S PGSD 1104633 Chapter3

(1)

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tidak Kelas. Menurut Jean McNiff (dalam Kesuma,A.T, 2013, hlm. 2), penelitian tindakan dalam pendidikan merupakan sebuah metode penelitian kualitatif yang mendorong para praktisi (pengajar/guru) menjadi reflektif dalam praktik mengajar, dengan tujuan lebih meningkatkan/memperbaiki sistem mengajarnya.

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan adaptasi dari desain Kemmis dan McTaggart. Desain penelitian ini berawal dari observasi, perencanaan, pelakasanaan dan observasi, kemudian refleksi.

Dalam penelitian ini, tidak hanya satu siklus karena keterampilan membaca tidak dapat langsung begitu saja meningkat dalam sekali pertemuan atau sekali tindakan maka dari itu kemungkinan dalam penelitian ini paling sedikit tiga siklus agar keterampilan siswa kelas III sesuai dengan tugas pekembangannya.

Fiky Fikriyah Saprudin, 2015


(2)

Gambar 3.1 Desain Penelitian Adaptasi Kemmis dan McTaggart

(Hidayat, D.R & Badrujaman, A., 2012, halaman 13)

Observasi Siklus

I Perencanaan

Tindakan Observasi

Refleksi

Tindakan Observasi

Refleksi Perencanaan

Perbaikan Siklus II

Tindakan Observasi

Refleksi Perencanaan

Perbaikan Siklus III


(3)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di salah satu sekolah dasar negeri yang berada di kawasan sukagalih. Dengan memiliki jumlah kelas 9 kelas yang terdiri dari kelas 1a, 1b, 2a, 2b, 3, 4, 5, 6a dan 6b.

C. Subjek Penelitian

Di kelas III terdapat 35 siswa, dengan perbandingan jumlah 23 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Dengan jumlah siswa yang belum terampil dalam membaca 23 siswa dan siswa yang sudah terampil 12 siswa.

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakasanakan sejak bulan Maret 2015 hingga akhir semester 2 pada bulan Mei 2015.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Dalam penelitian ini, instrumen pembelajaran yang dipakai yaitu RPP untuk penyusunan scenario pembelajaran, media yang digunakan kartu kata, serta media wacana yang dipilih sesuai media yang materi ajar.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

1) APKG (Alat Penilaian Kemampuan Guru)

Dalam pengungkap data yang berkenaan tentang bentuk perencanaan pelaksanaan pembelajaran peneliti menggunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1 dan modifikasi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2 sesuai dengan kebutuhan penelitian. APKG 2 ini memodifikasi proses pembelajaran dengan prinsip metode SAS karena dalam langkah pembelajaran dimodifiksi dari prinsip metode SAS. Dari APKG ini akan menjadi data awal sebagai perbaikan untuk perencanaan berikutnya. Berikut modifikasi langkah-langkah penerapan metode struktural analisis sintesis (SAS) yang akan digunakan menjadi instrument. Seperti yang terlihat pada tabel 3.1 di bawah ini.


(4)

Tabel 3. 1 Modifikasi Langkah-Langkah Pembelajaran Langkah-Langkah Pembelajaran Modifikasi dari

Prinsip Metode SAS

a. Guru memberikan kalimat

b. Siswa mengurai kalimat menjadi kata c. Siswa mengeja kata menjadi suku kata

d. Siswa menguarai suku kata menjadi huruf-huruf e. Siswa memadukan huruf-huruf menjadi sukukata f. Siswa memadukan suku kata menjadi kata g. Siswa memadukan kata menjadi kalimat

2) Pedoman Observasi terhadap siswa.

Pedoman observasi ini digunakan untuk pengungkap data proses pelaksanaan penerapan metode SAS. Disini pada saat pelaksanaan pembelajaran, siswa di observasi sesuai pedoman yang dilihat bagaimana siswa dapat melalui proses analisis dan proses sintesis. Proses analisis dengan tahapan mengurai kalimat menjadi kata-kata, mengurai kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan mengurai suku kata-suku kata mejadi huruf-huruf. Proses sintesis dengan tahapan memadukan huruf-huruf menjadi suku kata-suku kata, memadukan suku kata-suku kata menjadi kata-kata, dan akhirnya memadukan kata-kata menjadi kalimat semula.

3) Teks bacaan.

Teks bacaan untuk mengungkap data bagaimana hasil penerapan metode SAS dalam membaca. Di akhir pembelajaran siswa dinilai dengan menyuruh mereka membaca teks. Pada saat membaca, peneliti menilai sesuai pedoman membaca.

4) Pedoman Penilaian Membaca.

Pedoman penilaian membaca untuk mengukap data berapa siswa yang sudah terampil membaca sesuai teks bacaan yang dibacanya. Pedoman ini merupakan modifikasi dari daftar cek berbagai kekeliruan membaca lisan siswa kelas permulaan SD. Sesuai yang terlihat dari tabel 3.2 di bawah ini.


(5)

1 Pengucapan salah, makna sama. Penggantian huruf contoh senang menjadi seneng.

2 Pengucapan salah, tidak bermakna

Penghilangan atau Penggantian huruf contoh nanas menjadi memas atau seperti menjadi sepeti.

3 Tidak memperhatikan tanda baca

Contoh “Ibu, Ayah dan kakak pergi.” Dibaca “Ibu Ayah dan kakak pergi.”

4 Membaca tersendat-sendat

Tidak lancar atau ragu-ragu atau mengeja. Contoh “Ibu Ita guru Nani” dibaca Ibu

I..tagu..gu..gu..ru.. Na.. Na.. ni”

5) Cacatan Observasi

Catatan observas merupakan catatan yang ditulis pada saat pelaksanaan terjadi. Catatan ini terdiri menjadi dua yaitu catatan yang ditulis oleh observer saat melakukan observasi. Catatan ini merupakan catatan apa saja yang terjadi pada saat pelakasanaan dari awal hingga akhir. Dilihat dari aktifitas guru serta aktifitas siswa. Dan catatan yang ditulis peneliti selama proses pembelajaran terjadi berupa tulisan refleksi.

F. Prosedur Penelitian

Untuk setiap siklus, terdiri dari:

1. Pra-penelitian a. Surat Ijin

Surat ijin ini diperoleh dari fakultas dengan sebelumnya mengajukan permohonan ijin penelitian di sekolah yang bersangkutan.

a. Observasi

Observasi ini dilakukan setelah memperoleh surat ijin dan ijin dari sekolah yang bersangkutan. Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi siswa tentang keterampilan membaca.

3. Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I


(6)

Dalam perencanaan tindakan, disini peneliti pertama-tama menetapkan indikator keberhasilan tindakan, membuat skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Menyiapkan instrument pengumpulan data pelaksanaan tindakan.

Pertama, menetapkan indikator keberhasilan tindakan. Yang menjadi penetapan indikator keberhasilan metode dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa.

Kedua, membuat skenario pembelajaran. Disini dalam pembuatan rpp, disesuaikan dengan materi ajar dalam bidang apapun. Karena yang dilihat adalah keterampilan membaca. Dan peneliti harus memilih teks bacaan yang sesuai dengan materi ajar yang mudah untuk diingat dan dipelajari.

Ketiga, menyiapkan instrument pengumppulan data pelakasanaan. Instrument yang disiapkan ialah pedoman observasi tentang kegiatan siswa dalam proses menguraian (analisis) dan menggabungan (sintensis), pedoman membaca, dan kamera untuk pengumpulan foto pada saat pelaksaan tindakan.

2) Pelaksanaan tindakan

Disini proses pelakasanaan tindakan sesuai dengan RPR atau scenario rancangan pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan, siswa dibagi kelompok untuk mempermudah observasi kegiatan, kemudian siswa diberi sebuah kalimat yang berhubungan dengan materi ajar dan mudah dimengerti siswa, kemudian guru mencontohkan terlebih dahulu untuk mengurai dan memadukan dengan kalimat lain, setelah itu siswa bersama-sama untuk melakukan penguraian dan memaduan kalimat tersebut.

3) Observasi

Dalam tahap ini, observer melihat bagaimana tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada tahap ini, observer melihat mengobservasi guru dan observasi siswa. Dalam observasi guru menggunakan APKG 2 termodifikasi, serta observasi siswa diobservasi melalui pedoman observasi kegiatan mengurai (analisis) dan memadukan (sintensis).

4) Refleksi


(7)

peneliti dalam meningkatkan keterampilan membaca yaitu setengah jumlah siswa dalam satu kelas yaitu 18 orang.

Apabila setelah pembelajaran menerapkan metode SAS, masih ditemukan lebih dari 18 orang yang belum terampil membaca maka perencanaan dikembangkan lagi supaya dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.

b. Siklus II

Pelakasanaan siklus II ini merupakan hasil dari refleksi siklus I yang hasil dari analisis data hasil siswa belum mencapai target peneliti yaitu setengah dari jumlah siswa atau 18 siswa. Maka, perencanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Perbaikan tersebut dianggap peneliti dapat mendorong meningkatnya keterampilan membaca siswa.

c. Siklus III

Pelakasanaan siklus III ini merupakan hasil dari refleksi siklus II yang hasil dari analisis data hasil siswa belum mencapai target peneliti yaitu setengah dari jumlah siswa atau 18 siswa. Maka, perencanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus II. Perbaikan tersebut dianggap peneliti dapat mendorong meningkatnya keterampilan membaca siswa.

G. Rencana pengolahan dan uji keabsahan data

Rencana pengolahan data yang diperoleh dari instrumen dalam penelitian ini, dengan (1) analisis APKG, (2) analisis observasi kegiatan siswa dalam pelaksanan, (3) analisis tes lisan dalam membaca.

1. Analisis APKG

APKG 1 ini untuk melihat bagaimana perencanaan yang telah dirancang dan berapa persen tingkat perancencanaanya. Serta untuk perbaikan pada tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Serta mengolah catatan tentang perencanaan dari observer.

APKG 2 yang telah dimodifikasi akan menjadi data bagaimana penguasaan metode SAS. Kesesuaian pelakasanaan dengan perencanaan yang dibuat. Menganalisis persentase perbandingan dan peningkatan penguasaan metode SAS.


(8)

Dari hasil penelitian, data dari APKG 1 dan 2 merupakan nilai rentang 1-4. Dengan menggunakan perhitungan APKG yang mengacu pada panduan PLP. Dengan mengunakan rumus di bawah ini dengan modifikasi kedalam bentuk persentase.

SP

=

NilaiAspek

aspek

×

100

4. Analisis Observasi

Analisis observasi terdiri dari dua intrumen yaitu pedoman observasi siswa dan catatan observasi. Menganalisis catatan observer dengan mengungkap ulang dengan pemahaman peneliti apa yang tertulis pada lembar catatan observer serta menjadi perbaikan untuk tindakan selanjutnya. Sedangkan catatan lapangan yang ditulis oleh peneliti dianalisis dari catatan observer serta menuangkannya dalam refleksi yang akan dijadikan patokan perbaikan tindakan selanjutnya. Serta berapa persentase yang didapatkan dalam penguasaan metode SAS.

Sedangkan siswa di observasi dengan cara melihat hasil observasi siswa dalam mengurai kalimat menjadi suku kata dan memadukan suku kata menjadi kalimat. Hasil Observasi itu dianalisis berapa persen siswa mengertinya dalam mengurai dan memadukan kalimat, kata, suku kata dan huruf. Dan berapa persentase tingkat penerapan metode pada siswa dalam setiap tahapnya.

Menurut Sudjana, N. menyatakan analisis

Data hasil observasi sangat berpengaruh pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi. Hasil observasi yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagaimana adanya yang tampak dari perilaku yang diobservasi, diolah dengan melakukan analisis dan interpretasi seluruh hasil amatan tesebut. (hal 132)

Dalam pedoman observasi terhadap siswa yang dilihat adalah kegiatan siswa dalam penerapan pembelajaran siswa. Sehingga setiap melakukan kegiatan mendapatkan skor satu (1). Dengan mengolah skor hasil observasi menjadikan rata-rata untuk ke enam aspek dalam pedoman. Dan dapat dikonversikan dalam bentuk standar 100. (dalam Sudjana, N., hal 133) Hal itu berlaku dalam penguasaan metode SAS.


(9)

Dalam mengolah data hasil penguasaan metode SAS dan Observasi siswa menggunakan rumus :

Presentase Kemampuan=Jumlah skor yang diperoleh

Skor total ×100 (dalam Prabawanto, 2010, hal 9)

5. Analisis Tes Lisan

Dalam menganalisis teks lisan berdasarkan pedoman membaca, siswa akan mendapatkan skor satu (1) adalah yang melakukan indokator pada pedoman membaca. Dalam setiap pedoman membaca dicantumkan patokan siswa mendapatkan skor satu (1) tersebut.

Hasil tersebut dianalisis dengan menghitung peningkatan kemampuan siswa berdasarkan skor. Menurut Prabawanto (2010, hlm.9)

Presentase Kemampuan=Jumlah skor yang diperoleh

Skor total ×100

Akan tetapi mendapat sedikit modifikasi, karena yang di Maka perhitungannya menjadi dibawah ini.

Presentase Kemampuan=Skor total−Jumlah skor yang diperoleh Jumlah Indikator(4) ×100 Dari data hasil siswa dalam membaca, yang dilihat ialah rata-rata keterampilan membaca siswa dalam satu kelas. Dengan memodifikasi presentase kemampuan seperti di bawah ini.

Presentaseratarata Keterampilan Membaca

¿Skor total−Jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa

Skor total ×100

Dengan skor total 140, yang menandakan bahwa seluruh siswa belum terampil membaca. Dan patokan untuk rata-rata keterampilan membaca sebesar 85%.


(1)

Tabel 3. 1 Modifikasi Langkah-Langkah Pembelajaran Langkah-Langkah Pembelajaran Modifikasi dari

Prinsip Metode SAS

a. Guru memberikan kalimat

b. Siswa mengurai kalimat menjadi kata c. Siswa mengeja kata menjadi suku kata

d. Siswa menguarai suku kata menjadi huruf-huruf e. Siswa memadukan huruf-huruf menjadi sukukata f. Siswa memadukan suku kata menjadi kata g. Siswa memadukan kata menjadi kalimat

2) Pedoman Observasi terhadap siswa.

Pedoman observasi ini digunakan untuk pengungkap data proses pelaksanaan penerapan metode SAS. Disini pada saat pelaksanaan pembelajaran, siswa di observasi sesuai pedoman yang dilihat bagaimana siswa dapat melalui proses analisis dan proses sintesis. Proses analisis dengan tahapan mengurai kalimat menjadi kata-kata, mengurai kata-kata menjadi suku kata-suku kata, dan mengurai suku kata-suku kata mejadi huruf-huruf. Proses sintesis dengan tahapan memadukan huruf-huruf menjadi suku kata-suku kata, memadukan suku kata-suku kata menjadi kata-kata, dan akhirnya memadukan kata-kata menjadi kalimat semula.

3) Teks bacaan.

Teks bacaan untuk mengungkap data bagaimana hasil penerapan metode SAS dalam membaca. Di akhir pembelajaran siswa dinilai dengan menyuruh mereka membaca teks. Pada saat membaca, peneliti menilai sesuai pedoman membaca.

4) Pedoman Penilaian Membaca.

Pedoman penilaian membaca untuk mengukap data berapa siswa yang sudah terampil membaca sesuai teks bacaan yang dibacanya. Pedoman ini merupakan modifikasi dari daftar cek berbagai kekeliruan membaca lisan siswa kelas permulaan SD. Sesuai yang terlihat dari tabel 3.2 di bawah ini.


(2)

1 Pengucapan salah, makna sama. Penggantian huruf contoh senang menjadi seneng.

2 Pengucapan salah, tidak bermakna

Penghilangan atau Penggantian huruf contoh nanas menjadi memas atau seperti menjadi sepeti.

3 Tidak memperhatikan tanda baca

Contoh “Ibu, Ayah dan kakak pergi.” Dibaca “Ibu Ayah dan kakak pergi.”

4 Membaca tersendat-sendat

Tidak lancar atau ragu-ragu atau mengeja. Contoh “Ibu Ita guru Nani” dibaca Ibu

I..tagu..gu..gu..ru.. Na.. Na.. ni”

5) Cacatan Observasi

Catatan observas merupakan catatan yang ditulis pada saat pelaksanaan terjadi. Catatan ini terdiri menjadi dua yaitu catatan yang ditulis oleh observer saat melakukan observasi. Catatan ini merupakan catatan apa saja yang terjadi pada saat pelakasanaan dari awal hingga akhir. Dilihat dari aktifitas guru serta aktifitas siswa. Dan catatan yang ditulis peneliti selama proses pembelajaran terjadi berupa tulisan refleksi.

F. Prosedur Penelitian

Untuk setiap siklus, terdiri dari: 1. Pra-penelitian

a. Surat Ijin

Surat ijin ini diperoleh dari fakultas dengan sebelumnya mengajukan permohonan ijin penelitian di sekolah yang bersangkutan.

a. Observasi

Observasi ini dilakukan setelah memperoleh surat ijin dan ijin dari sekolah yang bersangkutan. Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi siswa tentang keterampilan membaca.

3. Pelaksanaan Penelitian a. Siklus I


(3)

Dalam perencanaan tindakan, disini peneliti pertama-tama menetapkan indikator keberhasilan tindakan, membuat skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Menyiapkan instrument pengumpulan data pelaksanaan tindakan.

Pertama, menetapkan indikator keberhasilan tindakan. Yang menjadi penetapan indikator keberhasilan metode dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa.

Kedua, membuat skenario pembelajaran. Disini dalam pembuatan rpp, disesuaikan dengan materi ajar dalam bidang apapun. Karena yang dilihat adalah keterampilan membaca. Dan peneliti harus memilih teks bacaan yang sesuai dengan materi ajar yang mudah untuk diingat dan dipelajari.

Ketiga, menyiapkan instrument pengumppulan data pelakasanaan. Instrument yang disiapkan ialah pedoman observasi tentang kegiatan siswa dalam proses menguraian (analisis) dan menggabungan (sintensis), pedoman membaca, dan kamera untuk pengumpulan foto pada saat pelaksaan tindakan.

2) Pelaksanaan tindakan

Disini proses pelakasanaan tindakan sesuai dengan RPR atau scenario rancangan pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan, siswa dibagi kelompok untuk mempermudah observasi kegiatan, kemudian siswa diberi sebuah kalimat yang berhubungan dengan materi ajar dan mudah dimengerti siswa, kemudian guru mencontohkan terlebih dahulu untuk mengurai dan memadukan dengan kalimat lain, setelah itu siswa bersama-sama untuk melakukan penguraian dan memaduan kalimat tersebut.

3) Observasi

Dalam tahap ini, observer melihat bagaimana tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran. Pada tahap ini, observer melihat mengobservasi guru dan observasi siswa. Dalam observasi guru menggunakan APKG 2 termodifikasi, serta observasi siswa diobservasi melalui pedoman observasi kegiatan mengurai (analisis) dan memadukan (sintensis).

4) Refleksi

Refleksi ini dilakukan setelah menganalisis data dan hasil observasi dilihat dari berapa jumlah siswa yang mencapai indikator penelitian. Target


(4)

peneliti dalam meningkatkan keterampilan membaca yaitu setengah jumlah siswa dalam satu kelas yaitu 18 orang.

Apabila setelah pembelajaran menerapkan metode SAS, masih ditemukan lebih dari 18 orang yang belum terampil membaca maka perencanaan dikembangkan lagi supaya dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.

b. Siklus II

Pelakasanaan siklus II ini merupakan hasil dari refleksi siklus I yang hasil dari analisis data hasil siswa belum mencapai target peneliti yaitu setengah dari jumlah siswa atau 18 siswa. Maka, perencanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I. Perbaikan tersebut dianggap peneliti dapat mendorong meningkatnya keterampilan membaca siswa.

c. Siklus III

Pelakasanaan siklus III ini merupakan hasil dari refleksi siklus II yang hasil dari analisis data hasil siswa belum mencapai target peneliti yaitu setengah dari jumlah siswa atau 18 siswa. Maka, perencanaan siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus II. Perbaikan tersebut dianggap peneliti dapat mendorong meningkatnya keterampilan membaca siswa.

G. Rencana pengolahan dan uji keabsahan data

Rencana pengolahan data yang diperoleh dari instrumen dalam penelitian ini, dengan (1) analisis APKG, (2) analisis observasi kegiatan siswa dalam pelaksanan, (3) analisis tes lisan dalam membaca.

1. Analisis APKG

APKG 1 ini untuk melihat bagaimana perencanaan yang telah dirancang dan berapa persen tingkat perancencanaanya. Serta untuk perbaikan pada tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Serta mengolah catatan tentang perencanaan dari observer.

APKG 2 yang telah dimodifikasi akan menjadi data bagaimana penguasaan metode SAS. Kesesuaian pelakasanaan dengan perencanaan yang dibuat. Menganalisis persentase perbandingan dan peningkatan penguasaan metode SAS.


(5)

Dari hasil penelitian, data dari APKG 1 dan 2 merupakan nilai rentang 1-4. Dengan menggunakan perhitungan APKG yang mengacu pada panduan PLP. Dengan mengunakan rumus di bawah ini dengan modifikasi kedalam bentuk persentase.

SP

=

NilaiAspek

aspek

×

100

4. Analisis Observasi

Analisis observasi terdiri dari dua intrumen yaitu pedoman observasi siswa dan catatan observasi. Menganalisis catatan observer dengan mengungkap ulang dengan pemahaman peneliti apa yang tertulis pada lembar catatan observer serta menjadi perbaikan untuk tindakan selanjutnya. Sedangkan catatan lapangan yang ditulis oleh peneliti dianalisis dari catatan observer serta menuangkannya dalam refleksi yang akan dijadikan patokan perbaikan tindakan selanjutnya. Serta berapa persentase yang didapatkan dalam penguasaan metode SAS.

Sedangkan siswa di observasi dengan cara melihat hasil observasi siswa dalam mengurai kalimat menjadi suku kata dan memadukan suku kata menjadi kalimat. Hasil Observasi itu dianalisis berapa persen siswa mengertinya dalam mengurai dan memadukan kalimat, kata, suku kata dan huruf. Dan berapa persentase tingkat penerapan metode pada siswa dalam setiap tahapnya.

Menurut Sudjana, N. menyatakan analisis

Data hasil observasi sangat berpengaruh pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi. Hasil observasi yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagaimana adanya yang tampak dari perilaku yang diobservasi, diolah dengan melakukan analisis dan interpretasi seluruh hasil amatan tesebut. (hal 132)

Dalam pedoman observasi terhadap siswa yang dilihat adalah kegiatan siswa dalam penerapan pembelajaran siswa. Sehingga setiap melakukan kegiatan mendapatkan skor satu (1). Dengan mengolah skor hasil observasi menjadikan rata-rata untuk ke enam aspek dalam pedoman. Dan dapat dikonversikan dalam bentuk standar 100. (dalam Sudjana, N., hal 133) Hal itu berlaku dalam penguasaan metode SAS.


(6)

Dalam mengolah data hasil penguasaan metode SAS dan Observasi siswa menggunakan rumus :

Presentase Kemampuan=Jumlah skor yang diperoleh

Skor total ×100 (dalam Prabawanto, 2010, hal 9)

5. Analisis Tes Lisan

Dalam menganalisis teks lisan berdasarkan pedoman membaca, siswa akan mendapatkan skor satu (1) adalah yang melakukan indokator pada pedoman membaca. Dalam setiap pedoman membaca dicantumkan patokan siswa mendapatkan skor satu (1) tersebut.

Hasil tersebut dianalisis dengan menghitung peningkatan kemampuan siswa berdasarkan skor. Menurut Prabawanto (2010, hlm.9)

Presentase Kemampuan=Jumlah skor yang diperoleh

Skor total ×100

Akan tetapi mendapat sedikit modifikasi, karena yang di Maka perhitungannya menjadi dibawah ini.

Presentase Kemampuan=Skor total−Jumlah skor yang diperoleh Jumlah Indikator(4) ×100 Dari data hasil siswa dalam membaca, yang dilihat ialah rata-rata keterampilan membaca siswa dalam satu kelas. Dengan memodifikasi presentase kemampuan seperti di bawah ini.

Presentaseratarata Keterampilan Membaca

¿Skor total−Jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa

Skor total ×100

Dengan skor total 140, yang menandakan bahwa seluruh siswa belum terampil membaca. Dan patokan untuk rata-rata keterampilan membaca sebesar 85%.