Pengukuran Sumber Daya Manusia Sebagai Human Capital Di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan Chapter III VII

3.1.

Definisi Human Capital2
Human capital adalah sumber daya tak berwujud yang diberikan

karyawan kepada organisasi. Bontis dkk (1999) mendefinisikan human capital
adalah human capital mewakili faktor manusia dalam organisasi yang merupakan
gabungan antara intelegensia, keterampilan, dan keahlian yang memberi karakter
tersendiri pada organisasi. Unsur manusia dari organisasi adalah mereka yang
mampu belajar, berubah,berinovasi, dan memberikan dorongan kreatif yang jika
dimotivasi dengan benar akan menjamin kelanggengan jangka panjang organisasi.
Human capital tidak dimiliki organisasi, tetapi didapatkan melalui
hubungan kerja dengan karyawan. Manusia membawa human cpaital ke
organisasi, meskipun human capital ini kemudian dikembangkan melalui
pengalaman dan pelatihan.
Menurut Davenport (2003) modal manusia di definisikan sebagai seluruh
usaha yang dibawa pekerja untuk diinvestasikan ke dalam perusahaan. 3
Investasi yang dimaksud Davenport adalah dalam bentuk pengelolaan
pekerjaan yang akan menghasilkan kinerja perusahaan. Dalam bekerja manusia
akan


menggunakan

pengetahuannya,

keahliannya,

kemampuannya,

serta

menyediakan waktunya untuk selalu meningkatkan produktivitas nya.
Fitz-ens, (2000) mendeskripsikan bahwa, kemampuan modal manusia
merupakan kombinasi dari faktor-faktor sebagai berikut:

2

Baron , Angela dan Michael Armstrong. Human Capital Management ( Jakarta Pusat: Penerbit
PPM, 2013), hlm. 9
3
Nasution, Harmein. Pengelolaan Modal Manusia. (Medan: USU Press, 2015), hlm. 6-13


Universitas Sumatera Utara

1.

Karakteristik seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya dalam bentuk:
kepandaian, energi, tingkah laku positif, keandalan, dan komitmen.

2.

Kemampuan yang dimiliki seseorang untuk belajar, mengembangkan bakat
yang dimiliki, imajinasi, kreativitas, dan kemampuanyang dimiliki untuk
menyelesaikan sesuatu objek masalah.

3.

Motivasi seseorang dalam berbagai bentuk seoerti berbagi informasi dan
pengetahuan, semangat kerja kelompok dan orientasi tujuan.
Dalam konsep bisnis, modal manusia di dalam organisasi, merupakan
aset, yang memiliki sumbangan terbesar terhadap pengembangan dan

pertumbuhan organisasi karena pada dasrnya modal manusia yang mengelola
modal sisik, mesin, bangunan, dan modal uang di dalam organisasi.

3.2.

Konsep Modal Manusia
Penggunaan konsep modal manusia sebenarnya sudah cukup lama

dimulai seperti yang dinyatakan oleh Schultz, T., (1961) melaui pidatonya
berjudul ‘’Investment in Human Capital’’ dihadapan para ekonom Amerika, pada
tahun 1960, kemudian pendapat tersebut dipublikasikan pada jurnal American
Econmic Review pada Maret 1961. Ia menyatakan pemberian pengetahuan dan
keterampilan melaui proses pendidikan dan pelatihan bukanlah kegiatan
konsumtif, tetapi adalah investasi terhadap sumber daya manusia.
Pendapat tersebut didukung oleh Chen, H. M. dkk, (2004), yang
menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proses pengelolaan
sumber daya manusia adalah investasi yang dilakukan perusahaan untuk

Universitas Sumatera Utara


pengembangan modal manusia. Sementara Schemerhon (2005) menyatakan
semua yang dimiliki dari sumber daya manusia berupa pengetahuan, ide, keahlian,
energi, inovasi, dan komitmen mempunyai nilai-nilai ekonomis. Kesemua yang
dimiiki manusia tersebut disebutnya dengan modal manusia.
Menurut Armstong M. dan Baron A., (2013) inti pengembangan konsep
pengelolaan modal manusia diarahkan pada:
1.

Berbasis pengukuran
Pengelolaan sumber daya manusia harus dilakukan berbasis pengukuran,
yang tujuannya agar pengembangan sumber daya manusia yang
dilakukan organisasi dapat dikur kontribusinya terhadap keberhasian
organisasi

2.

3.

Membuat pedoman pengukran, yang berhubungan dengan
a.


Variabel yang akan dikur

b.

Metode pengukuran yang digunakan

c.

Metode mengevaluasi dan membuat laporan pengukuran

Memacu prestasi
Membuat arah strategi pengelolaan sumber daya yang memacu karyawan
untuk meningkatkan prestasinya. Dengan memacu prestasi karyawan
akan memberikan dampak pada perkembangan organisasi.

4.

Menciptakan nilai tambah
Membuat arah strategi penciptaan nilai tambah melalui sumber daya

manusia untuk manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam

Universitas Sumatera Utara

perusahaan manusialah yang mengolah bahan yang belum bernilai,
bahan yang bernilai atau disebut dengan bahan yang bernilai tambah.
Pemebentukan nilai tambah yang dilakukan oleh modal manusia akan
memberikan pendapatan pada organisasi secara berkesinambungan.
5.

Merubah persepsi
Mengubah persepsi pengolahan sumber daya manusia bahwa karyawan
yang akan diterima atau masuk ke dalam organisasi bukanlah biaya
tetapi adalah modal yang akan memberikan kontribusi pada organisasi

6.

Sinergi pengolahan sumber daya manusia dengan strategi organisasi
Mengkorelasikan pengolahn sumber dayamanusia dengan strategi
organisasi dan keberhasilan bisnis.

Pengukuran modal manusia terhadap organisasi digunakan sebagai dasar

untuk merencanakan, menjalankan, memonitor, mengembangkan, dan mengukur
keefektifan dan keefesienan sumber daya manusia saat ini dan masa yang akan
datang.

3.3.

Pembagian Modal Manusia
Menurut Armstrong M., dan Baron A., (2012) menyatakan modal

manusia merupakan bagian dai modal intelektual.
Baron, dkk membagi modal intelektual tersebut ke dalam tiga elemen
yang terdiri dari:
a.

Modal Manusia

Universitas Sumatera Utara


Modal

manusia

yang

dimaksud

adalah

pengetahuan,

keahlian,

kemampuan, dan kapasitas yang dimiliki manusia untuk berinovasi dan
berkembang dalam organisasi
b.

Modal Sosial
Modal ini merupakan modal struktur, modal jaringan dan prosedur.

Dengan modal sosial ini akan memungkinkan orang secara otomatis
mengembangkan modal intelektualnya melalui jaringan baik di dalam
organisasi maupun di luar organisasi.

c.

Modal Organisasi
Modal ini berupa ilmu pengetahuan yang dimilki perusahaan secara
nyata seperti: database, manual, proses. Produksi, pengetahuan,
perusahaan, yang lebih berorientasi kepada kemampuan pengelolaan
pengetahuan (knowledge management)

3.4.

Tujuan dan Manfaat Penilai Modal Manusia
Tujuan yang ingin dicapai melakukan pengukuran nlai manusia sebagai

aset perusahaan adalah untuk:
1.


Mengetahui besarnya nilai aset manusia (tenaga kerja) dalam organisasi.

2.

Mengetahui nilai tambah yang diciptakan modal manusia dalam
menghasilkan produk sampai ke konsumen

3.

Mengetahui kecepatan pengembalian modal yang diinventasikan kepada
manusia dalam organisasi (ROI)

4.

Mengetahui kontribusi modal manusia dalam bereproduksi

Universitas Sumatera Utara

5.


Mengetahui tingkat aktivitas yang dilakukan modal manusia, sebagai
penggerak produksi

6.

Menyesuaikan (matching) kebutuhan sumber daya manusia dengan
strategi organisasi, kebutuhan operasional saat ini dan yang akan datang

7.

Menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan modal manusia.

8.

Memudahkan pengambil keputusan dalam mengembangkan sumber daya
manuisa yang dihubungkan dengan pekerjaan

9.

Mengetahui nilai pasar dari organisasi (intagible aset dan tangible aset)
Manfaat yang diperoleh melakukan penilaian menurut Armstrong
(2004) dapat digunakan sebagai dasar untuk:

1.

Merencanakan, mengorganisasi, memonitor dan mengukur keefektikan
sumber daya manusia di dalam organisasi

2.

Merencanakan pengelolaan sumber daya manusia ke masa depan

3.

Menyusun strategi dan metode yang tepat dalam mengembangkan
sumber daya manusia

4.

Mengukur,

mengefisienkan

dan

keefektifan

program

bagian

pengembangkan sumber daya manusia
5.

Mengukur keefektifan strategi bisnis dengan performance

6.

Mengukur modal manusia dengan performance

7.

Sumber informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
pengolahan sumber daya manusia.

Universitas Sumatera Utara

Dapat disimpulkan bahwa konsep proses pengelolaan modal manusia
dalam organisasi, hampir sama saja dengan konsep pengelolaan sumber daya
manusia yang dilakukan selama ini.

3.5.

Pengukuran mengikuti Aplikasi Konsep Modal Insani (Human
Capital) 4
Untuk memahami bagaimana cara menilai dan mengukur kontribusi modal

insani kita harus melihatnya seperti apa yang terjadi dalam aplikasi atau
pendayagunaannya. Perlu ditegaskan lagi bahwa pengetahuan dan keterampilan
manusia tidak memiliki nilai organisasional sampai mereka diaplikasikan pada
sebuah situasi bisnis yang nyata. Penambahan nilai (value adding) selalu dimulai
dari penetapan tujuan atau sasaran organisasi. Secara operasional tujuan atau
sasaran tersebut mengalir kesetiap unit bisnis dan akhirnya ke awal siklus
pendayagunaan dan pengelolaan modal insani, yaitu bagian modal manusia.
Siklus proses tersebut dimulai dengan perencanaan, akuisisi, pemeliharaan,
pengembangan,dan retensi modal insani. Nilai yang dapat dikukur adalah efek
ekonomis yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan pada modal insani sampai
saat itu. Human Capital

di organisasi oleh dan di dalam lingkungan HR

Departement dak kemudian ditransfer ke unit operasional di mana modal itu
diinvestasikan bersama-sama sumber daya yang lain. Seacara skematik siklus
tersebut terdiri dari tiga tahap (fase) dan berjalan sebagai berikut:
1. Fase I
4

Ruky, Achmad S. SDM Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas, (Jakarta: Gramedia, 2006),
hlm. 324-325

Universitas Sumatera Utara

Pada fase ini terjadi pencarian, akuisi (rekruetmen), pemeliharaan,
pengembangan, dan retensi modal insani. Efisiensi internal dalam bagian
sumber daya manusia dapat mengakibatkan penurunan biaya. Peningkatan
waktu untuk pengisian lowongan, penerapan sistem insentif berbasis
kinerja dan program pengembangan dapat berdampak pada peningkatan
revenue.
2. Fase II
Pada fase ini modal insani dialokasikan / diterapkan pada berbagai tugas
dan proses di dalam lingkungan unit-unit bisnis. Output yang diperoleh
dalam perbaikan-perbaikan dalam pelayaan pelanggan, kualitas produk
atau jasa, dan / atau produktivitas yang dikukur menggunakan satuan biaya
sebagai ukuran. Pada fase ini harus dapat dikukur apakah peningkatan
yang diperoleh sebagian dapat dikaitkan dengan kontribusi sumber daya
manusia.
3. Fase III
Fase ini memfokuskan perhatian pada keungguan kompetitif yang
dihasilkan oleh peningkatan-peningkatan yang dihasilkan dalam Fase II
yang akhirnya menjurus pada pencapaina sasaran-sasaran ekonomis.
Dengan berpegang pada siklus ini, pengukuran kontribusi modal insani
aka dilakukan pula pada tiga tingkatan. Tetapi pengukuran ini akan
dimulai

justru

pada

fase

III

yaitu

yang

diperoleh

dari

pendayagunaanModal Insani pada pencapaian tujuan korperasi. Setelah
pengukuran pada Fase III (tingkat korporat) selesai, selanjutnya dibahas

Universitas Sumatera Utara

pengukuran pada tingkat unit bisnis dan pengukuran pada keefektifan
penerapan program-program manajemen modal insani yaitu fase I.
Rancangan ukuran human capital diharapkan dapat memberikan data-data
baru dan mampu menunjukkan hasil dengan akurat. Analisis data human capital
masuk ke dalam manajemen pendidikan dan sistem pelatihan. Selama ini jarang
dilakukan penilaian dampak dari program human capital. Dari hasil penelitian,
Accenture 40% perusahaan tidak melakukan pengukuran maupun penilain
terhadap karyawan, kepuasan, produktivitas dan kualitas 70% jarang dinilai
pengaruh human capital terhadap inovasi. Untuk mengukur kinerja personil,
sistem data dan informasi yang saling mendukung untuk menghasilkan
profitabilitas digunakan pengukuran ROI 5
Terdapat tiga tingkatan yang harus diperhatikan dalam menetapkan ukuran
dan agar Human capital dapat diukur yaitu:
1.

Tahap pertama, menyesuaikan Human capital dengan tujuan perusahaan yang
telah ditetapkan. Tujuan ini meliputi strategis keuangan, pelanggan dan
tujuan SDM.

2.

Unit bisnis, pada tahap ini diamati perubahan dalam layanan tingkat
menengah, kualitas dan hasil-hasil produktif. Pengukuran merupakan hal
yang fundamental untuk mengetahui nilai dan perkembangan perusahaan.
Tujuan dari seluruh rancangan diamati perubahan dalam layanan tingkat
menengah, kualitas dan hasil-hasil produktif. Pengukuran merupakan hal
yang fundamental untuk mengetahui nilai dan perkembangan perusahaan.

5

Fitz-enz, Jac. The ROI of Human Capital. (Washington, D.C: Amazon, 2000), hlm 30-37

Universitas Sumatera Utara

Tujuan dari rangkaian seluruh kegiatan bisnis adalah mengurangi kategori
layanan, meningkatkan kualitas, produktivitas, seluruh perubahan yang
diukur dengan beberapa kombinasi dari biaya, waktu, volume, kesalahan dari
tindakan-tindakan manusia.
3.

Manajemen Human capital berdampak dari tindakan manajemen human
resourses yang seperti: perencanaan, perekrutan, kompensasi pengembangan,
dan mempertahankan Human capital perusahaan.
Pengukuran Human capital lebih menyeluruh dibandingkan pengukuran

manajerial dengan pengukuran perspektif financial traditional, hal ini disebabkan:
Informasi merupakan kunci dari kinerja manajemen dan peningkatan informasi
dapat berguna apabila informasi disebarkan. Maka perlu budaya berbagi informasi
terutama yang berkaitan dengan best practice yang disusun perdepartemen dan
menjadi tindakan-tindakan efektif di departemen lain.
Terdapat tiga tipe data, yaitu organizational, relational dan human yang
harus terintegrasi dalam pengukuran organisasi:
1.

Tanggung jawab manajemen pada saat sekarang adalah informasi yang
berdasarkan aktivitas pekerjaan-pekerjaan yang merupakan hal yang perlu
disertakan dengan data finansial.

2.

Data finansial menceritakan apa yang telah terjadi. Data Human capital
menginformasikan mengapa hal ini terjadi.

3.

Apabila ingin mengelola masa yang akan datang, dari waktu yang lampau
maka perlu indikator antara.

Universitas Sumatera Utara

Informasi merupakan kunci dari kinerja manajemen dan peningkatan
informasi dapat berguna apabila informasi disebarkan. Maka perlu budaya berbagi
informasi terutama yang berkaitan dengan best practice yang disusun
perdepartemen dan menjadi tindakan-tindakan efektif di departemen lain.
Terdapat tiga tipe data, yaitu organizational, relational dan human yang
harus terintegrasi dalam pengukuran organisasi:
1.

Data organisasi menginformasikan kepemilikan perusahaan.

2.

Data rational menginformasikan bahwa kondisi di luar organisasi seperti
pelanggan, pesaing, pasar dan kebutuhan keinginan stokeholder lain dari
perushaan.

3.

Data human menginformasikan bagaimana asset-aset aktif yaitu manusia
menjalankan organisasi untuk mencapai tujuan.
Organisasi merupakan kumpulan dari proses. Proses berlangsung dalam

unit bisnis. Ekonomi value added merupakan ukuran terbaik untuk proses. Ukuran
dampak human capital terhadap proses ini memberikan 5 point nilai tambah yaitu:
1.

Setting requirement

2.

Interference from outside the prosess, melalui partnerisasi dengan unit lain
yang memberikan dampak pada proses, maka proses akan akan berjalan tepat
waktu dan memberikan hasil yang terbaik.

3.

Proses yang ditujukan perorangan, training, komunikasi, pengawasan dan
intensif membantu seseorang untuk berkinerja pada tingkatan yang
diharapkan.

Universitas Sumatera Utara

4.

Feedback, hasil yang berupa informasi yang akurat dapat menurunkan
kesalahan dan mempersingkat waktu untuk membetulkan deviasi dari
tingkatan tertentu.

5.

Konsekuensi dengan mengirimkan penghargaan atau tindakan-tindakan
koreksi pada kebiasaan dan waktu yang benar.
Ukuran yang terfokus pada hasil, yang diukur dari peningkatan kinerja

yang dapat mengarah pada investasi dalam asset bisnis misalnya ROI dan
program training yaitu:
1.

Hasil unit bisnis, yaitu terdiri dari kinerja organisasi yaitu kinerja financial
tradisional seperti economic value added, pertumbuhan penjualan, pangsa
pasar, dan kinerja saham.

2.

Faktor pendorong kinerja utama yang secara langsung berkontribusi terhadap
unit bisnis/hasil di perusahaan seperti: produktivitas, kualitas, inovasi dan
kepuasan konsumen.

3.

Kapabilitas Human capital yang diukur dari:
a.

Kualitas manusia dalam mencapai hasil-hasil bisnis kritis seperti
workforce proficiency.

b.
4.

Adaptasi tenaga kerja dan keterikatan pekerja.

Proses pengembangan Human capital yang hasilnya berupa kemampuan
Human capital, sumber daya dan operasi.
Human Capital akan berkontribusi terhadap tujuan perusahaan berupa

tujuan finansial (profit, EPS, EVA), tujuan posisi perusahaan yang diukur dari
market share, tujuan reputasi yang diukur dari reputasi dan kapabilitas merk

Universitas Sumatera Utara

dalam tujuan pelanggan. Human capital management yang selanjutnya akan
saling mempengaruhi tujuan unit bisnis baik dari aspek tujuan layanan, kualitas
dan produktivitas. Tujuan unit bisnis mempengaruhi pada bentuk-bentuk program
human capital management yanga akan dijalankan. Tujuan unit selanjutnya saling
mempengaruhi pada tujuan perusahaan.
Ukuran- ukuran (Metric) sebagai titik awal sistem penilaian dan
pengukuran pada tingkat korporat adalah sebagai berikut 6:
1.

Revenue Factor Modal Insani
Pada awal tahun ’80-an, perhitungan yang paling banyak digunakan dan
opuler untuk mengukur kontribusi modal insani adalah penadapatan per
karyawan (revenue per employee) atau hasil penjualan per karyawan (sales
revenue per employee). Dewasa ini kedua ukuran sebagai alat ukur
keefektifan modal insani atau ROI tersebut sudah ditinggalkan orang. Ukuran
ini bukan hanya simplistic tapi sudah ketinggalan zaman. Berbeda dengan
puluhan lalu pada saat ‘’ arena peretempuran bisnis’’ demikian sederhana,
saat ini arenanya sudah seemikian berubah. Demikian pula strategi
perusahaan dalam menggunakan tenaga kerja. Banyak perusahaan, yang
tadinya bersifat padat karya, sekarang lebih menyukai sistem outsourcing
untuk menangani hampir segala pekerjaan , bukan hanya yang bersifat
pendukung (non-core) bahkan juga bersifat inti (core)
Selain itu banyak perusahaan di negara maju lebih menggunakan tenaga yang
bekerja secara temporer dan paruh waktu dibandingkan yang permanen.

6

Ruky, Achmad S. SDM Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Realitas, (Jakarta: Gramedia, 2006),
hlm. 326-331

Universitas Sumatera Utara

Sehubungan dengan itu, Saratoga Institute menggunakan faktor baru yang
disebut Full Time Ekuivalent (FTE) dalam benchmarking yang mereka
lakukan.Dalam menghitung FTE ini, semua orang yang terlibat dalam proses
kerja harus diikut sertakan dalam perhitungan, baik pekerja purna waktu (full
time), outsourcing dan paruh waktu (part time). Tenaga kerja paruh waktu
hanya dihitung separuh jumlahnya. Misalnya bila jumlahnya seratus, tenaga
kerja itu hanya dihitung sebagai lima puluh.
2.

Human Economic Value Added
Human Economic Value Added dikembangkan dari economiv value added
(EVA) yang rumusnya adalah Net operating Profit After Tax Minus The cost
Of Capital (laba bersih setelah dikurangi pajak dikurangi biaya modal). Cost
of capital yang terdiri dari beban biaya bunga dan biaya modal sendiri (cost
of equity). Tujuan dari ukuran ini adalah untuk menentukan bahwa tindakan
manajerial telah menambah nilai ekonomis yang sebenarnya Dalam
perhitungan HEVA dilibatkan aspek SDM berupa banyak jam kerja penuh
(full time) yang telah dilakukan oleh karyawan dapat menghasilkan laba
bersih setelah cost of capital. HEVA dihitung dengan cara:
HEVA =

3.

Net Operating Profit After Tax- Cost of Capital
Full Time Employee

Human Capital Revenue Factor (HCRF)
Hal ini merupakan ukuran dasar dari produktivitas manusia dengan
menganalisi berupa banyak waktu yang diperlukan untuk menghasilkan
sejumlah penjualan.

4.

Human Capital of Cost Factor (HCCF)

Universitas Sumatera Utara

Human Capital of Cost Factor adalah suatu hal yang sukar sekali untuk
mendapatkan angka-angka terperinci tentang biaya personel dari aporan
keuangan priodik seperti yang umumnya ditebitkan oleh perusahaanperusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Saham. Laporan Laba / Rugi,
misalnya, menyajikan sekaligus angka-angka pendapatan dan biaya secara
global. Di Indonesia biaya remunerasi selalu dipecah-pecah dan dialokasikan
pada judul-judul ‘’Biaya Pokok Penjualan’’ (untuk remunerasi pekerja yang
langsung terlibat dalam proses produksi barang / jasa), ‘’Beban Biaya
Penjualan’’ (untuk upah/gaji tenaga penjualan). Biaya-biaya yang relevan
dengan manajemen dan pendayagunaan modal insani yang utama adalah:
1.

Gaji/upah dan imbalan keseluruhan (remunerasi) yang seringkali disebut
sebagai ‘’biaya payroll’’

2.

Biaya untuk tenaga kerja temporer yang mengisi kekosongan

3.

Biaya absenteism (kemangkiran). Kemangkiran adalah biaya untuk
perusahaan karena pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh orang yang
ditugaskan tidak dikerjakan.

4.

Biaya sebagai akibat dari keluar masuk karyawan (turnover). Perusahaan
menetapkan tiga komponen baiaya yang dapat dihitung, yaitu biaya
pemberhentian (terminasi), biaya mengisi lowongan yang ditinggalkan
(rekrutmen, dll), dan biaya hilangnya produktivitas selama proses belajar
(learning curve).

Universitas Sumatera Utara

Contoh Perhitungan ‘’Cost factor’’ modal insani dan nilai tambah (Value
added) modal insani. PT. Sama-sama Tbk. Memberikan data-data finansial
dan non finansial sebagai berikut:
1.

Revenue

Rp. 200.000.000.000,-

2.

Biaya Pokok Penjualan

Rp. 160.000.000.000,-

3.

Biaya Remunerasi Total

Rp. 48.000.000.000,-

4.

Biaya Tenaga Temporer

Rp. 7.500.000.000,-

5.

Biaya Absen

Rp. 400.000.000,-

6.

Biaya Employee Turnover

Rp. 7.200.000.000,-

7.

Jumlah Karyawan Tetap

2000

8.

Karyawan KKWT

500

Dengan menggunakan angka-angka yang tersedia dalam contoh di atas
kita dapat menghitung HCCF sebagai berikut:
HCCF = Remunerasi + Biaya Kontingensi + Biaya Absent + Biaya Turn Over
HCCF = Rp. 48.000.000.000,- + Rp. 7.500.000.000,- + Rp. 400.000.000,- +
Rp. 7.200.000.000,= Rp. 63.100.000.000,Lebih jauh lagi, kita dapat menghitung bahwa biaya personel rata-rata
bukanlah Rp. 24.000.000,- yang diperoleh dengan membagi Rp.
48.000.000.000,- dengan 2000

(jumlah

Karyawan tetap) tetapi

seharusnya Rp. 63.100.000,- dibagi 2.500 yaitu jumlah karyawan tetap
ditambah tenaga kontingensi 500 sehingga diperoleh angka baru yaitu
Rp. 12.620.000,-

Universitas Sumatera Utara

5.

Human Capital Value Added (HCVA)
Untuk menghitung tingkat profitabilitas per karyawa, tinggal dihitung Human
Capital Value Added (HCVA) yang rumusnya adalah sebagai berikut:
HCVA = Revenue Iminus (Biaya dikurangi Biaya Remunerasi) dibagi Jumlah
Karyawan
Human capital value added diperoleh dari rasio pengurangan penjualan
dengan total pengeluaran dan kompensasi dan benefit cost per jumlah waktu
kerja penuh yang diberikan oleh karyawan.
Dengan menggunakan angka-angka dalam contoh PT. Sama-sama Tbk.
Di atas dapat dihitung bahwa
HCVA =

��.200.000.000.000 – (��.160.000.000.000,− − ��.48.000.000.000,−)
2000

= Rp. 22.000.000,Tetapi seharusnya kita juga masukkan biaya tenaga kerja kontingensi,
absen, dan turnover sehingga angka laba rata-rata per karyawan harus
disesuaikan menjadi:
HCVA = Rp.

200.000.000.000,- - (Rp. 160.000.000.000,- - Rp.

63.100.000.000,-)
=

Rp. 103.100.000.000,-

Kemudian angka HCVA sekarang menjadi:
HCVA = Rp. 103.100.000.000,- : 2500 = Rp. 41.240.000,6.

Human Capital Return on Investment (HCROI)
Hubungan antara Human Capital Investment dengan profitabilitas dapat
dibuat jelas dengan menggunakan Rumus HCVA. HCROI menilai

Universitas Sumatera Utara

keuntungan (return) untuk investasi yang dilakukan (atau uang yang
dibelanjakan) untuk biaya remunerasi (upah dan gaji). Dalam perhitungan ini,
untuk sementara biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan, pengemabangan,
dan juga biaya tenaga kontingensi, absen, turn over, dan sebagainya tidak
diikutkan). Rumusnya adalah sebagai berikut:
HCROI =

Revenue – (expenses- biaya remunerasi)
biaya remunerasai

Ukuran ini diperoleh dengan membandingkan penjualan yang telah dilakukan
dikurangi total biaya, kompensasi dan benefit cost terhadap pembayaran
kompensasi (pay) dan cost benefit.
Bila menggunakan kembali angka-angka dari contoh PT. Sampo maka
angka yang diperoleh adalah
HCROI =

��.200.000.000.000 – (��.160.000.000.000,− − ��.48.000.000.000,−)

= 1.83

��.48.000.000.000,−

Arti dari angka tersebut adalah bahwa rasio setiap investasi sebesar Rp.
1000,- untuk Human Capital dalam bentuk remunerasi menghasilkan
profitabilitas Rp. 1.830,- . Tetapi bila kita ikutkan biaya-biaya tenaga
kontingensi, absen, dan turnover dalam perhitungan sehingga mendapatkan
total biaya personel sebesar Rp. 63.100.000,- maka rasio tersebut menjadi
lebih kecil yaitu Rp.1.000 :Rp.1.630.Berdasarkan rumusan diatas, nilai rasio ini berarti kemampuan perusahaan
untuk menutupi pengeluaran. Setiap satu rupiah yang diinvestasikan dalam
human capital dapat mengembalikan berapa rupiah.

Universitas Sumatera Utara

Teori human capital memfokuskan perhatian pada masalah-masalah
praktis berkaitan dengan sumber daya manusia, pengembangan dan imbal jasa,
pengukuran nilai manusia (karyawan), pengevaluasian proses SDM, pembelajaran
organisasi, dan manajemen pengetahuan. Teori human capital didasarkan atas
falsafah yang kurang mengenakan dalam bisnis, yaitu kenyataan bahwa aset ini
(human aset) tidak memiliki oleh perusahaan atau organisasi. Manusia (karyawan)
dapat menginvestasi masa depannya dan dapat memilih bagaimana dan dimana
mereka akan berinvestasi dalam bidang tersebut. Pada praktiknya, pilihan
karyawan untuk berinvestasi memiliki keterbatasan. Meskipun demikian,
karyawan

berpengetahuan

memiliki

pilihan

tersebut.

Fakta

ini

perlu

dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan sumber daya dan pengembangan
SDM. 7
Dari perspektif organisasi, teori human capital menghasilkan pertanyaanpetanyaan praktis berikut ini:
1.

Keterampilan apa yang kita dapatkan?

2.

Keterampilan apa yang kita perlukan sekarang dan di masa mendatang?

3.

Bagaimana kita menarik, mengembangkan, dan mempertahankan
keterampilan ini?

4.

Bagaimana kita mengembangkan budaya dan lingkungan di mana terjadi
pembelajaran organisasional dan individual yang memenuhi baik
kebutuhan kita maupun kebutuhan karyawan kita?

7

Baron , Angela dan Michael Armstrong. Human Capital Management ( Jakarta Pusat: Penerbit
PPM, 2013), hlm. 26-27

Universitas Sumatera Utara

5.

Bagaimana kita dapat menagkap, merekam, dan menggunakan secara
efektif pengetahuan eksplisit dan implisit yang diciptakan dalam
organisasi kita?
Dari sudut individu, teori ini menekankan:

1.

Mereka berhak mendapatkan pengembalian yang layak atas investasi
waktu dan usaha yang dilakukannya untuk organisasi dalam bentuk
pengembangan keterampilan dan kemampuan.

2.

Mereka

berhak

bahwa mereka

akan diberi kesempatan untuk

meningkatkan kemampuannya sebagai karyawan baik di dalam maupun
di luar perusahaan.

3.6.

Istilah-istilah yang Digunakan pada Pengukuran Human Capital
Pada pengukuran human capital terdapat istilah-istilah yang asing maka

dari itu perlu diketahu arti dari istilah-istilah tersebut:
1.

Revenue adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan
barang pada tingkat harga tertetu. 8

2.

Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap,
honorium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon dan atau pensiun 9

3.

Kontingensi adalah data biaya tenaga kerja temporer dan biaya kemagkiran
yaitu pembayaran kompensasi tunai yang dikeluarkan saat sedang berjalan

8

9

Muhammas, Fadel. 2008. Reinventing Local Government: Pengalaman dari Daerah: Kompas,
Gramedia, hlm. 338
Umar, Hussein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia: Gramedia

Universitas Sumatera Utara

(current) dan tidak termasuk pembayaran kompensasi jangka panjang. juga
sejumlah uang yang dibayarkan sebagai biaya oleh perusahaan untuk
mendapatkan jasa-jasa atau manfaat dari karyawan.
4.

Absen yaitu suatu keadaan dimana karyawan tidak masuk bekerja ada dan tanpa
alasan ketidakhadiran. Dalam hal ini meliputi biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan kepada karyawan namun karyawan tidak dapat hadir karena alasan
tertentu.

5.

Turn over yaitu meliputi biaya pemberhentian, biaya rekruitmen, biaya
hilangnya produktivitas selama proses belajar

6.

Expanses ialah Biaya yang dikeluarkan perusahaan

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1.

Tempat dan Waktu Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Jl. Raya
Tanjung Morawa Km. 14,5 Tj. Morawa, Medan, Sumatera Utara. Penelitian
dilakukan pada periode bulan Desember 2016 – Februari 2017

4.2.

Jenis Penelitian 10
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah

suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mencandra atau mendeskripsikan
secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu
objek atau populasi tertentu. Tujuan penelitian deskriptif hanya sebatas membuat
deskripsi yang tepat, apa adanya tentang fakta-fakta dan sifat-sifat objek. Maka
tujuan dari penelitan ini ialah menggambarkan atau menguraikan aspek-aspek dalam
penentuan modal manusia.

4.3.

Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah data yang diperoleh dari objek

perusahaan yang diteliti yang sudah diolah dan terdokumentasikan di perusahaan
seperti jumlah SDM, laporan keuangan, penggunaan mesin pada perusahaan PT Sinar
Sosro, Tanjung Morawa Medan sebagai bahan perhitungan untuk dampak human

capital dalam aspek financial human capital pada perusahaan .
4.4.

Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variable Dependen

10

Sinulingga, Sukaria. Metodologi Penelitian, (Medan: USU Press, 2013), hlm. 31

Universitas Sumatera Utara

Variabel dependen adalah variabel yang nilai atau valuenya dipengaruhi atau
ditentukan oleh nilai variabel lain. 11 Variabel dependen dalam penelitian ini
yaitu investasi pada Human Capital yaitu biaya-biaya untuk SDM yang
dikeluarkan perusahaan.

2. Variabel Independen
Variabel independen yang sering juga disebut variabel prediktor ialah variabel
yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara
negatif. 12 Variabel independen pada penelitian ini adalah pengembalian modal
yaitu rasio yang mengaitkan penghasilan yang diperoleh dengan modal yang
diinvestasikan .

4.5.

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang

dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah dan
memperlihatkan hubungan antar variabel dalam proses analisisnya. Untuk lebih
jelasnya, kerangka konseptual dalam melaksanakan penelitian ini dapat dilihat
pada Gambar 4.1 berikut ini.

11
12

Ibid., hlm.85
Ibid., hlm.86

Universitas Sumatera Utara

Human capital Revenue Factor

Human capital cost factor

Total penjualan dibagi jumlah
karyawan

Penjumlahan Biaya remunerasi,
biaya kontingensi biaya absent ,
biaya turn over
Pengukuran Human Capital

Human capital value added

Revenue dikurangi remunerasi
dibagi jumlah karyawan

Human capital return on
investment

Revenue dikurangi expanses
dikurangi biaya remunerasi
dibagi biaya remunerasi

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Pada tahap awal, dilakukan perhitungan Revenue per employee. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui besarnya total penjualan dibagi dengan jumlah
karyawan tetap sebagai kontribusi finansial yang berikan karyawan. Kemudian
dilakukan perhitungan Human Capital Cost Factor yang merupakan total
penjumlahan biaya remunerasi, biaya tenaga temporer, dan biaya turn over
sebagai ukuran dasar dari produktivitas manusia yaitu seberapa banyak biaya yang
diperlukan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah penjualan. Selanjutnya
perhitungan Human Capital Value Added yaitu perbandingan value added dan
human capital (beban karyawan). Data yang dibutuhkan ialah total penjualan
setahun, beban penjualan, biaya lain-lain, dan beban karyawan agar didapatkan
berapa banyak nilai tambah yang dihasilkan serta menunjukkan kontribusi yang
dihasilkan dan diinvestasikan dalam human capital terhadap value added
organisasi. Selanjutnya, dilakukan Pengukuran Human Capital Return On
Investment pada PT. Sinar Sosro yaitu agar diketahui pengembalian investasi yang

Universitas Sumatera Utara

mungkin diperoleh dalam jangka waktu tertentu dengan data Total penjualan,
biaya pokok penjualan, remunerasi sebagai data yang dibutuhkan.

4.6.

Blok Diagram Prosedur Penelitian
Blok Diagram Prosedur Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti

langkah-langkah yang terdapat pada block diagram. Prosedur penelitian
ditampilkan dalam blok diagram pada Gambar 4.2.

Universitas Sumatera Utara

MULAI

Identifikasi Masalah
Seberapa besar tingkat pengembalian (Return) yang
diberikan karyawan kepada perusahaan

Studi Literatur
1. Teori Buku Human capital
2. Referensi Jurnal Penelitian

Perumusan Masalah

Melakukan pengukuran modal sumber daya
manusia di PT. Sinar Sosro.

Pengumpulan Data
Data Primer
Uraian Proses
Data Sekunder
1. Data sejarah perusahaan
2. Data hari dan jam kerja
3. Struktur Organisasi dan job
desk
4. Data keuangan perusahaan
5. Data SDM perusahaan

Pengolahan Data
Perhitungan Aspek Finansial Human Capital pada
a. Human capital Revenue Factor
- Total penjualan dalam setahun
- Jumlah karyawan dalam setahun
b. Human Capital Cost Factor
- Biaya remunerasi
- Biaya kontingensi
- Biaya turn over
- Biaya absent
c. Human Capital Value Added
- Total penjualan setahun
- Biaya pokok penjualan
- Biaya remunerasi
- Jumlah Karyawan
d. Human Capital Return On Investment
- Total penjualan
- Biaya pokok penjualan
- Biaya Remunerasi

Analisis Pemecahan Masalah
Dampak human capital dalam aspek financial human capital.

Kesimpulan dan Saran
Gambaran umum hasil penelitian, kesimpulan yang
diperoleh dari pengolahan data dan analisis yang telah
dilakukan

SELESAI

Gambar 4.2. Langkah-langkah Penelitian

Universitas Sumatera Utara

4.7.

Pengolahan Data

4.7.1.

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai adalah data sekunder. Data sekunder merupakan

data yang diperoleh dari objek perusahaan yang diteliti yang sudah diolah dan
terdokumentasikan di perusahaan seperti laporan keuangan perusahaan PT. Sinar
Sosro Tanjung Morawa

4.7.2.

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1.

Teknik dokumentasi, dengan cara mengumpulkan data sekunder yang
telah terdokumentasi baik data keuangan maupun data non keuangan PT.
Sinar Sosro Tanjung Morawa yaitu data tahun 2012-2016.

4.7.3.

Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode Human Capital

Return On Investment, yaitu membutuhkan data jumlah karyawan dan data investasi
pada Human Capital yaitu biaya-biaya untuk SDM yang dikeluarkan perusahaan
selama 5 tahun dari tahun 2012 sampai 2016.

Berikut merupakan langkah-langkah dari perhitungan human capital:
1. Perhitungan Aspek Finansial Human Capital pada
a. Revenue per Employee
Revenue per Employe =

Total Penjualan
Jumlah KaryawanTetap

Universitas Sumatera Utara

Rasio antara SDM dan financial diukur dengan revenue per employee.
Ukuran ini mengukur bagaimana karyawan dapat memberikan
kontribusi finansial berupa jumlah penjualan terhadap atau bagaimana
tenaga administrative memberi kontribusi terhadap perusahaan.
b. Human Capital Cost Factor (HCCF)
HCCF = Remunerasi + Biaya Kontingensi + Biaya Absent + Biaya Turn Over
Hal ini merupakan ukuran dasar dari produktivitas manusia dengan
menganalisi

berupa

banyak

waktu

yang

diperlukan

untuk

menghasilkan sejumlah penjualan
c. Human Capital Value Added
HCVA =

Revenue – (biaya dikurangi Remunerasi)
Jumlah Karyawan

Human capital value added diperoleh dari rasio pengurangan
penjualan dengan total pengeluaran dan kompensasi dan benefit cost
per jumlah waktu kerja penuh yang diberikan oleh karyawan
d. Human Capital Return On Investment
HCROI =

Revenue – (expenses – Biaya remunerasi)
Biaya remunerasi

Ukuran ini diperoleh dengan membandingkan penjualan yang telah
dilakukan dikurangi total biaya, kompensasi dan benefit cost terhadap
pembayaran kompensasi (pay) dan cost benefit.

4.8.

Analisa Data

Universitas Sumatera Utara

Hasil yang diperoleh selanjutnya mengenai dampak Human Capital dalam
aspek financial Human Capital:
1.

Analisis Pengukuran Aspek Finansial Human Capital
a.

Revenue Per Employeee
Menganalisis hasil perhitungan yang telah dilakukan terhadap
revenue per Employee dapat dilihat total penjualan yang dapat
dihasilkan dari jumlah Karyawan.

b.

Human Capital Cost Factor (HCCF)
Menganalisis penentuan hasil human capital cost factor yang
dipengaruhi oleh besarnya biaya remunerasi dan merupakan nilai
tambah dari perusahaan yaitu dapat dilihat dari data gaji dan
imbalan keseluruhan yang di dapatkan oleh karyawan.

c.

Human Capital Value Added

Menganalisis perhitungan Human Capital Value Added yaitu
menunjukkan berapa banyak nilai tambah yang dihasilkan perusahaan
dengan dana yang telah dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja
agar terlihat kontribusi yang dapat diberikan karyawan

d.

Human Capital Return On Investment
Menganalisis pengukuran human capital return on investment pada
perusahaan agar dapat ditunjukkan tingkat pengembalian investasi
yang mungkin diperoleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu

Universitas Sumatera Utara

4.9.

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang diperoleh dari pengolahan data dan analisis yang telah

dilakukan. Bagaimana perusahaan memperlakukan sumber daya manusia sebagai
suatu aset. Dimana segala pengeluaran untuk kepentingan pengembangan dan
perekrutan karyawan dijadikan sebagai suatu investasi. Karena dari ini diharapkan
akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
Berdasarkan hasil perhitungan revenue per employee, Human Capital Cost Factor,
Human Capital Value Added dan Human Capital Return On Investment karena
karyawan dapat memberikan kontribusi finansial kepada perusahaan Kemudian saran
yang dapat diberikan dari hasil penelitian

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1.

Pengumpulan Data

5.1.1.

Data Aspek Finansial Human Capital PT. Sinar Sosro
Pengukuran terhadap Human Capital maka diperlukan data pendapatan,

dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk meningkatkan
produktifitas karyawan. Untuk data pendapatan, biaya pokok penjualan dan total
remunerasi, digunakan untuk menghitung investasi human capital dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 5.1. Total Penjualan, Biaya Pokok Penjualan dan Biaya Remunerasi

Tahun

Total

Biaya Pokok

Penjualan (Rp)

Penjualan (Rp)

Biaya

Biaya

Remunerasi

Tenaga

(Rp)

Temporer
(Rp)

2012

5.549.352.480.000

210.859.215.000

5.351.719.597

1.062.766

2013

5.083.479.240.000

194.101.075.000

6.782.158.320

816.889

2014

4.506.004.971.000

177.156.330.000

9.907.208.880

1.744 434

2015

3.854.168.864.000

175.749.938.000

10. 385.561.523

1.710.539

2016

3.365.704.524.000

155.667.648.500

10.547.621.130

1.419.352

Pada tabel di atas dapat dilihat total penjualan menurun setiap tahun,
sehingga biaya pokok penjualan pun menurun. Biaya remunerasi yaitu pemberian

Universitas Sumatera Utara

upah yang diberikan perusahaan kepada karyawannya. terjadi peningkatan setiap
tahunnya. Biaya tenaga temporer terendah pada tahun 2013, sedangkan tahuntahun yang lain yaitu 2012, 2014, 2015, 2016 tidak terlalu jauh perbedannya.

Tabel 5.2. Data Turn Over dan Jumlah Karyawan
Jumlah
Biaya Turn Over

Jumlah Karyawan Tetap

Karyawan

(Rp)

(Orang)

Tidak Tetap

Tahun

(Orang)
2012

915.111.523

241

6

2013

125.729.350

270

27

2014

772.074.700

258

7

2015

196.970.900

241

-

2016

523.316.754

232

-

Biaya Turn over, merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
termasuk pemberhentian karyawan, biaya penempatan yang berdasarkan tabel di
atas kurang sebanding dengan jumlah karyawan yang ada.

Universitas Sumatera Utara

Untuk data human capital value added dapat dilihat di Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Data Untuk Human Capital Value Added
Total Penjualan

Beban Penjualan

Biaya lain-lain

Beban

(Rp)

(Rp)

(Rp)

Karyawan (Rp)

2012

5.549.352.480.000

4.280.929.056.000

6.843.144.372

1.439.321.464,07

2013

5.083.479.240.000

4.096.848.540.648

6.778.456.461

1.781.466.287,72

2014

4.506.004.971.000

3.268.702.221.399

5.392.185.949

1.954.376.136,34

2015

3.854.168.864.000

3.074.102.027.328

3.953.276.063

2.105.708.429,45

2016

3.365.704.524.000

3.202.301.418.648

4.660.206.264

2.366.210.839,85

Tahun

Beban karyawan dimana biaya tersebut terdiri dari gaji, benefit,
tunjangan, pengembangan SDM, rekrutmen yang dikeluarkan perusahaan
memiliki kenaikan setiap tahunnya. Namun untuk biaya lain-lain perusahaan
terjadi penurunan dari tahun 2012 sampai 2015 tapi terjadi kenaikan pada tahun
2016.

5.2.

Pengolahan Data

5.2.1.

Perhitungan Aspek Finansial Human Capital pada PT. Sinar Sosro

5.2.1.1. Revenue per Employee
Revenue per Employee merupakan rasio antara biaya SDM dengan
finansial yang berguna untuk mengukur karyawan dalam memberikan kontribusi
finansial berupa jumlah penjualan. , yang dapat dihitung menggunakan:
Revenue per Employe =

Total Penjualan
Jumlah KaryawanTetap

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.4. merupakan hasil rekapan Revenue per Employee dari tahun
2012-2016:
Tabel 5.4. Hasil Revenue per Employee pada PT. Sinar Sosro
Tahun

Total Penjualan

Jumlah Karyawan

Revenue per

(Rp)

(orang)

employee
(Rp/orang)

2012

5.549.352.480.000

247

22.467.014.089

2013

5.083.479.240.000

297

17.116.091.717

2014

4.506.004.971.000

265

17.003.792.343

2015

3.854.168.864.000

241

15.992.401.925

2016

3.365.704.524.000

232

14.507.347.086

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2012 revenue per employee
adalah sebesar 22.467.014.089, di tahun 2013 sebesar 17.116.091.717, pada tahun
2014 adalah 17.003.792.343, tahun 2015 sebesar 15.992.401.925 dan tahun 2016
yaitu 14.507.347.086. Setiap tahun terjadi penurunan Revenue per employee yang
disebabkan terjadi penurunan pula pada total penjualan dan jumlah karyawan.
Jumlah penjualan menurun disebabkan adanya saingan produk sejenis dari merek
lain sehingga menjadi saingan untuk Sosro

dan jumlah karyawan menurun

disebabkan karena adanya karyawan yang pensiun atau mengundurkan diri.

5.2.1.2. Human Capital Cost Factor (HCCF)
Human Capital Cost Factor merupakan ukuran dasar dari produktivitas
manusia dengan menganalisis seberapa banyak biaya yang diperlukan perusahaan

Universitas Sumatera Utara

untuk menghasilkan sejumlah penjualan. Adapun perhitungan Human Capital
Cost Factor yang dapat dihasilkan dapat dilihat dari pengukuran sebagai berikut:
HCCF = Remunerasi + Biaya Kontingensi + Biaya Absen + Biaya Turn Over
Tabel 5.5. merupakan hasil rekapan perhitungan Human Capital Cost
Factor dari tahun 2012-2016:
Tabel 5.5. Hasil Human Capital Cost Factor pada PT. Sinar Sosro
Biaya

Human

Biaya
Biaya

Remunerasi

Kontingensi Biaya Turn

Capital Cost
Absent

Tahun
(Rp)

(Rp)

Over (Rp)

Factor
(Rp)
(Rp)

2012

5.351.719.597

1.062.766

915.111.523 531.383

6.268.425.269

2013

6.782.158.320

816.889

125.729.350 408.445

6.909.113.004

2014

9.907.208.880

1.744.434

772.074.700 872.217 10.681.900.231

2015

10.385.561.523

1.710.539

196.970.900 855.270 10.585.098.232

2016

10.547.621.130

1.419.352

523.316.754 709.676 11.073.066.912

Dari data yang didapatkan pada tabel di atas nilai HCCF terjadi
peningkatan yang besar pada tahun 2013 ke tahun 2014. Selanjutnya dihitung
HCCF pada jumlah karyawan tetap dan karyawan keseluruhan dari perusahaan
agar di dapatkan Biaya Personal Karyawan.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.6. Hasil Human Capital Cost Factor pada PT. Sinar Sosro 2

Jumlah

Tahun

Human Capital

Jumlah

Cost Factor

Karyawan

(Rp)

Human

Human

Capital Cost

Capital Cost

Karyawan

Jumlah

Factor

Factor

Tidak

Karyawan

Karyawan

Karyawan

Tetap

Keseluruhan

247

26.010.063.36

25.378.240

297

25.589.307.42

23.263.007

265

41.402.714.07

40.309.057

241

43.921.569.43

43.921.569

232

47.728.736.69

47.728.737

Tetap
Tetap

2012

6.268.425.269

241

6

2013

6.909.113.004

270

27

2014

10.681.900.231

258

7

2015

10.585.098.232

241

-

2016

11.073.066.912

232

-

Pada tabel di atas didaptkan nilai HCCF untuk karyawan pada tahun 2012
sampai 2013 terjadi penurunan biaya apabila dibandingakan antara karyawan tetap
dan keseluruhan sedangkan pada 2015 dan 2016 tidak terjadi perubahan
dikarenakan tidak adanya lagi karyawan tidak tetap.

5.2.1.3. Human Capital Value Added
Human Capital Value Added untuk mengetahui keuntungan yang
dihasilkan oleh karyawan. Dengan adanya HCVA maka dapat menunjukkan
berapa banyak nilai tambah yang dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk
tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat setiap rupiah yang

Universitas Sumatera Utara

diinvestasikan dalam human capital terhadap value added organisasi. Human
Capital Value Added dapat diukur dengan:
HCVA =

Revenue – (biaya dikurangi Remunerasi)
Jumlah Karyawan

Tabel 5.7. Data Perhitungan Human Capital value Added pada PT. Sinar
Sosro
Jumlah
HCVA

Biaya
Total Penjualan

Karyawan

Biaya Pokok

(Rp)

Remunerasi

Tahun
(Rp)

Tetap

Penjualan (Rp)
Total (Rp)

2012

5.549.352.480.000

210.859.215.000

5.351.719.597

241

22.173.630.641

2013

5.083.479.240.000

194.101.075.000

6.782.158.320

270

18.133.927.123

2014

4.506.004.971.000

177.156.330.000

9.907.208.880

258

16.816.883.139

2015

3.854.168.864.000

175.749.938.000

10. 385.561.523

241

15.306.242.687

2016

3.365.704.524.000

155.667.648.500

10.547.621.130

232

13.881.829.727

Tabel di atas menunjukkan hasil HCVA dan dihasilkan nilai HCVA yang
menurun setiap tahunnya. Tetapi seharusnya dimasukkan pula biaya tenaga kerja
kontingensi, absen, turn over, sehingga menjadi:
Tabel 5.8. Data Perhitungan Human Capital value Added pada PT. Sinar
Sosro (2)

Universitas Sumatera Utara

Total Penjualan

Biaya Pokok

(Rp)

Penjualan (Rp)

Tahun

Human Capital

HCVA

Cost Factor

(Rp)

(Rp)
2012

5.549.352.480.000

210.859.215.000

2013

5.083.479.240.000

194.101.075.000

2014

4.506.004.971.000

177.156.330.000

2015

3.854.168.864.000

175.749.938.000

2016

3.365.704.524.000

155.667.648.500

6.268.425.269

5.344.761.690.269

6.909.113.004

4.896.287.278.004

10.681.900.231

4.339.530.541.231

10.585.098.232

3.689.004.024.232

11.073.066.912

3.221.109.942.412

Tabel di atas menunjukkan hasil HCVA dan dihasilkan nilai HCVA yang
menurun setiap tahunnya dan hasilnya lebih kecil dibandingkan dengan nilai
HCVA pada Tabel 5.7. Hasil perhitungan hasil HCVA di atas apabila dibagi
dengan jumlah karyawan keseluruhan, akan didapatkan nilai HCVA sebagai
berikut:
HCVA = HCVA : Jumlah Seluruh Karyawan

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.9. Data Perhitungan Human Capital value Added pada PT. Sinar
Sosro (3)

HCVA
Jumlah Karyawan Seluruhnya
(Rp)

Tahun

2012

5.344.761.690.269
247

2013

4.896.287.278.004
297

2014

4.339.530.541.231
265

2015

2016

3.689.004.024.232

241

3.221.109.942.412

232

1. Tahun 2012
HCVA

= Rp. 5.344.761.690.269 : 247
= Rp. 21.638.711.297

2. Tahun 2013
HCVA

= Rp. 4.896.287.278.004: 297
= Rp. 16.485.815.751

3. Tahun 2014
HCVA

= Rp. 4.339.530.541.231: 265
= Rp. 16.375.586.948

Universitas Sumatera Utara

4. Tahun 2015
HCVA

= Rp. 3.689.004.024.232: 241
= Rp. 15.307.070.640

5. Tahun 2016
HCVA

= Rp. 3.221.109.942.412: 232
= Rp. 13.884.094.579

Hasil HCVA pertahun lebih besar dibandingkan hasil HCVA pada Tabel
5.6 dan 5.7 karena diperhitungan untuk jumlah seluruh karyawan di setiap tahun.

5.2.1.4 Human Capital Return On Investment
Dalam pengukuran ini akan diukur pelaksanaan program pengembangan
yang meliputi pelatihan manajemen dan pengembangan kompetensi individu
sesuai kebutuhan pekerja. Pengukuran ini dinyatakan dalam bentuk persentase.
Persentase tersebut menunjukkan pengembalian investasi yang mungkin diperoleh
dalam jangka waktu tertentu. Adapun perhitungan Human Capital Return On
Investment dapat dilihat dari pengukuran sebagai berikut:
HCROI =

Revenue – (Expanses – biaya rumnerisasi)

B iaya Rumnerisasi

Perhitungan HCROI dapat dilihat pada Tabel 5.10:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.10. Hasil Perhitungan Human Capital Return On Investment pada
PT. Sinar Sosro
Tahun

Total Penjualan

Biaya Pokok

Remunerasi

(Rp)

Penjualan (Rp)

(Rp)

2012

5.549.352.480.000 210.859.215.000

5.351.719.597

2013

5.083.479.240.000 194.101.075.000

6.782.158.320

2014

4.506.004.971.000 177.156.330.000

9.907.208.880

2015

3.854.168.864.000 175.749.938.000 10.385.561.523

2016

3.365.704.524.000 155.667.648.500 10.547.621.130

HCROI

998,52
721,91
437,93
355,18
305,33

Tabel di atas menunjukkan bahwa apabila rasio setiap investasi Rp. 1000,untuk human capital dalam bentuk remunerasi menghasilkan profitabilitas Rp.
998.520,- untuk tahun 2012, Rp. 721.910 untuk tahun 2013, Rp. 437.930,- untuk
tahun 2014, Rp. 355, 180 untuk tahun 2015 dan Rp. 305.330,- untuk tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1.

Analisis Pengukuran Aspek Finansial Human Capital

6.1.1.

Revenue Per Employee
Hasil perhitungan Revenue Per Employee dapat dilihat dari total

penjualan yang dapat dihasilkan tahun 2012 dengan jumlah karyawan 247 dengan
total penjualan Rp. 5.549.352.480.000,- didapatkan revenue per employee adalah
sebesar Rp. 22.467.014.089,- per orang, tahun 2013 dengan jumlah karyawan 297
dengan total penjualan sebesar Rp.5.083.479.240.000,- didapatkan revenue per
employee Rp. 7.116.091.717 per orang, pada tahun 2014 dengan jumlah karyawan
265

dengan total penjualan Rp. 4.506.004.971.000,- didapatkan revenue per

employee adalah adalah Rp.17.003.792.343,- per orang, dan tahun 2015 dengan
jumlah karyawan 241 dengan total penjualan Rp. 3.854.168.864.000,- didapatkan
revenue per employee Rp.15.992.401.925,- per orang dan tahun 2016 dengan
jumlah karyawan 232 dengan total penjualan Rp. 3.365.704.524.000,- didapatkan
revenue per employee yaitu Rp.14.507.347.086,- per orang.

Universitas Sumatera Utara

Revenue Per Employee
22.467.014.089

17.116.091.717

17.003.792.343

25.000.000.000

15.992.401.925

20.000.000.000

14.507.347.086

15.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
0
2012

2013

2014

2015

2016

Tahun

Gambar 6.1. Revenue Per Employee