3 Kunci Kesuksesan dalam Investasi Trans

3 Kunci Kesuksesan dalam Investasi / Transaksi Pasar Modal
Dalam berbagai aspek, baik itu bisnis, keluarga, ataupun invest asi terdapat 3 kunci kesuksesan yang paling
umum dan paling krusial.

1. Goal & Pola Pikir / Mindset yang BENAR
Jika Anda memutuskan untuk terjun ke dunia investasi dan trading, Anda harus mempunyai suatu GOAL yang
jelas, Apakah Anda hanya coba-coba ? Atau hanya adu nasib ? ataupun iseng-iseng berhadiah.
Goal dari seorang trader ataupun investor besar sangatlah berbeda dengan rata-rata orang kebanyakan,
mereka sangat jernih dan jelas, sehingga secara langsung mengarahkan POLA PIKIR atau Mindsetnya untuk
berpikir dalam suatu pola yang benar, dan menghasilkan tercapanya kebebasan finansial.
Jika kita tidak memiliki Goal dan Mindset yang benar, maka yang terjadi adalah Anda bisa terjebak dalam
suatu sistem dan transaksi yang salah dan pola pikir sangat merugikan dan sangat membuat frustasi.
Trader dan Investor professional, sangatlah fokus dan bersedia berkorban demi mencapai tujuan
investasinya, hal ini termasuk belajar secara benar.
Jika Anda berpikir bahwa bertransaksi saham pasti dan merupakan cara yang cepat untuk membuat Anda
kaya, maka ada masalah besar dengan isi otak Anda dan pola pikir Anda. Jika Anda berpikir pasar modal
adalah tempat untuk coba-coba adu nasib, maka terkadang otak Anda akan mengarahkan Anda pada suatu
jebakan mental gratisan, namanya juga coba-coba.. kalau bisa gratis kenapa tidak ? Percayalah Anda tidak
akan sukses dengan mental coba-coba.
Pasar Modal memang mempunyai potensi yang sangat BESAR dan merupakan suatu media dimana banyak
orang dapat mendapatkan banyak keuntungan, NAMUN memerlukan proses dan kerja keras, serta

pengorbanan baik uang dan waktu untuk dapat mewujudkannya.

2. Habbits & Take Action secara BENAR
Belakangan ini seiring dengan kenaikan pasar modal dari awal tahun, banyak cerita dari berbagai kalangan
mengenai kehebatan dan keampuhan suatu system atau individual.
Sering kita sampai muak mendengar cerita orang-orang yang selalu membanggakan keuntungannya yang
"wah" dari transaksi mereka di pasar modal, NAMUN jarang sekali atau seringkah kita tidak pernah
mendengar sama sekali para jagoan tersebut mengakui bahwa mereka sedang merugi ?
Hal ini berkaitan dengan habbits, Kebiasaan yang salah, suatu hari akan menjadi bumerang bagi diri Anda
sendiri , Anda tidak perlu ikut-ikutan membanggakan diri terlalu berlebihan setiap saat, hal itu tidak akan
membuat Anda kaya.
Fokus, disiplin, kerja keras, terus belajar, berkorban, dan pantang menyerah serta selalu terbuka terhadap
informasi dan pengetahuan yang merupakan habbits investor/trader yang sukses.
Selalu TAKE ACTION secara benar untuk belajar dan praktek disaat ada peluang yang besar. Jika strategi
Anda salah, evaluasilah dan maju kembali hingga Anda mendapatkan strategi yang benar.
Anehnya, terkadang "orang biasa" berani rugi sampai jutaan bahkan belasan juta di saham-saham yang
jelek, tapi ogah berkorban beberapa puluh ribu untuk membeli buku ataupun ikut kursus yang menunjukkan
jalan berinvestasi yang benar.
Untuk berhasil dan sukses baik dalam bisnis maupun karir, maka kerja keras saja tidaklah cukup, Anda perlu
bekerja secara cerdas, tidak perlu re-inventing the wheel, belajarlah dari orang yang telah berhasil,

Contohlah Warren Buffet, atau Jesse Livermore, dan banyak investors/traders sukses lainnya.

Setiap orang bisa mencapai sukses dengan syarat bisa melihat peluang dan tantangan yang dihadapinya.
Orang sukses adalah orang yang bisa membaca peluang dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan
peluang itu.
Yang dibutuhkan untuk sukses adalah TAKE ACTION !!

3. Coach & Mentor yang TEPAT
Coach ataupun Tutor yang merupakan praktisi yang berpengalaman dan telah membuktikan dirinya,
sangatlah diperlukan dalam menggapai kesuksesan dalam investasi ataupun transaksi Anda di pasar modal.
Coach / Mentor yang benar adalah mereka yang mempunyai reputasi dan professional, bukan hanya merekamereka yang kebetulan benar padahal masih hijau di dunianya.
Donald Trump sukses di bisnis properti karena mempunyai mentor yang luar biasa di bidang tersebut juga,
yaitu ayahnya.
Namun jika Anda membeli buku beliau setebal 400'an halaman (yang tidak habis-habisnya dibaca selama 3
bulan) dibandingkan jika Anda di mentorin secara langsung oleh beliau dalam suatu sesi tatap muka yang
berlangsung hanya 4 jam atau 1 hari, maka kita bisa dikatakan bekerja secara cerdas, karena kita
menghemat begitu banyak waktu berharga untuk belajar secara cepat untuk sukses.
Anda juga langsung dapat bertanya jika mengalami kesulitan, Anda juga tidak meraba-raba lagi dengan
berbagai informasi yang overloaded dan membuat fokus tersebar dari dunia luar karena Anda diberikan alur
belajar yang tepat

Saya ulangi bagian terpentingnya ; Dengan memiliki mentor yang tepat, maka yang paling menguntungkan
Anda adalah, Anda menghemat banyak sekali waktu yang berharga. Anda bisa langsung mendapat cara
investasi/transaksi paling efektif tanpa harus mencoba-coba dan mengalami kegagalan terlebih dahulu.
Maka Anda harus mencari mentor yang tepat.
Sukses selalu untuk Anda !!!

Menjadi Trader Profesional (Part 2)
Artikel berikut ini merupakan lanjutan dari artikel pertama “Menjadi Trader
Profesional (Bagian 1)”. Just enjoy it guys ;)
Dalam artikel sebelumnya telah dibahas 2 dari 5 faktor penting yang menunjang keberhasilan trader,
diantaranya :
1.

Pembelajaran yang berkualitas.

2.

Pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi.

Dalam artikel ini kita akan membahas 3 faktor lain yang sangat berpengaruh dalam

keberhasilan seorang trader untuk menjadi sorang trader sejati, antara lain :


Menetapkan tujuan.



Adanya tekanan akan memperbaiki kinerja.



Percaya diri / self image yang benar.

Mari kita bahas satu demi satu.

1. Menetapkan tujuan.
Menetapkan tujuan membantu kita untuk tetap fokus dalam menjalankan aktivitas
trading serta dapat memacu kinerja trader. Tujuan yang ditetapkan haruslah
spesifik, jelas dan menantang. Selain itu tujuan yang dibuat juga harus masuk akal.
Dalam trading, tujuan yang dibuat dapat berupa target ambil untung baik dari segi

nominal (Misal target bulanan Rp 10 Juta, atau target bulanan sebesar 8%) ataupun
dari segi teknikal yang diambil dari resisten berikutnya.
Buatlah tujuan untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Fokuskan perhatian
Anda pada tujuan jangka panjang supaya Anda tidak emosional.

2. Adanya tekanan akan memperbaiki kinerja.
Tekanan dalam trading seringkali berupa efek emosional trader. Setelah beberapa
kali melakukan stop loss, trader biasanya akan tergoncang atau paling tidak terusik
emosinya. Ada rasa marah, kecewa, ingin balas dendam, bahkan rasa bersalah dan
putus asa.
Tekanan jika ditanggapi dengan bijaksana dapat menjadi sebuah pengalaman
berharga yang sangat penting untuk menjadi umpan balik bagi trader. Namun jika
tekanan ditanggapi secara negatif (melakukan balas dendam, melampiaskan
amarah terhadap market, putus asa) maka tekanan akan menghancurkan
perjalanan trading Anda.
Banyak trader gagal karena mereka tidak mau berkembang ketika muncul masa–
masa kritis atau masa sulit dalam aktivitas trading. Padahal failure signal tersebut
sangat penting untuk menjadi feedback bagi alam bawah sadar untuk menjadi
bahan pembelajaran dalam menguasai sebuah bidang.


3. Percaya diri / self image yang benar.
Milikilah self image sebagai seorang trader sukses / profesional karena tanpa memiliki rasa
percaya diri dan gambaran yang sukses bagi diri sendiri, mustahil Anda dapat berhasil. Apa yang
menjadi visi dan gambaran yang Anda yakini dalam benak Anda, itulah yang akan terwujud.
Jika Anda memulai trading dengan rasa pesimis dan takut, besar kemungkinan Anda akan gagal.
Memiliki self image atau visi untuk menjadi seorang trader sukses berbeda dengan sikap
overconfidence yang dapat membawa trader pada ketamakan. Memiliki visi sebagai trader
sukses juga berarti bahwa Anda harus tetap mawas diri dan mau mengevaluasi kesalahan yang
mungkin terjadi.
Sekalipun kelihatannya sepele, self image merupakan sebuah hal yang sangat krusial. Self image
mirip dengan visi dan impian. Bahkan, menurut saya segala sesuatu yang ada di dunia ini
merupakan hasil dari impian seseorang.
Alam semesta merupakan hasil dari imajinasi Sang Pencipta. Pesawat terbang merupakan hasil
imajinasi Wright bersaudara. Demikian pula Thomas Alfa Edison yang menemukan bola lampu,

saya yakin di benaknya ia membayangkan dan terus mengimajinasikan sesuatu yang berpijar.
Bagaimana dengan trader ? Van K Tharp, Larry Levin, Alexander Elder, Conrad Alvin Lim
merupakan sebagian kecil dari begitu banyak trader kelas dunia yang menggunakan dan
mengakui pengaruh penting dari dahsyatnya VISI dan imajinasi.
Perjalanan menjadi trader professional tidaklah mudah dan instant. Beberapa hal di atas

seringkali tidak disadari oleh para trader yang seringkali hanya berfokus pada mencari
keuntungan jangka pendek. Fokuskan perhatian Anda untuk memperoleh keberhasilan jangka
panjang.
Semoga artikel ini dapat menjadi masukan yang berguna bagi semua rekan V-Traders dan
selamat menjadi trader yang berhasil.

This is how u should dreamed you dreams
Saya setiap hari bertemu banyak rekan-rekan, teman-teman, dan beberapa kehidupan sosial yang terus
berkembang, baik di dunia maya maupun realita.
Meskipun tidak banyak, namun rata-rata teman-teman dekat saya merupakan sekelompok positive people,
dengan positive thinking dan positive attitude, Namun tak kurang juga terdapat beberapa kelompok yang
selalu hidup dalam kebiasaan negative.
Salah satunya adalah dalam setting impian mereka... saya sering sekali mendengar keluhan dari temanteman trader dengan kata-kata "Saya menyerah", "Saya tidak mampu", "Ini bukan bidang saya", "Dia kan
terlahir kaya"dan banyak lagi alasan-alasan lainnya.
Akhir-akhir ini saya penasaran dan tertarik dengan 1 iklan dari cable tv, yang menyorot seorang wanita tua
berusia 47 tahun, mungkin Anda pernah dan sudah tahu tentang Susan Boyle, namun ijinkan saya mengutip
artikel dari berbagai sumber mengenai wanita ini untuk yang belum tahu;
Dia jelas tidak memiliki penampilan artis. Gemuk, berusia 47 tahun, kikuk, cara berdandannya pas-pasan.
Para juri Britain's Got Talent--termasuk Simon Cowell yang terkenal karena ketajaman lidahnya dalam
American Idol--meragukan Susan Boyle saat ia muncul di panggung. Begitu pula dengan para penonton yang

melihat syuting dalam acara pencari bakat Inggris itu.
Tapi begitu Susan Boyle menyanyikan lagu opera, "I Dreamed a Dream" dari Les Miserables, semua takjub
pada Sabtu (11/4). Suaranya yang sangat indah, sangat merdu, membuat para penonton berulang-ulang
berdiri memberi tepuk tangan. Para juri--Cowell, Piers Morgan, dan Amanda Holden--ikut tergaga mendengar
suara menakjubkan Susan Boyle.
Oprah Winfrey sudah mengundangkan datang untuk duduk di sofanya dalam acara yang ditonton di seluruh
dunia. Ia memang memiliki cerita hidup yang layak diceritakan di Oprah Winfrey Show. Bukan hanya
penampilan yang tidak "ngartis" tapi juga kehidupan sendiri yang cukup dramatis.
Saat lahir, ia sempat kehabisan oksigen dan membuat perkembangan otak sedikit abnormal. Saat sekolah, ia
sedikit terbelakang dan sering menjadi bahan ejekan teman-temannya.
Tapi ia rajin datang ke gedung teater untuk menonton para penyanyi profesional. Sekitar 14 tahun silam, ia
pernah ikut audisi acara televisi My Kind of People. Tapi ia begitu grogi sehingga gagal.
Boyle begitu serius bernyanyi sehingga ia belajar dari seorang guru vokal, Fred O'Neil. Satu dekade silam, ia
pernah rekaman, berjudul "Cry Me a River" untuk album peringatan pergantian milenium di kampung
asalnya.
Ibunya, sampai meninggal dua tahun silam pada usia 91 tahun, terus mendorong agar anaknya itu ikut
kompetisi menyanyi nasional, bukan sekedar lomba menyanyi lokal yang beberapa kali ia menangkan. Tapi

Boyle merasa tidak siap.
Pentas pertama setelah ibunya meninggal adalah di depan Simon Cowell yang mengguncangkan dunia itu.

Sesaat sebelum tampil, Cowell sempat bertanya tentang umur dan hal-hal kecil lain. Boyle mengaku belum
pernah pacaran. Ciuman juga belum pernah. Sekarang juga tinggal hanya dengan seekor kucing di
rumahnya.
Pentas yang membuat sejarah ini membuatnya diundang ke acara Oprah. Cowell, juri yang juga produser itu,
tahu arti diundang tampil ke acara Oprah Show. "Jika ia pergi ke acara Oprah, saya pikir besar peluang Susan
Boyle memiliki album nomor satu di Amerika." (dikutip dari tempo)
Cobalah simak juga tampilannya di youtube dengan link : http://www.youtube.com/watch?v=9lp0IWv8QZY
Semoga menjadi inspirasi teman-teman traders semua, bahwa mimpi tetap harus dikejar.. dan suatu hari
akan menjadi kenyataan
Keep It Simple guys

Tongkat penggebuk anjing
Saya menemukan diskusi menarik dari forum-forum mengenai teknik kesederhanaan, dan akan saya kutip
dalam tulisan dibawah berikut ;
Definisi konteks mengenai kerumitan jurus akan ditemukan 2 hal yang di pelajari :
1. jurus sedarhana yang sangat efektif dalam pengaplikasiannya, walau sederhana namun bisa digunakan
dalam berbagai situasi, kata pepatah 1 jurus 1000 manfaat
2. jurus rumit yang merupakan aplikasi dari jurus sederhana, merupakan rangkaian jurus2 untuk melatih
reflek kita. walau rumit namun sebenarnya jurus ini sebatas aplikasi dari jurus sederhana saja.......
Kemudian ada yang juga menarik ;

Rumit tidaknya teknik kadang bisa dilihat dari sisi yang melihatnya. Kalau ngak ngerti bagaimana caranya
mungkin bisa terkesan rumitkan.
Tapi disisi lain, makin tinggi tingkatan biasanya emang ngelakuin teknik yang makin ribet sebagai
pengembangan dari teknik yang sederhana. Sebagaian beranggapan sebagai pengenalan bentuk-bentuk
kembangan yang memungkinkan. Sebagian lain beranggapan biar keren ;). Tapi pada akhirnya sih selalu
kembali ke bentuk yang paling sederhana bukan ?
Pembahasan ketiga yang tak kalah bagus argumentasinya adalah sbb ;
Biasa nya mempelajari teknik yang rumit itu di tujukan agar siswa dapat memahami dari teknik tersebut dari
fungsi, kegunaan dll, seperti hal nya belajar matematika utk mengajari matematika kepada anak-anak kita
harus memberikan "Penerangan" kenapa 6/3 = 2 ?
Jjika si anak itu sudah mengerti maka tidak perlu lg dia mencoret2 buku mencari hasil dari 6/3 tp dah lsg
secara otomatis bisa menjawab hasil nya 2.
Nah sekarang dalam duniat transaksi pasar modal, dengan berbagai teknik aneh-aneh yang bermunculan
memicu kreatifitas yang lumayan unik dan cukup menarik, namun sebagian besar terlalu berlebihan
sehingga terkesan membingungkan.
Ibarat hendak merapal jurus pukulan sederhana, TAPI harus menggunakan tongkat emas berukir Naga nan
gagah dan berat, padahal dengan Tongkat Penggebuk Anjing aja sudah sangat efektif, Penentunya adalah
orang yang menggunakan tongkat, bukanlah terbuat dari apa tongkat tersebut bukan ?

Mengacu pada artikel saya sebelumnya mengenai teman saya si Rudy, yang dengan semakin banyak belajar

ilmu teknikal dan indikator yang begitu banyak dan bervariasi, membuat kita melupakan serta meremehkan
dasar dari ilmu teknikal analisis dan kerap kali membuat kita justru semakin bertindak hati-hati dalam segala
transaksi. Kita tidak punya keberanian untuk bertindak dan selalu salah langkah dalam transaksi yang ada.
So Keep It Simple guys

Sekilas mengenai Stop Loss
Berikut ini merupakan suatu hal utama yang jelas-jelas telah kita ketahui bersama-sama, namun sangat
gampang kita remehkan dan acuhkan, bahkan terkadang kita tertawakan bersama ;



Jika sebuah transaksi tidak sesuai dengan arah yang Anda harapkan, segera batasi dan usahakan
untuk keluar, Small losses and quick losses are the best losses.



Profits take care of themselves, but losses never do.



Kerugian secara modal uang bukanlah hal utama yang akan memukul Anda, tapi Modal
MentalAnda yang sangat tergerus saat Anda duduk bertahan terseret dalam sebuah transaksi yang
merugi yang akan terasa sangat menyiksa



Selama masih dalam batas yang dapat Anda toleransi, maka Stop Loss, merupakan suatu proteksi
yang akan melindungi kehancuran account Anda serta mencegah keruntuhan emosi Anda dari
pergerakan yang tidak sesuai dengan yang Anda harapkan

How to Make A Good Trading System ? [Part 1] : Trading Plan
Trading plan
Beberapa trader cenderung untuk menjalankan aktivitas trading berdasarkan feeling / perasaan/ rumor yang
beredar. Hal ini seringkali membuat trader terjebak dalam sebuah permainan judi. Ia tidak mempunyai
alasan yang jelas mengapa ia membuka sebuah posisi atau bahkan tidak tahu kapan harus keluar untuk
merealisasikan profit ataupun untuk membatasi kerugian.
Trading dan investasi adalah sebuah bisnis. Sebagaimana dengan bisnis yang lain, dalam trading dan
investasi diperlukan pula perencanaan / sistem trading yang baik. Trading plan merupakan sebuah
perwujudan adanya sistem dalam bisnis trading yang mengatur aktivitas trading supaya menjadi lebih
optimal dan berkualitas.

Mengapa trading plan itu penting ?
Trading plan membantu trader untuk bertindak dengan bijaksana dan objektif, mengurangi faktor emosional.
Dengan demikian trader dapat membuka sebuah transaksi yang berkualitas, yaitu transaksi yang memiliki
resiko sekecil-kecilnya dan peluang rewards yang sebesar muungkin. Paling tidak perbandingan antara resiko
yang muncul jauh lebih kecil daripada rewards (minimal 1 : 3). Jadi misalkan peluang untuk mendapatkan
keuntungan sebesar Rp 300 per lembar saham, maka sebaiknya resiko yang muncul tidak lebih dari Rp 100.

Apa saja yang harus ada dalam trading plan ?
Sebuah trading plan yang baik mencakup level :
1. Entry : area beli / membuka sebuah transaksi.
2. Exit : area untuk keluar dari transaksi, yang terdiri dari :

* Profit taking : level keluar untuk merealisasikan profit.
* Stop loss : level keluar untuk membatasi kerugian (antisipasi jika market bergerak tidak sesuai harapan)

Bagaimana membuat trading plan ?
Meskipun dalam buku "Jual Saham Anda Lebih Mahal" yang bisa di dapatkan di toko buku GRAMEDIA
seluruh Indonesia, telah diuraikan cukup lengkap dan jelas sekali, mari kita bahas bagaimana mempelajari
Analisa Teknikal secara simple dan gampang dimengerti, yang akan saya tuangkan sekilas pada tulisan
berikut ini.
Membuat sebuah trading plan erat kaitannya dengan Analisa Teknikal. Untuk menentukan level-level entry
dan exit, baik take profit ataupun stop loss, sebelumnya kita harus menentukan support dan resisten.
Level buy / masuk dapat diperoleh dari :
* Area support / pullback
* Area support bekas breakout
Level exit untuk profit taking dapat diperoleh dari :
* Area resisten berikutnya
Level exit untuk stop loss dapat diperoleh dari :
* Satu atau dua point di bawah support tempat kita buy.

Bagaimana caranya menentukan SUPORT dan
RESISTEN ?
Menentukan support dan resisten dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling
sederhana dan powerful adalah dengan menarik garis-garis trendline.
Suport dan resisten bisa juga diperoleh dengan menggunakan berbagai indikator lain seperti Moving
Averages (MA), Bolinger Bands (BB), Fibonacci Retracement, Fibonacci Arcs, dan banyak lagi.
Indikator-indikator lainnya seperti Stochastic, RSI, dan Volume juga dapat menjadi penunjang dalam
membantu mengambil sebuah tindakan.
Ada banyak sekali indicator yang tersedia dalam sebuah charting tools, Anda tidak perlu menggunakan
semuanya. Tiga indikator saja sudah lebih dari cukup.
Bagaimana penggunaan berbagai indicator dan trendline tersebut dalam praktek mencari support dan
resisten ?
Pembahasan mengenai indicator dan analisa teknikal lebih lanjut akan kita bahas dalam “How to Make A
Good Trading System ? [Part 2]”

KI$$ Course : Big Trades Come From the Little Ones
Through the Power of Consistency
Baru-baru ini saya membaca sebuah buku yang cukup menarik “Belajar Goblok dari Bob Sadino”. Anda tentu
kenal dengan nama Bob Sadino sang milyuner nyentrik yang gemar mengenakan celana pendek kemanamana. Ia merupakan seorang pengusaha yang sangat terkenal dengan KemChicks, KemFood, dan KemFarm.
KemChicks menjual produk-produk makanan yang berkualitas tinggi, bahkan Bob mengekspor sayuran ke
Jepang, negara yang mempunyai standar tinggi untuk impor makanan.

Pada masa mudanya Bob bukanlah seorang yang mempunyai latar belakang dalam industri makanan.
Setelah hengkang dari pekerjaannya sebagai pelaut, singkat cerita ia memulai bisnis berjualan telur negeri
dengan dibantu oleh seorang rekan yang memberinya bibit beberapa ekor ayam negeri. Bob memulai
usahanya dengan berjualan telur keliling dari rumah ke rumah. Bukanlah hal yang mudah untuk menjual dan
memperkenalkan sesuatu yang baru pada pasar. Ia seringkali ditolak bahkan dicacimaki oleh pembantu.
Bob muda tidak berputus asa. Ia terus-menerus belajar dan berusaha. Sekalipun ia hanya memiliki
peternakan yang kecil, ia mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Ia membeli majalah-majalah keluaran
Belanda yang mengulas tentang bagaimana cara beternak ayam negeri. Ia tidak lelah dalam
memperkenalkan telur ayam negeri kepada warga sekitar Kemang yang pada waktu itu banyak dihuni kaum
ekspatriat.
Bahkan ia menyelipkan sekuntum bunga anggrek yang dianggap bunga yang mewah oleh kaum ekspatriat
itu, karena di negeri asalnya, bunga anggrek dianggap sebagai bunga yang cukup langka dan mahal.
Perlahan-lahan ia mulai berhasil dalam memperkenalkan telur ayam negeri.
Lalu, bagaimana perjalanannya dari seorang peternak kecil sehingga menjadi seorang
milyuner ?
Ia mulai membina seorang pegawai, dua orang pegawai, dan terus mengembangkan bisnis menjual bahan
makanan berkualitas tinggi hingga kini ia membawahi 2000 pegawai yang ia sebut sebagai “anak-anaknya”.
Demikian pula dalam membangun sebuah system bagi perusahaannya, ia memberikan sebuah tips yang
sangat sederhana, yaitu mulailah dari hal yang kecil ! Sejak ia mempunyai hanya satu atau dua orang
karyawan, ia memberikan contoh bagaimana ia bekerja, hingga karyawan-karyawannya memahami betul
apa yang diinginkan oleh Om Bob.
Selama sepuluh tahun ia memberi model dan pada sepuluh tahun berikutnya ia memberi kepercayaan
kepada “anak-anaknya” untuk mulai belajar mengambil keputusan, hingga akhirnya pada sepuluh tahun
berikutnya, Om Bob menjadi seorang milyuner yang tidak perlu lagi pusing mengurus perusahaannya,
karena system telah terbentuk dengan sendirinya.
Mungkin memang tidak sesimpel itu, namun kita dapat belajar sesuatu hal yang sangat penting dari beliau
bahwa semua hal besar yang ia bangun sekarang berasal dari hal-hal keci yang ia lakukan dengan sungguhsungguh dan besar hati. Ia berusaha untuk memberi yang terbaik.
Contoh kedua adalah Dr. Alexander Elder, Ph.D seorang trader ternama kelahiran Russia yang juga
merupakan seorang psikiatris. Ia dibesarkan di Uni Sovyet dan ia sangat membenci system pemerintahan
negara itu, hingga singkat cerita ia berhasil keluar dari negara itu dah menetap di Amerika. Ia tidak
mempunyai gambaran sama sekali mengenai saham, obligasi, futures, atau options. Buku pertama yang ia
baca adalah “How to Buy Stocks” telah membuka matanya akan sebuah dunia baru baginya. Sekembalinya
ke New York, ia membeli sebuah saham KinderCare.
Dan sejak saat itu ia terus belajar mengenai berbagai jenis market, investasi, dan perdagangan saham,
options, dan futures. Sembari meneruskan studinya sebagai seirang psikiatris dalam New York
Psychoanalytic Institute dan menjadi editor buku psikiatris, ia rutin menjalankan aktivitas trading. Dalam
bukunya “Trading For A Living”, Elder mengatakan bahwa belajar trading merupakan sebuah perjalanan
panjang yang penuh dengan lonjakan dan juga rasa sakit ketika terjatuh.
Dengan terus berlatih, kualitas tradingnya semakin lama semakin membaik. Sebuah gebrakan terjadi ketika
ia menyadari bahwa rahasia keberhasilan trading terletak di dalam kepalanya sendiri dan tidak di dalam
komputer.
Big Trades Comes From the Little Ones
Seringkali kita mendengar kisah keberhasilan trader A yang menjadi kaya mendadak karena trading saat
bullish, atau trader B yang berhasil melipatgandakan keuntungannya menjadi 2 hingga 3 kali lipat. Semua
hal itu seringkali membuat orang-orang di sekelilingnya merasa iri dan ingin untuk memperoleh keuntungan
yang serupa. Banyak orang yang ingin mengikuti jejak mereka.

Akhir-akhir ini saya seringkali mendengar ungkapan dari orang-orang di sekeliling saya yang bunyinya kirakira seperti ini , “Wah akhir-akhir ini IHSG naik pesat, pasti Anda memperoleh banyak keuntungan. Teman
saya Si A berhasil memperoleh keuntungan 2 Milyar. Maukah Anda mengajari saya untuk mengikuti jejak
Anda atau jejak Si A ? Sepertinya trading merupakan ladang emas.”

Seringkali saya hanya tersenyum dan berkata, “Bagus sekali jika Anda ingin belajar trading saham. Memang
saya akui bahwa rewards dalam trading itu besar. Namun sebelumnya, Anda juga harus menyadari bahwa
rewards yang besar tersebut pastilah dibarengi resiko yang besar pula.”
Ya, demikianlah kenyataanya. Market bullish seringkali membuat orang tergiur bahkan trader seringkali lupa
akan trading plan-nya sehingga tidak jarang dalam market bullish pun seorang trader masih bisa mengalami
kerugian.
Lalu bagaimana dengan trader yang berhasil memperoleh keuntungan yang sangat spektakuler tersebut ?
Mari kita simak kenyataan yang ada.
Kemungkinan pertama, trader tersebut memperoleh “durian runtuh” karena efek luck semata. Dalam hal ini,
trader bersikap sebagai seorang penjudi yang bisa untung membabi buta, namun juga bisa bangkrut
seketika. Trader semacam ini tidak menerapkan trading plan dan money management yang baik. Tentunya
kita tidak ingin belajar dari trader semacam ini bukan ?
Kemungkinan kedua, trader tersebut berhasil memperoleh keuntungan yang spektakuler dari hasil analisa
dan disiplin akan trading plan. Mungkin trader seperti ini jarang sekali memperoleh keuntungan yang
spektakuler, namun keuntungan yang ia peroleh konsisten. Demikian pula kerugian yang muncul selalu ia
batasi dengan konsisten. Dengan demikian keuntungan yang ia peroleh bertumbuh semakin banyak karena
akumulasi.
Jangan menyepelekan kekuatan akumulasi seperti ini karena trader seperti inilah yang akan berhasil. Bisa
saja keuntungan sebesar 2 milyar rupiah itu ia peroleh selama rentang waktu yang cukup lama bila
dibandingkan dengan trader yang hanya mengandalkan factor luck.
Apa yang sebenarnya dilakukan oleh trader yang berhasil adalah memulainya dari hal yang kecil dan ia
konsisten. Mungkin ia tidak memulai karir tradingnya dengan modal miliaran rupiah. Berapa pun modal yang
Anda gunakan, jangan berkecil hati karena membandingkan dengan trader besar lainnya. Kerjakan trading
plan Anda dengan besar hati. Sekalipun modal yang Anda gunakan hanya berkisar puluhan juta, lakukanlah
aktivitas trading Anda dengan disiplin.
SABAR ! Seringkali trader merasa minder ketika melihat “tetangganya” yang bermodal miliaran rupiah dan ia
ingin seperti itu. Dalam hatinya ia berkata, “Kapan saya akan menjadi trader besar seperti itu?”. Sebenarnya
baik sekali jika Anda mempunyai visi untuk menjadi trader besar, namun jangan sampai hal itu membutakan
objektivitas Anda. Tetap lakukan bagian Anda dengan sebaik mungkin ! Lakukan analisa dengan objektif,
buat dan jalankan trading plan dan trading rules Anda dengan disiplin !
Jangan pernah meremehkan hal-hal kecil karena hal besar dimulai dari hal-hal yang kecil. Ketika Anda telah
mampu mempertanggungjawabkan modal yang kecil tersebut, maka secara otomatis modal akan
bertumbuh seiring dengan akumulasi keuntungan dan sadar atau tidak, pada akhirnya Anda akan siap untuk
mempertanggungjawabkan hal yang besar.
Tabel berikut ini menunjukkan simulasi trading dengan modal sebesar Rp 50.000.000,- dengan keuntungan
bersih trader dalam sebulan rata-rata 5% saja. Dalam 12 bulan pertama, trader berhasil meraup keuntungan
sebesar Rp 35 juta, sehingga uangnya bertambah menjadi sekitar Rp 85 juta.

Dalam tahun kedua, jika trader tetap konsisten, trader akan berhasil melipatgandakan uangnya sebanyak 3
kali lipat menjadi Rp 150 juta !

Dan lihatlah betapa besarkan kekuatan konsistensi dalam tahun ketiga, modal awal yang hanya Rp 50 juta
jika dikerjakan dengan sabar dan konsisten dapat menjadi Rp 275 juta.

Tabel di atas hanyalah merupakan simulasi. Dalam kenyataannya bisa saja dalam sebulan trader
memperoleh keuntungan lebih atau kurang dari 5%. Namun dengan asumsi trader melakukan transaksinya
secara konsisten, maka ia akan terkejut karena dahsyatnya akumulasi yang ia lakukan sedikit demi sedikit.

Setialah dalam hal-hal yang kecil, maka Anda akan siap dalam mempertanggungjawabkan hal yang besar !

Psikologies Series : TRADING FOR PLEASURE ?
by Ellen May [Stock and Forex Traders, also an Author of V-Traders and Santo Vibby .com]
Trading merupakan sebuah bisnis yang sangat menarik karena menawarkan rewards yang cukup besar
dalam waktu yang singkat dan tidak membutuhkan tenaga yang banyak.
Bayangkan saja seorang trader dapat meraup keuntungan jutaan, bahkan puluhan, hingga ratusan juta
rupiah hanya dalam hitungan menit atau jam. Jumlah yang sangat besar dan tidak mudah diperoleh bila
dalam bisnis atau profesi lainnya, dimana seseorang harus bekerja paling tidak beberapa hari atau beberapa
minggu untuk memperoleh keuntungan sebesar itu dengan modal yang sama dan tenaga yang tidak sedikit.
Sungguh menarik bukan ?
Rewards yang besar di dalam trading dibarengi dengan munculnya resiko yang besar pula. Namun adanya
resiko yang besar itu seringkali tidak menghalangi trader dalam usahanya meraup keuntungan yang
spektakuler, malahan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi banyak trader.
Fenomena seperti ini secara sadar atau tidak seringkali membuat trader memperlakukan trading bagaikan
sebuah permainan atau “online game”, sebagai sebuah hobi untuk memperoleh kesenangan sesaat.
Trader akan merasa lebih bersemangat ketika transaksi mereka memperoleh keuntungan, namun di sisi lain
trader juga akan lebih terpacu untuk mengambalikan uang mereka ketika transaksi mereka mengalami
kerugian.
Pernahkah Anda terjebak dalam sebuah lingkaran setan ketika Anda sedang trading ? Pernahkah Anda
keasyikan trading, tidak peduli loss ataupun gain hingga uang Anda menipis ? Jawablah dengan jujur.
Saya pernah mengalaminya ! Waktu itu saya masih pemula dalam trading Forex. Forex sebagai instrumen
trading yang sangat likuid, volatile, dan ter-leverage¬¬ (menawarkan keuntungan yang berlipat serta resiko
yang berlipat pula) sungguh menarik buat saya.
Dalam perjalanan trading Forex saya, diawali dengan beberapa keberhasilan dan keuntungan yang sangat
spektakuler. Merasa telah berhasil, saya pun lupa diri dan keasyikan tenggelam dalam trading Forex
tersebut. Tanpa sadar saya telah menjadikan trading Forex sebagai sebuah hobi. Ketika saya senggang, saya
akan membuka akun Forex, melakukan “corat - coret” pada grafik Forex, dan saya melakukan transaksi,
bahkan ketika SAYA TAHU bahwa saat itu tidak ada peluang yang cukup bagus dalam market, saya tetap
memaksakan diri untuk bertransaksi.
Saya menipu diri saya sendiri dengan memuaskan keinginan sesaat saya, untuk mencapai kesenangan
jangka pendek. Sikap seperti itu membuat saya menjadi tidak objektif, mengalami beberapa kerugian bear,
dan membuat saya semakin terpukul. Rasa marah membakar emosi saya, membuat saya ingin segera untuk
mengembalikan uang yang hilang tersebut, dan terus bertransaksi dengan penuh emosi. Waktu itu saya
terjebak dalam sebuah lingkaran setan, sebuah siklus emosional yang merusak, hingga dana saya terkuras
habis !
Beberapa kali mengalami siklus seperti itu, saya kemudian sadar jika ada yang salah dalam diri saya.
Seringkali saya mempertanyakan sistem / strategi yang saya pakai, apakan ada yang tidak beres ? Namun
setelah saya evaluasi kembali, ternyata sistem tersebut tidak salah.
Setelah berdiskusi dengan tutor saya di komunitas V-Traders Academy yang di asuh oleh Bpk. Santo Vibby,
saya menyadari bahwa kesalahan terletak pada MINDSET awal dalam diri saya, yang menganggap trading
sebagai sebuah permainan dan mesin jackpot. Dengan memperlakukan trading sebagai mesin pencari uang
yang mengasyikkan, saya telah menempatkan diri saya sebagai penjudi.
Lalu bagaimana mengatasi hal tersebut ? Berhentilah trading ketika Anda menyadari hal itu juga terjadi pada
Anda, dan ubahlah pola pikir Anda.

Dr. Alexander Elder, seorang trader besar sekaligus psikiatris, megatakan bahwa, “Trader yang berhasil tidak
berfokus pada berapa banyak jumlah uang yang akan mereka peroleh, namun pada kualitas trading yang
baik.” Sebuah fakta yang sangat menarik dan masuk akal !

Ketika seorang trader berfokus pada kualitas transaksi yang baik, ia akan melakukan analisa, membuat trading
plan, dan melakukannya dengan sebaik mungkin dan disiplin. Dengan demikian, trader dapat bersikap objektif.
Sikap objektif membuat trader dapat mengambil keputusan yang tepat dan trading yang sehat.

Ketika trader menjalankan trading yang berkualitas baik, otomatis keuntungan demi keuntungan pun akan
mengikutinya. Trading yang berkualitas tidak berarti trading yang tidak permah merugi. Cut loss / kerugian tetap
menjadi bagian dari transaksi mereka, namun transaksi mereka akan menjadi sangat stabil dan konsisten baik
dalam meraih keuntungan dan membatasi kerugian. Kerugian yang dibatasi akan melindungi keuntungan dan
modal, sehingga pada akhirnya jumlah keuntungan pun tetap lebih besar jika dibandingkan dengan kerugian yang
mereka alami.

Menyadari hal tersebut, saya pun berusaha untuk sabar dan disiplin dalam trading. Sekalipun hasilnya tidak
“seheboh” yang dipamerkan oleh beberapa trader dalam chat room ataupun forum trading, namun saya boleh
puas dan bangga pada diri saya sendiri karena saya mulai berhasil dalam menciptakan transaksi yang konsisten
dan stabil.

Sekali lagi saya tegaskan jika Anda ingin berhasil dalan trading maka Anda harus memiliki MINDSET YANG BENAR
dalam trading, yaitu TRADING BUKANLAH UNTUK MENGEJAR UANG, NAMUN LAKUKAN AKTIVITAS
TRADING UNTUK MENCAPAI TRANSAKSI YANG BERKUALITAS, MAKA KEBERHASILAN AKAN MENJADI
MILIK ANDA !

#1 - Kesalahan Utama Trader/Investor
Kesalahan 1 : Tidak mempunyai Trading Plan
Memasuki tahun ke 3 dalam advisory services sejak 2006, dan saya sering melakukan ribuan interaksi
terutama dengan V-trade members, nasabah-nasabah dan para peserta seminar J-club.
Terkadang saya benar-benar tidak habis pikir setelah tahun demi tahun, transaksi demi transaksi selama ini,
ternyata pendekatan para pemula dan amatir selalu sama.

Para investor / trader yang menjelang dan menghadapi situasi pasar yang akan dimulai pada pagi hari atau
esok hari biasanya akan berkata seperti ini "Pak, saya rasa hari ini ANTM akan menuju ke 4000, boleh beli
pak ?"
Biasanya saya akan bertanya "Kira-kira dimana Anda akan keluar dari transaksi, jika ternyata Anda salah ??"
Seringkali setelah ditanyakan kembali seperti itu, mereka akan terdiam, atau akan kebingungan menjawab
"Hah ??" Mereka tidak pernah berpikir akan salah, tidak pernah memikirkan dimana meletakkan posisi stop
loss.
Pertanyaan saya berikutnya biasanya seperti berikut "Baiklah, jika memang harganya naik, dimana Anda
akan keluar pak ??" dan seringkali mendapatkan respon yang sama seperti pertanyaan sebelumnya.
Rata-rata diatas 90% dari para investor dan trader yang pernah berhubungan dan berinteraksi dengan saya,
datang berkonsultasi dengan tanpa trading plan, yang artinya rata-rata dari mereka tidak tahu apa yang
akan dilakukan jika ternyata mereka salah dan apalagi jika mereka benar.
Sangat sering pula saya membimbing nasabah dan para V-trade members dalam suatu transaksi yang "Hit
JackPot" atau secara istilah dapat dikatakan mendapatkan tiket untuk ikut dalam suatu kereta yang menuju
tambang emas.
Setelah mencapai target-target yang telah di tentukan dalam trading plan, biasanya saya akan
merekomendasikan mereka untuk segera merealisasikan profit besarnya dan melanjutkan kehidupan.
Namun biasanya saya akan mendapatkan pertanyaan seperti berikut "Pak, apakah tidak sayang untuk di jual
?? Kan saham XXXX masih kuat kelihatannya"
Terkadang sebuah profit besar yang masih belum direalisasikan akan menjadi sebuah loss yang sangat
menyakitkan mata secara warna (merah) dan hati karena mereka tidak tahu / tidak mau tahu kapan
waktunya untuk keluar.
Tentunya ini sering dipengaruhi oleh faktor ketamakan yang muncul dalam perjalanan, celakanya faktor
ketamakan ini akan menjadi faktor ketakutan yang luar biasa saat kereta emasnya "tabrakan" atau meledak
karena mesinnya kepanasan karena dipacu terus-terusan.
Salah satu unsur terpenting yang perlu di pikirkan oleh para investor dan trader agar dapat mengembangkan
sebuah trading plan, adalah mengikuti langkah-langkah dasar berikut ini ;


Ketahui bagaimana dan dimana Anda akan mulai masuk ke market



Ketahui berapa besar jumlah uang yang hendak anda resikokan pada setiap transaksi



Ketahui bagaimana dan dimana Anda akan keluar dari transaksi tersebut jika Anda salah



Ketahui bagaimana dan dimana Anda akan keluar dari transaksi tersebut jika Anda benar



Ketahui berapa besar rewards yang akan Anda dapatkan jika Anda benar



Selalu menyiapkan titik stop loss untuk antisipasi jika terjadi sesuatu yang tidak di harapkan



Mempunyai gambaran mengenai antisipasi Anda, saat pasar mencapai sasaran objektifitas anda ;
pada saat pasar mulai bergerak dan tidak sesuai antisipasi Anda, so ??, get out ! dan sebaliknya.



Ketahui musuh/lawan utama Anda di pasar modal, yaitu Diri Sendiri

Kesalahan ke 2 : Tidak mempunyai Money Management
Saya seringkali takjub dan terkesima kepada para investor dan trader yang tidak mau mengerti akan konsep
money management dan bertahan dengan pemikiran lucunya (bahkan setelah pengalaman bertransaksi di
pasar modal selama puluhan-puluhan dan puluhan tahun).

Money management sangat berfungsi sekali sebagai pelindung, mengontrol resiko melalui penggunaan stop
loss, cut loss ataupun trailing stop, sembari menyeimbangkan porsi potensi kerugian yang akan Anda derita
terhadap potensi keuntungan yang akan di dapatkan dalam suatu transaksi.
Mari kita ambil suatu contoh penerapan money management yang sangat jelek.
Banyak sekali investor / trader yang lebih memilih menahan rugi hingga 10-15 jutaan pada suatu transaksi
mereka yang salah langkah, daripada melakukan cut loss dini sebelum terjebak dan berpindah pada suatu
transaksi yang berpotensial memberikan mereka keuntungan profit hanya sebesar 5 jutaan.
Ilustrasi diatas menggambarkan situasi dimana para investor / trader yang lebih suka membalikkan rules risk
dan rewards ratio 1:3, dimana seharusnya resiko yang minimal di letakkan pada bagian yang maksimal, dan
sebaliknya.
Tidak perlu seorang professor matematika untuk menilai, Tentu saja hal tersebut adalah SALAH BESAR.
Esensi penting dari sebuah transaksi bukanlah terletak pada seberapa besar kerugian yang Anda alami pada
saat Anda salah, atau seberapa besar keuntungan yang akan anda terima saat Anda benar. Namun terletak
pada seberapa besar toleransi kemungkinan keuntungan yang akan Anda dapatkan pada saat Anda benar,
dan seberapa besar toleransi kemungkinan kerugian pada saat Anda salah ??
Sebuah money management yang bagus adalah mengetahui profit objektif Anda yang juga berarti
mengetahui toleransi kemungkinan-kemungkinan pada saat Anda salah dan benar, tentunya JUGA
mengontrol resiko dengan cut loss, stop loos, dan trailing stop .
Coba Anda pikirkan, apakah Anda lebih baik menahan rugi sebesar 10-15 jutaan pada saat Anda salah, dan
merealisasikan keuntungan 5 jutaan pada saat Anda benar ??, Dan hal ini terjadi terus secara konsisten 8
dari 10 kali transaksi Anda.
ATAU
Anda lebih baik merealisasikan rugi sebesar 5 jutaan pada saat Anda salah, dan menahan keuntungan
hingga mencapai 10-15 jutaan pada saat Anda benar ??, Dan hal ini terjadi konsisten 8 dari 10 kali transaksi
Anda.
Beberapa rekan menertawakan saya secara langsung di depan rekan-rekan lainnya pada saat saya lari
ketakutan dengan buru-buru cut loss pada suatu eksekusi transaksi saya yang salah langkah dan merugi,
tapi sebenarnya saya juga agak bingung juga, bagian mana yang perlu dibanggakan pada saat menahan
posisi merugi anti cut loss dan membiarkan diri tenggelam dalam lubang yang makin hari makin dalam ??
Pada tulisan berikutnya saya akan bahas lebih detail mengenai study kasus diatas :D

Kesalahan ke 3 : Gagal menggunakan protective stop loss
Ini merupakan bagian vital dalam trading plan dan money management. Guru saya, Eyang Ratman pernah
mengatakan pada saya di suatu saat "Tiada trader yang merencanakan kegagalan, tapi yang ada adalah
trader yang gagal merencanakan"
Kegagalan menggunakan stop / loss order begitu Anda masuk dalam suatu eksekusi transaksi di market
adalah penentu segalanya. Bukanlah mental stops, tapi real stops yang mana tidak bisa diulang kembali.
Banyak sekali pengalaman-pengalaman yang kita temui dari para investor / trader yang selalu menggunakan
mental stops karena pengalaman buruk melakukan cut loss, setelahnya market berbalik arah terbang ke
arah yang sebenarnya bisa menguntungkan sesuai dengan harapan.
Hal ini bukan berarti akhirnya kita menyalahkan stop loss, tapi sebenarnya yang terjadi adalah kita sering
melakukan stop loss pada tempat dan waktu yang salah, yang mana artinya kita tidak mempunyai sebuah
teknikal stop yang bagus. Ketika stop loss (yang kita tentukan pada saat sebelum eksekusi pembelian

terjadi) tersentuh oleh pergerakan nilai harga, artinya menunjukkan analisa kita salah, dan trading plan kita
juga salah dalam penempatannya.
Dengan tidak menghormati stop loss, begitu harga pasar menembus kebawah harga stop loss, Anda sudah
tidak objektif dan untuk seterusnya, biasanya Anda akan lebih sering membuat kesalahan karena pada saat
tersebut Anda sudah bertransaksi berdasarkan fear dan hope.
Coba tanyakan pada diri sendiri, seberapa sering terjadi hal-hal seperti diatas, pada saat pikiran Anda
menyuruh Anda segera menekan tombol sell atau menelpon broker Anda untuk menyuruh mereka cut loss
posisi Anda, namun tidak Anda lakukan sama sekali. Dan pada beberapa menit kemudian status unrealized
loss Anda sudah membengkak dan terus membengkak diatas batas toleransi kerugian Anda sebelumnya.
Anda secara subjektif biasanya akan berharap dan berdoa agar harga kembali naik ke atas minimal ke area
stop loss yang Anda abaikan sebelumnya. Sayangnya yang sering terjadi adalah pergerakan nilai harga tidak
pernah kembali lagi ke atas, dan pikiran Anda menjadi kalut melihat status loss Anda yang makin berlipatlipat.
Ada pepatah kuno yang mengatakan "The first loss is the smallest. It is also the easiest to take, even though
it may seem hard at the time."
Satu-satunya cara mengatasi kesalahan ke 3 ini adalah, menghadapi dan mengalahkan musuh Anda di
market, yaitu diri Anda sendiri.. Disiplinlah

Kesalahan ke 4 : Membiarkan kerugian tidak terkendali
dan sebaliknya ; langsung kabur begitu mendapatkan sedikit
profit
Sebuah kesalahan umum diantara para traders pasar modal yang sering mengambil untung sedikit saat
profit dan membiarkan loss turun menggerogotin modal. Ini biasanya merupakan suatu tindakan yang
melakukan eksekusi tanpa mempunyai trading plan.
Saya sering menemukan beberapa rekan yang berkunjung ke gallery saya. Setelah 1 atau 2 transaksi yang
merugi, kita biasanya cenderung langsung merealisasikan profit yang didepan mata tanpa melihat peluang
dimana terdapat potensi kenaikan harga yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar (yang
mungkin dapat menghapus seluruh kerugian yang terjadi pada transaksi lainnya).
Membiarkan kerugian yang terus berlarut2 merupakan hal wajar yang sering terjadi pada trader pemula,
namun hal ini tidak biasa terjadi pada trader professional. Trader professional dapat menyesuaikan diri
dengan cepat dengan situasi market yang volatile ataupun yang membuka peluang lebar, sehingga mereka
dapat secara konsisten memperbaharui trading plan yang ada.
Dalam workshop, saya sering mengatakan kepada murid-murid peserta ; Setelah entry di suatu transaksi di
market, jika kita tidak tahu kapan untuk exit, maka pada saat kita mulai mengalami kerugian, biasanya kita
tidak rela dan cenderung membiarkan pergerakan nilai harga turun terus dan terus menggerus modal yang
ada hingga kita tidak bisa keluar beneran karena kerugian telah melampaui sekian persen dari modal.
Akhirnya kita hanya akan berharap dan berharap bahwa harga akan kembali paling tidak ke area balik
modal.
Kesalahan ini dapat di antisipasi dengan menggunakan sebuah perencanaan dan perhitungan stop loss yang
jelas, ataupun menggunakan system auto stop loss yang kini telah tersedia.
Dengan demikian Anda dapat mencegah kerugian yang tidak terkendali, dan mengikuti perencanaan trading
plan yang ideal sesuai target objektif yang direncanakan.

Kesalahan ke 5 : Terlalu betah "menginap" dalam suatu posisi
Satu dari sekian kesalahan para investor/trader juga adalah terlalu betah berada dalam suatu posisi, atau
secara sederhananya gagal melakukan eksekusi merealisasikan profit Anda pada suatu level yang telah
ditentukan dalam suatu rencana transaksi (trading plan).
Sepertinya merupakan suatu hukum alam, bahwa suatu pasar / market hanya mengijinkan seseorang atau
individu untuk sesekali mendapatkan suatu eksekusi yang menghasilkan keuntungan yang sangat besar
sekali sebelum memintanya untuk mengembalikannya kembali ke dalam pasar/market.
Mohon di ingat ini tidak ada hubungannya dengan unsur hoki atau keberuntungan, tidak perlu bangga,
karena sebenarnya Anda akan sangat bodoh jika mengharapkan keberuntungan saja tanpa persiapan, ibarat
menyeberang jalan dengan PD sambil tutup mata, jika beruntung sampai ke ujung jalan 1X, cobalah berkalikali, dimohon dengan sangat, pls beritahu saya hasilnya pada percobaan ke 2.. karena saya akan menggelar
jualan tiket sirkus dan menghasilkan begitu banyak uang dari kegiatan bodoh Anda, tanpa resiko buat saya
hehehe....
Nah mari lanjutkan, betul sekali bahwa, pada suatu saat Anda berhasil mengeksekusi suatu transaksi yang
memberikan suatu profit yang besar, dan ketika Anda melihat kenaikan % dari keuntungan dari transaksi
tersebut, Anda harus merealisasikan keuntungan yang sudah di tangan Anda hingga rupiah yang terakhir.
Jika pergerakan nilai harga telah mencapai target objektif Anda, dan Anda masih berada di dalamnya tanpa
menggunakan rencana eksekusi atau trading plan untuk menaruh trailing stop.. maka dapat dikatakan
bahwa Anda terlalu betah "menginap" dalam suatu posisi.
Biasanya, pasar akan berbalik tanpa permisi secara tiba-tiba serta aggresif melorot tanpa memberi
kesempatan sama sekali, dan Anda hanya menganga bengong melihat nilai keuntungan yang belum Anda
realisasikan raib dari catatan portofolio Anda.
Kemudian Anda mulai bertahan dan berharap pada saat terjadi teknikal rebound yang bersifat temporer,
namun market tidak mampu untuk rebound terlalu jauh dari kejatuhannya, bahkan mulai melanjutkan
pergerakannya ditarik oleh gravitasi ke bawah.
Pada saat ini Anda benar-benar mulai sungguh-sungguh berharap dan berharap, sering terjadi saat Anda
mengedipkan mata saja, nilai pergerakan harga sudah berubah warna menjadi merah, dan status portofolio
Anda berubah menjadi unrealized loss. Be aware that a large profit can turn into an even larger loss.
Kesalahan ke 5 ini, dapat di atasi dengan memasang disiplin ketat akan trailing stop saat posisi Anda
bergerak mendekati target price sesuai trading plan Anda. Atau berpuaslah dengan profit yang besar saat
target objektif Anda tercapai dengan segera mengeksekusinya.

Kesalahan ke 6 : Melakukan averaging down pada saham yang
sedang loss
Ini biasanya merupakan posisi yang keterusan, kedepannya dengan perhitungan perbedaan harga kejatuhan
sebesar 5-10% akan menjadi bencana yang membuat kepala pusing.
Tipikal transaksi yang terjadi adalah saat Anda membeli sejumlah saham dan ternyata harganya jatuh cukup
dalam tanpa Anda kendalikan, maka Anda biasanya akan berpikiran bahwa kejatuhan harga tersebut telah
membuat saham tersebut sangat murah.
Kemudian Anda memutuskan untuk membelinya lagi untuk menetralisir harga atas yang keburu "nyangkut"
sebelumnya. Kebiasaan ini berdasarkan pemikiran bahwa dengan melakukan averaging down pada harga
yang turun akan membuat nilai rata-rata harga saham menjadi lebih mudah untuk kembali ke harga "modal
baru" hasil averaging down.

Sayangnya pendekatan seperti ini akan mengakibatkan Anda rugi 2 kali lebih besar jika pasar tetap berlawan
arah dengan arah yang Anda harapkan. Saat sebuah trend turun sedang berlangsung,biasanya akan tetap
turun terus.
Contoh saham-saham unggulan seperti AALI, atau ASII. Saat Anda salah membeli di harga 28.000,- harga
tersebut jatuh ke 24.000 tanpa Anda cut loss sedini mungkin selagi masih dalam batas toleransi.
Kemudian harga tersebut Anda anggap sudah murah, dan Anda melakukan averaging down, NAMUN apa
yang terjadi ?? AALI ataupun ASII terus meluncur ke 20.000,- dan lagi-lagi Anda melakukan averaging down,
kenyataannya AALI bahkan turun terus di bawah 10.000,- dan Anda bingung harus mengorek tabungan
anak-istri Anda untuk lagi-lagi melakukan Averagin' down ?? bijakkah ??
Ada suatu pendekatan yang boleh dilakukan dalam bertransaksi dengan strategi Averaging Down, yaitu
membeli dan kemudian membeli lagi saat harganya turun, dan kemudian membeli lagi saat harganya turun
lagi ASALKAN ini memang sudah merupakan perencanaan transaksi (trading plan) Anda yang sudah
mengantisipasi kejatuhan nilai harga saham tersebut dari awal sebelum mengeksekusi pembelian pertama.
Tentunya strategi ini tetap mempunyai batas toleransi maksimum berupa stop loss yang sudah dipasang
pada level yang diantisipasi. Ingat faktor terpenting dalam suatu trading plan bukanlah target profit, NAMUN
batas cut loss Anda.
Kesalahan ke 6 ini dapat diatasi dengan sebuah rule yang diterapkan secara sangat disiplin dengan prinsip :
Anda tidak akan melakukan averaging down pada suatu transaksi yang merugi dan terus merugi, KECUALI
memang sudah Anda antisipasi.
JANGAN LUPAKAN STOP LOSS

Kesalahan ke