Kedudukan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah yang Terdaftar Atas Nama Seorang Ahliwaris (Putusan Mahkamah Syar’iyah Nomor : 0220 PDT.G 2015 MS-TKN) Chapter III V

83

BAB III
PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM PUTUSAN MAHKAMAH
SYAR’IYAH NOMOR : 0220/PDT.G/2015/MS-TKN TELAH MEMENUHI
KEADILAN KEPADA AHLI WARIS

A. Deskripsi Kasus
1.

Pihak-Pihak yang Berpekara
a. Abdullah Bin Muhammad Sejuk, Umur ± 64 tahun, Pekerjaan Tani, Alamat di
Kampung Simpang Kemili, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah.
Untuk selanjutnya disebut sebagai Penggugat I.
b. Arifin Bin Muhammad Sejuk, Umur ± 63 tahun, Pekerjaan Tani, Alamat di
Kampung Simpang Kemili, Kecamatan Silih Nara, KabupatenAceh Tengah.
Untuk selanjutnya disebut sebagai Penggugat Ii.

Melawan
a. Bantasyani Bin Muhammad Sejuk, Umur ± 65 tahun, Pekerjaan Pensiunan
PNS, beralamat di Kampung Simpang Kemili, Kecamatan Silih Nara,

Kabupaten Aceh Tengah. Untuk selanjutnya disebut sebagai Tergugat.
b. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Tengah, beralamat di Jalan
Rumah Sakit Umum, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah. Untuk
selanjutnya disebut sebagai Turut Tergugat.
2.

Tentang Duduk Perkara
a. Bahwa almarhum Muhammad sejuk telah meninggal dunia pada tahun 1969
dan almarhumah Rafiah Inen Mustafa telah meninggal dunia pada tahun 1996;

83

Universitas Sumatera Utara

84

b. Bahwa dari perkawinan Muhammad Sejuk dan Rafiah Inen Mustafa
dilahirkan 3 (tiga) orang anak laki-laki yaitu:
1) Bantasyani bin muhammad sejuk (tergugat);
2) Abdullah bin muhammad sejuk (penggugat i);

3) Arifin bin muhammad sejuk (penggugat ii);
c. Bahwa semasa hidupnya Alm Rafiah Inen Mustafa mempunyai harta warisan
(pusaka) peninggalan dari orang tua kandungnya berupa sebidang tanah sawah
dengan ukuran 3 (tiga) kaleng bibit padi atau seluas ± 8.463. m² yang terletak
di Kampung Simpang Kemili, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh
Tengah dengan batas-batas sebagai berikut:
1) Barat berbatas dengan tanah M. Salim A. Mustar;
2) Timur berbatas dengan Jalan Raya
3) Utara berbatas dengan Jalan Raya
4) Selatan berbatas dengan Aman Timah/Aman Rabu.
Selanjutnya di sebutsebagai Objek Warisan;
d. Bahwa harta seperti tersebut dalam point 3 (tiga) adalah merupakan harta
bawaan Rafiah Inen mustafa yang diperoleh dari warisan orang tua
kandungnya, dan Penggugat I dan Penggugat II bersama-sama mengerjakan
tanah warisan tersebut semenjak Muhammad Sejuk meninggal dunia pada
tahun 1969, dan pada tahun 1993 semasa hidup Rafiah Inen Mustafa,
Penggugat I meminta izin kepada Rafiah Inen Mustafa untuk mendirikan
bangunan rumah berukuran 8 x 20 M, yang bahagian depan berukuran 8 x 10

Universitas Sumatera Utara


85

M berdinding papan, lantai semen dan beratap seng, dan bahagian belakang
rumah berukunan 8 x 10 M sudah permanen, lantai semen dan beratap seng ;
e. Bahwa setelah Rafiah Inen Mustafa meninggal dunia tahun 1996, tanah objek
perkara tersebut dikerjakan dan digarap oleh Abdullah Bin Muhammad Sejuk
dan Arifin Bin Muhammad

Sejuk, sedang Bantasyani Bin Muhammad

Sejuk berdomisili di Jakarta sejak tahun 1964;
f. Bahwa pada tahun 1993 semasa Rafiah Inen Mustafa masih hidup, Badan
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Tengah melaksanakan Progran
Prona

di

Kecamatan


Silihnara,

Penggugat

II

berinisiatif

untuk

mensertifikatkan tanah warisan tersebut agar harta warisan tersebut
mempunyai bukti kepemilikan yang otentik, dan Penggugat II sendiri yang
memohonkan kepada Badan Pertanahan Nasional Aceh Tengah, dan
dikarenakan Tergugat I sebagai anak yang tertua maka Penggugat II meminta
kepada Badan Pertanahan Nasional terhadap harta warisan tersebut dibuatkan
atas nama Tergugat I sebelum tanah tersebut dibagikan kepada ahli waris
Rafiah Inen Mustafa;
g. Bahwa Penggugat II mempunyai itikad baik untuk menjaga dan melindungi
harta warisan peninggalan dari alm. Rafiah Inen Mustafa baik dari sisi untuk
mengurus surat bukti kepemilikan hak atas tanah ataupun menjaga amanah

dari alm. Rafiah Inen Mustafa, dan dikarenakan Penggugat II percaya kepada
Tergugat I akan bersedia untuk membagikan tanah warisan peninggalan alm.

Universitas Sumatera Utara

86

Rafiah Inen Mustafa, maka Penggugat II menyerahkan sertifikat Hak Milik
Nomor : 98 tahun 1994 kepada Tergugat untuk dilakukan pemecahan;
h. Bahwa setelah meninggal dunia Rafiah Inen Mustafa, harta warisan
peninggalan almh. Rafiah Inen Mustafa hingga kini belum pernah dibagikan,
dan Para Penggugat sudah berulang kali menyampaikan tentang hal tersebut
kepada Tergugat baik secara langung ataupun dengan melalui peranataraan
aparat desa tetapi Tergugat sama sekali tidak mengindahkannya ;
i. Bahwa sekembalinya Tergugat dari Jakarta ke Takengon tahun 2012,
Tergugat justru mengklaim bahwa tanah objek terperkara adalah miliknya
berdasarkan sertipikat yang atas nama Tergugat, dan perbuatan Tergugat yang
ingin menguasai harta warisan dari Rafiah Inen mustafa sendiri tentu sangat
merugikan Para Penggugat sebagai ahli waris dari Rafiah Inen Mustafa ;
j. Bahwa upaya yang ditempuh oleh para Penggugat telah dilakukan demi

kebaikan antara para Penggugat dan Tergugat yang merupakan ahli waris Alm
Rafiah Inen Mustafa, tapi Tergugat tetap bersikukuh tidak mau membagikan
warisan peninggalan Alm Rafiah Inen Mustafa tersebut dan ingin menguasai
sendiri; Bahwa para Penggugat mengkhawatirkan adanya itikat tidak baik dari
Tergugat dengan cara jual beli/hibah atau pun dijadikan sebagai jaminan
hutang kepada pihak lain, maka sangat beralasan hukum terhadap tanah objek
terperkara diletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag);

Universitas Sumatera Utara

87

k. Bahwa putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim dapat dijalankan secara
serta merta (Voerbaar bij voorad) walaupun Tergugat melakukan upaya
Hukum verzet, Banding, ataupun Kasasi
l. Bahwa bila Tergugat lalai melaksanakan isi putusan ini, sudah sepatutnya
Tergugat membayar uang paksa (dwang soom) sebesar Rp.100.000.- (seratus
ribu rupiah) perhari setiap keterlambatan melaksanakan isi putusan ini;
m. Menghukum Tergugat membayar segala biaya perkara yang timbul.
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan para Penggugat adalah

sebagaimana yang tersebut di atas;
Menimbang, bahwa perkara ini adalah perkara kewarisan, maka berdasarkan
pasal 49 ayat (1) huruf b yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2006 dan diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
tentang Peradilan Agama, maka penyelesaian sengketa kewarisan di kalangan orang
Islam Indonesia menjadi kewenangan absolute dari Pengadilan Agama/Mahkamah
Syar’iyah; Menimbang, bahwa para Penggugat dan Tergugat serta objek harta
warisan berada dalam wilayah hukum Mahkamah Syar’iyah Takengon, karena itu
berdasarkan pasal 142 R.Bg, maka penyelesaian perkara kewarisan ini menjadi
kompetensi relative Mahkamah Syar’iyah Takengon;
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 146 dan pasal 718 R.Bg
untuk kepentingan pemeriksaan pokok perkara ini kepada para Penggugat dan
Tergugat telah dilakukan pemanggilan dengan sah dan sepatutnya, Penggugat hadir

Universitas Sumatera Utara

88

diwakili oleh kuasa hukumnya dan Tergugat datang sendiri menghadap ke
persidangan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 154 R.Bg Majelis Hakim telah
berusaha untuk mendamaikan Para Penggugat dan Tergugat agar perkaranya dapat
diselesaikan secara kekeluargaan dan perdamaian, bahkan untuk keperluan tersebut
sesuai ketentuan yang terdapat dalam PERMA Nomor 01 Tahun 2008 kepada para
Penggugat dan Tergugat telah dimediasi oleh seorang mediator yaitu : A. Ghoni, SH
(Hakim Mahkamah Syar’iyah Takengon), namun usaha-usaha tersebut tidak berhasil
karena masing-masing pihak menyatakan tetap pada prinsipnya;
Menimbang, bahwa sengketa kewarisan ini pada mulanya telah dicoba untuk
dilakukan penyelesaiannya secara kekeluargaan di Desa/Kampung melalui orang
tua/perangkat Desa/Kampung, namun tidak berhasil sehingga para Penggugat
mengajukan perkara ini ke Mahkamah Syar’iyah Takengon, karena itu para
Penggugat dipandang sebagai orang yang berkepentingan (persona standi in judicio)
dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa para Penggugat mengajukan gugatan kewarisan adalah
terhadap harta peninggalan ibu kandungnya yang bernama Rafi’ah Inen Mustafa yang
telah meninggal dunia pada tahun 1996, dan di saat ia meninggal dunia meninggalkan
tiga orang anak laki-laki, yaitu: Bantasyani bin Muhammad Sejuk (Tergugat),
Abdullah bin Muhammad Sejuk (Penggugat I) dan Arifin bin Muhammad Sejuk
(Penggugat II), sedangkan suaminya Alm. Muhammad Sejuk telah meninggal dunia
lebih dahulu yaitu pada tahun 1969;


Universitas Sumatera Utara

89

Menimbang, bahwa Rafiah Inen Mustafa (Pewaris) adalah isteri ketiga dari
Muhammad bin Sejuk, hal ini dibenarkan oleh Tergugat dan hasil perkawinannya
telah lahir 3 (tiga) orang anak laki-laki yaitu Penggugat I, Penggugat II dan Tergugat;
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 171 huruf (b), (c) dan (d)
INPRES No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Indonesia, dalam penyelesaian
masalah kewarisan perlu diperjelas lebih dahulu tentang pewaris, ahli waris dan objek
warisan;
Menimbang, bahwa berkaitan dengan pewaris adalah ibu kandung para
Penggugat dan Tergugat yaitu Rafiah Inen Mustafa, menurut Tergugat bukan Rafiah
Inen Mustafa tetapi Rafi’ah Inen Ali Hasan, namun setelah terjadi jawab menjawab
dalam persidangan dibenarkan oleh Tergugat bahwa Rafiah Inen Ali Hasan yang
dimaksudkan adalah benar juga sebutan nama Rafiah Inen Mustafa dan Tergugat juga
mengakui bahwa namanya semasa kecil adalah Mustafa bukan Bantasyani. Tergugat
merubah nama dari Mustafa ke Bantasyani setelah menjelang beberapa tahun
kemudian. Berdasarkan adat kebiasaan masyarakat Gayo di Aceh bahwa sebutan

nama ibu dinisbahkan dengan Inen (artinya ibu dari) sedangkan untuk ayah
dinisbahkan dengan aman (ayah dari) dan biasanya dikaitkan dengan anak yang
tertua/pertama, dalam hal ini Rafiah Inen Mustafa. Berkaitan dengan pewaris
disepakati yaitu Rafiah Inen Mustafa, karena itu Majelis Hakim menetapkan bahwa
yang menjadi Pewaris dalam perkara ini adalah Rafi’ah Inen Mustafa (ibu kandung
dari Penggugat I dan II serta Tergugat);

Universitas Sumatera Utara

90

Menimbang, bahwa berkaitan dengan ahli waris dari Rafiah Inen Muastafa
telah diakui oleh Tergugat yaitu tiga orang anak laki-laki kandung (Bantasyani bin
Muhammad Sejuk/Tergugat, Abdullah bin Muhammad Sejuk/Penggugat I dan Arifin
bin Muhammad Sejuk/Penggugat II), hal ini juga dikuatkan dengan bukti P. 3 dan
P.4. Karena itu Majelis Hakim menetapkan ahli waris waris dari Rafiah Inen Mustafa
adalah:
a) Bantasyani bin Muhammad Sejuk, nama semasa kecil Mustafa (anak laki-laki
kandung)/ Tergugat .
b) Abdullah bin Muhammad Sejuk (anak laki-laki kandung)/Penggugat I.

c) Arifin bin Muhammad Sejuk (anak laki-laki kandung)/Penggugat II.
Menimbang, bahwa Tergugat membantah bahwa objek terperkara adalah
milik almarhum Ibunya (Rafiah Inen Mustafa), karena menurut Tergugat bahwa
objek perkara sebagaimana yang dicantumkan oleh para Penggugat dalam gugatannya
adalah milik pribadi Tergugat yang diperoleh dari bagian orang tuanya semasa masih
hidup dahulu dan para Penggugat juga telah mendapat bagiannya masing-masing;
Menimbang, bahwa para Penggugat bersikeras bahwa tanah objek sengketa
yang tercantum dalam gugatannya adalah milik Almarhumah Ibu kandungnya yang
bernama Rafi’ah Inen Mustafa), karena itu kepada para Penggugat telah
diperintahkan untuk membuktikannya;
Menimbang, bahwa para Penggugat untuk menguatkan dalil gugatannya
setentang objek harta warisan telah mengajukan bukti-bukti ke persidangan yaitu
bukti P.1 (surat keterangan dari Baram A. Dolah) tanggal 5 Januari 2015, berkaitan

Universitas Sumatera Utara

91

dengan asal usul tanah terperkara dan bukti P. 2 (surat penyelesaian masalah tanah
warisan yang dikeluarkan oleh Camat Silih Nara tanggal 14 Februari 2013);
Menimbang, bahwa bukti P.1 bukanlah akta authentik yang mempunyai
kekuatan sempurna dan menentukan, karena itu ia hanya dipandang sebagai bukti
awal yang memerlukan kepada alat-alat bukti yang lain sehingga dapat ditetapkan
bahwa benar harta yang yang diperkarakan tersebut adalah milik dari Rafiah Inen
Mustafa;
Menimbang, bahwa bukti P. 2 hanya membuktikan bahwa pihak Kecamatan
pernah mencoba untuk menyelesaikan persoalan ini namun tidak berhasil, bukan
menjelaskan kebenaran bahwa objek terperkara adalah benar milik alm. Rafiah Inen
Mustafa;
Menimbang, bahwa bukti P.3 (Surat keterangan ahli waris yang dikeluarkan
oleh Kepala Kampung Simpang Kemili, tanggal 18 Maret 2013) dan bukti P. 4 (
Silsilah keluarga), karena itu bukti P.3 dan P.4 dipandang sebagai bukti pelengkap
terhadap kebenaran tentang pewaris dan ahli waris yang sebelumnya telah diakui oleh
Tergugat ;
Menimbang, Penggugat telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi ke persidangan
yaitu: M. Yusuf bin Thaib, Armaya bin Abdullah Hasan dan Mulyadi bin
Abdurrahman. Ketiga orang saksi ini adalah mengenal para Penggugat dan Tergugat,
tidak mempunyai hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda, tidak
mempunyai hubungan kerja atau menerima upah pada Penggugat dan tidak ada
halangan untuk menjadi saksi dalam persidangan dan keterangannya telah diberikan

Universitas Sumatera Utara

92

diberikan di bawah sumpah, karena itu saksi-saksi yang dihadirkan oleh para
Penggugat berdasarkan pasal 172 R.Bg secara formil dapat diterima;
Menimbang, bahwa saksi M. Yusuf bin Thaib menerangkan bahwa ia kenal
dengan Rafiah Inen Mustafa dan juga mengenal dengan para Penggugat dan
Tergugat, karena saksi pernah menjabat sebagai Kepala Kampung Simpang Kemili
pada tahun 2001 dan saksi pada pokoknya menerangkan bahwa mengetahui tentang
persoalan tanah yang disengketakan, mengetahui letak dan batas-batasnya namun
tidak ingat berapa luas sebenarnya, menurut saksi tanah tersebut adalah milik orang
tua Penggugat dan Tergugat yang sampai saat ini belum pernah dibagikan/
difaraidhkan;
Menimbang, bahwa saksi Armaya bin Abdullah Hasan menerangkan bahwa ia
kenal dengan para Penggugat dan Tergugat dan orang tuanya, karena mereka adalah
warga desanya, saksi mengetahui tentang objek perkara yang disengketakan. Bahwa
tanah itu adalah milik Muhammad Sejuk dengan Rafiah yaitu ayah dan ibu kandung
dari para Penggugat dan Tergugat, tanah tersebut menurut saksi belum pernah dibagi,
karena pada tahun 2013 pernah muncul persoalan terhadap objek perkara ini, Waktu
itu Penggugat melaporkan kepada saksi dalam kapasitas sebagai Kepala Kampung,
bahwa tanah yang diperkarakan sekarang ini belum pernah difaraidhkan, sedangkan
Tergugat menyatakan bahwa tanah itu adalah miliknya sembari menunjukkan surat
bukti pemilikan;
Menimbang, bahwa saksi Mulyadi bin Abd. Rahman menerangkan bahwa ia
kenal dengan para Penggugat dan tidak mengenal dengan Tergugat, dan saksi

Universitas Sumatera Utara

93

mengetahui tentang letak objek sengketa yang sedang diperkarakan yaitu di Kampung
Simpang Kemili, Kecamatan Silih Nara, sepengetahuan saksi tanah yang
dimaksudkan adalah milik Rafiah Inen Mustafa yang telah meninggal dunia pada
tahun 1996, tanah tersebut dikuasai oleh Arifin (anak Rafiah) dan saksi pada tahun
1981 pernah memotong padi pada tanah objek perkara tersebut dan upahnya dibayar
oleh Arifin;
Menimbang, bahwa keterangan ketiga saksi Penggugat dibenarkan seluruhnya
oleh Penggugat, sedangkan Tergugat dalam tanggapannya hanya mengatakan bahwa
tanah objek terperkara adalah miliknya;
Menimbang, bahwa karena Tergugat membantah gugatan Penggugat
setentang objek terperkara dan mengatakan bahwa itu adalah miliknya, maka kepada
Tergugat telah diberikan kesempatan secara berimbang untuk membuktikannya
Menimbang, bahwa Tergugat menyampaikan kepada Majelis Hakim, untuk
membuktikan kebenaran bahwa objek sengketa yang disebutkan dalam gugatan
Penggugat adalah miliknya, Tergugat hanya mengajukan bukti-bukti surat dan tidak
akan mengajukan bukti lainnya. Tergugat mengajukan bukti, yaitu bukti : T.1,
T.2,T.3 dan T.4;
Menimbang, bahwa bukti T.1 (Foto copy Sertifikat yang telah dicocokkan
dengan aslinya) yang diajukan oleh Tergugat, pada dasarnya merupakan akta autentik
karena dibuat oleh dan di hadapan pejabat yang berwenang (ketentuan pasal 285
R.Bg) sehingga mempunyai nilai pembuktian yang sempurna (volledeg) dan
mengikat (bindende) dan tidak memerlukan kepada alat bukti lainnya, dengan

Universitas Sumatera Utara

94

ketentuan bahwa proses lahirnya sertifikat tersebut sesuai dengan ketentuan hukum
dan tidak cacat hukum;
Menimbang, bahwa proses lahirnya sertifikat ini berdasarkan jawaban Turut
Tergugat/Kuasanya melalui jawaban tertulis tanggal 10 Juli 2015, sebagaimana
diterangkan pada angka 2 dan 3. Pada angka 2 disebutkan bahwa penerbitan Sertifikat
Hak Milik Nomor 98 Tahun 1994 atas nama Bantasyani diproses melalui kegiatan
Sertifikat Massal Program Proyek Nasional (PRONA) tahun 1993/1994 telah
memenuhi syarat-syarat penerbitannya yaitu syarat data fisik dan data yuridis serta
tahapan-tahapan proses penerbitan selama satu tahun kegiatan. Sedangkan pada
angka 3 diterangkan bahwa adapun syarat-syarat yuridis yaitu Alas Hak Pemohon,
berupa Surat Warisan Tanggal 03 januari 1992 (bukti T.2) dan Surat Keterangan
Tanah No. 80/SKT/1993 tanggal 02 Juli 1993 (bukti T.3). Bukti T.2 dan T.3
dijadikan sebagai dasar yuridis lahirnya Sertifikat bukti Pemilikan oleh Tergugat
terhadap objek perkara ini;
Menimbang, bahwa bukti T. 2 (foto copi surat warisan tanpa ditunjukkan
aslinya) yang diajukan oleh Tergugat, terdapat keganjilan dimana pada foto copi surat
tersebut nampak ada rekayasa sehingga pada foto copi tersebut bukanlah
menunjukkan surat keterangan warisan yang sesungguhnya, nama Bantasyani
(Tergugat ) ditulis pada nomor 5 yang yang turut mengesahi warisan dan disebelah
kiri sejajar dengan namanya ditulis yang menerima, begitu juga pada bagian bawah
sudut kiri dan kanan terdapat ada hal yang janggal, karena itu menurut Majelis Hakim
bahwa bukti T.2 adalah cacat baik materil dan formil, sehingga surat-surat lainnya

Universitas Sumatera Utara

95

yang lahir atas dasar bukti T. 2 ini adalah cacat hukum dan tidak dapat dijadikan
sebagai alat bukti sehingga tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa bukti T. 3 (foto copy surat keterangan tanah tanpa
ditunjukkan aslinya) yang diajukan oleh Tergugat adalah lahir atas dasar bukti T. 2,
karena bukti T.2 adalah cacat hukum maka bukti T. 3 juga dipandang cacat hukum
dan tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa karena bukti T.2 dan T.3 merupakan persyaratan yuridis
lahirnya Sertifkat Tanah Nomor 98 Tahun 1994 adalah cacat hukum, maka Majelis
Hakim berpendapat bahwa sertifikat No. 98 Tahun 1994 meskipun asli dan autentik,
tetapi ia cacat hukum karena lahir dari proses yang salah yaitu tidak sesuai dengan
prosedur yang diatur dalam pasal 24 dan 42 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah. Karena hal demikian maka keberadaan sertifikat
tersebut dianggap cacat hukum dan tidak dapat dikatakan sebagai alat bukti yang
mempunyai kekuatan yang sempurna dan mengikat, sehingga untuk membuktikan
kebenaran bahwa objek terperkara adalah miliknya memerlukan bukti bukti lainnya;
Menimbang, bahwa Tergugat tidak mengajukan bukti-bukti selain bukti T.1,
T.2, T.3 dan T.4, sementara bukti-bukti surat tersebut belum dapat menerangkan
bahwa benar tanah objek terperkara tersebut adalah miliknya, bukti-bukti yang
Tergugat ajukan tersebut belum dapat mengalahkan bukti-bukti yang diajukan oleh
para Penggugat, karena itu keterangan Tergugat yang menyatakan bahwa tanah objek
terperkara adalah miliknya belum terbukti;

Universitas Sumatera Utara

96

Menimbang, bahwa dengan telah terbuktinya Sertifikat No. 98 Tahun 1994
(T.1) adalah cacat hukum, maka alat bukti tersebut dinyatakan tidak mempunyai
kekuatan dan tidak bernilai sehingga keberadaan sertifikat tersebut sebagai bukti
pemilikan harus dikesampingkan;
Menimbang, bahwa bukti T. 4 (foto copi surat keterangan) yang dikeluarkan
oleh Kepala Desa Pepayungan Angkup tanggal 19 Januari 1996 menerangkan bahwa
Tergugat (Drs. Bantasyani) adalah anak kandung dari almarhumah Inen Ali Hasan,
tidak perlu dipertimbangkan lagi, karena Inen Ali Hasan yang dimaksudkan oleh
Tergugat juga diakui nama Rafiah Inen Mustafa;
Menimbang, bahwa untuk memastikan tentang keberadaan objek terperkara
Majelis Hakim berdasarkan Putusan Sela Nomor 220/Pdt-G/2015/MS-Tkn, tanggal
27 Januari 2016 telah melakukan pemeriksaan di lapangan (discente) dalam
pemeriksaa lapangan tersebut dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat serta perangkat
Desa dan ternyata berkaitan dengan objek yang disengketakan menyangkut dengan
letak, luas dan batas-batasnya telah sesuai sebagaimana disebutkan dalam gugatan
Penggugat;
Menimbang, bahwa dari bukti-bukti yang terungkap di persidangan,
ditemukan fakta hukum bahwa:
1. Bahwa benar Rafiah Inen Mustafa (pewaris) telah meninggal dunia pada
tahun 1996;
2. Bahwa, benar di saat almarhumah Rafiah Inen Mustafa meninggal dunia
meninggalkan ahli warisnya tiga orang anak laki-laki, yaitu Bantas Yani

Universitas Sumatera Utara

97

(dahulu namanya Mustafa)/Tergugat, Abdullah dan Arifin) dan ketiganya
tidak dipersalahkan secara hukum untuk saling mewarisi dengan Pewaris;
3. Bahwa, benar objek warisan yang tersebut dalam gugatan Penggugat adalah
milik sempurna dari Alm. Rafiah Inen Mustafa yang belum difaraidhkan
kepada ahli warisnya sampai sekarang;
Menimbang, bahwa salah satu asas dalam hukum kewarisan Islam adalah asas
Ijbari artinya kalau sudah terbukti seorang pewaris meninggal dunia dan
meninggalkan ahli waris dan harta warisan, maka harta warisannya harus segera
dibagi kepada ahli warisnya menurut hak dan bagiannya masing setelah ditunaikan
hutang-hutang dan wasiatnya;
Menimbang, bahwa dengan telah terbuktinya gugatan Pengugat tentang
kebenaran pewaris, ahli waris dan harta warisan (tirkah), maka tuntutan para
Penggugat dalam gugatannya tentang hal itu dinyatakan dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa permintaan para Penggugat petitum nomor 6 gugatannya,
tidak perlu dipertimbangkan lagi karena menurut Majelis Hakim sertipikat No. 98
Tahun 1994 atas nama Bantasyani yang dikeluarkan oleh Kepala Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Aceh Tengah adalah cacat hukum, sehingga tidak dapat
dipertimbangkan untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa tuntutan Penggugat pada petitum 8 dalam gugatannya
yaitu mengenai putusan ini dapat dijalankan secara serta merta, adalah tuntutan yang
sangat berlebihan karena bertentangan ketentuan pasal 191 ayat (1) R.Bg dan Surat

Universitas Sumatera Utara

98

Edaran Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2000, karena itu
tuntutan tersebut tidak dapat dipertimbangkan untuk dikabulkan;
Menimbang, bahwa permintaan Penggugat dalam gugatannya pada petitum 9
untuk menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwang soom) sebesar Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) atas keterlambatan melaksanakan putusan ini tidak
dapat dipenuhi, karena suatu perkara dapat dilaksanakan eksekusi riil apabila
mempunyai kekuatan hukum tetap, sehingga tuntutan uang paksa (dwangsoom) tidak
perlu dipertimbangkan untuk dikabulkan dan harus dinyatakan ditolak, hal ini sesuai
dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I Nomor 307/K/Sip/1976 tanggal 7
Desember 1976;
Menimbang, bahwa karena telah terbukti ahli waris dari Rafi’ah Inen Mustafa
(Pewaris) hanya tiga orang anak laki-laki yaitu Bantasyani bin Muhammad Sejuk,
Abdullah bin Muhammad Sejuk dan Arifin bin Muhammad Sejuk dan ketiganya tidak
dipersalahkan untuk menerima harta warisan, sebagaimana yang diatur dalam Pasal
173 INPRES NO. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan Pasal 174 INPRES NO. 1 Tahun 1991,
bahwa anak adalah merupakan kelompok ahli waris menurut hubungan darah, karena
semua ahli ahli waris dari alm. Rafi’ah Inen Mustafa adalah tiga orang anak laki-laki
dan tidak ada ahli waris lainnya, maka kepada tiga orang anak laki-laki tersebut
menjadi ahli waris golongan ashabah sehingga dapat mewarisi seluruh harta
peninggalan pewaris, dalam kasus posisi ini masing-masing mereka mendapat 1/3
(sepertiga) bagian dari harta peninggalan alm. Rafi’ah Inen Mustafa;

Universitas Sumatera Utara

99

Menimbang, bahwa dalam persidangan tidak pernah terungkap bahwa alm.
Rafi’ah Inen Mustafa mempunyai hutang-hutang dan wasiat semasa hidupnya, karena
itu Majelis Hakim berpendapat bahwa Rafi’ah tidak mempunyai hutang dan wasiat
sehingga seluruh harta warisannya dapat dibagikan kepada ahli warisnya;
Menimbang, bahwa karena Tergugat dalam perkara ini dipandang sebagai
pihak yang kalah, maka kepadanya dibebankan untuk membayar biaya perkara, hal
ini sesuai dengan ketentuan pasal 192 R.Bg;
Mengingat segala dalil syar'i dan pasal-pasal dari perundang-undangan yang
berkaitan dengan perkara ini;
Mengadili :
a. Mengabulkan gugatan Penggugat I dan Penggugat II untuk sebagian;
b. Menetapkan Rafiah Inen Mustafa yang meninggal dunia pada tahun 1996
adalah sebagai Pewaris;
c. Menetapkan ahli dari Rafiah Inen Mustafa, yaitu:
1) Bantasyani bin Muhammad Sejuk (anak laki-laki);
2) Abdullah bin Muhammad Sejuk (anak laki-laki);
3) Arifin bin Muhammad Sejuk (anak laki-laki);
d. Menetapkan harta warisan (tirkah) Rafiah Inen Mustafa, yaitu Sebidang
Tanah seluas lebih kurang 8.463 m, yang teletak di Kampung Simpang
Kemili, Kecamatan Silih Nara, Kabupaten Aceh Tengah, dengan batasbatasnya sebagai berikut:
1) Barat berbatasan dengan tanah M. Salim A. Mustar;

Universitas Sumatera Utara

100

2) Timur berbatasan dengan Jalan Raya ;
3) Utara berbatasan dengan Jalan Raya ;
4) Selatan berbatasan dengan Tanah Aman Timah/Aman Rabu
e. Membagi dan menetapkan bagian masing-masing ahli waris sebagai berikut:
1) Bantasyani bin Muhammad Sejuk, mendapat 1/3 (sepertiga).
2) Abdullah bin Muhammad Sejuk, mendapat 1/3 (sepertiga).
3) Arifin bin Muhammad Sejuk, mendapat 1/3 (sepertiga).
f. Menghukum Tergugat atau siapa saja yang menguasai tanah objek perkara
untuk menyerahkan kepada masing-masing ahli waris sesuai dengan bagian
yang telah ditetapkan pada dictum 5 putusan ini.
g. Menyatakan Sertifikat Hak Milik No. 98 Tahun 1994 yang dikeluarkan oleh
Kepala Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Tengah tanggal 14 Mei
1994 atas nama Bantasyani/Tergugat adalah cacat hukum tidak mempunyai
kekuatan hukum;
h. Menolak gugatan Penggugat I dan Penggugat II selebihnya.
i. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini sebesar Rp. 2.144.000,- (dua juta seratus empat puluh empat ribu
rupiah).
B. Dasar Pertimbangan Hakim
Adapun Dasar Pertimbangan Hakim Mahkamah Syariyah dalam Memutus
Perkara Nomor : 0220/Pdt.G/2015/MS-Tkn :

Universitas Sumatera Utara

101

1. Perkara ini adalah perkara kewarisan, maka berdasarkan pasal 49 ayat (1)
huruf b yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan
diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
tentang Peradilan Agama, maka penyelesaian sengketa kewarisan di kalangan
orang Islam Indonesia menjadi kewenangan absolute dari Pengadilan
Agama/Mahkamah Syar’iyah; bahwa para Penggugat dan Tergugat serta
objek harta warisan berada dalam wilayah hukum Mahkamah Syar’iyah
Takengon, karena itu berdasarkan pasal 142 R.Bg, maka penyelesaian perkara
kewarisan ini menjadi kompetensi relative Mahkamah Syar’iyah Takengon;
2. Sesuai dengan ketentuan pasal 146 dan pasall 718 R.Bg untuk kepentingan
pemeriksaan pokok perkara ini kepada para Penggugat dan Tergugat telah
dilakukan pemanggilan dengan sah dan sepatutnya, Penggugat hadir diwakili
oleh kuasa hukumnya dan Tergugat datang sendiri menghadap ke
persidangan;
3. Berdasarkan pasal 154 R.Bg Majelis Hakim telah berusaha untuk
mendamaikan Para Penggugat dan Tergugat agar perkaranya dapat
diselesaikan secara kekeluargaan dan perdamaian, bahkan untuk keperluan
tersebut sesuai ketentuan yang terdapat dalam PERMA Nomor 01 Tahun 2008
kepada para Penggugat dan Tergugat telah dimediasi oleh seorang mediator
yaitu : A. Ghoni, SH (Hakim Mahkamah Syar’iyah Takengon), namun usahausaha tersebut tidak berhasil karena masing-masing pihak menyatakan tetap
pada prinsipnya;

Universitas Sumatera Utara

102

4. Sengketa kewarisan ini pada mulanya telah dicoba untuk dilakukan
penyelesaiannya secara kekeluargaan di Desa/Kampung melalui orang
tua/perangkat Desa/Kampung, namun tidak berhasil sehingga para Penggugat
mengajukan perkara ini ke Mahkamah Syar’iyah Takengon, karena itu para
Penggugat dipandang sebagai orang yang berkepentingan (persona standi in
judicio) dalam perkara ini;para Penggugat mengajukan gugatan kewarisan
adalah terhadap harta peninggalan ibu kandungnya yang bernama Rafi’ah Inen
Mustafa yang telah meninggal dunia pada tahun 1996, dan di saat ia
meninggal dunia meninggalkan tiga orang anak laki-laki, yaitu: Bantasyani
bin Muhammad Sejuk (Tergugat), Abdullah bin Muhammad Sejuk
(Penggugat I) dan Arifin bin Muhammad Sejuk (Penggugat II), sedangkan
suaminya Alm. Muhammad Sejuk telah meninggal dunia lebih dahulu yaitu
pada tahun 1969;
5. Rafiah Inen Mustafa (Pewaris) adalah isteri ketiga dari Muhammad bin Sejuk,
hal ini dibenarkan oleh Tergugat dan hasil perkawinannya telah lahir 3 (tiga)
orang anak laki-laki yaitu Penggugat I, Penggugat II dan Tergugat;
6. Sesuai dengan ketentuan pasal 171 huruf (b), (c) dan (d) INPRES No. 1 Tahun
1991 tentang Kompilasi Hukum Indonesia, dalam penyelesaian masalah
kewarisan perlu diperjelas lebih dahulu tentang pewaris, ahli waris dan objek
warisan;
7. Berkaitan dengan pewaris adalah ibu kandung para Penggugat dan Tergugat
yaitu Rafiah Inen Mustafa, menurut Tergugat bukan Rafiah Inen Mustafa

Universitas Sumatera Utara

103

tetapi Rafi’ah Inen Ali Hasan, namun setelah terjadi jawab menjawab dalam
persidangan dibenarkan oleh Tergugat bahwa Rafiah Inen Ali Hasan yang
dimaksudkan adalah benar juga sebutan nama Rafiah Inen Mustafa dan
Tergugat juga mengakui bahwa namanya semasa kecil adalah Mustafa bukan
Bantasyani.

Tergugat merubah nama dari Mustafa ke Bantasyani setelah

menjelang beberapa tahun kemudian. Berdasarkan adat kebiasaan masyarakat
Gayo di Aceh bahwa sebutan nama ibu dinisbahkan dengan Inen (artinya ibu
dari) sedangkan untuk ayah dinisbahkan dengan aman (ayah dari) dan
biasanya dikaitkan dengan anak yang tertua/pertama, dalam hal ini Rafiah
Inen Mustafa. Berkaitan dengan pewaris disepakati yaitu Rafiah Inen Mustafa,
karena itu Majelis Hakim menetapkan bahwa yang menjadi Pewaris dalam
perkara ini adalah Rafi’ah Inen Mustafa (ibu kandung dari Penggugat I dan II
serta Tergugat);
8. Berkaitan dengan ahli waris dari Rafiah Inen Muastafa telah diakui oleh
Tergugat yaitu tiga orang anak laki-laki kandung (Bantasyani bin Muhammad
Sejuk/Tergugat, Abdullah bin Muhammad Sejuk/Penggugat I dan Arifin bin
Muhammad Sejuk/Penggugat II), hal ini juga dikuatkan dengan bukti P. 3 dan
P.4. Karena itu Majelis Hakim menetapkan ahli waris waris dari Rafiah Inen
Mustafa adalah:
a) Bantasyani bin Muhammad Sejuk, nama semasa kecil Mustafa (anak lakilakikandung)/ Tergugat .
b) Abdullah bin Muhammad Sejuk (anak laki-laki kandung)/Penggugat I.

Universitas Sumatera Utara

104

c) Arifin bin Muhammad Sejuk (anak laki-laki kandung)/Penggugat II.
9. Tergugat membantah bahwa objek terperkara adalah milik almarhum
Ibunya (Rafiah Inen Mustafa), karena menurut Tergugat bahwa objek
perkara sebagaimana yang dicantumkan oleh para Penggugat dalam
gugatannya adalah milik pribadi Tergugat yang diperoleh dari bagian
orang tuanya semasa masih hidup dahulu dan para Penggugat juga telah
mendapat bagiannya masing-masing;
10. Para Penggugat bersikeras bahwa tanah objek sengketa yang tercantum
dalam gugatannya adalah milik Almarhumah Ibu kandungnya yang
bernama Rafi’ah Inen Mustafa), karena itu kepada para Penggugat telah
diperintahkan untuk membuktikannya;
11. Para Penggugat untuk menguatkan dalil gugatannya setentang objek harta
warisan telah mengajukan bukti-bukti ke persidangan yaitu bukti P.1
(surat keterangan dari Baram A. Dolah) tanggal 5 Januari 2015, berkaitan
dengan asal usul tanah terperkara dan bukti P. 2 (surat penyelesaian
masalah tanah warisan yang dikeluarkan oleh Camat Silih Nara tanggal 14
Februari 2013;
12. Bukti P.1 bukanlah akta authentik yang mempunyai kekuatan sempurna
dan menentukan, karena itu ia hanya dipandang sebagai bukti awal yang
memerlukan kepada alat-alat bukti yang lain sehingga dapat ditetapkan
bahwa benar harta yang yang diperkarakan tersebut adalah milik dari
Rafiah Inen Mustafa;

Universitas Sumatera Utara

105

13. Bukti P. 2 hanya membuktikan bahwa pihak Kecamatan pernah mencoba
untuk menyelesaikan persoalan ini namun tidak berhasil, bukan
menjelaskan kebenaran bahwa objek terperkara adalah benar milik alm.
Rafiah Inen Mustafa;
14. Bukti P.3 (Surat keterangan ahli waris yang dikeluarkan oleh Kepala
Kampung Simpang Kemili, tanggal 18 Maret 2013) dan bukti P. 4 (
Silsilah keluarga), karena itu bukti P.3 dan P.4 dipandang sebagai bukti
pelengkap terhadap kebenaran tentang pewaris dan ahli waris yang
sebelumnya telah diakui oleh Tergugat ;
15. Penggugat telah mengajukan 3 (tiga) orang saksi ke persidangan yaitu: M.
Yusuf bin Thaib, Armaya bin Abdullah Hasan dan Mulyadi bin
Abdurrahman. Ketiga orang saksi ini adalah mengenal para Penggugat dan
Tergugat, tidak mempunyai hubungan keluarga baik sedarah maupun
semenda, tidak mempunyai hubungan kerja atau menerima upah pada
Penggugat dan tidak ada halangan untuk menjadi saksi dalam persidangan
dan keterangannya telah diberikan diberikan di bawah sumpah, karena itu
saksi-saksi yang dihadirkan oleh para Penggugat berdasarkan pasal 172
R.Bg secara formil dapat diterima;
16. Saksi M. Yusuf bin Thaib menerangkan bahwa ia kenal dengan Rafiah
Inen Mustafa dan juga mengenal dengan para Penggugat dan Tergugat,
karena saksi pernah menjabat sebagai Kepala Kampung Simpang Kemili
pada tahun 2001 dan saksi pada pokoknya menerangkan bahwa

Universitas Sumatera Utara

106

mengetahui tentang persoalan tanah yang disengketakan, mengetahui letak
dan batas-batasnya namun tidak ingat berapa luas sebenarnya, menurut
saksi tanah tersebut adalah milik orang tua Penggugat dan Tergugat yang
sampai saat ini belum pernah dibagikan/ difaraidhkan;
17. Saksi Armaya bin Abdullah Hasan menerangkan bahwa ia kenal dengan
para Penggugat dan Tergugat dan orang tuanya, karena mereka adalah
warga

desanya,

saksi

mengetahui

tentang

objek

perkara

yang

disengketakan. Bahwa tanah itu adalah milik Muhammad Sejuk dengan
Rafiah yaitu ayah dan ibu kandung dari para Penggugat dan Tergugat,
tanah tersebut menurut saksi belum pernah dibagi, karena pada tahun 2013
pernah muncul persoalan terhadap objek perkara ini, Waktu itu Penggugat
melaporkan kepada saksi dalam kapasitas sebagai Kepala Kampung,
bahwa tanah yang diperkarakan sekarang ini belum pernah difaraidhkan,
sedangkan Tergugat menyatakan bahwa tanah itu adalah miliknya sembari
menunjukkan surat bukti pemilikan;
18. Saksi Mulyadi bin Abd. Rahman menerangkan bahwa ia kenal dengan
para Penggugat dan tidak mengenal dengan Tergugat, dan saksi
mengetahui tentang letak objek sengketa yang sedang diperkarakan yaitu
di Kampung Simpang Kemili, Kecamatan Silih Nara, sepengetahuan saksi
tanah yang dimaksudkan adalah milik Rafiah Inen Mustafa yang telah
meninggal dunia pada tahun 1996, tanah tersebut dikuasai oleh Arifin

Universitas Sumatera Utara

107

(anak Rafiah) dan saksi pada tahun 1981 pernah memotong padi pada
tanah objek perkara tersebut dan upahnya dibayar oleh Arifin;
19. Keterangan

ketiga

saksi

Penggugat

dibenarkan

seluruhnya

oleh

Penggugat, sedangkan Tergugat dalam tanggapannya hanya mengatakan
bahwa tnah objek terperkara adalah miliknya;
20. Tergugat membantah gugatan Penggugat setentang objek terperkara dan
mengatakan bahwa itu adalah miliknya, maka kepada Tergugat telah
diberikan kesempatan secara berimbang untuk membuktikannya
21. Tergugat menyampaikan kepada Majelis Hakim, untuk membuktikan
kebenaran bahwa objek sengketa yang disebutkan dalam gugatan
Penggugat adalah miliknya, Tergugat hanya mengajukan bukti-bukti surat
dan tidak akan mengajukan bukti lainnya. Tergugat mengajukan bukti,
yaitu bukti : T.1, T.2,T.3 dan T.4;
22. Bukti T.1 (Foto copy Sertifikat yang telah dicocokkan dengan aslinya)
yang diajukan oleh Tergugat, pada dasarnya merupakan akta autentik
karena dibuat oleh dan di hadapan pejabat yang berwenang (ketentuan
pasal 285 R.Bg) sehingga mempunyai nilai pembuktian yang sempurna
(volledeg) dan mengikat (bindende) dan tidak memerlukan kepada alat
bukti lainnya, dengan ketentuan bahwa proses lahirnya sertifikat tersebut
sesuai dengan ketentuan hukum dan tidak cacat hukum;
23. Proses

lahirnya

sertifikat

ini

berdasarkan

jawaban

Turut

Tergugat/Kuasanya melalui jawaban tertulis tanggal 10 Juli 2015,

Universitas Sumatera Utara

108

sebagaimana diterangkan pada angka 2 dan 3. Pada angka 2 disebutkan
bahwa penerbitan Sertifikat Hak Milik Nomor 98 Tahun 1994 atas nama
Bantasyani diproses melalui kegiatan Sertifikat Massal Program Proyek
Nasional (PRONA) tahun 1993/1994 telah memenuhi syarat-syarat
penerbitannya yaitu syarat data fisik dan data yuridis serta tahapantahapan proses penerbitan selama satu tahun kegiatan. Sedangkan pada
angka 3 diterangkan bahwa adapun syarat-syarat yuridis yaitu Alas Hak
Pemohon, berupa Surat Warisan Tanggal 03 januari 1992 (bukti T.2) dan
Surat Keterangan Tanah No. 80/SKT/1993 tanggal 02 Juli 1993 (bukti
T.3). Bukti T.2 dan T.3 dijadikan sebagai dasar yuridis lahirnya Sertifikat
bukti Pemilikan oleh Tergugat terhadap objek perkara ini;
24. Bukti T. 2 (foto copi surat warisan tanpa ditunjukkan aslinya) yang
diajukan oleh Tergugat, terdapat keganjilan dimana pada foto copi surat
tersebut nampak ada rekayasa sehingga pada foto copi tersebut bukanlah
menunjukkan surat keterangan warisan yang sesungguhnya, nama
Bantasyani (Tergugat ) ditulis pada nomor 5 yang yang turut mengesahi
warisan dan disebelah kiri sejajar dengan namanya ditulis yang menerima,
begitu juga pada bagian bawah sudut kiri dan kanan terdapat ada hal yang
janggal, karena itu menurut Majelis Hakim bahwa bukti T.2 adalah cacat
baik materil dan formil, sehingga surat-surat lainnya yang lahir atas dasar
bukti T. 2 ini adalah cacat hukum dan tidak dapat dijadikan sebagai alat
bukti sehingga tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut;

Universitas Sumatera Utara

109

25. Bukti T. 3 (foto copy surat keterangan tanah tanpa ditunjukkan aslinya)
yang diajukan oleh Tergugat adalah lahir atas dasar bukti T. 2, karena
bukti T.2 adalah cacat hukum maka bukti T. 3 juga dipandang cacat
hukum dan tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut;
26. Bukti T.2 dan T.3 merupakan persyaratan yuridis lahirnya Sertifkat Tanah
Nomor 98 Tahun 1994 adalah cacat hukum, maka Majelis Hakim
berpendapat bahwa sertifikat No. 98 Tahun 1994 meskipun asli dan
autentik, tetapi ia cacat hukum karena lahir dari proses yang salah yaitu
tidak sesuai dengan prosedur yang diatur dalam pasal 24 dan 42 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Karena hal
demikian maka keberadaan sertifikat tersebut dianggap cacat hukum dan
tidak dapat dikatakan sebagai alat bukti yang mempunyai kekuatan yang
sempurna dan mengikat, sehingga untuk membuktikan kebenaran bahwa
objek terperkara adalah miliknya memerlukan bukti bukti lainnya;
27. Tergugat tidak mengajukan bukti-bukti selain bukti T.1, T.2, T.3 dan T.4,
sementara bukti-bukti surat tersebut belum dapat menerangkan bahwa
benar tanah objek terperkara tersebut adalah miliknya, bukti-bukti yang
Tergugat ajukan tersebut belum dapat mengalahkan bukti-bukti yang
diajukan oleh para Penggugat, karena itu keterangan Tergugat yang
menyatakan bahwa tanah objek terperkara adalah miliknya belum terbukti;
28. Dengan telah terbuktinya Sertifikat No. 98 Tahun 1994 (T.1) adalah cacat
hukum, maka alat bukti tersebut dinyatakan tidak mempunyai kekuatan

Universitas Sumatera Utara

110

dan tidak bernilai sehingga keberadaan sertifikat tersebut sebagai bukti
pemilikan harus dikesampingkan;
29. Bukti T. 4 (foto copi surat keterangan) yang dikeluarkan oleh Kepala Desa
Pepayungan Angkup tanggal 19 Januari 1996 menerangkan bahwa
Tergugat (Drs. Bantasyani) adalah anak kandung dari almarhumah Inen
Ali Hasan, tidak perlu dipertimbangkan lagi, karena Inen Ali Hasan yang
dimaksudkan oleh Tergugat juga diakui nama Rafiah Inen Mustafa;
30. Untuk memastikan tentang keberadaan objek terperkara Majelis Hakim
berdasarkan Putusan Sela Nomor 220/Pdt-G/2015/MS-Tkn, tanggal 27
Januari 2016 telah melakukan pemeriksaan di lapangan (discente) dalam
pemeriksaa lapangan tersebut dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat serta
perangkat Desa dan ternyata berkaitan dengan objek yang disengketakan
menyangkut dengan letak, luas dan batas-batasnya telah sesuai
sebagaimana disebutkan dalam gugatan Penggugat;
31. Salah satu asas dalam hukum kewarisan Islam adalah asas Ijbari artinya
kalau sudah terbukti seorang pewaris meninggal dunia dan meninggalkan
ahli waris dan harta warisan, maka harta warisannya harus segera dibagi
kepada ahli warisnya menurut hak dan bagiannya masing setelah
ditunaikan hutang-hutang dan wasiatnya;
32. Dengan telah terbuktinya gugatan Pengugat tentang kebenaran pewaris,
ahli waris dan harta warisan (tirkah), maka tuntutan para Penggugat dalam
gugatannya setentang hal itu dinyatakan dapat dikabulkan;

Universitas Sumatera Utara

111

33. Permintaan para Penggugat petitum nomor 6 gugatannya, tidak perlu
dipertimbangkan lagi karena menurut Majelis Hakim sertikat No. 98
Tahun 1994 atas nama Bantasyani yang dikeluarkan oleh Kepala Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Tengah adalah cacat hukum,
sehingga tidak dapat dipertimbangkan untuk dikabulkan;
34. Tuntutan Penggugat pada petitum 8 dalam gugatannya yaitu mengenai
putusan ini dapat dijalankan secara serta merta, adalah tuntutan yang
sangat berlebihan karena bertentangan ketentuan pasal 191 ayat (1) R.Bg
dan Surat Edaran mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2000, karena itu tuntutan tersebut tidak dapat dipertimbangkan untuk
dikabulkan;
35. Permintaan Penggugat dalam gugatannya pada petitum 9 untuk
menghukum Tergugat membayar uang paksa (dwang soom) sebesar Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) atas keterlambatan melaksanakan putusan
ini tidak dapat dipenuhi, karena suatu perkara dapat dilaksanakan eksekusi
riil apabila mempunyai kekuatan hukum tetap, sehingga tuntutan uang
paksa (dwang soom) tidak perlu dipertimbangkan untuk dikabulkan dan
harus dinyatakan ditolak, hal ini sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah
Agung R.I Nomor 307/K/Sip/1976 tanggal 7 Desember 1976;
36. karena telah terbukti ahli waris dari Rafi’ah Inen Mustafa (Pewaris) hanya
tiga orang anak laki-laki yaitu Bantasyani bin Muhammad Sejuk,
Abdullah bin Muhammad Sejuk dan Arifin bin Muhammad Sejuk dan

Universitas Sumatera Utara

112

ketiganya

tidak

dipersalahkan

untuk

menerima

harta

warisan,

sebagaimana yang diatur dalam Pasal 173 INPRES NO. 1 Tahun 1991
tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia;
37. Sesuai ketentuan Pasal 174 INPRES NO. 1 Tahun 1991, bahwa anak
adalah merupakan kelompok ahli waris menurut hubungan darah, karena
semua ahli ahli waris dari alm. Rafi’ah Inen Mustafa adalah tiga orang
anak laki-laki dan tidak ada ahli waris lainnya, maka kepada tiga orang
anak lai-laki tersebut menjadi ahli waris golongan ashabah sehingga dapat
mewarisi seluruh harta peninggalan pewaris, dalam kasus posisi ini
masing-masing mereka mendapat 1/3 (sepertiga) bagian dari harta
peninggalan alm. Rafi’ah Inen Mustafa;
38. Dalam persidangan tidak pernah terungkap bahwa alm. Rafi’ah Inen
Mustafa mempunyai hutang-hutang dan wasiat semasa hidupnya, karena
itu Majelis Hakim berpendapat bahwa Rafi’ah tidak mempunyai hutang
dan wasiat sehingga seluruh harta warisannya dapat dibagikan kepada ahli
warisnya;
C. Analisa Pertimbangan Hakim
Menurut Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang kekuasaan
kehakiman, pertimbangan hukum adalah pemikiran-pemikiran atau pendapat hakim
dalam menjatuhkan putusan dengan melihat hal-hal yang dapat meringankan atau
meberatkan pelaku. Setiap Hakim wajib menyampaikan pertimbangan atau pendapat

Universitas Sumatera Utara

113

tertulis terhadap perkara yang sedang di periksa dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan.
Dalam sebuah putusan bagian pertimbangan adalah bagian yang dimulai
dengan tentang pertimbangan hukumnya atau tentang hukumnya yang memuat : 95
1. Gambaran Tentang bagaimana hakim mengkualifisir, yaitu mencari dan
menemukan hukum yang harus diterapkan pada suatu fakta dan kejadian yang
diajukann.
2. Penilaian hakim tentang fakta-fakta yang diajukan.
3. Pertimbangan hakim secara kronologis dan rinci setiap item, baik dari pihak
penggugat maupun tergugat.
4. Dasar Hukum yang digunakan hakim dalam menilai fakta dan memutus
perkara, hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.
Pertimbangan Hakim merupakan salah satu aspek terpenting dalam
menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung keadilan
(ex aequo et bono) dan mengandung kepastian hukum, di samping itu juga
mengandung manfaat bagi para pihak yang bersangkutan sehingga pertimbangan
hakim ini harus disikapi dengan teliti, baik, dan cermit. Apabila pertimbangan hakim
tidak teliti, baik, dan cermat, maka putusan hakim yang berasal dari pertimbangan
hakim tersebut akan dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi/Mahkamah Agung. 96

95

Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pengadilan Agama, Cet VI, (Yogyakarta : Pustaka
Belajar, 2005), hal, 263-264.
96
Ibid, Hal 140

Universitas Sumatera Utara

114

Pengadilan Mahkamah Syariyah Takengon dalam memeriksa Perkara telah
sesuai dengan hukum yang berlaku dengan melihat:
1. Bukti P.1 bukanlah akta authentik yang mempunyai kekuatan sempurna dan
menentukan, karena itu ia hanya dipandang sebagai bukti awal yang
memerlukan kepada alat-alat bukti yang lain sehingga dapat ditetapkan bahwa
benar harta yang yang diperkarakan tersebut adalah milik dari Rafiah Inen
Mustafa;
2. Bukti P. 2 hanya membuktikan bahwa pihak Kecamatan pernah mencoba
untuk menyelesaikan persoalan ini namun tidak berhasil, bukan menjelaskan
kebenaran bahwa objek terperkara adalah benar milik alm. Rafiah Inen
Mustafa;
3. Bukti P.3 (Surat keterangan ahli waris yang dikeluarkan oleh Kepala
Kampung Simpang Kemili, tanggal 18 Maret 2013) dan bukti P. 4 ( Silsilah
keluarga), karena itu bukti P.3 dan P.4 dipandang sebagai bukti pelengkap
terhadap kebenaran tentang pewaris dan ahli waris yang sebelumnya telah
diakui oleh Tergugat ;
4. Bukti T.1 (Foto copy Sertifikat yang telah dicocokkan dengan aslinya) yang
diajukan oleh Tergugat, pada dasarnya merupakan akta autentik karena dibuat
oleh dan dihadapan pejabat yang berwenang (ketentuan pasal 285 R.Bg)
sehingga mempunyai nilai pembuktian yang sempurna (volledeg) dan
mengikat (bindende) dan tidak memerlukan kepada alat bukti lainnya, dengan

Universitas Sumatera Utara

115

ketentuan bahwa proses lahirnya sertifikat tersebut sesuai dengan ketentuan
hukum dan tidak cacat hukum;
Proses lahirnya sertipikat ini berdasarkan jawaban Turut Tergugat/Kuasanya
melalui jawaban tertulis tanggal 10 Juli 2015, sebagaimana diterangkan pada
angka 2 dan 3. Pada angka 2 disebutkan bahwa penerbitan Sertifikat Hak
Milik Nomor 98 Tahun 1994 atas nama Bantasyani diproses melalui kegiatan
Sertifikat Massal Program Proyek Nasional (PRONA) tahun 1993/1994 telah
memenuhi syarat-syarat penerbitannya yaitu syarat data fisik dan data yuridis
serta tahapan-tahapan proses penerbitan selama yaitu satu tahun kegiatan.
Sedangkan pada angka
diterangkan bahwa adapun syarat-syarat yuridis yaitu Alas Hak Pemohon,
berupa Surat Warisan Tanggal 03 januari 1992 (bukti T.2) dan Surat
Keterangan Tanah No. 80/SKT/1993 tanggal 02 Juli 1993 (bukti T.3). Bukti
T.2 dan T.3 dijadikan sebagai dasar yuridis lahirnya Sertifikat bukti Pemilikan
oleh Tergugat terhadap objek perkara ini;
5. Bukti T. 2 (foto copi surat warisan tanpa ditunjukkan aslinya) yang diajukan
oleh Tergugat, terdapat keganjilan dimana pada foto copi surat tersebut
nampak ada rekayasa sehingga pada foto copi tersebut bukanlah menunjukkan
surat keterangan warisan yang sesungguhnya, nama Bantasyani (Tergugat )
ditulis pada nomor 5 yang yang turut mengesahi warisan dan disebelah kiri
sejajar dengan namanya ditulis yang menerima, begitu juga pada bagian
bawah sudut kiri dan kanan terdapat ada hal yang janggal, karena itu menurut

Universitas Sumatera Utara

116

Majelis Hakim bahwa bukti T.2 adalah cacat baik materil dan formil, sehingga
surat-surat lainnya yang lahir atas dasar bukti T. 2 ini adalah cacat hukum dan
tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti sehingga tidak perlu dipertimbangkan
lebih lanjut;
6. Bukti T. 3 (foto copy surat keterangan tanah tanpa ditunjukkan aslinya) yang
diajukan oleh Tergugat adalah lahir atas dasar bukti T. 2, karena bukti T.2
adalah cacat hukum maka bukti T. 3 juga dipandang cacat hukum dan tidak
perlu dipertimbangkan lebih lanjut;
7. Bukti T.2 dan T.3 merupakan persyaratan yuridis lahirnya Sertifkat Tanah
Nomor 98 Tahun 1994 adalah cacat hukum, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa sertifikat No. 98 Tahun 1994 meskipun asli dan autentik, tetapi ia cacat
hukum karena lahir dari proses yang salah yaitu tidak sesuai dengan prosedur
yang diatur dalam pasal 24 dan 42 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah. Karena hal demikian maka keberadaan
sertifikat tersebut dianggap cacat hukum dan tidak dapat dikatakan sebagai
alat bukti yang mempunyai kekuatan yang sempurna dan mengikat, sehingga
untuk membuktikan kebenaran bahwa objek terperkara adalah miliknya
memerlukan bukti bukti lainnya;
8. Tergugat tidak mengajukan bukti-bukti selain bukti T.1, T.2, T.3 dan T.4,
sementara bukti-bukti surat tersebut belum dapat menerangkan bahwa benar
tanah objek terperkara tersebut adalah miliknya, bukti-bukti yang Tergugat
ajukan tersebut belum dapat mengalahkan bukti-bukti yang diajukan oleh para

Universitas Sumatera Utara

117

Penggugat, karena itu keterangan Tergugat yang menyatakan bahwa tanah
objek terperkara adalah miliknya belum terbukti;
9. Dengan telah terbuktinya Sertifikat No. 98 Tahun 1994 (T.1) adalah cacat
hukum, maka alat bukti tersebut dinyatakan tidak

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hak – Hak Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah Berdasarkan Ketentuan Pmna/Kepala Bpn Nomor 5 Tahun 1999 Dikaitkan Dengan Putusan Mk Nomor 35/Puu-X/2012

7 185 136

Tinjauan Hukum Kekuatan Sertifikat Hak Milik Diatas Tanah Yang Dikuasai Pihak Lain (Studi Kasus Atas Putusan Perkara Pengadilan Tata Usaha Negara Medan NO.39/G.TUN/2006/PTUN.MDN)

4 67 127

Analisis Hukum Terjadinya Pengalihan Hak Atas Tanah Atas Dasar Penguasaan Fisik (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No.475//Pk/Pdt.2010).

5 41 132

Analisis Hukum Putusan Pengadilan Agama Yang Memutuskan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah Tidak Berkekuatan Hukum (Studi Kasus : Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 52/Pdt.G/2008/PA-TTD jo. Putusan Pengadilan Tinggi Agama Sumatera Utara No. 145/Pdt.G

3 62 135

Hak Kepemilikan Dan Penguasaan Atas Tanah Di Wilayah Pulau Batam (Studi : Di Pulau Sekikir Dan Pulau Bulat)

6 75 160

Kedudukan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah yang Terdaftar Atas Nama Seorang Ahliwaris (Putusan Mahkamah Syar’iyah Nomor : 0220 PDT.G 2015 MS-TKN)

0 0 16

Kedudukan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah yang Terdaftar Atas Nama Seorang Ahliwaris (Putusan Mahkamah Syar’iyah Nomor : 0220 PDT.G 2015 MS-TKN)

0 0 2

Kedudukan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah yang Terdaftar Atas Nama Seorang Ahliwaris (Putusan Mahkamah Syar’iyah Nomor : 0220 PDT.G 2015 MS-TKN)

0 0 28

Kedudukan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah yang Terdaftar Atas Nama Seorang Ahliwaris (Putusan Mahkamah Syar’iyah Nomor : 0220 PDT.G 2015 MS-TKN)

0 0 54

Kedudukan Sertipikat Hak Milik Atas Tanah yang Terdaftar Atas Nama Seorang Ahliwaris (Putusan Mahkamah Syar’iyah Nomor : 0220 PDT.G 2015 MS-TKN)

0 1 4