Perumusan masalah Kerangka Konsep Hipotesis Defenisi Operasional Desain Penelitian

dari satu jam 1 jam setelah bayi lahir adalah hanya berkisar 29,3, tertinggi di Nusa Tenggara Timur 56,2 dan presentase terendah di Maluku 13,0. Sebagian besar proses mulai menyusui dilakukan pada kisaran waktu 1-6 jam setelah lahir tetapi masih ada 11,1 proses mulai menyusui dilakukan setelah 48 jam. Data yang diperoleh dari dinas kesehatan kabupaten di Sumatera Utara pada tahun 2010 dari 3116 sampel yaitu proses menyusui bayi dimulai dari usia bayi 1jam setelah bayi lahir terdapat 20,2, pada waktu 1–6 jam setelah bayi lahir proses menyusui terdapat 34, 7-23 jam setelah bayi lahir terdapat 12, pada waktu 24– 47 jam setelah bayi lahir terdapat 14,3, sedangkan proses menyusui bayi yang dimulai ≥ 48 jam terdapat 19,5 Riskesdas. 2010. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan frekuensi pemberian ASI ekslusif terhadap penambahan berat badan bayi di klinik bersalin Nurbaini Medan karena masih banyaknya ibu – ibu yang belum memberikan ASI secara ekslusif selama 6 bulan.

B. Perumusan masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan frekuensi pemberian ASI terhadap penambahan berat badan bayi di Klinik Bersalin Bersama Medan pada tahun 2013.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengidentifikasi hubungan frekuensi pemberian ASI terhadap penambahan berat badan bayi di klinik bersalin Bersama di Medan tahun 2013. Universitas Sumatera Utara

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi umur bayi, dan jenis kelamin bayi, paritas bayi di klinik bersalin Bersama Medan tahun 2013 b. Untuk mengidentifikasi frekuensi pemberian ASI di klinik Bersama Medan tahun 2013 c. Untuk mengidentifikasi penambahan berat badan bayi yang diberi ASI di klinik Bersama Medan tahun 2013 d. Untuk mengidentifikasi hubungan frekuensi pemberian ASI terhadap penambahan berat badan bayi di klinik Bersama tahun 2013

D. Manfaat penelitian

1. Bagi ibu menyusui

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan bagi ibu menyusui untuk mengetahui frekuensi menyusui yang efektif bagi bayi dalam 24 jam terhadap peningkatan berat badan bayi.

2. Bagi Pelayanan kebidanan

Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu – ibu pasca bersalin dalam memberikan ASI pada bayi. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan untuk penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya ASI terhadap penambahan berat badan bayi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian – penelitian lain yang berkaitan dengan frekuensi pemberian ASI terhadap penambahan berat badan bayi. Universitas Sumatera Utara

4. Bagi peneliti

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu metodelogi penelitian yang diperoleh penulis di bangku perkuliahan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan penulis tentang pemberian ASI yang efektif bagi bayi. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI

1. Defenisi ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu, yang berguna bagi makanan bayi Khamzah. 2012.hlm.37. ASI adalah makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. Bayi tidak diharapkan mendapatkan makanan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, dan air putih. Bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, dan tim Perinasia. 2004.hlm.3.

2. Manfaat ASI

Manfaat pemberian ASI adalah sebagai berikut : a. ASI sebagai nutrisi Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Selain itu, komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda – beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari keempat atau ketujuh kolostrum, berbeda dengan ASI yang keluar dari hari keempat dan ketujuh sampai hari kesepuluh sampai keempat belas setelah kelahiran ASI transisi. Komposisi ini akan berbeda lagi setelah hari keempat belas ASI matang. Universitas Sumatera Utara ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia enam bulan. Setelah enam bulan, bayi harus mulai diberi makan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia dua tahun atau lebih Roesli. 2003.hlm.7. b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin zat kekebalan atau daya tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan tubuh cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada usia sekitar sembilan sampai dua belas bulan. Bayi ASI ekslusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI ekslusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya disbanding anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat Roesli.2000.hlm.8. c. ASI baik bagi pertumbuhan emas otak bayi Otak bayi membesar dua kali lipat dalam tahun pertama kehidupan. Sel – sel otak yang banyaknya empat belas miliar sel, tidak bisa tumbuh dan berkembang secara alami saja sehingga ia membutuhkan nutrisi, seperti lemak dan protein. Nutrisi yang paling bagus dan paling cocok adalah tiada lain adalah yang terdapat dalam ASI karena ASI sangat sempurna sebagai nutrisi bagi bayi. ASI mengandung AA Asam Arakhidonat termasuk kelompok omega- 6 dan DHA Asam Dekosa Heksanoat kelompok omega - 3, dan nutrisi lain, seperti protein, lakstosa, dan lemak lainnya yang merupakan zat yang dapat merangsang Universitas Sumatera Utara pertumbuhan otak bayi. Makanan yang paling bagus dan dapat menunjang pertumbuhan otak bayi tidak ada selain ASI Khasanah. 2011.hlm.49. d. ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Bayi akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah dikenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik Roesli. 2000.hlm.12. e. ASI meringankan pencernaan bayi Kondisi sistem pencernaan bayi pada bulan – bulan pertama belum berfungsi secara sempurna. Oleh karena itu, asupan nutrisi untuknya tidak boleh yang memberatkan kerja sisitem pencernaannya. ASI mengandung nutrisi lengkap, ASI juga dilengkapi dengan enzim – enzim yang membantu proses pencernaan sehingga meringankan kerja sisitem pencernaan bayi Khasanah. 2011.hlm.51. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi adalah sebagai bahan makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung zat anti kekebalan sehingga bayi akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi menceret, sakit telinga, dan infeksi pernafasan, melindungi anak dari serangan alergi, mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI ekslusif potensial lebih pandai, meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, membantu pembentukan rahang yang bagus, mengurangi resiko terkena penyakit kemcing manis, kanker pada anak, menunjang perkembangan motorik sehingga bayi Universitas Sumatera Utara ASI ekslusif akan lebih cepat berjalan, menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan social yang baik. Demikianlah pemberian ASI ekslusif akan memenuhi kebutuhan awal bayi untuk tumbuh kembang secara optimal baik fisik, kepandaian, emosional, spiritual, maupun sosialnya Roesli. 2000.hlm.12.

3. Frekuensi pemberian ASI

Salah satu kegagalan menyusui adalah karena ibu membatasi lama dan frekuensi menyusui atau dengan kata lain menyusui dengan dijadwalkan. Petugas kesehatan dahulu sering menasehati ibu untuk menyusui dalam waktu sangat singkat, misalnya 2-3 menit pada beberapa hari pertama, dan 5 – 10 menit dihari – hari kemudian. Menyusui bayi harus sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan bayi, sedikitnya lebih dari 8 kali dalam 24 jam. Awalnya bayi menyusu sangat sering, namun pada usia 2 minggu frekuensi menyusu akan berkurang. Bayi sebaiknya disusui sesering mungkin dan selama bayi menginginkannya bahkan pada malam hari. Menyusui pada malam hari membantu mempertahankan suplai ASI karena hormon prolaktin dikeluarkan terutama pada malam hari. Bayi yang puas menyusu akan melepaskan payudara ibu dengan sendirinya, ibu tidak perlu menyetopnya IDAI, 2008.hlm.29. Menurut American Academy of Pediatrics AAP tidak menganjurkan pemberhentian pemberian ASI dan telah merekomendasikan pemberian ASI terus menerus yaitu minimal 8 – 10 kali dalam 24 jam IDAI, 2010.hlm.71.

4. Tanda Bayi Cukup ASI

Bayi yang sudah cukup ASI biasanya akan cukup bila posisi dan perlekatan benar, apabila bayi buang air kecil lebih dari enam kali sehari dengan warna urine yang tidak pekat dan bau urine tidak menyengat. Berat badan bayi akan naik lebih dari 500 gram Universitas Sumatera Utara dalam sebulan dan telah melebihi berat lahir pada usia dua minggu. Dan bayi juga akan rileks dan puas setelah menyusu dan melepas sendiri dari payudara ibu IDAI. 2008.hlm.29.

B. Pertumbuhan bayi baru lahir

1. Defenisi pertumbuhan bayi baru lahir

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada bayi pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel Wong. 2008.hlm.109.

2. Pertumbuhan Selama Masa Bayi

Menurut Wong 2004 pertumbuhan selama masa bayi pada usia satu bulan penambahan berat 150 sampai 210 gram setiap minggu selama enam bulan pertama. Penambahan tinggi badan 2,5 cm setiap bulan selama enam bulan pertama. Peningkatan lingkar kepala sebesar 1,5 cm setiap bulan selama enam bulan pertama. Bayi pada usia dua bulan fontanel posterior menutup dan refleks merangkak akan hilang, pada usia tiga bulan refleks primitif menghilang, sedangkan pada usia empat bulan mulai merangkak dan refleks moro, tonik leher, dan rooting telah menghilang, bayi pada usia lima bulan memulai tanda – tanda pertumbuhan gigi dan berat badan lahir menjadi dua kali lipat. Pada usia enam bulan laju pertumbuhan mulai menurun, pertambahan berat badan 90 sampai 150 gram setiap minggu selama enam bulan berikutnya, dan penambahan tinggi badan 1,25 cm setiap bulan selama enam bulan berikutnya, gigi geligi mulai dengan pertumbuhan dua gigi insisi sentral bawah, mengunyah dan menggigit mulai terjadi. Universitas Sumatera Utara Pada usia tujuh bulan pertumbuhan gigi insisi tengah atas, sedangkan pada usia delapan bulan mulai menunjukkan pola yang teratur dalam eliminasi kandung kemih dan defekasi, dan refleks parasut muncul. Pada usia sembilan bulan pertumbuhan gigi insisor lateral atas, mulai terjadi merangkak pada tangan dan lutut. Bayi dengan usia sepuluh bulan refleks labyrint- righting paling kuat bila bayi pada posisi telungkup atau telentang, bayi mampu mengangkat kepala. Pada usia sebelas bulan muncul gigi insisor lateral bawah. Sedangkan pada usia dua belas bulan partumbuhan berat badan bayi tiga kali dari berat badan lahir. Panjang lahir meningkat 50 sedangkan lingkar kepala dan lingkar dada sama lingkar kepala 46,5 cm, mempunnyai total gigi enam sampai delapan, fontanel anterior hampir menutup, refleks landau berkurang dan refleks babinski menghilang sedangkan kurva lumbar terbentuk, punggung terlihat lordosis selama berjalan.

3. Berat Badan Bayi Baru Lahir

Berat badan bayi baru lahir yang normal cukup bervariasi daripada tinggi badan dan hal tersebut merupakan pencerminan dari keadaan intauterin.. Rata – rata berat badan bayi baru lahir adalah 3175 sampai 3400 gram. Pada umumnya berat badan lahir menjadi dua kali lipat pada usia empat sampai tujuh bulan dan menjadi tiga kali lipat pada akhir tahun pertama. Pada akhitr tahun kedua berat badan biasanay menjadi empat kali lipat berat badan lahir. Laju penambahan berat badan normal sama halnya dengan pertumbuhan tinggi badan. Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat pertumbuhan yang stabil kira – kira 2 sampai 2,75 kg per tahun sampai pertumbuhan pada masa remaja Wong. 2008.hlm.112.

4. Pola Pertambahan Berat Badan Bayi

Universitas Sumatera Utara Tahun pertama kehidupan adalah masa pertambahan berat badan yang cukup pesat selain pada remaja. Pertambahan berat badan juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi kesehatan bayi. Kurangnya pertambahan berat badan terkadang merupakan tanda bahwa bayi sakit, atau tidak makan dengan baik. Gizi yang kurang akan mempengaruhi kesehatannya di kemudian hari. Tetapi, kenaikan berat badan yang sehat merupakan tanda tumbuh dengan baik sehingga kemungkinan besar bayi sehat Khasanah. 2011.hal.20.

5. Pertumbuhan Bayi Yang Mendapatkan ASI

Bayi yang mendapat ASI akan kembali ke berat badan lahir paling tidak pada usia dua minggu, dan tumbuh sesuai atau bahkan diatas grafik sampai usia tiga bulan. Penurunan berat badan bayi selama dua minggu pertama kehidupan tidak boleh melebihi 10 . Bayi yang lahir dengan berat badan rendah lebih lambat kembali ke berat badan lahir dibandingkan bayi yang dengan berat badan lahir normal IDAI. 2010.hlm.228. Menurut grafik pada kartu menuju sehat yang biasa dipakai, bayi yang mendapat ASI ekslusif akan tumbuh lebih lambat sebelum usia empat sampai enam bulan. Bayi yang mendapat susu formula akan tumbuh lebih cepat setelah enam bulan, dan seringkali hal ini dihubungkan dengan resiko obesitas di kemudian hari. Bayi yang mendapat ASI ekslusif akan terjadi catch up growth tumbuh kejar, sehingga pada usia lima tahun tidak didapatkan perbedaan antara bayi yang mendapat ASI ekslusif dengan bayi yang mendapat susu formula. Bayi yang mendapat ASI ekslusif tumbuh lebih cepat pada usia dua sampai empat bulan, tetapi mulai usia enam bulan sampai satu tahun pertumbuhan tersebut mengalami deselarasi penurunan IDAI. 2010.hlm.229 . Universitas Sumatera Utara Bayi yang menyusu secara ekslusif mengalami peningkatan berat badan sebesar 0,014 sampai 0,028 kg atau lebih besar dalam satu hari, mengalami peningkatan berat badan yang lebih cepat pada awal bulan daripada berat badan yang ditunjukkan oleh bayi umumnya pada bagan pertumbuhan terstandarisasi. Hal ini disebabkan bagan pertumbuhan terstandarisasi mencantumkan kombinasi rata – rata pertumbuhan bayi yang mendapat susu formula, campuran susu formula dan ASI dan bayi yang medapat ASI Cadwell. 2011.hlm.70. Menurut Dewey et al 1992 di dalam Wong 2004 menunjukkan bahwa bayi yang menyusu secara ekslusif bertumbuh dengan cepat selama 3 bulan pertama kehidupan tetapi setelahnya dan sampai usia 18 bulan menunjukkan pola pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang lebih lambat. Tabel 2.1 Kenaikan Berat Badan Anak Pada Tahun Pertama Kehidupan Usia bayi Kenaikan berat badan 0 - 3 bulan 700 – 1000 grbulan 4 – 6 bulan 500 – 600 gr bulan 7 – 9 bulan 350 – 450 grbulan 10 – 12 bulan 250 – 350 grbulan Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan apabila bayi tidak tumbuh dengan baik yaitu dengan melakukan pemeriksaan metode pemberian makan pada bayi. Bayi yang disusui perlu diposisikan dengan tepat pada payudara untuk memastikan bayi menghisap dengan cukup baik. Pada saat posisi ibu dalam menyusui bayi salah maka produksi Air Susu Ibu ASI tidak mampu mencukupi kebutuhan bayi, sedangkan bayi yang disusui dengan botol bisa tumbuh dengan lebih baik jika diberikan susu dalam jumlah lebih kecil. Kurangnya kenaikan berat badan pada bayi secara terus – menerus Universitas Sumatera Utara memerlukan pemeriksaan secara khusus untuk mengetahui penyakit atau kondisi yang yang terjadi pada bayi. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep terdiri dari dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah penambahan berat badan bayi. Variabel independen pada penelitian ini adalah frekuensi pemberian ASI. Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya maka yang menjadi variabel independent dan variabel dependent dalam penelitian ini adalah : Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI terhadap penambahan berat badan bayi di klinik bersalin Bersama Medan tahun 2013. Frekuensi Pemberian ASI 8-10 kali Penambahan Berat Badan Bayi Universitas Sumatera Utara

C. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Variabel independen Frekuensi pemberian ASI Ukuran jumlah putaran ulang pemberian ASI pada bayi di klinik bersalin Bersama dalam 24 jam dan dalam durasi waktu 10 menit Observasi - - - 2 Variabel dependent Penambahan berat badan bayi Penambahan bobot tubuh bayi yang diukur tanpa busana dengan menggunakan timbangan berat badan bayi di klinik bersalin Bersama Timbangan berat badan bayi merek Gea Peneliti mengukur langsung berat badan bayi ….. gram Rasio Universitas Sumatera Utara BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian pada penelitian ini adalah analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan pre-post tes yang dilakukan dengan memberikan penilaian terlebih dahulu pada subjek sebelum dilakukan intervensi setelah dilakukan intervensi maka subjek dinilai kembali. Gambar 4.1 Bagan Rancangan Penelitian Pretest- Posttest Design Tentang Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Terhadap Penambahan Berat Badan Bayi Keterangan : X1 = Pre tes adalah pengukuran berat badan bayi yang pertama dilakukan sebelum diberikan ASI dalam 24 jam X2 = Post test adalah pengukuran berat badan bayi yang terakhir dilakukan setelah diberikan ASI dalam 24 jam I = Intervensi atau perlakuan yang diberikan yaitu pemberian ASI dalam 24 jam dan dalam durasi waktu 10 menit pada bayi X1 X2 I Universitas Sumatera Utara

B. Populasi dan sampel