1 2 3 4 5 6 T i n g k a t P e n d i d i k a n S 1 Jumlah Jumlah diharapkan dalam Pendidikan dalam Pekerjaan dari Total 1 1,8 11,1 16,7 3,3 2 1,8 22,2 33,3 6,7 4 3 44,4 40 13,3 2 1,2 22,2 50 6,7 0,6 0,6 9 9 100 30 30 S 2 Jumlah Jumlah diharapkan dalam Pendidikan dalam Pekerjaan dari Total 2 1,2 33,3 33,3 6,7 3 1,2 50 50 10 1 2 16,7 10 3,3 0,8 0,4 0,4 6 6 100 20 20 D 3 Jumlah Jumlah diharapkan dalam Pendidikan dalam Pekerjaan dari Total 0,2 0,2 0,3 0,1 0,1 1 0,1 100 50 3,3 1 1 100 3,3 3,3 S 3 Jumlah Jumlah diharapkan dalam Pendidikan dalam Pekerjaan dari Total 3 1,8 33,3 50 10 1,8 5 3 55,6 50 16,7 1,2 0,6 1 0,6 11,1 50 3,3 9 9 100 30 30 S M A Jumlah Jumlah diharapkan dalam Pendidikan dalam Pekerjaan dari Total 1,0 1 1 20 16,7 3,3 1,7 2 0,7 40 50 6,7 2 0,3 40 100 6,7 0,3 5 5 100 16,7 16,7 T o t a l Jumlah Jumlah diharapkan dalam Pendidikan dalam Pekerjaan dari Total 6 6 20 100 20 6 6 20 100 20 10 10 33,3 100 33,3 4 4 13,3 100 13,3 2 2 6,7 100 6,7 2 2 6,7 100 6,7 30 30 100 100 100 Keterangan pada tabel: 1. Pada tabel diatas, kolom “1” menun jukkan pekerjaan sebagai pegawai negeri 2. Kolom “2” menunjukkan pekerjaan sebagai pegawai swasta 3. Kolom “3” menunjukkan pekerjaan sebagai pengajar guru dosen 4. Kolom “4” menunjukkan pekerjaan sebagai wirausaha 49 5. Kolom “5” menunjukkan pekerjaan sebagai mahasiswa 6. Kolom “6” menunjukkan pensiun Pada tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan S1 terdapat 1 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 2 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 4 orang dengan pekerjaan pengajar, 2 orang dengan pekerjaan wirausaha dan 2 orang dengan pekerjaan mahasiswa. Selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan S2 terdapat 2 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 3 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 1 orang dengan pekerjaan pengajar, 1 orang dengan pekerjaan wirausaha. Pada tingkat pendidikan D3 hanya ada 1 orang dengan pensiunan. Lalu pada tingkat pendidikan S3, dari responden terdapat 3 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 5 orang dengan pekerjaan pengajar dan 1 orang dengan pensiunan. Dan responden dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat terdapat 1 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 2 orang dengan pekerjaan wirausaha dan 2 orang dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat. Tabel 4.6 Uji Chi Kuadrat Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Responden Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. 2-sided Chi Kuadrat 41, 778 a 20 0, 003 Jumlah Valid 30 Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square chi kuadrat hitung sebesar 41, 778. Hasil diatas α = 0, 05 lebih besar dari nilai Asymp.sig 2-sided atau 0, 05 0, 003, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 50 Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pekerjaan responden. c. Suku Berdasarkan suku, maka responden terbagi menjadi 6 kelompok yaitu Suku Jawa, Batak, Aceh, Padang, Madura dan lainnya. Dari hasil kuisioner, diperoleh data karakteristik responden berdasarkan suku sebagai berikut: Tabel 4.7 Karakterstik Responden Berdasarkan Suku Suku Responden Frekuensi Persentasi Jawa 11 36, 67 Batak 7 23, 33 Aceh 1 3, 33 Padang 1 3, 33 Madura Melayu 7 23, 33 Sunda 2 6, 67 Thionghoa 1 3, 33 Jumlah 30 100 Data diatas menunjukkan bahwa suku responden terbanyak adalah Suku Jawa yaitu sebanyak 11 orang 36, 67; suku lainnya sebanyak 10 orang 33, 33 yang terdiri dari Suku Melayu sebanyak 7 orang, Suku Sunda sebanyak 2 orang, dan Thionghoa sebanyak 1 orang; responden dengan Suku Batak sebanyak 7 orang 23, 33; serta responden dengan Suku Aceh dan Suku Padang memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 1 orang 3, 33. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak adalah Suku Jawa. Dikarenakan memang di Kota Medan banyak dijumpai masyarakat perantauan. Mayoritasnya adalah masyarakat Suku Jawa. 51 d. Pekerjaan Berdasarkan pekerjaan, maka responden terbagi menjadi 5 kelompok yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, pengajar guru dosen, wirausaha dan lainnya. Dari hasil kuisioner, diperoleh data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagai berikut: Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Responden Frekuensi Persentasi Pegawai Negeri 6 20, 00 Pegawai Swasta 6 20, 00 Pengajar Guru Dosen 10 33, 33 Wirausaha 4 13, 33 Mahasiswa 2 6, 67 Pensiun 2 6, 67 Jumlah 30 100 Data diatas menunjukkan bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah pekerjaan pengajar Guru Dosen sebanyak 10 orang 33, 33, pengajar disini bisa menjadi pekerjaan utama atau hanya sebagai sampingan; responden dengan pekerjaan pegawai negeri dan pegawai swasta memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 6 orang 20, 00; responden dengan pekerjaan wirausaha sebanyak 4 orang 13, 33; dan responden dengan pekerjaan mahasiswa dan pensiun memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 2 orang 6, 67. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa responden dengan pekerjaan sebagai pengajar lebih mudah ditemui daripada responden dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta yang sangat diharapkan, karena memiliki pemahaman yang cukup baik dalam bidang muamalah serta 52 penerapannya di masyarakat. Pekerjaan sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta sulit untuk dijumpai dikarenakan kesibukan dan tidak ada waktu. Tabel 4.9 Tabulasi Silang Umur Dengan Pekerjaan Responden Frekuensi Responden Pekerjaan Total 1 2 3 4 5 6 U m u r 30 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pekerjaan dari Total 1 1,4 14,3 16,7 3,3 1 1,4 14,3 16,7 3,3 2 2,3 28,6 20 6,7 1 0,9 14,3 25 3,3 2 0,5 28,6 100 6,7 0,5 7 7 100 23,3 23,3 31 – 40 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pekerjaan dari Total 1 1,8 11,1 16,7 3,3 3 1,8 33,3 50 10 4 3 44,4 40 13,3 1 1,2 11,1 25 3,3 0,6 0,6 9 9 100 30 30 41 – 50 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pekerjaan dari Total 2 1,4 28,6 33,3 6,7 1 1,4 14,3 16,7 3,3 2 2,3 28,6 20 6,7 1 0,9 14,3 25 3,3 0,5 1 0,5 14,3 50 3,3 7 7 100 23,3 23,3 51 – 60 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pekerjaan dari Total 2 1 40 33,3 6,7 1 1 20 16,7 3,3 2 1,7 40 20 6,7 0,7 0,3 0,3 5 5 100 16,7 16,7 60 tahun Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pekerjaan dari Total 0,4 0,4 0,7 1 0,3 50 25 3,3 0,1 1 0,1 50 50 3,3 2 2 100 6,7 6,7 Total Jumlah Jumlah diharapkan dalam Umur dalam Pekerjaan dari Total 6 6 20 100 20 6 6 20 100 20 10 10 33,3 100 33,3 4 4 13,3 100 13,3 2 2 6,7 100 6,7 2 2 6,7 100 6,7 30 30 100 100 100 53 Keterangan pada tabel: 1. Pada tabel diatas, kolom “1” menun jukkan pekerjaan sebagai pegawai negeri 2. Kolom “2” menunjukkan pekerjaan sebagai pegawai swasta 3. Kolom “3” menunjukkan pekerjaan sebagai pengajar guru dosen 4. Kolom “4” menunjukkan pekerjaan sebagai wirausaha 5. Kolom “5” menunjukkan pekerjaan sebagai mahasiswa 6. Kolom “6” menunjukkan pension Pada tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan umur 30 tahun terdapat 1 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 1 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 2 orang dengan pekerjaan pengajar guru dosen, 1 orang dengan pekerjaan wirausaha dan 2 orang dengan pekerjaan mahasiswa. Selanjutnya responden dengan umur 31 – 40 tahun terdapat 1 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 3 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 4 orang dengan pekerjaan pengajar Guru Dosen, 1 orang dengan pekerjaan wirausaha. Lalu pada umur 41 – 50 tahun, dari responden terdapat 2 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 1 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 2 orang dengan pekerjaan pengajar, 1 orang dengan pekerjaan wirausaha dan 1 orang dengan pensiunan. Pada umur 51 – 60 tahun menunjukkan ada 2 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 1 orang dengan pekerjaan pegawai swasta dan 2 orang dengan pekerjaan pengajar. Dan responden dengan umur 60 tahun terdapat 1 orang dengan pekerjaan wirausaha dan 1 orang dengan pensiunan. 54 Table 4.10 Uji Chi Kuadrat Umur dengan Pekerjaan Responden Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. 2-sided Chi Kuadrat 21, 658 a 20 0, 359 Jumlah Valid 30 Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square chi kuadrat hitung sebesar 21, 658. Hasil diatas α = 0, 05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig 2-sided atau 0, 05 0, 359, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan pekerjaan responden. e. Keterlibatan Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf Berdasarkan keterlibatan dalam pengelolaan tanah wakaf, maka responden yang diambil adalah masyarakat yang pernah atau tidak terlibat dalam pengelolaan wakaf. Data karakteristik responden yang diperoleh dari kuisioner berdasarkan keterlibatan dalam pengelolaan tanah wakaf adalah sebagai berikut. Tabel 4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Keterlibatan Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf Keterlibatan Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf Selama Frekuensi Persentase 1-5 tahun 6-10 tahun Ya 3 3 6 20, 00 Tidak - - 24 80, 00 Berdasarkan keterlibatan dalam pengelolaan tanah wakaf menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang tidak pernah terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf yaitu sebanyak 24 orang 80, 00 dan responden yang 55 pernah terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf sebanyak 6 orang 20, 00 dengan lamanya waktu 1-5 tahun dan 5-10 tahun masing masing menunjukkan jumlah yang sama yaitu sebanyak 3 orang. Disimpulkan bahwa masih sedikitnya masyarakat yang ikut terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf yang memiliki potensi yang sangat besar untuk mensejahterakan kehidupan ekonomi masyarakat luas. Penyebab sedikitnya yang ikut terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf adalah sosialisasi yang kurang tentang wakaf untuk nazhir atau masyarakat umum. Sosialisasi ini menciptakan pemahaman kepada masyarakat, sehingga tujuan-tujuan dari wakaf dapat tercapai.

4.3 Pembahasan