Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

75

LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil wawancara responden 1

Kak Sita
1. Bagaimana cara guru/orangtua melakukan komunikasi dengan anak autis
yang mengalami tantrum?
K’S: Tidak boleh; pegang tangan.
Universitas Sumatera Utara

76

2. Apakah strategi dalam berkomunikasi yang dilakukan selama ini sudah
cukup efektif?
K’S: Belum
3. Hambatan apa saja yang dialami anak saat ia mengalami tantrum?
K’S: Menendang, mencakar, berteriak.
4. Biasanya apa isi pesan yang disampaikan kepada anak autis ini?
K’S: Perintah (“tidak boleh”)

5. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan yang dapat memperkecil terjadinya
tantrum?
K’S: Perintah
6. Apakah ada keahlian khusus yang harus dimiliki dari seorang guru
pengajar disekolah ini?
K’S: Sabar, mengetahui ilmu autis, tanggung jawab, mengenal autis,
mengetahui metode ABA
7. Selama anak berada dirumah, apakah ada hal khusus yang harus dilakukan
oleh orang terdekat/orangtua dari anak tersebut untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasinya?
K’S: Ada
8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan guru / orang tua dalam membantu
kemampuan berkomunikasi dari anak ini?
K’S: Tidak ada
9. Pada saat anak mengalami tantrum, apakah ada strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru / orang tua dalam menenangkan anak tersebut?
K’S: Tidak bisa
10. Bagaimana cara guru / orangtua mengenali gejala terjadinya tantrum pada
anak?
K’S: Tidak bisa

11. Dalam berkomunikasi dengan anak, media apa yang paling sering
digunakan oleh guru / orangtua, contohnya seperti TV, tulisan, gambargambar, permainan?
K’S: Lisan, tulisan, gambar

Universitas Sumatera Utara

77

12. Media apa yang paling disenangi / disukai anak sehingga pesan yang
disampaikan dapat dimengerti dengan cepat oleh anak?
K’S: Gambar
13. Apakah tantrum ini dapat sembuh dan berapa lama kira-kira proses
penyembuhannya?
K’S: Dapat diatasi. Bukan sembuh total. Caranya dengan minum obat dan
terapi. Jika hanya minum obat saja tidak ada gunanya. Begitu juga
sebaliknya.

Universitas Sumatera Utara

78


Lampiran 2: Hasil wawancara responden 2

Bu Fitri
1. Bagaimana cara guru / orangtua melakukan komunikasi dengan anak autis
yang mengalami tantrum?
B’F: Memanggil nama, sampai benar-benar menoleh dan tahu bahwa yang
dipanggil itu dia, karena anak autis tidak mau melakukan kontak mata
2. Apakah strategi dalam berkomunikasi yang dilakukan selama ini sudah
cukup efektif?
B’F: Belum. Karena lain anak lain juga komunikasinya. Karena orang tua
juga berbeda dalam mendidik anak. Ada yang dibiarkan oleh orang tua,
ada juga yang diajarkan oleh orang tuanya
3. Hambatan apa saja yang dialami anak saat ia mengalami tantrum?
B’F: Karena tidak mengerti apa yang dia mau, sehingga dapat membuat
anak ini marah.
4. Biasanya apa isi pesan yang disampaikan kepada anak autis ini?
B’F: Perintah, duduk, berdiri, diam. 1 atau 2 menit adalah hal yang luar
biasa. Isi pesan adalah pesan yang singkat, karena anak juga berbeda.
5. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan yang dapat memperkecil terjadinya

tantrum?
B’F: Tunjukkan apa yang dia mau
6. Apakah ada keahlian khusus yang harus dimiliki dari seorang guru
pengajar disekolah ini?
B’F: Kesabaran, wawasan luas tentang anak, pendidikan bagaimana
mengajarkan anak autis, mampu mengendalikan anak autis.
7. Selama anak berada dirumah, apakah ada hal khusus yang harus dilakukan
oleh orang terdekat / orangtua dari anak tersebut untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasinya?
B’F: Ada, karena paling banyak yang bersama anak adalah orang tua. Apa
yang sudah diajarkan oleh guru, harus dilakukan lagi oleh orang tua.

Universitas Sumatera Utara

79

8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan guru / orang tua dalam membantu
kemampuan berkomunikasi dari anak ini?
B’F: Tidak ada, karena harus 1 materi yang harus diketahui oleh anak,
maka materi yang baru akan diajarkan

9. Pada saat anak mengalami tantrum, apakah ada strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru/orang tua dalam menenangkan anak tersebut?
B’F: Mau belajar atau tidak. Jika tidak mau, maka jangan dipaksa
10. Bagaimana cara guru/orangtua mengenali gejala terjadinya tantrum pada
anak?
B’F: Melihat apakah dia tidak suka. Apalagi bersama dengan orang baru.
Atau ada yang disuka tidak dikasih, dirumah dimanja, sehingga
mengalami tantrum pada saat disekolah. Tantrum ini memberikan arti
bahwa anak tersebut marah, karena ia tidak bisa mengatakan apa sebab ia
marah, dan mengapa ia marah.
11. Dalam berkomunikasi dengan anak, media apa yang paling sering
digunakan oleh guru / orangtua, contohnya seperti TV, tulisan, gambargambar, permainan?
B’F: Tulisan dan gambar harus sama penggunaannya
12. Media apa yang paling disenangi / disukai anak sehingga pesan yang
disampaikan dapat dimengerti dengan cepat oleh anak?
B’F: TV, permainan, gambar
13. Apakah tantrum ini dapat sembuh dan berapa lama kira-kira proses
penyembuhannya?
B’F: Diatasi. Tergantung anak dan orang tua. Menggunakan obat dan
dilatih oleh orang tua.


Universitas Sumatera Utara

80

Lampiran 3: Hasil wawancara responden 3
Bang Andi
1. Bagaimana cara guru / orangtua melakukan komunikasi dengan anak autis
yang mengalami tantrum?
B’A: Jika anak menyerang jauhi dan cari tau kenapa ia marah. Tergantung
pada anak. Jika menyerang dirinya, harus kita tahan.
2. Apakah strategi dalam berkomunikasi yang dilakukan selama ini sudah
cukup efektif?
B’A: Belum
3. Hambatan apa saja yang dialami anak saat ia mengalami tantrum?
B’A: Tidak suka sesuatu, dan ada yang berubah. Itu yang membuat ia
marah. Jika ingin main pada saat belajar, berikan. Tapi jika
pemahamannya sudah bagus, harus dilarang. Karena kuncinya tidak boleh
memperlihatkan kelemahan/dimanjakan. Karena itu akan terus berlanjut.
4. Biasanya apa isi pesan yang disampaikan kepada anak autis ini?

B’A: Materi, atau bermain sambil belajar. Pujian
5. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan yang dapat memperkecil terjadinya
tantrum?
B’A: Bermain, apa yang dia suka. Menjadi sama dengan anak tersebut
6. Apakah ada keahlian khusus yang harus dimiliki dari seorang guru
pengajar disekolah ini?
B’A: Kesabaran, kreatif, tamatan kesehatan , psikolog,
7. Selama anak berada dirumah, apakah ada hal khusus yang harus dilakukan
oleh orang terdekat/orangtua dari anak tersebut untuk

meningkatkan

kemampuan berkomunikasinya?
B’A: Ada. Karena kemajuan terbesar anak ada pada orang tua. Sehingga
komunikasi guru dengan orang tua harus bagus/baik.orang tua harus
banyak memperhatikan anak. Materi yang digunakan dari guru sekolah.
Jika tidak diikuti, maka perkembangan anak akan lama.

Universitas Sumatera Utara


81

8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan guru / orang tua dalam membantu
kemampuan berkomunikasi dari anak ini?
B’A: Belum ada evaluasi, karena terbatas jika anak tersebut tidak bisa
berkomunikasi.
9. Pada saat anak mengalami tantrum, apakah ada strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru / orang tua dalam menenangkan anak tersebut?
B’A: Cari tau apa alasannya. Cari tau apa kesukaannya untuk meredakan
tantrumnya. Perintah. Jika tidak tau apa alasannya.
10. Bagaimana cara guru / orangtua mengenali gejala terjadinya tantrum pada
anak?
B’A: Tidak ada gejala awal. Ada pada sebagian anak. Nangis/mogok,
semakin parah kemudian tantrum.
11. Dalam berkomunikasi dengan anak, media apa yang paling sering
digunakan oleh guru / orangtua, contohnya seperti TV, tulisan, gambargambar, permainan?
B’A: Tergantung materi. Paling sering, mainan karet, dan dimainmainkan. Gambar-gambar.
12. Media apa yang paling disenangi / disukai anak sehingga pesan yang
disampaikan dapat dimengerti dengan cepat oleh anak?
B’A: Gambar, mainan karet, karena terlihat asli

13. Apakah tantrum ini dapat sembuh dan berapa lama kira-kira proses
penyembuhannya?
B’A: Berkurang. Kalau sembuh, tidak begitu yakin. Perilakunya
berkurang. Cara mengurangi tantrum, makanan, jika sudah paham, berikan
larangan untuk marah. Obat juga dapat mengurangi tantrumnya. Kadang
pemberian obat, dapat membuat ketergantungan. Obat untuk pembantu
terapi agar dapat lebih tenang. Terapi dan obat, tergantung pada anak. 3-5
bulan sudah bisa berubah

Universitas Sumatera Utara

82

Lampiran 4: Hasil wawancara responden 4
Kak Fredawati
1. Bagaimana cara guru / orangtua melakukan komunikasi dengan anak autis
yang mengalami tantrum?
K’F: Perintah, seperti misalnya pas saat dikelas tantrum maka guru akan
mengatakan tidak boleh memukul, tidak boleh berteriak dll. Karena untuk
mengatasi anak tantrum komunikasi yang digunakan oleh guru adalah

komunikasi perintah
2. Apakah strategi dalam berkomunikasi yang dilakukan selama ini sudah
cukup efektif?
K’F: Belum, tergantung buat anak. karena tidak ada kata maksimal untuk
anak seperti ini
3. Hambatan apa saja yang dialami anak saat ia mengalami tantrum?
K’F: Dirumah tidak diperhatikan, maka dikelas akan tantrum
4. Biasanya apa isi pesan yang disampaikan kepada anak autis ini?
K’F: Perintah, tergantung usia anak. Tidak ada komunikasi yang lain
selain perintah
5. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan yang dapat memperkecil terjadinya
tantrum?
K’F: Belajar mandiri. Jika sudah bisa tenang, maka tantrum akan
berkurang, karena pemahaman yang sudah baik
6. Apakah ada keahlian khusus yang harus dimiliki dari seorang guru
pengajar disekolah ini?
K’F:

Kesabaran,


karena

anak

semarah

apapun,

harus

sabar

menghadapinya. Bisa berkomunikasi dengan baik, sering membaca untuk
mengetahui bagaimana menghadapi anak-anak.
7. Selama anak berada dirumah, apakah ada hal khusus yang harus dilakukan
oleh orang terdekat / orangtua dari anak tersebut untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasinya?

Universitas Sumatera Utara

83

K’F: Ada, karena makanan. Apa yang diajarkan oelh sekolah harus juga
diajarkan dirumah, agar perkembangannya bisa menjadi lebih baik. Materi
yang diberikan sekolah harus diikuti oleh orangtua
8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan guru / orang tua dalam membantu
kemampuan berkomunikasi dari anak ini?
K’F: Ada. Tanya kembali
9. Pada saat anak mengalami tantrum, apakah ada strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru / orang tua dalam menenangkan anak tersebut?
K’F: Berikan mainan yang ia suka. Ajak ngomong
10. Bagaimana cara guru / orangtua mengenali gejala terjadinya tantrum pada
anak?
K’F: Perkembangan awal. Jika diberi materi ia tidak suka,
11. Dalam berkomunikasi dengan anak, media apa yang paling sering
digunakan oleh guru / orangtua, contohnya seperti TV, tulisan, gambargambar, permainan?
K’F: Tergantung anak. Apakah suka bermain, bernyanyi. Gurunya suka
bernyanyi. Maka bernyanyi juga
12. Media apa yang paling disenangi / disukai anak sehingga pesan yang
disampaikan dapat dimengerti dengan cepat oleh anak?
K’F: 3 orang anak suka bernyanyi
13. Apakah tantrum ini dapat sembuh dan berapa lama kira-kira proses
penyembuhannya?
K’F: Bisa. Kunci sembuh ada ditangan orang tua dengan cara menjaga
makan, memberi obat, dan juga adanya niat dari orang tua

Universitas Sumatera Utara

84

Lampiran 5: Hasil wawancara responden 5

Kak Resti Hertika:
1. Bagaimana cara guru / orangtua melakukan komunikasi dengan anak autis
yang mengalami tantrum?
K’R: Dengan memberikan perintah
2. Apakah strategi dalam berkomunikasi yang dilakukan selama ini sudah
cukup efektif?
K’R: Belum efektif. Karena jam waktunya terbatas.
3. Hambatan apa saja yang dialami anak saat ia mengalami tantrum?
K’R: Biarin dulu. Susah untuk mengatasi tantrum pada anak. Ada saatnya
kita diamkan, ada saatnya kita kasih perintah
4. Biasanya apa isi pesan yang disampaikan kepada anak autis ini?
K’R: Perintah, kita tekankan/tegas. Sehingga anak mengerti.
5. Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan yang dapat memperkecil terjadinya
tantrum?
K’R: Jangan melakukan apa yang disukai oleh anak, sehingga anak tidak
tantrum. Guru hanya perlu duduk tenang saja. Jika anak ini suka keluar
ruangan, jangan buka pintu. Jika anak tidak suka mainannya diambil,
jangan ambil mainannya. Karena itu akan mengurangi tantrumnya.
6. Apakah ada keahlian khusus yang harus dimiliki dari seorang guru
pengajar disekolah ini?
K’R: Tahu kebutuhan anak seperti ini. Mempelajaari menganalisa anakanak seperti ini.
7. Selama anak berada dirumah, apakah ada hal khusus yang harus dilakukan
oleh orang terdekat / orangtua dari anak tersebut untuk meningkatkan
kemampuan berkomunikasinya?
K’R: Ada. Beritahu kegiatan anak selama disekolah kepada orangtua. Ada
komunikasi kepada orangtua

Universitas Sumatera Utara

85

8. Apakah ada evaluasi yang dilakukan guru / orang tua dalam membantu
kemampuan berkomunikasi dari anak ini?
K’R: Tergantung pada anak. Jika sudah makin baik, maka lanjut ke tahap
berikutnya. Jika belum, maka tetap disitu
9. Pada saat anak mengalami tantrum, apakah ada strategi komunikasi yang
digunakan oleh guru / orang tua dalam menenangkan anak tersebut?
K’R: Perintah. Hanya untuk menenangkan. Tidak untuk tahu penyebabnya
10. Bagaimana cara guru / orangtua mengenali gejala terjadinya tantrum pada
anak?
K’R: Langsung menjerit-jerit. Pegang tangannya. Menyakiti dirinya
sendiri.
11. Dalam berkomunikasi dengan anak, media apa yang paling sering
digunakan oleh guru / orangtua, contohnya seperti TV, tulisan, gambargambar, permainan?
K’R: Gambar, mainan karet.
12. Media apa yang paling disenangi / disukai anak sehingga pesan yang
disampaikan dapat dimengerti dengan cepat oleh anak?
K’R: Menggambar, melukis
13. Apakah tantrum ini dapat sembuh dan berapa lama kira-kira proses
penyembuhannya?
K’R: Mendekati sembuh. Mengurangi/ menenangkan. Obat itu penting,
obat harus sejalan dengan terapi. Peran orangtua wajib dalam mengajar
anak selama dirumah.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pola Pendidikan pada Anak Autis (Studi Deskriptif: Anak Autis di Sekolah Luar Biasa Al-Azhar Medan)

24 156 106

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

5 96 97

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK AUTIS DI SLB AGCA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan Temper Tantrum Pada Anak Autis Di Slb Agca Center Surakarta.

0 4 17

POLA KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK AUTIS KOTA SURABAYA ( Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak Autis di Surabaya ).

0 1 76

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 11

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 1

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 4

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 39

Strategi Komunikasi Guru Dalam Menghadapi Temper Tantrum Pada Anak Autis (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Anak Autis Di Sekolah YAKARI Di Kota Medan)

0 0 2