Jenis Lampu Emergency Penelitian Terdahulu A.

5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak- balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa. 6. Kerugian arus eddy arus olak. Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan. Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98.

2.4 Jenis Lampu Emergency

a. Gambar 2.7 Lampu Hebat Fitur umum : - Merk Produk : Lampu Hebat - Model : HK-198 - 28 buah lampu LED putih - Dapat dipasang di dinding dalam kondisi charging - Charging time 20-24 jam - Terdapat Battery 6V 4Ah yang bisa di isi ulang - Memiliki proteksi over-charge serta kebocoran daya Segera isi ulang baterai setelah digunakan. Jika tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama, re-charge setiap 3 bulan. b. Gambar 2.8 Lampu Emergency dengan lampu LED Fitur : - 30 buah lampu LED putih - Dapat dipasang di dinding dalam kondisi charging - Charging time 15 jam - Terdapat Battery 6V 4Ah yang bisa di isi ulang c. Gambar 2.9 LAMPU DARURAT 20 LED emergency lamp 20 led Fitur : - 20 buah lampu LED putih - Dapat dipasang di dinding dalam kondisi charging - Charging time 19 jam - Terdapat Battery 6V 4Ah yang bisa di isi ulang

2.5 Penelitian Terdahulu A.

Oki Agung Setiyanto Teknik Industri FTI-ITS 2007 Judul : PENERAPAN DESIGN FOR MANUFACTURE AND ASSEMBLY PADA PRODUK MESIN GILAS TYPE MGD-4 DI PT BARATA INDONESIA PERSERO Faktor design berpengaruh besar pada industri Mesin Gilas, karena didalamnya juga dipertimbangkan proses manufaktur dan perakitan dalam pembuatan produk. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi design produk yang ada dengan menggunkanan konsep DFMA Design for Manufacture andAssembly. DFMA adalah suatu metode yang dikembangkan untuk merancang sebuah produk agar memiliki proses manufaktur dan proses perakitan yang paling tepat. Penelitian diawali dengan identifikasi pada design awal Mesin Gilas. Kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan software DFMA untuk mengetahui waktu perakitan serta biaya komponen pembentuk produk awal. Selanjtnya dilakukan redesign pada produk untuk mereduksi waktu perakitan serta biaya komponen pembentuk produk. Redesign dilakukan dengan mengurangi ataumenghilangjkan komponen yang tidak memberikan nilai tambah pada produk seperti fasteners atau connectors. Selanjutnya dari hasil redesign dicari urutan perakitan yang paling optimal Assembly Sequence. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu perakitan berkurang hingga 0,23,jumlah komponen berkurang hingga 13,35, serta biaya total manufaktur berkurang hingga 0,61 .

B. Brianti Satrianti Utami Teknik Mesin – FTI UI 2008-2009

Judul : PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM PENDETEKSI GAYA MULTI AXIS UNTUK PEMBUATAN LINTASAN GERAK ROBOT ARTIKULASI 5 DERAJAT KEBEBASAN Kebutuhan dalam dunia manufaktur yang tinggi dalam hal ekonomi dan kualitas produk mendorong peneliti dan industriawan untuk terus mengembangkan teknologi manufaktur. Robot memungkinkan proses manufaktur berjalan cepat, dengan tingkat kesalahan yang rendah. Akan tetapi robot manufaktur yang umum digunakan saat ini, yakni robot artikulasi dengan kontrol posisi numerik, masih memiliki kelemahan tidak mampu mengindentifikasi perubahan gaya-gaya disekitarnya. Optimasi dari system pendeteksi gaya multi axis ini adalah implementasi dari prinsip DFMA, yaitu gabungan dari DFA dan DFM. Dengan karakteristik seperti ini, robot tidak dapat diaplikasikan untuk proses produksi yang memerlukan indera peraba manusia seperti deburring, polishing, dan proses perakitan yang presisi. Peranti Sistem Pendeteksi Gaya Multi Axis memungkinkan robot artikulasi untuk mendeteksi gaya yang terjadi pada end effector dalam arah x, y, dan z relatif terhadap koordinat end effector. Sistem Pendeteksi Gaya Multi Axis dalam penelitian ini dirancang khusus untuk Robot Artikulasi 5 Derajat Kebebasan RV- M1 yang tersedia di Laboratorium Departemen Teknik Mesin FTUI. Peranti utama yang digunakan untuk pendeteksi gaya adalah strain gage. Penelitian ini terfokus pada perancangan mekanik sebagai tranducer, perancangan konfigurasi jembatan Wheatstone sebagai rangkaian elektrikal strain gage,pengkondisian sinyal dan akuisisi data Sistem Pendeteksi Gaya Multi Axis. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian prototipe alat untuk meninjau persamaan konversi tegangan keluaran terhadap gaya yang diterima di titik asal koordinat end effector pada arah x, y, dan z, dengan bantuan anak timbangan yang terkalibrasi nasional. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan Sistem Pendeteksi Gaya Multi Axis dengan jangkauan pengukuran, keakuratan dan resolusi pengukuran yang tepat; karakteristik histerisis pengukuran yang baik; dan displacement tranducer yang memadai untuk digunakan dalam rangkaian penelitian lebih lanjut yakni pembuatan lintasan gerak robot artikulasi 5 derajat kebebasan.

C. Apid Rustandi Teknik Industri Fakultas Teknik UNIVERSITAS BINA

NUSANTARA 2006-2007 Judul : PENGEMBANGAN DESAIN PRODUK LAMPU DARUTAT DARI OLAHAN LIMBAH KAYU Kayu merupakan bahan yang besar potensinya. Hal itu dibuktikan oleh banyaknya industri pengolahan kayu diIndonesia. Dalam rangka pemenuhan Tugas Akhir TA, penulis memfokuskan pada pencarian material berasal dari material limbah kayu sebagai sumber bahan penelitian. Pertimbangan pemilihan kayu mudah didapat, berharga murah, adanya Indutri pengolahan yang menghasilkan limbah kayu. Bagian Harga Limbah kayu Rp. 84.500 Kain batik Rp. 25.000 Lem Kayu Rp. 10.000 Dempul Rp. 20.000 Cat pernis Rp. 25.000 Amplas Rp. 10.000 PCB + Komponen Rp. 50.000 Accu 12 V Rp. 150.000 Saklar Rp. 1.500 Kabel Rp. 10.000 Neon 18 watt Rp. 15.000 Knop lampu Rp. 5.000 Total Rp.406.000 Proses pembuatan lampu ini mudah, karena komponen elekronikanya merupakan produk jadi dalam satu PCB. Proses pembuatan desain lampu dari olahan limbah kayu : 1. Pertama-tama kita harus membuat pola dengan menggunakan pensil, gambar lampu yang kita inginkan. Perancangan pola harus menyesuaikan dengan penempatan komponen, sehingga komponen bisa tersusun dengan rapi dan memudahkan perakitan . 2. Potong limbah kayu hasil pengolahan sesuai dengan pola. Pada bagian badan lampu digunakan kayu dengan motif ukiran, yang merupakan bukan ukiran asli melainkan tempelan dari serpihan kayu yang diamplas halus kemudian dicat dan dipernis. 3. Knop lampu dipasang pada bagian atas badan lampu dan dilanjutkan dengan pemasangan lampu neon, setelah semua terpasang dilanjutkan dengan pemasangan tutup lampu yang terbuat dari kain batik teransparan yang diukur berdasarkan pola yang dipotong sebelum dipasang. 4. Pemasangan saklar pada badan lampu bagian bawah, diteruskan dengan pemasangan PCB+komponen, dan dilanjutkan pada pemasangan accu 12V. 5. Langkah terakhir dari proses instalasi adalah pemasangan kabel dari setiap komponen hingga pemasangan kabel in put 220V. Proses perakitan komponen lampu dilakukan berdasarkan pola bentuk lampu yang sudah dirancang. Proses perakitan adalah sebagai berikut : No Proses Waktu menit 1. Pengukuran pola badan lampu 10 2. Pemotongan bahan badan lampu 5 3. Pengamplasan badan lampu 5 4. Pengecatan pernis badan lampu 15 5. Pemasangan knop lampu 10 6. Pemasangan neon 5 7. Pengukuran bahan penutup lampu 10 8. Pemotongan bahan penutup lampu 5 9. Pemasangan penutup lampu 15 10. Pemasangan saklar 10 11. Pemasangan PCB + komponen 15 12. Pemasangan accu 12V 10 13. Pemasangan instalasi kabel 15 Total 140 Akhir laporan ini berisi tentang dokumentasi pengolahan dari awal hingga desain jadi yang telah diputuskan. Semoga laporan ini bermanfaat.

BAB III METODE PENELITIAN

Salah satu bagian penting yang mendukung keberhasilan penelitian ini adalah metode yang menjadi kerangka acuan dalam melaksanakan penelitian.

3.1 Identifikasi Variabel.

Dalam pemecahan masalah membuat produk inovasi dengan desai inovasi yang lebih tinggi, penulis menggunakan konsep DFMA sebagai model pemecahan masalah. Adapun variabel – variabel yang dibutuhkan. 1. Variabel Terikat Yaitu variabel yang nilainya di pengaruhi dari variabel bebas. Variabel terikat yang diteliti adalah effisiensi desain E. 2. Variabel Bebas Yaitu variabel yang mempengaruhi nilai variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan terdiri dari : a. Waktu perakitan Waktu perakitan adalah waktu yang digunakan dalam proses perakitan produk dari tahap awal hingga akhir. b. Jumlah komponen Jumlah komponen adalah banyaknya komponen yang digunakan dalam pembuatan produk. 39