15 Gambar  3.2. Pembagian  zona  di kampus  UNS Kentingan
Pada  ke-10  zona  pengamatan  dilakukan  pengukuran  beberapa  variabel, meliputi:
1. Luas area zona kajian
2. Data profil  vegetasi,  meliputi:
a. Jenis    pohon;    untuk    pohon  yang    belum  teridentifikasi    diambil
sampelnya,   dibuat  herbarium  dan diidentifikasi  di laboratorium b.
Cacah individu  pohon c.
Tinggi  pohon d.
luas  basal  area;  diukur  berdasar  diameter  batang  setinggi  dada  dengan cara  mengukur  lingkaran  pohon,  kemudian  dihitung  :  Diameter  =
keliling  pohon3.14    Dharmono,  2007.
D. Prosedur  Penelitian
1. Penentuan  zona pengamatan
commit to user
16 Membagi  kampus  UNS  Kentingan  menjadi  10  zona  pengamatan,
yaitu: a.
Zona  stadion  dan  sekitarnya  yang  selanjutnya  disebut  zona  GOR dengan  luas  8.65 hektar.
b. Zona  Fakultas  Kedokteran-MIPA  yang  selanjutnya  disebut  zona  FK
dengan  luas  7.01 hektar. c.
Zona  Fakultas  Pertanian  yang  selanjutnya  disebut  zona  FP  dengan  luas 6.40 hektar.
d. Zona  Fakultas  KIP  dan  Pascasarjana  yang  selanjutnya  disebut  zona
FKIP dengan  luas  6.83 hektar. e.
Zona  Fakultas  Hukum  yang  selanjutnya  disebut  zona  FH  dengan  luas 3.89 hektar.
f. Zona  Fakultas  Ekonomi  dan  ISIP  yang  selanjutnya  disebut  zona  FE  dan
FISIP dengan  luas  4.10 hektar g.
Zona  Fakultas  Sastra  dan  sekitarnya  yang  selanjutnya  disebut  zona FSSR dengan  luas  3.63 hektar.
h. Zona  Fakultas  Teknik  yang  selanjutnya  disebut  zona  FT  dengan  luas
7.14 hektar i.
Zona  Gedung  Pusat-Perpustakaan  dan  sekitarnya  yang  selanjutnya disebut  zona  Kantor  Pusat  dengan  luas  7.39 hektar.
j. Zona  depan  kampus  LPPM-PSL  dan  sekitarnya  yang  selanjutnya
disebut  zona  Boulevard  dengan  luas  4.15 hektar. 2.
Pengamatan  dan  inventarisasi  vegetasi  masing-masing  zona  dengan memperhatikan  beberapa hal  berikut:
a. Jenis    pohon;    untuk    pohon  yang    belum  teridentifikasi    diambil
sampelnya,   dibuat  herbarium  dan diidentifikasi  di laboratorium b.
Cacah individu  pohon c.
Tinggi  pohon d.
Luas  basal  area;  diukur  berdasar  diameter  batang  setinggi  dada  dengan cara  mengukur  lingkaran  pohon,  kemudian  dihitung  :  Diameter  =
keliling  pohon3.14. 3.
Melakukan  analisis  vegetasi Pada  masing-masing  zona  pengamatan  dilakukan  analisis  vegetasi.  Metode
analisis  menggunakan  parameter  kuantitatif  yang  mengacu  kepada  Kusmana 1997.  Rumus  yang  digunakan  dalam  penentuan  struktur  dan  komposisi  vegetasi
hutan  kota: a.
Kerapatan indha =  Jumlah  individu  suatu  jenis
Luas  area unit  sampling  m  ha b.
Kerapatan Relatif =  Total  cacah individu  suatu  jenis  x l00
Total  cacah individu  seluruh  spesies c.
Dominansi  cm²ha
=
Luas  bidang  dasar suatu  jenis Luas  area unit  sampling  m  ha
commit to user
17 d.
Dominansi  Relatif     =  Luas bidang  dasar suatu  jenis  x100 Luas  bidang  dasar seluruh  jenis
e. Frekuensi
=
Jumlah  plot  ditemukannya  species Jumlah  seluruh  plot  contoh
f. Frekuensi  Relatif
=  Frekuensi  suatu  jenis  x100 Total  frekuensi  seluruh  jenis
g. Indeks  Nilai  Penting  INP =  KR + DR + FR
Indeks  Nilai  penting  merupakan  penjumlahan  dari  kerapatan  relatif, frekuensi  relatif  dan dominansi  relatif,  yang  berkisar  antara  0 dan  300.
h. Indeks Keanekaragaman
H’ = -∑    [ -- ]
ln
[ -- ] Keterangan  :
H  =  indeks  keanekaragaman;  ni  =  nilai  penting  dari  setiap  spesies;  N  = total  nilai  penting  Ludwig  and Reynold,  1988.
4. Melengkapi  analisis  vegetasi  dengan  mengelompokkan  pohon  berdasarkan
stadiumnya,  meliputi: a.
Trees
yaitu  pohon  yang  memiliki  diameter  lebih  dari  10  cm.  Dibagi menjadi
small trees
10 cm – 35 cm dan
big trees
diatas  35 cm b.
Sa pling
yaitu  pohon  yang  memiliki  diameter  kurang  dari  10  cm., sedangkan  semai
seedling
dimasukkan  kedalam  kelompok  ini. 5.
Membuat  komputerisasi  sebaran  vegetasi  UNS  dengan  membuat  program
digital  mapping
“SIHATI”  agar  mudah  dibaca  oleh  khalayak  umum,  adapun proses pembuatannya  meliputi:
a. Menginstall  aplikasi
xampp
untuk  menjalankan
mySQL
dan
apache
b. Membuat  program
digital  mapping
“SIHATI”  dengan  sistem
localhost
, sehingga  program  mampu  berjalan  meskipun  tanpa  jaringan  internet.
c. Mencari
template
untuk  penampilan  program
digital mapping
“SIHATI”  dan  menyesuaikannya  dengan  kebutuhan  yang  akan ditampilkan.
d. Gambar3.3.  Tampilan  menu  tampilan  untuk  program
digital mapping
“SIHATI”
n
i
=1
ni
N
ni
N
commit to user
18 e.
Memperbaiki  tampilan  dengan  gambar  berjalan  dan menu  sesuai  zona
Gambar  3.4. Tampilan  halaman  pembuka  program
digital mapping
“SIHATI” f.
Menginput  semua  data  pengamatan  dilapangan  ke dalam  bentuk
excell
. g.
Gambar  3.5. Tampilan  data pengamatan  yang  dimasukkan  program
excell
h. Membuat  klasifikasi  species yang  telah  diamati  dalam  bentuk
excell
.
Gambar  3.6. Tampilan  klasifikasi  species  yang  dimasukkan  program
excel
i. Mengubah  file  dari format
excel
ke bentuk
csv
j. Mengunggah  file
csv
tersebut  melalui
navicate  lite
yang  sudah dihubungkan  dengan  program
mySQL
yang  sudah  dijalankan
Gambar  3.7. Tampilan  data yang  diunggah  lewat
navicate lite
commit to user
19 k.
Menjalankan
xampp
dan membuka
localhost
Gambar  3.8. Tampilan
mySQL
dan
apache
yang  dijalankan  lewat
xampp
l. Menjalankan  program,  sesuai  dengan  data yang  diinginkan
Gambar  3.9.  Tampilan  peta  pohon  yang  ada  di  area  UNS  kentingan surakarta  setelah  dijalankan  dengan  program
“SIHATI” m.
Membuat  tampilan  warna  pohon  sesuai  dengan  kategorinya.  Yaitu warna  biru  untuk
sapling
,  warna  hijau  untuk
small  trees
,  warna  kuning untuk  yang
big trees
commit to user
20
BAB IV HASIL  DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian