MANAJEMEN MUTU SEKOLAH DAN PERSIAPAN PENERAPAN ISO 9001:2008 (STUDI KASUS DI SMKN 2 KALIANDA LAMPUNG SELATAN)

(1)

ABSTRACT

QUALITY MANAGEMENT SCHOOL AND PREPARATION APPLICATION OF ISO 9001:2008

(CASE STUDY IN SOUTH LAMPUNG OF SMKN 2 KALIANDA) By

Hikmah Ramadhonna

This study examines the quality of school management and the preparation of the application of ISO 9001:2008 in SMKN 2 Kalianda. Focus of research are: 1) the quality policy, 2) the formulation of student competence, 3) curriculum development, 4) curriculum implementation and evaluation of learning outcomes, 5) monitoring and improvement, and 6) preparation of the application of ISO 9001:2008 in SMKN 2 Kalianda.

This qualitative research approach with case study design. Data collection techniques with interviews, documentation, and observation. Data sources consist of the Principal, Vice Principal of staff, staff expertise Studies Program Chairman, Head of Education Department of South Lampung, Supervisory, committees, representatives of the business/industrial world, and student representatives.

Results: 1) SMKN 2 Kalianda formulating quality policy vision mission school, 2) the formulation of students'competency refers to SKL, SKKNI and needs of the workforce in the form of normative, adaptive, and productive, 3) curriculum development KTSP latest spectrum with broad and deep competence approach, 4) implementation of the curriculum on the principles of competency based learning, broad, fundamental, complete, production, and the world of work. Evaluation of learning outcomes do schools and the workplace, and its formative, summative, testing and verification of competence, 5) surveillance carried out to maintain the consistency of curriculum implementation by teachers. Supervision conducted on students and teachers through attendance, supervision, monitoring, 6) preparation of the application of ISO 9001:2008 background desire to be of higher quality institutions, there is a change, and improve school standards RSBI. Principal Terms of the commitment required, the appointment of Deputy Quality Management and guidance of consultants. Currently, SMKN 2 Kalianda not yet reached the quality culture, but only on the quality control stage. This is due not the role of Quality Management Representative as a guarantor of quality education based on the commitment of the principal in change management to implement ISO 9001:2008 is still not full, although socialization is done with school activities that people hang on ISO 9001:2008. This study disclosed the future improvement of the quality management needs to be built, from the stage of quality control to quality assurance continue to the stage of culture that shape the quality of commitment of each person from all the citizens of SMKN 2 Kalianda for quality achievement.


(2)

ABSTRAK

MANAJEMEN MUTU SEKOLAH DAN PERSIAPAN

PENERAPAN ISO 9001:2008

(STUDI KASUS DI SMKN 2 KALIANDA LAMPUNG SELATAN) Oleh

Hikmah Ramadhonna

Penelitian ini mengkaji manajemen mutu sekolah dan persiapan penerapan ISO 9001:2008 di SMKN 2 Kalianda. Fokus penelitian: 1) kebijakan mutu, 2) rumusan kompetensi siswa, 3) pengembangan kurikulum, 4) pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar, 5) pengawasan dan perbaikan, 6) persiapan penerapan ISO 9001:2008.

Pendekatan penelitian kualitatif ini dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, dan observasi. Sumber data terdiri dari Kepala Sekolah, staf Wakil Kepala Sekolah, staf Ketua Program Studi Keahlian, Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Lampung Selatan, Pengawas Pembina, komite, perwakilan dunia usaha/dunia industri, dan perwakilan siswa.

Hasil penelitian: 1) SMKN 2 Kalianda merumuskan kebijakan mutunya visi misi sekolah, 2) rumusan kompetensi siswa mengacu SKL, SKKNI dan kebutuhan dunia kerja berupa kompetensi normatif, adaptif, dan produktif, 3) pengembangan kurikulum KTSP spektrum terbaru dengan pendekatan kompetensi luas dan mendalam, 4) pelaksanaan kurikulum pada prinsip pembelajaran berbasis kompetensi, luas, mendasar, tuntas, produksi, dan dunia kerja. Evaluasi hasil belajar dilakukan sekolah dan dunia kerja, dan bentuknya formatif, sumatif, uji kompetensi dan verifikasi, 5) pengawasan dilakukan menjaga konsistensi pelaksanaan kurikulum oleh guru. Pengawasan dilakukan terhadap siswa dan guru melalui absensi, supervisi, monitoring, 6) persiapan penerapan ISO 9001:2008 dilatarbelakangi keinginan menjadi lembaga lebih bermutu, ada perubahan, dan meningkatkan standar sekolah RSBI. Persyaratan dibutuhkan komitmen Kepala Sekolah, penunjukan Wakil Manajemen Mutu dan bimbingan konsultan. Saat ini SMKN 2 Kalianda belum mencapai budaya mutu, tetapi baru pada tahap pengawasan mutu. Hal ini disebabkan belum berperannya Wakil Manajemen Mutu sebagai penjamin mutu pendidikan didasari pada komitmen Kepala Sekolah dalam perubahan manajemen untuk menerapkan ISO 9001:2008 masih belum penuh, walaupun sosialisasi sudah dilakukan dengan kegiatan yang memahamkan warga sekolah tentang ISO 9001:2008. Penelitian ini diungkapkan kedepannya perlu dibangun peningkatan manajemen mutu, dari tahap pengawasan mutu ke penjaminan mutu berlanjut ke tahapan budaya mutu yang membentuk komitmen setiap orang dari semua warga SMKN 2 Kalianda untuk pencapaian mutu.


(3)

BAB VI

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bagian ini merupakan bab penutup terdiri dari: 1) kesimpulan, 2) implikasi, dan 3) saran.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan adalah sebagai berikut ini.

1. Kebijakan mutu ditetapkan kepala sekolah bersama staf wakil kepala sekolah dan staf ketua program studi SMKN 2 Kalianda menyangkut nilai-nilai dan norma prilaku, strategi mencapai visi dan misi sekolah, serta aspek-aspek terkait dengan pelaksanaan proses pendidikan antara lain : kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, sarana dan prasarana, organisasi, manajemen sekolah, hubungan industri, dan pembiayaan. Kebijakan mutu ditetapkan adalah sebagai pedoman/arah melaksanakan kegiatan pendidikan agar berjalan efektif, serta sebagai wujud kesungguhan sekolah mewujudkan visi, misi, dan tujuan SMK yaitu menghasilkan lulusan kompeten dan siap memasuki dunia kerja, berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan.

2. Standar kompetensi siswa dikembangkan SMKN 2 Kalianda yang diteliti meliputi komponen normatif, adaptif, dan produktif. Untuk normatif dan adaptif pengembangannya mengacu standar kompetensi kelulusan (SKL),


(4)

sedangkan untuk kompetensi produktif mengacu Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ditetapkan BNSP (Badan Standarisasi Nasional Prndidikan). Kompetensi produktif ditetapkan juga dari masukan langsung dunia usaha/dunia industri dan asosiasi profesi. Ketiga kompetensi merupakan suatu kesatuan diperlukan siswa untuk kepentingan bekerja, melanjutkan pendidikan, dan berwirausaha.

3. Kurikulum digunakan SMKN 2 Kalianda KTSP dengan penyempurnaan spektrum terbaru yang dalam pengembangannya selalu menuju kepada tujuan SMK yaitu siswa bekerja, melanjutkan pendidikan, dan berwirausaha. Pendekatan digunakan adalah kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum berbasis luas dan mendasar. Mata pelajaran dikelompokan pada struktur kurikulum menjadi: 1) program normatif, terdiri dari mata pelajaran yang berfungsi membentuk peserta didik menjadi pribadi bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, 2) program adaptif terdiri dari mata pelajaran membekali tamatan dalam mengembangkan dirinya, seperti kemampuan berkomunikasi, dan memnafaatkan informasi dan teknologi serta berpikir logis dan kritis, 3) program produktif terdiri dari mata pelajaran yang dapat membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai dengan standar kompetnsi di dunia kerja dalam pengembangannya mengacu pada SKKNI dan kebutuhan dunia usha dunia industri.

4. Pelaksanaan pendidikan di SMKN 2 Kalianda diteliti menggunakan pendekatan pendidikan sistem ganda (PSG) yaitu dilaksanakan di sekolah dan di dunia usaha/dunia industri. Strategi pembelajaran digunakan adalah belajar sambil bekerja, pembelajaran tuntas, pembelajaran berbasis kompetensi,


(5)

pembelajaran berbasis produksi, dan pembelajaran di dunia industri. Kegiatan penyiapan siswa bekerja pada pembelajarannya diutamakan pada kegiatan praktek baik di sekolah maupun di dunia usaha/dunia industri dalam bentuk kegiatan praktek kerja industri (Prakerin). Kegiatan ini memberikan manfaat baik bagi sekolah, siswa, maupun dunia usaha. Evaluasi hasil belajar dilakukan di SMKN 2 Kalianda diteliti dengan menitikberatkan pada penilaian hasil belajar berbasis kompetensi dengan menggunakan penilaian acuan patokan diberlakukan secara perseorangan. Keberhasilan peserta didik dikategorikan dalam bentuk “kompeten” dan “belum kompeten”. Sesuai dengan pendekatan digunakan dalam kurikulum SMK, setiap anak dalam mempelajari atau mengerjakan sesuatu harus mencapai tingkat kompetensi telah ditetapkan yaitu dengan nilai minimal 7,0. Jika belum mencapai harus melakukan remedial dan belum boleh melanjutkan pada kegiatan atau kompetensi berikutnya. Evaluasi dilakukan terhadap siswa antara lain evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan uji kompetensi dan verifikasi. Hasil penilaian guru diverifikasi pihak eksternal yaitu dunia usaha/dunia industri agar apa yang telah dicapai siswa diakui dunia kerja sebagai pemakai lulusan. 5. Pengawasan dilakukan SMKN 2 Kalianda meliputi pengawasan terhadap siswa dan guru. Pengawasan terhadap siswa dilakukan saat di sekolah dan di Industri. Di sekolah pengawasan dilakukan dengan absensi kehadiran dan di Indusrti dengan monitoring pada saat pelaksanaan praktek kerja industri. Monitoring dilakukan sebanyak tiga kali untuk melihat siswa di tempat kerja, juga untuk memperoleh informasi dari pihak dunia usaha/dunia industri mengenai kinerja siswa, kedisipinan, tanggung jawab, dan masukan berkaitan


(6)

dengan kompetensi siswa. Masukan dunia kerja ini dijadikan pertimbangan atau bahan perbaikan rumusan standar kompetensi, kurikulum, silabus, maupun perbaikan pelaksanaan pendidikan di sekolah. Upaya perbaikan ini dilakukan terus-menerus. Pelaksanaan pengawasan guru dengan absensi harian dan supervisi kelas. Supervisi kelas dimaksudkan mengawasi administrasi dan performan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. Kesemua kegiatan pengawasan ditindaklanjuti dengan kegiatan pembinaan, namun belum ada ketegasan dalam pemberian sangsi.

6. Latar belakang persiapan SMKN 2 Kalianda ingin diterapkannya sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 karena: 1) ingin menjadi lembaga lebih bermutu, 2) ingin adanya perubahan, dan 3) ingin menjadi sekolah rintisan bertaraf internasional. Persyaratan dibutuhkan dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan hasil pendapat dari para informan, yaitu: 1) komitmen pimpinan (kepala sekolah), 2) penunjukan WMM dan tim ISO, dan 3) ada bimbingan dari konsultan. Persyaratan utama berupa komitmen pimpinan belum jelas ditunjukkan kepala sekolah, sedangkan dua persyaratan lainnya sudah dilakukan SMKN 2 Kalianda, akan tetapi masih pada tahapan perencanaan (Plan) yang merupakan bagian awal dari kegiatan-kegiatan manajemen mutu sekolah dalam konsep Deming siklus Plan-Do-Check-Action (PDCA). Hal ini terjadi karena belum berperannya secara optimal Wakil Manajemen Mutu sebagai pengawas/penegndali mutu pendidikan di SMKN 2 Kalinada. Adapun sosialisasi sudah dilakukan berkaitan dengan penerapan ISO 9001:2008 ialah: 1) kegiatan seminar tentang ISO 9001:2008, keuntungan dan kerugian, dan


(7)

bagaimana penerapannya, dan 2) uji coba dokumen ISO 9001 2008 ke pimpinan 9 unit kerja. Sosialisasi telah lama dilakukan, namun sampai saat ini belum terlaksana kegiatan-kegiatan manajemen mutu SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan keinginan untuk menerapkan ISO 9001:2008. Hal ini disebabkan utamanya adalah komitmen pimpinan puncak, yaitu Kepala SMKN 2 Kalianda untuk menerapkan ISO 9001:2008 masih setengah hati.

6.2 Implikasi

Implikasi dapat dirumuskan berdasarkan temuan-temuan penelitian yang merupakan konsekuensi untuk mencapai kondisi ideal dalam melaksanakan manajemen mutu dan persiapan penerapan ISO 9001:2008 di SMKN 2 Kalianda supaya penyelenggaraan pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan. Implikasi dari penelitian ini antara lain:

1. SMKN 2 Kalianda sebagai lembaga berperan menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan, hendaknya terus menetapkan kebijakan yang diarahkan kepada peningkatan kinerja sekolah dan kerja sama secara kelembagaan dengan berbagai kalangan dunia usaha/dunia industri baik yang kelompok besar, sedang, kecil, dan organisasi profesi. Pihak dunia usaha/dunia industri diharapkan dengan kerja sama ini dapat berpartisipasi aktif memberi dukungan terhadap penyelenggaraan pendidikan di SMKN 2 Kalianda dalam penyiapan tempat untuk praktek kerja industri.


(8)

2. SMKN 2 Kalianda dalam menyusun standar kompetensi siswa hendaknya mengacu SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan dunia usaha/dunia industri. Hal ini dikarenakan mereka mengetahui dengan pasti kemampuan-kemampuan apa yang dibutuhkan dunia kerja. Rumusan kompetensi agar tetap relevan harus selalu ditinjau ulang mengingat perubahan di lingkungan dunia kerja berlangsung terus-menerus.

3. SMKN 2 Kalianda dituntut untuk menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan, maka untuk mencapai itu semua harus mampu mengembangkan kurikulum berisi mata pelajaran yang dapat mengembangkan kompetensi-kompetensi dibutuhkan siswa dan dunia kerja. Kompetensi tersebut adalah kompetensi normatif, adaptif, dan produktif. Kurikulum yang dapat mengembangkan ketiga kompetensi tersebut diperlukan partisipasi dunia usaha/dunia industri serta organisasi profesi agar kurikulum tersebut relevan dengan kebutuhan siswa dan dunia usaha/dunia industri. 4. SMKN 2 Kalianda untuk menghasilkan lulusan memiliki kemampuan dan

keterampilan untuk bekerja, hidup mandiri atau berwirausaha, dan melanjutkan pendidikan diperlukan startegi pembelajaran tepat. Pihak sekolah dan guru dalam melaksanakan kurikulum harus menggunakan berbagai strategi pembelajaran didukung sarana prasarana pendidikan yang ada di sekolah serta dukungan dari dunia usaha/dunia industri sehingga pengetahuan, keperibadian, sikap, dan keterampilan dapat berkembang dengan baik. Keberhasilan belajar siswa SMKN 2 Kalianda tidak cukup hanya dibuktikan


(9)

dengan angka-angka diberikan guru di sekolah yang menggunakan standar penilaian patokan, tetapi harus dinyatakan oleh dunia usaha/dunia industri sebagai pengguna tamatan yang dapat menilai siswa sesuai dengan standar penilaian berlaku di dunia industri. Keterlibata dunia usaha/dunia industri dan organisasi profesi dalam melakukan penilaian terhadap siswa perlu terus ditingkatkan. Hal ini dikarenakan dengan adanya penilaian dari dunia usaha/dunia industri akan memberikan tingkat kepercayaan dunia usaha terhadap kemampuan yang dimiliki tamatan SMKN 2 Kalianda.

5. Pengawasan langsung oleh pimpinan SMKN 2 Kalianda diperlukan untuk menjaga konsisten pelaksanaan pengajaran dengan pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan, selain itu juga untuk menjaga kedisiplinan siswa dan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Hasil pengawasan ini dapat ditindaklanjuti dalam bentuk perbaikan dan pengembangan terhadap kompetensi guru, maupun perbaikan terhadap standar kompetensi siswa, kurikulum, maupun strategi pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar. 6. Upaya persiapan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan penerapan ISO

9001:2008 dilatarbelakangi dengan adanya keinginan untuk menjadi lembaga yang lebih bermutu dengan perubahan-perubahan yang dapat meningkatkan status sekolah menjadi sekolah rintisan berstandar internasional diperlukan komitmen kepala sekolah yang utuh tidak setengah hati, sehingga diperlukan ketegasan dalam menggiring warga sekolah secara bersama-sama membangun komitmen tersebut yang dimotori oleh komitmen Wakil Manajemen Mutu.


(10)

Kegiatan manajemen mutu dilaksanakan SMKN 2 Kalianda ini merupakan langkah tepat dalam upaya mewujudkan pendidikan yang mampu menghasilkan tamatan memiliki kemampuan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/dunia industri, kebutuhan siswa untuk berwirausaha dan melanjutkan pendidikan. Untuk itu upaya perbaikan dan pengembangan terhadap unsur input, seperti kebijakan mutu, rumusan kompetensi, kurikulum, sarana prasarana, keterlibatan dunia usaha/dunia industri, dan kinerja pelaksanaan pendidikan di SMKN 2 Kalianda harus dilakukan secara terus-menerus. Sehubungan dengan hal ini, maka disarankan oleh peneliti sebagai berikut :

6.3.1 Bagi Kepala Sekolah

6.3.1.1Kepala sekolah hendaknya terus meningkatkan keterlibatan/partisipasi warga sekolah, seperti para wakil kepala sekolah, ketua program studi keahlian, guru, dan dunia usaha/dunia industri dalam pengelolaan sekolah. Hal ini karena partisipasi dapat lebih meningkatkan komitmen dan tanggung jawab dalam upaya mewujudkan pendidikan bermutu.

6.3.1.2Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan komunikasi dengan dunia usaha dan guna memperoleh informasi berkaitan perkembangan terjadi di dunia industri dengan informasi sekolah sehingga dapat melakukan penyesuaian cepat utamanya rumusan standar kompetensi dan kurikulum. 6.3.1.3Kepala SMKN 2 Kalianda disarankan menghidupkan lagi organisasi

khusus seperti tim ISO yang pernah ada di bawah Wakil Manajemn Mutu bertugas untuk menangani secara serius persiapan penerapan ISO 9001:2008 dengan dukungan penuhnya berupa kebijakan untuk membangun komitmen bersama. Organisasi ini dapat pula berperan


(11)

sebagai unit kerja yang mengkoordinir kegiatan-kegiatan berkaitan dengan perbaikan mutu SMKN 2 Kalianda.

6.3.2Bagi Dunia Usaha

6.3.2.1Partisipasi dunia usaha/dunia industri hendaknya bisa lebih ditingkatkan baik dalam menetapkan berbagai standar kompetensi atau keahlian, memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melakukan magang, dalam pelaksanaan prakerin serta pada saat melakukan uji kompetensi maupun verifikasi. Tanpa partisipasi tinggi dari dunia usaha/dunia industri sekolah akan kesulitan dalam menyelenggarakan pendidikan yang dapat menghasilkan tamatan bermutu.

6.3.2.2Partisipasi dunia usaha/dunia industri juga sangat diperlukan hendaknya dalam rangka penyerapan tenaga kerja merupakan output lulusan SMKN 2 Kalianda, sehingga dapat dijajaki sebuah MoU untuk dapat menjadi penyaluran tenaga kerja langsung bagi siswa yang berkeinginan untuk bekerja. Partisipasi lain bisa diupayakan bagi pembinaan terhadap siswa yang akan berwirausaha mandiri dalam rangka pemberian modal usaha dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya secara bersama antara pihak sekolah dan dunia usaha/dunia industri.

6.3.3 Bagi Guru

Ilmu pengetahuan dan teknologi serta tututan dunia kerja selalu menunjukkan adanya perkembangan pesat, maka guru sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan di SMK hendaknya selalu


(12)

mengikuti perkembangan yang terjadi, meningkatkan kemampuan, dan selalu mengkaji kembali program pembelajaran agar senantiasa relevan dengan perkembangan.

6.3.4 Bagi Dinas Pendidikan

6.3.4.1Pemerintah daerah sebagai penanggung jawab pendidikan di daerah hendaknya mengeluarkan peraturan mengatur kewajiban partisipasi, kerja sama, dan koordinasi antara dunia usaha/dunia industri dengan SMKN 2 Kalianda. Ketentuan ini dimaksudkan meningkatkan komitmen dan partisipasi dunia kerja berjalan efektif diharapkan berbagai persoalan dan kendala dihadapi SMKN 2 Kalianda menyiapkan tenaga kerja kompeten dan menyiapkan siswa mampu berwirausaha mandiri dapat diatasi.

6.3.4.2Dinas pendidikan sebagai penanggung jawab pendidikan di daerah hendaknya mendorong SMKN 2 Kalianda menerapkan ISO 9001:2008. Dana sharing yang telah dianggarkan sebaiknya digunakan untuk pembinaan kepala SMKN 2 Kalianda untuk implementasi ISO 9001:2008. Hal ini dimaksud karena dari empat persyaratan yang dibutuhkan penerapan ISO 9001:2008 hanya satu persyaratan utama yang belum ada yaitu komitmen pimpinan sekolah (kepala sekolah). Jika dukungan dana sharing seperti telah diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Menengah segera direalisasikan, maka penerapan ISO 9001:2008 di SMKN 2 Kalianda pun dapat terealisasi secepatnya.


(13)

Pengawas SMKN 2 Kalianda diharapkan untuk lebih meningkatkan fungsi pengawasannya sehingga dapat lebih mengetahui dan memahami tentang kebijakan mutu SMKN 2 Kalianda untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik.

6.3.6 Bagi Komite Sekolah

Pengurus komite diharapkan untuk lebih meningkatkan fungsi dan perannya sebagai mitra SMKN 2 Kalianda sehingga dapat lebih memahami tentang permasalahan mutu untuk meningkatkan pelayanan bagi peserta didik.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian.

1.1Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi sudah menjadi kenyataan harus dijalani oleh bangsa Indonesia. Globalisasi dengan pasar bebas serba penuh persaingan sudah dihadapi, maka diperlukan usaha dari pemerintah bersama-sama dengan pihak masyarakat serta dunia usaha/dunia industri untuk mempersiapkan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan. Jika tidak, maka bangsa ini akan kalah bersaing dalam menjalani globalisasi. Berkaitan dengan itu maka upaya mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas, pendidikan memegang peranan penting. Peran penting dunia pendidikan contohnya seperti pada satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan dicetak sumber daya manusia profesional terampil dalam bidang keahlian kejuruan dan pandai beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun, pada era ini pula


(15)

peningkatan pendidikan diharapkan untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia belum benar-benar mengarah kepada kondisi yang diharapkan. Saat ini banyak sekali ditemui permasalahan dalam dunia pendidikan. Permasalahan dapat dicontohkan kembali pada satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan ditemui berbagai kendala minimnya sarana prasarana pendukung sesuai dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri akibat dari lemahnya pengelolaan atau keterbatasan sumber daya manusia dalam manajemen pengelolaan sekolah seperti kurangnya membuat jaringan dengan pihak-pihak terkait yang dapat mendukung pembentukan tamatan dengan kompetensi keahlian sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan senantiasa beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersinergi dengan pembentukan watak mental peserta didik bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Permasalahan pendidikan yang telah disebutkan di atas dihadapi bangsa Indonesia menunjukkan rendahnya mutu pendidikan. Hal ini pun terjadi hampir pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Contoh salah satunya pada SMKN 2 Kalianda didapatkan data empiris bahwa proses pendidikan berlangsung ditinjau dari kondisi sumber daya manusia, sarana prasarana, dan daya dukung pihak terkait masih dibutuhkan peningkatan kualitasnya. Disini masih banyak ditemukan rendahnya tanggung jawab guru dalam pemenuhan jam belajar, juga terbatasnya sarana dan prasarana sesuai dengan tuntutan dunia usaha/dunia industri, serta minimnya dukungan dari berbagai pihak terkait terutama pemerintah daerah dalam penerapan konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Namun demikian dengan segala permasalahan yang ada, SMKN 2 Kalianda telah berjalan selama sepuluh tahun ini senantiasa berupaya


(16)

untuk meningkatkan kualitas. Sebagai sekolah menengah kejuruan kelompok teknologi dan pertanian pertama dan terbesar di Kabupaten Lampung Selatan, maka SMKN 2 Kalianda senantiasa berusaha menjawab permasalahan yang ada tersebut dengan digulirkannya sebuah kebijakan mutu untuk penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Peningkatan mutu pendidikan pada unit satuan pendidikan sekolah menengah kejuruan di Indonesia merupakan suatu usaha tidak henti-hentinya diupayakan oleh pemerintah bersama-sama dengan pihak masyarakat serta dunia usaha/dunia industri. Adapun berbagai usaha tersebut ialah pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pendidikan pelatihan, pengadaan buku-buku/modul-modul pelajaran, pengadaan alat-alat kegiatan praktek kerja disesuaikan dengan alat-alat di dunia usaha/dunia industri, pengadaan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah.

Salah satu usaha peningkatan pendidikan untuk pengembangan sumber daya manusia berkualitas yang utama dan memegang peranan sangat strategis adalah peningkatan mutu manajemen sekolah. Pendidikan berfokus pada mutu adalah pendidikan yang diterapkan sekolah untuk mengembangkan program dan layanan memenuhi kebutuhan pengguna seperti siswa dan masyarakat. Hal itu merupakan misi dasar konsep mutu.

Masyarakat dimaksud adalah secara luas sebagai pengguna lulusan, yaitu dunia usaha, lembaga pendidikan lanjut, pemerintah dan masyarakat luas, termasuk menciptakan usaha sendiri oleh lulusan. Menurut Crosby (1986) mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan (Conformance to requirement),


(17)

yaitu sesuai dengan standar mutu telah ditentukan baik inputnya, prosesnya, dan outputnya, oleh karena itu mutu pendidikan diselenggarakan sekolah dituntut untuk memiliki baku standar.

Mutu dalam konsep Deming (1986) adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Konsep Deming juga menyatakan bahwa pendidikan bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya. Fiegenbaum (1986) mengartikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Pada pengertian ini, maka dikatakan sekolah bermutu adalah sekolah yang dapat memuaskan pelanggannya, baik pelanggan internal maupun eksternal. Joseph. M. Juran (1986) yang pikiran-pikirannya begitu terkenal dan berpengaruh di Jepang sehingga pada tahun 1981 dia dianugerahi Order of the Sacred Treasure oleh Kaisar Jepang, mengemukakan bahwa 85% dari masalah-masalah mutu terletak pada manajemen (pengelolaan). Maka daripada itu sejak dini manajemen haruslah dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin (Hanafiah, 1994:101). Salah satu bentuk manajemen yang berhasil dimanfaatkan dunia industri dan bisa diadaptasi dalam dunia pendidikan adalah TQM (total quality management) pada sistem pendidikan disebut sebagai Total Quality Management in Education (TQME).

Manajemen sekolah seyogyanya memahami perkembangan manajemen modern mengacu pada TQME sehingga mampu mendesain, menerapkan, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja sistem pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar setiap lulusan dari sekolah mampu dan cepat beradaptasi dengan kebutuhan pihak masyarakat serta dunia usaha/dunia industri. Disamping itu mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan


(18)

berbagai keragaman potensi anak didik memerlukan layanan pendidikan beragam, kondisi lingkungan berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan mutu pendidikan.

Hal ini dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya. Walaupun demikian agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut. Pemikiran ini telah mendorong munculnya peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan yang dikenal dengan manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah.

Manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah merupakan sebuah konsep kerja sama erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing-masing didasarkan kepada suatu keinginan pemberian kemandirian sekolah untuk ikut terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang ada. Sekolah harus mampu menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta memahami kondisi lingkunganya (kelebihan dan kekurangannya) untuk kemudian melalui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya kedalam kebijakan mikro dalam bentuk program-program prioritas yang harus dilaksanakan dan dievaluasi oleh sekolah bersangkutan sesuai dengan visi dan misinya masing-masing.


(19)

Sekolah harus menentukan target mutu untuk tahun berikutnya, dengan demikian sekolah secara mendiri tetapi masih dalam kerangka acuan kebijakan nasional dan ditunjang dengan penyediaan input memadai memiliki tanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dan masyarakat.

Implementasi manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini digunakan untuk memastikan bahwa rencana yang telah disusun, benar-benar dapat direalisasikan. Kegiatan untuk memastikan bahwa tujuan telah direncanakan tersebut benar-benar dapat dicapai disebut dengan kegiatan penjaminan mutu. Dengan adanya kegiatan ini, maka diharapkan kesehatan organisasi dapat ditingkatkan. Proses penjaminan mutu tersebut memiliki pedoman baku harus dianut oleh suatu organisasi jika menginginkan untuk mendapat pengakuan internasional. Sistem penjaminan mutu tersebut salah satunya adalah sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

ISO 9001:2008 merupakan penyempurnaan dari ISO 9001 : 2000. Sejarah tentang sistem manajemen mutu ISO berawal dari kondisi perang dunia ke-II yang ingin mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu bagus. Berawal dari sinilah kemudian bagian pengadaan barang militer Inggris mengembangkan serangkaian standar secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 adalah salah satu sistem manajemen mutu menerapkan pola PDCA yaitu Plan-Do-Check-Action dimana pendekatan prosesnya terletak pada kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan serta penekanan pada peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap sistem manajemen


(20)

mutu (Gazpers, 2005). ISO 9001:2008 lebih menekankan pada faktor proses, tapi juga meliputi faktor input dan output.

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada sebuah organisasi diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerjanya. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kalianda pada saat ini sedang berupaya untuk lebih meningkatkan kinerja organisasinya guna meningkatkan mutu output lulusannya. Masih rendahnya kualitas output lulusan SMKN 2 Kalianda saat ini, karena dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dihadapkan pada berbagai kendala. Adapun beberapa kendala ditemukan dalam penyelenggaraan pendidikan pada SMKN 2 Kalianda dari segi kegiatan praktek pendidikan kejuruan yang masih kurang mempersiapkan siswanya untuk memasuki lapangan kerja, tidak efisien dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurang mampu menjaga hubungan dengan perubahan pasar kerja, dan senantiasa penyelenggaraan pendidikannya secara konservatif. Selain itu kendala bersifat tradisi seperti banyak kebiasaan salah dilakukan terus-menerus oleh guru tanpa ada kesadaran bahwa apa yang dilakukan itu sebenarnya salah juga banyak ditemukan dalam penyelenggaraan pendidikan di SMKN 2 Kalianda.

Penyelenggaraan pendidikan di SMKN 2 Kalianda masih menunjukkan kelemahan dalam segi kegitan praktek dan segi tradisi, akan tetapi lembaga ini masih mendapatkan kepercayaan dan menjadi tumpuan pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan sumber daya manusia. Sebagai contohnya menjadi tumpuan bagi dunia usaha/dunia industri dalam mendapatkan tenaga kerja terampil dan tumpuan masyarakat lainnya dalam mendapatkan keterampilan dan kecakapan bisa dijadikan bekal oleh mereka dalam mendapatkan pekerjaan


(21)

atau membuka lapangan kerja sendiri. Berdasarkan yang telah disebutkan di atas maka minat masyarakat sekitar Lampung Selatan untuk memasuki SMKN 2 Kalianda dari tahun ke tahun cukup tinggi. Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat sekitar Lampung Selatan masuk ke SMKN 2 Kalianda, saat ini diupayakan peningkatan penyelenggaraan pendidikan SMKN 2 Kalianda dengan adanya persiapan-persiapan dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Upaya ini dilakukan mengingat keberadaan lembaga SMKN 2 Kalianda ini dianggap penting dan strategis dalam menghasilkan tenaga kerja diperlukan berbagai sektor pembangunan baik pembangunan di sekitar wilayah Lampung Selatan khususnya dan juga wilayah Lampung dan Indonesia umumnya.

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan hal baru pada sekolah-sekolah di wilayah Lampung Selatan. SMKN 2 Kalianda berusaha untuk menjadi sekolah menengah kejuruan pertama menerapkan sistem manajemen mutu tersebut. SMKN 2 Kalianda didirikan pertama kali berdasarkan surat keputusan bernomor 217/O/2000 dengan tanggal SK nya 17 November 2000. Pada tahun pelajaran 2010-2011 jumlah siswa mencapai 963 orang dan jumlah guru sebanyak 87 orang. Selain itu kompetensi keahlian yang dibuka pada saat ini berjumlah 8, yaitu : 1) teknik konstruksi batu dan beton; 2) teknik gambar bangunan; 3) teknik instalasi tenaga listrik; 4) teknik elektronika industri; 5) teknik pemesinan; 6) teknik kendaraan ringan; 7) teknik komputer jaringan; 8) agribisnis perikanan. Persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMKN 2 Kalianda ini sudah dimulai sejak awal tahun pelajaran 2009-2010 dan sampai saat ini belum terlaksana.


(22)

Kemampuan SMKN 2 Kalianda untuk melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada saat ini merupakan suatu tuntutan sehingga lulusan yang dihasilkan oleh lembaga ini mampu mengatasi masalah pengangguran dan ketenagakerjaan hingga saat ini masih dikeluhkan oleh dunia usaha/dunia industri. Melalui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 diharapkan lulusan dihasilkan menjadi tenaga kerja yang mempunyai karakteristik seperti diinginkan oleh lapangan kerja industri, yaitu tenaga kerja terampil atau menjadi tamatan mampu berwirausaha serta dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Dilandasi latar belakang tersebut, maka dipandang perlu untuk diadakan penelitian dengan maksud ingin memperoleh gambaran tentang manajemen mutu yang dilaksanakan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam upaya menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan untuk menjadi pekerja terampil, wirausaha handal, dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini adalah : 1.2.1 Bagaimanakah kebijakan mutu diterapkan di SMKN 2 Kalianda

1.2.2 Bagaimanakah rumusan standar kompetensi lulusan ditetapkan di SMKN 2 Kalianda

1.2.3 Bagaimanakah pengembangan kurikulum di SMKN 2 Kalianda

1.2.4 Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar di SMKN 2 Kalianda


(23)

1.2.5 Bagaimanakah pengawasan dilaksanakan pimpinan sekolah di SMKN 2 Kalianda

1.2.6 Upaya apakah yang telah dilakukan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui, mendeskripsikan manajemen mutu dilaksanakan SMKN 2 Kalianda dalam upayanya berkaitan dengan persiapan penerapan ISO 9001:2008 yang meliputi :

1.3.1 Mendeskripsikan kebijakan mutu diterapkan pimpinan SMKN 2 Kalianda 1.3.2 Mendeskripsikan rumusan standar kompetensi lulusan ditetapkan SMKN 2

Kalianda

1.3.3 Mendeskripsikan pengembangan kurikulum di SMKN 2 Kalianda

1.3.4 Mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar di SMKN 2 Kalianda

1.3.5 Mendeskripsikan pelaksanaan pengawasan oleh pimpinan sekolah terhadap pelaksanaan kurikulum di SMKN 2 Kalianda

1.3.6 Mendeskripsikan upaya telah dilakukan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO : 9001 : 2008

1.3 Kegunaan Penelitian

Kegunaan diharapkan atau diinginkan dalam penelitian ini, antara lain memberikan manfaat teoritis, manfaat akademis, dan manfaat bagi peneliti.


(24)

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian dan konsep yang lebih mendalam tentang manajemen mutu atau manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) serta penerapannya sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan untuk penelitian selanjutnya, dan konsep manajemen mutu dapat berkembang untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di Sekolah Menengah Kejuruan atau sekolah bersangkutan dan sederajat.

1.4.2 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi SMKN 2 Kalianda dalam mengadakan evaluasi pengelolaan pendidikan menyangkut fungsi dan perannya sebagai lembaga pendidikan dalam meningkatkan standar mutu melalui penerapan manajemen mutu atau Total Quality Management (TQM). Selanjutnya memberikan manfaat dalam upaya perbaikan dan pengembangan manajemen mutu pada SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan ISO 9001:2008 dalam melaksanakan peran dan fungsinya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang bisa memenuhi harapan dunia usaha/dunia industri, menyiapkan siswa agar mampu hidup mandiri berwirausaha, dan dapat melanjutkan pendidikan. Selain itu, juga sebagai input bagi pengelola pendidikan maupun lembaga yang terkait dalam menentukan arah kebijakan menuju pada upaya perbaikan mutu di tengah percaturan global. Selanjutnya manfaat yang diharapkan berupa pengetahuan mengenai peran sekolah dalam menghasilkan lulusan berkualitas, dapat dijadikan acuan bagi lembaga pendidikan yang sama untuk penelitian selanjutnya ingin dikembangkan.


(25)

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti memperoleh wawasan pengetahuan, keterampilan dalam manajemen mutu sekolah dan menambah pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Program Pascasarjana, Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

1.5 Definisi Istilah

Definisi istilah diperlukan untuk menghindari adanya salah tafsir dalam memahami penelitian ini. Istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1Mutu adalah sesuai dengan dipersyaratkan, memiliki ciri berorientasi pada memenuhi kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif dari semua personil, adanya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab untuk kualitas, adanya aktivitas berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan.

1.5.2Manajemen adalah usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien melalui usaha orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan manajemen mempunyai beberapa fungsi harus dilaksanakan yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Manajemen juga merupakan suatu proses melibatkan bimbingan atau pengarahan sumber daya manusia dalam bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.


(26)

1.5.3Manajemen mutu dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi-fungsi manajemen keseluruhan untuk menentukan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab, dan kemudian menerapkannya dengan mutu menjadi target dari setiap fungsi manajemen tersebut, seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, penjaminan mutu, peningkatan, dan perbaikan mutu. Seluruh aktivitas tersebut ditujukan bagi pencapaian totalitas karakteristik produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan dan harapan kepuasan pelanggan.

1.5.4Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah salah satu sistem manajemen mutu menerapkan pola PDCA yaitu Plan-Do-Check-Action dimana pendekatan prosesnya terdapat penekanan pada kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan serta penekanan pada peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap sistem manajemen mutu.


(1)

atau membuka lapangan kerja sendiri. Berdasarkan yang telah disebutkan di atas maka minat masyarakat sekitar Lampung Selatan untuk memasuki SMKN 2 Kalianda dari tahun ke tahun cukup tinggi. Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat sekitar Lampung Selatan masuk ke SMKN 2 Kalianda, saat ini diupayakan peningkatan penyelenggaraan pendidikan SMKN 2 Kalianda dengan adanya persiapan-persiapan dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Upaya ini dilakukan mengingat keberadaan lembaga SMKN 2 Kalianda ini dianggap penting dan strategis dalam menghasilkan tenaga kerja diperlukan berbagai sektor pembangunan baik pembangunan di sekitar wilayah Lampung Selatan khususnya dan juga wilayah Lampung dan Indonesia umumnya.

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan hal baru pada sekolah-sekolah di wilayah Lampung Selatan. SMKN 2 Kalianda berusaha untuk menjadi sekolah menengah kejuruan pertama menerapkan sistem manajemen mutu tersebut. SMKN 2 Kalianda didirikan pertama kali berdasarkan surat keputusan bernomor 217/O/2000 dengan tanggal SK nya 17 November 2000. Pada tahun pelajaran 2010-2011 jumlah siswa mencapai 963 orang dan jumlah guru sebanyak 87 orang. Selain itu kompetensi keahlian yang dibuka pada saat ini berjumlah 8, yaitu : 1) teknik konstruksi batu dan beton; 2) teknik gambar bangunan; 3) teknik instalasi tenaga listrik; 4) teknik elektronika industri; 5) teknik pemesinan; 6) teknik kendaraan ringan; 7) teknik komputer jaringan; 8) agribisnis perikanan. Persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di SMKN 2 Kalianda ini sudah dimulai sejak awal tahun pelajaran 2009-2010 dan sampai saat ini belum terlaksana.


(2)

Kemampuan SMKN 2 Kalianda untuk melaksanakan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada saat ini merupakan suatu tuntutan sehingga lulusan yang dihasilkan oleh lembaga ini mampu mengatasi masalah pengangguran dan ketenagakerjaan hingga saat ini masih dikeluhkan oleh dunia usaha/dunia industri. Melalui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 diharapkan lulusan dihasilkan menjadi tenaga kerja yang mempunyai karakteristik seperti diinginkan oleh lapangan kerja industri, yaitu tenaga kerja terampil atau menjadi tamatan mampu berwirausaha serta dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Dilandasi latar belakang tersebut, maka dipandang perlu untuk diadakan penelitian dengan maksud ingin memperoleh gambaran tentang manajemen mutu yang dilaksanakan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dalam upaya menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan untuk menjadi pekerja terampil, wirausaha handal, dan dapat mengikuti pendidikan lebih lanjut.

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini adalah : 1.2.1 Bagaimanakah kebijakan mutu diterapkan di SMKN 2 Kalianda

1.2.2 Bagaimanakah rumusan standar kompetensi lulusan ditetapkan di SMKN 2 Kalianda

1.2.3 Bagaimanakah pengembangan kurikulum di SMKN 2 Kalianda

1.2.4 Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar di SMKN 2 Kalianda


(3)

1.2.5 Bagaimanakah pengawasan dilaksanakan pimpinan sekolah di SMKN 2 Kalianda

1.2.6 Upaya apakah yang telah dilakukan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui, mendeskripsikan manajemen mutu dilaksanakan SMKN 2 Kalianda dalam upayanya berkaitan dengan persiapan penerapan ISO 9001:2008 yang meliputi :

1.3.1 Mendeskripsikan kebijakan mutu diterapkan pimpinan SMKN 2 Kalianda 1.3.2 Mendeskripsikan rumusan standar kompetensi lulusan ditetapkan SMKN 2

Kalianda

1.3.3 Mendeskripsikan pengembangan kurikulum di SMKN 2 Kalianda

1.3.4 Mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar di SMKN 2 Kalianda

1.3.5 Mendeskripsikan pelaksanaan pengawasan oleh pimpinan sekolah terhadap pelaksanaan kurikulum di SMKN 2 Kalianda

1.3.6 Mendeskripsikan upaya telah dilakukan SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan sistem manajemen mutu ISO : 9001 : 2008

1.3 Kegunaan Penelitian

Kegunaan diharapkan atau diinginkan dalam penelitian ini, antara lain memberikan manfaat teoritis, manfaat akademis, dan manfaat bagi peneliti.


(4)

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian dan konsep yang lebih mendalam tentang manajemen mutu atau manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) serta penerapannya sehingga dapat dijadikan dasar dan acuan untuk penelitian selanjutnya, dan konsep manajemen mutu dapat berkembang untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama di Sekolah Menengah Kejuruan atau sekolah bersangkutan dan sederajat.

1.4.2 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi SMKN 2 Kalianda dalam mengadakan evaluasi pengelolaan pendidikan menyangkut fungsi dan perannya sebagai lembaga pendidikan dalam meningkatkan standar mutu melalui penerapan manajemen mutu atau Total Quality Management (TQM). Selanjutnya memberikan manfaat dalam upaya perbaikan dan pengembangan manajemen mutu pada SMKN 2 Kalianda berkaitan dengan persiapan penerapan ISO 9001:2008 dalam melaksanakan peran dan fungsinya menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga kerja yang bisa memenuhi harapan dunia usaha/dunia industri, menyiapkan siswa agar mampu hidup mandiri berwirausaha, dan dapat melanjutkan pendidikan. Selain itu, juga sebagai input bagi pengelola pendidikan maupun lembaga yang terkait dalam menentukan arah kebijakan menuju pada upaya perbaikan mutu di tengah percaturan global. Selanjutnya manfaat yang diharapkan berupa pengetahuan mengenai peran sekolah dalam menghasilkan lulusan berkualitas, dapat dijadikan acuan bagi lembaga pendidikan yang sama untuk penelitian selanjutnya ingin dikembangkan.


(5)

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti memperoleh wawasan pengetahuan, keterampilan dalam manajemen mutu sekolah dan menambah pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah serta sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Program Pascasarjana, Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

1.5 Definisi Istilah

Definisi istilah diperlukan untuk menghindari adanya salah tafsir dalam memahami penelitian ini. Istilah yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1Mutu adalah sesuai dengan dipersyaratkan, memiliki ciri berorientasi pada memenuhi kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif dari semua personil, adanya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab untuk kualitas, adanya aktivitas berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan.

1.5.2Manajemen adalah usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien melalui usaha orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan manajemen mempunyai beberapa fungsi harus dilaksanakan yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Manajemen juga merupakan suatu proses melibatkan bimbingan atau pengarahan sumber daya manusia dalam bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.


(6)

1.5.3Manajemen mutu dalam penelitian ini dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi-fungsi manajemen keseluruhan untuk menentukan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab, dan kemudian menerapkannya dengan mutu menjadi target dari setiap fungsi manajemen tersebut, seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, penjaminan mutu, peningkatan, dan perbaikan mutu. Seluruh aktivitas tersebut ditujukan bagi pencapaian totalitas karakteristik produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan dan harapan kepuasan pelanggan.

1.5.4Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah salah satu sistem manajemen mutu menerapkan pola PDCA yaitu Plan-Do-Check-Action dimana pendekatan prosesnya terdapat penekanan pada kepuasan pelanggan dan peningkatan berkesinambungan serta penekanan pada peranan dan tanggung jawab manajemen puncak terhadap sistem manajemen mutu.