Tata cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan pada Dinas Pendapatan Kota Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Siahaan Marihot P., 2005, Pajak dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Suandy Erly, 2005, Hukum Pajak, Edisi Tiga, Salemba Empat, Jakarta. Peraturan Perundang – Undangan :

Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak hiburan. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas

Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan .

Peraturan Walikota Medan Nomor 35 Tahun 2011 Tentang

Petujuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan.

Sumber Lain

www.dispenda.pemkomedan.go.id


(2)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK HIBURAN

A. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota Medan.

( pertanyaan )

1. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota Medan. ( jawaban,sumber umi ami 2016 )

Apabila pajak hiburan terutang tidak dilunasi setelah jatuh tempo pembayaran, pejabat yang ditunjuk akan melakukan tindakan penagihan pajak.

a. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan akan memberikan surat teguran atau surat lain yang sejenis yang dikeluarkan oleh pejabat sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan atas melalaikan pajak hiburan yang dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat tanggal jatuh tempo pembayaran pajak;

b. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak surat teguran atau surat lain yang sejenis diterbitkan, wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang;

c. Apabila jumlah pajak terutang yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh wajib pajak dalam jangka waktu sebagaimana


(3)

ditetapkan dalam surat teguran atau surat lain yang sejenis, maka jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. d. Pejabat menerbitkan surat paksa setelah lewat 21 (dua puluh satu)

hari sejak tanggal surat teguran atau surat lain yang sejenis diterbitkan;

e. Jika pajak yang masih harus dibayar belum dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak surat paksa diterbitkan, pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP); f. Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak tetap belum juga

melunasi pajak yang masih harus dibayar, maka setelah tanggal 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan surat perintah melaksanakan penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara;

g. Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak.

2. Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota Medan.( jawaban,sumber umi ami 2016 )

1. Pengukuhan Wajib Pajak.

Wajib pajak hiburan,wajib melaporkan usahanya Kepada Dinas Pendapatan Kota Medan dalam jangka waktu tertentu selambat-lambatnya


(4)

tiga puluh hari setelah izin penyelenggaraan hiburan diperoleh untuk dikukuhkan dan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD).

Surat keputusan pengukuhan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah kabupaten / Kota tidak merupakan dasar untuk menentukan mulai saat terutang pajak hiburan. Tetapi hanya merupakan sarana dalam administrasi dan pengawasan bagi petugas atau fiskus Dinas Pebdapatan Daerah.Apabila penyelenggaraan tidak mendaftarkan usahanya dalam jangka waktu yang ditentukan, Kepala Dinas Pendapatan Daerah, akan menetapkan pengusaha atau penyelenggaraan hiburan tersebut sebagai wajib pajak jabatan. Penetapan secara jabatan ini dimaksudkan untuk memberikan nomor pengukuhan dan NPWPD dan bukan merupakan untuk penetapan besarnya pajak tertutang.

2. Pendaftaran dan Pendataan.

Kegiatan pendaftaran di awali dengan mempersiapkan formulir pendaftaran dan diberikan kepada Wajib Pajak. Wajib Pajak wajib mengisi formulir dengan jelas, lengkap, dan benar serta mengembalikannya ke Dinas Pendapatan Daerah. Formulir pendaftaran yang dikembalikan oleh Wajib Pajak dicatat dalam Daftar Induk Wajib Pajak secara berurutan yang digunakan sebagai NPWPD.


(5)

Wajib pajak hiburan wajib melaporkan kepada bupati / walikota dalam praktek sehari-hari ditujukan kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten / Kota, mengenai perhitungan dan pembayaran pajak hiburan yang terutang. Wajib pajak yang telah memiliki NPWPD, setiap awal masa pajak wajib mengisi SPTPD. SPTPD diisi dengan jelas, lengkap,benar, dan ditanda tangani oleh wajib pajak atau kuasanya dan disampaikan kepada walikota / bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Biasanya,SPTPD harus disampaikan selambat-lambatnya lima belas hari setelah berakhir masa pajak. Seluruh data perpajakan yang diperoleh dari daftar isian tersebut kemudian dihimpun dan dicatat dituangkan dalam berkas atau kartu data yang merupakan hasil akhir yang akan dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penetapan pajak yang terutang. Keterangan dan dokumen yang harus dicantumkan dan atau dilampirkan pada SPTPD ditetapkan oleh Walikota.

Walikota atas permohonan wajib pajak dengan alas an yang sah dan dapat diterima dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPTPD untuk jangka waktu tertentu. SPTPD dianggap tidak dimasukkan jika wajib pajak tidak sepenuhnya melaksanakan ketentuan pengisian dan penyampaian SPTPD yang telah ditetapkan. Wajib pajak yang tidak melaporkan atau melaporkan tidak sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan akan dikenakan saksi administrasi berupa denda sesuai dengan ketentuan peraturan daerah dalam peraturan daerah Kota Medan


(6)

4. Penetapan Pajak Hiburan.

Setiap penyelenggaraan hiburan,yang menjadi wajib pajak, wajib menghitung, memperhitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang dengan menggunakan SPTPD. Ketentuan ini menunjukkan system pemungutan pajak hiburan pada dasarnya merupakan self assessment system.dimana wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung,memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Dengan melaksanakan sistem pemungutan ini, petugas Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang ditunjuk oleh Walikota Medan menjadi fiskus, hanya bertugas mengawasi pelaksanaan pemenuhan kewajiban pajak oleh wajib pajak.

Pada beberapa daerah,penetapan daerah tidak diserahkan kepada wajib pajak tetapi tetap ditetapkan oleh Kepala Daerah terhadap wajib pajak yang pajaknya ditetapkan oleh Walikota, jumlah pajak terurtang ditetapkan dengan penerbitan SKPD. Wajib pajak tetap memasukkan SPTPD, tetapi tanpa perhitungan pajak. Umumnya SPTPD dimasukkan bersamaan dengan pendataan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Berdasarkan SPTPD yang disampaikan oleh wajib pajak dan pendataan dilakukan oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah, Walikota menetapkan pajak hiburan yang terutang dengan menerbitkan Surat


(7)

Ketetapan Pajak Daerah (SKPD). SKPD harus dilunasi oleh wajib pajak paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya SKPD oleh wajib pajak atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Walikota. Apabila setelah lewat waktu yang ditentukan wajib pajak tidak atau kurang membayar pajak terutang dalam SKPD wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan dan ditagih dengan penerbitan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD).

Secara umum,system yang digunakan dalam pemungutan pajak daerah adalah self assessment dan official assessment.Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sistem yang digunakan untuk ditetapkan dalam mekanisme pemungutan pajak hiburan adalah self assessment dan official assessment. Pemungutan pajak hiburan pada Dinas Pendapatan daerah Kota Medan dapat dibagi dua kegiatan yang masing-masing memiliki sistem pemungutan yang berbeda,yaitu:

a. Penyelenggaraan hiburan rutin

Dalam penyelenggaraan hiburan rutin dapat dibagi atas dua ,yaitu: a.1 Penyelenggaraan atas hiburan rutin yang menggunakan tiket masuk.

Terhadap wajib pajak yang menyelenggarakan hiburan rutin dengan menggunakan tiket tanda masuk seperti bioskop, kolam renang umum, penyelenggaran tempat-tempat wisata rekreasi


(8)

dan sejenisnya,pelaksanaan pemungutan dan pembayaran wajib pajak ditetapkan dengan sistem official assessment.

a.2 Penyelenggaraan hiburan rutin yang tidak menggunakan tiket tanda masuk.

Terhadap wajib pajak yang menyelenggarakn hiburan rutin dengan tidak menggunakan tiket tanda masuk seperti diskotik /karoke, video game, panti pijat dan kegiatan sejenisnya,pelaksanaan pemungutan dan pembayaran wajib pajak hiburan ditetapkan dengan self assessment.Dengan sistem ini wajib pajak berkewajiban untuk melakukan pembayaran setiap bulanya ke kantor kas dinas pendapatan daerah dengan menyampaikan SPTPD

b. Penyelenggaraan hiburan insidentil

Terhadap kegiata penyelengaraan hiburan insidentil sistem pemungutanya semi self assessment,dimana pada saat penyelengaraan hiburan wajib pajak diberi wewenang untuk melakukan penjualan tiket dan pada masa akhir penyelengaraan berakhir fiskus atau petugas pemungut pajak yang telah ditunjuk dinas pendapatan daerah menentukan ketetapan pajak terutang atau menentukan besarnya pajak yang harus di bayar oleh wajib pajak dalam hal ini adalah penyelengaraan hiburan.Biasanya wajib pajak menyampaikan tiket untuk acara hiburan insidentil tersebut dalam waktu minimal tujuh hari


(9)

sebelum acara dilaksanakan, juga untuk mengajukan permohonan legalisasi / porporasi tiket dengan memberikan jumlah tiket

5. Pembayaran Pajak hiburan.

Pajak terutang hiburan dilunasi dalam jangka waktu ditentukan dalam peraturan daerah. Penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak ditetapkan oleh walikota. Pembayaran pajak hiburan yang terutang dilakukan ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang telah ditujukan oleh Walikota sesuai waktu yang ditentukan.

Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Pembayaran harus dilakukan sekaligus atau lunas. Kepada wajib Pajak yang melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan. Hal ini harus dilakukan oleh petugas tempat pembayaran pajak atau tertib administrasi dan pengawasan penerimaan pajak. Dengan demikian,pembayaran pajak akan mudah terpantau oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah.

Dalam keadaan tertentu walikota atau pejabat yang dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengansur pembayaran hiburan yang terutang dalam kurun waktu tertentu setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.Selain persetujuan untuk mengansur pembayaran pajak, walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan persetujuan kepada


(10)

wajib pajak untuk menunda pembayaran pajak terutang dalam kurun waktu tertentu dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

6. Ketentuan Pidana.

Ketentuan pidana, yaitu sebagai berikut :

a. Wajib pajak yang karena kealpaan tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana denga pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak yang terutang;

b. Wajib pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehigga merugikan keuangan daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak yang terutang.


(11)

B. Masalah-Masalah atau Kendala-Kendala Dalam Penagihan dan Pemungutan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota medan.(pertanyaan)

(jawaban,sumber umi ami 2016 )

1. Sulitnya bertemu dengan Wajib Pajak, dikarenakan Wajib Pajak tidak ingin bertemu atau memiliki kesibukan pada saat dia ingin ditemui. Pada saat Wajib pajak diberikan surat pemberitahun tetapi Wajib Pajak tersebut tidak mengindahkannya, maka diberikan surat Peringatan Pertama (5 Hari) dan apabila masih belum diindahkan maka diberi peringatan kedua (2 Hari). Karena banyaknya Wajib Pajak tidak patuh dengan surat peringatan kedua itu maka Wajib Pajak tersebut ditetapkan secara jabatan.

2. Beberapa Wajib Pajak yang tidak mau untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SSPT) sendiri, tetapi mereka menggunakan jasa Konsultan,dan dalam system self assessment wajib pajak berhak menentukan sendiri jumlah setoran pajaknya sehingga wajib pajak sering menjadikan ini dasar untuk tidak meningkatkan pembayaran pajak dengan rutin setiap bulannya.

3. Keterlambatan Wajib Pajak dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Hiburan.

4. Masih banyak ditemukan wajib pajak yang tidak melaporkan kegiatan usahanya baik melalui operasi maupun pelaporan keuangannya secara benar.


(12)

5. Tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Rendahnya kesadaran masyarakat umum dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat disebabkan oleh minimnya pengetahuan mereka arti, manfaat, dan tujuan pembayaran pajak. Apabila mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk itu, maka cara pandang mereka terhadap kewajiban perpajakannya pun akan berubah. sehingga mereka dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik.

6. Masih adanya beberapa wajib pajak yang memiliki tunggakan – tunggakan pajak.

7. Masih ditemui atau masih adanya petugas Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang belum bekerja secara efektif khususnya bagi petugas yang berkaitan dengan penyuluhan.

8. Susahnya untuk menemui pimpinan yang menyelenggarakan objek hiburan guna untuk dimintai keterangan mengenai data – data penghasilan yang didapat agar Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dapat mengetahui berapa besar penghasilan yang didapat dan menghindari penyimpangan terhadap wajib pajak

9. Kurang tegasnya peraturan daerah dalam mengatur pajak daerah

10.Banyak ditemukan usaha yang sudah lama beroperasi tetapi belum terdaftar sebagai wajib pajak di Dinas Pendapatan Kota Medan dan ini


(13)

dapat mempengaruhi penerimaan target yang di tetapkan Dinas pendapatan Kota medan

C. Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan Kota Medan

( pertanyaan )

Dalam penetapan Pajak Hiburan, Pemerintah Daerah menetapkan target yang hendak dicapai. Agar lebih jelasnya, penulis akan menggambarkan penerimaan Pajak Hiburan pada Dinas Pendapatan Kota Medan dapat dilihat pada tabel ini :

( Jawaban, sumber umi ami 2016 )

Tabel 3.1 :

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kota Medan

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (Rp) 2011 25.308.417.400,00 15.612.200.659,93 61,69%

2012 33.308.417.000,00 21.262.060.747,81 63,83%


(14)

2014 35.308.417.000,00 29.504.654.723,04 83,56%

2015 35.308.417.000.00 31.162.476.865.14 88,26% Sumber : Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun 2016


(15)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

A. Analisa Tata Cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan Yang Dilakukan Di Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

h. Dalam tata cara pelaksanan penagihan dan pemungutan pajak hiburan di Dinas Pendapatan kota Medan,penulis menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan penagihan pajak hiburan Dinas Pendapatan Kota Medan menetapkan beberapa tindakan-tindakan yang dilakukan dalam penagihan pajak yang diantaranya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan akan memberikan surat teguran atau surat lain yang sejenis yang dikeluarkan oleh pejabat sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan atas melalaikan pajak hiburan yang dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat tanggal jatuh tempo pembayaran pajak; , Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak surat teguran atau surat lain yang sejenis diterbitkan, wajib pajak harus melunasi pajak yang terutang; Apabila jumlah pajak terutang yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh wajib pajak dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam surat teguran atau surat lain yang sejenis, maka jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. Pejabat menerbitkan surat paksa setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal surat teguran


(16)

atau surat lain yang sejenis diterbitkan; Jika pajak yang masih harus dibayar belum dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak surat paksa diterbitkan, pejabat menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP); Setelah dilakukan penyitaan dan wajib pajak tetap belum juga melunasi pajak yang masih harus dibayar, maka setelah tanggal 10 (sepuluh) hari sejak tanggal pelaksanaan surat perintah melaksanakan penyitaan, pejabat mengajukan permintaan penetapan tanggal pelelangan kepada Kantor Lelang Negara; Setelah Kantor Lelang Negara menetapkan hari, tanggal, jam dan tempat pelaksanaan lelang, juru sita memberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak.dan begitu juga dalam proses pelaksanan pemungutan pajak hiburan yang dilakukan dinas pendapatan kota medan juga terdiri dari beberapa cara yang diantaranya pengukuhan wajib pajak yaitu dengan wajib pajak melaporkan usahanya kepada Dinas Pendapatan Kota Medan dalam waktu tertentu yang elambat-lambatnya 30 hari setelah izin penyelenggaran pajak hiburan diperoleh,pendaftaran dan pendatan yaitu wajib pajak diberikan daftar formulir agar wajib pajak dapat mengisi formulir tersebut sehingga wajib pajak dapat mendaftarkan dirinya ,laporan dan surat pemberitahuan pajak darah yaitu wajib pajak hiburan melaporkan kepada Bupati / Walikota dan dalam praktek sehari-dari ditujukan kepada Dinas


(17)

Pendapatan Kota Medan,penetapan pajak hiburan yaitu setiap wajib pajak hiburan wajib menghitung pendapatannya sendiri pajak terutang yang dikenakan dan membayarkannya secara rutin dan benar sebelum jangka waktu yang ditentukan agar wajib pajak tersebut tidak dikenakan saksi ,pembayaran pajak hiburan yaitu wajib pajak membayarkan pajak terutang dengan tepat waktu ketempat yang telah ditujukan oleh Walikota,tindak pidana yaitu memberikan hukuman pidana kepada wajib pajak yang tidak mebayar pajak tidak pada tepat waktu dan memberikan surat peringatan kepada wajib pajak yang melakukan tunggakan beberapa bulan karena tidak mampu membayarkan hutang pajak yang telah ditetapkan

B. Analisa Masalah Yang Di Hadapi Dinas Pendapatan Kota Medan.

Dalam upaya meningkatkan penerimaan daerah melalui pajak hiburan masih ditemui masalah – masalah yang harus dicari solusinya dalam rangka upaya peningkatan penerimaan pajak daerah.

Sebagaimana hasil penelitian penulis di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, penulis dapat menyimpulkan apa yang menjadi masalah dalam upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan


(18)

untuk memperoleh data – data yang benar dari wajib pajak, permasalahan yang dihadapi adalah :

1. Sulitnya bertemu dengan Wajib Pajak, dikarenakan Wajib Pajak tidak ingin bertemu atau memiliki kesibukan pada saat dia ingin ditemui. Pada saat Wajib pajak diberikan surat pemberitahun tetapi Wajib Pajak tersebut tidak mengindahkannya, maka diberikan surat Peringatan Pertama (5 Hari) dan apabila masih belum diindahkan maka diberi peringatan kedua (2 Hari). Karena banyaknya Wajib Pajak tidak patuh dengan surat peringatan kedua itu maka Wajib Pajak tersebut ditetapkan secara jabatan.

2. Beberapa Wajib Pajak yang tidak mau untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SSPT) sendiri, tetapi mereka menggunakan jasa Konsultan,dan dalam system self assessment wajib pajak berhak menentukan sendiri jumlah setoran pajaknya sehingga wajib pajak sering menjadikan ini dasar untuk tidak meningkatkan pembayaran pajak dengan rutin setiap bulannya.

3. Keterlambatan Wajib Pajak dalam Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Pajak Hiburan.

4. Masih banyak ditemukan wajib pajak yang tidak melaporkan kegiatan usahanya baik melalui operasi maupun pelaporan keuangannya secara benar.


(19)

5. Tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Rendahnya kesadaran masyarakat umum dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat disebabkan oleh minimnya pengetahuan mereka arti, manfaat, dan tujuan pembayaran pajak. Apabila mereka memiliki pengetahuan yang cukup untuk itu, maka cara pandang mereka terhadap kewajiban perpajakannya pun akan berubah. sehingga mereka dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik.

6. Masih adanya beberapa wajib pajak yang memiliki tunggakan – tunggakan pajak.

7. Masih ditemui atau masih adanya petugas Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang belum bekerja secara efektif khususnya bagi petugas yang berkaitan dengan penyuluhan.

8. Susahnya untuk menemui pimpinan yang menyelenggarakan objek hiburan guna untuk dimintai keterangan mengenai data – data penghasilan yang didapat agar Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dapat mengetahui berapa besar penghasilan yang didapat dan menghindari penyimpangan terhadap wajib pajak

9. Kurang tegasnya peraturan daerah dalam mengatur pajak daerah 10.Banyak ditemukan usaha yang sudah lama beroperasi tetapi belum


(20)

ini dapat mempengaruhi penerimaan target yang di tetapkan Dinas pendapatan Kota medan

Berdasarkan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) yang telah penulis lakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan dengan melihat data yang berhasil penulis peroleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan telah melaksanakan kewajibannya dalam hal upaya peningkatan penerimaan pajak hiburan.

Adapun upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan :

1. Dispenda Kota Medan melalui 7 (tujuh) UPT akan meningkatkan pengawasan terhadap setiap wajib pajak baru maupun wajib pajak yang sudah tidak beroperasi lagi.

2. Melakukan penjagaan atau penongkrongan selama 15 hari atau 30 hari terhadap wajib pajak yang potensinya dianggap tidak sesuai dengan pembayaran pajaknya.

3. Melakukan pemeriksaan setiap 3 (tiga) bulan sekali yang akan dittuangkan dalam SKPDBK

4. Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) terhadap wajib pajak yang memiliki tunggakan pajak.

5. Bekerjasama dengan BPKP dalam hal pemeriksaan wajib pajak, khususnya terhadap wajib pajak yang tidak mau diperiksa


(21)

6. Membentuk tim pemantau yang bertugas untuk menghimbau wajib pajak untuk meningkatkan pembayaran pajak usahanya dan melakukan pemantauan terhadap kegiatan insidentil diseluruh wilayah Kota Medan.

7. Berdasarkan SK Walikota Medan No. 503/078/2013 tentang tim, untuk membentuk Tim Terpadu Penegak Penegak Peraturan Daerah terhadap tempat -tempat usaha dalam rangka Peningkatan Asli Daerah Kota Medan. Tim ini bertugas (1) meneliti izin usaha yang diiliki oleh usaha perseorangan dan badan usaha.; (2) meneliti dan memeriksa surat/kwitansi pembayaran pajak/dan retribusi kepada pemilik usaha apakah mereka telah membayar terhadap tunggakan – tunggakan atau penyimpangan - penyimpangan yang dilakukan oleh usaha peseorangan atau badan usaha; (3) memberikan sanksi yang tegas kepada pemilik usaha yang tidak melunasi dan/ atau adanya tunggakan – tunggakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8. Melakukan kerjasama dengan Dinas Pariwisata dan BPPT yang bertujuan untuk menjaring wajib pajak baru dan perpanjangan izin usaha wajib pajak lama. Khusus untuk wajib pajak lama yang ingin mengurus perpanjangan ijin usaha, Dinas Pariwisata Kota Medan akan terlebih dahulu berkoordinasi dengan Dinas


(22)

Pendapatan Kota Medan untuk menerbitkan surat Keterangan Telah Melunasi Pajak Daerah.

9. Melakukan pendataan terhadap wajib pajak sehingga data yang disampaikan dapat lebih mendekati akuratisasi data.

10.Melakukan pendataan atas Usaha Game Online ( Permainan Ketangkasan ) yang ada di Wilayah UPT se Kota Medan dalam upaya menjaring Wajib Pajak Baru dari sektor permainan Ketangkasan Pajak Hiburan.

11.Memfungsikan pengawasan dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan bekerjasama dengan administrasi terkait / Tim Terpadu ( Dinas Pariwisata, Satpol PP, Polisi, Kejaksaan dan Kodim ) dengan tujuan untuk melaksanakan penagihan kepada wajib pajak khususnya wajib pajak yang tidak taat membayar pajak, bagi wajib pajak terutang, menunggak dan sekaligus peninjauan data lapangan yang sebenarnya.

12.Mengadakan peninjauan ulang atau mendata ulang apabila terjadi kesalahan dalam pemeriksaan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam pendataan, apabila dilakukan peninjauan kembali atau meneliti data dengan benar sehingga tidak adanya lagi kesalahan – kesalahan dalam perhitungan besar pajak yang seharusnya terutang 13.Melakukan pengawasan secara rutin kepada wajib pajak, hal ini


(23)

guna untuk menghindari adanya penyimpangan atau adanya data yang tidak benar disampaikan oleh wajib pajak.

C. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak hiburan Kota Medan.

Pada tahun 2011 target yang ditetapkan adalah sebesar Rp. 25.308.417.400,00 kenyataan dilapangan realisasi penerimaan mencapai target sebesar Rp. 15.612.200.659,93 dengan persentase 61,69%.

Namun pada tahun anggaran 2012 s/d 2015, realisasi penerimaan Pajak Hiburan tidak dapat mencapai target penerimaan yang telah ditetapkan dimana pada tahun Pada tahun 2012 target yang telah ditetapkan sebesar Rp. 33.308.417.000,00 kenyataan dilapangan realisasi penerimaan mencapai target Rp. 21.262.060.747,81 dengan persentase 63,68%. Penerimaan pajak Hiburan pada tahun 2013 jauh dari target yang ditetapkan dimana target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp 35.308.417.000,00 sedangkan kenyataan dilapangan realisasi penerimaan sebesar Rp. 26.404.053.135,43 dengan persentase 74,78%. Demikian juga pada tahun 2014 dimana target yang telah ditetapkan adalah Rp. 35.308.417.000,00 sedangkan pada kenyataannya realisasi penerimaannya adalah sebesar Rp. 29.504.654.723,04 dengan persentase 83,56% dan pada tahun 2015 target yang ditetapkan adalah 35.308.417.000.00 sedangkan pada kenyataan dilapangan realisasi penerimaannya adalah 31.162.476.865.14 . Tidak tercapainya target penerimaan pajak Hiburan tahun 2012 -2015 dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajaknya, dimana


(24)

wajib pajak cenderung berusaha menghindari pembayaran pajaknya dengan cara menunda-nunda pembayaran pajak. Disamping itu juga dapat disebabkan karena berkurangnya efektivitas pemungutan pajak Hiburan yang dilakukan petugas pajak untuk lebih maksimal lagi dalam memungut pajak Hiburan. Melalui upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan, diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya realisasi penerimaan Pajak Hiburan dapat mencapai ataupun melebihi target penerimaan pajak Hiburan yang telah ditetapkan. Dengan adanya peningkatan tersebut, maka akan meningkatkan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak, sehingga dapat mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama antara petugas dan masyarakat yang menjadi wajib pajak yaitu dengan meningkatkan setoran pajak dari setoran yang lama, melaksanakan pembayaran sesuai dengan waktu dan menuangkan temuan yang ada dilapangan sesuai dengan hasil verifikasi agar tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.

Jumlah Wajib Pajak Hiburan Tahun 2015 yang terdaftar di Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebanyak 617 WP yang menggunakan Self Assesment.


(25)

Tabel 4.1. :

Jumlah Jenis Pajak dan Wajib Pajak Hiburan Kota Medan

No Jenis Pajak Wajib Pajak Self

Assestment

Jumlah

1 Diskotik 15 15

2 Karoke 75 75

3 Mandi Uap/Spa 76 76

4 Pergelaran

Seni/Musik/Tari/Busana

23 23

5 Panti Pijat/ Refleksi 104 104

6 Permainan Bilyard 169 169

7 Permainan Ketangkasan 101 101

8 Permainan Olahraga 9 9

9 Pusat Ketangkasan 13 13

10 Sirkus/ Aerobik/ Sulap 3 3

11 Tontonan Film/

Bioskop

10 10

12 Kolam Renang/ Taman Rekreasi

19 19


(26)

NB :

Dalam Perda No.11 Tahun 2011 jenis pajak internet dan pajak salon sudah tidak dipungut lagi.

Sejak Juli 2011 terjadi perpindahan pajak dari official assessment menjadi self assessment, sehingga semua wajib pajak hiburan otomatis berubah menjadi self assessment.


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian permasalahan yang dikemukakan penulis dari hasil penelitian di Dinas Pendapatan Kota Medan dan dari studi pustaka yang dilakukan penulis, penulis menyimpulkan:

1. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan atau pungutan daerah atas penyelenggaraan hiburan

2. Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Hiburan sudah dilakukan dengan maksimal.

3. Tarif pajak hiburan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah berdasarkan kondisi daerahnya sehingga tarif untuk setiap daerah tidak selalu sama.

4. Hasil penerimaan pajak daerah khususnya pajak hiburan sebagian besar diserahkan kepada Pemerintah Daerah untuk menopang otonomi daerah serta untuk pembangunan daerah.

5. Potensi pajak hiburan dari tahun ke tahun mengalami penurunan dikarenakan banyaknya wajib pajak yang tidak patuh dengan Kewajibannya.


(28)

6. Adapun beberapa masalah yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yaitu : tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah, masih ada beberapa tunggakan – tunggakan pajak hiburan yang belum dibayar wajib pajak, sulit menemui pimpinan yang menyelenggarakan objek hiburan, masih adanya petugas Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang masih belum bekerja secara efektif dan kurang tegasnya peraturan daerah dalam mengatur pajak daerah dapat diselesaikan dengan baik.

7. Adapun upaya yang dilakukan Dinas Pendapatan Daerah untuk mengatasi masalah yang dihadapi sehingga penerimaan meningkat adalah : melakukan pendataan terhadap wajib pajak, memfungsikan pengawasan dari Dinas Pendapatan Daerah Kota medan dan bekerjasama dengan Tim Terpadu (Dinas Parawisata, Satpol PP, Polisi, Kejaksaan, Kodim) untuk melaksanakan penagihan, mengadakan peninjauan ulang apabila terjadi kesalahan dalam pendataan, melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak, melakukan pengawasan secara rutin kepada wajib pajak untuk menghindari adanya data yang tidak benar disampaikan wajib pajak.


(29)

B. SARAN

Dalam Rangka Mensukseskan penerimaan pajak Hiburan Kota Medan pada masa yang akan datang, penulis ingin memberikan beberapa saran, yakni :

1. Dinas pendapatan Daerah Kota Medan harus dapat menciptakan kerjasama yang baik terhadap sesama pegawai maupun kepada masyarakat agar wajib pajak tahu dan paham bahwa mereka membayar pajak sesungguhnya secara tidak langsung mereka telah ikut serta membiayai pembangunan daerah untuk kesejahteraan masyarakat yang lebih baik lagi tentunya.

2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus mengelola pajak daerah sesuai dengan Undang – Undang Perpajakan yang berlaku dengan baik dan benar serta selalu menjaga sifat yang jujur, sopan dan tegas dalam melakukan pelayanan terhadap wajib pajak

3. Diharapkan adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan penerimaan pajak hiburan melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yaitu dengan melakukan pemeriksaan secara efektif terhadap usaha yang dijalankan wajib pajak, penagihan tunggakan – tunggakan pajak dan penggaliaan potensi pajak guna meningkatkan penerimaan pajak hiburan yang sesuai target atau bahkan melebihi target. 4. Dinas Pendapatan Kota Medan harus mensosialisasikan Peraturan Pemerintah

Kota Medan agar lebih bisa dipahami dan dilaksanakan oleh wajib pajak 5. Harus diadakan peningkatan kerja petugas – petugas yang berkaitan dengan


(30)

6. Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus menambah sarana dan prasarana yang ada.


(31)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu sub bagian umum pada bagian keuangan yang mengelola bidang penerimaan dan pendapatan daerah. Pada sub bagian ini belum terdapat Sub Seksi,karena pada saat itu Wajib Pajak atau Wajib Retribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak.

Dengan memperhitungkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk di Kota Medan melalui Peraturan Daerah ( Perda ) sub bagian keuangan tersebut dirubah menjadi bagian pendapatan. Pada bagian pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola penerimaan pajak dan retribusi daerah yang merupakan kewajiban para Wajib Pajak atau Wajb Retribusi di Kota Medan, yang terdri dari 21 kecamatan diantaranya kecamatan Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Tembung, Medan Timur, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Selayang, Medan Sunggal dan lainnya.

Sehubungan dengan instruksi Menteri Dalam Negeri KUPD No. 7/12/41 – 10 tentang Penyeragaman Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah di seluruh Indonesia. Maka Pemerintah Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 tahun 1978 menyesuaikan dan membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru. Di dalam struktur organisasi Dinas Pendapatan yang baru ini dibentuklah seksi–


(32)

seksi admnistrasi Dinas Pendapatan, juga dibentuk Bagian Tata Usaha yang membawahi 3(tiga) Kepala Sub Bagian yaitu Sektor Perpajakan, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Daerah lainnya yang merupakan kontribusi yang cukup penting bagi pemerintah daerah dalam mendukung serta memlihara pembangunan dan di dalam peningkatan penerimaan daerah.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka Pemerintah Kota Medan melakukan Penataan Organisasi yang di tetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas - Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Medan, salah satu diantaranya adalah Dinas Pendapatan Kota Medan.

B. Stuktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2009 khusus untuk Dinas Pendapatan Kota Medan telah ditetapkan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan serta Struktur Organisasi melalui Surat Keputusan Walikota No. 01 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan.

Adapun Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub bagian Umum


(33)

b. Sub bagian Keuangan

c. Sub bagianPenyusunan Program

3. Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari : a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

b. Seksi Pemeriksaan c. Seksi Penetapan

d. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi 4. Bidang Penagihan terdiri dari :

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi b. Seksi Penagihan dan Perhitungan c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi 5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari :

a. Seksi Bagi Hasil Pajak

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

d. Seksi Peraturan Perundang – Undangan dan Pengkajian Pendapatan 6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari :

a. Seksi Pengembangan Pajak b. Seksi Pengembangan Retribusi

c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain – Lain 7. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )


(34)

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan

Adapun Tugas Pokok dan F ungsi Dinas Pendapatan Kota Medan dari masing- masing seksi pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Dinas Pendapatan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pemungutan Pajak, Retribusi, dan Pendapatan Daerah lainnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan pemeritah daerah dibidang pendapatan daerah berdasarkan asas ekonomi dan melaksanakan tugas pembantuan dengan bidang tugasnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Pendapatan mempunyai fungsi : 1. Merumuskan Kebijakan teknis di bidang pendapatan.

2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan.

3. Melakukan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksankan


(35)

sebagian tugas dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan program.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut , sekretariat memiliki fungsi : 1. Menyusun rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.

2. Melaksanakan dan menyelenggarakan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Dinas.

3. Melaksanakan koordinasi penyelenggaraan tugas – tugas Dinas. 4. Menyiapkan bahas pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. 5. Melaksanakan Monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat terdiri dari 3 sub bagian, dan setiap sub bagian dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang dalam melaksanakan tugasnya yaitu terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum, mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum. 2. Mengelola admninstrasi umum yang meliputi pengelolaan tata

naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas.

3. Menyiapkan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian.


(36)

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai tugas dan fungsinya.

b. Sub Bagian Keuangan, mempunyai fungsi :

1. Menyusun rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.. 2. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan meliputi

keuangan kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan, dan verifikasi.

3. Menyusun laporan keuangan Dinas.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub Bagian Penyusunan Program, mempunyai fungsi :

1. Manyusun rencana, program dan kegaitan Sub Bagian Penyusunan Program.

2. Mengumpulkan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Dinas.

3. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program Dinas. 4. Menyiapkan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. 5. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan tugas,

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(37)

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pendataan, pendaftaran, pemeriksaan penetapan, dan pengelolaan data dan nformasi.

Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai fungsi :

1. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh Wajib Pajak,Wajib Retribusi, dan pendataan daerah lainnya.

2. Melaksanakan pengolahan data dan informasi baik dari Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPPD ), Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah ( SPRD ), hasil pemeriksaan dan nformasi dari instansi yang terkait.

3. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang Pendapatan Daerah.

4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan Bidang tugasnya.

Bidang Pendataan dan Penetapan terdiri dari 4 Seksi dan disetiap seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang dalam tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendataan dan Penetapan.

a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas melaksanakan pendataan objek pajak daerah atau retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah ( SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah ( STPRD ), melaksanakan pendaftaran Wajib Pajak Daerah atau Wajib Retrbusi Daerah melalui formulir


(38)

pendaftaran, dan menyimpan, mendistribusikan, memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah ( NPWPD) atau Wajib Retribusi Daerah serta menyimpan Surat Perpajakan Daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan penataan.

b. Seksi Pemeriksaan mepunyai tugas menyusun rencana pemeriksaan dan melaksanakan pemeriksaan objek pajak atau retribusi, menata usaha hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek atau retribusi, dan menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

c. Seksi Penetapan mempunyai tugas melaksanakan perhitungan penetapan pokok pajak daerah atau retrbusi daerah, melaksanakan perhitungan jumlah angsuran pembayaran atau penyetoran atas permohonan Wajib Pajak, dan melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai bidang tugasnya.

d. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengelolaan data objek pajak daerah atau retribusi daerah, menuangkan hasil pengelolaan data dan informasi data ke dalam kartu data serta mengirimkan kartu data kepada seksi penetapan.

4. Bidang Penagihan

Bidang penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang penagihan mempunyai tugas pokok


(39)

melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,perhitungan, pertimbangan dan restitusi.

Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Penagihan mempunyai fungsi : 1. Menyusun remcana, program dan kegiatan bidang penagihan.

2. Menyusun pembukuan,dan verifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

3. Melaksanakan penagihan atas tunggakan pajak daerah,retribusi daerah, dan pendapatan lainnya.

4. Melaksanakan perhitungan restitusi dan atau pemindahbukuan atas pajak derah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya.

5. Melaksanakan telaah dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak.

Bidang Penagihan terdiri dari 3 Seksi, dan setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan.

a. Seksi Pembukuan dan Verifikasi mempunyai tugas melaksanakan pembukuan dan verifikasi tentang penetapan dan penerimaan pajak daerah atau retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya, melaksanakan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pencetakan uang dari hasil pungutan benda berharga kedalam kartu persediaan benda berharga, menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah atau retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya,


(40)

serta menyiapkan laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran serta sisa persediaan benda berharga secara berkala.

b. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya, dan menyiapkan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan.

c. Bidang Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas meneliti kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi daerah, menyiapkan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi atau pemindahbukuan, melakukan penerimaan dan meneliti surat keberatan dari wajib pajak / wajib retribusi, dan membuat pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak / wajib retribusi serta menyiapkan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan.

5. Bidang Bagi Hasi Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang bagi Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan bagi hasil dan perundang – undangan dan pengkajian pendapatan.

Dalam melaksanakan tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan fungsi, yaitu :


(41)

1. Menyusun rencana kegiatan kerja serta melaksanakan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak.

2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan pajak.

3. Melaksanakan perhitungan penerimaan dari Dana Alokasi Umum ( DAU ) dan Dana Alokasi Khusus ( DAK ).

4. Melaksanakan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang – undangan dan pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang hasil pendapatan.

5. Melaksanakan tugas lain – lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Bagi Hasil Pendapatan terdiri dari 4 seksi dan disetiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Bagi Hasil Pendapatan.

a. Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas menerima dan mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang ( SPPT ) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak ( DHPP ), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak ( DHKP ), Pajak Bumi dan Bangunan, melaksanakan perhitungan penerimaan pajak pusat dan pajak provinsi, melaksanakan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya serta membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak ( SPOP ) PBB wajib pajak, menerima


(42)

kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB.

b. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas melaksanakan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak provinsi, dana bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum ( DAU ) dan Dana Alokasi Khusus ( DAK ).

c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan surat – surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan serta melaksanakan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak. DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang sah.

d. Seksi Peraturan Perundang – Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas menyusun bahan petunjuk teknis lingkup peraturan perundang – undangan dan pengkajian pendapatan dan melaksanakan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang – undangan serta pengkajian atas penerimaan pendapatan daerah.

6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain – lain

Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi :


(43)

1. Menyusun rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah.

2. Menyusun bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain – lain.

3. Melaksanakan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi dan pendapatan lainnya.

4. Menghitung potensi pajak dan retribusi daerah.

5. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengembangan pendapatan daerah.

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan yang oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah terdiri dari 3 seksi dan setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam menjalankan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Bagi Hasil Pendapatan.

a. Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas menyiapkan rencana, program dan kegiatan seksi pengembangan pajak, penyusunan bahan petunjuk, teknis lingkungan pengembangan pajak, penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang pajak daerah.

b. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas menyiapkan rencana program dalam kegiatan seksi pengembangan retribusi, penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi, menyiapkan bahan dan


(44)

data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang pengembangan daerah, menyiapkan bahan dan data pengkajian. Pengembangan potensi retribusi daerah, dan menyiapkan bahan monitoring evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

c. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain – Lain mempunyai tugas menyiapkan rencana program dan kegiatan seksi pengembangan pendapatan lain – lain, menyusun bahan petunjuk teknis lingkungan pengembangan pendapatan lain – lain, menyiapkan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan lain – lain, menyiapkan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )

Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) terdiri dari : a. KA. UPT WIL – 1

b. KA. UPT WIL - 2 c. KA. UPT WIL - 3 d. KA. UPT WIL - 4 e. KA. UPT WIL - 5 f. KA. UPT WIL - 6 g. KA. UPT WIL – 7


(45)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok dengan keahliannya. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.

D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Visi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yaitu “Terwujudnya Pendapatan Daerah sebagai Andalan Pembiayaan Pembangunan Daerah”.

Adapun Misi dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap Sumber dan Pengelola Pendapatan Daerah.

2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Dinas.

3. Insentifikasi dan ekstensifikasi subjek dan objek pendapatan daerah. 4. Meningkatkan penegakan hukum.


(46)

E. Gambaran Umum Jumlah Pegawai di Dinas Pendapatan Kota Medan

No. Bagian / Subdis / UPT Jumlah

1 Kepala Dinas 1 orang

2 Sekretariat 67 orang

3 Bidang Pengembangan 27 orang

4 Bidang Penagihan 47 orang

5 Bidang Pendataan dan Penetapan 83 orang 6 Bagi Hasil Pajak ( BHP ) 79 orang 7 Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) 58 orang

8 Pegawai Honorer 101 orang

9 Pekerja Harian Lepas ( PHL ) 340 orang

Jumlah Pegawai 803 orang


(47)

DAFTAR JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

BERDASARKAN GOLONGAN DAN JABATAN TAHUN ANGGARAN 2016

GOLONGAN / RUANGAN

ESELON

STAFF

KETERANG AN

II / III / IV / a b a b a b

1 2 3 4 5 6 7 8 9

GOLONGAN IV : GOLONGAN IV / e GOLONGAN IV / d GOLONGAN IV / c

GOLONGAN IV / b 1 1 1

GOLONGAN IV / a 4 3 3

GOLONGAN III :

GOLONGAN III / d 16 1 46

GOLONGAN III / c 5 2 33

GOLONGAN III / b 4 128


(48)

GOLONGAN II :

GOLONGAN II / d 7

GOLONGAN II / c 14

GOLONGAN II / b 24

GOLONGAN II / a 5

GOLONGAN I : GOLONGAN I / d

GOLONGAN I / c 1

GOLONGAN I / b GOLONGAN I / a

JUMLAH 1 1 4 24 7 363 400


(49)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama bagi penerimaan negara dan merupakan kewajiban masyarakat untuk membayarnya guna meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan yang nantinya akan berpengaruh terhadap penerimaan daerah.

Pajak yang nantinya akan dipungut oleh Pemerintah Daerah akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu modal dasar pemerintah untuk mendanai pembangunan serta memenuhi anggaran belanja daerah, juga untuk mengurangi ketergantungannya dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat.

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang berasal dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Restribusi Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pemerintah Daerah menetapkan pajak daerah dan retribusi daerah.


(50)

Di dalam undang-undang tersebut pemerintah daerah mengelola jenis pajak daerah kabupaten/kota seperti pajak hotel, pajakrestoran, pajak reklame, pajak hiburan, pajak penerangan jalan, pajak parkir, dan pajak pengambilan bahan galian golongan C.

Pajak Hiburan adalah salah satu pajak yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah, yang memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah guna mendukung kesinambungan kota Medan. Seiring dengan perkembangan zaman dan kondisi sosial budaya masyarakat yang semakin kritis dan mengarah lebih maju, baik dalam bidang informasi treknologi dan khususnya industri yang berhubungan erat dengan hiburan akan mempengaruhi peningkatan penerimaan pajak hiburan yang nantinya penerimaan tersebut digunakan untuk membiayai penyelenggaraan daerah dan menunjang kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan yang lebih baik. Penerimaan dari pajak hiburan, dibutuhkan mekanisme pemungutan dan penagihan yang lebih baik dari Pemerintah Daerah. Sehingga semua penerimaan yang berasal dari pajak hiburan dipungut dan ditagih dengan jelas dan terealisasi dengan baik, sesuai dengan tata cara pemungutan pajak di Indonesia. Dengan kesesuaian tersebut diharapkan hambatan atau kendala-kendala dalam hal pelaksanaan penagihan dan pemungutan pajak hiburan dapat diatasi baik dari wajib pajak sendiri maupun pihak pemungut atau fiskus.

Dari penjelasan dan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan mendalami pelaksanaan pemungutan dan penagihan serta kendala-kendala atau masalah yang dihadapi. Dengan demikian penulis ingin melakukan penelitian yang


(51)

berjudul “Tata Cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan Pada Dinas Pendapatan Kota Medan”.

B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama bangku perkuliahan agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi mahasiswa, pihak universitas, intansi atau badan yang dijadikan tempat melaksanakan kegiatan penyelesaian tugas akhir tersebut.

Adapun tujuan dari laporan tugas akhir adalah:

a. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan penagihan /pemungutan pajak hiburan yang dilakukan oleh Kantor Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kota Medan b. Untuk mengetahui masalah-masalah atau kendala-kendala yang berkaitandengan

penagihan dan pemungutan pajak hiburan.

c. Untuk mengetahui realisasi penerimaan pajak hiburan

2. Manfaat 2.1Bagi Mahasiswa

a. Untuk menambah wawasan dan pengetuhuan di bidang perpajakan khususnya Pajak Hiburan.


(52)

b. Mengaplikasikan semua teori dan disiplin yang telah dipelajari selama di bangku perkuliahan di dalam kehidupan dunia kerja nyata sebagai upaya peningkatan kepatuhan terhadap Wajib Pajak.

c. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi.

2.2Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab terhadap segala sesuatu pekerjaan yang ditugaskan.Meningkatkan hubungan kerja sama antara pihak universitas dengan instansi pemerintah khususnya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I

b. Meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan pada masa yang akan dating sehingga berkembang pesat

c. Sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas Mahasiswa/I di perguruan tinggi yang bersangkutan

d. Mempromosikan Sumber daya Manusia Universitas Sumatera Utara.

2.3Bagi Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

a. Sebagai sarana meningkatkan hubungan antara Dinas Pendapatan Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan, sehingga instansi tersebut dapat mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.


(53)

b. Sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan informasi mengenai pajak hiburan. c. Hasil dari proposal ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran

kepada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

d. Sebagai sarana untuk memudahkan perekrutan/tenaga kerja

e. Membekali Mahasiswa/I dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja dan sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja dan masyarakat umum.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Menurut Undang-Undang No 16 Tahun 2009 dan Tata Cara Perpajakan bahwa Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dari defenisi tersebut, dapat disimpulkan pajak memiliki unsur-unsur: a. Iuran dari rakyat kepada negara

b. Berdasarkan Undang-Undang

c. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung dapat ditunjuk


(54)

2. Fungsi Pajak

a. Fungsi Budgeter, yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi Regulasi, yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Jenis Pajak

3.1Menurut Golongannya

a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain

b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain

3.2Menurut Sifatnya

a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya yang memperhatikan keadaan Wajib Pajak

b. Pajak Objektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak

3.3Menurut Pemungutannya

a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara

b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.


(55)

4. Sistem Pemungutan Pajak

a. Self Assesment System adalah sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang

b. Official Assesment System adalah suatu system pemungutan yang member wewenang kepada pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak

c. With Holding System adalah pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak.

5.Definisi Pajak Daerah dan Ruang Lingkupnya 5.1. Dasar Hukum Pajak Daerah

1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 23 Mei 1997.

2. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkannya, yaitu 20 Desember 2000.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah,yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan,yaitu 4 Juli 1997.


(56)

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun1997 tentang Retribusi Daerah,yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 4 Juli 1997.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah,yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 13 September 2001.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, yang diundangkan di Jakarta dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yaitu 13 September 2001.

7. Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Keuangan, peraturan daerah provinsi, dan peraturan daerah kabupaten/kota di bidang pajak daerah.

8. Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Keuangan, peraturan daerah provinsi, dan peraturan daerah kabupaten/kota di bidang retribusi daerah.

5.2. Pengertian Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerinutah daerah dan pembangunan daerah.Dengan demikian, pajak daerah merupakan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah dengan peraturan daerah (Perda), yang wewenang pemungutannya dilaksanakan oleh


(57)

pemerintah daerah dan hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah.Karena pemerintah daerah di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, yang diberi kewenangan untuk melaksanakan otonomi daerah, pajak daerah di Indonesia dewasa ini juga dibagi menjadi dua, yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.Adapun jenis-jenis pajak daerah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009, yaitu :

a. Jenis Pajak Provinsi, terdiri dari:

1) Pajak Kendaraan Bermotor

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4) Pajak Air Permukaan

5) Pajak Rokok b. Jenis Pajak kabupaten//kota, terdiri dari :

1) Pajak Hotel 2) Pajak Restoran 3) Pajak Hiburan 4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7) Pajak Parkir


(58)

9) Pajak Sarang Burung Walet

10)Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan

11)Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

6.Definisi Pajak Hiburan dan Dasar Hukum a. Pengertian Pajak Hiburan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 24 dan 25, Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan .Sedangkan yang dimaksud dengan hiburan adalah semua jenis tontonan,pertunjukan,permainan dan / atau keramaian yang dinikmati dengan dipungut bayaran .

b. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Hiburan

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

4. Peraturan Daerah kota Medan Nomor 12 tahun 2003 tentang Pajak Daerah Kota Medan

5. Keputusan bupati/walikota yang mengatur tentang Pajak Hiburan sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak Hiburan pada kabupaten/kota Medan


(59)

D. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dalam laporan tugas akhir adalah:

1. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan penagihan / pemungutan pajak hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

2. Kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya sebagai pihak yang menyelenggarakan hiburan.

3. Untuk mengetahui kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penagihan / pemungutan Pajak Hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir adalah : 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulismenyediakan persiapan yang dibutuhkan melalui pengenalan objek pajak, yang akan di bahas, pengajuan judul, persetujuan judul oleh program studi Diploma 3 Administrasi Perpajakan, penyusunan proposal,berkonsultasi dengan dosen poembimbing yang ditunjuk oleh program studi Diploma 3 Administrai Perpajakan dan memohon surat pengantar laporan praktik kerja lapangan mandiri dari program studi Diploma III Administrasi Perpajakan.


(60)

Dalam tahap ini penulis mencari data-data informasi dengan membaca landasan teori menelaah buku-buku literature, perundang-undangan bidang perpajakan, catatan tertulis yang ada hubungannya dengan laporan penelitian.

3. Studi Observasi Lapangan

Dalam tahap ini penulis mencari data-data dengan mengikuti penelitiandi Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

4. Pengumpulan data

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh Penulis untuk penyusunan laporan akhir, yaitu data-data yang diperoleh dari tempat objek penelitian maupun data yang diperoleh dari studi literatur.

5. Analisis dan Evaluasi

Dalam tahap ini penulis melakukan dengan cara menganalisa permasalahan, kendala yang dihadapi dan mencari tahu atau menanyakan solusi atau jalan yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Interview (Wawancara)

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompenten untuk mendukung hasil laporan dan memperoleh data yang dibutuhkan mengenai tata cara pelaksanaan penagihan / pemungutan dan kendala kendala yang berkaitan dengan penagihan / pemungutan pajak hiburan.


(61)

2. Metode Observasi (Pengamatan)

Dalam tahap ini penulis mengumpulkan dan mencari data secara langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan meneliti bagaimana tata cara pelaksanaan penagihan / pemungutan pajak hiburan .

3. Dokumentasi

Dalam tahap ini penulis mengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data dan mengumpulkan data dengan membuat daftar dokumentansi yang telah diperoleh dari instansi perpajakan.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Adapun yang menjadi maksud dalam membuat sistematika penulisan adalah untuk mempermudah pembahasan, pemahaman,dan penulisan laporan tugas akhir dengan sistematika penulisan dibuat dalam 5 (lima) bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini Penulis memuat dan menguraikan Latar Belakang laporan tugas akhir, tujuan dan manfaat laporan tugas akhir, ruang lingkup laporan tugas akhir, metode penulisan dan sistematika laporan.


(62)

Dalam bab ini menguraikan gambaran objek lokasi penelitian meliputi sejarah singkat, uraian tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi dan gambaran data pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB III :GAMBARAN DATA TATA CARA PELAKSANAAN

PENAGIHAN / PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan segala Pajak Hiburan mulai dari subyek, objek, cara perhitungan serta masalah yang berkaitan dengan objek penelitian.

BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah tersebut.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran yang merupakan rangkuman atau intisari mengenai masalah dari teori pelaksanaan laporan tugas akhir dan pada saat melaksanakan laporan tugas akhir. Serta saran dari Penulis dapat diambil tindakan yang konkret untuk mengatasi masalah yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.


(63)

Abstrak

Sesuai dengan fungsi dan karakteristik pajak sebagai sumber utama bagi penerimaan negara dan merupakan kewajiban masyarakat untuk membayarnya guna meningkatkan pemahaman akan hak dan kewajiban dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan yang nantinya akan berpengaruh terhadap penerimaan daerah.

Pajak yang nantinya akan dipungut oleh Pemerintah Daerah akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan salah satu modal dasar pemerintah untuk mendanai

pembangunan serta memenuhi anggaran belanja daerah, juga untuk mengurangi ketergantungannya dalam mendapatkan dana dari pemerintah pusat.


(64)

TUGAS AKHIR

TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN / PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

O L E H

NAMA : ELISA NATALIA GINTING

NIM

: 132600123

UntukMemenuhi Salah SatuSyaratMenyelesaikanStudiPada Program Studi Diploma III AdministrasiPerpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016


(65)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kehadiratTuhan Yang MahaEsa yang

memberikanrahmatdankarunia-Nyaberupakesehatandankemampuankepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanpenul isanLaporan Tugas akhir denganjudul “TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN / PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN”

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberikan dukungan, motivasi dan inspirasi kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini selesai. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma IIIAdministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(66)

4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dari awal hingga selesai.

5. Kepada orang tua saya yang banyak berjasa, yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang berlimpah serta pak bos Erlan Ginting yang selalu menanyakan setiap saat dan setiap waktu dan my sister yg cantik Princes Nasrani Ginting yg tercinta yang tak akan bisa saya balas jasa-jasa mereka.

6. Bapak Nawawing selaku supervisor yang bersedia meluangkan waktunya memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

7. Bapak/Ibu Dosen Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuan terutama di bidang perpajakan kepada penulis selama menjajaki masa kuliah.

8. Untuk temen tersayang Nindia, Rusda, Riris, Tiffany, Dewi,Rahel,Nepa,Indah Permata Sari Tarigan, Stepanus Purba dan TAX C 2013 untuk support yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Pihak-pihak lain dan seluruh teman-teman yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari


(67)

segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Medan, 27 Juli 2016 Penulis

132600123 Elisa Natalia Ginting


(68)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .... ... .i

DAFTAR ISI .... ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Tujuan dan Manfaat ... 3

C. Uraian Teoritis . ... 5

D. Ruang Lingkup ... 11

E. Metode Penulisan ... 11

F. Metode Pengumpulan Data ... 12

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 13

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Medan ... 15

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 16

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 18

D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 29


(69)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HIBURAN

A. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan

di Dinas Pendapatan Kota Medan ... 33 B. Masalah-Masalah atau Kendala-Kendala Dalam Penagihan

dan Pemungutan Pajak Hiburan di Dinas Pendapatan Kota Medan ... 42 C. Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan di Dinas Pendapatan

Kota Medan . ... 44

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisa Tata Cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan Yang Dilakukan Di Kantor Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 46 B. Analisa Masalah Yang Di Hadapi Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 48 C. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(70)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gambaran Umum Jumlah Pegawai di Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 30

Tabel 2.2 Daftar Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan Kota Medan Berdasarkan Golongan Dan Jabatan

Tahun Anggaran 2016 . ... 31

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kota Medan ... 44


(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya ucapkan kehadiratTuhan Yang MahaEsa yang

memberikanrahmatdankarunia-Nyaberupakesehatandankemampuankepadapenulissehinggadapatmenyelesaikanpenul isanLaporan Tugas akhir denganjudul “TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN / PEMUNGUTAN PAJAK HIBURAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN”

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memberikan dukungan, motivasi dan inspirasi kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini selesai. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma IIIAdministrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Arlina, SH, M.Hum selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(2)

4. Ibu Dra. Nurlela Ketaren, MSP selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dari awal hingga selesai.

5. Kepada orang tua saya yang banyak berjasa, yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan yang berlimpah serta pak bos Erlan Ginting yang selalu menanyakan setiap saat dan setiap waktu dan my sister yg cantik Princes Nasrani Ginting yg tercinta yang tak akan bisa saya balas jasa-jasa mereka.

6. Bapak Nawawing selaku supervisor yang bersedia meluangkan waktunya memberikan data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.

7. Bapak/Ibu Dosen Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuan terutama di bidang perpajakan kepada penulis selama menjajaki masa kuliah.

8. Untuk temen tersayang Nindia, Rusda, Riris, Tiffany, Dewi,Rahel,Nepa,Indah Permata Sari Tarigan, Stepanus Purba dan TAX C 2013 untuk support yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Pihak-pihak lain dan seluruh teman-teman yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu lagi, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dari


(3)

segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Medan, 27 Juli 2016 Penulis

132600123 Elisa Natalia Ginting


(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .... ... .i

DAFTAR ISI .... ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Tujuan dan Manfaat ... 3

C. Uraian Teoritis . ... 5

D. Ruang Lingkup ... 11

E. Metode Penulisan ... 11

F. Metode Pengumpulan Data ... 12

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 13

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Kota Medan ... 15

B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 16

C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 18

D. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kota Medan ... 29

E. Gambaran Umum Jumlah Pegawai di Dinas Pendapatan Kota Medan ... 30


(5)

BAB III GAMBARAN DATA PAJAK HIBURAN

A. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan

di Dinas Pendapatan Kota Medan ... 33 B. Masalah-Masalah atau Kendala-Kendala Dalam Penagihan

dan Pemungutan Pajak Hiburan di Dinas Pendapatan Kota Medan ... 42 C. Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan di Dinas Pendapatan

Kota Medan . ... 44

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisa Tata Cara Pelaksanaan Penagihan / Pemungutan Pajak Hiburan Yang Dilakukan Di Kantor Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 46 B. Analisa Masalah Yang Di Hadapi Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 48 C. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Di Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... ... 60

DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gambaran Umum Jumlah Pegawai di Dinas Pendapatan

Kota Medan ... 30

Tabel 2.2 Daftar Jumlah Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan Kota Medan Berdasarkan Golongan Dan Jabatan

Tahun Anggaran 2016 . ... 31

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hiburan Kota Medan ... 44

Tabel 4.1 Jumlah Jenis Pajak dan Wajib Pajak Hiburan Kota Medan ... ... 56