Budaya Kerja Pengusaha Jok Mobil (Studi Deskriptif Pada Pengusaha Jok Mobil di Jalan Glugur Medan)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia otomotif1 di Indonesia terbilang memiliki potensi yang sangat
besar. Daya konsumsi masyarakat Indonesia terhadap kendaraan sangat tinggi.
Hal ini dapat terlihat dari kehidupan kita sehari-hari seperti meledaknya jumlah
kendaraan yang mengakibatkan kemacetan di mana-mana yang sering terjadi di
beberapa jalan raya khususnya di kota Medan. Keberadaan kendaraan mobil
ataupun kendaraan bermotor pada saat ini sudah bukan lagi semata-mata untuk
kebutuhan alat transportasi2 saja, akan tetapi sudah meningkat menjadi kepuasan
dan kenyamanan bagi pemiliknya.
Seiring dengan dinamika perkembangan zaman dan teknologi, prioritas3
dalam sebuah konsep kendaraan adalah hanya mentitikberatkan pada salah satu
aspek keamanan atau kenyamanan dalam mengendarai mobil. Akan tetapi
mindset4 mengenai kendaraan mobil saat ini telah meluas. Banyak dari para
pengendara kini telah mensejajarkan aspek keamanan dalam berkendara dengan
aspek kenyamanan agar kendaraan idamannya tersebut lebih kokoh, sporty,
elegan dan mewah saat dikendarai. Beragam cara yang bisa dilakukan untuk
menciptakan penampilan kendaraan mobil tersebut menjadi seperti yang kita
1


Otomotif : salah satu cabang ilmu teknik mesin yang mempelajari tentang bagaimana merancang,
membuat, dan mengembangkan alat-alat transportasi darat yang menggunakan mesin, terutama sepeda
motor, mobil, bus dan lain-lain.
2
Transportasi : perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
3
Prioritas : diutamakan
4
Mindset : pola pikir

Universitas Sumatera Utara

inginkan, mulai dari memasang bodykit5, velg, menambah asesories-asesories
pada mobil sampai dengan mendesain interior senyaman dan seindah mungkin
seperti jok (seat) pada mobil.
Sebagai penggemar otomotif, sudah pasti ingin kendaraannya selalu
terlihat rapi, modis6 dan nyaman. Tidak hanya dari penampilan luar/eksteriornya
saja tetapi juga dari penampilan interior7 kendaraan juga harus dijaga. Sudah
menjadi hal yang umum bahwa pemilik mobil akan melakukan modifikasi8 pada

mobilnya agar terlihat berbeda dari mobil-mobil lainnya dan juga untuk
menambah rasa nyaman saat berkendara. Mengganti jok9 mobil adalah salah
satunya yang bertujuan untuk memodifikasi interior sehingga lebih cantik saat
dilihat dan lebih nyaman saat diduduki. Selain itu Jok mobil juga salah satu
penunjang kendaraan yang sangat penting karena pada dasarnya kendaraan
beroda empat ini pada saat memasuki usia 3 tahun, keadaan joknya akan mulai
terlihat usang10 dan kusam apalagi jika kurang perawatannya maka kain pelapis
jok akan mudah sobek/rusak. Sehingga solusi terbaik dan termudah adalah
dengan menggantinya dengan jok yang baru. Dari fenomena inilah tak sedikit
pengusaha membuka peluang usaha jok mobil sebagai sasaran bisnis11.
Kini modifikasi otomotif berkembang menjadi kebutuhan dan gaya
hidup masyarakat otomotif di Indonesia, termasuk modifikasi interior kendaraan.
5

Bodykit : komponen tamnbahan modifikasi yang dilekatkan atau dipasang pada bagian eksterior
mobil seperti bemper depan belakang maupun badan bagian samping mobil.
6
Modis menurut KBBI : yang mengikuti mode paling baru
7
Interior :suatu bagian/ruang yang berada di dalam bangunan itu sendiri

8
Modifikasi :merubah bentuk sebuah barang/benda menjadi lebih baik dan menarik tanpa
menghilangkan fungsi aslinya
9
Jok : tempat duduk yang berlapis kasur (karet busa, pegas, dsb) mobil,sepeda motor, becak dll.
10
Usang :lapuk,buruk,rusak
11
Bisnis :suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya untuk
mendapatkan keuntungan.

2

Universitas Sumatera Utara

Trend modifikasi interior kini meliputi jok dan doortrim12, serta merambah
bagian interior lain termasuk gear knob cover13, steer14, dashboard15, plafond16,
lantai dasar, sound system base17, dan aplikasi seperti box car audio18 atau
ornament19, bahkan ada modifikator20 yang melapisi sebagian sektor eksteriornya
guna menambah penampilan kendaraan agar tampak lebih segar. Namun,

modifikasi interior seperti mengganti pelapis jok, menjadi sektor penting hingga
bisa mengubah nilai kendaraan menjadi lebih tinggi dan lebih bergengsi. Mobil
lama terlihat seperti mobil baru.
Pelapisan jok sistem paten kini menjadi trend karena sangat
mempengaruhi tampilan jok menjadi menawan. Selain berfungsi untuk
menyembunyikan kerusakan pada jok pelapis juga membantu pemilik untuk
membuat mobilnya beda dari yang lain dengan mengkreasikan pilihan tekstur,
warna, dan motif. Sehingga kendaraannya menjadi lebih eksklusif21, mewah dan
berkelas, serta sangat nyaman saat diduduki. Dulu modifikator menggunakan
cara paling praktis22 dan murah, yakni tak melepas pelapis jok asli, hanya
dibungkus pelapis jok baru yang dikenal dengan istilah Jok sarung. Tetapi,
penggunaan jok sarung ini banyak kekurangannya, termasuk tampilan menjadi
kurang rapi dan bahan cepat kendur sehingga kurang nyaman bila diduduki. Kini,

12

Doortrim : bagian dalam pintu mobil/kain pintu dalam
Gear knob cover : penutup gear knob/persnelling
14
Steer : pengatur arah kendaraan

15
Dashboard : bagian interior yang selalu dapat perhatian setiap saat dan merupakan batas fisik antara
penumpang dengan pemandangan di luar kaca depan
16
Plafond : langit-langit atap mobil
17
Sound system base : sistem suara
18
Box car audio : audio mobil box
19
Ornament : Hiasan/perhiasan
20
Modifikator : orang yang memodifikasi
21
Eksklusif : terpisah dari yang lain, khusus
22
Praktis : mudah dan senang memakainya
13

3


Universitas Sumatera Utara

jok paten jauh lebih diminati karena diyakini menjadi cara terbaik. Jok lama
dilepas dan digantikan bahan pelapis baru sesuai pola dan kondisi kendaraan.
Alhasil, bisa tampil lebih pas dan rapi serta sangat nyaman diduduki. Keuntungan
lainnya, model jahitan, jenis bahan dan kombinasi warna sistem Jok Paten ini
selalu disesuaikan selera dan keinginan pemilik kendaraan.
Hal ini memberikan daya tarik tersendiri bagi para penggemar otomotif
Indonesia, penampilan interior menjadi penting untuk diperhatikan. Fenomena23
ini sekaligus memberikan dampak positif bagi para pengusaha jok mobil yang
berkecimpung di dalamnya. Seperti yang kita lihat saat ini bisnis jok mobil mulai
berkembang di beberapa wilayah di kota Medan diantaranya di Jl.Glugur,
Jl. Amal, Jl. Pancing, Jl. Semarang, dan Jl. Bandung. Hal ini menunjukkan
seiring

berjalannya

waktu


para

pengusaha

akan

semakin

bersaing

mempertahankan eksistensi usahanya agar tetap bertahan. Tak dapat dipungkiri
dibalik usaha yang sukses pasti dipengaruhi oleh budaya kerja yang baik. Penting
halnya diperhatikan oleh sang pengusaha sebagai pedoman mendasar untuk
bersaing dan tetap bertahan. Banyak toko yang tidak bertahan menghadapi
persaingan pasar karena budaya kerja yang diterapkan pengusaha dan
karyawannya tidak berjalan dengan baik. Besarnya pengaruh budaya kerja di
dalam kemajuan suatu usaha membuat pengusaha jok mobil seharusnya membuat
budaya kerja sebaik mungkin, tidak hanya baik untuk kemajuan usaha tetapi juga
baik untuk kemajuan para pegawainya.


23

Fenomena :rangkaian peristiwa yang dapat diamati melalui pancaindera

4

Universitas Sumatera Utara

Budaya kerja yang bersifat positif24 dapat meningkatkan produktifitas
kerja25, sebaliknya yang bersifat negatif26 akan menghambat kemajuan usaha jok
mobil. Pengusaha jok mobil yang baik harus bisa menjalankan dan menerapkan
budaya kerja yang baik. Melihat kondisi demikian, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai budaya kerja pengusaha jok mobil yang akan
dilakukan di jl. Glugur Medan. Peneliti akan meneliti duatoko jok mobil yang
berbeda yakni Toko Jaya Audio dan Toko NATA Audio. Toko Jaya Audio
adalah toko yang termasuk sudah lama berdiri sedangkan Toko Nata adalah salah
satu toko yang baru dibuka. Peneliti memilih toko ini karena peneliti ingin
mengetahui bagaimana strategi27 yang digunakan masing-masing pengusaha jok
mobil di dalam memajukan bisnisnya. Penulis berharap kedua toko tersebut dapat
mewakili pengusaha jok mobil lainnya yang ada di jalan Glugur Medan.

1.2. Tinjauan Pustaka
Kebudayaan merupakan seperangkat sistem pengetahuan atau sistem
gagasan yang berfungsi menjadi blue print28 bagi sikap dan perilaku manusia
sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosialnya, tumbuh, berkembang dan
berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia (Sairin, dkk, 2002:1-2).

24

Positif :bersifat nyata dan membangun ; keadaannya menunjukkan perkembangan hasilnya
Produktivitas kerja adalah kemampuan menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran
biasanya yang telah umum
26
Negatif :kurang baik, kurang pasti
27
Strategi : rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu
28
Blue print adalah kerangka kerja terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan yang
meliputi penetapan tujuan dan sasaran, penyusunan strategi, pelaksanaan program dan fokus kegiatan
serta langkah-langkah atau implementasi yang harus dilaksanakan oleh setiap unit di lingkungan kerja.
25


5

Universitas Sumatera Utara

Budaya merupakan kegiatan manusia yang sistematis29 diturunkan dari
generasi kegenerasi melalui berbagai proses pembelajaran untuk menciptakan
cara hidup tertentu yang paling cocok dengan lingkungannya, potensi sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang saling mendukung. (wibowo,2007:15).
Refleksi budaya dan kerja dalam organisasi dikenal sebagai budaya kerja
(Ismail, 2004:12).
Budaya kerja sudah lama dikenal oleh manusia, namun belum disadari
bahwa suatu keberhasilan kerja itu berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan
perilaku yang menjadi kebiasaannya (supriyadi dan guno, 2006:1).
Menurut Dewabrata dan Ma’mun (seperti dikutip Nugroho, 2011:18)
Budaya kerja dapat diartikan sebagai sistem atau pola nilai-nilai kepercayaankepercayaan, asumsi-asumsi30, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan seseorang
atau suatu kelompok orang yang mempengaruhi perilaku kerja dan cara kerja
yang dipengaruhi budaya masyarakat setempat dan budaya kerja tempat mereka
bekerja.
Pengertian budaya kerja menurut Gering Supriadi dan Tri Guno adalah

suatu falsafah31 dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
menjadi sifat kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu
kelompok dan tercermin dalam sikap, prilaku, cita-cita, pendapat dan pandangan
serta tindakan yang terwujud sebagai kerja (Puspita 2008: 3).
29

Sistematis : teratur menurut sistem
Asumsi : Pernyataan yang dapat diuji kebenarannya secara empiris berdasarkan pada penemuan,
pengamatan dan percobaan dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya.
31
Falsafah : anggapan,gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau
masyarakat ; pandangan hidup
30

6

Universitas Sumatera Utara

Masyarakat dengan berbagai macam profesi pekerjaan tentunya
memiliki budaya kerja yang berbeda-beda. Menurut Dewi (Skripsi 2011: 10), hal
itu terjadi dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang tercermin oleh setiap
orang dalam organisasi berbeda. Hal tersebut berarti berbeda profesi tentu
berbeda juga budaya kerja yang mereka miliki. Budaya kerja yang di miliki oleh
setiap orang sangat di pengaruhi oleh sikap dan cara berfikirnya.
Menurut Hartanto (2009: 171-172), Budaya kerja adalah perwujudan
dari kehidupan yang di jumpai di tempat kerja. Secara lebih spesifik32, budaya
kerja adalah suatu sistem makna yang terkait dengan kerja, pekerjaan, dan
interaksi kerja, yang disepakati bersama dan digunakan di dalam kehidupan
sehari-hari. Budaya kerja tercermin dari :
1. Kebiasaan orang berinteraksi dan berkomunikasi di lingkungan perusahaan
2. Hubungan vertikal yang berlaku di tempat kerja
3. Semangat pekerja pada waktu menghadapi tugas dan pekerjaannya
4. Orientasi33 waktu pada waktu orang menjalani kehidupan kerja
5. Tata nilai dan norma yang dijadikan pegangan oleh pekerja pada waktu
mereka bekerja dan berinteraksi dengan sesama rekan kerjanya
Fungsi budaya kerja bertujuan untuk membangun keyakinan sumber daya
manusia

atau

menanamkan

nilai-nilai

tertentu

yang

melandasi

atau

mempengaruhi sikap dan perilaku yang konsisten serta komitmen membiasakan
suatu cara kerja di linkungan masing-masing. Dengan adanya suatu dan
komitmen kuat merefleksikan nilai-nilai tertentu, misalnya membiasakan kerja

32
33

Spesifik : bersifat khusus ;khas
Orientasi : peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yang tepat dan benar

7

Universitas Sumatera Utara

berkualitas, sesuai standar atau sesuai ekpektasi34 pelanggan (organisasi),
efektif35 atau produktif36 dan efisien37.
Menurut Kotler (1997:153), faktor budaya memiliki pengaruh yang luas
dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Peran budaya, sub budaya dan kelas
konsumen sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli
suatu produk.
Menurut Fernandez (seperti dikutip Darmawan, 2008: 322), budaya kerja
memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM yang ada agar
dapat meningkatkan produktifitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di
masa yang akan datang.
Menurut Brow dan Dennis (seperti dikutip nugroho, 2011:18),
menyatakan bahwa budaya kerja mempengaruhi organisasi dalam berbagai cara
artinya dengan peningkatan terhadap budaya kerja, maka akan berpengaruh
terhadap kinerja pegawai.
Kerja sebagai refleksi

seseorang untuk mencari dan meningkatkan

kesejahteraan hidup. Bekerja sebagai bentuk aktualisasi diri38. Dalam Teori
Budaya Organisasi Jahsen H. Sinamo menyebut Ethos sebagai “roh
keberhasilan” etos merupakan komponen budaya, etos adalah kekuatan
pendorong atau penggerak, sehingga manusia siap untuk bekerja keras

34

Ekspektasi adalah harapan besar yang dibebankan pada sesuatu yang dianggap akan mampu
membawa dampak yang baik atau lebih baik.
35
Efektif :membawa hasil ; manjur
36
Produktif :Mampu menghasilkan dalam jumlah besar
37
Efisien : tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya ; mampu menjalankan tugas dengan tepat
dan cermat
38
aktualisasi diri : ketepatan seseorang di dalam menempatkan dirinya sesuai dengan kemampuan yang
ada dalam dirinya

8

Universitas Sumatera Utara

(Tahliziduhu, 2005: 204). Budaya kerja yang di miliki oleh setiap pengusaha
turut mempengaruhi strategi yang mereka gunakan. Setiap pengusaha tentunya
memiliki strategi di dalam menghadapi persaingan pasar.
Menurut Mutia (Skripsi, 2009:1), Secara umum konsep dan teori strategi
bisnis berasal dari pengembangan strategi militer. Pemikiran Sun Tzu, Alexander
the Great, Karl von Clausewitz, Napolen, Stonewall Jackson, dan Douuglas Mac
Arthur, mengenai strategi telah dituliskan dan diadopsi dalam beberapa
perspektif yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan strategi bisnis. Pada
dasarnya strategi adalah merupakan ide-ide dan rencana-rencana yang ingin di
capai perusahaan terhadap pesaing-pesaingnya. Sedangkan menurut Rangkuti
(1997: 3), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Definisi strategi
pertama yang dikemukakan oleh Chandler (seperti di kutip Syafitri, 2013: 130),
menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan,
serta pendayagunaan dan alokasi39 semua sumber daya yang penting untuk
mencapai tujuan tersebut.
Spredley (1997: 10) menyatakan bahwa kebudayaan sebagai sistem
pengetahuan yang di peroleh manusia melalui proses belajar, yang mereka
gunakan untuk menginterpretasikan dunia sekeliling mereka, dan sekaligus untuk
menyusun strategi perilaku dalam menghadapi dunia sekeliling mereka. Dengan
banyaknya persaingan antar pengusaha jok mobil di jalan Glugur Medan Petisah,
maka para pengusaha di dalam mempertahankan eksistensi usahanya pasti
memiliki strategi di dalam menghadapi ketatnya persaingan pasar.

39

Alokasi : penjatahan

9

Universitas Sumatera Utara

Salah satu definisi strategi menurut Glueck dan Jauch (1998:12)
mengatakan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu
yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan
dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Ohmae (dalam Grant, 1995:10) mengatakan bahwa strategi bisnis dalam
suatu kata adalah mengenai keungulan kompetitif/bersaing. Satu-satunya tujuan
dari perencanaan strategis adalah untuk memungkinkan perusahaan memperoleh
seefisien mungkin keunggulan yang dapat dipertahankan atas saingan mereka.
Menurut

Hidayat

(Skripsi,

2007:11),

Satu-satunya

tujuan

dari

perencanaan strategi adalah memungkinkan perusahaan memperoleh, seefisien
mungkin, keunggulan yang dapat mempertahankan atas saingan mereka. Untuk
mempertahankan eksistensi sebuah bisnis atau perusahaan di tengah-tengah
ketatnya persaingan pasar, maka sebuah strategi sangat di perlukan.
Ade

Gunawan

(Jurnal

Ilmiah

Manajemen

dan

Bisnis,

No.01, Oktober 2001:25) menyebutkan Perusahaan yang berhasil selalu berusaha
mengenali pesaingnya sebaik mungkin seperti yang dilakukannya terhadap
konsumen. Persaingan yang terjadi dapat berupa :


Persaingan Merek
Persaingan ini merupakan bentuk persaingan langsung yang banyak
terjadi dimana suatu perusahaan menganggap pesaingnya adalah
perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa serupa.

10

Universitas Sumatera Utara



Persaingan Industri
Bentuk persaingan ini menganggap bahwa para pesaingnya adalah
semua perusahaan yang membuat produk yang sama.



Persaingan Jenis dan Bentuk Produk
Bentuk persaingan ini merupakan bentuk persaingan di mana suatu
perusahaan menganggap para pesaingnya adalah semua perusahaan yang
memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama.



Persaingan Generik
Persaingan Generik terjadi apabila suatu perusahaan menganggap
bahwa para pesaingannya adalah semua perusahaan yang bersaing untuk
mendapatkan uang konsumen yang sama.



Persaingan Geografi
Persaingan dapat terjadi dalam ruang lingkup global, multinasional,
nasional, regional atau metropolitan. Biasanya para pesaing tidak selalu
tepat pada daerah geografi yang sesuai dengannya. Jika perusahaan
beroperasi pada pasar regional atau nasional maka pesaing yang di
timbulkan perusahaan lain dari lingkungan geografi yang lebih luas lagi.
Strategi yang berhasil pada dasarnya memiliki empat unsur utama

(Grant, 1995: 8), yaitu:
1.

Strategi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan yang jelas dan dalam
jangka waktu yang panjang

2.

Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam terhadap

11

Universitas Sumatera Utara

lingkungan eksternal.
3.

Strategi didasarkan pada pemahaman yang mendalam mengenai
kemampuan internal organisasi maupun indivindu.

4.

Strategi dilaksanakan dengan resolusi, koordinasi serta pemanfaatan yang
efektif terhadap kemampuan dan komitmen dari semua anggota
organisasi.

1.3. Rumusan Masalah
Perumusan masalah memerlukan adanya batasan masalah. Adapun
rumusan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana budaya kerja yang dijalankan oleh pengusaha jok mobil?
2. Bagaimana cara pengusaha jok mobil mempertahankan diri dari ketatnya
persaingan dan Strategi apa saja yang diterapkan oleh pengusaha jok
mobil?
1.4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jalan Glugur, Kecamatan Medan Petisah,
Kelurahan Petisah tengah, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Kode pos :
20112. Pemilihan lokasi ini didasarkan belum ada penelitian antropologi tentang
budaya kerja pengusaha jok mobil yang dilakukan di lokasi tersebut. Secara
teknis lokasi ini mudah dijangkau oleh peneliti, hal ini juga menjadi salah satu
alasan pemilihan lokasi tersebut.

12

Universitas Sumatera Utara

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menjelaskan bagaimana budaya kerja yang dimiliki pengusaha jok mobil di Jalan
Glugur Medan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara akademis
maupun secara praktis. Secara akademis, menambah wawasan keilmuwan
mengenai strategi pengusaha jok mobil di dalam mempertahankan eksistensi
usahanya serta untuk mengetahui budaya kerja yang diterapkan pengusaha jok
mobil. Secara praktis, hasil penelitian ini berguna bagi masyarakat umum sebagai
salah satu sumber informasi.
1.6. Metode Penelitian
1.6..1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif, yang akan menggambarkan bagaimana budaya kerja yang
dijalankan oleh pengusaha jok mobil selain itu penelitian ini juga mengkaji
tentang strategi yang digunakan pengusaha jok mobil

di dalam

mempertahankan usahanya di tengah persaingan pasar.
Menurut Lexy J.Moleong (2006;6) penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada satu konteks khusus yang alamiah

13

Universitas Sumatera Utara

dengan memanfaatkan metode ilmiah. Jenis Penelitian yang digunakan
adalah studi kasus yaitu dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam pada objek penelitian. dengan mengumpulkan dan menyusun
data dari hasil observasi dan wawancara antara peneliti dan informan.
Berusaha mendapatkan data atau informasi selengkap mungkin sesuai
masalah yang diteliti yakni mengenai budaya kerja pengusaha jok mobil.
1.6..2 Teknik pengumpulan Data
1.6.2.1. Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah salah satu data yang diperoleh dari
observasi (pengamatan) dan wawancara mendalam.
a. Observasi
Observasi adalah suatu tindakan untuk meneliti suatu
gejala (tindakan atau peristiwa secara cermat dan langsung di
lapangan atau di lokasi penelitian dengan cara mengamati).
Observasi dilakukan terhadap beberapa toko jok mobil di
Glugur.
Pengamatan awal yang akan dilakukan si peneliti adalah
Mengamati

aktivitas

pengusaha

dengan

karyawannya,

mengamati bagaiman hubungan atau relasi antar pekerja ataupun
pesaing, mengamati bagaimana mereka melayani pelanggan, dll.
Observasi

yang

dilakukan

adalah

observasi

partisipasi.

Partisipasi adalah bahwa peneliti terlibat dalam keseharian
informan. Hasil observasi akan dituangkan dalam bentuk catatan

14

Universitas Sumatera Utara

yang nantinya akan memudahkan si peneliti untuk membaca
kembali informasi yang telah didapat. Observasi didukung oleh
foto-foto yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Wawancara
Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dengan
informan.
Wawancara tersebut akan dilakukan dengan informan
yang dipilih secara snowball sampling40. Penulis berusaha untuk
menjalin rapport dengan informan dengan beradaptasi dan
mengikuti kegiatan sehari-hari.
c. Informan
Teknik penentuan purposive sampling yang digunakan
di dalam memilih informan kunci. Pemilihan informan pangkal
dan informan kunci lebih menekankan pada data apa yang
hendak dicari. Pemilihan informan pangkal yaitu informan yang
mengetahui perkembangan jok mobil di daerah tersebut, seperti
para pelanggan jok mobil atau para pegawai jok mobil itu
sendiri. Informan kunci adalah seseorang yang secara lengkap
dan mendalam mengetahui informasi yang akan menjadi

40

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampling yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian
membesar seperti bola salju yang menggelinding semakin jauh semakin besar

15

Universitas Sumatera Utara

permasalahan dalam penelitian. informan kunci disini adalah
pengusaha sekaligus pemilik toko jok mobil tersebut.
1.6.2.2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh langsung dari
objek

penelitian

melainkan

dari

sumber

kepustakaan

dan

dokumentasi seperti foto-foto atau catatan-catatan yang relevan
dengan objek penelitian.
a. Analisis Data
Data-data

dari

penelitian

yang

berupa

rekaman

wawancara dan observasi, setiap hari dipindahkan atau
ditranskripkan dalam bentuk

field note (catatan lapangan).

Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara rinci,
cermat, luas, dan mendalam yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang
subjek, aktivitas, ataupun tempat berlangsungnya kegiatan
tersebut

(Idrus,

2009).

Setelah

itu

data-data

tersebut

diklasifikasikan berdasarkan tema.
Selain itu juga peneliti akan menggunakan data
kepustakaan guna melengkapi informasi yang berkaitan dengan
masalah penelitian. Data kepustakaan dapat diperoleh melalui
sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, koran dan sumber
elektronik seperti televisi dan internet.

16

Universitas Sumatera Utara