Skrining Fitokimia dan Analisa Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Biji Durian (Durio zibethinus) Dalam Ekstrak Metanol dan N-heksan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara dengan hutan tropis paling besar ketiga di dunia setelah Brazil dan
Zaire (Yuhernita et al.,2011). Indonesia termasuk salah satu negara “megadiversity” yang
kaya keanekaragaman hayati (Atun,2014). Jumlah tumbuhan berkhasiat obat di Indonesia
diperkirakan sekitar 1.260 jenis tumbuhan. Tumbuhan menghasilkan metabolit sekunder yang
berpotensi sebagai antioksidan, zat perwarna, penambah aroma makanan, parfum, insektisida
dan obat (Yuhernita et al.,2011). Senyawa metabolit sekunder yang biasanya digunakan
adalah alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan terpenoid. Flavonoid merupakan salah satu
kelompok senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan
tanaman, Flavonoid berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonasikan atom
hidrogennya atau melalui kemampuannya mengkelat logam (Redha, 2010).
Durian (Durio zibethinus) adalah salah satu tanaman yang sangat popular di
indonesia. Buah dengan julukan The Kings of fruits ini termasuk dalam famili Bombacaceae
dan banyak ditemukan di daerah tropis. Produksi durian di indonesia cukup melimpah. Data
biro pusat statistik (2004), menunjukkan bahwa produksi durian meningkat setiap tahun.
Selama ini, bagian buah durian yang lebih umum dikonsumsi adalah bagian salut buah atau
dagingnya. Persentase berat bagian ini termasuk rendah yaitu hanya 20 -35 %. Hal ini berarti

kulit (60-75%) dan biji (5-15%) belum termanfaatkan secara maksimal. (Djaeni, 2010).
Umumnya kulit durian telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat tradisional sebagai obat.
Kulit durian dipercaya dapat digunakan sebagai obat pelancar haid, obat penggugur
(abortivum), serta lumatannya digunakan sebagai obat luar terhadap semacam ruam, kurap,
dan memudahkan buang air besar ketika sembelit (Setyowati et al.,2014). Sedangkan Biji

Universitas Sumatera Utara

menjadi limbah yang hanya sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ternak, dan sebagian
besar dibuang begitu saja (Djaeni, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dari biji
Durian. Sehingga biji durian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan obat-obatan.
Senyawa fitokimia merupakan senyawa golongan metabolit sekunder dalam tumbuhan yang
memiliki fungsi tertentu bagi manusia. Untuk mengetahui senyawa fitokimia tersebut, pada
penelitian ini dilakukan identifikasi terhadap enam jenis senyawa fitokimia yaitu alkaloid,
flavonoid, tanin, saponin, steroid dan terpenoid (Sani et al.,2014). yang diperkirakan terdapat
pada ekstrak metanol dan n-heksan biji Durian. Metode yang digunakan pada percobaan
adalah skrining fitokimia yang merupakan suatu metode analisa golongan senyawa kimia
dengan tes uji warna dengan beberapa pereaksi untuk golongan senyawa alkaloid, flavonoid,
tanin, saponin, steroid dan terpenoid. Dan metode Kromatografi lapis tipis sebagai uji

penegasan (Marliana et al.,2005).

1.1 Permasalahan

1. Apakah Biji Durian mengandung senyawa metabolit sekunder ?
2.

Berapa rendemen yang diperoleh dari ekstrak metanol dan n-heksan biji durian ?

1.2 Tujuan

1. Mengetahui rendemen yang diperoleh dari ekstrak metanol dan n-heksan biji durian
2. Mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder biji durian
3. Mengetahui nilai Rf yang diperoleh pada setiap senyawa metabolit sekunder yang
menunjukkan hasil positif pada uji penegasan dengan kromatografi lapis tipis (KLT)

Universitas Sumatera Utara

1.3 Manfaat


1. Pemanfaatan limbah biji durian yang belum dimanfaatkan secara maksimal
2. Menjadi dasar penelitian lebih lanjut untuk memanfaatkan senyawa metabolit
sekunder dari biji durian dalam pembuatan obat-obatan

Universitas Sumatera Utara