Koefisien korelasi 0,159 menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara konsumsi rumah tangga dengan jumlah tanggungan keluarga. Tingkat signifikansi
sebesar 0,400 0,05 yang berarti bahwa tidak ada korelasi yang nyata antara jumlah tanggungan keluarga dengan konsumsi rumah tangga.
Jumlah tanggungan keluarga sangat mempengaruhi besarnya konsumsi rumah tangga, semakin banyak tanggunggan rumah tangga maka semakin besar
konsumsi rumah tangga dan semakin sedikit jumlah tanggungan rumah tangga maka semakin sedikit konsumsi rumah tangga tersebut. Ibu rumah rumah tangga
yang mempunyai jumlah tanggungan yang banyak cenderung memilih mengkonsumsi beras dengan harga yang lebih murah, bahkan terkadang mereka
mencampur beras biasa seperti IR 64 dengan beras Bulog. Menurut ibu rumah tangga agar lebih hemat.
e. Hubungan Luas Lahan Dengan Konsumsi Beras Rumah Tangga.
Dalam hal ini ibu rumah tangga yang berada diperkotaan tidak mempunyai luas lahan karena rata-rata mata pencaharian ibu rumah tangga ataupun suami
ialah pegawai negeri, pegawai swasta,pedagang ataupun pensiunan bahkan ibu rumah tangga yang yang menjadi responden tidak ada yang mempunyai lahan.,
sedangkan Ibu Rumah tangga yang berada di daerah perdesaan rata-rata mempunyai lahan karena sebagian besar di daerah tersebut mata pencaharian
keluarga ialah bertani . Pada umumnya di daerah perdesaan keluarga yang mempunyai lahan terutama lahan seperti sawah, ladang dan pekarangan akan
mengkonsumsi dari lahan mereka sendiri. Sebahagian hasil dari lain mreka akan dijual juga untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 29. Hubungan Luas Lahan Dengan Konsumsi Beras Rumah Tangga di Desa Sidodadi Kecamatan Beringin Kab. Deli Serdang.
Luas Lahan Rante
Konsumsi Beras Hari Biasa KgBulan Total
Orang 45 - 65
65 - 85 85 - 105
0 – 2,9 8 26,67
3 10 4 13,33
15 50 3 – 5,9
3 10 3 10
5 16,67 11 36,67
6 – 7,9 1 3,33
- 3 10
4 13,33
Jumlah 12 40
6 20 12 40
30 100
Sumber : Data diolah dilampiran 14
Dari Tabel 29 dapat dilihat bahwa luas lahan 0 – 7,9 rante , konsumsi beras rumah tangga terendah 12 rumah tangga 40 , konsumsi beras rumah tangga
yang sedang sebanyak 6 rumah tangga 20 , dan konsumsi beras rumah tangga tertinggi sebanyak 12 rumah tangga 40 .
Hasil analisis data Lampiran 14 dengan uji Korelasi Pearson Product Moment diperoleh konsumsi beras rumah tangga dengan rata-rata 53,1667 dengan
standar deviasi 13,22767 dan variabel jumlah tanggungan keluarga di kota mempunyai rata-rata 2,6433 dengan standar deviasi 2,01352. Dari analisis dapat
di lihat bahwa korelasi antara konsumsi beras rumah tangga dengan luas lahan di daerah perdesaan adalah0,026 dengan tingkat signifikansi 0,893.
Koefisien korelasi 0,026 menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara konsumsi rumah tangga dengan jumlah tanggungan keluarga. Tingkat signifikansi
sebesar 0,893 0,05 yang berarti bahwa tidak ada korelasi yang nyata antara luas lahan dengan konsumsi rumah tangga.
Dalam penelitian yang dilakukan untuk melihat luas lahan pada perkotaan, hasil yang diperoleh bahwa rumah tangga di daerah perkotaan tidak ada yang
mempunyai luas lahan, sedangkan pada rumah tangga didaerah perdesaan rata-
Universitas Sumatera Utara
rata rumah tangga mempunyai lahan usaha tani mereka. Di daerah perdesaan ibu rumah tangga menyatakan bahwa kenaikan harga beras tidak terlalu
mempengaruhi konsumsi mereka karena kebanyakan keluarga tersebut mengkonsumsi beras hasil panen mereka. Jika rumah tangga yang tidak
mempunyai lahan biasanya membeli beras langsung membeli beras dari petani padi yang berada di sekitar lingkungan mereka tinggal.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terdapat 56,66 sikap negatif dan 43,33 sikap positif ibu rumah tangga di daerah perkotaaan terhadap kenaikan harga beras, sedangkan di
daerah perdesaan terdapat 50 sikap negatif dan 50 sikap positif ibu rumah tangga terhadap kenaikan harga beras.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga yaitu umur, tingkat pendidikan, total pendapatan dan jumlah
tanggungan keluarga dengan konsumsi beras rumah tangga di daerah perkotaan tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakter
sosial ekonomi yaitu luas lahan dengan konsumsi beras rumah tangga di daerah perkotaan, sedangkan didaerah perdesaan terdapat hubungan yang
signifikan antara karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga yaitu jumlah tanggungan keluarga dengan konsumsi beras rumah tangga tetapi tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara karakter sosial ekonomi yaitu umur, tingkat pendidikan, total pendapatan dan luas lahan dengan
konsumsi beras rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara
Saran 1. Kepada Pemerintah
Beras merupakn kebutuhan yang sangat pokok bagi masing-masing individu. Dengan terus menerus naiknya harga beras diharapkan
pemerintah membuat kebijakan tentang harga beras sehingga warga yang pendapatannya yang rendah tidak terlau berat untuk membeli beras.
2. Kepada Ibu rumah tangga