Efektifitas Penggunaan Aktivator MOL dan EM4 untuk Pembuatan Pupuk Kompos Limbah Jeruk di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tiga Panah Tahun 2017

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Lingkungan yang sehat, bersih dan indah merupakan dambaan setiap orang

tetapi untuk mewujudkannya diperlukan pemahaman dan komitmen dalam
bertindak. Keinginan untuk mencapainya sangat sering dikumandangkan baik oleh
kelompok masyarakat maupun oleh lembaga pemerintah tetapi seringkali hanya
sebatas slogan belaka tanpa diiringi oleh upaya serius. Berbagai langkah telah
diupayakan oleh pemerintah, tetapi tanpa dukungan secara sadar oleh anggota
masyarakat, lingkungan yang sehat tidak akan pernah dapat terwujud karena upaya
ini harus dilakukan secara bersama-sama. Kesan bahwa masyarakat tidak perduli
terhadap lingkungan, tercermin dari keadaan lingkungan yang dari waktu ke waktu
memperlihatkan penurunan kualitas. Kondisi seperti ini terjadi karena lingkungan
dicemari oleh berbagai bahan buangan (sampah atau limbah) baik limbah rumah
tangga maupun limbah industri (Tobing, 2011).
Sampah selalu menjadi hal yang menakutkan, akibat dampak negatif yang
ditimbulkannya diantaranya menurunkan hygine dan kualitas lingkungan,
keberadaannya menimbulkan problematika sosial di berbagai pihak (Hartono,

2012). Masalah sampah saat ini menjadi persoalan bagi sejumlah kota besar dan
diprediksikan akan terus meningkat disetiap tahunnya di Indonesia termasuk di
Provinsi Sumatera Utara. Menurut catatan Walhi, sampah sebagian besar
merupakan sampah basah (sekitar 60%-70% dari total volume sampah) yang tidak

1
Universitas Sumatera Utara

2

hanya mengotori lingkungan,namun juga dapat menyebarkan bau yang tidak sedap.
(Tombe, 2010 ).
Kabupaten Karo merupakan daerah penghasil sampah organik yang cukup
tinggi. Mayoritas penduduknya bertani atau berkebun, salah satu diantaranya
produksi buah jeruk. Jeruk memiliki prospek dan potensi pasar yang sangat baik di
dalam maupun di luar negeri, maka pengusahaan komoditas tersebut memerlukan
peningkatan baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas (Direktorat Perlindungan
Hortikultura, 2006).
Keadaan iklim dan tofografi tanah Karo sangat cocok untuk pertumbuhan
tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Oleh karenanya, daerah ini dikenal

sebagai salah satu sentra penghasil sayuran dan buah-buahan di Indonesia termasuk
salah satu yang terbesar ialah buah jeruk. Hasil panen buah jeruk sebelum
dipasarkan ke kota-kota terdekat maupun keluar provinsi,biasanya dikumpulkan di
pasar buah sebagai tempat perkulakan. Di tempat ini buah jeruk dipilih dan dipilah
sesuai dengan peminatan konsumen. Pemilahan tersebut akan menghasilkan
sampah (limbah) padat buah jeruk yang umumnya berupa limbah jeruk yang tidak
dapat dikonsumsi. Untuk mengatasi penumpukan yang terlalu lama, maka perlu
dilakukan beberapa cara penanganan dan pengolahan terhadap limbah jeruk
tersebut antara lain sebagai bahan pembuatan kompos yang tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan. Salah satu proses yang dapat mempercepat dan tidak
menimbulkan aroma tidak sedap adalah dengan menggunakan aktivator (BPS Karo,
2015).

Universitas Sumatera Utara

3

Berdasarkan hasil wawancara awal yang telah dilakukan lakukan kepada
salah satu warga Desa Kubu Simbelang yang bekerja sebagai pemasok buah yang
membeli hasil panen buah jeruk dari petani di Desa Kubu Simbelang, menjelaskan

bahwa jika sedang musim panen dari hasil panen buah jeruk bisa mendaparkan
sekitar 20 ton per minggu. Penanaman pohon heruk bisa dipanen 3 tahun sekali,
biasanya masa panen jeruk dilakukan pada bulan Maret, Juli, dan Desember. Buah
jeruk hasil panen yang sudah dipetik dari pohonnnya harus di sortir untuk dikirim
ke beberapa daerah penjualan seperti Medan dan sekiarnya. Buah jeruk yang tidak
layak dikirim dikarenakan buahnya terkena hama buah, lalat buah dan jenis
serangga lainnya tidak bisa dijual sehingga menghasilkan limbah jeruk sekitar 15%
dari hasil panen.
Masalah utama yang diasosiasikan dengan penggunaan pupuk yang
berlebihan adalah eutrofikasi air permukaan yang dapat menyebabkan beberapa
penyakit. Pada tanah-tanah pertanian, kehilangan dalam jumlah yang berarti
sejumlah nitrat, fosfat, kalium dan hara lainnya terjadi melalui aliran permukaan
dan erosi, lalu hara ini akan memperkaya badan air sehingga meningkatkan kadar
haranya,kemudian karena dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, akhirnya
memacu pada pertumbuhan algae dan organisme lain dan selanjutnya terjadi
eutrofikasi di kolam danau dan sungai (Mukhlis, 2011).
Menurut hasil penelitian Putri dkk (2012), menunjukkan pemberian
bioaktivator kotoran sapi pada saat pembuatan kompos berpengaruh nyata terhadap
laju dekomposisi berbagai jenis sampah daun di sekitar kampus Universitas
Hasanuddin. Hal senada dikemukakan oleh penelitian Cahaya dkk (2011), bahwa


Universitas Sumatera Utara

4

pembuatan kompos dapat dipercepat dengan menggunakan bakteri Effective
Mikroorganism (EM4). Pengkomposan alami akan memakan waktu yang relatif
lama, yaitu sekitar 2 – 3 bulan bahkan bisa mencapai 6 – 12 bulan. Pengkomposan
dapat berlangsung dengan fermentasi yang lebih cepat dengan bantuan
mikroorganisme (Saptoadi, 2013).
Selain EM4, Mikroorganisme lokal (MOL) juga merupakan salah satu
aktivator yang dapat membantu mempercepat proses pengkomposan dan
bermanfaat meningkatkan unsur hara kompos. Berdasarkan hasil Penelitian
Wibowo (2011) diketahui bahwa mikroorganisme lokal tapai dan EM4 dapat
digunakan sebagai bioaktivator yang baik dalam pembuatan pupuk organik
campuran kotoran domba dengan batang pisang. Kesimpulan yang dapat diambil
pada penelitian ini yaitu aktivator mikroorganisme lokal dan EM4 merupakan
aktivator yang dapat membuat kompos dengan kualitas terbaik.
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan diketahui bahwa
masyarakat belum memanfaatkan sampah-sampah organik yang dihasilkan dari

limbah jeruk untuk diolah menjadi kompos atau bahan-bahan yang berguna dan
sebagainya. Melihat hal ini terlihat bahwa dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan jika limbah jeruk ini dibuang begitu saja, sedangkan nilai ekonomisnya
sangat baik terutama bagi para petani di daerah ini, untuk itu peneliti tertarik
“Efektifitas Penggunaan Aktivator MOL dan EM 4 Untuk Pembuatan Pupuk
Kompos Limbah Jeruk di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tiga Panah Tahun
2017”

Universitas Sumatera Utara

5

1.2

Perumusan Masalah
Terdapat sekitar 15% limbah jeruk yang tidak tersortir sebagai hasil panen

yang layak jual dikarenakan kualitasnya yang buruk seperti terkena hama, jeruk
yang terlalu matang dan mudah busuk yang apabila tidak diolah maka akan menjadi
sampah, serta masyarakat yang belum memanfaatkan sampah-sampah organik yang

dihasilkan dari limbah jeruk tersebut untuk diolah menjadi kompos di Desa Kubu
Simbelang Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitan dengan rumusan permasalahan penelitian yaitu mengenai
seberapa efektif penggunaan aktivator MOL dan EM 4 untuk penurunan pembuatan
pupuk kompos limbah jeruk di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tiga Panah
Tahun 2017”.
1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

efektifitas penggunaan aktivator MOL dan EM 4 untuk pembuatan pupuk kompos
limbah jeruk di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Tahun 2017.
1.3.2

Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :

1.

Mengetahui kematangan kompos dari limbah jeruk yang dinilai dari parameter
fisik (bau,warna, dan tekstur yang telah menyerupai tanah) antara pupuk
kompos yang menggunakan aktivator MOL dan EM4 dengan perbedaan waktu
pengamatan anatara 10, 20, dan 30 hari.

Universitas Sumatera Utara

6

2.

Mengetahui kematangan kompos dari limbah jeruk yang dinilai dari parameter
pH, suhu, dan kelembaban antara pupuk kompos yang menggunakan aktivator
MOL dan EM4 dengan perbedaan waktu pengamatan 10, 20, dan 30 hari.

3.


Mengetahui efektifitas penggunaan aktivator MOL dan EM4 terhadap
pembuatan pupuk kompos dari limbah jeruk di Desa Kubu Simbelang
Kecamatan Tigapanah tahun 2017.

1.4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitan yang dilakukan yaitu :

1. Sebagai informasi bagi pemerintah/instansi yang terkait agar meningkatkan
upaya penyehatan lingkungan melalui pengelolaan limbah jeruk menjadi
pupuk kompos.
2. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi masyarakat khususnya
para petani jeruk dalam pengelolaan limbah jeruk agar dapat bermanfaat
dengan cara meproduksi kompos yang dihasilkan dari limbah jeruk di Desa
Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah.
3. Bagi Universitas Sumatera Utara daan peneliti lain, sebagai literatur
kepustakaan dan referensi ilmiah di bidang penelitian mengenai efektifitas
penggunaan aktivator MOL dan EM4 untuk pembuatan pupuk kompos dari

limbah jeruk di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tiga Panah tahun 2017.

Universitas Sumatera Utara