d adp 0800797 chapter3
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dengan metode survey melalui pendekatan kuantitatif, peneliti berupaya untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi dari berbagai individu yang menjadi responden penelitian dengan menggunakan instrumen daftar pertanyaan secara terstruktur sesuai dengan kepentingan data, dan berpedoman pada subtansi permasalahan.
Setelah menentukan variabel operasional, maka dibentuk suatu instrumen penelitian yang disebarkan kepada responden. Instrumen yang disebarkan itu telah lebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengukuran validitas dan reliabilitas itu melalui langkah-langkah sistematis yang telah ditentukan. Dengan demikian, kuisioner yang sampai ke tangan responden adalah instrumen yang telah diyakini kesahihan dan kehandalannya.
Data yang dikumpulkan dari para responden kemudian diolah dengan menggunakan korelasi, dan analisis regresi sederhana dan regresi ganda. Sebelum melakukan analisis statistik, data harus memenuhi persyaratan uji analisis yang akan digunakan, yaitu distribusi normal dan uji linieritas. Setelah dianalisis secara statistik, kemudian hasil pengolahan data tersebut dibahas dengan mengacu pada teori-teori atau pendapat yang mendasari penelitian ini untuk diketahui apakah hasilnya mendukung teori atau tidak, sehingga dapat dibuat sebuah kesimpulan dan rekomendasinya.
(2)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu r x1x2
r x2x3
ɛ
ry x 3 ry x1
R2y x 1x2x3 r x1x3
ry x2
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif survey. Penelitian metode survey terfokus pada pengungkapan hubungan antar variabel, yakni diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat pada suatu variabel. Variabel sebab akibat tersebut adalah kepemimpinan kepala madrasah (x1), iklim organisasi madrasah (x2), partisipasi masyarakat (x3) dan mutu madrasah tsanawiyah (y) di Jambi.
Pola hubungan antar variabel dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1
Pola hubungan antar Variabel Penelitian
� �1 Kepemimpinan
Kepala Madrasah (X1)
Mutu Madrasah (Y)
Partisipasi Masyarakat (X3)
Iklim Organisasi Madrasah (X2)
(3)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan representatif terhadap populasi. (Sugiyono : 2009).
Penelitian ini di dilakukan terhadap seluruh madrasah tsanawiyah di kota Jambi, baik negeri maupun swasta. Dengan demikian populasi penelitian ini adalah semua madrasah tsanawiyah negeri dan swasta yang ada di kota Jambi. Langkah berikutnya adalah menentukan responden yang mewakili masing-masing madrasah tersebut. Responden penelitian yang diklasifikasikan adalah kepala madrasah, guru wali kelas, dan anggota pengurus komite pada madrasah tsanawiyah.(Tabel 3.1).
Langkah-langkah penentuan responden penelitian sebagai berikut: 1) Menghitung jumlah responden pada seluruh madrasah (lihat table 3.1) 2) Menentukan jumlah responden dengan teknik disproportionate stratified
random sampling yaitu digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata, namun tidak proporsional. (Sugiono, 2011 :64). Dari ketentuan tersebut, ditetapkan untuk menjadi responden adalah 1 orang kepala madrasah; dan 1 orang guru kelas satu, 1 orang guru kelas dua, dan 1 orang guru kelas tiga, ditambah dengan satu orang anggota pengurus komite. (tabel 3.2)
(4)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.1
Sebaran Responden Penelitian
NO MADRASAH TSANAWIYAH
ADMINISTRATOR (PENGELOLA MADRASAH)
JUMLAH Kepala Madrasah Guru Wali
Kelas Komite
1 MTs A 1 9 1 11
2 MTs B 1 3 1 5
3 MTs C 1 3 1 5
4 MTs D 1 3 1 5
5 MTs E 1 11 1 13
6 MTs F 1 3 1 5
7 MTs G 1 19 1 21
8 MTs H 1 15 1 17
9 MTs I 1 3 1 5
10 MTs J 1 3 1 5
11 MTs K 1 5 1 7
12 MTs L 1 3 1 5
13 MTs M 1 3 1 5
14 MTs N 1 3 1 5
15 MTs O 1 3 1 5
16 MTs P 1 4 1 6
17 MTs Q 1 6 1 8
18 MTs R 1 4 1 6
19 MTs S 1 3 1 5
20 MTs T 1 4 1 6
21 MTs U 1 12 1 14
22 MTs V 1 9 1 11
23 MTs W 1 10 1 12
24 MTs X 1 3 1 5
25 MTs Y 1 3 1 5
26 MTs Z 1 6 1 8
27 MTs AB 1 5 1 7
28 MTs CD 1 9 1 11
29 MTs EF 1 9 1 11
30 MTs GH 1 3 1 5
31 MTs IJ 1 3 1 5
(5)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.2
Sebaran Sampel Responden Penelitian
NO MADRASAH TSANAWIYAH
ADMINISTRATOR (PENGELOLA MADRASAH)
JUMLAH Kepala Madrasah Guru Wali
Kelas Komite
1 MTs A 1 3 1 5
2 MTs B 1 3 1 5
3 MTs C 1 3 1 5
4 MTs D 1 3 1 5
5 MTs E 1 3 1 5
6 MTs F 1 3 1 5
7 MTs G 1 3 1 5
8 MTs H 1 3 1 5
9 MTs I 1 3 1 5
10 MTs J 1 3 1 5
11 MTs K 1 3 1 5
12 MTs L 1 3 1 5
13 MTs M 1 3 1 5
14 MTs N 1 3 1 5
15 MTs O 1 3 1 5
16 MTs P 1 3 1 5
17 MTs Q 1 3 1 5
18 MTs R 1 3 1 5
19 MTs S 1 3 1 5
20 MTs T 1 3 1 5
21 MTs U 1 3 1 5
22 MTs V 1 3 1 5
23 MTs W 1 3 1 5
24 MTs X 1 3 1 5
25 MTs Y 1 3 1 5
26 MTs Z 1 3 1 5
27 MTs AB 1 3 1 5
28 MTs CD 1 3 1 5
29 MTs EF 1 3 1 5
30 MTs GH 1 3 1 5
31 MTs IJ 1 3 1 5
(6)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel, yang menjadi petunjuk untuk melaksanakan penelitian di lapangan.
Adapun definisi operasional masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan kepala madrasah (X1)
Kepemimpinan yang dimaksud adalah pola tindakan atau perilaku kepala madrasah dalam mempengaruhi aktivitas para bawahannya untuk mencapai tujuan. Dimensi dan Indikator dari variabel ini terdiri dari :
a. Mengelola program instruksional, yang meliputi : 1) menilai program yang telah dilalui
2) merencanakan peningkatan program
3) mengimplementasikan pengembangan program 4) mengevaluasi perubahan program
b. Membina guru dan staf
1) Mengidentifikasi guru dan staf 2) Melakukan orientasi
3) Melakukan kontrak kerja dengan guru dan staf 4) Mengembangkan guru dan staf
5) Melakukan evaluasi c. Mengayomi siswa
(7)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
1) Memahami nilai-nilai kesiswaan 2) Melibatkan siswa
3) Membimbing dan melayani siswa d. Mengelola keuangan dan fasilitas madrasah
1) Mengelola sumber dana
2) Mengelola sarana dan prasarana madrasah
e. Menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar madrasah 1) Melakukan analisis terhadap masyarakat
2) Berkomunikasi dengan masyarakat
3) Mendayagunakan sumber daya masyarakat ( Lipham, 1996 : 351)
2. Iklim organisasi (X2)
Iklim organisasi yang dimaksud adalah suatu persepsi mengenai kondisi lingkungan internal madrasah yang didasarkan pada persepsi kepala madrasah sebagai bagian dari madrasah yang terlibat dalam organisasi di bawah pimpinannya. Indikatornya meliputi :
a. Dukungan (Supportive)
1) Kepala madrasah mendengarkan dan terbuka terhadap saran 2) Memberikan perhatian pada warga madrasah
3) Mengkritik dengan konstruktif b. Direktif (directive)
1) kepala madrasah menunjukkan sikap kaku
(8)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
3) memperhatikan secara detil hingga sekecil-kecilnya c. pembatasan (restrictive)
1) menghindar dari memberikan fasilitas kerja guru
2) membebani guru dengan tugas, pekerjaan rutin dan kesibukan 3) membebani guru dengan tugas dari komite
d. Rekanan (Collegial)
1) komunikasi secara terbuka dan interaktif antar warga madrasah 2) guru antusias, menerima dan respek terhadap kompetensi professional
rekan mereka
3) guru dekat dengan siswa dan warga belajar lain e. Keintiman (intimate)
1) keakraban kuat antar guru
2) saling mendukung dalam jaringan yang terpadu
3) Guru saling mengenal dengan baik, berteman akrab dan bersosialisasi
f. Melepaskan (disengaged)
1) membiarkan perilaku yang tidak berguna
2) kepala madrasah tidak fokus pada kegiatan madrasah 3) perilaku negatif dan kritis terhadap rekan mereka
(Hoy dan Miskel, 2008 : 200 )
3. Partisipasi Masyarakat (X3)
a.Representasi madrasah ke dunia luar
(9)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
2) Anggota madrasah menjadi pembicara di luar madrasah
3) Anggota madrasah menjadi pengurus organisasi di luar madrasah b. Dukungan pemerintah
1) menyetujui visi dan kebijakan madrasah beserta kurikulumnya 2) membantu madrasah dalam membuat perencanaan
3) menyediakan pelatihan bagi madrasah c. Keterlibatan orang tua
1) Madrasah mengakui orang tua sebagai partner pendidik 2) Komunikasi antara orang tua dan madrasah
3) Diskusi tentang keadaan siswa dan kebijakan madrasah d. Membangun hubungan dengan pengusaha/perusahaan
1) Keterlibatan perusahaan dalam mendukung prestasi siswa 2) Siswa mengunjungi perusahaan untuk suatu tugas dari madrasah 3) Menjalin hubungan baik dengan perusahaan di sekitar madrasah e. Mendorong penggunaan lingkungan masyarakat untuk bahan pelajaran
1) Masyarakat lokal dan lingkungan memberikan bahan yang berharga bagi pembelajaran siswa.
2) Membantu siswa untuk ikut bertanggung jawab terhadap lingkungan 3) Memberikan perhatian bagi siswa dalam bermasyarakat
(Joan Dean, 1993 : 203)
4. Mutu madrasah (Y)
Mutu madrasah yang dimaksudkan di sini adalah tingkat kualitas madrasah dalam memberikan proses pelayanan terhadap siswa, wali murid,
(10)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
atau masyarakat sebagai pelanggan, yang meliputi kualitas out put madrasah. Dimensi dan Indikatornya :
a. Aspek Siswa : indikatornya adalah Prestasi akademik ; Kreatifitas ; Percaya diri ; Aspiratif ; Harapan (expectation) ; Tingkat Kehadiran ; Tingkat Kelulusan ; dan Tingkat drop out.
b. Aspek Guru, indikatornya : Kepuasan kerja ; Ketidakhadiran (absenteeism) ; dan Pergantian (turn over)
c. Aspek pengelola (administrator), indikatornya : Kepuasan kerja ; Anggaran seimbang ; dan Komitmen pada madrasah
d. Aspek masyarakat :
Memiliki persepsi pencitraan di tengah masyarakat (Hoy dan Miskel, 2008 : 291)
E. Instrumen Penelitian
Selanjutnya, dari definisi operasional tersebut akan dikembangkan menjadi kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi instrumen penelitian adalah gambaran angket atau pernyataan penelitian yang akan dibawa ke lapangan. Dari kisi-kisi instrumen inilah yang akan menjadi acuan dalam menyusun pertanyaan sehingga menjadi sebuah angket atau kuisioner yang disebarkan kepada responden.
Kisi-kisi instrumen ini ditetapkan melalui teori yang telah diyakini mewakili landasan variabel penelitian. Dari teori tersebut dikembangkan dengan situasi lapangan sehingga dapat diterima dan dijawab dengan mudah oleh responden. Kisi-kisi istrumen ditampilkan pada tabel berikut :
(11)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1)
Variabel Dimensi Indikator Sub indikator Item Sumber
Data
Kepemimpinan Kepala Madrasah
1. Mengelola program instruksional
1.a. Menilai program yang layak
1a1. Mengintegrasikan tujuan dan sasaran madrasah dengan kebutuhan peserta didik
1a2. Memastikan bahwa program pembelajaran yang ada saat ini sejalan dengan sasaran yang diharapkan peserta didik di masa mendatang
1
2
Guru, Kepala madrasah
Dan Komite
1.b. Merencanakan peningkatan
program
1b1. Melakukan ujicoba dan penafsiran program alternative, prosedur, dan struktur untuk mengembangkan program instruksional
1b2 Melibatkan pihak lain dalam mengembangkan alternative instruksional
3,4
5
1.c.
(12)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
an pengembangan program
alternatif program pembelajaran
1c2. menyampaikan informasi mengenai pengembangan program pembelajaran kepada orang tua siswa
6
7
1.d. Mengevaluasi perubahan program
1d1. Menghimpun, dan menafsirkan data yang ada sebagai perbandingan terhadap hasil prestasi siswa
1d3. Menyatakankelangsunganprogram ataumemulai perubahanberikutnyadalam programinstruksionalyang baru dibentuk
8,9
10,11
2. Membina guru dan staf
2.a.
Mengidentifikasi guru dan staf
2a1. Kepala
sekolahmendefinisikanpersyaratanspesifikuntuk masing-masingposisilowongan kerja
2a2. Memilih calon anggota guru atau staf dengan kualifikasi terbaik untuk posisi tertentu dan melakukan kontrak kerja
12
13,14
2.b. Melakukan orientasi
2b1. Mengenalkan guru atau staf baru dengan lingkungan
(13)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
2b2. Mengenalkan guru atau staf baru dengan tata kerja
dan organisasi madrasah 16
2.c. Melakukan kontrak kerja dengan guru dan staf
2c1. Menugaskan anggota staf baru untuk memksimalkan prestasi yang selaras dengan tujuan organisasi
2c2. Menugaskan kembali anggota staf yang berpengalaman untuk berperan dalam pencapaian semaksimal mungkin pada tujuan individu dan tujuan organisasi
17
18
2.d.
Mengembangkan guru dan staf
2d1. Membuat program yang sistematis untuk pengembangan staf melalui observasi kelas dan diskusi dengan staf
2d2. Mengorgansir kegiatan pengembangan staf, seperti visitasi madrasah, kegiatan professional
2d3. Membimbing setiap anggota staf agar terlibat dalam aktivitas pengembangan
19,20
21,22
23 2.e. Melakukan
evaluasi
2e1. Melibatkan staf dalam meneliti kesepakatan tujuan atas evaluasi dan prosedur yang digunakan
(14)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
2e2.Menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil pengajaran
2e3. Mengambil keputusan berdasarkan data evaluasi secara khusus.
25
26
3.
Mengayomi siswa
3.a. Memahami nilai-nilai kesiswaan
3a1.Menggambarkan orientasi nilai kepada segenap siswa madrasah
3a2. Mengulas dan menggambarkan tujuan dan sasaran madrasah sebagai sebuah institusi
27
28
3.b. Melibatkan siswa
3b1. Membuat ketentuan untuk melibatkan siswa secara bermakna dalam memutuskan penetapan program madrasah
3b2. Mendukung pengembangan kebijakan operasional dan dalam hal efektivitas siswa madrasah
29
30
3.c. Membimbing dan melayani siswa
3c1. Menempatkan prioritas bimbingan secara individual dan kelompok bagi siswa, dengan keterlibatan guru dan orang tua
(15)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
4. Mengelola keuangan dan fasilitas madrasah
4.a. Mengelola sumber dana
4a1. Menyediakan anggaran yang cukup untuk kebutuhan prioritas masing-masing program di madrasah
4a2. Merancang perkiraan kebutuhan sumber daya madrasah untuk beberapa tahun ke depan.
33
34 4.b. Mengelola
sarana dan prasarana madrasah
4b1. Mengkoordinasikan masukan dari guru, siswa, dan warga dalam perencanaan fasilitas pendidikan
4b2. Memimpin staf dalam memutuskan perolehan kuantitatif dan kualitatif atas ruang pendidikan yang baru 4b3.Menugaskan dan mengawasi petugas di bidang sarana prasarana untuk menyediakan lingkungan fisik yang sejalan dengan pembelajaran.
35
36
37,38
5. Menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar madrasah
5.a. Melakukan analisis terhadap masyarakat
5a1. Melakukan koordinasi kerja dengan komite madrasah dalam menganalisis tujuan, sasaran, program dan prosedur di madrasah
5a2. Melakukan penilaian sistematis persepsi masayarakat tentang harapan terhadap madrasah
39
(16)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
5.b. Berkomunikasi dengan masyarakat
5b1. Berpartisipasi secara luas dalam kegiatan kelompok masyarakat terutama organisasi masyarakat
5b2. Menganalisis informasi yang dibutuhkan untuk publikasi madrasah dan mempersiapkan dan mengadakan komunikasi berupa pertemuan bilamana diperlukan
41
42,43
5.c.
mendayagunakan
sumber daya
masyarakat
5c1. Mengemukakan program inovatif dan perencanaan untuk bekerjasama pada seluruh sumber daya yang ada di masyarakat
5c2. Menjadikan pelaksanaan pendidikan yang digunakan masyarakat sebagai laboratorium pembelajaran
44,45
(17)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.4
Kisi-kisi instrumen Iklim Organisasi (x2)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor item Sumber
Data Iklim
Organisasi
1. Dukungan (Suportive)
1) Kepala sekolah
mendengarkan dan terbuka terhadap saran
2) Memberikan perhatian pada warga sekolah
3) Mengkritik dengan konstruktif
1. Kepala madrasah membuka diri terhadap saran dan kritik
2a. Kepala madrasah memberikan perhatian kepada guru
2b. Kepala madrasah memberikan perhatian kepada siswa dan staf
3a. Kepala madrasah membuka diri untuk menerima keluhan, saran, dan kritik
3b. Penyampaian kritik diikuti dengan saran yang membangun (konstruktif
1 2 3 4 5 Kepala Madrasah, Guru dan Komite 2. Rekanan (collegial)
1) komunikasi secara terbuka dan interaktif antar warga sekolah
2) guru antusias, menerima dan
1a. Komunikasi di madrasah berlangsung terbuka antara guru dan siswa,
1b. Komunikasi juga mengalir antara sekolah dan orang tua
2a. Guru saling menghormati
6
(18)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
respek terhadap kompetensi professional rekan mereka
3) guru dekat dengan siswa dan warga belajar lain
keahliannya masing-masing
2b. Guru berdiskusi untuk mengembangkan profesionalitas dan kinerja
3a. Guru akrab dengan siswa
3b. kepala madrasah ramah dengan guru dan siswa
8 9 10 11 3. Keintiman (Intimate)
1) keakraban kuat antar guru 2) saling mendukung dalam
jaringan yang terpadu 3) Guru saling mengenal
dengan baik, berteman akrab dan bersosialisasi
1. Jalinan keakraban antar guru sangat kuat
2. Guru mendukung rekan lain menjadi lebih professional
3. Antar guru saling berkunjung di dalam maupun di luar sekolah
12 13 14
4. Direktif 1) kepala sekolah menunjukkan sikap kaku
2) pengawasan secara ketat atas segala aktivitas guru dan sekolah
3) memperhatikan secara detil hingga sekecil-kecilnya
1a. Kepala madrasah membuat keputusan sendiri tanpa musyawarah 1b. Keputusan kepala madrasah tidak bisa dibantah lagi dan harus dilaksanakan
2a. Kepala madrasah memberlakukan aturan dengan ketat
2b. Semua aktivitas guru selalu diawasi kepala madrasah
3a. Kepala madrasah memperhatikan pelaksanaan tugas secara detil
15 16 17
18 19
(19)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
3b. Guru harus melaporkan setiap
kegiatan yang dilakukannya 20
5.
Pembatasan (Restrictive)
1) menghindaripemberian fasilitas kerja guru
2) membebani guru dengan tugas, pekerjaan rutin . dan kesibukan
3) membebani guru dengan tugas dari komite
1a. Guru dibiarkan bekerja tanpa fasilitas madrasah
1b. kepala madrasah tidak membuat anggaran untuk fasilitas guru
2a. Guru disibukkan dengan tugas rutin dari kepala madrasah
2b. Guru mengerjakan tugas yang tidak menjadi bidangnya atas perintah kepala madrasah
3a. Guru mengerjakan tugas dari komite
3b. Pertemuan dengan komite memakai waktu kerja guru
21 22 23 24 25 26 6. Melepaskan (disengaged)
1) membiarkan perilaku yang tidak berguna
2) kepala madrasah tidak fokus pada kegiatan sekolah
3) perilaku negative dan kritis terhadap rekan mereka
1a. Kepala madrasah tidak menegur kesalahan guru dan staf
1b. Kegiatan di sekolah berjalan tanpa arahan kepala madrasah
2a. Kepala sekolah banyak kesibukan dan kepentingan di luar sekolah
2b. Kepala madrasah tidak fokus pada kegiatan di madrasah
3a. Guru memandang negatif (iri) pada guru lain yang berprestasi
3b. Guru saling mengkritik, dan mencari-cari kesalahan guru lain
27 28 29 30 31 32
(20)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Partisipasi Masyarakat (x3)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor
item Sumber Data
Partisipasi Masyarakat
1.Represent atif di luar Madrasah
1) Anggota madrasah menghadiri undangan
pertemuan dari luar madrasah
2) Anggota madrasah menjadi pengurus organisasi di luar madrasah
1a. Kepala madrasah atau guru diundang menjadi pembicara
2. Kepala madrasah atau guru menjadi pengurus organisasi profesi
1
2
Komite
Kepala Sekolah
Dan Guru
2.Dukungan Stake Holder
1) menyetujui visi dan
kebijakan madrasah beserta kurikulumnya
2) membantu madrasah dalam membuat perencanaan
1. Pemerintah memberikan fasilitas kepada madrasah sebagai bentuk dukungan terhadap visi misi madrasah 2a. Pemerintah melalui pengawas membantu madrasah
(21)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
3) menyediakan pelatihan bagi madrasah
menyusun program pendidikan 2b. Pengawas dari pemerintah membantu dalam merencanakan dan menyusun kurikulum
3a. Undangan pelatihan guru dari pemerintah sampai ke madrasah
3b. Pemerintah melibatkan madrasah dalam pelatihan kepala madrasah
4
5
6
7
3.Keterlibat an orang tua
1) madrasah mengakui orang tua sebagai partner pendidik
2) Komunikasi antara orang tua
1a. Madrasah mengundang orang tua siswa pada suatu acara tertentu
1b. Orang tua dapat berkonsultasi dengan guru tentang prestasi siswa
2. Madrasah meminta orang tua 8
(22)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
dan madrasah
3) Diskusi tentang keadaan siswa dan kebijakan madrasah
untuk mengawasi dan membimbing siswa di rumah 3a. Antara madrasah dan orang tua berlangsung musyawarah untuk mengambil keputusan tertentu terhadap siswa
3b. Orang tua dapat mengusulkan suatu kebijakan tertentu terhadap madrasah
10
11
12
4.Hubungan dengan masyarakat
1) Keterlibatan masyarakat dalam mendukung prestasi siswa
2) Menjalin hubungan baik dengan masyarakat di sekitar madrasah
1. Masyarakat membantu siswa bila mengikuti suatu perlombaan
2a. Madrasah melibatkan masyarakat dalam acara perayaan hari besar
2b. Madrasah mengundang tokoh masyarakat menjadi nara sumber
13
14
(23)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
5.Pembelaja ran dari masyarakat
1) Masyarakatlokaldanlingkun ganmemberikanbahan yang berharga bagi
pembelajaransiswa.
2) Membantu siswa untuk ikut bertanggung jawab terhadap lingkungan
3) Memberikan perhatian bagi siswa dalam bermasyarakat
1.a Siswa belajar tentang kebersihan melalui kerja bakti di lingkungan
1b. Siswa menemui tokoh masyarakat untuk silaturrahim dan belajar
2. Siswa belajar berorganisasi melalui remaja masjid
3a. Masyarakat menegur siswa jika bolos atau tawuran
3b. Masyarakat melaporkan ke madrasah bila ditemukan siswa yang melanggar tata tertib
16
17
18
19
(24)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Mutu Madrasah (Y)
Variabel Dimensi Indikator Sub Indikator Nomor
item
Sumber Data
Mutu
Madrasah 1.Siswa 1) Prestasi akademik
2) Kreatifitas
3) Percaya diri
4) Aspiratif
1a. Siswa dapat mencapai prestasi di atas rata-rata pada setiap mata pelajaran
1b. Siswa dapat menjuarai perlombaan bidang akademik yang diikutinya
2a. Siswa memilih kegiatan ekstra kurikuler sesuai bakat dan minatnya
2b. Siswa dapat membuat karya sederhana yang bermanfaat
3a. Siswa dapat menyelesaikan tugas dari guru dengan percaya diri
3b. Siswa tidak malu bertanya tentang pelajaran 4a. Siswa dapat mengemukakan pendapat tentang pengetahuannya
1
2
3
4
5
6
7
Kepala Madrasah,
Guru
Dan
(25)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
5) Harapan (expectations)
6) Kehadiran
7) Kelulusan
8) Angka putus sekolah (Drop out Rate)
4b. Siswa dapat mengusulkan kepentingan pembelajaran kepada guru dan kepala madrasah 5. Siswa mendapatkan umpan balik dari guru atas setiap hasil kerjanya
6a. Tingkat Kehadiran siswa mencapai lebih dari 90 persen setiap hari
6b. Ketidakhadiran siswa diganti dengan melakukan tugas dari guru
7. Jumlah Siswa yang tidak lulus dalam perentase kecil
8. Angka putus sekolah dalam persentase kecil
8
9
10
11
12
13
2.Guru 1) Kepuasan kerja (Job satisfaction)
2) Ketidakhadiran
1. Guru memanfaatkan fasilitas dari madrasah sesuai bidang tugasnya
2a. Angka ketidakhadiran guru kurang dari
14
(26)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
(absenteism)
3) Pergantian (turnover)
sepuluh persen
2b. Guru pengganti siap sedia menggantikan guru yang berhalangan hadir
3. Guru dipromosikan mendapatkan jabatan struktural atau kepanitiaan secara bergantian sesuai dengan kualifikasinya
16
17
3. Pengelola 1) Kepuasan kerja
2) Anggaran seimbang
3) Komitmen pada sekolah.
1a. Pengelola mendapatkan imbalan yang sepadan dengan tugasnya
1b. Kenyamanan kerja staf pengelola didukung oleh lingkungan madrasah
2. Staf pengelola dapat mengatur anggaran pendidikan yang seimbang untuk operasional madrasah
3. Staf pengelola memiliki perilaku kerja yang positif sesuai dengan visi madrasah
18
19
20
21
4. Masyarakat
Persepsi Pencitraan Masyarakat
4. Masyarakat menganggap madrasah dapat
bersaing dengan sekolah lain yang unggul. 22
(27)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
F. Proses Pengembangan Instrumen
Uji validitas dilakukan terhadap setiap item pertanyaan. Pengujian dilakukan dengan mengkorelasikan setiap item pertanyaan dengan jumlah seluruh item. Statistik yang digunakan adalah koefisien Korelasi product moment pearson r dengan rumus sebagai berikut:
�ℎ� �� = �
( )−( )( )
� 2− ( )2 � 2− ( )2
Berikut adalah hasil pengujian validitas dan reliabilitas penelitian yang diterapkan pada 30 orang responden dari tiga madrasah tsanawiyah yang diambil secara random.:
1.Validitas variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1 ) diperoleh kesimpulan bahwa dari 46
item tersebut, setelah dilakukan beberapa kali konsultasi dan revisi kesemuanya valid. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada “Corrected Item-Total Correlation” yang merupakan korelasi antara score item dengan score total item (nilai
�ℎ� ��) dibandingkan dengan nilai � � . Jika nilai �ℎ� �� lebih besar dari
nilai � � atau nilai �ℎ� ��> nilai � � , maka item tersebut adalah valid
dengan menggunakan distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat � � = 0,361 sebagai berikut:
(28)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.7
Validitas Instrumen Kepemimpinan
No Item � � � �� Keputusan
No.1 0.450 0,361 Valid
No.2 0.639 0,361 Valid
No.3 0.565 0,361 Valid
No.4 0.765 0,361 Valid
No.5 0.744 0,361 Valid
No.6 0.505 0,361 Valid
No.7 0.758 0,361 Valid
No.8 0.559 0,361 Valid
No.9 0.555 0,361 Valid
No.10 0.584 0,361 Valid
No.11 0.692 0,361 Valid
No.12 0.718 0,361 Valid
No.13 0.497 0,361 Valid
No.14 0.453 0,361 Valid
No.15 0.526 0,361 Valid
No.16 0.696 0,361 Valid
No.17 0.524 0,361 Valid
No.18 0.491 0,361 Valid
No.19 0.678 0,361 Valid
No.20 0.849 0,361 Valid
No.21 0.648 0,361 Valid
No.22 0.572 0,361 Valid
No.23 0.661 0,361 Valid
No.24 0.806 0,361 Valid
No.25 0.834 0,361 Valid
No.26 0.467 0,361 Valid
No.27 0.391 0,361 Valid
No.28 0.576 0,361 Valid
No.29 0.850 0,361 Valid
No.30 0.535 0,361 Valid
No.31 0.467 0,361 Valid
No.32 0.498 0,361 Valid
(29)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
No.34 0.596 0,361 Valid
No.35 0.760 0,361 Valid
No.36 0.663 0,361 Valid
No.37 0.550 0,361 Valid
No.38 0.600 0,361 Valid
No.39 0.683 0,361 Valid
No.40 0.751 0,361 Valid
No.41 0.693 0,361 Valid
No.42 0.615 0,361 Valid
No.43 0.651 0,361 Valid
No.44 0.679 0,361 Valid
No.45 0.726 0,361 Valid
No.46 0.819 0,361 Valid
2. Iklim Organisasi Madrasah(X2 )
Berdasarkan hasil uji coba insrumen penelitian untuk variabel Iklim Organisasi Madrasah (X2 ) diperoleh kesimpulan bahwa dari 32 item tersebut, setelah dilakukan beberapa kali konsultasi dan revisi kesemuanya valid. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan.
Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada
“Corrected Item-Total Correlation” yang merupakan korelasi antara score item dengan score total item (nilai �ℎ� ��) dibandingkan dengan nilai
� � . Jika nilai �ℎ� �� lebih besar dari nilai � � atau nilai �ℎ� ��> nilai � � , maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi
(tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat � � = 0,361 sebagai berikut :
(30)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.8
Validitas Instrumen Iklim Organisasi
No Item � � � �� Keputusan
No.1 0.656 0,361 Valid
No.2 0.668 0,361 Valid
No.3 0.656 0,361 Valid
No.4 0.521 0,361 Valid
No.5 0.461 0,361 Valid
No.6 0.670 0,361 Valid
No.7 0.510 0,361 Valid
No.8 0.477 0,361 Valid
No.9 0.430 0,361 Valid
No.10 0.465 0,361 Valid
No.11 0.692 0,361 Valid
No.12 0.718 0,361 Valid
No.13 0.463 0,361 Valid
No.14 0.590 0,361 Valid
No.15 0.749 0,361 Valid
No.16 0.533 0,361 Valid
No.17 0.524 0,361 Valid
No.18 0.550 0,361 Valid
No.19 0.455 0,361 Valid
No.20 0.499 0,361 Valid
No.21 0.648 0,361 Valid
No.22 0.374 0,361 Valid
No.23 0.613 0,361 Valid
No.24 0.707 0,361 Valid
No.25 0.420 0,361 Valid
No.26 0.662 0,361 Valid
No.27 0.702 0,361 Valid
No.28 0.911 0,361 Valid
No.29 0.668 0,361 Valid
No.30 0.910 0,361 Valid
No.31 0.807 0,361 Valid
(31)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
3. Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel partisipasi masyarakat (X3 ) diperoleh kesimpulan bahwa dari 20 item
tersebut, setelah dilakukan beberapa kali konsultasi dan revisi kesemuanya valid. Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Jika nilai �ℎ� �� lebih besar dari nilai � � atau nilai
�ℎ� ��> nilai � � , maka item tersebut adalah valid Dengan hasil perhitungan sebagai berikut :
Tabel 3.9
Validitas Instrumen Partisipasi Masyarakat
No Item � �� � � Keputusan
No.1 .611 0,361 Valid
No.2 .514 0,361 Valid
No.3 .665 0,361 Valid
No.4 .499 0,361 Valid
No.5 .563 0,361 Valid
No.6 .408 0,361 Valid
No.7 .666 0,361 Valid
No.8 .666 0,361 Valid
No.9 .399 0,361 Valid
No.10 .529 0,361 Valid
No.11 .602 0,361 Valid
No.12 .763 0,361 Valid
No.13 .595 0,361 Valid
No.14 .663 0,361 Valid
No.15 .727 0,361 Valid
No.16 .346 0,361 Valid
No.17 .668 0,361 Valid
(32)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
No.19 .515 0,361 Valid
No.20 .589 0,361 Valid
4. Mutu Madrasah
Berdasarkan hasil uji coba insrumen penelitian untuk variabel mutu madrasah (�) diperoleh kesimpulan bahwa dari 20 item tersebut, setelah dilakukan beberapa kali konsultasi dan revisi kesemuanya valid. Jika nilai
�ℎ� �� lebih besar dari nilai � � atau nilai �ℎ� ��> nilai � � , maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan distribusi (tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat
� � = 0,361 sebagai berikut :
Tabel 3.10
Validitas Instrumen Mutu Madrasah
No Item � � � �� Keputusan
No.1 0.651 0,361 Valid
No.2 0.511 0,361 Valid
No.3 0.537 0,361 Valid
No.4 0.462 0,361 Valid
No.5 0.635 0,361 Valid
No.6 0.538 0,361 Valid
No.7 0.635 0,361 Valid
No.8 0.451 0,361 Valid
No.9 0.532 0,361 Valid
No.10 0.554 0,361 Valid
No.11 0.651 0,361 Valid
No.12 0.594 0,361 Valid
No.13 0.451 0,361 Valid
No.14 0.587 0,361 Valid
No.15 0.471 0,361 Valid
No.16 0.524 0,361 Valid
No.17 0.524 0,361 Valid
No.18 0.613 0,361 Valid
(33)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
No.20 0.639 0,361 Valid
No.21 0.455 0,361 Valid
No.22 0.443 0,361 Valid
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, yaitu tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi mampu memberikan hasil ukur yang konsisten (reliabel), serta dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pada waktu yang berbeda. Menurut Mohammad Ali (2010), derajat keriabelan instrumen sering kali digambarkan secara kuantitatif. Persoalan yang mungkin timbul adalah, seberapa besar derajat keriabelan yang dipandang layak untuk suatu instrumen agar dapat digunakan dalam pengumpulan data. Ukuran yang pasti memang tidak ada. Untuk dijadikan pegangan, para pakar terkait biasanya hanya menyarankan agar pelaku riset menghindari penggunaan instrumen yang memiliki derajat keriabelan rendah, yaitu bila indeks yang diperoleh dari hasil pengujian secara kuatitatif adalah sama dengan atau
lebih kecil dari 0,40 (r ≤ 0,40).
Pada data penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan metode alfa dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat tabel untuk menempatkan skor pada item-item yang diperoleh dari setiap responden ; 2) menghitung jumlah skor item ; 3) menghitung kuadrat jumlah skor item ; 4) menghitung jumlah skor masing-masing item ; 5) menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item ; 6) menghitung varians masing-masing
(34)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
item ; 7) menghitung varians total ; 8) menghitung nilai koefisien alfa, (cronbach’s alpha) dengan rumus :
dimana
Keterangan:
�11 = Nilai Reliabilitas instrument
= banyaknya ítem instrumen �� 2 = Jumlah varian skor tiap-tiap item
� 2 = Varian total � = Jumlah responden
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai koefisien alpha dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalam tabel, dengan kriteria : jika nilai uji r11 > nilai r tabel maka instrumen dinyatakan reliabel. Dengan
bantuan program SPSS 14, setelah dilakukan penghitungan ditemukan nilai koefisien alpha masing-masing variabel lebih besar dari nilai r tabel. Dengan demikian semua instrumen variabel dinyatakan reliabel.
Tabel 3.11
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Variabel �ℎ� �� � � Keputusan
Kepemimpinan Kepala Madrasah 0,924 0,361 Reliabel
Iklim Organisasi 0,510 0,361 Reliabel
Partisipasi Masyarakat 0,939 0,361 Reliabel
Mutu Madrasah 0,792 0,361 Reliabel
�11= −
1 1− �� 2
� 2 � 2 =
2 − ( )2
� �
(35)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
5. Uji Normalitas dan Linieritas Data
Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain uji chi-kuadrat, uji lilliefors, dan uji kolmogorov-smirnov.
Normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi (a ) tertentu (Biasanya a = 0.05 atau 0.01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.).
Untuk menetapkan kenormalan suatu data variabel, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut.
Tetapkan tarap signifikansi uji yakni a = 0.05
Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh
Jika signifikansi yang diperoleh >a , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Jika signifikansi yang diperoleh <a , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Pada hasil di atas diperoleh taraf signifikansi dan untuk variabel kepala madrasah adalah 0.994 Dengan demikian, data variabel kepemimpinan kepala madrasah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
(36)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Dengan bantuan pengolahan data melalui tool spss 14, ditemukan data penelitian sebagai berikut :
a. Variabel kepemimpinan madrasah
Tabel 3.12
Uji Normalitas variabel kepemimpinan kepala madrasah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kepemimpinan
N 31
Normal Parameters(a,b) Mean 3.7123
Std. Deviation .34532
Most Extreme Differences Absolute .076
Positive .072
Negative -.076
Kolmogorov-Smirnov Z .422
Asymp. Sig. (2-tailed)
.994 a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Normalitas variabel kepemimpinan kepala madrasah dapat digambarkan sebagai berikut :
(37)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
b. Variabel Iklim Madrasah
Tabel 3.13
Uji Normalitas variabel Iklim madrasah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
iklim
N 31
Normal Parameters(a,b) Mean 4.0058
Std. Deviation .17023
Most Extreme Differences
Absolute
.104
Positive .064
Negative -.104
Kolmogorov-Smirnov Z .577
Asymp. Sig. (2-tailed)
.893 a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
4.50 4.00
3.50 3.00
2.50
kepemimpinan
8
6
4
2
0
Frequency
Mean =3.7123 Std. Dev.
34532 N =31
Gambar 3. 2
(38)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi (a ) tertentu (Biasanya a = 0.05 atau 0.01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.).
Pada hasil di atas diperoleh taraf signifikansi dan untuk variabel iklim adalah 0,893. Dengan demikian, data variabel iklim madrasah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Normalitas iklim madrasah dapat digambarkan sebagai berikut :
c. Normalitas Variabel partisipasi masyarakat
Tabel 3.14
Normalitas variabel partisipasi masyarakat
4.30 4.20
4.10 4.00
3.90 3.80
3.70 3.60
iklim
8
6
4
2
0
Frequency
Mean =4.0058 Std. Dev. =0.17023
N =31
Gambar 3.3
(39)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
partisipasi
N 31
Normal Parameters(a,b) Mean 3.2239
Std. Deviation .35869
Most Extreme Differences
Absolute
.061
Positive .061
Negative -.054
Kolmogorov-Smirnov Z .340
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Pada hasil di atas diperoleh taraf signifikansi dan untuk variabel partisipasi masyarakat adalah 1. Dengan demikian, data variabel mutu madrasah berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
d. Normalitas variabel mutu madrasah
Tabel 3.15
4.50 4.00
3.50 3.00
2.50
partisipasi 6
5
4
3
2
1
0
Fre
qu
en
cy
Mean =3.2239 Std. Dev. =0.35869
N =31
Gambar 3.4
(40)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Variabel mutu madrasah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
mutu
N 31
Normal Parameters(a,b) Mean 3.7174
Std. Deviation .29612
Most Extreme Differences
Absolute .081
Positive .053
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .451
Asymp. Sig. (2-tailed) .987
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Pada hasil di atas diperoleh taraf signifikansi dan untuk variabel mutu madrasah adalah 0,987. Dengan demikian, data variabel mutu madrasah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Digambarkan sebagai berikut :
4.20
4.00
3.80
3.60
3.40
3.20
3.00
mutu
6
5
4
3
2
1
0
Freq
uen
cy
Mean =3.
Std. Dev. =0.
(41)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Gambar 3.5
Histogram Mutu Madrasah
Selanjutnya, selain dilakukan uji normalitas, data yang hendak dianalisis juga perlu dilakukan uji linieritas. Uji linieritas antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y memanfaatkan SPSS dengan hasil sebagai berikut :
a. Linieritas kepemimpinan kepala madrasah terhadap mutu madrasah Tabel 3.16
Linieritas variabel kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap mutu
Hasil analisis menunjukkan bahwa harga F sebesar 0,790 dengan signifikansi 0,849. Interpretasi hasil analisis dengan menyusun hipotesis: - membandingkan signifikansi yang ditetapkan dengan signifikansi yang diperoleh dari analisis (Sig.)
Bila a < Sig., maka H0 diterima, berarti regresi linier
Bila a ≥ Sig., maka H1 diterima, berarti regresi tidak linier
Ternyata hasil analisis menunjukkan bahwa nilai signifikansi F atau probabilitas > 0,05 atau (0,790) > a (0,05), berarti model regresi linier.
b. Linieritas iklim terhadap mutu madrasah Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Mutu * Kepemimpinan Between Groups
(Combined)
19.932 84 .237 1.800 .006
Linearity 11.285 1 11.285 85.617 .000
Deviation
from Linearity
8.647 83 .104 .790 .849
Within Groups 9.227 70 .132
(42)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Tabel 3.17
Linieritas variabel iklim madrasah Kepala Madrasah terhadap mutu Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Mutu * Iklim Between Groups
(Combined)
11.291 57 .198 1.075 .371
Linearity 4.597 1 4.597 24.954 .000
Deviation
from Linearity
6.695 56 .120 .649 .960
Within Groups 17.868 97 .184
Total 29.159 154
Ternyata nilai signifikansi F atau probabilitas > 0,05 atau 0.649 > 0,05, maka distribusi data iklim organisasi (X2) terhadap mutu madrasah
tsanawiyah di kota Jambi (Y) berpola linier.
c. Linieritas partisipasi masyarakat terhadap mutu madrasah Tabel 3.18
Linieritas variabel partisipasi masyarakat terhadap mutu madrasah
Ternyata nilai signifikansi F atau probabilitas > 0,05 atau 1,070 > 0,05 maka distribusi data partisipasi masyarakat (X3) terhadap mutu
madrasah tsanawiyah di kota Jambi (Y) berpola linier.
G. Teknik Pengumpulan Data
Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
Mutu * Partisipasi Between Groups
(Combined)
20.620 72 .286 2.750 .000
Linearity
12.710 1 12.710 122.061 .000
Deviation
from Linearity 7.910 71 .111 1.070 .382
Within Groups 8.539 82 .104
Total
29.159 15
(43)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Ada empat variabel penelitian yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu : Kepemimpinan kepala madrasah, iklim organisasi madrasah, partisipasi masyarakat, dan mutu madrasah.
Variabel kepemimpinan kepala madrasah, iklim organisasi madrasah, dan partisipasi masyarakat serta mutu madrasah diukur dengan menggunakan instrumen berbentuk angket yang diisi/dijawab oleh kepala madrasah dan guru wali kelas serta komite madrasah sebagai responden dengan penilaian skala 5 (lima).
Angket merupakan instrumen utama untuk pengumpulan data primer. Setiap alternatif dari lima jawaban diberikan bobot nilai. Selalu dengan bobot nilai 5, Sering dengan bobot nilai 4, kadang-kadang dengan bobot nilai 3, pernah dengan bobot nilai 2, dan tidak pernah dengan bobot nilai 1. Pemberian bobot ini sangat diperlukan sebagai langkah awal untuk kemudian dilakukan perhitungan secara statistik.
Setelah itu, peneliti kuantitatif perlu mempersiapkan dan mengorganisasikan data dengan cara analisis statistik. Proses ini terdiri dari memastikan jumlah nilai dari skor instrumen yang diperoleh dari jawaban responden. Tetapkan mana skor yang diambil antara satu variabel dengan variabel lainnya untuk digunakan pada analisis, selanjutnya pilih software
komputer untuk menganalisis data tersebut. (Creswel, 2008).
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil
(44)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
penelitianpun akan segera diketahui dalam pelaksanaannya, pengelolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan menggunakan SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 14.
H. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi yang dilanjutkan dengan penghitungan koefisien determinasi. Sebelum melakukan penghitungan tersebut, asumsi normalitas dan linieritas data sudah terpenuhi, begitu juga validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data. Hal tersebut penting dilakukan karena menjadi persyaratan untuk melakukan analisis statistika parametrik. Analisis ini untuk mengetahui kontribusi kepemimpinan madrasah, iklim organisasi, dan partisipasi masyarakat, serta mutu madrasah baik secara bersama-sama maupun individu.
Data dikumpulkan secara kuantitatif atau disebut dengan data statistik. Sebagaimana disebutkan dalam undang-undang tentang statistik (UU No.7 Tahun 1960) kegiatan statistik meliputi empat hal, yaitu : pengumpulan data (data collecting) ; penyusunan data (summarizing) ; pengumuman dan pelaporan data (tabulation and report) ; serta analisis data (data analyzing). Sudijono (2007 : 3) meringkasnya menjadi tiga saja, yaitu : pengumpulan data, penyajian data, dan penganalisisan data.
Sebelum dilakukan pengujian hipótesis, lebih dulu digambarkan hasil penelitian secara deskriptif. Hasil statistik deskriptif berdasarkan skor
(45)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
rerata tiap-tiap variabel penelitian ini menggunakan tehnik Weighted Means Scored (WMS). Pertama-tama peneliti memberikan skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Setiap pernyataan pada keempat variabel yaitu: Kepemimpinan Kepala Madrasah ( 1), Iklim Organisasi ( 2), Partisipasi Masyarakat ( 3), dan Mutu Madrasah (Y), mempunyai 5 kriteria jawaban dengan memberikan skor dimulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5, dengan ketentuan untuk pernyataan yang dihitung dengan hasil analisis deskriptif diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS) dengan rumus sebagai berikut:
¯ � Keterangan:
¯ X : Skor rerata yang dicari
X : Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai setiap alternatif jawaban) N : Jumlah responden
Hasil penghitungan rata-rata tanggapan responden dilakukan pembobotan dengan pertimbangan untuk mendapatkan hasil yang seimbang atau fair. Pembobotan juga dilakukan dengan pertimbangan keadaan situasi yang dirasakan langsung atau tidak secara langsung oleh responden bersangkutan. Variabel kepemimpinan madrasah menggunakan perbandingan pembobotan skor 2-1-2. Artinya hasil tanggapan dari responden kepala madrasah diberikan bobot dua, tanggapan dari guru dengan bobot satu, dan tanggapan dari komite diberikan bobot dua. Tanggapan responden atas variabel iklim madrasah diberikan bobot 1-2-1,
(46)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
variabel partisipasi masyarakat diberikan bobot 2-2-1, dan variabel mutu diberikan bobot yang seimbang pada setiap responden. Hasil analisis dijadikan pedoman untuk menentukan gambaran umum variabel di lapangan dengan cara dikonsultasikan dengan tabel kriteria skor rerata variabel dan penafsiran sebagai berikut :
Tabel 3.19
Kriteria Skor Rerata Variabel dan Penafsiran
Rentang Nilai Kriteria Penafsiran
4,01 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Baik
3,01 – 4,00 Tinggi Baik
2,01 – 3,00 Cukup Cukup Baik
1,01 – 2,00 Rendah Kurang Baik 0,01 – 1,00 Sangat Rendah Sangat Kurang Baik
Teknik pengolahan data untuk uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Analisis korelasi dan regresi Linier. Untuk kepentingan analisis data dengan Model Analisis Regresi Linier yang mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval, indeks pengukuran variabel ini ditingkatkan menjadi data dalam skala interval melalui Mathod of Successive Intervals (Sudjana, 1996).
Teknik pengolahan data dengan menggunakan Model Analisis Regresi Linier mengikuti langkah kerja sebagai berikut :
(47)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
1) Menggambar dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. 2) Menghitung matriks korelasi antar variabel
1 2 3
R =
1 �1 2 �1 3 1 �2 3 1
�1
�2
�3
1
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) dari Karl Pearson. Alasan Penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Rumus Pearson’s
Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) :
rxy =
n Σxy− Σx Σy
n Σx2− Σx 2 n Σy2− Σy 2 (Sumber: Sudjana, 1996)
Pada saat menganalisis data korelasi, dilakukan penafsiran dengan tabel interpretasi sebagai berikut :
Tabel 3.20
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000
0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
(48)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
3) Menganalisis nilai koefisien determinasi untuk menentukan prosentase kontribusi masing-masing variabel bebas atau terikat. Rumusnya : KD = r2 X 100% dan penentuannya menggunakan alat bantu SPSS 4) Melakukan analisis regresi linier sederhana dan berganda. Langkah ini
dilakukan karena semua data variabel berdistribusi normal serta linier, baik secara individual maupun secara simultan. Dari Sugiono (2009 : 217) dikemukakan rumus persamaan regresi linier sebagai berikut : Y = a + b 1
Y = a + b 2 Y = a + b 3
Sedangkan regresi ganda menggunakan rumus atau model persamaan regresi sebagai berikut : Y = b0 + b1 1 + b2 2 + b3 3.
Furqon (2009) mengemukakan bahwa Korelasi jamak (multiple correlation) menyajikan informasi tentang hubungan antara dua buah peubah bebas (predictor) atau lebih dengan sebuah peubah terikat (criteria). Seperti pada korelasi, dapat menggunakan analisis regresi untuk menganalis data yang terdiri atas sejumlah peubah X dengan sebuah peubah Y. Analisis regresi semacam ini disebut regresi linier jamak (multiple linier correlation).
5) Menguji Hipotesis. Untuk menentukan signifikasi kontribusi antara X1
terhadap Y dan seterusnya, rumus yang digunakan adalah uji t : t = r N−2
(49)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
apabila nilai t hitung > t tabel (dk = n-2) atau nilai signifikan < 0,05 maka kontribusi antara variabel tersebut signifikan.
Sedangkan untuk menentukan signifikansi kontribusi antara variabel X secara simultan terhadap Y adalah dengan menggunakan uji F. Rumusnya :
F = R2 (N – m – 1) (Sugiyono, 2011 : 286) m (1 – R2)
(1)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
penelitianpun akan segera diketahui dalam pelaksanaannya, pengelolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.
H. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi yang dilanjutkan dengan penghitungan koefisien determinasi. Sebelum melakukan penghitungan tersebut, asumsi normalitas dan linieritas data sudah terpenuhi, begitu juga validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data. Hal tersebut penting dilakukan karena menjadi persyaratan untuk melakukan analisis statistika parametrik. Analisis ini untuk mengetahui kontribusi kepemimpinan madrasah, iklim organisasi, dan partisipasi masyarakat, serta mutu madrasah baik secara bersama-sama maupun individu.
Data dikumpulkan secara kuantitatif atau disebut dengan data statistik. Sebagaimana disebutkan dalam undang-undang tentang statistik (UU No.7 Tahun 1960) kegiatan statistik meliputi empat hal, yaitu : pengumpulan data (data collecting) ; penyusunan data (summarizing) ; pengumuman dan pelaporan data (tabulation and report) ; serta analisis data (data analyzing). Sudijono (2007 : 3) meringkasnya menjadi tiga saja, yaitu : pengumpulan data, penyajian data, dan penganalisisan data.
Sebelum dilakukan pengujian hipótesis, lebih dulu digambarkan hasil penelitian secara deskriptif. Hasil statistik deskriptif berdasarkan skor
(2)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
rerata tiap-tiap variabel penelitian ini menggunakan tehnik Weighted Means Scored (WMS). Pertama-tama peneliti memberikan skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Setiap pernyataan pada keempat variabel yaitu: Kepemimpinan Kepala Madrasah ( 1), Iklim Organisasi ( 2), Partisipasi Masyarakat ( 3), dan Mutu Madrasah (Y), mempunyai 5 kriteria jawaban dengan memberikan skor dimulai dari 1, 2, 3, 4, dan 5, dengan ketentuan untuk pernyataan yang dihitung dengan hasil analisis deskriptif diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS) dengan rumus sebagai berikut:
¯
� Keterangan:
¯ X : Skor rerata yang dicari
X : Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai setiap alternatif jawaban) N : Jumlah responden
Hasil penghitungan rata-rata tanggapan responden dilakukan pembobotan dengan pertimbangan untuk mendapatkan hasil yang seimbang atau fair. Pembobotan juga dilakukan dengan pertimbangan keadaan situasi yang dirasakan langsung atau tidak secara langsung oleh responden
bersangkutan. Variabel kepemimpinan madrasah menggunakan
perbandingan pembobotan skor 2-1-2. Artinya hasil tanggapan dari responden kepala madrasah diberikan bobot dua, tanggapan dari guru dengan bobot satu, dan tanggapan dari komite diberikan bobot dua. Tanggapan responden atas variabel iklim madrasah diberikan bobot 1-2-1,
(3)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
variabel partisipasi masyarakat diberikan bobot 2-2-1, dan variabel mutu diberikan bobot yang seimbang pada setiap responden. Hasil analisis dijadikan pedoman untuk menentukan gambaran umum variabel di lapangan dengan cara dikonsultasikan dengan tabel kriteria skor rerata variabel dan penafsiran sebagai berikut :
Tabel 3.19
Kriteria Skor Rerata Variabel dan Penafsiran
Rentang Nilai Kriteria Penafsiran
4,01 – 5,00 Sangat Tinggi Sangat Baik
3,01 – 4,00 Tinggi Baik
2,01 – 3,00 Cukup Cukup Baik
1,01 – 2,00 Rendah Kurang Baik
0,01 – 1,00 Sangat Rendah Sangat Kurang Baik
Teknik pengolahan data untuk uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Analisis korelasi dan regresi Linier. Untuk kepentingan analisis data dengan Model Analisis Regresi Linier yang mensyaratkan tingkat pengukuran variabel sekurang-kurangnya interval, indeks pengukuran variabel ini ditingkatkan menjadi data dalam skala interval melalui Mathod of Successive Intervals (Sudjana, 1996).
Teknik pengolahan data dengan menggunakan Model Analisis Regresi Linier mengikuti langkah kerja sebagai berikut :
(4)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
1) Menggambar dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. 2) Menghitung matriks korelasi antar variabel
1 2 3
R =
1 �1 2 �1 3 1 �2 3 1 �1 �2 �3 1
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) dari Karl Pearson. Alasan Penggunaan teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson ini adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval. Rumus Pearson’s Coefficient of Correlation (Product Moment Coefficient) :
rxy =
n Σxy− Σx Σy
n Σx2− Σx 2 n Σy2− Σy 2 (Sumber: Sudjana, 1996)
Pada saat menganalisis data korelasi, dilakukan penafsiran dengan tabel interpretasi sebagai berikut :
Tabel 3.20
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000
0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
(5)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
3) Menganalisis nilai koefisien determinasi untuk menentukan prosentase kontribusi masing-masing variabel bebas atau terikat. Rumusnya : KD = r2 X 100% dan penentuannya menggunakan alat bantu SPSS 4) Melakukan analisis regresi linier sederhana dan berganda. Langkah ini
dilakukan karena semua data variabel berdistribusi normal serta linier, baik secara individual maupun secara simultan. Dari Sugiono (2009 : 217) dikemukakan rumus persamaan regresi linier sebagai berikut : Y = a + b 1
Y = a + b 2 Y = a + b 3
Sedangkan regresi ganda menggunakan rumus atau model persamaan regresi sebagai berikut : Y = b0 + b1 1 + b2 2 + b3 3.
Furqon (2009) mengemukakan bahwa Korelasi jamak (multiple correlation) menyajikan informasi tentang hubungan antara dua buah peubah bebas (predictor) atau lebih dengan sebuah peubah terikat (criteria). Seperti pada korelasi, dapat menggunakan analisis regresi untuk menganalis data yang terdiri atas sejumlah peubah X dengan sebuah peubah Y. Analisis regresi semacam ini disebut regresi linier jamak (multiple linier correlation).
5) Menguji Hipotesis. Untuk menentukan signifikasi kontribusi antara X1
terhadap Y dan seterusnya, rumus yang digunakan adalah uji t : t = r N−2
(6)
Kemas Abdurrahman, 2012
Peningkatan Mutu Madrasah
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
apabila nilai t hitung > t tabel (dk = n-2) atau nilai signifikan < 0,05 maka kontribusi antara variabel tersebut signifikan.
Sedangkan untuk menentukan signifikansi kontribusi antara variabel X secara simultan terhadap Y adalah dengan menggunakan uji F. Rumusnya :
F = R2 (N – m – 1) (Sugiyono, 2011 : 286) m (1 – R2)