Laporan Hasil Pengamatan SMOKING CESSATI

Laporan Hasil Pengamatan

SMOKING CESSATION

Pembimbing:
Dr. dr. Shirley I. Moningkey, M. Kes

Penyusun:
Michael Anthonius Lim
07120100075

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
PUSKESMAS MAUK
PERIODE 26 OKTOBER - 19 DESEMBER 2015

A. Data Demografi Pasien
Nama
: Tn. K
Usia


: 40 tahun

Alamat

: Ketapang

Pekerjaan

: Karyawan

Pendidikan

: SMP

Tinggi Badan : 167 cm
Berat badan

: 65 kg

Kategori perokok: Perokok aktif, sejak 22 tahun yang lalu

Perokok aktif tingkatan sedang menurut WHO karena jumlah rokok yang dihisap
dalam 1 minggu terakhir sebanyak 18 batang perhari. Jumlah rokok yang dihisap
dalam 1-2 bulan terakhir ini sebanyak 18 batang/hari. Jenis rokok: kretek berfilter
merk “Djarum Super” (kandungan nikotin 1,8 mg dan kandungan tar 32 mg).

Riwayat mencoba untuk berhenti merokok: Tidak ada

Niat untuk berhenti merokok: Tidak ada
Pasien sering dinasihati oleh keluarga untuk berhenti merokok namun tidak mau.
Pasien juga sudah tahu dampak merokok bagi kesehatan, seperti menurunkan stamina,
mudah lelah, sesak nafas, penyakit jantung, dan kanker paru.

A. Metode
Metode yang digunakan dalam program Smoking Cessation ini diambil dari WHO
European Strategy for Smoking Cessation Policy. Ini adalah metode untuk
memotivasi perokok melawan ketergantungannya terhadap rokok. WHO dan
American Psychiatric Association menyebutkan bahwa penyebab utama perokok sulit
berhenti adalah efek ketergantungan dari nikotin.
1. Brief Opportunistic advice from a healthcare professional
Intervensi ini diberikan selama 10-15 menit dimana perokok dijelaskan bahaya

dari rokok dan diberi saran mengenai cara berhenti merokok dengan pemicu dari
faktor lingkungan dan kesadaran diri sendiri

2. Individual Counseling
Intervensi ini memberikan kesempatan kepada perokok untuk dapat melakukan
tanya jawab dan menjelaskan kesulitan berhenti merokok sehingga tenaga medis
dapat membantu perokok mencari solusi untuk kesulitan-kesulitan tersebut,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri perokok untuk dapat berhenti.
3. Behavioral Approach
Perokok dapat diberikan pilihan untuk dapat berhenti segera (cold turkey) atau
bertahap melalui pengurangan jumlah rokok dengan menetapkan target jumlah
rokok maksimal yang dapat dihisap dalam kurun waktu tertentu. Pasien juga
dijelaskan mengenai prinsip berhenti merokok dimana lebih cepat lebih baik.
4. Terapi Pengganti Nikotin
Disarankan untuk mengkonsumsi permen karet sebagai pengganti keinginan untuk
merokok.

B. Hasil Pengamatan
1. Hasil
Pengamatan dilakukan selama 1 minggu dimulai dari tanggal 16 November 201521 November 2015.

Senin, 16 November 2015
Jumlah
rokok

Waktu

Skala
(*)

Tempat Aktivitas

Dengan
siapa

Mood/penyebab

1

06.00


1

Depan rumah

Sendiri

Ingin

3

06.30

2

Ruang makan

Keluarga

6


10.30

2

Tempat Kerja

Teman kerja

9

12.00

1

Warung

Tetangga

12


14.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

14

17.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja


Ditawari

16

19.30

2

Ruang makan

Teman

Kebiasaan

Kerja

setelah makan

18


21.30

1

Teras rumah

Tetangga

Sebelum tidur

Kebiasaan
setelah makan
Ditawari
Kebiasaan
setelah makan

Selasa, 17 November 2015
Jumlah
rokok


Waktu

Skala
(*)

Tempat Aktivitas

Dengan
siapa

Mood/penyebab

1

06.00

1

Depan rumah


Sendiri

Ingin

3

06.30

2

Ruang makan

Keluarga

5

10.30

2

Tempat Kerja

Teman kerja

8

12.00

1

Warung

Tetangga

11

14.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

13

17.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

15

19.30

2

Ruang makan

Teman

Kebiasaan

Kerja

setelah makan

17

21.30

1

Teras rumah

Tetangga

Sebelum tidur

Kebiasaan
setelah makan
Ditawari
Kebiasaan
setelah makan

Rabu, 11 November 2015
Jumlah
rokok

Waktu

Skala
(*)

Tempat Aktivitas

Dengan
siapa

Mood/penyebab

1

06.00

1

Depan rumah

Sendiri

Ingin

3

06.30

2

Ruang makan

Keluarga

5

10.30

2

Tempat Kerja

Teman kerja

6

12.00

1

Warung

Tetangga

8

14.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

11

17.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

13

19.30

2

Ruang makan

Teman

Kebiasaan

Kerja

setelah makan

15

21.30

1

Teras rumah

Tetangga

Sebelum tidur

Kebiasaan
setelah makan
Ditawari
Kebiasaan
setelah makan

Kamis, 12 November 2015
Jumlah
rokok

Waktu

Skala
(*)

Tempat Aktivitas

Dengan
siapa

Mood/penyebab

1

06.00

1

Depan rumah

Sendiri

Ingin

3

06.30

2

Ruang makan

Keluarga

5

10.30

2

Tempat Kerja

Teman kerja

7

12.00

1

Warung

Tetangga

9

14.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

12

17.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

13

19.30

2

Ruang makan

Teman

Kebiasaan

Kerja

setelah makan

14

21.30

1

Teras rumah

Tetangga

Sebelum tidur

Kebiasaan
setelah makan
Ditawari
Kebiasaan
setelah makan

Jumat, 13 November 2015
Jumlah
rokok

Waktu

Skala
(*)

Tempat Aktivitas

Dengan
siapa

Mood/penyebab

1

06.00

1

Depan rumah

Sendiri

Ingin

2

06.30

2

Ruang makan

Keluarga

4

10.30

2

Tempat Kerja

Teman kerja

5

12.00

1

Warung

Tetangga

8

14.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

10

17.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

11

19.30

2

Ruang makan

Teman

Kebiasaan

Kerja

setelah makan

13

21.30

1

Teras rumah

Tetangga

Sebelum tidur

Kebiasaan
setelah makan
Ditawari
Kebiasaan
setelah makan

Sabtu, 14 November 2015
Jumlah
rokok

Waktu

Skala
(*)

Tempat Aktivitas

Dengan
siapa

Mood/penyebab

1

06.00

1

Depan rumah

Sendiri

Ingin

2

06.30

2

Ruang makan

Keluarga

4

10.30

2

Tempat Kerja

Teman kerja

5

12.00

1

Warung

Tetangga

7

14.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

9

17.00

3

Tempat Kerja

Teman kerja

Ditawari

10

19.30

2

Ruang makan

Teman

Kebiasaan

Kerja

setelah makan

12

21.30

1

Teras rumah

Tetangga

Sebelum tidur

Kebiasaan
setelah makan
Ditawari
Kebiasaan
setelah makan

Skala: diisi dengan skala seberapa pentingnya pasien. 3= sangat penting, 2=ratarata, 1=kurang penting.

2. Pembahasan
Pasien adalah seorang perokok aktif yang memiliki kebiasaan merokok 18 batang
perhari. Sebelumnya pasien belum pernah mencoba untuk berhenti merokok.
Dengan mengikuti program ini, pasien diharapkan mengurangi jumlah rokok
menjadi setengah rata-rata jumlah konsumsi rokok biasanya. Berdasarkan data
yang dicapai, pasien belum mencapai target yaitu 9 batang rokok/hari. Namun
mengingat waktu untuk mengumpulkan data yang singkat, penurunan jumlah
batang sebanyak 1-2 batang perhari dan mencapai 12 batang perhari dalam 6 hari
pada pasien baru pertama kali mendapatkan edukasi tentang merokok dan juga
baru pertama kali berniat untuk mengurangi dan berhenti merokok cukup
memuaskan. Pasien juga dapat memprioritaskan waktu dan kegiatan mana yang
harus merokok dan tidak. Dibutuhkan perjuangan yang cukup berat bagi seorang
perokok berat seperti pasien yang memiliki ketergantungan terhadap rokok untuk
dapat mengurangi jumlah rokok per harinya. Dengan adanya kecenderungan
berkurangnya jumlah rokok yang pasien hisap per harinya, pasien berharap untuk

ke depannya ia dapat mengurangi jumlah rokok lebih banyak dan akhirnya
berhenti merokok.
Menurut pasien, sulit untuk tidak merokok setelah makan dan saat di tempat kerja.
Setelah makan, ia sering merasa mulutnya asam dan ingin merokok. Hal ini dapat
dicoba dengan mengunyah permen karet. Sedangkan di tempat kerja, ia sulit
menolak bila ditawari rokok oleh teman-teman kerjanya. Diperlukan perhatian
lebih karena sasaran program harus lah berupa populasi target, pasien tidak
menjadi perokok aktif namun sama saja menjadi perokok pasif. Target populasi
keluarga dan sekitar perlu dijalankan.
Pasien berniat menurunkan jumlah rokok yang dihisapnya menjadi kurang dari 12
batang perhari, dan pada akhirnya behenti sama sekali untuk kebaikan keluarga
dan kesehatan tubuhnya sendiri. Pasien juga menyadari bahwa dukungan dari
keluarga adalah hal yang sangat penting dalam membantunya untuk mengurangi
rokok, namun yang paling penting dari semuanya adalah niat dari dirinya sendiri
untuk berhenti merokok. Pasien sudah mengerti dampak dari merokok bukan
hanya terhadap perokok, namun juga terhadap perokok pasif, mempunyai dampak
kesehatan yang lebih besar. Nasihat dan apresiasi berupa pujian dalam setiap
usaha perokok menurunkan jumlah konsumsi batang perharinya dapat sangat
bernilai bagi semangat perokok untuk berhenti merokok. Pasien menyatakan saat
ini belum bisa berhenti merokok secara total karena hal tersebut sangat sulit.
Meski demikian, pasien berharap ingin segera bisa berhenti merokok secara total
agar bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.

3. Kesimpulan dan saran
Usaha berhenti merokok sangatlah sulit karena adanya efek ketergantungan
dengan zat adiktif yang ada di rokok. Beberapa faktor memperngaruhi usaha
perokok untuk berhenti merokok diantaranya internal berupa pengetahuan, niat,
motivasi, dan eksternal berupa lingkungan dan dukungan. Niat perokok
merupakan hal terkuat dan terpenting dalam program ini. Dukungan keluarga
untuk menjaga keinginan perokok untuk berhenti merokok sangat penting.
Petugas kesehatan berperan penting untuk melaksakaan promosi kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran para perokok, dukungan tentunya juga harus diberikan
oleh perusahaan tempat bekerja serta masyarakat dan Negara untuk lebih peduli
pada orang-orang yang ingin berhenti merokok dengan berbagai cara, salah

satunya menggalakkan kampanye bebas rokok pada tempat umum serta
memasang atribut-atribut bebas rokok. Selain itu peran advokasi dijalankan
dengan memasang tulisan bahaya merokok di produk rokok dan iklan rokok
dengan tulisan yang dihighlight, memberlakukan pajak tinggi untuk perusahaan
rokok, dan meningkatkan harga produk rokok.