S PSIPS 1001896 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 2 Lembang yang beralamat di Jalan. Maribaya No. 129. Sekolah ini tidak terletak di pinggir jalan dan jauh dari keramaian kota sehingga tidak terlalu bising oleh kendaraan bermotor.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian kinerja guru IPS dan siswa kelas VII A, berjumlah 38 orang orang terdiri atas 20 siswa perempuan dan 18 siswa lak-laki. Pemilihan kelas VII A sebagai subjek dalam penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kelas tersebut mempunyai masalah sesuai dengan identifikasi masalah yang dipaparkan, sebagian besar siswa di kelas VII A kurang menunjukan kecerdasan interpersonalnya ketika dilakukannya diskusi kelompok. Masih banyak siswa yang kurang menunjukan rasa toleransi, empati, menghargai pendapat, kerjasama dalam pembelajaran IPS.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah desain penelitian kualitatif. Menurut Meleong (2010:13) desain penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan desain penelitian yaitu kerangka berpikir atau rencana penelitian yang dibuat oleh peneliti yang tujuannya untuk menggambarkan suatu hal yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian. Desain penelitian kualitatif bersifat fleksibel, artinya peneliti bisa menyesuaikan penelitiannya dengan kenyataan dilapangan dan penelitian ini tidak dapat diprediksi serta penelitian ini sewaktu-waktu bisa berubah.


(2)

Metode penelitian yang akan digunakan yaitu metode penelitian yang sesuai dengan kajian permasalahan penelitian, oleh karena itu metode penelitian yang akan dipergunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012:186), penelitian tindakan kelas mencakup menyesuaikan hipotesis kerja yang sudah shahih kepada teori yang menjadi kernagka pemikiran sehingga menjadi bermakna. Dengan cara ini, guru peneliti memberikan makna kepada serangkaian observasi yang dilakukannya dalam penelitian tindakan kelasnya, dari yang tadinya berupa data dan konstruk hasil pengamatan.

Desain penelitian yang digunakan dalam PTK ini terdiri dari beberapa siklus. Bentuk siklus yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Hopkins, 1993:48). Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk pemecahan masalah. Pola dasar bentuk siklus dalam PTK menurut Kemmis & Mc. Taggart ditunjukkan pada gambar.


(3)

Hopkins dalam Wiriaatmadja (2012:66)

Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu, rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).

1. Rencana (planning)

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi awal dan wawancara langsung dengan guru IPS. Setelah melakukan wawancara dan observasi, peneliti melakukan perencanaan membuat silabus dan rencana pembelajaran disertai dengan lembar observasi yang digunakan pada saat pembelajaran berlangsung ketika sedang menerapkan tipe Numbered Heads Together di kelas. Perencanaan ini dilakukan oleh guru mitra dengan peneliti untuk menemukan jadwal penelitian, materi pembelajaran, dan persiapan RPP. Adapun susunan serangkaian rencana kegiatan

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian

b. Melakukan observasi prapenelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk penelitian

c. Meminta kesediaan guru mitra dalam penelitian yang akan dilaksanakan d. Menyusun kesepakatan dengan guru mitra mengenai waktu penelitian e. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran dalam penelitian

f. Merencanakan penilaian yang akan digunakan dalam KBM sehingga dapat mengetahui peningkatan kerjasama dalam menumbuhkan kecerdasan interpersonal siswa

g. Menyusun instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian

h. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra

i. Membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut yang akan dilakukan peneliti dengan guru mitra


(4)

2. Tindakan (Acting)

Pada pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Rancangan tersebut yang telah di sepakati oleh guru mitra dengan peneliti. Tahap tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru IPS dengan menerapkan model pembelajaran Numbered Heads Together. Proses pembelajaran dilakukan sesuai jadwal pelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 2 Lembang. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni sebagai berikut :

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama antara peneliti dengan mitra peneliti. Pada tahap perencanaan yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran yang telah disusun

b. Menerapkan Numbered Heads Together untuk proses pembelajaran. Anak-anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

c. Mempersiapkan instrumen penilaian berupa format

d. Melakukan penilaian tugas hasil kerja siswa secara berkelompok

e. Melakukan diskusi dengan mitra peneliti mengenai kekurangan dalam menerapkan NHT dalam proses pembelajaran

f. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut untuk siklus selanjutnya g. Melakukan pengolahan data

3. Pengamatan (Observing)

Observasi merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Observasi dilakukan untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran di kelas selama pelaksanaan tindakan. Melalui observasi ini peneliti dapat mengetahui seberapa besar kinerja guru dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran, serta untuk mengumpulkan atau merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas berlangsung.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini, peneliti melakukan evaluasi bersama observer terhadap tindakan yang telah dilakukan pada siklus 1 yang dilakukan sebagai bahan


(5)

pertimbangan perencanaan pada siklus berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka dilakukan perbaikan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya.

C. Prosedur Penelitian

Agar penelitian yang dilaksanakan peneliti dapat efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peneliti mengacu pada prosedur penelitian yang terbagi kedalam tahapan penelitian sebagi berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap ini, peneliti mengadakan pra penelitian ke lapangan untuk melihat lebih jauh mengenai permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas. Hal pertama yang dilakukan adalah mendatangi guru mata pelajaran IPS untuk memperoleh informasi mengenai proses pembelajaran di kelas. Kedua, peneliti melakukan observasi langsung ke kelas untuk melihat proses pembelajaran di kelas. Ketiga, melakukan pertemuan untuk mengadakan perencanaan bersama antara guru mata pelajaran IPS dengan peneliti untuk membicarakan tentang materi yang akan disampaikan, fokus yang akan di observasi berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan tempat kegiatan observasi akan dilaksanakan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Tahap Perencanaan Siklus 1). Tahap Perencanaan Siklus I

Adapun perencanaan untuk tindakan siklus I antara lain: a) Menyiapkan bahan ajar yang akan dipakai

b) Menentukan SK dan KD yang akan digunakan c) Menentukan materi yang akan digunakan

d) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) e) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan

f) Membuat format lembar observasi yang berfokus pada guru dan siswa g) Membuat format wawancara guru dan siswa serta catatan lapangan


(6)

h). Membagi siswa ke dalam kelompok, dilakukan oleh guru agar dapat membedakan karakteristik setiap siswanya.

2). Tahap Perencanaan Siklus II

Tahap perencanaan siklus II hampir sama dengan perencanaan siklus 1 namun pasti ada sedikit perubahan. Perubahan pada siklus II yaitu:

a) Menyiapkan materi selanjutnya b) Membuat RPP lebih baik

c) Mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran 3). Tahap Perencanaan Siklus III

Perencanaan siklus III hampir sama dengan siklus II. Siklus III, diharapkan dapat lebih baik dari siklus-siklus sebelumnya, karena data yang dihasilkan dari siklus ketiga bisa stabil disiklus keempat.

4). Tahap Perencanaan Siklus IV

Perencanaan siklus IV hampir sama dengan siklus I, siklus II dan siklus III, siklus IV termasuk siklus terakhir tindakan penelitian, maka dari itu siklus IV diharapkan lebih baik lagi dari siklus-siklus sebelumnya. Perubahan yang ada di siklus IV mungkin sama saja dengan perubahan yang ada pada siklus III.

3. Tahap Pelaksanaan Siklus a. Tahap Pelaksanaan Siklus 1

1) Sebelum dimulainya proses pembelajaran dengan menerapkan metode numbered heads together, guru memberikan lembar observasi catatan lapangan kepada observer serta guru menjelaskan materi dan tujuan pembelajaran

2) Guru menjelaskan materi

3) Guru membagi siswa dalam kelompok yang sudah dibuat pada tahap perencanaan.

4) Guru menyiapkan media pembelajaran yang digunakan 5) Guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran NHT


(7)

6) Siswa berdiskusi, dan diakhir diskusi siswa memberikan pertanyaan, masukan atau kritikan kepada siswa yang sedang menampilkan hasil diskusinya.

7) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil proses pembelajaran dengan menerapkan model numbered heads together.

b. Tahap Pelaksanaan Siklus II

Tahap pelaksanaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus I, adapun yang berbeda dari siklus I adalah:

1) Guru memberikan lembar observasi dan catatan lapangan kepada observer dengan format yang sama dengan siklus I

2) Guru menjelaskan sedikit materi, materi yan digunakan pada siklus II sama saja dengan siklus I, namun berbeda sub pembahasannya

3) Pembentukan kelompok sama dengan siklus I c. Tahap Pelaksanaan Siklus III

Tahap pelaksanaan siklus III hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus sebelum-sebelumnya, adapun yang berbeda dari siklus III, adalah:

1) Guru memberikan lembar observasi dan catatan lapangan kepada observer masih dengan format yang sama dengan siklus sebelumnya

2) Guru menjelaskan materi, materi yang digunakan berbeda pada siklus I dan II.

3) Pembentukan kelompok sama dengan siklus sebelumnya d. Tahap Pelaksanaan Siklus IV

Tahap pelaksanaan siklus IV hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus sebelum-sebelumnya, adapun yang berbeda dari siklus IV, adalah:

1) Media pembelajaran yang digunakan berbeda dari siklus-siklus sebelumnya 2) Lebih banyak melakukan quiz.


(8)

Tahap ini merupakan tahap perbaikan dari tiap siklus yang dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada tiap tindakan. Tahap ini juga dilakukan oleh guru mitra bersama peneliti. Jika terdapat kekurangan, guru mitra akan memberikan masukan kepada peneliti kemudian peneliti merencanakan atau merevisi untuk diterapkannya tindakan berikutnya.

D. Instrumen Penelitian

Dalam Instumen ini peneliti mengumpulkan data agar dapat memudahkan pekerjaannya dan hasilnya lebih baik, serta lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Lembar Pedoman Observasi

Observasi sebagai alat pengumpulan ini digunakan untuk mengukur tingkah laku responden atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan panduan observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang berkaitan pada saat proses tindakan yang di laksanakan di kelas. Dengan menggunakan catatan lapangan peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan, juga hasil yang diperoleh selama proses tindakan berlangsung. Hasil catatan lapangan tesebut pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan refleksi dan diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti sebagai referensi tindak lanjut yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada tindakan selanjutnya.


(9)

Lembar pedoman wawancara disusun dengan tujuan sebagai skenario untuk melaksanakan wawancara agar lebih terarah. Lembar pedoman wawancara ini berisikan pendapat perangkat pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran cooperative learning tipe numbered heads together yang diterapkan oleh guru. Disamping itu juga pedoman wawancara ini untuk mendapatkan tanggapan dari guru mengenai kendala-kendala yang di hadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran pada saat peneitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah tape rekaman untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan foto-foto selama proses pembelajaran.

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah tahap pengumpulan data selesai maka tahap berikutnya adalah pengolahan data. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran di kelas, peneliti dapat memahami situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lainnya. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2004:126) menyatakan bahwa analisis data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Selanjutnya adalah


(10)

penyusunan dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

1. Validasi Data

Menurut Hopkins (1993, dalam Wiraatmadja, 2012:168), dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan obyektifitas data maka dilakukan validasi data. Adapun cara yang digunakan dalam menvalidasi data kualitatif yang didapatkan di ataranya sebagai berikut:

a. Audit Trail

Yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam model atau prosedur yang dipakai pada saat penelitian dan dalam mengambil kesimpulan. Audit trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.

b. Triangulasi

Triangulasi yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil ornag lain, mislnya dnegan mita peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi menurut Elliot dalam (Wiriaatmadja, 2012:169) menyatakan bahwa triangulasi dilakukan berdasarkan 3 sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang yang melakukan atau observasi/peneliti. Proses triangulasi dilakukan untuk memerika kebenaran data

c. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu meminta nasihat dari pakar atau ahli, expert

opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasihat dari dosen

pembimbing.

2. Analisis Data


(11)

Analisis data dilakukan dalam suatu proses pelaksanaannya dimulai sesudah meninggalkan lapangan, sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai ketika penelitian selesai maka akan sangat merepotkan penulis. Hal ini juga sesuai

yang dikemukakan Nasution (1998:129) bahwa “dalam penelitian kualitatif,

analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dari lapangan segera

harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis”.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Putra, 2011:204) menyatakan bahwa analisis kategori dengan memperhatikan tahapan yang dikemukakan Miles dan Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarik kesimpulan dengan model interaktif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Pertama : Seluruh catatan lapangan dibagi ke dalam paragraf (boleh juga dibagi ke dalam kalimat)

Kedua : Setelah dibagi ke dalam paragraf, diberi pengkodean sesuai dengan kategorinya

Ketiga : Semua kategori atas semua catatan lapangan yang telah diberi pengkodean disatukan ke dalam suatu kategori.

Keempat : Berbagai kategori itu dicari keterkaitannya untuk mendapatkan makna yang holistik

Kelima : Dibuat kesimpulan akhir

1) Reduksi Data

Reduksi data ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara mengklarifikasikan sesuai masalah yang diteliti yakni meningkatkan interpersonal siswa melalui model pembelajaran Numbered Heads Together. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah perkembangan interpersonal siswa dalam pembelajaran IPS.

3) Penyajian Data

Penyajian data berupa teks naratif, matriks dan grafik yang tujuannya untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau


(12)

bagian-bagian tertentu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian data yang disusun secara jelas, singkat, terperinci, dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang dieliti. Penyajian data dalam penelitian ini lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. Untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik, network dan charts.

4) Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Menarik kesimpulan atau verifikasi yang dilakukan peneliti dimaksudkan untuk mencari makna dan penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat, maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Namun, bisa juga tidak dapat menjawab semua rumusan masalah karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

b. Analisis Data Kuantitatif

Peneliti menggunakan analisis data kuantitatif untuk menganalisis data hasil penelitian ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir divergen siswa yang dilihat dari hasil tes yang telah dilakukan, kemudian dihitung melalui data kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Peneliti melakukan perhitungan rata-rata (persentase) berdasarkan Komalasari (2011:156) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Skor Persentase = Jumlah skor yang didapat x 100 Jumlah skor maksimum


(13)

Kemudian untuk keperluan mengklasifikasikan penumbuhan kecerdasan interpersonal siswa melalui metode Numbered Heads Together (NHT), maka peneliti mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang dengan skala persentase rentang skor sebagai berikut :

Tabel 3.1

Klasifikasi Rentang Skor

Kategori Skor Presentase

Kurang 0 - 33, 3%

Cukup 33, 4% - 66,6%


(1)

Tahap ini merupakan tahap perbaikan dari tiap siklus yang dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pada tiap tindakan. Tahap ini juga dilakukan oleh guru mitra bersama peneliti. Jika terdapat kekurangan, guru mitra akan memberikan masukan kepada peneliti kemudian peneliti merencanakan atau merevisi untuk diterapkannya tindakan berikutnya.

D. Instrumen Penelitian

Dalam Instumen ini peneliti mengumpulkan data agar dapat memudahkan pekerjaannya dan hasilnya lebih baik, serta lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Lembar Pedoman Observasi

Observasi sebagai alat pengumpulan ini digunakan untuk mengukur tingkah laku responden atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan panduan observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang berkaitan pada saat proses tindakan yang di laksanakan di kelas. Dengan menggunakan catatan lapangan peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan, juga hasil yang diperoleh selama proses tindakan berlangsung. Hasil catatan lapangan tesebut pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan refleksi dan diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti sebagai referensi tindak lanjut yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada tindakan selanjutnya.


(2)

Lembar pedoman wawancara disusun dengan tujuan sebagai skenario untuk melaksanakan wawancara agar lebih terarah. Lembar pedoman wawancara ini berisikan pendapat perangkat pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara melakukan tanya jawab berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran cooperative learning tipe numbered heads together yang diterapkan oleh guru. Disamping itu juga pedoman wawancara ini untuk mendapatkan tanggapan dari guru mengenai kendala-kendala yang di hadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran pada saat peneitian tindakan kelas ini dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah tape rekaman untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan foto-foto selama proses pembelajaran.

E. Teknik Pengolahan Data

Setelah tahap pengumpulan data selesai maka tahap berikutnya adalah pengolahan data. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat observasi atau pengamatan terhadap pembelajaran di kelas, peneliti dapat memahami situasi dan suasana kelas, cara guru mengajar, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lainnya. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2004:126) menyatakan bahwa analisis data kualitatif bisa disusun dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Selanjutnya adalah


(3)

penyusunan dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

1. Validasi Data

Menurut Hopkins (1993, dalam Wiraatmadja, 2012:168), dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan obyektifitas data maka dilakukan validasi data. Adapun cara yang digunakan dalam menvalidasi data kualitatif yang didapatkan di ataranya sebagai berikut:

a. Audit Trail

Yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam model atau prosedur yang dipakai pada saat penelitian dan dalam mengambil kesimpulan. Audit trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti lainnya.

b. Triangulasi

Triangulasi yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil ornag lain, mislnya dnegan mita peneliti lain yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi menurut Elliot dalam (Wiriaatmadja, 2012:169) menyatakan bahwa triangulasi dilakukan berdasarkan 3 sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut pandang siswa dan sudut pandang yang melakukan atau observasi/peneliti. Proses triangulasi dilakukan untuk memerika kebenaran data

c. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu meminta nasihat dari pakar atau ahli, expert opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasihat dari dosen pembimbing.

2. Analisis Data


(4)

Analisis data dilakukan dalam suatu proses pelaksanaannya dimulai sesudah meninggalkan lapangan, sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai ketika penelitian selesai maka akan sangat merepotkan penulis. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan Nasution (1998:129) bahwa “dalam penelitian kualitatif, analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dari lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis”.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Putra, 2011:204) menyatakan bahwa analisis kategori dengan memperhatikan tahapan yang dikemukakan Miles dan Huberman yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarik kesimpulan dengan model interaktif. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Pertama : Seluruh catatan lapangan dibagi ke dalam paragraf (boleh juga dibagi ke dalam kalimat)

Kedua : Setelah dibagi ke dalam paragraf, diberi pengkodean sesuai dengan kategorinya

Ketiga : Semua kategori atas semua catatan lapangan yang telah diberi pengkodean disatukan ke dalam suatu kategori.

Keempat : Berbagai kategori itu dicari keterkaitannya untuk mendapatkan makna yang holistik

Kelima : Dibuat kesimpulan akhir

1) Reduksi Data

Reduksi data ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara mengklarifikasikan sesuai masalah yang diteliti yakni meningkatkan interpersonal siswa melalui model pembelajaran Numbered Heads Together. Dalam penelitian ini aspek yang akan direduksi adalah perkembangan interpersonal siswa dalam pembelajaran IPS.

3) Penyajian Data

Penyajian data berupa teks naratif, matriks dan grafik yang tujuannya untuk melihat gambaran data yang diperoleh secara keseluruhan atau


(5)

bagian-bagian tertentu dan kemudian dilakukan klasifikasi. Penyajian data yang disusun secara jelas, singkat, terperinci, dan menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang dieliti. Penyajian data dalam penelitian ini lebih banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. Untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai macam matrik, grafik, network dan charts.

4) Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Menarik kesimpulan atau verifikasi yang dilakukan peneliti dimaksudkan untuk mencari makna dan penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat, maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Namun, bisa juga tidak dapat menjawab semua rumusan masalah karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.

b. Analisis Data Kuantitatif

Peneliti menggunakan analisis data kuantitatif untuk menganalisis data hasil penelitian ini. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir divergen siswa yang dilihat dari hasil tes yang telah dilakukan, kemudian dihitung melalui data kuantitatif yaitu mencari rata-rata. Peneliti melakukan perhitungan rata-rata (persentase) berdasarkan Komalasari (2011:156) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Skor Persentase = Jumlah skor yang didapat x 100 Jumlah skor maksimum


(6)

Kemudian untuk keperluan mengklasifikasikan penumbuhan kecerdasan interpersonal siswa melalui metode Numbered Heads Together (NHT), maka peneliti mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang dengan skala persentase rentang skor sebagai berikut :

Tabel 3.1

Klasifikasi Rentang Skor

Kategori Skor Presentase

Kurang 0 - 33, 3%

Cukup 33, 4% - 66,6%