Rangkaian induktif Uraian dan contoh

yang didalamnya terdapat Xc = 1 ω C 10-5b X C dinamakan reaktansi kapasitif capasitive reactance. Dengan membandingkan Persamaan 10-3c dan 10-5a, maka dapat dilihat bahwa amplitudo- amplitudo arus berutrut-turut adalah ε m R dan ε m X c . Dengan ketentuan satuan dari X C adalah Ohm. E m didalam Persamaan 10-4a adalah nilai maksimum VC =V C,m . Jadi, dari Persamaan 10-5a dapat dituliskan: V C,m =i C,m X C 10-6 Hal ini menyarankan bahwa bila suatu arus bolak-balik, yang amplitudonya i m dan frekuensi sudutnya ω, terdapat di dalam sebuah kapasitor, maka perbedaan potensial maksimum melalui kapasitor tersebut diberikan oleh: V C,m =i m X C Contoh 10-2 di dalam Gambar 10-3a, dimisalkan C = 150 F, f = 60Hz, dan E m = 300 V. Carilah a V C,m , b X C , dan c i C,m . Penyelesaian: a Dari Persamaan ac-4a, VC,m=300 V. b Dari Persamaan 39-5b, X C = 1 ω C = 1 2  fC = 1 2  60 Hz 150x 10 -5 F = 18  c Dari Persamaan 10-6a, i C,m = V C,m X C = 300 V 18  = 17 A.

3. Rangkaian induktif

Gambar 10.4a memperlihatkan sebuah rangkaian yang hanya mengandung sebuah elemen induktif, padanya bekerja sebuah tegangan gerak elektrik bolak-balik ARUS LISTRIK BOLAK BALIK X - 7 dari Persamaan 10-1. Dari teorema simpal dan definisi induktans, maka dapat dituliskan: V L = ε m sin ωt 10-7a dan V L = L didt 10-7b Dari hubungan-hubungan ini, maka dapat dilihat bahwa di = = ε m L sin ωt dt atau i L =  di = - ε m ω L cos ωt 10-7c Perbandingan Persamaan 10-7a dan 10-7c memperlihatkan bahwa kuantitas- kuantitas V L dan i L yang berubah-ubah terhadap waktu mempunyai perbedaan fasa sebesar 90 . Hal ini terlihat dalam Gambar 10.4b, yang merupakan grafik dari Persamaan 10-7a dan 10-7c. Dengan melihat bahwa V L mendahului i L , yakni dengan berlalunya waktu maka V L mencapai maksimumnya sebelum i L mencapai maksimum, selama 90 . Hali ini lebih jelasnya terlihat pada diagram fasor dari Gambar 10-4c. Sewaktu fasor berotasi di dalam arah yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, maka jelaslah bahwa fasor V L,m mendahului i L,m 90 Sudut fasa  diantara V L dan i L di dalam Gambar ac-4 adalah + 90 . Untuk memperlihatkan ini, letakkan  = + 90 di dalam Persamaan 10-2 dan ekspansikan. Selanjutnya akan diperoleh i = -i m cos t yang cocok dengan Persamaan 10-7c. Karena alasan kekompakan notasi, maka Persamaan 10-7c dapat dituliskan kembali sebagai i L = - ε m X L cos t 10-9a yang didalamnya harus mempunyai X L = L 10-9b ARUS LISTRIK BOLAK BALIK X - 8 Gambar 10.4 a Sebuah rangkaian induktif yang dihubungkan dengan sebuah generator ac. b Perbedaan potensial melalui induktor tersebut mendahului arus selama seperempat siklus 90 . Didalam Persamaan 10-2,  = + 90 0. . c Sebuah diagram fasor memperlihatkan hal yang sama. Panah-panah pada sumbu vertikal adalah nilai-nilai sesaat. X L dinamakan reaktansi induktif. Seperti untuk reaktansi kapasitif Persamaan ac-5, satuan SI untuk X L adalah Ohm. ε m di dalam Persamaan 10-7a adalah nilai V L maksimum =V L,m . Jadi, dari Persamaan ac-7a dapat dituliskan Persamaan: V L,m = i L,m X L 10-9a Persamaan ini menyarankan bahwa bila suatu arus bolak-balik yang amplitudonya i m dan frekuensi sudutnya  terdapat di dalam sebuah induktor, maka perbedaan potensial maksimum melalui induktor tersebut diberikan oleh V L,m = i m X L 10-9b Contoh 10-3 Dari Gambar 10-4, misalkan L = 60 mH, f = 60 Hz, dan ε m = 300 V. Carilah a V L,m b X L , dan c i L,m. Penyelesaian a Dari Persamaan 10-7a V L,m = ε m = 300 V. ARUS LISTRIK BOLAK BALIK X - 9 i L i L,m = - ε m L t V L V L,m = - ε m  2 i L t V L ,i L V L ε = ε m sin t a b c V L Gambar 10.4 b Dari Persamaan 10-8b X l = L = 2 fL = 2  60 Hz60 x 10 -3 H = 23  c Dari Persamaan 10-9a, i L,m = V L,m X L = 300 V 23  = 13 A

4. Rangkaian RCL