18
Kekeruhan di dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi, seperti lumpur, zat organic, plankton dan zat-zat halus lainnya. Kekeruhan merupakan
sifat optis dari suatu larutan, yaitu hamburan dan absorpsi cahaya yang melaluinya. Kekeruhan dengan kadar semua jenis zat tidak dapat dihubungkan
secara langsung, karena tergantung juga kepada ukuran dan bentuk butiran. Ada tiga 3 metode pengukuran kekeruhan:
a. Metode nefelometrik unit kekeruhan nefelometrik FTU atau NTU
b. Metode Hellige Turbidity unit kekeruhan silica
c. Metode Visuil unit kekeruhan Jackson
Metode visual adalah cara kuno dan lebih sesuai untuk nilai kekeruhan yang tinggi, yaitu lebih dari 20 unit. Sedangkan metode nefelometrik lebih
sensitive dan dapat dipergunakan untuk segala tingkat kekeruhan. Prinsip metode nefelometrik adalah perbandingan antara intensiti cahaya yang dihamburkan dari
suatu sampel air dengan intensiti cahaya yang dihamburkan oleh sesuatu larutan keruh standar pada kondisi yang sama. Maka intensitas cahaya yang dihamburkan,
makin tinggi pula kekeruhannya.Sebagai standar kekeruhan dipergunakan suspensi polimer formazin Nainggolan, 2011.
19
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Tempat Pengujian
Pengujian pengaruh penambahan larutan zat kapur pada air pengolahan dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi IPASunggal yang berada di Jalan
Sunggal Pekan No. 1, Medan.
3.2 Alat
Alat yang digunakan adalah buret 25 ml, beaker glass 1000 ml, beaker glass 100 ml, Disc Komparator, Erlenmeyer 100 ml, hana digital titrator, kuvet,
magnetic stir, magnetic bar, pipet volumetric 20 ml, pipet volume 10 ml, statif, turbidimeter.
3.3 Bahan
Bahan yang digunakan adalah sampel air konsentrator air pengolahan, larutan zat kapur jenuh, HCl 0,1064 N, larutan indikator PP, akuades.
3.4 Sampel
Nama Perusahaan : PDAM Tirtanadi IPA Sungga
Alamat : Jl. Sunggal Pekan No. 1, Medan
Nama Contoh Uji : Air Kumpulan yang nilai pH nya paling rendah
Cuaca : Cerah
Keterangan Contoh: Tidak disegel, jernih dalam ember plastic 6000 ml Tgl. TerimaJam
: 13 Maret 2015 10.00 WIB Pengambilan Contoh : Penulis
20
Tgl. Pengujian : 13 Maret 2015
3.5 Prosedur 3.5.1 Titrasi Zat kapur
1. Pipet 20 ml larutan zat kapur dengan pipet volume ke dalam Erlenmeyer
2. Tambahkan 3 tetes indikator PP hingga berwarna ungu
3. Titrasi dengan larutan baku HCl 0,1064 N sampai warna ungu hilang
4. Catat volume larutan baku HSl 0.1064 N yang digunakan
3.5.2 Turbiditas Zat Kapur
1. Masukkan larutan zat kapur ke dalam kuvet sampai garis tanda
2. Keringkan seluruh bagian kuvet dengan tissue
3. Masukkan kuvet yang sudah berisi larutan zat kapur ke dalam alat
turbidimeter 4.
Lihat angka yang tertera pada layar turbidimeter. Angka yang paling stabil itulah nilai turbiditasnnya
3.5.3 Nilai pH dan Temperatur Zat Kapur
1. Masukkan larutan zat kapur ke dalam beaker glass 100 ml
2. Letakkan hana digital titrator ke dalam larutan
3. Diamkan sampai angka yang tertera menunjukkan angka yang stabil yang
ditandai dengan hilangnya tanda jam pada layar 4.
Catat nilai pH dan temperature yang tertera pada layar
3.5.4 Injeksi Larutan Kapur
1. Masukkan masing-masing sampel air ke dalam 6 beaker glass 1000 ml