Pendahuluan Perilaku seksual kaum gay yang telah menikah di kota Yogyakarta JURNAL. JURNAL

commit to user

A. Pendahuluan

Keberadaan gay nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari gaya hidup. Mereka mudah ditemukan dimanapun, bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya dengan hal tersebut, karena setiap orang memiliki hak untuk mempresentasikan dirinya sesuai dengan apa yang diinginkannya Masters, Johnson dan Kolodny, 1992: 15. Yang tengah dihadapi oleh kaum gay di Indonesia adalah mengenai keberadaannya yang masih terasa asing di lingkungan masyarakat umum. Kebanyakan dari masyarakat akan menganggap bahwa gay adalah suatu aib yang memalukan keluarga dan anggapan bahwa kaum gay adalah kaum yang menyebabkan munculnya penyakit AIDS. Namun kenyataannya, sampai saat ini kaum gay tetap berjuang menunjukkan eksistensi dirinya serta melawan diskriminasi sosial yang terus-menerus muncul di sekitarnya. Kaum gay banyak dijumpai di kota-kota metropolitan seperti Surabaya, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Palembang, Batam dan Bali Oetomo, 2003: 45. Menurut sebuah riset penelitian skripsi di Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2012 mengenai fenomena gay di Kota Yogyakarta bahwa alasan memilih jalan hidup sebagai gay diantaranya adalah kebutuhan seksual yang mana dirasakan oleh kaum gay hanya bisa tertarik dengan sesama laki-laki saja, trauma percintaan dengan lawan jenis yang dirasakan cukup dalam oleh laki-laki sehingga memilih pasangan yang sejenis dengan harapan rasa sakitnya tidak terulang dan pengalaman seks yang kurang menyenangkan sodomi mengakibatkan trauma berkepanjangan yang akhirnya menjadikan apa yang telah dialaminya sebagai pengalaman seks dan berlanjut sampai dengan waktu yang lama. Kedua Pada dasarnya semua narasumber masyarakat umum berasumsi sama bahwa gaymerupakan individu dengan orientasi seks yang tidak wajar. Di sisi lain Kota Yogyakarta adalah merupakan suatu kota yang sangat majemuk dan sangat menjunjung tinggi adat istiadat.Atmosfer Kota Yogyakarta sangat mendukung meluasnya keberadaan para gay. Hal ini disebabkan karena masyarakat Kota Yogyakarta saat ini banyak didominasi oleh warga pendatang commit to user atau mahasiswa yang berasal dari bermacam-macam daerah di Indonesia bahkan dari Negara lain, sehingga dapat dikatakan bahwa Kota Yogyakarta merupakan suatu bentuk Indonesia mini karena di dalamnya terdapat berbagai macam model dan jenis orang di mana mereka berasal dari latar belakang dan adat istiadat serta kebiasaan yang berbeda. Hidayat, 2008: 49. Merupakan satu hal yang sangat menarik bagi penulis jika melihat keberadaan perilaku seksual kaum gay yang telah menikah dengan seorang perempuan apakah masih tetap melakukan suatu hubungan dengan sesama jenis dan ataukah telah berhenti melakukan hubungan dengan sesama jenis melalui perilaku seksualnya. Di masyarakat awam, jika seorang gay yang telah menikah dengan seorang perempuan, masyarakat awam tersebut beranggapan bahwa seorang gay telah berhenti menjadi gay, tetapi, apakah benar-benar telah sembuh menjadi gay atau masih tetap tertarik kepada laki-laki. Dengan latar belakang tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Perilaku Seksual Kaum Gay yang Telah Menikah di Kota Yogyakarta dengan alasan kaum gay yang telah menikah apakah masih tetap melakukan hubungan dengan pasangan sejenisnya yakni pasangan laki- lakinya atau apakahtelah berhenti melakukan hubungan dengan sesama jenis melalui perilaku seksualnya.

B. Metode Penelitian