T2 092013023 BAB III

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
metode penelitian kualitatif deskriptif menurut Sugiyono, (2012),
untuk pemecahan masalah yang holistik dan kompleks, dinamis dan
penuh makna dalam memecahkan masalah sosial tersebut dengan
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau
berbagai fenomena realitas sosial yang ada dalam masyarakat menjadi
objek penelitian yang berupaya menarik realitas itu kepermukaan
sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang
kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu92. Hal ini digunakan untuk
mendiskripsikan dampak limbah tailings dari sisa penambangan emas
terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kampung Waa93.

Jenis Sumber Data dan Sumber Informasi
Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
data primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari
tangan pertama. Sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu
masyarakat yang ada di desa Banti kampung Waa yang terlibat dalam

proses penambangan limbah tailings di sungai Wanagon. Inporman
kunci dan responden dalam penelitian ini, yaitu masyarakat di desa
Banti kampung Waa distrik Tembagapura dan buruh atau karyawan
Freeport yang mengetahui keadaan masyarakat di kampung Waa.
Sedangkan sumber informasi yang diperoleh dalam penelitian
ini, yaitu data sekunder, informan kunci dan responden. Data sekunder
. Burhan, B., 2008. Penelitian Kualitatif. Kencana Prenada Media Group.Jakarta.
. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif dan R & D. ISBN :979-833364-0. Alfabeta.
92
93

41

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu buku-buku pustaka, jurnal,
dan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan terkait dengan
aktivitas pertambangan PT Freeport Indonesia. Sedangkan tambahan
imformasi data sekunder, yaitu data kantor statistik Kabupaten
Mimika.

Lokasi Penelitian

Distrik Tembagapura, sebagai salah satu distrik yang terletak di
wilayah pegunungan yang termasuk daerah administrative kabupaten
Mimika. Distrik tembagapura telah menjadi tempat operasi PT
Freeport Indonesia pada tahun 1967-1992 dengan dimulai
penandatanganan kontrak kerja pertama. Dilanjutkan dengan kontrak
kerja kedua pada tahun 1992-2021. Secara geografis, distrik
Tembagapura berada di daerah pegunungan, memiliki luas wilayah
16,54 dari lus wilayah kabupaten Mimika 21.522. Distrik tembagapura
memiliki 1 kelurahan dan 7 kampung, yaitu kelurahan Tembagapura
terletak di kota moderent PT Freeport. Sedangkan 7 kampung lainnya,
yaitu; kampung Waa, kampung Opitawak yang terletak di balik
gunung. Kampung Jagamin dan kampung Arwanop berada di bagian
barat dengan jarak kurang lebih 70-80 kilo meter (km). Sedangkan
kampung T, singga, kampung Dolingonggin dan kampung Beanegogom
yang teletak dibagian timur kurang lebih 50-60 kilo meter(km) 94 .
Jumlah penduduk distrik Tembagapura tahun 2014 yaitu 18.161 jiwa,
dengan tingkat kepadatan penduduk 14,19 jiwa/km² dan tingkat
pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun. Dibawah ini peta
kabupaten Mimika terlihat.


94

. BPS, Kabupaten Mimika,. Ibid

42

Distrik Tembagapura kampung Waa95

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Mimika

Proses Pengambilan Data
Wawancara
Dilakukan wawancara terkait dengan pertanyaan penelitian
terhadap informan kunci dan juga informan pendukung dengan teknik
wawancara dalam bentuk pertanyaan. Pertanyaan ditujukan untuk
mengetahui persepsi masyarakat terhadap dampak limbah bagi
kehidupan sosial, mengetahui secara objective terhadap permasalahan
yang ditelitinya. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat
pendulang emas di desa Banti kampung Waa, pihak luar atau
pendatang yang ikut terlibat dalam lokasi penelitian, kemudian

karyawan Freeport yang terlibat dan mengetahui aktivitas
penambangan masyarakat.
Langkah pertama penelitian sudah melakukan kajian-kajian
terkait dengan penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian
ini. Setelah memperoleh data sekunder, peneliti turun ke lapangan
95

. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/2b/Peta_Kabupaten_Mimika.jpg

43

untuk memperoleh informasi dari inporman kunci dan responden di
lapangan. Setelah peneliti turun ke lapangan, peneliti melakukan
wawancara langsung terhadap imporman kunci terkait dengan
aktivitas penambangan masyarakat di kampung Waa. Setelah peneliti
memperoleh impormasi dari imporman kunci, peneliti juga melakukan
wawancara terhadap beberapa imporman yang berkecimpung
dilapangan terkait dengan berjalannya aktivitas penambangan.
Kemudian langkah yang terakhir, yaitu peneliti memintah pandangan
dari pihak luar atau pendatang yang tinggal di kampung Waa, pihak

luar dari karyawan PT Freeport dan masyarakat luar. Sumber
imforman kunci, terdiri dari kepala suku, orang yang berpengaruh di
kampung Waa, dan masyarakat yang sudah lama mendulang di
kampung Waa. Informan pendukung, yaitu diperoleh dari masyarakat
luar dari pendatang yang tinggal di kampung Waa, karyawan Freeport,
dan masyarakat luar.
Oservasi
Observasi dilakukan terkait dengan aktivitas penambangan di
sekitar lokasi penambangan limbah tailings sungai Wanagon kampung
Waa. Observasi juga dilakukan terhadap kondisi pembuangan limbah
tailings di sungai Wanagon, kemudian implikasinya terhadap
kehidupan masyarakat dikampung Waa. Teknik observasi dilakukan
saat penelitian berlangsung agar dapat disatukan dengan wawancara
yang dilakukan saat penelitian.
Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendukung hasil penelitian.
Dokumentasi diperoleh berupa foto didaerah, gambar peta, gambar
orang mendulang, jumlah penduduk, kondisi dampak limbah tailings
yang dibuang oleh PT Freeport Indoensia terhadap kerusakan
lingkungan.

Kesulitan Dalam Penelitian
Masalah yang dihadapi peneliti dalam penelitian ini, yaitu
terkait dengan data sekunder, peneliti menghadapi kesulitan untuk
mendapatkan data yang diharapkan dari kantor lingkungan hidup PT
44

Freeport Indonesia di Timika dan data rumah sakit di Timika dan
Tembagapura tentang kasus kerusakan lingkungan yang lengkap dan
kasus karacunan logam berat terhadap tingkat kehidupan masyarakat.
Peneliti juga menghadapi hambatan dalam memperoleh data dalam
penelitian, karena situasi di kampung Waa dari segi keamanan tidak
kondusif karena sebelum peneliti turun di lapangan, telah terjadi
penembakan antar pihak luar dari Organisasi Papua Merdeka (OPM)
dan pihak aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berpatroli di
area penambangan Freeport pada tangal 1 Januari, 2015. Kondisi ini
mempersulit kenyamanan di masyarakat pemukiman sungai Wanagon,
sehingga peneliti sulit memperoleh data lengkap seperti foto lapangan
yang lengkap dan rekoder saat pembicaraan berlangsung. Selain itu
untuk memperoleh gambar foto, rekaman vodeo dikampung Waa sulit,
karena masyarakat tidak mengijinkannya.

Analisis Data
Analisis dilakukan setelah pengumpulan data di lapangan dari
hasil wawancara maupun data-data sekunder. Tahap berikut dipilih
data sekunder dan primer, data primer dijabarkan satu persatu dari data
yang diperoleh dalam wawancara secara sistematik dari konteks
berdasarkan topik. Kemudian digambarkan dengan teori-teori yang
dikembangkan dalam Bab II sesuai dengan relevansi masalah yang
diteliti. Analisis data bersifat deskriptif dengan pemaknaan dari
penjabaran dari keadaan penambangan masyarakat di kampung Waa,
setelah dari hasil wawancara dijabarkan, maka gabungkan dengan data
sekunder. Tujuan dari tahap analisis adalah untuk menjawab persoalan
penelitian, dengan mengambarkan persepsi masyarakat terhadap
limbah tailings. Kemudian mengambarkan melalui strategi bertahan
hidup pada masyarakat di kampung Waa dalam konteks survival dalam
konteks ekonomi, survival dalam konteks sosial, survival dalam
konteks kesehatan, ekologi dan demografi.

45