Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penagihan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan
untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak
dipungut dari warga negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang
dapat dipaksakan penagihannya. Oleh karena itu, peran masyarakat dalam
pembiayaan pembangunan harus terus ditumbuhkan dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang kewajibannya membayar pajak.
Peran pajak sangatlah penting bagi penerimaan kas Negara. Pajak
merupakan alternatif sumber penerimaan Negara yang sangat potensial, selain
karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan partisipasi
aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan dalam Negeri. Jenis
pungutan pajak di Indonesia terdiri dari Pajak Negara (pajak pusat), Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Bea dan Cukai, dan Penerimaan Negara Bukan
Pajak. Salah satu pos Penerimaan Asli Daerah (PAD) dalam Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah Pajak Daerah.
Pajak Daerah menurut Kesit (2005:2) “adalah pungutan wajib atas orang
pribadi atau badan yang dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah”.

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 20
dan 21, Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Sedangkan yang dimaksud dengan Hotel adalah fasilitas penyedia jasa
penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran,
yang mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,
pesanggrahan, rumah penginapan, dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah
kamar lebih dari sepuluh.
Mengingat saat ini pembangunan hotel atau jenis tempat penginapan
lainnya berkembang begitu pesat, maka dari itu perlu diketahui berapa
penerimaan kas Negara melalui Pajak Hotel dan bagaimana tata cara pemungutan
dan penagihannya.
Hal ini yang menjadi dasar bagi penulis dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir (LTA) dengan mengambil judul tentang “Tata Cara Pelaksanaan
Pemungutan Dan Penagihan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medan”.
B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA)
Penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) merupakan salah satu
syarat yang dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun
tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pemungutan Pajak Hotel di
Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

b. Untuk mengetahui prosedur penagihan Pajak Hotel di Kantor
Dinas Pendapatan daerah Kota Medan.
c. Untuk mengetahui tata cara perhitungan dan pengenaan Pajak
Hotel di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
2. Manfaat Penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA)
a. Bagi Mahasiswa
1) Meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan dan
memantapkanpengetahuan dan keterampilan mahasiswa
dalam


menerapkan

ilmunya

khususnya

di

bidang

Perpajakan.
2) Memperbaiki sikap dalam hal kedisiplinan dan tanggung
jawab dalam melaksanakan pekerjaan.
3) Guna mendorong mahasiswa untuk belajar mengetahui
bagaimana situasi dunia kerja yang sebenarnya dan
menjadikan mahasiswa sebagai tenaga ahli yang siap pakai.
b. Bagi Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan
1) Sebagai sarana untuk membina hubungan baik dengan
Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi

Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara.
2) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM).

Universitas Sumatera Utara

3) Dengan dilakukannya Penulisan LTA, bagi mahasiswa
diwajibkan sumbangsihnya terhadap instansi tersebut, baik
berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun
yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja
yang baik dilingkungan instansi tersebut, khususnya dalam
penanganan pajak hotel.
c. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FISIP USU
1) Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan
Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
2) Membuka


interaksi

antara

dosen

dengan

instansi

Pemerintah.
3) Mempromosikan

sumber

daya

manusia


Universitas,

khususnya di Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU.
C. Uraian Teoritis
1. Tinjauan Tentang Pajak Hotel
a. Pengertian Pajak Hotel
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah
fasilitas penyedia jasa penginapan /peristirahatan termasuk
memperoleh pelayanan dan/atau fasilitas lainnya dengan dipungut
bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu, dikelola dan

Universitas Sumatera Utara

dimiliki pihak yang sama, kecuali untuk perkantoran dan pertokoan
(Ahmad yani, 2002:48).
b. Dasar Hukum Pengenaan Pajak Hotel
Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No. 4 Tahun 2011
Bab III Pasal 4 tentang Dasar Pengenaan Pajak Hotel. Dasar
Pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang

seharusnya dibayar kepada hotel.
c. Objek Pajak Hotel
Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No. 4 Tahun 2011 Bab
II Pasal 2 ayat (2) dan (4) tentang Objek dan Bukan Objek Pajak
Hotel. Objek Pajak Hotel adalah Pelayanan yang disediakan oleh
hotel dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai
kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan
kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
d. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Subjek Pajak Hotel adalah orang
pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada orang
pribadi atau badan yang mengusahakan Hotel atau Pengusaha
Hotel.
Sedangkan Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau badan
yang mengusahakan Hotel.
e. Dasar Pengenaan Tarif Pajak Hotel

Universitas Sumatera Utara


Dasar Pengenaan Tarif Pajak Hotel, Menurut UndangUndang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah adalah:
1. Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau
yang seharusnya dibayar kepada hotel.
2. Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% dan
diterapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang
bersangkutan.
f. Pembayaran Pajak Hotel
Pajak Hotel terutang dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan
dalam Peraturan Daerah, misalnya selambat-lambatnya pada
tanggal 15 bulan berikutnya dari masa pajak yang terutang setelah
berakhirnya masa pajak.
g. Cara Perhitungan Pajak Hotel
Pajak terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= tarif pajak x jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar
kepada hotel.
2. Tinjauan Tentang Pemungutan Pajak
a. Dasar Hukum Pemungutan Pajak
Dasar hukum pemungutan Pajak Hotel pada suatu Kabupaten
atau Kota adalah sebagaimana dibawah ini:

a. Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.

Universitas Sumatera Utara

b. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2016 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak Daerah.
c. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Medan Nomor 4 Tahun
2011 yang mengatur tentang Pajak Hotel.
d. Keputusan Bupati/Walikota Medan Nomor 30 Tahun 2011
yang mengatur tentang pelaksanaan Peraturan Daerah Kota
Medan Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel.
b. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem Pemungutan Pajak yang dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian sistem (Mardiasmo, 2011:7), yaitu sebagai berikut:
a. Official Assessment System, adalah sistem pemungutan
pajak yang memberi wewenang Pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.
b. Self Assessment System, adalah sistem pemungutan pajak

yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c. With Holding System, adalah sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan
fiskus atau Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak.

Universitas Sumatera Utara

Indonesia menganut Self Assessment System yaitu Wajib Pajak
diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, menetapkan,
membayar, dan melaporkan pajaknya sendiri.
c. Tata Cara Pemungutan Pajak
Tata cara pemungutan pajak diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota Medan Nomor 4 Tahun 2011 yang terdapat pada
BAB VII bagian ke satu pasal 12 tentang Tata Cara Pemungutan
Pajak.
d. Teknik Pemungutan Pajak
Cara memungut pajak menurut Andriani dapat dibagi ke dalam

3 (tiga) golongan:
1. Wajib pajak menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan. Contoh:
Pajak Penghasilan 1984. Cara pembayaran dapat dilakukan
dengan:
a. Materai.
b. Pembayaran ke kas Negara.
2. Ada kerjasama antara Wajib Pajak dan Fiskus (tetapi kata
terakhir ada pada Fiskus) dalam bentuk:
a. Pemberitahuan sederhana dari Wajib Pajak.
b. Pemberitahuan yang lengkap dari Wajib Pajak.
3. Fiskus menentukan sendiri (diluar wajib pajak) jumlah pajak
yang terutang. Pada dasarnya ada 3 (tiga) macam sistem
pemungutan pajak yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Official Assessment System.
b. Self Assessment System.
c. With Holding System.
e. Biaya Pemungutan Pajak Hotel
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemungutan dan pengelolaan
Pajak Hotel, diberikan biaya pemungutan sebesar 5% dari hasil
penerimaan

pajak yang

telah disetorkan ke

kas

Daerah

Kabupaten/Kota.
3. Tinjauan Tentang Penagihan Pajak
a. Pengertian Penagihan pajak
Definisi Penagihan Pajak menurut Moeljo Hadi adalah
serangkaian tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal Pajak,
berhubung Wajib Pajak tidak melunasi baik sebagian/seluruh
kewajiban perpajakan yang terutang menurut Undang-Undang
perpajakan yang berlaku.
b. Dasar Hukum Penagihan Pajak
Dasar hukum melakukan tindakan penagihan pajak adalah
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa. Undang-Undang ini mulai berlaku tanggal 23
Mei 1997. Undang-Undang ini kemudian diubah dengan UndangUndang No.19 Tahun 2000 yang mulai berlaku tanggal 1 januari
2001.

Universitas Sumatera Utara

c. Proses Penagihan Pajak
Apabila

wajib

pajak

tidak

melunasi

pajak

terhutang

sebagaimana tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak setelah
tanggal jatuh tempo berakhir (30 hari), maka Jurusita yang turun
tangan dengan melakukan Penagihan Aktif. Berikut tahapannya:
1. Surat Teguran
Surat Teguran diterbitkan apabila dalam jangka waktu 7
hari setelah tanggal jatuh tempo Surat Ketetapan berakhir
penanggung pajak tidak melakukan pelunasan hutang pajak.
Isinya berupa teguran atau peringatan kepada penanggung
pajak untuk segera melunasi hutangnya sebelum dilakukan
tindakan penagihan berikutnya.
2. Surat Paksa
Apabila penanggung pajak tidak juga menggapi Surat
Teguran yang telah dikirimkan kepadanya, maka juru sita pajak
akan

melakukan

tindakan

penagihan

berikutnya,

yaitu

penagihan dengan surat paksa. Surat Paksa diterbitkan setelah
21 hari dari tanggal surat teguran. Pada proses ini, ada beberapa
hal yang wajib perlu diketahui, yaitu:
a. Pertama, surat paksa harus dikirim langsung oleh juru sita
pajak kepada penanggung pajak.
b. Kedua, wajib pajak akan dibebani biaya penagihan sebesar
Rp 50.000,-

Universitas Sumatera Utara

c. Ketiga, hutang pajak yang tercantum didalam surat paksa
tersebut harus segera dilunasi dalam tempo 2x24 jam
setelah surat paksa diberitahukan Jurusita.
3. Surat Perintah Melakukan Penyitaan (Surat Sita)
Apabila penangung pajak tidak melunasi hutang pajaknya
dalam jangka waktu 2x24 jam setelah surat paksa di
sampaikan, maka surat sita akan diterbitkan. Sama halnya
dengan Surat Paksa, penanggung pajak akan dibebani biaya
pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan sebesar Rp
100.000,Perlu diketahui, proses penyitaan harus disaksikan minimal 2
(dua) orang yang telah dewasa, Warga Negara Indonesia,
dikenal oleh Jurusita dan orang tersebut dapat dipercaya.
Jurusita akan menyita aset milik penangung pajak sebagai
jaminan agar wajib pajak melunasi hutang pajaknya dalam
jangka waktu 14 hari setelah dilakukan penyitaan. Jadi sampai
pada proses ini, Direktorat Jendral Pajak masih berbaik hati
memberikan waktu kepada penanggung pajak untuk melunasi
hutangnya.
4. Pengumuman Lelang
Apabila dalam jangka waktu 14 hari, setelah tindakan
penyitaan dilaksanakan, penanggung pajak belum juga
melunasi hutang pajaknya, maka akan dilanjutkan dengan
pengumuman lelang melalui media masa. Ada beberapa hal

Universitas Sumatera Utara

yang

perlu

diketahui

tentang

tahapan

ini.

Pertama,

pengumuman lelang ini dilakukan sebanyak 2 (dua) kali untuk
aset tidak bergerak dan 1 (satu) kali untuk aset bergerak. Biaya
pengumuman lelang dimedia masa akan dibebankan kepada
penaggung

pajak.

Barang

dengan

nilai

maksimal

Rp

20.000.000,- tidak harus di umumkan di media masa.
5. Penjualan Lelang
Pelelangan barang hasil sitaan dilakukan di Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Penjualan
barang sitaan, dilaksanakan paling singkat 14 hari setelah
pengumuman lelang.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup di dalam penulisan LTA yaitu:
a. Data Realisasi Penerimaan Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medan.
b. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medan.
c. Hambatan-Hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medan Saat Pelaksanaan Pemungutan dan Penagihan Pajak
Hotel.
d. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Penerimaan
Pajak Hotel Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

E. Metode Penulisan
Dalam

penulisan

Laporan

Tugas

Akhir

(LTA)

penulis

menggunakan metode sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan dimulai
dengan pengajuan judul, menentukan judul, pemilihan objek dan lokasi
Laporan Tugas Akhir di Dinas Pendapatan Kota Medan. Mencari
bahan untuk pembuatan laporan hingga meakukan konsultasi dengan
pihak jurusan dan dengan dosen pembimbing serta penyusunan
Laporan Tugas Akhir.
2. Studi Literatur
Penulis melakukan studi literatur ke berbagai sumber bacaan yang
berkaitan dengan judul proposal tersebut seperti buku, karya ilmiah,
artikel, majalah, serta media massa lainnya.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan observasi lapangan dilokasi penulisan Laporan
Tugas Akhir yaitu di kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan
selama kurang lebih satu bulan. Dalam observasi ini penulis
memberikan surat pengantar untuk melaksanakan penulisan Laporan
Tugas Akhir dan melakukan pengamatan terhadap data yang
diperlukan penulis.
4. Pengumpulan Data
Penulis melakukan pengumpulan data dan informasi yang relevan
dengan objek Laporan Tugas Akhir. Data tersebut dapat berupa data

Universitas Sumatera Utara

primer yang diperoleh dari pihak yang berkompeten mengenai Pajak
Hotel, melalui wawancara dan pengamatan, serta data sekunder yang
diperoleh dari data-data dokumentasi untuk menunjang keberhasilan
dari topikyang akan dibahas, dalam hal ini data yang bersumber dari
buku, Undang-Undang, serta referensi yang diperoleh dari Kantor
Dinas Pendapatan Daerah kota Medan.
5. Analisis Data dan Evaluasi
Penulis menganalisis dan mengevaluasi data mengenai Tata Cara
Pelaksanaan Pemungutan dan Penagihan Pajak Hotel Pada Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan yang akan menjadi hasil dari
penulisan Laporan Tugas Akhir.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode yang dilakukan penulis dalam pengumpulan data berupa:
1. Pengamatan/Observasi
Yaitu studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas
kegiatan yang dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota
Medan dan untuk melihat dan mengetahui berbagai fenomena yang
akan dihadapi dalam melakukan penulisan Laporan Tugas Akhir.
2. Wawancara
Yaitu

dengan megajukan pertanyaan-pertanyaan langsung

terhadap petugas Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang
dianggap mampu memberikan masukkan data dan informasi yang
bermanfaat bagi penyusunan laporan.

Universitas Sumatera Utara

3. Dokumentasi
Daftar dokumentasi dapat berupa struktur organisasi Kantor Dinas
Pendapatan Daerah Kota Medan dan dokumentasi yang lain sebagai
pelengkap dari laporan penulisan tugas akhir.
G. Sistematika Penulisan
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ialah sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang

yang menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan
manfaat Laporan Tugas Akhir, ruang lingkup, metode penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI LAPORAN
TUGAS AKHIR
Dalam bab ini penulis menjelaskan mengenai gambaran
secara umum lokasi pengambilan data Laporan Tugas
Akhir yaitu Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, struktur
organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran
petugas/pegawai instansi.

BAB III

GAMBARAN DATA
Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai pengertian,
ketentuan umum, objek dan subjek pajak, serta tata cara
pemungutan Pajak Hotel.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang analisa dan
evaluasi terhadap data-data yang berhubungan dengan judul
penulisan Laporan Tugas Akhir.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan
dan saran-saran mengenai objek Laporan Tugas Akhir dan
permasalahan yang penulis hadapi selama kegiatan
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara