Kajian Kesiapan Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Nias Selatan Dalam Mengembangkan Pariwisata Nias Menjadi Wisata Dunia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang Masalah
Pariwisatamerupakansalahsatuhalyangpenting

bagisuatunegara.

Denganadanya pariwisata,suatunegara ataulebihkhususlagipemerintahdaerah
tempat obyek wisata itu berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap
obyekwisata.Berkembangnyasektorpariwisata
sektorlainuntukberkembang
diperlukanuntuk

disuatunegaraakanmenarik

pulakarenaproduk-produk

menunjang

yang


industripariwisata,sepertisektor

pertanian,peternakan,perkebunan,

kerajinan

rakyat,peningkatankesempatankerja,danlainsebagainya.Mata
kegiatanyang

rantai

terkaitdenganindustripariwisatatersebutmampu

menghasilkandevisadandapatpuladigunakansebagaisarana
tenaga

dihasilkan

kerja


sehingga

untukmenyerap

dapatmengurangiangka

penganggurandanmeningkatkan angkakesempatan kerja. Hal ini dibuktikan
berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata Tahun
2015 menyebutkan bahwa dampakkepariwisataanterhadap penyerapan
tenaga kerja pada tahun2015sebesar12.16juta orang meningkatsebesar
11.16%

jika

dibandingkandenganrealisasitahun2014

jutaorangdanrealisasi

sebesar10.32


padatahun2014meningkatsebesar9.32%jika

dibandingkandengan realisasitahun 2013sebesar 9.61juta orang.
Menurut Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2015
sektor pariwisata menciptakan devisa sebesar US$ 11,9 miliar. Penerimaan

1
Universitas Sumatera Utara

devisa

ini

meningkatdari

US$11,17

miliar


yangtidakhanyabersumberdaripeningkatanjumlahwisatawan

di

tahun2014
mancanegara

dari9,4 juta ditahun 2014dan menjadi 10,4 juta ditahun 2015, tetapi
bersumber

daripeningkatanrata-ratapengeluaranper

kunjungandariUS$1.183,43

ditahun

2014,

menjadi


US$

1.190

ditahun2015.Dengankatalain,peningkatan
kuantitasdevisakepariwisataandiikutidengan peningkatan kualitaspengeluaran
wisatawan.

Bila

dilihat

perbandinganantara

penerimaan

devisa

pariwisatadengan komoditi ekspor lainnya dari tahun 2012-2015adalah
sebagai berikut:


Tabel 1. 1Penerimaan Devisa Pariwisata Dibandingkan dengan Komoditi
Ekspor Lainnya Tahun 2012 – 2015
N
o

2012

2013

2014

2015*

Jenis
Komoditi
Minyak dan
Gas Bumi

Nilai Juta

US$
36.977,00

Jenis
Komoditi
Minyak dan
Gas Bumi

Nilai Juta
US$
32.633,2

Jenis
Komoditi
Minyak dan
Gas Bumi

Nilai Juta
US$
30.318,8


Jenis
Komoditi
Minyak dan
Gas Bumi

Nilai Juta
US$
15.755,6

2

Batu Bara

26.166,30

Batu Bara

24.501,4


Batu Bara

20.819,3

Batu Bara

13.633,0

3

MinyakKela
pa
Sawit

18.845,00

Minyak
Kelapa
Sawit


15.839,1

Minyak
Kelapa Sawit

17.464,9

MinyakKela
pa
Sawit

12.904,2

4

10.394,50

Pariwisata

10.054,1


Pariwisata

11.166,1

Pariwisata

9.691,6

5

Karet
Olahan
Pariwisata

9.120,85

9.316,6

Pakaian Jadi

7.450,9

Pakaian Jadi

6.117,1

6

Pakaian Jadi

7.304,70

Karet
Olahan
Pakaian Jadi

7.501,0

Karet Olahan

7.021,7

5.292,7

7

Alat Listrik

6481,90

Alat Listrik

6,418,6

6.486,8

8

Tekstil

5.278,10

5.434,8

6.259,1

9

5.135,60

5.293,6

Tekstil

5.379,7

Tekstil

4.207,3

10

Makanan
Olahan
Kertas dan
Barangdari
Kertas

Makanan
Olahan
Tekstil

Makanan
Olahan
Alat Listrik

Makanan
Olahan
Karet
Olahan
Alat Listrik

3.972,00

Kertasdan
Barangdari
Kertas

3.802,2

Kayu Olahan

3.914,1

Kertas dan
Barangdari
kertas

3.039,6

11

BahanKimia

3.636,30

3.514,5

BahanKimia

3.853,7

Kayu Olahan

3.337,70

3.501,6

Kertas dan
Barangdari
kertas

3.780,0

Kayu
Olahan
BahanKimia

2.874,1

12

Kayu
Olahan
BahanKimia

1

4.997,8
4.761,1

2.393,1

2
Universitas Sumatera Utara

Keterangan: *)Data2015sampaidenganposisibulanOktober
Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata Tahun 2015

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009
Tentang

Kepariwisataan,

bahwa

kepariwisataan

di

Indonesia

diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
meningkatkan kesejahteraan rakyat; menghapus kemiskinan; mengatasi
pengangguran; melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya; memajukan
kebudayaan; mengangkat citra bangsa; memupuk rasa cinta tanah air;
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan mempererat persahabatan
antar bangsa.
JohnNaisbittdalamGlobalParadox (Kusnadi, 2013)mengatakanbahwa
dalam

eraglobalisasi,pariwisata

merupakanindustriterbesar

didunia.Pariwisata

adalahpenghasiluang

terbesardanterkuatdalampembiayaanekonomi

global.

Lebihlanjutdikatakanbahwapariwisatamempekerjakan240juta
orangdiseluruhdunia,atausatudarisetiapsembilanpekerjaatau10,6%

dari

angkatan kerjaglobal.
Pengembangandanpendayagunaanpariwisatasecara

optimalmampu

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mempertimbangkan haltersebutmaka
penangananyang

baiksangatdiperlukandalamupaya

pengembanganobyek-

obyek wisatadi Indonesia. Parapelakupariwisatamulai melakukan tindakan
pengembangandenganpenelitian

dan

melakukanobservasiterhadapobyek-

obyekwisata di Indonesia.
Gelgel dalam Kusnadi juga mengatakan sebagaisalahsatunegarayang

3
Universitas Sumatera Utara

kayaakanpotensiwisata,maka

sektor

menjadiandalanpemerintah.Berbagai

pariwisatasaatinijuga

kebijakan

dikeluarkanuntuk

mendukung dan meningkatkanlaju kepariwisataan diIndonesia.Bahkan
pariwisataditetapkan sebagaisektor andalan pembangunan nasional. Namun
demikian, Indonesia ternyata masih ketinggalan dalam bersaing di dunia
pariwisata dibandingkan negara-negaraASEAN lainnya.BrandingWonderful
Indonesia atau Pesona Indonesia padatahun2015 mendongkrak pariwisata
Indonesia naik100 peringkat,dari semula tanpa peringkat menjadi peringkat
ke-47

dunia.

Meskipunkunjunganwismanterusmengalami

pertumbuhansetiaptahunnya,namun
ASEAN,posisiIndonesiamasih

dibandingkandengancompetitor

tertinggaldibandingkan

di

dengannegara

Malaysia, Singapura dan Thailand.Hal initerlihatpada grafik dibawah ini:

Grafik 1. 1PertumbuhanJumlahWisatawan Mancanegara

Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian Pariwisata Tahun 2015

4
Universitas Sumatera Utara

Diagram 1. 1Diagram of Tourist Composition Number Global, Asia Pasific,
ASEAN and Indonesia Within Year 2014

Sumber: UNWTO- United Nation World Tourism Organization

Pariwisata

pula

memberikankontribusiyang

signifikanbagi

perekonomianIndonesia.
DampakkepariwisataanterhadapProdukDomestikBruto(PDB)nasionalditahun
2015sebesarRp.461,36triliun,
4,23%dariPDBnasional.PenciptaanPDBdisektor
pengeluaran

pariwisataterjadimelalui

wisatawannusantara,anggaranpariwisata

pemerintah,pengeluaranwisatawan mancanegara, dan investasi pada usaha
pariwisata yang meliputi: (1) Usaha dayaTarik wisata; (2) Usaha kawasan
pariwisata;(3)Jasatransportasiwisata;(4)Jasa perjalanan wisata; (5) Jasa
makanan dan minuman; (6) Penyedia akomodasi; (7) Penyelenggaraan
kegiatan hiburan dan rekreasi; (8) Penyelenggaraanpertemuan,perjalanan

5
Universitas Sumatera Utara

insentif,konferensidanpameran;(9)Jasa

informasi

pariwisata;

(10)

Jasa

konsultan pariwisata; (11) Jasa pramuwisata;(12)danSPA.
Diberbagaidaerah,pembangunanpariwisata
danditingkatkanuntukberbagaihalantara
PendapatanAsliDaerah

terusdikembangkan
lainyaituuntukmeningkatkan

(PAD),memperluasdanmeratakankesempatan

kerja,mendorong pembangunandaerahkhususnyadalamhal pengelolaan pajak
danusaha,serta

meningkatkan

rakyat.Halinididukungdengan

kesejahteraan

dan

pelaksanaanUndang-Undang

kemakmuran
Nomor22

Tahun1999, yang kemudiandiperbaruidengan Undang-undang nomor32
tahun2004tentang otonomidaerah,yang padadasarnyamenegaskan perlunya
pemerintah

daerah

mengoptimalkan

pendapatan

aslidaerahdari

berbagaisumber-sumberyang dimilikinya,termasukdalam halinidari sektor
kepariwisataan.
Datastatistik

perJanuaris.d.

Desember2015

menunjukkancapaian

pembangunan pariwisata Indonesia mampu melampauitarget yang telah
ditentukan. Hal ini dibuktikan melalui kunjungan wisatawan mancanegara
yang meningkatmenjadi10,4juta orang,dari target 2015sebesar 10juta
orang.Adapunkunjungan

wisatawan

mancanegaratersebut

berkontribusi

terhadap penerimaan devisa sebesar Rp 144 triliun. Peningkatan pencapaian
devisa tersebut justru terjadi ketika devisa dari komoditi batu bara dan
migascenderung mengalami penurunan,seperti diproyeksikanmelalui tabel
berikut.

6
Universitas Sumatera Utara

Grafik 1. 2 Proyeksi Penerimaan Devisa Dari Sektor-Sektor Utama Dalam
Perekonomian Indonesia

Pada dasarnya terdapat banyak daerah di Indonesia yang memiliki
kekayaan alam dan budaya yang potensial untuk dikembangkan dalam
kerangka kepariwisataan serta memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu
destinasi

pariwisata

kelas

dunia.

SumateraUtaramerupakansalahsatuprovinsidiIndonesiayang
potensipariwisatayangbesar.

memiliki
ProvinsiSumatera

Utaramemilikibanyaksekalidayatarikwisataalam (nature),budaya (culture),
kerajinan,

kuliner,

dan

rekreasi.

Selain

itu,

dilihat

dari

tujuan

kedatanganwisatawan,Sumatera Utarasangatpotensialuntukmenjadidayatarik
wisata

religi,bisnis,kesehatan,danpendidikan.SebagaisuatuDaerahTujuan

Wisata (DTW), potensikepariwisataandi daerahSumateraUtara memilikidaya
Tarik wisata yang cukup kuat bagi kunjungan wisatawan, baik wisatawan
domestik maupunwisatawanmancanegara.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara,
jumlah wisatawan mancanegara yang melakukan kunjungan ke Provinsi

7
Universitas Sumatera Utara

Sumatera Utara melalui tiga pintu masuk, yaitu melalui Bandar Udara
Internasional Kualanamu, Pelabuhan Laut Belawan, dan Pelabuhan Laut
Tanjung Balai Asahan pada bulan November 2016 mencapai 23.650
kunjungan, mengalami peningkatan jumlah kunjungan sebesar 0,96%
dibandingkan bulan sebelumnya Oktober 2016 yang mencapai 23.426
kunjungan. Namun, secara kumulatif, pada bulan Januari-November 2016,
jumlah wisatawan mancanegara yag berkunjung ke Sumatera Utara
mencapai 204.693 kunjungan. Hal ini mengalami penurunan sebesar 1,24%
bila dibandingan dengan tahun 2015.
Tabel 1. 2Jumlah Wisatawan Mancanegara Melalui Tiga Pintu Masuk
Periode Januari-November 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Grafik 1. 3Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Melalui Pintu Masuk Periode Januari 2012-November 2016

8
Universitas Sumatera Utara

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Grafik 1. 4Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumatera Utara
dan Indonesia Periode Oktober dan November tahun 2012-2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Pertumbuhan pariwisata Sumatera Utara tersebut tidak terlepas dari
perananmasing-masingkabupaten

(pemerintah

daerah)dalammengelola

sumberdayayangdimiliki

olehmasing-

masingdaerah.Salahsatukabupatenyangmemilikisumberdaya
yangbesardibidang kepariwisataanadalahKabupatenNias Selatan.
Kabupaten Nias Selatan merupakan satu dari 4 daerah otonom di
Kepulauan Nias yang mengalami pemekaran daerah pada tahun 2003, dengan
penduduknya menurut data Badan Pusat Statistik berjumlah 305.010 jiwa
(tahun 2014) dan tersebar di 21 pulau dalam 8 Kecamatan. Kabupaten ini
terdiri dari 104 gugusan pulau besar dan kecil yang memanjang sejajar Pulau
Sumatera. Panjang pulau-pulau tersebut lebih kurang 60 kilometer, lebar 40
kilometer. Dari seluruh gugusan pulau tersebut, terdapat empat pulau besar,
yakni Pulau Tanah Bala (39,67 km²), Pulau Tanah Masa (32,16 km²), Pulau
Tello (18 km²), dan Pulau Pini (24,36 km²), namun tidak seluruh pulau
berpenghuni.
Kota

Telukdalam

sebagai

ibukota

dari

Kabupaten

Nias

9
Universitas Sumatera Utara

Selatanmempunyai beberapa tempat yang menjadi obyek wisata, di antaranya
Pantai Sorake dan pantai Lagundriyang berjarak ±12 km dari pusat kota
Telukdalamdengan ombaknya yang menggulung membuat para selancar
dunia

datang

berkunjung

ke

Sumatera

Utara.

Hal

ini

membuat

diselenggarakannya eventsurfing internasional guna memperkenalkan lebih
jauh Pantai Sorake dan mengundang banyak wisatawan untuk tetap
berkunjung dan kembali datang ke Pantai Sorake. Gelombang ombak yang
tinggi hingga mencapai 3-5 meter dan memiliki 5 tingkatan tidak terpengaruh
oleh arah mata angin serta pasang surut air laut, sehingga memberikan
kebebasan bagi para peselancar untuk melakukan atraksi-atraksi dengan
berbagai gaya disetiap tingkatan. Kemudian Desa Bawömataluo yang
ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO (dikutip dari website resmi
UNESCO) serta obyek-obyek wisata alam dan wisata budaya lainnya.
Peninggalan budaya masa lalu masih tetap dipertahankan di Kecamatan
Telukdalam. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya rumah-rumah
tradisional yang berdiri kokoh di setiap desa. Omo Sebua (Rumah Raja)
masih terdapat di beberapa desa seperti: Bawomatalou, Hilinawalo Fau,
Onohondro serta Hilinawalo Mazino. Selain itu, terdapat pula tradisi
kebudayaan seperti tradisi lompat batu, Fataele dan Maluaya (tari perang),
HoHo, Mogaele yang masih dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat
setempat. Serta daerah Pulau-Pulau Batu yang merupakandaerah wisata
bahariyangterkenaldengan keindahan lautnyayang mengundang wisatawan
untuk berjemur (sun bathing)dan menyelam(diving).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Arif

10
Universitas Sumatera Utara

Yahya (dikutip dalam kabarmedan.com) menargetkan tingkat kunjungan
wisata ke kepulauan Nias sekitar 100.000 pada tahun 2019 dan mencapai 1
juta wisatawan pada tahun 2024. Oleh sebab itu pemerintah pusat bekerja
sama

dengan

pemerintah

daerah

di

Kepulauan

Nias

melakukan

pengembangan akses transportasi dan infrastruktur demi peningkatan
pariwisata di Kepulauan Nias.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Selatan,
jumlah wisatawanpadatahun 2015 jumlah wisatawandiKabupaten Nias
Selatan mengalami tren peningkatan yang cukup bagus. Peningkatan yang
terjadipadatahun 2015bila dibandingkandengantahun sebelumnya yaitu
sebesar7,48persen.Wisatawan

mancanegara

mengalamipeningkatan

sebesar25,18persen sementara wisatawandomestikmeningkatsebesar 4,95
persen.
Tabel 1. 3 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan
No.
1
2
3
4
5

Tahun
2011
2012
2013
2014
2015

Wisatawan
Mancanegara Domestik
1.250
14.457
1.450
18.367
2.360
23.685
3.400
23.700
4.256
24.873

Jumlah
15.707
19.817
26.045
27.100
29.129

Grafik 1. 5 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan

11
Universitas Sumatera Utara

70
60
50
40
30
20
10
0
2011

2012

2013

Wisatawan

Wisatawan

2014

2015

Jumlah

Sumber:Badan Pusat Statistik Daerah KabupatenNias Selatan

Tabel 1. 4 Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik Dan Mancanegara di
Daerah Pantai Lagundri Dan Sorake Tahun 2014
Tahun
2014

2015

Objek Wisata
Lagundri
Sorake
Total kunjungan
Lagundri
Sorake
Total Kunjungan

Wisatawan
Domestik Mancanegara
2.658
329
2.755
495
2.051
2.347

365
507

Jumlah
3.014
3.250
6.264
2.416
2.854
5.270

Sumber:Dinas PariwisataKabupatenNias Selatan

Muhamad

(2015)

mengatakan

untukberinteraksiterhadapsesuatu

kesiapan

merupakan

obyekdengancara-cara

tertentu

sikap
atau

kecenderunganpotensial untuk berinteraksi apabilaindividu dihadapkan pada
suatu stimulusyangmenghendaki respon. Kesiapan memiliki peranan yang
sangat penting dalam memulai suatu kegiatan, karena dengan adanya
kesiapan maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik, begitu pula dengan
kegiatan pariwisata. Dengan memiliki kesiapan, masyarakat telah siap untuk
menghadapi apapun yang akan terjadi untuk menunjang keberhasilan
pariwisata. Jadidengandemikiansuatu kesiapan merupakansuatupondasidasar
bagi suatu masyarakatatau pemerintah dalam menindaklanjuti

terkait

12
Universitas Sumatera Utara

dengan

kegiatan

yang

akandilakukan

kedepannya.

Dalam

kegiatan

penggelolaan pariwisata, tidak hanya peran pemerintah yang harus ikut ambil
bagian, melainkan peran dari masyarakat sangat penting dalam pengelolaan
dan pengembangan daerah wisata tersebut. Kesiapan masyarakat dari
berbagai aspek memiliki peran penting dalam kepariwisataan, karena di
dalam kegiatan pariwisata yang menjadi tolak ukur wisatawan yang datang
berkunjung adalah masyarakat dari daerah objek wisata tersebut.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Anak Agung Gede
Ngurah Puspayoga (dikutip dari wartaekonomi.co.id) mengatakan bahwa
strategi yang diperlukan dalam mengembangkan sektor pariwisata adalah
waktu dan kesiapan masyarakat untuk menerima daerah setempat menjadi
tujuan pariwisata, karena tanpa adanya kesiapan dari masyarakat, maka segala
upaya pemerintah dari segi infrastruktur ataupun faktor lainnya bakal tidak
optimal.
Dalam kerangka pengembangan destinasiwisata, beberapapermasalahan
pokok yang harus dihadapiyaitu:(1)kesiapandestinasipariwisatayang belum
meratadari aspekmanajemenatraksi,amenitasmaupunaksesibilitas; (2)kesiapan
masyarakatdi

sekitar

destinasi

pariwisata

Keberhasilanpembangunankepariwisataan

yang

belum

optimal.

jugasangatditentukanoleh

kesiapandandukunganmasyarakatdi tempat obyek pariwisata. Banyakdaerah
yang

sudahdikenalwisatawandanmenjadidestinasiwisata,namuntidak

mampuberkembangbaik
dukungandan

danmengalami

stagnasikarenamasihterbatasnya

kesiapanmasyarakatsekitar.

Terbatasnyapemahaman

13
Universitas Sumatera Utara

terhadapnilai

manfaat

pariwisatabagi

seringkalimemunculkaniklimyang

masyarakatdanwilayah

kurang

setempat

kondusifbagitumbuh

dan

berkembangnyakepariwisataan. Unsur-unsur SAPTA PESONA Pariwisata
(Aman,Tertib,Bersih,Nyaman,Indah,RamahDanKenangan)belumsepenuhnya
terwujuddidestinasi-destinasipariwisata, sehinggakondisitersebut cenderung
menciptakan persepsiyang kurang positif bagiwisatawan,karena merasatidak
nyaman danamandalammelakukankunjunganwisatanya.
MaryAnn

Pentz

penelitiMidwestPrevention

(Edwards,

et.al,

Kentucky

Conference

for

"communityreadiness"

Prevention

1991,iamenegaskanbahwajika

Research

tahun

masyarakatbelumsiap,maka

programpembangedwaunanakanterhambat,

danjika

diteruskan,cenderungakanberakibatpadakegagalan(failure)
Sebaliknya jika kesiapan masyarakat

programtersebut
dikemudianhari.

sebagai salah satu faktor penentu

keberhasilanprogramdapatterwujud,makaefektifitas
programjugadapat

seorang

Projectyangberhasilmendapatpenghargaan

darikalanganilmuwanketikamempresentasikankonsep
pada

2000),

danmanfaat

dicapai.Namunmengingatkesiapanmasyarakat

bukanlahsesuatuhal yanginstan,makaperluadapentahapankesiapan.

1.2. Rumusan Masalah
Merujuk dari uraian latar belakang penelitian tersebut maka yang
menjadi rumusan masalah dalam hal ini adalah:
1.

Bagaimana kesiapan masyarakat Kabupaten Nias Selatan dalam
mengembangkan wisata Nias menjadi wisata dunia?

14
Universitas Sumatera Utara

2.

Bagaimana kesiapan Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Selatan dalam
mengembangkan wisata Nias menjadi wisata dunia?

3.

Bagaimana hubungan kesiapan masyarakat dan Pemerintah Daerah
Kabupaten Nias Selatan terhadap pengembangan pariwisata?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui dan mengkaji sejauh mana kesiapan masyarakat
Kabupaten Nias Selatan dalam mengembangkan wisata Nias menjadi
wisata dunia.

2.

Untuk mengetahui dan mengkaji sejauh mana kesiapan Pemerintah
Daerah Kabupaten Nias Selatan dalam mengembangkan wisata Nias
menjadi wisata dunia

3.

Untuk mengetahui hubungan kesiapan masyarakat dan Pemerintah
Daerah Kabupaten Nias Selatan terhadap pengembangan pariwisata.

1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat secara praktis dan teoritis.
a.

Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat untuk
pengembangan ilmu Sosiologi Pembangunan dan Sosiologi Pariwisata,

15
Universitas Sumatera Utara

serta dapat memberikan kontribusi dan sebagai bahan perbandingan bagi
mahasiswa yang lain yang ingin melakukan penelitian dibidang yang
sama, khususnya dalam kesiapan masyarakat dan pembangunan
pariwisata.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini ialah untuk mengasah kemampuan
peneliti dalam mengkaji berbagai kebijakan atau program yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini terkait dengan konsentrasi
keilmuan yang digeluti peneliti saat ini yakni sebagai calon perencana
sosial dan pembangunan. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan
mampu memberikan masukan yang berguna untuk Pemerintah Daerah
Kabupaten Nias Selatan dan Dinas Kebudayaan Pariwisata dan
Kepemudaan Olahraga Kabupaten Nias Selatan. Dengan adanya
penelitian ini pemerintah dapat melakukan evaluasi program-program
pembangunan pariwisata serta dapat menentukan model pembangunan
yang memperhatikan lokalitas dan kesiapan masyarakat.

1.5.Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dalil atau prinsip yang logis yang dapat diterima
secara rasional mempercayainya sebagai kebenaran sebelum diuji atau
disesuaikan dengan fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan yang mendukung
atau menolak kebenarannya (Nawawi: 1995). Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa hipotesis dalam suatu penelitian harus diuji. Oleh karena
itu, perumusan hipotesa yang baik adalah hipotesa yang dapat diuji

16
Universitas Sumatera Utara

kebenarannya atau ketidakbenarannya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka
hipotesa yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah:
H0 :

Tidak terdapat hubungan antara kesiapan masyarakat dan
pemerintah daerah terhadap pengembangan pariwisata Nias
menjadi wisata dunia.

Ha :

Terdapat hubungan antara kesiapan masyarakat dan pemerintah
daerah terhadap pengembangan pariwisata Nias menjadi wisata
dunia.

1.6.Definisi Konsep
Menurut Sofian Efendi (dalam Singarimbun, 2008:46) bahwa unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel
disebut sebagai defenisi operasional. Dengan kata lain defenisi operasional
adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu
variabel. Berdasarkan defenisi diatas, maka operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang siap dalam
melakukan suatu kegiatan, baik secara fisik maupun mental untuk
memberikan suatu respon terhadap suatu situasi.
b) Kesiapan masyarakat adalah masyarakat bersedia dan siap untuk
mengambil tindakan terhadap masalah atau kegiatan yang terjadi,
sehingga masyarakat dapat ikut serta dan terlibat dalam kegiatan
tersebut (Donnermeyer, 1997). Secara budaya, kesiapan masyarakat
dapat dilihat dalam kesiapan masyarakat untuk mampu menerima

17
Universitas Sumatera Utara

nilai-nilai yang baru ia dapatkan namun tetap mempertahankan nilainilai yang telah ada di dalam masyarakat. Secara sosial, kesiapan
masyarakat dapat dilihat dalam ketersediaan masyarakat untuk
melakukan kontak atau interaksi dengan masyarakat lainnya, berupa
keramahtamahan masyarakat, adanya sikap melayani, dan keterbukaan
masyarakat setempat terhadap masyarakat lainnya. Secara ekonomi,
kesiapan masyarakat dapat dilihat dari adanya usaha-usaha yang
dilakukan dalam meningkatkan taraf hidupnya dengan mempersiapkan
infrastruktur atau fasilitas-fasilitas yang terbaik untuk mendukung
kegiatan yang ada di dalam masyarakat.
c) Kesiapan Pemerintah Daerah adalah penyelenggara pemerintahan
daerah yang memiliki sistem kelembagaan, sarana dan prasarana yang
lengkap yang ditunjang dengan kemampuan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas, serta memiliki Legal Framework dan
anggraran daerah yang tercantum dengan jelas dan spesifik sehingga
pemerintah daerah bersedia dan siap untuk mengambil tindakan
terhadap masalah atau kegiatan yang terjadi.
d) Pengembangan adalah suatu usaha menuju kearah yang lebih baik
serta mengalami pertumbuhan dan perubahan, baik dalam segi
kualitas maupun dalam segi kuantitas.
e) Pariwisata

adalahsuatuperjalananyangdilakukanuntuksementara

waktu,yangdiselenggarakandarisuatutempatketempatlaindengan
maksud bukan untuk berusahaatau mencari nafkah ditempatyang

18
Universitas Sumatera Utara

dikunjungi, tetapi semata-mata untuk memenuhi keinginan yang
beranekaragam (Oka. A. Yoeti, 1996).
f)

Pengembangan

pariwisata,

dapatdiartikansebagaikegiatandalam

meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan masyarakat
pada

umumnya,perluasankesempatan

mendorong

sertalapangankerjadan

kegiatan-kegiatanindustripenunjangdanindustriindustri

sampingan lainnya, memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan
alamdankebudayaan,meningkatkan

persaudaraannasionaldan

internasional (Oka. A. Yoeti,1996).

1.7.Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel adalah suatu batasan yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau mempersepsikan kegiatan ataupun
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut. Operasional variabel digunakan untuk melihat variabel-variabel
yang menjadi kajian penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Kesiapan Masyarakat dan Kesiapan Pemerintah Daerah, sedangkan variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Pengembangan Pariwisata.
Operasional variabel juga dimaksudkan untuk mencegah salah tafsir
dan perluasan permasalahan dari serangkaian proses penelitian ini melibatkan
variabel

Kesiapan

Masyarakat,

Kesiapan

Pemerintah

Daerah,

dan

Pengembangan Pariwisata.

 Variabel Bebas (X1)

19
Universitas Sumatera Utara

Adapunyang

menjadi

indikatorKesiapan

Masyarakat

dalam

Pemerintah

dalam

penelitian ini,yaitu:
1.

Upaya yang dilakukan masyarakat

2.

Pengetahuan masyarakat tentang kegiatan/isu

3.

Kepemimpinan

4.

Keterlibatan masyarakat

 Variabel Bebas (X2)
Adapunyang

menjadi

indikatorKesiapan

penelitian ini,yaitu:
1.

Visi dan Misi.

2.

Peraturan Perundang-Undangan (Legal Framework).

3.

Program/Kebijakan.

4.

Sumber Daya Manusia (Kelembagaan).

5.

Sosialisasi dan Edukasi.

6.

Pemasaran Pariwisata.

 Variabel Terikat (Y)
Adapunyang menjadi indikatorPengembangan Pariwisata dalam
penelitian ini,yaitu:
1.

Sarana dan Prasarana.

2.

Peningkatan Jumlah Wisatawan.

3.

Daya Tarik

4.

Promosi dan Pemasaran Pariwisata.

20
Universitas Sumatera Utara

1.8.Bagan Operasional Variabel

Sumber: Oetting, 2001

Sumber: Kementrian Pariwisata, 2016

21
Universitas Sumatera Utara