Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk. Medan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksplanatori, yang bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh iklim organisasi terhadap Organizational Citizenship
Behavior.

B.

Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah :
Variabel Bebas

: Iklim Organisasi

Variabel Tergantung

: Organizational Citizenship Behavior (OCB)


C.

Definisi Operasional

1.

Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah kontribusi
individu yang mendalam melebihi tuntutan peran dan perilakunya yang
bersifat sukarela terhadap hal-hal yang dapat memajukan organisasinya
tanpa adanya keterpaksaan. OCB meliputi perilaku menolong pegawai lain
secara sukarela, memberikan saran membangun demi kemajuan organisasi,
menghadiri setiap kegiatan yang dilakukan organisasi, datang tepat waktu,
mempertimbangkan nasihat atau saran dari pegawai lain sebelum
mengambil keputusan dan tidak mengeluh apabila ada kondisi yang kurang
ideal di dalam organisasi.

17
Universitas Sumatera Utara


Tingkat OCB pegawai akan diukur dengan menggunakan skala yang
disusun berdasarkan dimensi-dimensi OCB yang meliputi altruism, civic
virtue, conscientiousness, courtesy dan sportmanship. Tingkat OCB dapat
dilihat berdasarkan hasil skor yang diperoleh subjek dalam skala yang diisi
oleh subjek tersebut. Semakin tinggi skor subjek dalam skala, maka dapat
diartikan bahwa semakin tinggi pula tingkat OCBnya. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah skor subjek dalam skala, maka dapat diartikan
bahwa semakin rendah pula tingkat OCBnya.
2.

Iklim Organisasi
Iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi terhadap
lingkungan organisasinya yang akan berpengaruh pada motivasi dan
perilakunya. Iklim organisasi akan di ukur menggunakan skala yang disusun
berdasarkan dimensi



dimensi


iklim

organisasi

yaitu

structure,

rensponsibility, reward, risks, warmth, support, standart, conflict, dan
identity. Iklim organisasi dapat dilihat berdasarkan hasil skor yang diperoleh
subjek dalam skala yang diisi oleh subjek tersebut. Semakin tinggi skor
subjek dalam skala, maka dapat diartikan bahwa semakin positif iklim
organisasinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor subjek dalam
skala, maka dapat diartikan bahwa semakin negatif iklim organisasinya.

D.

Populasi dan Sampel Penelitian


1.

Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang dimaksudkan
untuk diselidiki yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama

18
Universitas Sumatera Utara

(Hardaningtyas, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai tetap
pada PT. PP. London Sumatra Tbk, Medan yaitu sebanyak 226 orang.
Namun pada saat penelitian dilaksanaan, jumlah subjek berkurang menjadi
145 orang. Sehingga diketahui bahwa response rates penelitian ini adalah
sebanyak 64%. Hal ini dikarenakan sebagian responden pada saat penelitian
dilaksanakan tidak berada di tempat.
E.

Metode Dan Alat Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala dalam
bentuk pernyataan model Likert. Terdapat dua skala dalam penelitian ini,

yaitu skala iklim organisasi dan skala Organizational Citizenship Behavior.
Skala terdiri dari sejumlah aitem yang diuraikan ke dalam bentuk
favorable dan unfavorable dengan lima kategori jawaban yang terdiri dari :
SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), N (Netral), TS (Tidak Sesuai), dan STS (
Sangat Tidak Sesuai). Skor terhadap aitem favorable jika memilih respon
sangat sesuai adalah 4, sesuai adalah 3, netral adalah 2, tidak sesuai adalah
1, dan sangat tidak sesuai adalah 0. Sebaliknya, skor untuk subjek yang
memilih jawaban unfavorable jika respon sangat sesuai adalah 0, sesuai
adalah 1, netral adalah 2, tidak sesuai adalah 3, dan sangat tidak sesuai
adalah 4.

1.

Skala Organizational Citizenship Behavior
Tabel blueprint skala organizational citizenship behavior (OCB)
disusun menggunakan dimensi – dimensi OCB yaitu altruism, civic virtue,
conscientiousness, courtesy, dan sportmanship. Aitem – aitem dalam skala

19
Universitas Sumatera Utara


OCB merupakan pernyataan yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu SS
(Sangat sesuai), S ( Sesuai ), N (Netral), TS (Tidak Sesuai), dan STS
(Sangat Tidak Sesuai).
Tabel 3.1
Blueprint Skala Organizational Citizenship Behavior sebelum Try Out
Aitem
Dimensi

Jumlah aitem
Favorable

Unfavorable

1, 11, 21

6, 16, 26

6


Conscientiousness 2, 12, 22

7, 17, 27

6

Altruism

Civic virtue

3, 13, 23

8, 18, 28

6

Sportmanship

4, 14, 24


9, 19, 29

6

Courtesy

5, 15, 25

10, 20, 30

6
30

Total

2.

Skala Iklim Organisasi
Tabel blueprint skala iklim organisasi disusun menggunakan dimensi
– dimensi iklim organisasi yaitu, structure, responsibility, reward, support,

conflict, standart, identity, risk, dan warmth. Aitem – aitem dalam skala
iklim organisasi merupakan pernyataan yang terdiri dari lima pilihan
jawaban, yaitu SS (Sangat sesuai), S ( Sesuai ), N (Netral), TS (Tidak
Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

20
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2
Blueprint skala iklim organisasi sebelum Try Out
Aitem
Dimensi

Jumlah

Favorable

Unfavorable

aitem


Structure

1, 19

10, 28

4

Responsibility

2, 20

11, 29

4

Reward

3, 21


12, 30

4

Risk

4, 22

13, 31

4

Warmth

5, 23

14, 32

4

Support

6, 24

15, 33

4

Standart

7, 25

16, 34

4

Conflict

8, 26

17, 35

4

Identity

9, 27

18, 36

4

Total

F.

Uji Instrumen Penelitian

1.

Validitas alat ukur

36

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yang
mengacu pada pembuatan aitem berdasarkan blueprint skala yang akan di
ukur, yaitu skala organizational citizenship behavior (OCB) dan skala iklim
organisasi. Azwar (2003) menyebutkan bahwa validitas isi adalah validitas
yang diestimasi dengan menguji isi tes melalui metode professional
judgment. Dalam penelitian ini, peneliti akan meminta bantuan professional
judgment yaitu dosen pembimbing dalam penyeleksian aitem.
2.

Uji daya beda aitem
Uji daya beda aitem bertujuan untuk melihat sejauh mana aitem
mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang

21
Universitas Sumatera Utara

tidak memiliki atribut yang hendak diukur. Uji daya beda aitem dilakukan
bersamaan dengan uji reliabilitas. Pengujian daya beda aitem dilakukan
dengan menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan
distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem total yang dikenal pula dengan istilah parameter daya beda
aitem (Azwar, 2009). Daya beda aitem tersebut dianggap memuaskan jika
koefisien korelasi aitem total mencapai nilai minimal 0.3 (Azwar, 2003).
3.

Reliabilitas Alat Ukur
Salah satu ciri instrumen ukur yang berkualitas baik adalah yang
reliabel (reliable), yaitu mampu menghasilkan skor yang cermat dengan
eror pengukuran kecil (Azwar, 2013). Untuk menguji reliabilitas instrumen,
peneliti

menggunakan

Coefficient

Alpha

atau

Cronbach’s

Alpha.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan program aplikasi
komputer SPSS 22.0 for Mac Evaluation Version. Wells & Wollack (dalam
Azwar, 2013) mengatakan bahwa bahwa tes yang tidak begitu besar
pertaruhannya harus memiliki koefisien konsistensi internal paling tidak
setinggi 0.80 atau 0.85. Berdasarkan hasil try out skala iklim organisasi,
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.830 yang berarti alat ukur tersebut
reliabel, sedangkan untuk skala organizational citizenship behavior
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.826 yang berarti alat ukur tersebut
juga reliabel.

22
Universitas Sumatera Utara

G.

Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Sebelum dilaksanakan penelitian di lapangan maka peneliti perlu
melakukan beberapa prosedur. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah : tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan
penelitian, dan tahap pengolahan data
1.

Persiapan Penelitian

a.

Pembuatan Alat Ukur
Pada tahap ini peneliti merancang alat ukur penelitian yang terdiri dari

skala organizational citizenship behavior dan skala iklim organisasi. Alat
ukur dirancang sesuai dengan teori dimensi – dimensi dari kedua variabel.
Peneliti membuat 30 aitem untuk skala organizational citizenship behavior
dan 36 aitem untuk skala iklim organisasi.
Setelah alat ukur selesai dan diperiksa oleh peneliti, aitem – aitem
tersebut dievaluasi oleh professional judgement yaitu dosen pembimbing
untuk menilai apakah aitem – aitem tersebut sudah layak untuk digunakan.
Setelah diberikan feedback oleh professional judgement, Peneliti
merevisi aitem-aitem yang menurut professional judgement masih memiliki
makna yang ambigu dan memiliki pemilihan kata yang kurang baik
dilanjutkan dengan merancang skala organizational citizenship behavior
dan skala kepuasan kerja dengan model skala likert dalam bentuk booklet.
b.

Try out alat ukur
Pada tahap ini peneliti melakukan try out pada alat ukur yang sudah

dirancang sebelumnya. Skala yang di try out adalah skala organizational
citizenship behavior dan skala iklim organisasi. Pada tahap ini peneliti

23
Universitas Sumatera Utara

melakukan try out pada 176 pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk, yang
berada di kebun. Kebun yang diberikan skala untuk try out sebanyak 3
kebun, yaitu Sungai Merah Estate (SME), Rambong Sialang Estate (RSE),
dan Begerpang Estate (BGE).
Jumlah aitem yang terdapat pada skala organizational citizenship
behavior adalah sebanyak 30 aitem. Dari hasil try out tersebut terdapat 14
aitem yang diterima karena memiliki nilai daya beda yang memuaskan yaitu
lebih besar dari 0.3. Hasil try out pada skala organizational citizenship
behavior (OCB) menunjukkan bahwa skala ini memiliki daya beda aitem
yang bergerak dari 0.316 hingga 0.567.

Tabel 3.3
Blueprint skala organizational citizenship behavior (OCB) setelah try out
Aitem
Dimensi

Jumlah aitem
Favorable

Unfavorable

1, 11, 21

0

3

Conscientiousness 12, 22

0

2

Civic virtue

3, 23

8, 18

4

Sportmanship

4,

0

1

Courtesy

5, 15

20

3

Altruism

14

Total

Jumlah aitem yang terdapat pada skala iklim organisasi adalah
sebanyak 36 aitem. Dari hasil aitem tersebut, terdapat 14 aitem yang
diterima karena memiliki daya beda aitem yang lebih besar daripada 0.3.

24
Universitas Sumatera Utara

Hasil try out skala iklim organisasi menunjukkan bahwa skala ini memiliki
daya beda aitem yang bergerak dari 0.303 hingga 0.587.
Tabel 3.4
Blueprint skala iklim organisasi setelah try out
Aitem
Dimensi

Jumlah

Favorable

Unfavorable

aitem

Structure

1, 19

0

2

Responsibility

0

11

1

Reward

3

0

1

Support

22

13

2

Conflict

5

0

1

Standart

6, 24

0

2

Identity

7, 25

0

2

Risk

8

0

1

Warmth

9, 27

0

2

Total

2.

14

Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah melakukan revisi pada aitem yang terdapat pada skala, peneliti

melakukan pengambilan data ke PT. PP. London Sumatra Tbk, Medan.
Pengambilan data ini dilakukan kepada pegawai PT.PP. London Sumatra
Tbk, Medan sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditetapkan.
Pengambilan data dilakukan dengan bantuan HRD di kantor tersebut. Pihak
HRD memberikan izin untuk mengambil data dengan memberikan skala
kepada pegawai di setiap divisi. Pihak HRD juga menemani peneliti ketika
memberikan skala kepada para pegawai.

25
Universitas Sumatera Utara

3.

Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan peneliti setelah semua data terkumpul.

Peneliti menggunakan bantuan program aplikasi komputer SPSS 22.0 for
Mac Evaluation Version dalam mengolah data penelitian.

H.

Metode Pengolahan Data
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis regresi
sederhana dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS
22.0 for Mac Evaluation Version.

1.

Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk membuktikan bahwa skor-skor
yang diperoleh dari setiap variabel dapat tersebar secara normal sehingga
dapat digeneralisasikan pada populasi. Pada penelitian ini, pengukuran uji
normalitas dilakukan dengan teknik One- sample Kolmogorov-Smirnov.
Data penelitian akan dikatakan tersebar secara normal apabila memiliki nilai
p > 0,05 (Hadi, 2000).

2.

Uji Lineritas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
ataupun variabel tergantung memiliki hubungan yang linear atau tidak.
Hubungan yang linear antara variabel bebas dan tergantung dapat dilihat
apabila nilai p < 0,05, sebaliknya apabila nilai p > 0,05 berarti hubungan
antara variabel bebas dan variabel tergantung dinyatakan tidak linear (Hadi,
2000). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan teknik uji F melalui
bantuan program SPSS 22.0 for Windows.

26
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai hasil penelitian secara keseluruhan sesuai dengan
data yang diperoleh. Pembahasan akan dimulai dengan memberikan gambaran
subjek penelitian, kemudian dilanjutkan dengan analisa pada hasil penelitian.
A.

ANALISA DATA

1.

Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk,
Medan yang berjumlah 145 orang. Berikut ini deskripsi umum subjek
penelitian berdasarkan jenis kelamin.
Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 4.1
Penyebaran subjek berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin
Jumlah
Persentase ( %)
Pria

120

82.75 %

Wanita

25

17.25 %

Total

145

100 %

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa subjek pria sebanyak
82.75% dan subjek wanita 17.25%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pria
lebih banyak daripada subjek wanita.
Selain berdasarkan jenis kelamin, deksripsi umum subjek penelitian
juga berdasarkan level jabatan. Berikut deskripsi umum subjek penelitian
berdasarkan level jabatan

27
Universitas Sumatera Utara

Penyebaran subjek berdasarkan level jabatan dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 4.2
Penyebaran subjek berdasarkan level jabatan
Level Jabatan
Jumlah
Persentase (%)
Manager
9
6.20 %
Senior Staff
13
9.96 %
Staff
50
34.4 %
Karyawan
73
50.34 %
Total
145
100 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa subjek yang berada pada
level jabatan manager sebanyak 6.20%, subjek yang berada pada level
jabatan senior staff sebanyak 9.96 %, subjek pada level jabatan staff
sebanyak 34.4%, dan subjek yang berada pada level jabatan karyawan
sebanyak 50.34%.
2.

Hasil Uji Asumsi Penelitian
a.

Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk membuktikan bahwa skorskor yang diperoleh dari setiap variabel dapat tersebar secara normal
sehingga dapat digeneralisasikan pada populasi. Pada penelitian ini,
pengukuran uji normalitas dilakukan dengan teknik One- sample
Kolmogorov-Smirnov. Data penelitian akan dikatakan tersebar secara
normal apabila memiliki nilai p > 0,05 (Hadi, 2000).

28
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3
Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
iklim
ocb
N
145
145
a,b
Normal Parameters
Mean
39.02
41.56
Std. Deviation
6.843
6.403
Most
Extreme Absolute
.074
.072
Differences
Positive
.074
.072
Negative
-.073
-.072
Test Statistic
.074
.072
Asymp. Sig. (2-tailed)
.053
.065
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan hasil di atas, hasil uji normalitas terhadap variabel
organizational citizenship behavior menunjukkan nilai p = 0.065.
Hasil menunjukkan bahwa p = 0.065 > p = 0.05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa data variabel organizational citizenship behavior
terdistribusi secara normal. Selanjutnya adalah variabel iklim
organisasi menunjukkan nilai p = 0.053. Hasil menunjukkan bahwa p
= 0.053 > p = 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel
iklim organisasi juga terdistribusi secara normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
bebas ataupun variabel tergantung memiliki hubungan yang linear
atau tidak. Hubungan yang linear antara variabel bebas dan tergantung
dapat dilihat apabila nilai p < 0,05, sebaliknya apabila nilai p > 0,05
berarti hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung
dinyatakan tidak linear (Hadi, 2000). Uji linearitas dilakukan dengan
29
Universitas Sumatera Utara

menggunakan teknik uji F melalui bantuan program SPSS 22.0 for
Windows.
Tabel 4.4
Uji Linearitas Organizational Citizenship Behavior dengan Iklim Organisasi

ocb Between
*
Groups
ikli
m

(Combined)

Sum
of
Squares
df

Mean
Square

F

Sig.

5670.981

27

210.036

105.573

.000

1

5577.005

2803.227 .000

26

3.614

1.817

117
144

1.989

Linearity
5577.005
Deviation from
93.976
Linearity
Within Groups
232.771
Total
5903.752

.017

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa diperoleh nilai
linearitas untuk kedua variabel yaitu 0.000 yang menunjukkan bahwa
nilai linearitas lebih kecil daripada 0.05. Sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel organizational citizenship behavior dan iklim
organisasi memiliki hubungan yang linear.
3.

Hasil Utama Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel iklim
organisasi terhadap variabel organizational citizenship behavior (OCB).
Maka untuk menguji kedua variabel tersebut, penelitian ini menggunakan
metode analisis regresi sederhana dengan bantuan aplikasi program aplikasi
komputer SPSS 22.0 for Mac Evaluation Version. Berikut hasil dari uji
regresi sederhana

30
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi

Model
R
R Square
a
1
.972
.945
a. Predictors: (Constant), iklim

Adjusted
Square
.944

R Std. Error of the
Estimate
1.512

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.
Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar
= -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel
atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan
tersebut sempurna. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R
untuk korelasi antara OCB dan iklim organisasi sebesar 0.972. Sehingga
dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi antara kedua variabel
tergolong kuat dan mendekati sempurna karena mendekati nilai 1. Lalu,
nilai Adjusted R Squarenya adalah 0.945, hal ini menunjukkan bahwa 94.5
% OCB dipengaruhi iklim organisasi, sedangkan 5.5 % lainnya dipengaruhi
oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.6
Tabel Signifikansi
Coefficientsa

Model
1

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
6.071
.729
Iklim
.909
.018
a. Dependent Variable: ocb

Standardized
Coefficients
Beta
.972

T
8.326
49.404

Sig.
.000
.000

Dari tabel diatas terlihat nilai signifikansi adalah 0.000 (lebih kecil
dari 0.05). Hal ini berarti iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan

31
Universitas Sumatera Utara

terhadap organizational citizenship behavior (OCB). Dapat disimpulkan
bahwa hipotesis nol (H0) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Selain itu, pada tabel di atas dapat diketahui persamaan garis regresi
yang dihasilkan, yaitu Y = 6.071 + 0.909 X. Variabel iklim organisasi
dilambangkan dengan (X) dan organizational citizenship behavior
dilambangkan dengan (Y). Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat
digunakan untuk melakukan prediksi (ramalan) bagaimana variabel
dependen akan terjadi bila individu dalam variabel independen ditetapkan.
Berdasarkan garis persamaan regresi dapat diartikan bahwa, bila nilai iklim
organisasi bertambah satu satuan, maka nilai organizational citizenship
behavior akan mengalami kenaikan sebesar 0.909.
4.

Hasil Analisa Tambahan

a.

Deskripsi Gambaran Umum Skor Iklim Organisasi dan Organizational
Citizenship Behavior
Deskripsi data penelitian dilampirkan untuk mengetahui karakteristik
data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi data
pokok yang dilampirkan adalah perbandingan rerata empirik dan rerata
hipotetik penelitian dan distribusi skor perolehan berdasarkan kategori
tertentu.
Rerata empirik diperoleh dari respon subjek, sedangkan rerata
hipotetik diperoleh dari rerata yang kemungkinan diperoleh subjek atas
jawaban skala yang diberikan. Dalam penelitian ini skala yang diberikan
adalah skala organizational citizenship behavior dan skala iklim organisasi.
Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 145 orang. Berdasarkan data yang

32
Universitas Sumatera Utara

diperoleh di lapangam, maka perbandingan data empirik dan hipotetik dari
variable organizational citizenship behavior dan iklim organisasi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 4.7
Perbandingan mean empirik dan mean hipotetik
Variabel
Mean Empirik
Mean Hipotetik
Mean
SD
Mean
SD
41.56
6.403
28
9.3
Organizational Citizenship Behavior
Iklim Organisasi

39.02

6.843

28

9.3

Setelah dilakukan uji reliabilitas, pada masing – masing variabel
terdapat 14 aitem yang memenuhi syarat untuk dianalisis menjadi data
penelitian dengan rentang skor 0 sampai dengan 4. Skor minimum dari skala
adalah 0 dan skor maksimum adalah 56. Untuk variabel organizational
citizenship behavior, skor minimumnya adalah 20 dan skor maksimumnya
adalah 57. Untuk variabel iklim organisasi, skor minimumnya adalah 16 dan
skor maksimumnya 55. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui mean
empirik dan mean hipotetik dari kedua variabel. Untuk variabel
organizational citizenship behavior diketahui mean empiriknya 41.56
dengan SD 6.403 sedangkan mean hipotetiknya 28 dengan SD 9.3. Variabel
iklim organisasi diketahui mean empiriknya 39.02 dengan SD 6.843 dan
mean hipotetiknya 28 dengan SD 9.3. Apabila dilihat perbandingan antara
mean hipotetik dan empiriknya berbeda dengan mean empiric lebih besar.
Hasil ini menunjukkan bahwa skor iklim organisasi terhadap organizational
citizenship behavior lebih positif dibandingkan dengan populasi pada
umumnya.

33
Universitas Sumatera Utara

b.

Kategorisasi Data Penelitian
Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam tiap – tiap
kelompok, maka dibuat kategorisasi skor berdasarkan norma
pengkategorian. Azwar (2000) menyatakan bahwa kategorisasi ini
dilakukan atas dasar asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi
normal. Norma yang digunakan dalam kategorisasi untuk variabel
organizational citizenship behavior adalah sebagai berikut
Tabel 4.8
Norma Kategorisasi Organizational Citizenship Behavior
Rentang Nilai
Kategorisasi
X < (µ-1.0 SD)
Rendah
(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD)
Sedang
X > (µ+1.0 SD)
Tinggi

Besar mean hipotetik organizational citizenship behavior adalah
28 dengan standar deviasi 9.3, sehingga kategorisasi yang diperoleh
adalah sebagai berikut
Tabel 4.9
Komposisi Subjek Berdasarkan Pengkategorian Skor Organizational
Citizenship Behavior
Persentase
Rentang Nilai
Kategorisasi Jumlah
(%)
0
0
X < 18.7
Rendah
34
23.4
18.7 ≤ X ≤ 37.3
Sedang
111
76.6
X > 37.3
Tinggi
Total

145

100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada subjek
yang berada dalam kategori rendah pada variabel organizational
citizenship behavior. Sedangkan untuk kategori sedang berjumlah 34

34
Universitas Sumatera Utara

orang dengan persentase 23.4 %. Dan subjek paling banyak berada
pada kategori tinggi dengan persentase 76.6 % sebanyak 111 orang.
Kemudian, norma yang digunakan dalam kategori untuk
variabel iklim organisasi adalah sebagai berikut. Pada variabel ini,
subjek dikategorikan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu positif dan negatif.
Tabel 4.10
Norma Kategorisasi Iklim Organisasi
Rentang Nilai

Kategorisasi

X < (µ-1.0 SD)

Negatif

(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD)

Tidak tergolongkan

X > (µ+1.0 SD)

Positif

Namun, hasil pengolahan data dihasilkan tiga kelompok subjek,
yaitu kelompok positif, negatif, dan tidak tergolongkan. Azwar (2009)
menjelaskan bahwa dalam subjek yang masuk kedalam kelompok
tidak tergolongkan tidak perlu diklasifikasikan karena tujuan awal dari
penelitian hanya ingin membagi subjek ke dalam 2 (dua) kategori saja.
Besar mean hipotetik iklim organisasi adalah 28 dengan standar
deviasi 9.3, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai
berikut
Tabel 4.11
Komposisi Subjek Berdasarkan Pengkategorisasian Skor Iklim Organisasi
Persentase
Rentang Nilai
Kategorisasi
Jumlah
(%)
X < 18.7
Negatif
2
1.4
18.7 ≤ X ≤ 37.3
Tidak tergolongkan 57
39.3
X > 37.3
Positif
86
59.3
100
Total
145

35
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa subjek yang
berada dalam kategori negatif hanya berjumlah 2 orang dengan
persentase 1.4%. Subjek dengan kategori tidak tergolongkan sebanyak
57 orang dengan persentase 39.3%, dan subjek yang berada dalam
kategori positif sebanyak 86 orang dengan persentase 59.3%.
c.

Deskripsi Data dimensi Organizational Citizenship Behavior
Berdasarkan data penelitian, maka data empirik dan hipotetik dimensi
organizational citizenship behavior adalah sebagai berikut

Tabel 4.12
Deskripsi data dimensi – dimensi organizational citizenship behavior
Data Hipotetik
Data Empirik
Dimensi
N
Skor
Skor
Mean
SD
Mean
SD
Min Maks
Min Maks
Altruism
145 0
12
6
2
4
12
9.22
1.65
Conscientiousness

145

0

8

6

2

3

12

9.03

1.63

Civic Virtue

145

0

16

8

2.6

6

16

11.71

2.10

Sportmanship

145

0

4

2

0.66

1

4

3.08

0.759

Courtesy

145

0

12

6

2

4

12

8.33

1.76

Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing –
masing dimensi, maka dibuat kategori skor berdasarkan norma
kategorisasi organizational citizenship behavior sebagai berikut

Tabel 4.13
Norma kategorisasi dimensi – dimensi organizational citizenship behavior
Rentang Nilai
Kategorisasi
X < (µ-1.0 SD)
Rendah
(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD)
Sedang
X > (µ+1.0 SD)
Tinggi

36
Universitas Sumatera Utara

1. Kategorisasi Data Dimensi Altruism
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek penelitian
terhadap dimensi altruism.
Tabel 4.14
Kategorisasi Data Dimensi Altruism
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X8
Tinggi
99
68.3
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 68.3 % subjek memiliki altruism
yang tinggi, 31% subjek yang memiliki altruism yang sedang, dan hanya
0.7 % subjek yang memiliki altruism yang rendah.
2. Kategorisasi Data Dimensi Conscientiousness
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek terhadap
dimensi Conscientiousness.
Tabel 4.15
Kategorisasi Data Dimensi Conscientiousnes
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X8
Tinggi
95
65.5
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 65.5% subjek memiliki
conscientiousness yang tinggi, kemudian 33.8% subjek memiliki
conscientiousness yang sedang dan hanya 0.7 % subjek yang memiliki
conscientiousness yang rendah.
3. Kategorisasi Data Dimensi Civic Virtue
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek terhadap
dimensi civic virtue

37
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.16
Kategorisasi Data Dimensi Civic Virtue
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X < 5.34
Rendah
0
0
5.34 ≤ X ≤ 10.66 Sedang
42
29
X > 10.66
Tinggi
103
71
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang memiliki
civic virtue yang rendah, kemudian 29 % memiliki civic virtue yang
sedang dan 71% subjek memiliki civic virtue yang tinggi.

4. Kategorisasi Data Dimensi Sportmanship
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek terhadap
dimensi sportsmanship

Rentang Nilai
X < 1.34
1.34 ≤ X ≤ 2.6
X > 2.6
Total
Tabel

Tabel 4.17
Kategorisasi Data Dimensi Sportmanship
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Rendah
4
2.8
Sedang
24
16.6
Tinggi
117
80.7
145
100
tersebut menunjukkan bahwa 80.7% subjek memiliki

sportsmanship yang tinggi, sedangkan 16.6% subjek memiliki
sportsmanship

yang

sedang.

Dan

2.8

%

subjek

memiliki

sportsmanship yang rendah.
5. Kategorisasi Data Dimensi Courtesy
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek terhadap
dimensi courtesy

38
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.18
Kategorisasi Data Dimensi Courtesy
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X8
Tinggi
70
48.3
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 48.3% subjek memiliki courtesy
yang tinggi, 51% subjek memiliki courtesy yang sedang, dan hanya
0.7% subjek yang memiliki courtesy yang rendah.
d.

Deskripsi Data Dimensi Iklim Organisasi
Berdasarkan data penelitian dan pengolahan statistik, didapat skor
mean, standar deviasi, serta nilai minimum dan maksimum dari skor
dimensi - dimensi iklim organisasi subjek. Berikut merupakan tabel
yang memuat skor tersebut

Tabel 4.19
Data Hipotetik dan Empirik Dimensi – Dimensi Iklim Organisasi
Data Hipotetik
Data Empirik
Dimensi
N
Skor
Skor
Mean
SD
Mean
SD
Min Maks
Min Maks
Structure
145 0
8
4
1.33 2
8
5.39
1.26
Responsibility

145

0

4

2

0.66

1

4

2.83

0.76

Reward

145

0

4

2

0.66

1

4

2.79

0.87

Risk

145

0

4

2

0.66

0

4

2.79

1.05

Warmth

145

0

8

4

1.33

0

4

2.79

1.05

Support

145

0

8

4

1.33

0

8

5.41

1.60

Standart

145

0

8

4

1.33

2

8

5.34

1.58

Conflict

145

0

4

2

0.66

1

4

3.12

0.65

Identity

145

0

8

4

1.33

1

8

6.06

1.16

39
Universitas Sumatera Utara

Kemudian untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing –
masing aspek, maka dibuat kategori skor berdasarkan norma
kategorisasi iklim organisasi sebagai berikut
Tabel 4.20
Norma kategorisasi dimensi – dimensi iklim organisasi
Kategorisasi
Rentang Nilai
X < (µ-1.0 SD)

Negatif

(µ-1.0SD) ≤ X ≤ (µ+1.0 SD)

Tidak tergolongkan

X > (µ+1.0 SD)

Positif

1. Kategorisasi Dimensi structure
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi structure

Rentang Nilai
X < 2.67
2.67 ≤ X ≤ 5.33
X > 5.33
Total

Tabel 4.21
Kategorisasi Data Dimensi Structure
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
Negatif
4
2.8
Tidak tergolongkan 61
42.1
Positif

80
55.2
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 55.2 % subjek mempersepsikan
secara positif dimensi structure, kemudian 42.1% tidak tergolongkan,
dan 2.8% subjek mempersepsikan structure secara negatif.

2. Kategorisasi Dimensi Responsibility
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi responsibility

40
Universitas Sumatera Utara

Rentang Nilai
X < 1.34
1.34 ≤ X ≤ 2.66
X > 2.66
Total

Tabel 4.22
Kategorisasi Data Dimensi Responsibility
Kategori
Frekuensi
Negatif
7
Tidak tergolongkan
36

Persentase (%)
4.8
24.8

Positif

102
70.3
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 70.3% subjek mempersepsikan
responsibility secara positif, 4.8% subjek mempersepsikan secara
negatif dan 24.8% tidak tergolongkan.
3. Kategorisasi Dimensi Reward
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi reward

Rentang Nilai
X < 1.34
1.34 ≤ X ≤ 2.66
X > 2.66
Total

Tabel 4.23
Kategorisasi Data Dimensi Reward
Kategori
Frekuensi
Negatif
12
Tidak tergolongkan
38

Persentase (%)
8.3
26.2

Positif

95
65.5
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 65.5% subjek mempersepsikan
reward secara positif. Kemudian 8.3% subjek mempersepsikan
secara negatif, dan 26.2% tidak tergolongkan
4. Kategorisasi Dimensi Risk
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi risk

41
Universitas Sumatera Utara

Rentang Nilai
X < 1.34
1.34 ≤ X ≤ 2.66
X > 2.66
Total

Tabel 4.24
Kategorisasi Data Dimensi Risk
Kategori
Frekuensi
Negatif
17
Tidak tergolongkan
18

Persentase (%)
11.7
12.4

Positif

110
75.9
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 75.9% subjek mempersepsikan
secara positif dimensi risk, 11.7% subjek mempersepsikan secara
negatif. Dan 12.4% termasuk tidak tergolongkan.
5. Kategorisasi Dimensi Warmth
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi warmth.

Rentang Nilai
X < 2.67
2.67 ≤ X ≤ 5.33
X > 5.33
Total

Tabel 4.25
Kategorisasi Data Dimensi Warmth
Kategori
Frekuensi
Negatif
35
Tidak tergolongkan
110

Persentase (%)
24.1
75.9

Positif

0
0
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa tidak ada subjek yang
mempersepsikan secara positif dimensi warmth, 74.9% tidak
tergolongkan, dan 24.1% yang mempersepsikan warmth secara
negatif.
6. Kategorisasi Dimensi Support
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi support

42
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.26
Kategorisasi Data Dimensi Support
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X < 2.67
Negatif
9
6.2
2.67 ≤ X ≤ 5.33
Tidak
46
31.7
tergolongkan
X > 5.33
Positif
90
62.1
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 62.1% mempersepsikan support
secara positif, 31.7% tidak tergolongkan, dan hanya 6.2% subjek yang
mempersepsikan support secara negatif.
7. Kategorisasi Dimensi Standart
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi standart
Tabel 4.27
Kategorisasi Data Dimensi Standart
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X < 2.67
Negatif
10
6.9
2.67 ≤ X ≤ 5.33
Tidak
50
34.5
tergolongkan
X > 5.33
Positif
85
58.6
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 58.6% subjek mempersepsikan
standart secara positif, 34.5% tidak tergolongkan, dan 6.9% subjek
mempersepsikan secara negatif dimensi standart.
8. Kategorisasi Dimensi Conflict
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi conflict

43
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.28
Kategorisasi Data Dimensi Conflict
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X < 1.34
Negatif
2
1.4
1.34 ≤ X ≤ 2.66
Tidak
17
11.7
tergolongkan
X > 2.66
Positif
126
86.9
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 86.9% subjek mempersepsikan
dimensi conflict secara positif, 11.7% subjek tidak tergolongkan, dan
hanya 1.4% subjek yang mempersepsikan secara negatif dimensi
conflict.
9. Kategorisasi Dimensi Identity
Tabel berikut menunjukkan kategorisasi respon subjek berdasarkan
dimensi identity.
Tabel 4.29
Kategorisasi Data Dimensi Identity
Rentang Nilai
Kategori
Frekuensi
Persentase (%)
X < 2.67
Negatif
2
1.4
2.67 ≤ X ≤ 5.33
Tidak
34
23.4
tergolongkan
X > 5.33
Positif
109
75.2
Total
145
100
Tabel tersebut menunjukkan bahwa 75.2% subjek mempersepsikan
identity secara positif, 23.4% tidak tergolongkan, dan hanya 1.4%
subjek mempersepsikan secara negatif dimensi identity.

B.

PEMBAHASAN
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku pilihan

individu yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang
karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Ada

44
Universitas Sumatera Utara

banyak manfaat – manfaat organizational citizenship behavior bagi suatu
perusahaan, yaitu OCB dapat meningkatkan produktivitas rekan kerja,
meningkatkan produktivitas pimpinan, menghemat sumber daya yang dimiliki
manajemen dan perusahaan secara keseluruhan, meningkatkan kemampuan
perusahaan untuk menarik dan mempertahankan pegawai terbaik, dapat
meningkatkan stabilitas kinerja perusahaan, dan menjadi sarana efektif untuk
mengkoordinasi kegiatan – kegiatan kelompok kerja (Hardaningtyas, 2004).
Selain manfaat – manfaat OCB, terdapat juga faktor – faktor yang mempengaruhi
OCB, seperti budaya organisasi, iklim organisasi, kepribadian, suasana hati,
persepsi terhadap dukungan organisasional, masa kerja, dan juga jenis kelamin
(Soegandhi, 2013). Untuk itu sebuah perusahaan diharapkan dapat memperhatikan
faktor – faktor yang dapat mempengaruhi organizational citizenship behavior.
Pada penelitian ini dilakukan analisa mengenai pengaruh iklim organisasi
terhadap organizational citizenship behavior pada pegawai PT.PP. London
Sumatra Tbk, Medan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji teori yang
mengatakan bahwa iklim organisasi juga menjadi salah satu faktor dari
terbentuknya organizational citizenship behavior. Hipotesis pada penelitian ini
adalah ada pengaruh positif iklim organisasi terhadap organizational citizenship
behavior pada pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk,.
Dari hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0)
ditolak dan hipotesis alternatif atau hipotesis penelitian diterima. Dengan
demikian, ada pengaruh positif iklim organisasi terhadap organizational
citizenship behavior pada pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk,. Hal ini berarti

45
Universitas Sumatera Utara

semakin positif persepsi pegawai terhadap iklim organisasi maka semakin tinggi
organizational citizenship behavior mereka.
Kemudian dari hasil perhitungan regresi diketahui nilai koefisien
determinasi dari iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior
sebesar 0.945, yang berarti 94.5% organizational citizenship behavior
dipengaruhi oleh iklim organisasi. Sedangkan sisanya sebesar 5.5% dipengaruhi
oleh hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kemudian dapat diketahui
persamaan garis regresi yang dihasilkan, yaitu Y = 6.071 + 0.909 X. Berdasarkan
garis persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa, bila nilai iklim organisasi
bertambah satu satuan, maka nilai organizational citizenship behavior akan
mengalami kenaikan sebesar 0.909.
Aisyia (2009) mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan kualitas
lingkungan internal organisasi yang mempengaruhi perilaku anggota organisasi.
Karena iklim organisasi mempengaruhi perilaku, maka perilaku tersebut diduga
juga termasuk organizational citizenship behavior. Sejalan dengan itu, Dewi
(2010) mengatakan bahwa iklim organisasi ditentukan oleh seberapa baik anggota
diarahkan, dibangun, dan dihargai oleh organisasi sehingga membentuk pola
perilaku positif, antara lain organizational citizenship behavior.
Berdasarkan teori tersebut, maka hasil penelitian ini sesuai, dikarenakan
memang ada pengaruh iklim organisasi di PT. PP. London Sumatra Tbk, Medan
terhadap organizational citizenship behavior pegawainya. Hasil penelitian ini juga
mendukung penelitian Dewi (2010) yang menjelaskan bahwa jika iklim organisasi
dipersepsikan positif, maka individu sebagai anggota organisasi akan sukarela
melaksanakan pekerjannya dalam organisasi melebihi apa yang diharapkan.

46
Universitas Sumatera Utara

Pegawai yang mempersepsikan iklim organisasi secara positif tentu menunjukkan
perilaku yang suka menolong rekan kerjanya, terlibat dalam kegiatan – kegiatan di
perusahaan, tidak banyak mengeluh, berbicara positif mengenai perusahannya,
dan sukarela membantu.
Kemudian kategorisasi iklim organisasi dan organizational citizenship
behavior dapat dilihat melalui perbandingan mean hipotetik dan mean empirik.
Untuk variabel organizational citizenship behavior, skor mean hipotetik dan mean
empiriknya berada diatas rata – rata organizational citizenship behavior pada
umumnya. Hal ini dilihat melalui skor empirik yang lebih besar daripada skor
hipotetik ( 41.56 > 28).
Kategorisasi tingkat organizational citizenship behavior membuktikan hal
tersebut. Dapat diketahui bahwa bahkan tidak ada pegawai yang memiliki
organizational citizenship behavior yang rendah. Sedangkan lebih dari ¾ subjek
memiliki tingkat organizational citizenship behavior yang tinggi yaitu sebanyak
111 orang (76.6%), sedangkan yang memiliki tingkat organizational citizenship
behavior yang sedang sebanyak 34 orang (23.4%). Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat organizational citizenship behavior pegawai PT. PP. London Sumatra
Tbk, termasuk kedalam kategori yang tinggi.
Selain kategorisasi organizational citizenship behavior secara keseluruhan,
peneliti juga melihat kategorisasi skor subjek perdimensi. Diketahui bahwa
dimensi organizational citizenship ada 5 (lima) yaitu, altruism, conscientiousness,
civic virtue, sportsmanship, dan courtesy. Peneliti melihat skor kategori yang
paling tinggi di setiap dimensi. Untuk dimensi altruism, berada pada kategori
tinggi, yaitu sebanyak 99 orang. Hal ini berarti 99 pegawai memiliki perilaku

47
Universitas Sumatera Utara

yang suka mengutamakan kepentingan orang lain, seperti membantu mengerjakan
tugas rekan kerja. Untuk dimensi conscientiousness, berada pada kategori tinggi
yaitu sebanyak 95 orang. Hal ini berarti bahwa 95 orang pegawai memiliki
perilaku sukarela yang bukan merupakan kewajiban mereka, seperti datang lebih
awal. Kemudian dimensi civic virtue, berada pada kategori tinggi, yaitu sebanyak
103 orang. Hal ini berarti 103 pegawai suka terlibat kegiatan – kegiatan yang
diadakan oleh perusahaan, misalnya kegiatan keagamaan. Kemudian dimensi
sportsmanship, berada pada kategori tinggi, yaitu sebanyak 117 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa 117 pegawai suka menekankan aspek – aspek perilaku
positif pada keadaan yang kurang ideal, seperti tidak suka protes dan tidak suka
mengeluh walaupun banyak pekerjaan. Dan dimensi courtesy, skor tertinggi
berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 74 orang. Hal ini berarti perilaku
untuk menjaga hubungan baik dengan rekan kerja tidak terlalu dimiliki oleh
banyak pegawai.
Untuk variabel iklim organisasi yang dipersepsikan subjek juga lebih tinggi
daripada populasi pada umumnya. Hal ini dapat dilihat melalui skor empirik yang
lebih besar daripada skor hipotetik (39.02 > 28).
Kategorisasi iklim organisasi membuktikan hal tersebut. Dapat diketahui
setengah dari total subjek penelitian memiliki persepsi positif terhadap iklim
organisasi yaitu sebanyak 86 orang (59.3%). Sehingga dapat diartikan bahwa
sebagian besar subjek memiliki persepsi positif terhadap iklim organisasi di PT.
PP. London Sumatra Tbk,. Sedangkan pegawai yang masuk ke dalam kategori
tidak tergolongkan sebanyak 57 orang (39.3%) dan yang memiliki kategori
negatif hanya 2 orang (1.4%).

48
Universitas Sumatera Utara

Selain melihat kategorisasi secara keseluruhan, peneliti juga melihat
kategorisasi skor subjek perdimensi. Diketahui bahwa dimensi – dimensi iklim
organisasi ada 9 (Sembilan) yaitu, structure, responsibility, reward, risk, warmth,
support, standart, conflict, dan identity. Peneliti melihat skor kategori yang paling
tinggi untuk setiap dimensi. Untuk dimensi structure, berada pada kategori positif,
yaitu sebanyak 80 orang. Hal ini menunjukkan bahwa 80 orang memiliki persepsi
yang positif terhadap prosedur dan peraturan yang ada di perusahaan. Untuk
dimensi responsibility, berada pada kategori positif, yaitu sebanyak 102 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 102 orang memiliki persepsi yang positif
terhadap perasaan untuk memimpin dirinya sendiri, dan mengetahui bahwa
pekerjaannya adalah tanggung jawab dirinya sendiri. Untuk dimensi reward,
berada pada kategori positif, yaitu sebanyak 95 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa 95 orang memiliki perasaan di hargai karena telah menyelesaikan
pekerjaannya sendiri. Untuk dimensi risk, berada pada kategori positif, yaitu
sebanyak 110 orang. Hal ini menunjukkan 110 orang memiliki persepsi yang
positif terhadap resiko dan tantangan yang dihadapinya dalam pekerjaan. Untuk
dimensi warmth, paling banyak subjek berada pada kategori tidak tergolongkan
yaitu 110 orang, sedangkan kategori positif tidak ada. Hal ini menunjukkan tidak
ada pegawai yang merasa adanya persahabatan yang baik di atmosfer kerja. Untuk
dimensi support, berada pada kategori positif, yaitu sebanyak 90 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa 90 orang mempersepsikan secara positif dukungan dan
bantuan dari rekan kerjanya. Kemudian dimensi standart, berada pada kategori
positi, yaitu sebanyak 85 orang. Hal ini menunjukkan bahwa 85 orang
mempersepsikan secara positif performa yang harus dipenuhi dalam perusahaan.

49
Universitas Sumatera Utara

Kemudian dimensi conflict, berada pada kategori positif, yaitu sebanyak 126
orang. Hal ini menunjukkan bahwa 126 orang memiliki perasaan bahwa atasan
dan rekan kerja terbuka dengan pendapat yang berbeda, dan jika ada masalah
cenderung terbuka bukan diabaikan. Dan kategori identity, berada pada kategori
positif, yaitu sebanyak 109 orang. Hal ini menunjukkan bahwa 109 orang
mempersepsikan secara positif dirinya sebagai anggota dan bagian yang berharga
dalam perusahaan.
Kemudian Aisyia (2009) juga mengatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi organizational citizenship behavior adalah iklim organisasi yang
positif. Dalam iklim organisasi yang kondusif akan menimbulkan keterikatan
secara emosional antar para pekerja sehingga mereka akan lebih nyaman saat
bekerja. Ketika pekerja telah merasa nyaman, maka akan dapat diprediksi bahwa
mereka akan saling tolong menolong dalam pekerjaan, bahkan selalu berkeinginan
untuk melakukan hal – hal positif melebihi aturan formal organisasi. Dan semua
itu dilakukan tanpa tuntutan siapapun (sukarela).

50
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, peneliti akan menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran
yang dapat diajukan. Saran yang diajukan adalah saran yang bersifat teoritis dan
praktis. Saran yang dikemukakan adalah saran yang dapat berguna bagi organisasi
ataupun peneliti yang akan meneliti dengan tema yang serupa.
A.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1.

Terdapat pengaruh positif iklim organisasi terhadap organizational
citizenship behavior pada pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk,. Artinya
semakin positif persepsi pegawai terhadap iklim organisasi di PT. PP.
London Sumatra Tbk, maka semakin meningkat pula organizational
citizenship behavior mereka.

2.

Iklim organisasi di PT. PP. London Sumatra Tbk, memiliki pengaruh yang
sebesar 94.5 % terhadap organizational citizenship behavior para pegawai,
sedangkan sisanya sebesar 5.5% dipengaruhi oleh hal lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.

3.

Untuk kategori iklim organisasi, berdasarkan nilai rata – rata, 59.3%
pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk berada pada kategori positif. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk,
mempersepsikan iklim organisasi di PT. PP. London Sumatra Tbk, secara
positif.

51
Universitas Sumatera Utara

4.

Berdasarkan nilai rata – rata, 76.6% memiliki tingkat organizational
citizenship behavior yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar pegawai PT. PP. London Sumatra Tbk, memiliki tingkat OCB yang
tinggi.

B.

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang telah dipaparkan

berikut ini terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan oleh peneliti. Saran
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu saran metodologis dan saran praktis :
1.

Saran Metodologis
Kontribusi iklim organisasi terhadap organizational citizenship behavior
pegawai sebesar 94.5%, sedangkan sisanya yaitu 5.5 % organizational
citizenship behavior dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, disarankan kepada penelitian selanjutnya
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor lain yang dapat
mempengaruhi organizational citizenship behavior pegawai.

2.

Saran Praktis
a.

Diharapkan perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan
iklim organisasi yang positif di seluruh cabang perusahaan PT. PP.
London Sumatra Tbk,. Organizational citizenship behavior dapat
meningkat jika pegawai merasa iklim organisasi tempat mereka
bekerja positif.

b.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada satu dimensi iklim
organisasi yang tidak ada yang berada pada kategori positif, yaitu
dimensi warmth. Sehingga dapat menjadi referensi untuk perusahaan

52
Universitas Sumatera Utara

agar bisa membuat kegiatan – kegiatan yang dapat membuat pegawai
dapat mempersepsikan secara positif perasaan persahabatan yang
terjadi di lingkungan kerjanya.

53
Universitas Sumatera Utara