Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Petugas Lapangan KB di Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kota Binjai Tahun 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah

penduduknya. Jumlah kelahiran yang tinggi menyebabkan meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk. Indonesia mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2013
sebesar 248.422.956 jiwa, yang terdiri atas jumlah penduduk laki-laki sebesar
125.058.484 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 123.364.472 jiwa. Jumlah
penduduk di Indonesia meningkat dengan relatif cepat. Diperlukan kebijakan
untuk mengatur atau membatasi jumlah kelahiran agar kelahiran dapat
dikendalikan dan kesejahteraan penduduk makin meningkat (Profil Kesehatan
Indonesia 2013).
Indonesia memiliki potensi sumberdaya manusia yang besar. Jika dengan
jumlah penduduk yang banyak namun tidak memiliki kualitas maka Indonesia
hanya akan menjadi negara yang besar namun minim dari segi kualitas
penduduknya.


Oleh

karena

itu,

Pemerintah

Indonesia

melalui

Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional melakukan penekanan jumlah
angka kelahiran dengan pengelolaan dan pelaksaan program Keluarga Berencana
(KB). Pada dasarnya pengelolaan Program Keluarga Berencana (KB) Nasional
adalah suatu proses pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk pengaturan
kelahiran guna membangun keluarga sejahtera. Keterlibatan masyarakat yang
semakin meluas dalam pengelolaan Program KB dengan sektor-sektor

pembangunan lainnya sehingga menjadikan Program KB Nasional sebagai salah

Universitas Sumatera Utara

satu sektor yang strategis dan penting kontribusinya untuk keberhasilan
pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional (BKKBN, 2011).
Data

Badan

Kependudukan

dan

Keluarga

Berencana

(BKKBN)


menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur)
yang merupakan peserta KB baru, dan cakupan KB aktif secara nasional sebesar
75,88%. Dari 33 provinsi, ada 15 provinsi yang cakupannya berada dibawah
cakupan nasional. Provinsi Bengkulu merupakan provinsi dengan cakupan
tertinggi sebesar 87,70% dan Provinsi Papua merupakan provinsi dengan cakupan
terendah sebesar 67,15%.
Berdasarkan data dari BPS laju pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara
pada tahun 2000-2010 adalah sekitar 1,11% (SDKI 2012). Persentase pencapaian
KB baru terhadap Pemenuhan Permintaan Masyarakat (PPM) Peserta KB
Baru(PB) tahun 2010 sekitar 138%, tahun 2011 sekitar 115,4%, dan tahun 2012
sekitar 127,3%. Perkembangan pencapaian peserta KB baru (PB) mandiri tahun
2010 sekitar 109.876, tahun 2011 sekitar 96.168, dan tahun 2012 sebanyak
75.147. Persentase pencapaian peserta KB aktif (PA) terhadap total PA dari tahun
2010-2012 rata-rata 34,06% (BKKBN,2013). Dari data BKKBN Provinsi
Sumatera Utara tercatat capaian peserta KB Aktif (PA) Kota Binjai sebesar
69,77% lebih rendah dibandingkan Kota Tebing Tinggi yaitu 73,77% dan capaian
peserta KB baru (PB) Kota Binjai sampai dengan Maret 2014 yaitu hanya sebesar
29,06%.
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan bergabung
menjadi satu bidang pada tahun 2011, sebelumnya bernama Dinas Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera. Hal ini terjadi setelah otonomi daerah dan

Universitas Sumatera Utara

masing-masing daerah dapat menentukan keperluan dan penekanan bidang sesuai
kebutuhan Kabupaten/Kota tersebut. Dalam hal ini Petugas Lapangan KB (PLKB)
di distribusikan sesuai daerahnya dan kebutuhan PLKB di daerah tersebut. Namun
setelah otonomi daerah para PLKB dapat pindah ke bidang lain sehingga terjadi
krisis PLKB dikarenakan pemahaman tentang PLKB yang bekerja terlalu berat
dilapangan.
Data di BKBPP Kota Binjai jumlah petugas lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) yaitu sebanyak 35 orang, 5 orang merupakan kepala koordinator di setiap
kecamatan yang terdiri dari 5 kecamatan yang tersebar di 37 kelurahan. Jadi,
terdapat PLKB yang menangangi 2 kelurahan. Idealnya setiap satu kelurahan
mempunyai satu PLKB atau lebih sesuai luas wilayah binaan (SPM Bidang KB
dan KS). Data cakupan KB baru dan KB aktif di Kota Binjai pada tahun 2014
tidak stabil. Tahun 2014 terjadi penurunan cakupan PB (BKBPP Kota Binjai,
2014).
Tabel 1.1 Cakupan peserta KB Baru dan KB Aktif Kota Binjai Tahun
2012-2014

Peserta KB Baru
Tahun
2012
2013
2014
Sumber

PPM

Pencapaian

7.071
642
5.485
6.825
5.892
598
: BKBPP Kota Binjai

Peserta KB Aktif

PUS
PPM Pencapaian
%
%
Lapangan
PA
PA
PUS
9,08
39.102
25.450
28.985
74,13
124,43
39.454
29.227
29.564
74,93
10,15
39.781

29.187
29.508
74,18

Pemenuhan Permintaan Masyarakat (PPM) peserta KB baru (PB) di Kota
Binjai dari tahun 2012- 2014 tidak stabil yaitu pencapaian PB setiap tahun pada
tahun 2012 sebanyak 642, pada tahun 2013 sebanyak 6.825 dan tahun 2014
sebanyak 598. Data pencapaian pengguna aktif (PA) dari tahun 2014 terjadi
penurunan.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan cakupan peserta KB baru dan KB aktif tersebut diketahui
bahwa pada tahun 2013 terjadi peningkatan PB dari tahun 2012. Namun pada
tahun 2013 terjadi penurunan pencapaian PB yang sangat signifikan yaitu dari
6.825 menjadi 598. Sementara itu cakupan PA pada tahun 2014 tidak terjadi
peningkatan yang berarti yaitu hanya 0,002% dari tahun 2013.
Tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan berKB, dengan memberikan informasi yang jelas maka masyarakat dapat mengerti
dan paham kegunaan KB serta manfaatnya terhadap masyarakat, sehingga
terpenuhi program yang telah ditetapkan. Namun kebanyakan yang terjadi di

masyarakat petugas lapangan KB kurang jelas memberikan informasi sehingga
masyarakat takut untuk melakukan KB. Rasa tanggung jawab, kondisi pekerjaan,
insentif, prestasi kerja dan hubungan interpersonal merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi motivasi individu sehingga kinerja PLKB kurang maksimal.
Motivasi adalah suatu dorongan atau semangat untuk melaksanakan tugas.
Menurut teori Hezberg ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi pekerja yaitu
faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik yaitu berupa kondisi kerja,
penghasilan dan insentif. Faktor intrinsik yaitu tanggung jawab, prestasi,
penghargaan, dan pekerjaan itu sendiri. Apabila seorang individu mempunyai
motivasi yang baik maka kinerjanya akan maksimal sebaliknya jika motivasinya
kurang maka kinerjanya tidak akan maksimal.
Kinerja merupakan hasil kerja atau tingkat keberhasilan dalam
melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

Rendahnya perilaku ber-KB dapat disebabkan oleh faktor internal dan
eksternal. Faktor internal seperti pengetahuan, tingkat pendidikan,serta kondisi
sosial sangat berpengaruh. Faktor ekternal yaitu berupa efektivitas penyuluhan

program KB, dalam hal ini PLKB sangat berperan dan mempunyai posisi yang
penting untuk mengenalkan dan memberikan informasi yang jelas kepada warga
tentang alat kontrasepsi karena PLKB merupakan ujung tombak peningkatan
program KB. Semakin baik kinerja petugas lapangan KB, semakin baik pula
perubahan pengetahuan warga tentang KB sehingga perilaku ber-KB PUS dapat
meningkat. Kompensasi yang berupa imbalan, tunjangan dan insentif juga
berpengaruh terhadap kinerja PLKB. Menurut penelitian Hutanto (2013) bahwa
kepemimpinan, kompensasi dan kompetensi sangat berpengaruh terhadap kinerja
petugas lapangan KB kota Samarinda.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terlihat bahwa para
PLKB sudah melaksanakan tugasnya namun setiap bulannya para PLKB tidak
selalu mencapai target yang ditetapkan oleh kepala koordinator karena ada
sebagian wilayah yang sulit untuk dijangkau dalam mendapatkan informasi
mengenai PUS dan tentang informasi alat KB yang digunakan para PUS. PLKB
sebagian besar juga jarang terlihat berada di kantor, dan masih ada yang datang
terlambat. tidak adanya insentif atau tunjangan yang didapatkan PLKB diluar dari
gaji membuat para PLKB kurang bersemangat dalam menjalankan tugasnya
dilapangan, selain itu para PLKB tidak diberikan reward atas prestasi yang diraih,
seperti melebihi target pencapaian. Kompensasi yang berupa imbalan, tunjangan,
dan insentif merupakan salah satu motivasi pegawai dalam melakukan pekerjaan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salamuk dan Kusnanto

Universitas Sumatera Utara

(2006) yang menunjukkan bahwa insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja
bidan di Puskesmas Kabupaten Puncak Jaya. Selain itu, semangat yang ada di diri
para PLKB terlihat menurun dikarenakan kurangnya pengakuan seperti pujian
dari atasan dan yang tidak dapat mencapai target yang ditentukan tidak
mendapatkan sanksi yang bermakna, hanya teguran lisan dari atasan. Selain itu,
para PLKB terlihat lebih sering duduk dikantor daripada turun kelapangan,
padahal PLKB merupakan ujung tombak keberhasilan program KB karena PLKB
yang langsung berkomunikasi kepada warga, mensosialisasikan alat kontrasepsi,
dan mengajak untuk melakukan KB.
Faktor yang menyebabkan rendahnya perilaku berKB yaitu efektifitas
program penyuluhan KB. Dalam hal ini, pihak yang memiliki posisi penting dan
strategis adalah para PLKB beserta kader yang membantu mereka. Semakin baik
kinerja mereka maka semakin baik pengetahuan para PUS tentang KB, sehingga
perilaku berKB dapat meningkat. Dengan demikian kinerja PLKB harus
ditingkatkan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sani (2008) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan positif antara kinerja pengelola program KB dengan

pencapaian program KB. Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan
penelitian tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja petugas lapangan KB di
Kota Binjai tahun 2015.
1.2

Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja PLKB
di Kota Binjai tahun 2015.
1.3

Tujuan Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap
kinerja PLKB di Kota Binjai Tahun 2015.

1.4
1.

Manfaat Penelitian
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada Pemerintah Daerah Kota
Binjai dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja sumber daya
manusia dibidang keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan.

2.

Sebagai masukan kepada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan Kota Binjai dalam pembuatan kebijakan tentang kinerja PLKB
untuk keberhasilan program KB yang akan datang.

3.

Sebagai sumber referensi dan perbandingan untuk peneliti lain.

Universitas Sumatera Utara